Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Susu merupakan salah satu bahan makanan berbentuk cair yang mempunyai
mineral yang penting bagi tubuh (Cindy, 2008). Susu disebut sebagai bagian dari
menu seimbang karena dari setiap mikroliter susu sapi segar, selain terdapat
kandungan air, karbohidrat, protein, dan lemak, juga mengandung vitamin dan
mineral yang lengkap, seperti vitamin larut lemak (A, D, E, K), vitamin larut air
(B1, B2, B6, B12, niasin, folat, asam pantotenat, dan C), dan mineral (kalsium,
Menurut Rahman (2008), zat gizi yang terkandung dalam susu cukup
tinggi seperti air, lemak, protein, dan laktosa atau gula susu. Susu juga
memungkinkan akan terjadi kerusakan kualitas pada susu. Salah satu cara untuk
tetap dapat menjaga kualiatas susu agar tetap bagus, adalah dengan proses
pengolahan susu UHT (Ultra High Temperature). Pemanasan susu dengan UHT
dilakukan pada 135oC -140oC selama beberapa detik. Produk UHT dapat
disimpan dalam suhu ruang dengan jangka waktu yang cukup lama tanpa terjadi
(Rahman, 2008).
1
lebih sehat dan cerdas, PT. So Good Food unit UHT memproduksi susu UHT
salah satu sarana yang mendukung jalannya proses produksi. Proses sanitasi ini
harus diolah hingga sedemikian rupa agar sisa produk akhir tidak mencemari
lingkungan. Air limbah yang diolah terlebih dahulu, bertujuan agar air limbah
mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas air lingkungan yang tidak bersifat
halnya sanitasi air (sanitasi cair), air limbah industri umumnya berasal dari
kamar mandi. Limbah cair yang berasal dari pencucian alat, serta pencucian ruang
produksi akan dialirkan melalui saluran untuk kemudian diolah didalam unit
Efek dari air limbah banyak sekali antara lain dapat menyebabkan
dengan kandungan berbahaya pada air limbah sehingga kehidupan makhluk hidup
lain. Supaya air limbah tersebut tidak berdampak negatif terhadap lingkungan,
maka perlu dilakukan pengolahan secara benar dan sesuai dengan syarat baku
mutu air limbah yang diperbolehkan oleh pemerintah yang aman bagi lingkungan
(Muhandri, 2005).
2
1. Mengetahui dan mempelajari kondisi umum di PT. So Good Food unit
UHT, Boyolali.
adalah:
1. Memperoleh informasi mengenai kondisi umum perusahaan dan pengalaman
3
2. Mengetahui tahapan proses pengolahan produksi susu serta pengendalian
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Susu
Susu adalah sekresi normal dari kelenjar susu mamalia. Susu yang baru
yang menyebabkan variasi kandungan nutrisi dalam susu adalah jenis sapi, umur
sapi, makanan, kesehatan, musim saat itu, dan kualitas perawatan sapi.
(Magnuson, 2007).
4
Susu merupakan salah satu jenis minuman yang menyehatkan karena
kandungan gizinya yang lengkap dan mengandung semua asam amino esensial
dalam jumlah yang cukup (Winarno, 1993). Manfaat susu dapat dirasakan dengan
meminum susu minimal 2 gelas per hari (setara dengan 480 ml) terutama untuk
kesehatan tulang. Susu merupakan sumber kalsium paling baik karena di samping
kadar kalsium yang tinggi, laktosa di dalam susu membantu absorpsi susu di
Kandungan air di dalam susu sangat tinggi yaitu sekitar 87,5%, meskipun
kandungan gulanya juga cukup tinggi yaitu 5%, tetapi rasanya tidak manis. Daya
laktosa bersama dengan garam bertanggung jawab terhadap rasa susu yang
5
Mengacu pada Standardisasi Nasional Indonesia (SNI) 01-6366-2000,
terdapat empat macam susu, yaitu susu segar, susu pasteurisasi, susu bubuk, dan
susu steril/UHT. Susu segar adalah cairan yang diperoleh dari ambing ternak
perah sehat dengan cara pemerahan yang benar secara terus menerus dan tidak
mendapat perlakuan terhadap susu segar diperoleh beberapa macam susu, antara
lain :
1. Susu Pasteurisasi
Susu yang dipanaskan pada temperatur 63oC selama 15 menit atau
dipanaskan pada temperatur 72oC selama 15 detik yang biasa disebut dengan
Susu pasteurisasi memiliki umur simpan hanya sekitar 14 hari pada temperatur
dryer atau roller drayer. Berdasarkan SNI 01-2970-1992, terdapat dua macam
susu bubuk, yaitu susu bubuk berlemak (full cream milk prowder) dan susu bubuk
tanpa lemak (skim milk prowder). Umur simpan susu bubuk dalam penanganan
menggunakan pemanasan pada temperatur 135oC dan dalam waktu yang singkat
6
temperatur tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme, baik
dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan
warna, aroma, dan rasa yang relatif tidak berubah, seperti susu segarnya. Susu
UHT dapat disimpan pada temperatur kamar selama tidak lebih dari 8 minggu.
4. Susu Kental Manis
Menurut SNI 01 2971 1992, susu kental manis adalah cairan kental yang
terdiri dari sebagian penambahan air dan susu encer yang diuapkan, gula, dengan
atau tanpa penambahan lemak nabati, dan atau penambahan vitamin D (Badan
1. Susu Segar
Menurut Badan Standardisasi Nasional (2011), susu segar adalah cairan
yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara
pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah
Syarat mutu susu segar menurut Badan Standardisasi Nasional tahun 2011 dapat
7
1. Total Plate Count CFU/ml 1x106
2. Staphylococcus aureus CFU/ml 1x102
3. Enterobacteriaceae CFU/ml 1x103
j. Jumlah sel somatis maksimum sel/ml 4x105
k. Residu antibiotika (golongan - Negatif
penisilin, Tetrasiklin,
Aminoglikosida, Makrolida)
l. Uji pemalsuan - Negatif
o
m. Titik beku C -0,520 s.d -0,560
n. Uji peroksidase - Positif
o. Cemaran logam berat maksimum :
1. Timbal (Pb) g/ml 0,02
2. Merkuri (Hg) g/ml 0,03
3. Arsen (As) g/ml 0,1
susu cair berasal dari susu skim yang dikeringkan dengan spray dryer. Susu skim
ini diperoleh melalui pemisahan skim dan krim dari susu segar dengan cream
separator. Skim milk powder digunakan sebagai sumber protein susu dengan
kadar air maksimal 1% dan kadar lemak kurang dari 15% (Hidayah, 2010).
3. Anhydrous Milk Fat
Anhydrous milk fat diperoleh dengan cara memisahkan krim dan
kelembaban susu melalui vacuum drying dan menghasilkan 70 80% lemak susu.
Anhydrous milk fat setidaknya mengandung 99,8% lemak susu dan tidak lebih dari
rafinasi adalah gula yang mempunyai kualitas kemurnian yang sangat tinggi.
Bedanya dengan gula lokal, yaitu warna gula rafinasi lebih putih dan lebih bersih
serta rasanya lebih manis dibandingkan dengan gula lokal yang warnanya sedikit
8
C. Susu Ultra High Temperature (UHT)
merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Susu juga mudah rusak
(SNI) 01-3950:1998 adalah produk susu yang diperoleh dengan cara mensterilkan
susu minimal padasuhu 135 C selama 2 detik, dengan atau tanpa penambahan
bahan makanan dan bahantambahan makanan yang diijinkan, serta dikemas secara
aseptik. Klasifikasi susu UHT ada dua, yaitu susu UHT tawar dan susu UHT yang
diberi zat penyedap cita rasa. Persyaratan minimum susu UHT adalah kadar
lemaknya tidak kurang dari 3,25% dan total padatan bukan lemak tidak kurang
dari 8,25%.
Susu segar biasanya melalui dua proses perlakuan, yaitu pasteurisasi dan
proses pemanasan susu pada suhu 63oC selama 30 menit atau 72-75oC selama 15-
20 detik (dikenal dengan high temperature short time HTST). Pasteurisasi dapat
membunuh sebagian besar bakteri psychrotroph gram negatif, tetapi tidak mampu
bakteri thermoduric dan bakteri penghasil spora masih dapat bertahan, contohnya
9
Bacillus cereus. Spora dari bakteri tersebut dapat bertahan selama pasteurisasi dan
akan tumbuh perlahan pada suhu yang rendah, akibatnya susu yang telah
mengalami pasteurisasi tetap akan rusak. Demikian pula enzim yang secara alami
terdapat pada susu segar, selama pasteurisasi tidak dapat diinaktifkan, contohnya
seperti lipase yang akan menimbulkan soapy off-flavor (Usmiati dan Abubakar,
2009).
Pemanasan susu dengan UHT dilakukan pada 135OC-140oC selama 2-5
detik. Ultra High Temperature (UHT) dapat membunuh baik bakteri patogen
maupun pembusuk. Bakteri penghasil spora yang paling tahan terhadap panas
tinggi seperti Clostridium botulinum dan juga beberapa enzim dapat diinaktifkan.
