DAHULU kala, ada suatu masa manakala tidak ada kecurangan. Di surga berdiamlah makhluk-makhluk roh sempurna, yang
melayani Pencipta mereka, Allah kebenaran. (Mazmur 31:5) Tidak ada dusta, tidak ada tipu daya. Yehuwa
mengkomunikasikan apa yang benar kepada putra-putra rohani-Nya. Ia melakukannya karena Ia mengasihi mereka dan
karena Ia sangat berminat akan kesejahteraan mereka. Situasi di bumi pun demikian. Yehuwa menciptakan pria dan wanita
pertama, dan melalui saluran yang Ia tetapkan, Ia selalu berkomunikasi dengan mereka secara jelas, terus terang, dan jujur.
2
Namun, belakangan, salah seorang putra rohani Allah dengan nekat menjadikan dirinya allah saingan, menentang Yehuwa.
Makhluk roh ini, yang kemudian dikenal sebagai Setan si Iblis, menginginkan pribadi-pribadi lain menyembah dia. Untuk
mencapai tujuan itu, ia memperkenalkan dusta sebagai sarana untuk mengendalikan pribadi-pribadi lain. Dengan
3. Bagaimana Adam dan Hawa menanggapi dusta Setan, dan apa saja akibatnya?
3
Melalui seekor ular, Setan memberi tahu wanita pertama, Hawa, bahwa jika ia mengabaikan perintah Allah dan makan
buah yang terlarang, ia tidak akan mati. Itu adalah dusta. Setan selanjutnya memberi tahu Hawa bahwa dengan makan
buah itu, ia akan menjadi seperti Allah, mengetahui yang baik dan yang jahat. Itu pun dusta. Sekalipun Hawa tidak pernah
dibohongi, ia pasti sadar bahwa apa yang ia dengar dari si ular tidak selaras dengan apa yang telah Allah beri tahukan
kepada suaminya, Adam. Namun, ia memilih untuk mempercayai Setan, bukan Yehuwa. Karena tertipu sepenuhnya, Hawa
mengambil buah itu dan memakannya. Belakangan, Adam juga memakan buah itu. (Kejadian 3:1-6) Seperti Hawa, Adam
belum pernah mendengar dusta, tetapi ia tidak tertipu. (1 Timotius 2:14) Melalui tindakannya, ia memperlihatkan bahwa ia
menolak Pembuatnya. Konsekuensinya terhadap umat manusia sangat buruk. Karena ketidaktaatan Adam, dosa dan
kematianserta kefanaan dan kesengsaraan yang tak terhitung banyaknyamenyebar kepada semua keturunannya.
Roma 5:12.
4. (a) Apa hakikat dusta yang diucapkan di Eden? (b) Apa yang harus kita lakukan agar tidak disesatkan oleh
Setan?
4
Dusta pun menyebar. Kita harus sadar bahwa dusta-dusta yang diucapkan di Taman Eden adalah serangan terhadap
kebenaran Yehuwa secara pribadi. Setan menegaskan bahwa melalui tipu daya, Allah menahan sesuatu yang baik dari
pasangan manusia pertama itu. Tentu saja, faktanya tidak demikian. Adam dan Hawa tidak memperoleh manfaat dari
ketidaktaatan mereka. Mereka mati, persis seperti yang telah Yehuwa katakan. Meskipun demikian, serangan Setan yang
berbentuk fitnah terhadap Yehuwa berlanjut, sampai-sampai berabad-abad kemudian rasul Yohanes diilhami untuk menulis
bahwa Setan sedang menyesatkan seluruh bumi yang berpenduduk. (Penyingkapan 12:9) Agar tidak disesatkan oleh
Setan si Iblis, kita harus sepenuhnya yakin akan kebenaran Yehuwa dan Firman-Nya. Bagaimana Saudara dapat
mengembangkan dan memperkuat kepercayaan Saudara kepada Yehuwa serta membentengi diri terhadap tipu daya dan
5, 6. (a) Pengetahuan apa yang Yehuwa miliki? (b) Bagaimana pengetahuan manusia dibandingkan dengan
pengetahuan Yehuwa?
