Dosen Pembimbing
Ir. Sardono Sarwito, MSc
Ir. Agoes Santoso, MSc, M.Phill
Dosen Pembimbing
Ir. Sardono Sarwito, MSc
Ir. Agoes Santoso, MSc, M.Phill
i
Halaman ini sengaja dikosongkan
ii
ANALISA TEKNO EKONOMI PENERAPAN SISTEM BUSBAR
TRUNKING (CANALIS) PADA SISTEM KELISTRIKAN
KAPAL NIAGA (MT. AVILA)
Abstrak
Perancangan Instalasi Listrik dengan menggunakan sistem busbar
trunking, banyak dipakai di dalam instalasi listrik di pabrik dan gedung
bertingkat, sedangkan di dalam perancangan instalasi di kapal belum
ada yang menerapkannya, di dalam perancangan instalasi listrik di
kapal pada umumnya menggunakan cara konvesional yaitu medianya
menggunakan kabel.
Pada penulisan tugas akhir akan dikaji secara teknis dan ekonomis
mengenai perancangan instalasi listrik penerangan menggunakan
system busbar dan membandingkannya dengan system konvensional
pada kapal MT Avila. Hal ini meliputi kebutuhan penerangan, besarnya
kebutuhan harga yang diperlukan dan desain penginstalasiannya.
Sebagai hasil yang diperoleh bahwa dalam perancangan instalasi
listrik penerangan menggunakan busbar trunking ini kurang tepat
apabila diterapkan pada kapal tanker (MT. Avila) kerena beban yang
digunakan pada kapal tersebut tidak begitu besar sehingga cukup
dengan menggunakan sistem konvensional saja. Dan untuk prosentase
harga yang dikeluarkan lebih mahal 1,9 dari system konvensional.
iii
Halaman ini sengaja dikosongkan
iv
TECHNIC AND ECONOMY ANALYSIS ELECTRIC
INSTALATIONS PLANNING USED BUSBAR TRUNKING
(CANALIS) IN VESSEL (MT. AVILA)
Abstract
Electrical installation arrangement with using busbar trunking
system usually used in the factory and highrise building, while in the
vessel electrical installation arrangement, this system is applicated yet.
In the vessel electrical installation usually used the conventional system
which is used the cable media.
In this final project, the electrical installation arrangement with
using busbar will be analyse in the technical and economical side and
comparing with the conventional system in MT. Avila. This case is
included lighting requirements, the cost that needed and the installation
design.
The conclution that get in this final project is the busbar trunking is
not match in the electrical installation arrangement of tanker vessel
(MT. Avila) because the lighting load that required in this vessel is not
too high, so the electrical installation that used is enough with the
conventional sytem. And for the cost that needed for busbar trunking is
more expensive in 1,9 scale than using conventional system.
v
Halaman ini sengaja dikosongkan
vi
ANALISA TEKNO EKONOMI PENERAPAN
SISTEM BUSBAR TRUNKING (CANALIS)
PADA SISTEM KELISTRIKAN KAPAL NIAGA
(MT. AVILA)
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada
Marine Electrical and Automatic System (MEAS)
Program Studi S-1 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Oleh:
DIAN ARIF WICAKSONO
Nrp. 4207 100 522
vii
Halaman ini sengaja dikosongkan
viii
ANALISA TEKNO EKONOMI PENERAPAN
SISTEM BUSBAR TRUNKING (CANALIS)
PADA SISTEM KELISTRIKAN KAPAL NIAGA
(MT. AVILA)
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada
Marine Electrical and Automatic System (MEAS)
Program Studi S-1 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Oleh:
DIAN ARIF WICAKSONO
Nrp. 4207 100 522
ix
Halaman ini sengaja dikosongkan
x
KATA PENGANTAR
Penulis
xi
Halaman ini sengaja dikosongkan
xii
DAFTAR ISI
ABSTRAK.................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................vii
KATA PENGANTAR................................................................xiii
DAFTAR ISI.................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..................................................................xiii
DAFTAR TABEL......................................................................xvii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................1
1.2 Perumusan Masalah........................................................... 2
1.3 Batasan Masalah................................................................ 3
1.4 Tujuan Penulisan................................................................ 3