Produk UHT dapat disimpan dalam suhu ruang dengan jangka waktu yang cukup
lama tanpa terjadi perubahan terhadap kualitas produk, terutama perubahan secara
mikrobiologi. Namun perubahan kimiawi ataupun fisik tetap dapat terjadi, seperti
proses pemanasan biasa; terutama dalam hal memberikan (i) retensi vitamin yang
lebih tinggi, (ii) kerusakan protein lebih rendah, (iii) pencoklatan lebih kecil, (iv)
Tabel 3.Tingkat kerusakan yang terjadi pada susu steril dari proses sterilisasi UHT
dan sterilisasi biasa dalam botol
Tingkat kerusakan setelah proses (dalam persen)
Zat Gizi Sterilisasi UHT Sterilisasi Biasa
(dalam botol)
Tiamin 10 35
Vitamin C 25 90
Vitamin B12 10 90
Asam Folat 10 50
10
Pyridoksin 10 50
Denaturasi protein whey 12-40 87
Vitamin D 0 0
Biotin 0 0
Sumber: Hariyadi (2010)
yang enak dan mempunyai aroma lebih baik serta daya simpan yang lebih lama.
Terkait dengan proses pengolahan, jenis produk susu sekarang ini sangat beraneka
ragam, mulai dari susu kental manis, susu bubuk, susu pasteurisasi, dan susu steril
ilmupangan, telah berkembang juga berbagai susu olahan untuk bayi, balita, dan
(Kurniawan, 2008).
golongan susu dengan pengolahan pasteurisasi dan sterilisasi. Berikut ini adalah
1. Proses Homogenisasi
Proses ini bertujuan untuk menghancurkan globula lemak, sehingga
memiliki ukuran yang kecil dan seragam. Homogenisasi tidak boleh dilakukan
dengan tekanan terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Tekanan homogenisasi yang
tepat perlu dioptimasi untuk menghasilkan dispersi lemak yang baik, tetapi juga
11
cukup rendah untuk mencegah terjadinya resiko koagulasi karena kerusakan
2. Proses Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk
masih tahan hidup sehingga susu pasteurisasi hanya memiliki masa kadaluarsa
pada suhu 72oC selama 15 detik (Suwito, 2010). Namun menurut Buckle et al.
pada suhu tinggi dan segera didinginkan pada suhu 10C (suhu minimal
memanaskan susupada suhu 62C selama 30 menit dan diikuti dengan proses
pendinginan cepat.
3. Proses Sterilisasi
Sterilisasi produk susu biasanya dilakukan dengan menggunakan alat
bisa dilakukan pada suhu yang sangat tinggi dan waktu yang singkat. Suhu
12
yaitu hanya sekitar 2-15 detik. Pemanasan ini, mampu membunuh spora dan
bakteri tahan panas sehingga tercapai kondisi sterilisasi produk yang diinginkan
pendinginan secara cepat. Susu UHT akan dialirkan menuju plate cooling, dimana
fungsi alat tersebut adalah untuk memindah panas susu dengan cepat.
5. Proses Pengemasan
Susu UHT yang dihasilkan sudah menjadi produk yang steril. Produk steril
harus dikemas dalam keadaan aseptik dalam kaleng, botol, atau karton berlapis
(Adnan, 1984).
E. Sanitasi
Dalam industri pangan, sanitasi meliputi kegiatan secara aseptik dalam
sanitasi pabrik serta lingkungan pabrik dan kesehatan pekerja. Kegiatan yang
berdasarkan persyaratan teknik dan higienis sesuai dengan jenis produk yang
sebagai berikut:
1. Sanitasi Bangunan
1. Lantai
13
Lantai di tempat-tempat yang digunakan untuk pekerja-pekerja yang
dari bahan yang kedap air tahan lama dan mudah debersihkan. Lantai
Pertemuan antara lantai dengan dinding harus melengkung dan kedap air,
genangan air. Permukaan lantai harus halus dan tidak kasar, agar mudah
pekerjaan basah harus kedap air, permukaan halus, dan rata serta berwarna
dicuci dan tahan terhadap bahan kimia. Sudut antar dinding, antara dinding
dan lantai dan antara dinding dengan langit-langit harus tertutup rapat dan
mudha dibersihkan.
3. Langit-langit
Harus dirancang untuk mencegah akumulasi kotoran dan meminimalkan
langit-langit yang tidak retak, tidak bercelah, tidak terdapat tonjolan dan
sambungan yang terbuka, kedap air dan berwarna terang. Tidak terdapat
14
Ventilasi harus cukup untuk mencegah panas yang berlebihan, kondensasi
uap dan debu serta untuk membuang udara terkontaminasi. Arah aliran
udara harus diatur dari daerah berudara bersih ke daerah berudara kotor,
jangan terbalik. Ventilasi harus dilengkapi dengan tabir atau alat pelindung
lain yang tidak korosif. Tabir harus mudah diangkat dan dibersihkan.
2. Sanitasi Selama Proses Produksi
Sanitasi pangan dapat ditujukan untuk mencapai kebersihan yang prima
mikrobia yang berasal dari sisa makanan dan tanah yang mungkin dapat menjadi
media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme (Winarno dan Suroto, 2002).
3. Sanitasi Ruangan
Menurut Winarno dan Surono (2002), agar ruangan tetap bersih dan bebas
dari sumber mikroba beserta sporanya, dinding ruangan harus terbuat dari bahan
yang bisa dilap dengan desinfektan. Secara rutin harus dilakukan pembersihan
dinding harus melengkung dan kedap air, sehingga kotoran yang berbentuk padat
dibersihkan. Ventilasi harus cukup untuk mencegah panas yang berlebih dan
dilengkapi dengan alat pelindung lain yang tidak korosif (Wiryanti, 2002).
15
4. Sanitasi peralatan
Prosedur untuk melaksanakan sanitasi harus sesuai dengan jenis dan tipe
mesin atau alat pengolah. Standar yang digunakan adalah pre rinse, pembersihan,
dihasilkan, karena sumber cemaran terhadap produk dapat berasal dari karyawan.
karyawan harus selalu diterapkan. Faktor lingkungan yang tidak sesuai dengan
proses produksi dalam bentuk padatan, gas, bunyi, cairan dan radiasi yang tidak
dapat dimanfaatkan sebagai produk. Limbah sisa hasil pengolahan ada tiga bentuk
yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah gas. Limbah dari industri pangan
merupakan limbah yang tidak berbahaya (Jenie, 1988). Pengetahuan akan sifat-
kegiatan rumah tangga, kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan
16
mudah diuraikan melalui proses yang alami. Sedangkan limbah rumah
tangga dapat berupa padatan seperti kertas, plastik, dan lian-lain, dan adapt
berupa cairan seperti air cucian, minyak goreng bekas dan lain-lain.
Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun yang tinggi misalnya :
sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu
bahan berbahaya dan beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah kamar
anorganik berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diuraikan dan
jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut adalah garam anorganik dan asam
anorganik.
Berdasarkan sumbernya, limbah ada tiga yaitu:
a. Limbah Pabrik
Limbah ini dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya karena limbah
ini mempunyai kadar gas yang beracun, pada umumnya limbah ini
hari, misalnya MCK (Mandi, Cuci, Kakus) dan secara langsung limbah
yang dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut dikonsumsi dan dipakai oleh
masyarakat.
b. Limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah
tangga. Limbah ini bisa berupa sisa-sisa sayuran seperti wortel, kol,
bayam, selada, dan lain-lain, bisa juga berupa kertas, kardu atau karton.
17
Limbah ini juga memiliki daya racun tinggi jika berasal dari sisa obat dan
aki.
c. Limbah industri
Limbah ini dihasilkan dari hasil produksi oleh pabrik atau perusahaan
lingkungan hidup biologi. Untuk itu diperlukan alternatif lain yang lebih
berbeda dengan limbah industri yang lain, tetapi limbah pabrik susu memiliki
kerentanan terhadap serangan mikroba atau dengan kata lain cepat sekali
Industri pengolahan susu memiliki dasar volume air limbah yang mencapai 3,9
liter/kg produk susu dan untuk pabrik susu terpadu adalah 11,2 liter/ kg produk.
Negara Indonesia memiliki rata-rata volume yang dihasilkan dari sebuah pabrik
susu adalah 2 ltr/kg produk susu. Air limbah industri susu mengandung kadar
organik yang cukup tinggi tetapi mudah terurai. Kadar BOD pada air limbah susu
(400-9.440 mg/l) dan COD (360-15.300 mg/l). Perbandingan BOD dan COD
setiap pabrik bervariasi namun secara umum adalah 1,75:1. Limbah sludge
dihasilkan dari proses penyaringan pada saat produksi dan pembersihan IPAL
(Fardiaz, 1999).