5
Alkitab secara konsisten mengidentifikasi Yehuwa sebagai Pribadi yang menciptakan segala sesuatu. (Efesus 3:9) Dialah
Pribadi yang menjadikan langit dan bumi dan laut dan segala sesuatu di dalamnya. (Kisah 4:24) Karena Yehuwa adalah
Pencipta, Ia mengetahui kebenaran tentang segala sesuatu. Sebagai ilustrasi: Misalnya, perhatikanlah seorang pria yang
merancang, lalu membangun rumahnya sendiri, menyusun setiap bata dan menyemennya satu per satu. Ia akan mengenal
betul keadaan rumah itu, luar dalam, serta lebih memahaminya daripada orang lain yang mengamatinya. Orang-orang
mengenal betul hal-hal yang mereka rancang dan buat. Demikian pula, Pencipta mengetahui segala sesuatu tentang apa
6
Nabi Yesaya dengan indah menyatakan cakupan pengetahuan Yehuwa. Kita membaca, Siapa yang menakar semua air
hanya dengan lekuk tangannya, dan mengukur langit hanya dengan jengkal dan memasukkan semua tanah di bumi dalam
suatu takaran, atau menimbang gunung-gunung dengan alat pengukur berat, dan bukit-bukit dengan timbangan? Siapa
yang telah mengukur roh Yehuwa, dan siapa sebagai penasihatnya dapat membuat dia mengetahui segala sesuatu?
Dengan siapa ia berunding sehingga orang itu membuat dia mengerti, atau siapa yang mengajarkan jalan keadilan
kepadanya, atau mengajarkan pengetahuan kepadanya, atau memberitahukan jalan pengertian kepadanya? (Yesaya
40:12-14) Sesungguhnya, Yehuwa adalah Allah pengetahuan dan sempurna dalam pengetahuan. (1 Samuel 2:3; Ayub
36:4; 37:16) Apabila dibandingkan, alangkah sedikitnya hal-hal yang kita ketahui! Sekalipun umat manusia telah menimbun
pengetahuan yang mengesankan, pemahaman kita akan ciptaan fisik bahkan belum mencapai ujung-ujung jalan Allah.
Pemahaman kita bagaikan bisikan dibandingkan dengan guntur yang perkasa.Ayub 26:14.
7. Apa yang Daud akui tentang pengetahuan Yehuwa, dan oleh karena itu, apa yang harus kita akui?
7
Karena Yehuwa menciptakan kita, pastilah Ia mengenal kita dengan baik. Raja Daud mengakui hal itu. Ia menulis, Oh,
Yehuwa, engkau menyelidiki aku dengan cermat, dan engkau mengenal aku. Engkau mengetahui jika aku duduk dan
jika aku bangkit. Engkau memperhatikan pikiranku dari jauh. Engkau mengukur aku pada waktu aku melakukan perjalanan
dan pada waktu aku berbaring telentang, dan engkau mengenal baik segala jalanku. Karena belum ada sepatah kata pun di
lidahku, tetapi, lihat! oh, Yehuwa, engkau sudah mengetahui semuanya itu. (Mazmur 139:1-4) Tentu saja, Daud sadar
bahwa manusia menjalankan kebebasan berkehendakAllah telah memberi kita kemampuan untuk menaati atau tidak
menaati Dia. (Ulangan 30:19, 20; Yosua 24:15) Meskipun demikian, Yehuwa mengenal kita jauh lebih baik daripada kita
mengenal diri sendiri. Ia menginginkan yang terbaik untuk kita, dan Ia sanggup mengarahkan jalan-jalan kita. (Yeremia
10:23) Sebenarnya, tidak ada guru, pakar, atau penasihat lain yang lebih kompeten untuk mengajar kita kebenaran dan
8
Sekadar mengetahui kebenaran sangat berbeda dengan selalu mengatakan kebenaran, berpaut pada kebenaran.
