Anda di halaman 1dari 3

AC Inverter, Apa Hebatnya?

OPINI | 02 August 2012 | 20:11 Dibaca: 7979 Komentar: 6 0

Saya yakin sebagian besar pembaca pernah membaca, berencana membeli atau bahkan sudah
memasangnya di rumah. Bagi yang sudah menggunakannya di rumah, apakah pembaca
merasakan apa yang saya tulis berikut ini? Sedangkan bagi yang berencana membeli, mungkin
perlu membaca lebih lanjut.

Saya rasa sebagian besar orang sudah mulai concern dengan besarnya pemakaian listrik di
rumah, mengingat biaya listrik yang tidak pernah mau turun, maunya naikk terus.

Mengantisipasi kepedulian masyarakat akan semakin beratnya beban penggunaan listrik ini,
maka pabrikan AC pun berlomba-lomba memproduksi AC jenis Converter yang katanya hemat
energy ini.

Saya yang sok ngerti teknologi ini juga tertarik dengan iklan2 AC Inverter ini hingga suatu
ketika saya perlu membeli beberapa AC baru untuk keperluan di rumah. Sayapun mulai hunting
berbagai macam type AC yang ada di pasaran, dan setelah menimbang-nimbang akhirnya saya
putuskan menggunakan AC Inverter karena katanya sangat irit listrik.

AC Inverter, katanya, berbeda dengan AC Conventional. AC Inverter, seperti istilahnya,


menggunakan tambahan Inverter yang bertugas mengatur kecepatan motor dari kompresor untuk
menghasilkan suhu yang diinginkan. Jika thermostat mendeteksi suhu ruang lebih panas dari yg
kita inginkan, maka compressor akan diatur berputar lebih kuat untuk mengalirkan Freon
sehingga didapatkan udara lebih dingin, alias meningkatkan penggunaan listrik. Sebaliknya, jika
suhu ruang lebih dingin dari yang diinginkan, maka compressor akan diatur supaya berputar
lebih lemah sehingga udara dingin yang disemprotkan AC berkurang, dan demikian pula
penggunaan listrik akan berkurang.

Sebaliknya, AC konvensional hanya punya dua kemungkinan, mati atau hidup, jika udara ruang
lebih panas dari yang diinginkan, maka compressor hidup, sedang jika lebih dingin, compressor
mati.

Demikian kira2 beda AC Inverter dibandingkan AC konvensional.

Nah keinginan mengurangi penggunaan listrik ini, yang tentu saja berdampak dengan tagihan
listrik, ditambah dengan gencarnya iklan mengenai AC Inverter ini menyebabkan saya mata
gelap, dan memutuskan untuk menggunakan AC Inverter untuk rumah saya.

Namun apa yang terjadi benar2 tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan, padahal AC yang
saya pakai adalah produksi salah satu produsen AC terbaik dan termahal di negeri ini.

Beberapa hal yang tidak saya duga:


1. Harga AC Inverter lebih mahal daripada AC Konvensional. Namun tentu saja hal ini bisa
dimaklumi karena diharapkan bisa menghemat listrik dalam jangka panjang.

2. AC ini membutuhkan pipa khusus, yang lebih tebal dari pipa AC Konvensional. Ini perlu menjadi
perhatian, karena hal ini sempat membawa masalah di rumah saya yang sudah tertanam pipa AC
Konvensional, sehingga akibatnya saya harus membongkar pipa lama dan menggantinya dengan
pipa baru. Alasan yang dikemukakan penjual adalah karena Freon yang digunakan AC Inverter
lebih bersifat korosif dibandingkan AC Konvensional, sehingga jika menggunakan pipa AC
Konvensional mereka tidak menjamin dalam jangka waktu lama tidak bolong.

3. Harga Freon R410A yang digunakan pada AC Inverter lebih mahal daripada AC Konvensional,
sehingga jangan kaget jika biaya mengisi atau menambah Freonnya jadi lebih mahal.

4. Proses pendinginan AC Inverter lebih lama daripada AC Konvensional. Ini benar2 diluar dugaan
saya, sehingga untuk menikmati dingin yang sama dengan AC Konvensional kita perlu
menghidupkan AC Inverter lebih lama.

5. Terakhir, dan ini yang sama sekali diluar dugaan saya, tingkat kedinginan AC Inverter bisa saya
katakan kalau jauh dibandingkan dengan AC Konvensional. Untuk memperoleh kedinginan yg
sama selain memerlukan waktu lebih lama, juga saya perlu menset temperature lebih rendah
dibandingkan AC Konvensional. Misalnya pada AC Konvensional saya menset temperature 22
derajat Celcius, pada AC Inverter saya harus menset di 16 derajat Celcius. Selisih setting ini,
menurut logika saya pada akhirnya mengakibatkan listrik yang digunakan kemungkinan tidak
jauh berbeda antara AC Inverter dibandingkan AC Konvensional.

Semua hal diatas itu sama sekali tidak pernah saya duga sebelumnya dan yang lebih parah lagi
semua hal itu sudah dijelaskan oleh penjualnya ke saya ketika saya membeli AC2 ini. Namun
karena ketika itu pikiran saya sudah dipenuhi oleh kehebatan AC Inverter ini, ditambah pula
kecurigaan saya di penjual ingin supaya AC lamanya laku, maka saya tidak mendengarkan
ocehan si penjual.

Sekarang sebagai akibatnya saya terpaksa harus mengganti AC2 Inverter saya dengan AC
Konvensional, padahal baru saya gunakan sekitar 6 bulan .

Saya tidak tahu apakah pembaca juga mengalami hal yang sama, namun saya rasa jumlah AC
Inverter yang saya pasang cukup memadai bagi saya untuk mengambil kesimpulan ini.

Mudah2an melalui sharing saya ini, pembaca lebih teliti menanyakan plus minus AC Converter
ini ke penjualnya sebelum menentukan pilihan. Siapa tahu saya yang salah.

Monggo masukannya apakah ada yang merasakan hal yang sama? Atau saya yang salah
mengambil kesimpulan?

Salam,

Guntur Gozali
Visits my blogs: http://www.gunturgozali.com

Anda mungkin juga menyukai