18
Pengolahan air limbah industri bertujuan untuk mengurangi dampak
Boyolali.
2. Waktu Praktik Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan penulis selama 25 hari kerja, dimulai
a. Bahan baku
d. Produk akhir
a. Sanitasi bangunan
19
f. Sanitasi penanganan limbah
mutu dan pengemasan di PT. So Good Food unit UHT, Boyolali dan studi
pustaka.
pengawasan mutu.
susu UHT
2. Data sekunder diperoleh dari data yang dimiliki oleh perusahaan, pustaka
20
4. JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Adapun jadwal pelaksanaan praktik kerja lapangan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
21
3 Melakukan pengamatan lebih
lanjut pada proses pengolahan
susu UHT dan sistem sanitasi
industri
bergerak dalam bidang agrifood terbesar dan terintegritas di Indonesia. Unit bisnis
ini meliputi integrasi vertikal dan skala ekonomi. Hal ini dimaksudkan bahwa
dengan hilir. Dengan dijaganya hubungan tersebut maka akan terjamin kualitas
22
produk yang unggul. Disamping itu dengan skala ekonomi, JAPFA menawarkan
Ada dua induk perusahaan JAPFA yang bergerak dalam bidang produksi
susu yaitu PT. Greenfields Indonesia dan PT. So Good Food. Pada awal mulanya,
PT. So Good Food hanya memproduksi pangan berprotein, seperti nugget dan
sosis. Tetapi karena PT. So Good Food melihat peluang pangsar yang besar
Pada awalnya pembuatan proses produksi susu Real Good, dijalankan oleh
PT. Greenfields Indonesia untuk PT. So Good Food. Dalam istilah dunia bisnis
adalah malkoen atau menumpang. Akhirnya pada awal tahun 2013, dibangunlah
PT. So Good Food unit UHT yang khusus memproduksi susu Real Good.
Produksi awal PT. So Good Food unit UHT Boyolali, dimulai pada 24
September 2013, dengan produk pertama Real Good rasa chocolate, strawberry
dan cheese dengan ukuran kemasan 60 ml. Kemudian sekitar Januari 2014, PT. So
Good Food unit UHT Boyolali, memproduksi Real Good rasa chocolate,
strawberry dan cheese dengan ukuran kemasan 150 ml. Sekitar tahun 2014 akhir
sampai sekarang, PT. So Good Food unit UHT Boyolali, melakukan inovasi
penambahan rasa yaitu dengan memproduksi Real Good rasa fruity blackcurent
dan orange dengan ukuran kemasan 60 ml atau yang lebih dikenal dengan produk
23
PT. So Good Food unit UHT Boyolali, sampai saat ini sudah memiliki
produk susu Real Good rasa chocolate, strawbery dan cheese dengan ukuran
kemasan 60 ml dan 150 ml, kemudian Real Good rasa fruity blackcurrent dan
B. Struktur Organisasi
PT. So Good Food unit UHT, Boyolali dipimpin oleh seorang plant
manager. Plant Manager bertanggung jawab penuh terhadap gerak majunya suatu
yang akan dilaksanakan dalam suatu perusahaan. Plant manager dibantu oleh
24
Tugas seorang manager production adalah bertanggung jawab atas segala
tugasnya. Selain itu, production assistent manager juga membawahi langsung para
material handling.
proses pengolahan, dimulai dari bahan baku hingga produk jadi. Dalam
perusahaan ini fungsi dari QA dan QC digabung menjadi satu. Manager QA/QC
memiliki tiga supervisor yang dibagi berdasarkan fokus tugas pengecekan yaitu
supervisor laboratorium, supervisor raw material and finish good dan supervisor
in line.
perawatan mesin yang digunakan oleh perusahaan dan berbagai hal yang
dibutuhkan untuk menunjang proses produksi, seperti kebutuhan air, listrik dan
supervisor enggineering.
25
dengan masalah pengolahan limbah dan keselamatan kerja dari setiap tenaga
kerja.
jawab terhadap semua keperluan kebutuhan di PT. So Good Food untuk semua
permasalah yang ada digudang perusahaan, baik tentang bahan baku maupun
finsih good yang disimpan didalam gudang. Struktur organisasi di PT. So Good
Teras, Boyolali merupakan kawasan industri dan penyerapan tenaga kerja yang
masih sangat mudah. Luas tanah pada pabrik ini adalah 23.230 m 2 dengan luas
bangunan 11.408 m2 . PT. So Good Food memiliki 3 unit yang semuanya berlokasi
di Boyolali, yaitu unit UHT, unit vam dan unit RPE. Unit UHT memproduksi susu
UHT, unit vam memproduksi nugget dan unit RPE memproduksi sosis. PT. So
Good Food unit UHT adalah pabrik yang khusus untuk menghasilkan produk
tanpa melakukan pemasaran. Oleh karena itu, pada struktur organisasinya tidak
terdapat manager pemasaran. Produk yang telah dihasilkan akan langsung dikirim
26
departement store inilah yang akan melakukan pemasaran terhadap produk-
produk yang telah dihasilkan tersebut. PT. So Good Food berpusat di Jl. Daan
bertugas untuk mengatur dan menentukan semua aktivitas yang ada pada setiap
D. Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja pada PT. So Good Food unit UHT adalah 233 tenaga
kerja, yang terdiri dari 130 pekerja wanita dan 103 pekerja laki-laki. Tenaga kerja
pada perusahaan ini dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kerja staff atau office dan
tenaga kerja biasa. Tenaga kerja staff atau office memiliki lima hari kerja yaitu
senin sampai jumat, dengan 9 jam kerja perhari (1 jam istirahat) dimulai dari jam
08.00-17.00. Sedangkan tenaga kerja biasa memiliki 6 hari kerja yaitu senin
sampai sabtu dengan 8 jam kerja perhari (1 jam istirahat) dan diberlakukan sistem
shift. Ada tiga pembagian waktu shift yaitu untuk shift satu dimulai dari jam
07.00-15.00, shift dua dimulai dari jam 15.00-23.00 dan shift tiga dimulai dari
jam 23.00-07.00. Pergantian shift untuk tiap tenaga kerja diberlakukan setiap satu
minggu sekali. Tetapi apabila ada tenaga kerja yang berhalangan pada shift yang
bersama antara tenaga kerja. Sistem penggajian pada perusahaan ini adalah
27
PT. So Good Food Unit UHT memproduksi 2 jenis produk susu yaitu Susu
berperisa dan Lactid Acid Drink (LAD) dengan volume sebagai berikut:
a. Susu Berperisa
Susu Real Good Sereal Coklat 150 ml
Susu Real Good Sereal Strawberry 150 ml
Susu Real Good Sweet Cheese 150 ml
Susu Real Good Sereal Coklat 60 ml
Susu Real Good Sereal Strawberry 60 ml
Susu Real Good Sweet Cheese 60 ml
b. Lactid Acid Drink
Susu Real Good Blackcurrant 60 ml
Susu Real Good Orange 60 ml
6. PROSES PENGOLAHAN
A. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi susu Real Good terdiri
atas bahan baku utama, bahan baku tambahan dan bahan baku penolong. Bahan
baku utama yang digunakan adalah susu segar dan fresh skim milk. Bahan baku
tambahan yang digunakan adalah gula, bubuk skim, ekstrak malt, palm oil, bubuk
coklat, stabilizer, bubuk kuning telur, flavor, vitamin, pengatur keasaman dan
pewarna. Bahan baku penolong yang digunakan adalah air yang khusus digunakan
Good adalah susu sapi segar dan fresh skim milk. Susu merupakan sumber protein
yang sangat tinggi (3,5%) dengan kadar lemak 3,0-3,8%. Susu ternyata miskin
akan mineral, khususnya besi, tetapi merupakan sumber fosfor yang baik dan
28
sangat kaya akan kalsium. Disamping itu susu mengandung vitamin A yang larut
dalam lemak dalam jumlah yang tinggi (Winarno, 1993). Susu segar yang
diperoleh PT. So Good Food unit UHT dipasok setiap hari dari Koperasi Unit
yaang tidak tentu. PT. So Good Food unit UHT dan PT. Greenfield menjalin
kerjasama dalam hal pemasokan bahan baku. PT. Greenfields akan memberikan
fresh skim milk untuk PT. So Good Food. Dan sebagai bayarannya, fresh skim
milk tersebut akan diganti dengan cream milk dari PT. So Good Food.