Misalnya, si Iblis memilih untuk tidak berdiri kukuh dalam kebenaran. (Yohanes 8:44) Sebaliknya, Yehuwa berlimpah
dengan . . . kebenaran. (Keluaran 34:6) Alkitab secara konsisten membuktikan kebenaran Yehuwa. Rasul Paulus
menyatakan bahwa Allah mustahil berdusta, dan bahwa Allah tidak dapat berdusta. (Ibrani 6:18; Titus 1:2) Berpaut pada
kebenaran adalah bagian penting dari kepribadian Allah. Kita dapat mengandalkan dan mempercayai Yehuwa karena Ia
berpaut pada kebenaran; Ia tidak pernah menipu orang-orang yang loyal kepada-Nya.
9
Nama Yehuwa sendiri membuktikan bahwa Ia berpaut pada kebenaran. Nama ilahi berarti Ia Menyebabkan Menjadi. Hal
ini mengidentifikasi Yehuwa sebagai Pribadi yang secara progresif menggenapi semua hal yang Ia janjikan. Tidak seorang
pun mempunyai kesanggupan itu. Karena Yehuwa adalah Pribadi yang Mahatinggi, tidak ada hal apa pun yang dapat
menggagalkan perwujudan maksud-tujuan-Nya. Yehuwa tidak hanya berpaut pada kebenaran, tetapi Ia satu-satunya Pribadi
yang memiliki kuasa dan hikmat untuk membuat semua yang Ia katakan menjadi kenyataan.
10. (a) Bagaimana Yosua menyaksikan bahwa Yehuwa berpaut pada kebenaran? (b) Apa saja janji Yehuwa
yang telah Saudara lihat digenapi?
10
Yosua adalah salah seorang dari banyak saksi peristiwa-peristiwa menakjubkan yang membuktikan bahwa Yehuwa
berpaut pada kebenaran. Yosua berada di Mesir sewaktu Yehuwa mendatangkan ke atas bangsa itu sepuluh tulah, yang
satu per satu telah dinubuatkan sebelumnya. Antara lain, Yosua mengalami penggenapan janji Yehuwa untuk
membebaskan bangsa Israel dari Mesir dan menuntun mereka ke Tanah Perjanjian, menaklukkan bala tentara Kanaan yang
sangat kuat yang menentang mereka. Menjelang akhir hidupnya, Yosua memberi tahu para tua-tua bangsa Israel, Kamu
tahu benar dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu bahwa tidak satu kata pun dari antara semua perkataan
baik yang diucapkan Yehuwa, Allahmu, kepadamu yang tidak ditepati. Semuanya telah menjadi kenyataan bagimu. Tidak
satu kata pun yang tidak ditepati. (Yosua 23:14) Meskipun Saudara tidak menyaksikan mukjizat-mukjizat yang Yosua
saksikan, apakah Saudara telah merasakan kebenaran janji-janji Allah dalam masa hidup Saudara?
11. Apa yang memperlihatkan bahwa Yehuwa ingin mengkomunikasikan kebenaran kepada umat manusia?
11
Bayangkan orang tua yang memiliki pengetahuan yang luas tetapi jarang berbicara kepada anak-anaknya. Tidakkah
Saudara bersyukur bahwa Yehuwa tidak seperti itu? Dengan pengasih, Yehuwa berkomunikasi dengan umat manusia, dan
Ia melakukannya dengan murah hati. Tulisan-Tulisan Kudus menyebut Dia Instruktur Agung. (Yesaya 30:20) Karena
kebaikan hati-Nya yang penuh kasih, Ia berkomunikasi bahkan kepada orang-orang yang tidak cenderung mendengarkan-
Nya. Misalnya, Yehezkiel ditugasi untuk mengabar kepada orang-orang yang Yehuwa tahu tidak akan menyambut. Yehuwa
berfirman, Putra manusia, pergilah kepada keturunan Israel, dan sampaikanlah perkataanku kepada mereka. Lalu Ia
memperingatkan, Mereka tidak akan mau mendengarkan engkau, karena mereka tidak mau mendengarkan aku; karena
semua orang keturunan Israel keras kepala dan keras hati. Tugas itu sulit, tetapi Yehezkiel menjalankannya dengan setia,
dan dengan melakukannya, ia mencerminkan keibaan hati Yehuwa. Jika Saudara mendapat tugas pengabaran yang sulit
dan Saudara mengandalkan Allah, Saudara dapat yakin bahwa Ia akan menguatkan Saudara persis sebagaimana Ia
12, 13. Dengan cara apa saja Allah berkomunikasi dengan manusia?