1.5 Manfaat Tugas Akhir......................................................... 3
BAB II DASAR TEORI.............................................................. 5
2.1 Busway .............................................................................. 5
2.1.1 Keuntungan sistem Canalis.............8
2.1.2 Karakteristik Teknis....8
2.1.3 Aplikasi...9
2.1.4 Instalasi..10
2.2 Busbar trunking systems canalis pada kapal ...................12
2.2.1 Penyediaan listrik geladak oleh Canalis KS
untuk melayani semua geladak pada atas kapal...14
2.2.2 Menyuplai listrik pada kabin dengan Canalis
KN diinstall pada plafon...15
2.2.3 Produksi lighting circuit dengan Canalis
KDP diinstall pada plafon....15
2.3 Listrik Kapal......................................................... .........17
2.4 Perhitungan penerangan..18
2.4.1Analisa Perhitungan Penerangan di Kapal................20
BAB III METODOLOGI.............................................................23
3.1 Pengumpulan data.................................................... ..24
3.2 Mendesain system kelistrikan MT. Avila dengan
system busbar.24
xiii
3.3 Analisa teknis dan ekonomis..25
3.4 Membandingkan dengan sistem konvensional...................25
3.5 Analisa dan pembahasan.....................................................25
3.6 Kesimpulan dan saran.........................................................25
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN................................27
4.1 Data Kapal..........................................................................27
4.2 Perhitungan kebutuhan penerangan....28
4.3 Desain Instalasi Secara Konvensional................................35
4.4 Desain Instalasi Dengan Busbar Trunking.........................40
4.5 Kajian Teknis Busbar Trunking..46
4.6Membandingkan Busbar Trunking dengan
sistem konvensional...........................................................49
4.6.1 Segi Teknis................................................................49
4.6.2 Segi Ekonomis...........................................................55
4.6.2.1 Kajian Ekonomis Busbar Trunking.55
4.6.2.2 Kajian Ekonomis Sistem Konvensional..60
4.7 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Busbar
Trunking Maupun Sistem Konvensional64
4.7.1 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Busbar
Trunking...................................................................64
4.7.1.1 Kelebiahan Sistem Busbar Trunking............64
4.7.1.2 Kekurangan Sistem Busbar Trunking..........64
4.7.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem
Konvensional............................................................64
4.7.2.1 Kelebihan Sistem Konvensional...................64
4.7.2.2 Kekurangan Sistem Konvensional...............64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................65
5.1 Kesimpulan........................................................................ 65
5.2 Saran................................ ..................................................66
DAFTAR PUSTAKA..................................................................67
Lampiran
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
Gambar 4.16. Kabel + kabel tray dan Busbar Trunking..............49
Gambar 4.17. Kabel dan Busbar Trunking..50
Gambar 4.18. Wiring Busbar Trunking pada Bridge Deck.52
Gambar 4.19. Wiring Konvensional pada Bridge Deck..53
xvi
DAFTAR TABEL
xvii
Halaman ini sengaja dikosongkan
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
2.1 Busway
Busway (istilah Amerika), biasanya dikenal juga sebagai
busduct (istilah Eropa). Busway merupakan suatu alternative yang
menguntungkan dari pemakaian kabel dalam conduit / cable tray /
cable ladder.
Busway dapat memberikan harga total yang lebih ekonomis
daripada system konvensional / kabel, utamanya pada aplikasi
pendistribusian daya (seperti pada riser gedung bertingkat dan
distribusi daya pada mesin-mesin pabrik).
Busway juga mempunyai ukuran yang sangat kompak
dibandingkan dengan kabel, terutama pada pencatuan daya yang
besar dari trafo ke panel utama.
Dengan demikian tidaklah tepat membandingakan harga
busway dan kabel permeter, pendekatan aplikasi busway adalah
sistem.