2. Bahan Tambahan
Bahan baku tambahan sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran
proses produksi dalam menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan tujuan dan
tersebut tidak tampak pada hasil akhir. Bahan tambahan yang digunakan, jika
dilengkapi dengan blower untuk sirkulasi udara dan sebuah alat penangkap
serangga. Bahan- bahan yang sudah dibuka akan disimpan di dalam ember-ember
yang sudah diberi label nama untuk masing-masing jenis bahan. Bahan-bahan
dengan timbangan dan pendingin ruangan pada suhu 16 0C-180C. Setiap jenis
bahan-bahan tersebut harus tersedia maksimal dua hari sebelum proses produksi
dilakukan. Bahan baku tambahan yang digunakan adalah gula, bubuk skim,
ekstrak malt, palm oil, bubuk coklat, stabilizer, bubuk kuning telur, flavor,
29
a. Gula
Gula adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi setiap
biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa. Sukrosa adalah gula utama yang
digunakan dalam industri pangan dan sebagian besar didapat dari tebu. Gula
b. Bubuk Skim
Bubuk skim adalah skim yang telah mengalami pemisahan lemak dan
memiliki kandungan gizi hampir sama dengan susu segar kecuali lemak dan
vitamin yang larut lemak. Berfungsi untuk menambah cita rasa dan aroma susu.
c. Ekstrak Malt
Ekstrak malt dapat membentuk warna (misalnya karena reaksi Maillard),
Jenis palm oil yang digunakan pada produk susu Real Good yaitu RBD
palm oil yang merupakan minyak kelapa sawit yang telah mengalami proses
refinasi lengkap. RBD mengandung FFA 0,15 % yang berwarna kuning kejingga-
jinggaan dengan titik lunak antara 30-39 oC. Perbedaan RBD palm oil yaitu
kandungan asam lemak bebas yang dimiliki kurang dari 0,1%, sehingga tidak
suatu proses untuk memisahkan asam lemak, dengan cara mereaksikan asam
30
adalah untuk menghilangkan asam lemak bebas (FFA) yang dapat menyebabkan
bau tengik.
e. Bubuk Coklat
Bubuk coklat terbuat dari bungkil atau ampas biji coklat yang telah
terbentuk tepung.
f. Stabilizer
Stabillizer adalah bahan tambahan makanan yang dapat membantu
fosfolipid, sterol dan serebrosida. Fosfolipid merupakan ester asam lemak dan
gliserol yang mengandung ion fosfat, terdiri dari gugus hidrofilik dan hidrofobik,
alami yang baik dan digunakan secara luas dalam industri pangan (Yamamoto,
1997).
Lesitin, kolesterol, lipoprotein, dan protein adalah komponen penstabil
emulsi pada kuning telur. Lesitin mempunyai bagian yang larut dalam minyak dan
bagian yang mengandung PO43- (polar) yang larut dalam air (Winarno, 1992).
Oleh Karena itu lesitin dapat berfungsi sebagai emulsifier yang dapat
31
emulsifier yang menstabilkan emulsi air dalam minyak. Kandungan lesitin pada
kuning telur lebih banyak daripada kolesterol, sehingga kuning telur lebih mudah
dan rasa, juga dipengaruhi oleh respon taktil serta suhu (Heath dan Reineccius,
1986). Flavor ditambahkan untuk mempertajam cita rasa produk yang dihasilkan.
D. Vitamin A dan D merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan termasuk
A adalah suatu zat gizi yang penting bagi manusia, karena zat gizi ini tidak dibuat
oleh tubuh, jadi harus dipenuhi dari luar tubuh berupa makanan yang dikonsumsi
kalsium.
j. Pengatur keasaman
Pengatur keasaman adalah senyawa kimia yang bersifat asam dan salah
satu dari bahan tambahan pangan yang sengaja ditambahkan kedalam pangan
dalam berbagai tujuan. Dapat bertujuan sebagai bahan pengawet, penegas rasa dan
rasa yang tajam sebagai pengontrol pH dan pengawet. Pada proses produksi susu
LAD digunakan asam laktat dan asam sitrat. Asam laktat adalah asam karboksilat
32
dengan rumus molekul C3H6O3. Dalam air, asam laktat terlarut lemah dan melepas
proton membentuk ion laktat. Asam laktat memiliki berat molekul 90,08, titik
didih 125 oC sedangkan titik leleh 52,7-52,80 oC. Asam laktat memiliki bentuk
daun dan tumbuhan genus citrus (jeruk-jerukan). Jika dipanaskan diatas suhu 175
o
C, asam sitrat terurai dengan melepaskan karbon dioksida dan air. Asam sitrat
memberi warna pada makanan atau minuman. Penambahan warna pada makanan
proses pengolahan agar kelihat lebih menarik (Winarno, 1997). Pada proses
produksi susu Real Good menggunakan pewarna sintesis seperti pewarna kuning
722/Menkes/Per/IX/88.
untuk proses (air proses). Air berfungsi sebagai pencampur dan pelarut bahan-
bahan yang akan ditambahkan ke dalam susu. Air yang digunakan pada proses
produksi susu adalah air yang telah melewati penyaringan dan sinar UV sehingga
disebut air produk. Kriteria air yang digunakan yaitu tidak berbau, tidak berasa,
33
Secara umum, peralatan yang digunakan oleh PT. So Good Food unit UHT
ada sembilan macam yaitu tangki, degasing, separator, pasteurizer, hopper, mesin
UHT, filling, konveyor dan berbagai alat pengangkut seperti forklift dan
handpallet.
1. Tangki
Tangi penyimpanan terbuat dari stainless steel dan berfungsi untuk
berikutnya. Di PT. So Good Food memiliki lima jenis tangki dengan fungsi
dan kapasitas yang berbeda-beda. Pertama adalah storage tank berjumlah dua
dan berkapasitas 10.000 L dan 4.200 L. Fungsi dari tangki ini adalah untuk
tempat penyimpanan sementara susu dari KUD. Kedua adalah mixing tank
berjumlah tiga dan kapsitas masing-masing tank adalah 8.000 L. Mixing tank
bahan baku penolong, sebelum dicampur dengan bahan baku utama. Ketiga
pencampuran bahan baku utama dengan bahan baku tambahan dan bahan
baku penolong. Keempat adalah aseptic tank berjumlah satu dan berkapasitas
proses UHT sebelum dilanjutkan pada proses filling. Tujuannya adalah untuk
aseptic. Kelima adalah tank untuk larutan CIP yang berisi larutan caustic,
34
Fungsi dari degasing tank adalah untuk membuang buih yang ada pada susu.
Jadi setelah susu ditampung didalam reception tank, susu akan ditransfer
untuk melewati degasing tank. Didalam degasing tank terdapat flow meter
Hitungan jumlah volume tersebut akan menentukan berapa jumlah uang yang
3. Separator
Fungsi dari separator adalah untuk memisahkan antara fresh milk dengan
cream milk. Susu harus melewati separator karena produk susu Real Good
hanya menggunakan bahan baku dari fresh milk. Prinsip kerja dari separator
2. Pasteurizer
Tujuan penggunaan alat ini adalah untuk mensterilkan produk dari bakteri
penyebab penyakit pada suhu yang tidak terlalu tinggi, sehingga tidak
merusak produk. PT. So Good Food unit UHT, memiliki dua mesin
Penggunaan suhu dan lama waktunya juga berbeda, untuk milk pasteurizer
baku tambahan kedalam mixing tank. Terdapat dua macam mesin hopper,
yaitu hopper untuk bahan baku tambahan dan hopper yang khusus digunakan
untuk memasukan bubuk coklat apabila sedang proses pembuatan susu rasa
35
coklat akan mendapatkan perlakuan khusus terlebih dahulu sebelum nantinya
pembuatannya harus melewati mesin UHT. Mesin UHT yang ada pada
perusahaan ini terbuat dari stainles steel sehingga aman ketika bersentuhan
mesin TFA 800 untuk kemasan volume 150 ml dengan kapasitas 10.500
dan strip secara otomatis. Super Strucktur yaitu bagian pembentuk tube pack
secara aseptic. Main Body adalah bagian pengatur volume produk dan proses
sealing bagian atas dan bawah pack serta berfungsi untuk mengatur design
dan cutting pack. Electrical Cabinet yaitu lemari pusat pengatur listrik dan
Proses produksi susu UHT Real Good meliputi beberapa tahapan, yaitu:
a. Receiving
Bahan baku yang digunakan yaitu susu segar. Susu segar sebelum
diterima, terlebih dahulu dilakukan pengujian fisik dan kimia oleh QC. Setelah
kualitas susu dinyatakan sesuai dengan standart perusahaan oleh QC, kemudian
susu ditranfer dengan menggunakan pompa melewati filter 1 yang berfungsi untuk
36
memisahkan susu segar dari kotoran atau benda asing yang terdapat pada susu
segar. Lalu susu masuk ke degassing tank dengan kapasitas 800 liter. Didalam
degassing tank terdapat pipa yang berbentuk spiral yang mengelilingi dinding.