12
Yehuwa berhasrat agar segala macam orang . . . diselamatkan dan memperoleh pengetahuan yang saksama tentang
kebenaran. (1 Timotius 2:4) Ia telah berbicara melalui para nabi, melalui para malaikat, dan bahkan melalui Putra yang Ia
kasihi, Yesus Kristus. (Ibrani 1:1, 2; 2:2) Kepada Pilatus, Yesus mengatakan, Untuk inilah aku dilahirkan, dan untuk inilah
aku datang ke dunia, agar aku memberikan kesaksian tentang kebenaran. Setiap orang yang berada di pihak kebenaran
mendengarkan suaraku. Pilatus memiliki kesempatan yang tak ternilai untuk mengetahui secara langsung dari Putra Allah
kebenaran tentang persediaan Yehuwa untuk keselamatan. Namun, Pilatus tidak berpihak pada kebenaran, dan ia tidak
ingin belajar dari Yesus. Sebaliknya, Pilatus dengan sinis menjawab, Apakah kebenaran itu? (Yohanes 18:37, 38) Sungguh
disayangkan! Namun, banyak orang mendengarkan kebenaran yang Yesus beritakan. Kepada murid-muridnya, Yesus
berkata, Berbahagialah matamu karena melihat, dan telingamu karena mendengar.Matius 13:16.
13
Yehuwa telah melestarikan kebenaran melalui Alkitab dan membuatnya tersedia bagi orang-orang di mana pun. Alkitab
menyingkapkan kebenaran tentang berbagai hal. Alkitab menguraikan sifat-sifat, maksud-tujuan, dan perintah-perintah
Allah, serta keadaan umat manusia yang sebenarnya. Yesus mengatakan dalam doa kepada Yehuwa, Firmanmu adalah
kebenaran. (Yohanes 17:17) Karena itu, Alkitab adalah buku yang unik. Buku itu sajalah yang ditulis di bawah ilham Allah,
Pribadi yang mengetahui segala perkara. (2 Timotius 3:16) Alkitab adalah karunia yang berharga bagi umat manusia, dan
hamba-hamba Allah menganggapnya bagaikan harta. Kita bertindak bijaksana dengan membacanya setiap hari.
14. Apa beberapa hal yang Yehuwa katakan akan Ia lakukan, dan mengapa kita hendaknya mempercayai Dia?
14
Kita hendaknya menganggap serius apa yang Yehuwa beri tahukan kepada kita dalam Firman-Nya. Ia adalah apa yang Ia
katakan tentang diri-Nya, dan Ia akan melakukan apa yang Ia katakan akan Ia lakukan. Kita memiliki alasan yang kuat untuk
mempercayai Allah. Kita dapat mempercayai pernyataan Yehuwa bahwa Ia akan melakukan pembalasan atas orang-orang
yang tidak mengenal Allah dan yang tidak menaati kabar baik tentang Tuan kita, Yesus. (2 Tesalonika 1:8) Kita juga dapat
mempercayai pernyataan Yehuwa bahwa Ia mengasihi orang-orang yang mengejar keadilbenaran, bahwa Ia akan
mengaruniakan kehidupan abadi kepada orang-orang yang memperlihatkan iman, dan bahwa Ia akan melenyapkan rasa
sakit, jeritan, dan bahkan kematian. Yehuwa menandaskan keterandalan janji-Nya yang terakhir ini dengan memberikan
instruksi ini kepada rasul Yohanes, Tuliskanlah, karena perkataan ini setia dan benar.Penyingkapan 21:4, 5; Amsal
15:9;Yohanes 3:36.