Sistem kerja dari busbar trunking yaitu dari panel induk listrik
didistribusikan ke beban, dimana untuk pendistribusian ke beban
tidak menggunakan kabel melainkan dengan suatu jaringan atau
saluran busway, panjang dari trunking adalah 3 meter, jadi waktu
pemasangan trunking setiap 3 meter akan disambung, komponen
dari sistem busbar trunking yaitu electrical conection atau
bernama Canalis, Canalis ini merupakan alat yang berfungsi
sebagai penyambung tegangan (Volt) listrik ke beban yang
diberikan.
Dalam sistem busbar trunking ini tidak memerlukan ruangan
yang sangat luas, penggunaan sistem busbar trunking di kapal
merupakan yang sangat tepat dimana daya yang disuplai dari deck
terdapat dicabin kapal karena ini merupakan keselamatan saat
beroperasi.
5
6
2.1.3 Aplikasi
Selain dari mengangkut energi dari A ke B seperti di trafo ke
switchboard yang mana adalah penggantian kabel yang langsung,
busbar kemudian memberi distribusi. "Decentralized distribution"
adalah hasil suatu busbar rencana. Mengapa memusatkan semua
alat produksi di dalam satu tempat ketika fungsi alat adalah untuk
melindungi suatu mesin atau beban, Dengan pemuatan busbar di
dalam lingkungan di mana power diharapkan untuk digunakan,
masing-masing tap-off unit, yang berisi alat yang bersifat
melindungi, diposisikan dekat dengan beban, idealnya diposisikan
untuk dioperasikan jika beban memerlukan pemutusan hubungan
untuk pemeliharaan atau dalam kaitan dengan gangguan. Hanya
satu beban disediakan dari masing-masing tap-off unit, busbar
tetap dan berfungsi dengan tepat selagi pemeliharaan atau
dihadapkan dengan gangguan. Ini berhubungan dengan downtime
dikurangi dan hilangnya produksi untuk klien akhir. Masing-
Masing busbar dapat memberi kemampuan distribusi elektrik
untuk suatu 6-8 m luas jalur. Oleh karena itu, 1 m busbar yang
sama 6-8 sqm pemenuhan distribusi, suatu alat yang ideal dan
konsep disain untuk klien.
Di dalam bangunan komersil, pemikiran kabel digunakan
untuk supply masing-masing lantai yang dengan bebas dari suatu
papan hubung utama (switchboard) di dalam basement akan
bersifat tak dapat dipertimbangkan dan area ini kini daerah naik
induk. Maka sekarang, dengan pemasangan peningkatan utama
secara horisontal ke seberang bangunan, kita sekarang lihat
aplikasi itu diswitch ke industri, eceran, rumah sakit, hotel dan
bangun jenis lain. Ketika busbar membawa power berbagai beban
sepanjang panjang kalkulasi penurunan-voltase baku yang
dijalankan tidak lagi berlaku. Pabrik memberi figur penurunan-
voltase, yang secara normal di dalam ungkapan millivolts per amp
per meter yang membiarkan suatu kalkulasi sederhana dibuat
10
2.1.4 Instalasi
Ditempat, sekarang ini, tekanan sedemikian hingga produk
harus dibuat untuk memastikan bahwa mereka dapat diinstall
dengan cepat dan melaksanakan level permintaan yang minimum
untuk keahlian teknis. Kita secara penuh sadar akan kekurangan
tenaga terampil di dalam industri yang akan memukul kita segera.
Busbar instalasi adalah suatu sistem yang mempunyai sejumlah
trunking untuk membentuk suatu jalur dan semua unsur-unsur
adalah lengkap kebenarannya, sistem menjadi suatu yang
sederhana satuan produk yang mudah untuk menangani dan
menginstal. Pada waktu yang sama, sambungan mekanis dan yang
elektrik dirancang menjadi mudah dan aman dan IP beban
maksimum yang tidak bisa dipisahkan di dalam busbar produk.