Saluran tersebut berfungsi untuk mengurangi gelembung udara yang terdapat pada
susu segar. Selanjutnya susu segar akan melewati flow meter. Flow meter
berfungsi untuk mengetahui volume susu yang diterima. Susu segar akan
melewati filter 2 yang berfungsi untuk memisahkan kotoran yang masih lolos dari
filter yang pertama. Setelah itu, susu segar melewati PHE Cooling yang terdapat
ice water didalamnya berfungsi untuk menurunkan suhu susu segar yang awalnya
kapasitas 30.000 liter yang dapat menyimpan susu segar selama 24 jam. Pada
reception tank terdapat agikator kecil di salah satu sudut bawah tank yang
Agikator berfungsi agar susu segar tidak terbentuk lapisan antara cream, skim dan
didalam tank menyerupai double jacket yang berfungsi untuk menjaga suhu pada
b. Pasteurisasi
balance tank dengan kapasitas 200 liter yang berfungsi sebagai penampungan
sementara. Kemudian susu segar dilakukan pre heating pada suhu 50-55 OC.
Selanjutnya, dilakukan separasi untuk dipisahkan antara bagian skim dan cream
37
menggunakan separator. Pemisahan dengan separator menggunakan gaya
sentrifugal, sehingga bagian dengan berat jenis yang lebih besar akan berada pada
bagian yang paling luar. Bagian cream akan berada di tengah-tengah pusat rotasi
karena memiliki berat jenis yang lebih ringan daripada skim, sedangkan bagian
enzim yang terdapat dalam susu seperti lipase, fosfatase, peroksidase dan katalase.
singkat, atau disebut sistem HTST (High Temperature Short Time). Waktu yang
Skim yang telah terpisah dari krim lalu dipasteurisasi dengan suhu 72 OC
selanjutnya akan melewati holding tube selama 20 detik. Kemudian skim akan
melewati ice water yang berfungsi menurunkan suhu skim setelah dipasteurisasi.
Sehingga suhu skim saat keluar dari proses pasteurisasi dengan suhu 10OC.
dengan suhu 82,5OC dan melewati holding tube selama 40 detik. Kemudian cream
melewati PHE Cooling, setelah itu cream masuk ke cream tank dengan suhu tank
2OC-4 O
C. Pada cream tank terdapat agikator yang berukuran besar yang
38
diletakkan di tengah tank. Cream tank berjumlah 2 yang berkapasitas 10.000
L/tank.
c. Penuangan Material
yang pertama untuk semua bahan kecuali bubuk cokelat. Mesin hopper langsung
air produk dengan suhu 70OC diisi kedalam mixing tank selanjutnya akan
melewati bagian bawah mesin hopper dan akan kembali ke mixing tank.
mesin hopper. Mixing tank yang digunakan untuk ingredient berjumlah 3 dengan
kapasitas 8.000 liter/tank dengan suhu 70OC. Mixing tank terdapat agikator yang
terletak di tengah tank yang berfungsi untuk mencampurkan semua bahan agar
homogen. Bubuk cokelat dimasukkan ke hopper yang berbeda karena akan masuk
ke choco tank dengan kapasitas 3.000 liter. Suhu saat penuangan bubuk cokleat
yaitu 70OC. Setelah selesai penuangan suhu yang digunakan 950C dan dimixing
selama 15 menit. Suhu mixing pada choco tank lebih tinggi karena pada choco
powder mengandung spora yang tinggi. Sehingga diperlukan suhu tinggi agar
tidak menyebabkan susu mengental dan memiliki rasa yang asam. Proses sirkulasi
39
mixing tank untuk dicampurkan dengan ingredients lainnya, lalu di mixing
menggunakan Milcoscan untuk mengetahui kualitas kimia (fat, protein, solid non
fat, dan total solid) pada ingredients yang sesuai dengan standar perusahaan.
Sehingga diketahui berapa banyak minyak nabati yang perlu ditambahkan untuk
memisahkan ingredients dengan benda asing yang ikut tercampur saat penuangan
berfungsi untuk menurunkan suhu hingga 10OC dengan menggunakan ice water
dan tower water sebagai pentrasfer suhu dingin. Transfer produk intermediate
d. Blending
dengan cara dituangkan secara manual ke storage tank. Lalu produk di blending
QC menyatakan kualitas produk telah sesuai standart maka produk akan ditransfer
40
ke mesin UHT. Storage tank terdapat agikator kecil di sudut bawah yang berfungsi
dengan ice water yang berada dibawah tank, berfungsi untuk menjaga suhu pada
dari storage tank akan ditransfer ke balance tank yang berkapasitas 200 liter.
Kemudian dilakukan pre heating 1 dengan suhu 700C. Selanjutnya produk masuk
ke alat deaeartor, produk akan melewati pipa yang berada di dalam deaerator dan
mengalir melalui dinding deaerator. Hal ini dilakukan agar permukaan produk
proses homogenisasi yang dilakukan dengan mengalirkan susu melalui celah yang
sempit dengan kecepatan tinggi dan tekanan yang besar sehingga terjadi
dalam dua tahap. Pada tahap pertama digunakan tekanan 150 bar dan pada tahap
globula lemak yang belum pecah pada tahap pertama serta untuk mencegah
Tahapan selanjutnya, pre heating 2 dengan suhu 700C. Kemudian pre heating 3
dilakukan dengan suhu 1000C, suhu dipertahankan selama 1 menit. Hal ini
bertujuan untuk menstabilkan protein sehingga tidak terjadi denaturasi. Pada tahap
main heating, produk dipanaskan hingga suhu 1410C. Kemudian produk melewati
41
holding tube yang berfungsi untuk mempertahankan suhu produk 141 selama 4
detik. Selanjutnya dilakukan pre cooling 1 dan pre cooling 2 yang berfungsi
untuk menurunkan suhu produk. Aliran produk dan hot water secara berlawanan.
Setelah itu produk melewati proses cooling yang menggunakan ice water dengan
suhu produk kurang dari 200C. Selanjutnya produk ditransfer ke mesin filling dan
aseptic tank.
pemanasan biasa; terutama dalam hal memberikan (i) retensi vitamin yang lebih
tinggi, (ii) kerusakan protein lebih rendah, (iii) pencoklatan lebih kecil, (iv)
Pada proses filling menggunakan mesin TFA (Tetra Fino Aseptic) terdapat
1 mesin TFA 800 untuk kemasan volume 150 ml dengan kapasitas 10.500
pack/jam dan 7 mesin TFA 900 untuk kemasan volume 60 ml dengan kapasitas
15.000 pack/jam. Mesin filling TFA terdapat 4 bagian yaitu, Automatic Splicing
Unit (ASU) berfungsi sebagai sistem penyambung paper dan strip secara
otomatis. Super Strucktur yaitu bagian pembentuk tube pack secara aseptic. Main
Body adalah bagian pengatur volume produk dan proses sealing bagian atas dan
bawah pack serta berfungsi untuk mengatur design dan cutting pack. Electrical
Cabinet yaitu lemari pusat pengatur listrik dan sistem yang bekerja pada mesin
filling.
Pada awal proses filling, disiapkan paper dan strip dipasang pada
Automatic Splicing Unit (USU) kemudian paper akan direkatkan dengan strip
42
dibagian SA dengan suhu 488OC. Selanjutnya kemasan distrerilkan dengan cara
dilewatkan pada peroxide bath yang terdapat larutan H2O2 35%. Lalu untuk
mengurangi peroksida yang menempel pada kemasan digunakan squee gee roller,
dengan heating chamber dengan suhu normal 84 OC. Kemasan dalam kondisi
kering akan dibentuk tube dengan merekatkan kedua sisi paper yang disebut LS
dengan panas, lalu kemasan dibentuk tube. Pada bagian main body, kemasan diisi
menggunakan preasure jaw. Lalu kemasan jatuh ke conveyor dan conveyor akan
domino. Waktu kadaluwarsa yang diberikan meliputi tanggal, bulan, dan tahun.
Produk UHT Real Good memiliki masa kadaluwarsa 6 bulan setelah diproduksi.
Setiap karton berisi 48 produk susu untuk susu yang berukuran 60 ml, dan 36
43
II. PENERAPAN SISTEM SANITASI
A. Sanitasi Bangunan
Berdasarkan fungsi tersebut bangunan pada PT. So Good Food unit UHT
terhadap sarana dan prasarana dalam perusahaan karena terbuat dari bahan yang
kuat dan kokoh. Bagian-bagian dari bangunan perusahaan yang terkait dengan
sanitasi meliputi:
44
- Dinding dan atap
Dinding terbuat dari batako yang sifatnya kuat dan kokoh sehingga
batako yang lebih tahan lama jika dibandingkan dengan kayu, triplek dan
ini adalah ringan dan tahan lama. Namun dapat menimbulkan panas karena
tidak memantulkan udara luar secara maksimal. Selain itu pada saat hujan
- Lantai bangunan
Lantai bangunan berbeda-beda ditiap ruangan. Untuk ruang kantor terbuat
Lantai pada pabrik pada umumnya dibuat miring seperti punggung sapi.
kotoran dan benda asing yang terjadi selama proses produksi dapat
Food unit UHT dilakukan setiap hari dan setiap saat, seperti disapu
maupun dipel. Sedangkan lantai pada ruang produksi, dibersihkan oleh tim
PT. So Good Food unit UHT, ventilasi berasal dari atap yang bertingkat
45
terdapat pada luar area produksi, yaitu area sekitar office. Tetapi jendela
curtain strip PVC. Fungsi dari curtain strip PVC adalah untuk menjaga
stabilitas suhu pada suatu ruang, peredam suara, menahan debu, dan
Good Food unit UHT adalah jenis PVC Amber-anti serangga yang
terbang tidak tertarik lampu yang terletak didalam ruangan pabrik, hal ini
pabrik (anti-serangga).