15
Setan benar-benar kebalikan dari Yehuwa. Bukannya memberikan penyuluhan, ia menipu. Untuk mencapai tujuannya,
yakni memalingkan orang-orang dari ibadat murni, Setan menyebarluaskan banyak dusta. Misalnya, Setan ingin membuat
kita percaya bahwa Allah merasa tidak perlu untuk dekat dengan kita dan bahwa Ia tidak peduli terhadap penderitaan di
bumi. Namun, Alkitab memperlihatkan bahwa Yehuwa sangat peduli terhadap makhluk-makhluk ciptaan-Nya dan membenci
kejahatan serta penderitaan. (Kisah 17:24-30) Setan juga menginginkan orang-orang percaya bahwa mengejar hal-hal
rohani hanyalah membuang-buang waktu. Sebaliknya, Alkitab meyakinkan kita bahwa Allah bukannya tidak adil-benar
sehingga melupakan perbuatanmu dan kasih yang telah kamu perlihatkan untuk namanya. Selain itu, Alkitab menyatakan
dengan jelas bahwa dia memberikan upah kepada orang yang dengan sungguh-sungguh mencari dia.Ibrani 6:10; 11:6.
16. Mengapa orang Kristen harus tetap siaga dan memegang erat kebenaran?
16
Mengenai Setan, rasul Paulus menulis, Allah sistem ini membutakan pikiran orang-orang yang tidak percaya, agar
penerangan dari kabar baik yang mulia mengenai Kristus, yang adalah gambar Allah, tidak dapat menembus. (2 Korintus
4:4) Seperti Hawa, beberapa orang tertipu sepenuhnya oleh Setan si Iblis. Yang lain mengikuti haluan Adam, yang tidak
tertipu tetapi sengaja memilih haluan ketidaktaatan. (Yudas 5, 11) Oleh karena itu, sangatlah penting bahwa orang Kristen
17. Apa yang harus kita lakukan untuk mendapat perkenan Yehuwa?
17
Karena Ia berpaut pada kebenaran dalam semua jalan-Nya, Yehuwa mengharapkan hal yang sama dari para penyembah-
Nya. Sang pemazmur menulis, Oh, Yehuwa, siapa yang akan menjadi tamu di kemahmu? Siapa yang akan berdiam di
gunungmu yang kudus? Ia yang berjalan tanpa cela dan mempraktekkan keadilbenaran dan memperkatakan kebenaran
dalam hatinya. (Mazmur 15:1, 2) Bagi orang-orang Yahudi yang menyanyikan kata-kata itu, disebutnya gunung kudus
Yehuwa pastilah mengingatkan mereka akan Gunung Zion, tempat Raja Daud membawa tabut perjanjian ke kemah yang
telah ia dirikan di sana. (2 Samuel 6:12, 17) Gunung dan kemah mengingatkan mereka akan tempat tinggal simbolis
18. (a) Apa yang dituntut dalam persahabatan dengan Allah? (b) Apa yang akan dibahas dalam artikel berikut?
18
Siapa pun yang menginginkan persahabatan dengan Yehuwa harus mengatakan kebenaran dalam hatinya, bukan
sekadar di bibirnya. Sahabat sejati Allah harus jujur hatinya dan harus membuktikan bahwa ia memiliki iman tanpa
kemunafikan, karena tindakan kejujuran berasal dari hati. (1 Timotius 1:5; Matius 12:34, 35) Seorang sahabat Allah tidak
licik atau suka menipu, karena orang yang . . . menipu sangat Yehuwa benci. (Mazmur 5:6) Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh
bumi berupaya keras untuk berpaut pada kebenaran, meniru Allah mereka. Artikel berikut akan mengulas topik ini.