B. Sanitasi Pekerja
karena pekerja dapat menjadi sumber cemaran terhadap produk . Sumber cemaran
itu antara lain rambut pekerja yang rontok, kebersihan pekerja misalnya
kebersihan tangan, kaki dan pakaian. Sanitasi pekerja sudah dilakukan oleh PT. So
Good Food unit UHT, dengan menerapkan sistem GMP. Seperti penggunaan
Serta disediakannya fasilitas untuk sanitasi pekerja yaitu toilet dan fasilitas
cuci tangan lengkap dengan informasi mengenai tata cara mencuci tangan yang
46
baik dan benar. Selain itu disediakan juga sistem laundry, sehingga penggunaan
kepala, yang dapat dilihat dari cara pemakaiannya, dimana rambut tidak benar-
benar ditutup.
C. Sanitasi Peralatan
Sistem sanitasi untuk mesin dan peralatan produksi yang digunakan oleh
PT.So Good Food unit UHT adalah CIP (Cleaning in process), COP (Cleaning in
Larutan yang digunakan untuk CIP adalah caustic (NaOH cair) 48% dan
nitrit acid (HNO3) 68%. Sedangkan larutan yang digunakan untuk COP adalah
oleh operator diruang kontrol. Sedangkan sistem COP dilakukan langsung oleh
operator yang bertugas dan untuk aktivitas harian sanitasi dilakukan oleh tim
47
CIP adalah pembersihan di tempat dengan sirkulasi atau aliran mekanik
Larutan yang digunakan untuk CIP adalah caustic (NaOH cair) 48% dan
nitrit acid (HNO3) 68%. Pemilihan larutan ini disesuaikan dengan jenis kotoran
yang dihasilkan selasa proses pengolahan produksi susu berlangsung, yaitu lemak,
protein, karbohidrat dan mineral. Penggunaan basa kuat (caustic / NaoH cair 48%)
dikarenakan basa dapat bergabung dengan lemak untuk membentuk sabun dan
dengan protein untuk membentuk senyawa yang mudah larut dalam air (Elliot,
1980). Menurut Holah (2005), basa adalah bahan pembersih yang sangat
bermanfaat karena harganya murah, mampu memecah protein melalui aksi ion
mineral yang terbentuk sebagai akibat penggunaan bahan pembersih basa atau
tampak seperti karat atau kerak putih (Marriott, 1999). Menurut Holah (2005),
caustic dan acid murni, masing-masing akan ditampung didalam sebuah tank yang
48
Kebutuhan harian untuk CIP adalah untuk caustic sekitar 320 kg/hari dan acid 200
digunakan (CIP mode) yaitu flush, caustic, acid dan caustic+acid. Pemilihan mode
CIP ini tergantung dari target dan karaketristik kotoran yang dihasilkan.Flush
dilakukan ketika nilai pH akhir dari flush (tahap CIP) belum memenuhi standar,
sehingga harus di flush ulang. Penggunaan caustic saat CIP hanya dilakukan
ketika sebelum target dan sesudah target memproduksi jenis susu dengan rasa
yang sama (target adalah reception tank, storage tank dan aseptic tank), CIP
dengan caustic juga hanya dilakukan untuk recovery pipe dan intermediate CIP
mesin filling. Penggunaan CIP hanya dengan acid sangat jarang dilakukan.
Penggunaan CIP dengan caustic dan acid, dilakukan ketika setelah selesai
produksi. Penggunaan acid dan caustic sangat sering digunakan untuk proses CIP.
Selain pengaturan jenis larutan, di dalam program CIP juga ada pengaturan
mengenai laju proses CIP apabila ada gangguan. Laju proses CIP terdiri dari hold,
push dan about. Hold dilakukan apabila pada saat proses CIP sedang berlangsung
dan terdapat kesalahan, maka laju proses harus dihentikan sementara, kemudian
laju proses bisa dilanjutkan kembali tanpa mengulang dari tahap awal. Push
prinsipnya sama seperti hold, penghentian sementara proses CIP akibat adanya
kesalahan, tetapi laju proses akan dilanjutkan kembali dengan mengulangi dari
tahap awal CIP. Sedangkan about dilakukan apabila laju proses CIP terdapat
kesalahan, kemudian proses secara total akan berhenti (dimatikan secara otomatis)
dan apabila laju proses dilanjutkan maka harus diulangi dari tahapan awal CIP
49
Wilayah CIP dibagi menjadi 2 yaitu CIP station 1 yang meliputi area
receiving sampai blanding (non aseptic area) dan CIP station 2 yang meliputi area
sterilisasi sampai dengan filling (aseptic area). Semua proses CIP dioperasikan
Sehingga setiap target CIP memiliki bahasa pemprogaman komputer (CIP target)
50
Tahapan proses CIP antara station1 dan station 2 pada prinsipnya adalah
sama. Sebelum memulai tahapan CIP, maka harus dilakukan persiapan larutan CIP
(make caustic atau make acid). Proses penyiapan larutan ini selalu dilakukan
setiap pagi. Larutan yang harus disiapkan adalah caustic dan acid, karena untuk
proses CIP caustic dan acid yang digunakan memiliki konsentrasi yang berbeda
dengan causti dan acid murni, sehingga harus ada proses pengenceran terlebih
didalam tank induk adalah 48% dan 68%. Sedangkan konsentrasi caustic dan acid
yang digunakan untuk CIP yang terdapat didalam tank penampung larutan CIP
pengenceran sebelum caustic dan acid digunakan untuk CIP. Proses pengenceran
larutan ini dilakukan secara otomatis oleh sebuah program komputer. Tetapi pada
prinsipnya tahapan yang dilakukan adalah sebelum proses transfer caustic atau
acid dari induk tank kedalam tank penampung larutan, maka tank penampung
larutan harus diisi terlebih dahulu oleh air yang berasal dari bagian WVTR.
Setelah tank penampung larutan CIP berisi air dengan jumlah yang secara
otomatis sudah ditentukan oleh program, barulah caustic/acid dialirkan dari tank
induk menuju tank penampung larutan CIP. Kemudian caustic/acid yang sudah
bercampur dengan air, akan bersirkulasi melewati sebuah steam untuk dipanaskan
51
larutan untuk CIP sudah selesai, barulah siap untuk dilakukan CIP sesuai dengan
target yang akan dibersihkan. Tahapan proses CIP adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Tahapan proses CIP
No Tahapan CIP Waktu Konsentrasi Temperatur Kecepatan
(menit) CT (ms) Titrasi Out (OC) Alir (T/H)
(%)
1 Prerinse 10 <10 80-90 15
2 Caustic 40 95-110 1,5-2 80-90 15
circulation
3 Purge caustic 10 <10 80-90 15
to CT
4 Acid 30 25-90 1-1,5 80-90 15
circulation
5 Purge acid to 10 <10 80-90 15
CT
6 Flush with 10 <10 80-90 15
hot water
7 Flush 10 <10 80-90 15
1. Prerinse
Prerinse adalah tahapan awal CIP dengan menggunakan air dari tank
rainse. Suhu air dalam tank rainse adalah sekitar 300C, padahal untuk CIP
tahapan prerinse, air yang digunakan haruslah air hangat dengan suhu
air rainse harus melewati steam untuk dipanaskan dengan hot water agar
air rainse akan ditransfer ke target (bagian mesin kotor yang akan
standar konsentrasi <10 ms dan kecepatan alir 15 T/H. Air pertama hasil
bilasan akan langsung dibuang ke aliran air, karena diasumsikan untuk air
52
pertama bilasan tersebut sangatlah kotor, karena sebagai pembawa pertama
kotoran. Setelah air melewati target dan menjadi air hasil bilasan,
kemudian air tersebut akan melalui sebuah sensor yang berfungsi untuk
mengukur konsentrasi dan suhu air hasil bilasan tersebut. Apabila ternyata
air rainse setelah digunakan masih memenuhi standar konsentrasi dan suhu
, maka air rainse tersebut akan bersirkulasi untuk kembali ke tank rainse
untuk digunakan lagi. Tetapi apabila ternyata air rainse setelah digunakan
sudah tidak memenuhi standar konsentrasi dan suhu, maka air rainse
secara otomatis akan langsung terbuang. Oleh karena itu, air rainse dapat
disebut juga sebagai air bilasan, karena sumber air rainse berasal dari air
rainse yang sudah digunakan untuk membilas target yang masih memenuhi
dan suhunya. Apabila standar tersebut masih dapat terpenuhi maka, larutan
53
caustic yang sudah digunakan akan dikembalikan ke tank penampung
caustic untuk proses CIP lagi (sistem re-use). Tetapi apabila ternyata
ada setengah larutan caustic yang masuk ke target dan masih ada setengah
larutan yang berada di tank penampung larutan CIP. Apabila ternyata hasil
ditetesi indikator PP. Perubahan yang terjadi adalah warna merah muda
dan menetralkan aliran yang sudah dilewati oleh caustic. Karena setelah
54
masih ada sisa kondisi basa dan bertemu dengan asam, maka kinerja
larutan asam akan tidak efektif karena larutan sudah berubah sifat menjadi
netral. Air yang digunakan untuk tahap ini adalah air dari tank water.
Tetapi karena kondisi tank water adalah air biasa, sehingga sebelum air
55
caustic to CT bertujuan untuk menetralkan kondisi target dari suasana
penggunaan air panas ini adalah untuk memastikan bahwa target CIP
sudah benar-benar bersih. Air ini didapatkan dari tank water. Tetapi
sebelum air dalam tank water digunakan, air ini harus ditransfer untuk
air agar memenuhi standar untuk digunakan dalam tahap flush with hot
water. Waktu yang diperlukan untuk untuk tahap ini adalah sekitar 10
menit, dengan standar konsentrasi <10 ms. Air yang telah digunakan
dalam tahap ini akan ditransfer ke dalam tank rainse untuk digunakan
CIP dengan menggunakan air biasa yang didapat dari water tank.
kembali kondisi suhu target yang semula bersuhu panas karena telah di
flush oleh hot water, menjadi kondisi suhu yang netral, dan dapat
56
selama 10 menit. Air sisa bilasan pada proses flush tidak langsung
digunakan paada proses CIP tahapan prerinse nanti. Dan pada akhir proses
flush, QC akan mengambil sampel air akhir, untuk di uji pH. Hal ini
kondisi netral atau belum, dilihat dari nilai pH akhir air flush. pH netral air
flush adalah 6,5-7,5. Apabila nilai pH tidak netral, berarti kondisi target
diindikasikan masih dalam suasana asam atau basa, maka akan dilakukan
flush ulang. Tetapi apabila nilai pH sudah netral, maka kita asumsikan
bahwa kondisi target telah netral kembali, dan dapat digunakan untuk
Jumlah tank CIP antara station satu dan dua berbeda, untuk CIP station
satu memiliki jumlah tank CIP sebanyak empat yaitu tank rainse, water, caustic,
dan acid. Dengan kapasitas masing-masing tank adalah 8000 L sampai 10.000 L.
Tetapi untuk CIP station 2 hanya memiliki empat tank CIP yaitu tank water, causti
dan acid dengan kapasitas yang sama yaitu 8000 L sampai 10.000 L untuk
tahapan CIP, tetapi hanya berpengaruh terhadap laju aliran CIP yang digunakan.
Hal ini dikarenakan didalam CIP station dua tidak ada tank rainse, yang
berfungsi untuk menampung kembali air bilasan maupun water yang telah
digunakan untuk CIP yang masih memenuhi standar. Sehingga laju aliran untuk
water setelah digunakan akan langsung dibuang, tidak ada penggunaan ulang
57
Ada beberapa perbedaan dalam proses CIP, yaitu ketika target CIP adalah
UHT dan pasteurizer. Hal ini disebabkan karena sumber larutan caustic dan acid
yang digunakan bukanlah berasal dari tank penampung larutan CIP, tetapi berasal
dari tank induk yang berisi caustic dan acid murni. Tahapan proses CIP sama
seperti tahapan CIP pada umunya, yang membedakan hanyalah istilah yang
1. Tahap first water waah sama seperti tahap prerinse, air yang digunakan
berasal dari tank water. Pada akhir waktu tahap first water wash, mesin
secara otomatis akan menyisakan air untuk tetap berada didalam mesin
UHT. Air ini akan digunakan untuk proses selanjutnya yaitu wait lye
murni.
2. Wait lye circulation
Walaupun caustic yang digunakan adalah caustic murni, tetapi tetap
58
konsentrasi tidak dilakukan didalam tank penampung larutan CIP,
tetapi dilakukan didalam balance tank. Jadi caustic murni akan masuk
kedalam balance tank yang sudah berisi air sisa tahapan pertama pada
proses CIP yaitu first water wash. Campuran larutan tersebut akan
barulah dimulai tahapan lye circulation atau sama saja seperti tahapan
caustic circulation
membersihkan target dari sisa acid. Apabila target sudah bersih mesin
tetap berisi air, untuk menjaga kesterilan alat. Baru kemudian setelah
ada produk masuk, maka air akan didorong keluar oleh produk.
Proses CIP untuk mesin filling masuk kedalam wilayah CIP station 2.
Program CIP untuk mesin filling, dikendalikan langsung oleh operator yang ada di
59
ruang cotroling produksi. Apabila akan melakukan CIP untuk mesin filling, maka
Kecuali apabila salah satu mesin terjadi kerusakan maka boleh dilakukan CIP
production) dan mesin filling stop lebih dari 20 jam. Tahapan yang harus
sambungan line CIP telah dipasang, kemudian mengatur program mesin ke posisi
CIP. Setelah itu, mesin filling akan mengirim sinyal kebagian operator produksi,
Pada mesin filling juga terdapat CIP intermediate, yaitu CIP yang
filling stop lebih dari 30 menit, maksimum 3 jam setelah intermediate jika mesin
tidak produksi, maka harus di CIP ulang, kerusakan mesin yang bisa disebabkan
oleh human error, sehingga kondisi mesin menjadi unsteril. Larutan yang
digunakan untuk CIP intermediate bisa cukup hanya dengan caustic saja. Tetapi
untuk CIP normal, larutan yang digunakan harus caustic dan acid. Tahapan CIP
Setealah tahapan CIP selesai, maka harus dilakukan proses preheating alat
atau sterilisai alat. Tetapi hanya beberapa alat saja yang mendapatkan perlakukan
preheating yaitu UHT, pasteurizer, aseptic tank dan filling. Preheating alat
dilakukan dengan menggunakan steam. Jadi uap dari steam akan memanaskan
jalur. Kemudian jalur tersebut akan dilalui oleh air, sehingga air akan menjadi
60
panas, selanjutnya air panas tersebut akan bersirkulasi melewati mesin yang
Preheating UHT dan aseptic tank membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Tetapi
preheating UHT dan aspetic tank tidak dapat dilakukan secara bersama-sama
karena daya yang dibutuhkan akan sangat besar. Sehingga preheating pertama
akan dilakukan untuk mesin UHT sampai mesin UHT mecapai suhu 141 0C,
kemudian waktu yang masih tersisa digunakan untuk preheating aseptic tank.
Jenis CIP dibedakan menjadi dua yaitu CIP normal dan CIP intermedaite.
CIP normal adalah CIP yang biasa dilakukan ketika selesai produksi. Tetapi
apabila jangka waktu antara setelah produksi dan sebelum prduksi lebih dari 24
jam, maka pada saat sebelum proses produksi berlangsung harus dilakukan CIP
produksi. CIP intermediate hanya berlaku untuk mesin UHT dan mesin filling.
jam, maka perlu dilakukan CIP intermediate. Hal ini dilakukan karena
akan mulai terbentuknya kerak, karena mesin UHT bekerja pada suhu
61
sekaligus menghindari kerusakan mesin karena over proces maka perlu
intermediate sampai mesin dapat berjalan normal kembali adalah sekitar 2 jam.
Hal ini berarti selama 2 jam tersebut, jalur UHT akan bersih dari produk, padahal
proses produksi (area filling) harus tetap jalan. Sehingga sebelum melakukan CIP
intermediate, maka harus diperhatikan cadangan susu yang ada di Aseptic tank
apakah sudah dapat memenuhi permintaan kapasitas mesin filling ataukah belum,
selama mesin UHT non aktif.Perhitungan kapasitas cadangan yang harus ada di
Sehingga buffer product atau cadangan produk yang harus ada di aseptic tank
adalah 8000 x 2 = 16.000 L. Dan volume minimal yang harus ada di dalam tank
AT adalah 1000 L. Jadi total buffer product yang harus disediakan tank AT untuk
memenuhi kebutuhan mesin filling selama proses CIP adalah 16000 L + 1000 L =
17000 L .Intermediate CIP juga akan dilakukan ketika aseptic tank sudah tidak
dapat lagi menampung susu, padahal proses pembuatan susu masih berlangsung,
sehingga secara otomatis mesin UHT akan berhenti menerima transfer susu.
62
Kemudian transfer susu tersebut akan digantikan oleh air untuk melakukan proses
CIP intermediate.
tinggi, hampir sama dengan suhu produk. Hal ini dilakukan karena setelah CIP
dengan target yang akan di CIP dan lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
konsentrasi dan suhu standar CIP. Pada umumnya proses CIP untuk tank, UHT,
truck dan mesin filling membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Line membutuhkan
waktu kurang lebih 50 menit. Dan aseptic tank membutuhkan waktu sekitar 3,5
( 1 hari) untuk proses cleaning atau disebut dengan change over, yang meliputi
bagian per bagian. COP juga dilakukan dengan tujuan untuk sanitasi peralatan
yang digunakan selama proses produksi. Larutan yang digunakan untuk COP
adalah sabun khusus untuk mesin dan sabun khusus untuk lantai. Wilayah COP
63
dibagi menjadi dua, yaitu COP untuk peralatan yang ada di ruang produksi dan
terdapat pada mesin UHT, filter antara mixing tank dan storage tank, filter
sebelum degasing tank dan filter setelah degasing tank (ada 4 filter), kemudian
juga ada bionanofilter(filter udara) yang terdapat pada mesin aseptic tank.
Filter yang ada pada mesin UHT harus dibersihkan dengan menggunakan
air setiap setelah proses CIP normal. Filter antara mixing tank dan storage tank
harus dibersihkan setiap pemakaian maksimal per 2 batch. Filter sebelum dan
produksi atau preheating. Gasket pada mesin UHT, juga diganti secara berkala.
dan weekly care. Daily care merupakan proses cleaning mesin pada tahap akhir
setelah produksi selesai dan akan lanjut produksi kembali (CIP). Sedangkan
weekly care merupakan proses cleaning total mesin dan perawatan rutin terhadap
mesin(COP). COP mesin filling meliputi pergantian dolly, oring, gasket, pressure
roller dan penge-grease-an pada roler). Valve juga akan diganti setelah 2000 jam
dilepas dan direndam larutan disinfection foam selama 4 jam sebelum produksi.
Saat proses CIP berlangsung, operator juga akan melakukan sanitasi untuk
64
membersihkan tampilan luar mesin filling dengan menggunakan maxifoam. Tidak
hanya mesin filling yang dibersihkan, konveyor yang ada pada ruang packaging
maxifoam. Setiap 2 tahun sekali, konveyor akan diganti untuk efisiensi perawatan
Untuk sanitasi harian ruang produksi, dilakukan oleh tim sanitasi yang
berjumlah dua orang, dengan sistem shift.. Bagian yang dibersihkan sudah
terjadwalkan. Peralatan yang digunakan untuk sanitasi harian meliputi sikat, kran,
ember dengan menggunakan larutan khusus lantai dan air. Untuk sanitasi ruang
filling, selalu dilakukan oleh operator filling, meliputi kegiatan pembersihan lantai
apabila ada genangan di lantai, pembersihan mesin filling. Untuk sanitasi di ruang
office, selalu dilakukan setiap pagi dan setiap sore. Kegiatan sanitasi yang
dilakukan meliputi membersihkan lantai, toilet dan ruang office. Kegiatan sanitasi
di ruang office dilakukan oleh office boy yang berjumlah tiga orang. Untuk
sanitasi ruang packaging, sering dilakukan apabila mesin filling sedang tidak
warehouse, dilakukan oleh satu orang pekerjam yang setiap harinya bertugas
untuk mennjaga kebersihan ruang warehouse, mulai dari kegaitan menyapu dan
mengepel lantai.
65
Pest control berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris yaitu pest dan
control . Pest berarti hama sedangkan control berarti pengendalian. Jadi pest
control berarti pengendalian hama bukan pembasmian hama atau penyucian hama.
Pemilihan kata control juga hendak menunjukkan bahwa hama pada dasarnya
tidak dapat dibasmi karena merupakan satu kesatuan ekosistem lingkungan hidup.
Apabila satu jenis hama dibasmi habis maka akan mengganggu keseimbangan
manusia.
penggunaan bahan kimia beracun (pestisida ) sehingga hal ini menyebabkan tidak
sembarang orang dapat melakukan kegiatan pest control . Hanya orang terlatih
dan terdaftar yang dapat mengaplikasikan pestisida dengan cara dan dosis yang
benar pada waktu yang tepat. Konsumen pest control umumnya dikategorikan
dalam tiga kelompok yaitu perumahan, industri (pabrik dan gudang) serta
control, PT. So Good Food unit UHT Boyolali, bekerja sama dengan pihak ke tiga
untuk mengendalikan hama agar tidak mengkontaminasi produk. Area pest control
1. Ring 1
Penggunaan perangkap yang diletakan di pinggir pagar keliling yang
66
2. Ring 2
Penggunaan perangkap yang diletakan di luar area bangunan, yang
pabrik
3. Ring 3
Penggunaan perangkap untuk hama yang sudah terlanjur masuk
Untuk pabrik unit susu UHT menggunakan ring 1 dan dan 3. Salah satu
upaya yang dilakukan oleh pihak ke tiga adalah dengan pemasangan perangkap
seperti ret box station yang berjumlah 5 untuk area ring 1 dan berjumlah sekitar
16 ret box station untuk area ring 3. Perangkap lain yang digunakan adalah pohon
meranyap yang berjumlah sekitar 3. Letak setiap perangkap sudah ditentukan oleh
pihak ketiga sesuai dengan sumber atau jalur hama. Hama yang menjadi perhatian
khusus untuk pabrik unit susu UHT ini adalah hama jenis serangga terbang dan
67
III. ANALISIS SWOT
1. Kekuatan/ Strenght
- Teknologi yang digunakan cukup canggih
- Bahan baku dan bahan tambahan mutunya terjamin
- Mempunyai nama jual yang beda yaitu susu bantal
- Penjadwalan waktu CIP, COP dan kegiatan sanitasi telah dilakukan secara
maksimal
- Penurunan tingkat kepercayaan konsumen
- Adanya hama
68
canggih - Masih ada
- Bahan baku dan tahapan yang
bahan tambahan berjalan secara
mutunya terjamin manual
- Mempunyai nama - Masih terdapat
jual yang beda yaitu karyawan yang
susu bantal tidak mematuhi
- Penjadwalan waktu
peraturan GMP
CIP, COP dan
kegiatan sanitasi
telah dilakukan
secara berkala dan
terstruktur
69
penerapan - Mengembangkan - Mengadakan
sistem sanitasi teknologi yang pelatihan GMP
tidak maksimal efektif dan efisien kepada karyawan
- Penurunan dalam kegiatan agar
tingkat produksi menghasilkan
kepercayaan - Menjaga kualitas produk yang
konsumen bahan baku, bahan mampu bersaing
- Adanya hama tambahan, agar dengan
menghasilkan perusahaan lain
produk yang
berkualitas untuk
bersaing di pasar
global
70
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan di PT. So Good Food unit UHT,
Boyolali terkait proses pengolahan dan penerapan sistem sanitasi dapat ditarik
Good terdiri atas bahan baku utama, bahan baku tambahan dan
susu segar dan fresh skim milk. Bahan baku tambahan yang
digunakan adalah gula, bubuk skim, ekstrak malt, palm oil, bubuk
B. Saran
71
Berdasarkan peninjauan dan pengamatan yang dilakukan selama menjalani
praktik kerja lapangan di PT. So Good Food unit UHT Boyolali, ada beberapa saran
yang ditujukan untuk kemajuan penulis sendiri dan perusahaan, diantaranya adalah:
1. Karyawan yang bekerja ditempat produksi sebaiknya memperhatikan tentang
keselamatan diri sendiri. Peraturan yang sudah berlaku harus ditaati dengan
baik seperti memakai pakaian yang telah ditetapkan. Hal tersebut sangat
DAFTAR PUSTAKA
72
Adnan, M, 1984. Kimia dan Teknologi Pengolahan Susu. Andi Offset,
Yogyakarta.
Adnan, M., 2001. Kimia dan Teknologi Pengolahan Air Susu. UGM Press.
Yogyakarta.
Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Umum,
Jakarta
Buckle, K. A.,R. A. Edwards, G. H. Flees dan M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan.
Terjemahan oleh Hari Purnomo dan Adiono. Penerbit UI Press, Sukabumi.
365 Hal.
Badan Standardisasi Nasional. 2011. SNI 01-3141-2011: Susu Segar. Badan
Standarisasi Nasional.
Chandan R, Kilara A, Shah N. 2008. Dairy Processing and Quality Assurance.
Wiley Blackwell, Ames. Fellows, P.J. 2000. Food Processing Technology:
Principles and Practice. Woodhead Publishing, London.
Dewanti, R., dan Hariyadi. 2005. Hand Out Metode Inspeksi dan Sanitation
Standard Operating Procedures (SSOP). Departemen Teknologi Pangan dan
Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Depkes, RI. 2005. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Depkes RI, Jakarta.
Hidayah E., Iriawan N., Anwar N., Edijatno. 2010. Evaluating Error of Temporal
Disaggregation from Daily Rainfall into Hourly Rainfall Using Heytos
Model at Sampean Catchments Area. Majalah IPTEK Volume 21 Nomor 1.
73
Jenie, Betty Sri Laksmi. 1988. Sanitasi Dalam Industri Pangan. IPB Press. Bogor
74
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. So Good Food unit UHT, Boyolali
75
76
77