Ini memberi suatu sistem aman dengan mengurangi faktor
kesalahan manusia Busbar Trunking mempunyai sejumlah atribut
phisik, yang dapat meningkatkan proyek . Amp untuk amp power
tinggi busbar trunking lebih kecil, lebih ringkas dibanding kabel
menginstall pada tray. Juga, berat busbar per meter adalah sering
kurang dari kombinasi kabel dan tray. Penemuan yang nyata
busbar ditingkatkan seperti trunking dapat dihasilkan untuk
membenarkan sudut dengan begitu mengurangi ruang hilang
11
2.1.5 Keselamatan
Sebagai tambahan dari yang atas, busbar trunking sistem
menawarkan combustive energi sangat rendah dibandingkan
dengan kabel. Ini memimpin ke arah peningkatan keselamatan
dalam hal api.
1
Faktor penyusutan =
faktorpemeliharaan
20
3. Perbandingan Ruang-Ketinggian
Ketinggian pemasangan fitting yang tepat adalah penting.
Bila fitting dalam garis penglihatan, kesilauan (glare) bisa
dihasilkan. Ketinggian yang berlebih dapat mempengaruhi
penerangan dan menimbulkan masalah bagi pemasangan lampu
kembali dan dalam pemeliharaan. Pabrik sering mempunyai
fitting-fitting yang terpasang pada tiang penopang atap atau balok
tinggi. Nilai perbandingan ruang-ketinggian bergantung pada
jenis fitting dan penerangan yang bisa diterapkan. Walau
tingginya telah diterapkan, perbandingan ini menentukan ruangan
dan juga jumlah fitting yang akan ditentukan.
e. Iluminasi ruangan
Iluminasi ruangan menurut aturan Class (lux)
f. Tipe Lampu
Tipe lampu yang dipilih menurut ruangannya.
g. Faktor maintenance/diversitas
Faktor maintenance M = 0,7
h. Ilumination rate
Dari hasil interpolasi tabel tipe lampu didapatkan hasil :
eff1 + ((indeks ruang K1) x ( Eff2-Eff1) / (K2-K1))
i. Efisiensi armatur
=UxM
j. Flux cahaya
E A
= 1.25 x
k. Flux cahaya lampu
Dari tipe lampu yang dipilih mempunyai daya watt maka
flux cahaya yang diberikan adalah
= watt x 125( lumen)
l. Jumlah armature yang dibutuhkan
n = (E x A) / ( x )
22
Pengumpulan data :
1. General Arrangement MT. Avila
2. Load balance dan wiring diagram
3. Daftar harga peralatan
Analisa teknis
dan ekonomis
Membandingkan evaluasi
dengan konvensional
tidak
sesuai
23
24
Analisa dan
pembahasan
Kesimpulan dan
saran
selesai
27
28
1.Dimensi ruangan
Panjang = 3.6 m
Lebar = 2.9 m
Tinggi =3 m
Tinggi lampu ke bidang kerja (h) = 3 m 0.8 m = 2.2 m
Luas ruangan (A) = 3.6 x 2.9 = 10.44 m2
5. Ilumination rate
Dari hasil interpolasi table tipe lampu didapatkan:
K1 = 0.6
Eff1 = 0.265
K2 = 0.8
Eff2 = 0.322
6. Effisiensi armature :
= eff x diversitas
= 0.3 x 0.7
= 0.21
7. flux cahaya ()
= jumlah lampu x daya lampu x 125
= 2 x 20 x 125
= 5000
Dimana R = hambatan
= masa jenis
l = panjang
A = luas penampang
1. Pemasangan
Busbar trunking praktis dan cepat dalam instalasinya karena
didukung dengan metode plug-in. Bentuk busbar trunking yang
berupa balok sangat praktis dan efisien. Berbeda dengan kabel,
terlebih dahulu harus memasang kabel traynya sebagai jalur untuk
peletakan kabel yang akan dipasang. Busbar trunking juga dapat
mengurangi ruang hilang dalam kaitan dengan radius
pembengkokan yang biasa dialami oleh kabel pada waktu
penginstalasiannya pada ruangan.
2.Bentuk penampang
Dilihat dari segi fisiknya adanya perbedaan penampang dari
sistem busbar trunking dimana penampang dari busbar trunking
berbentuk persegi, media penghantar arusnya menggunakan
busbar yang terbuat dari aluminiun maupun tembaga. Berbeda
dengan kabel yang penampang dari penghantarnya berbentuk
bulat.
50
3.Drop Tegangan
Penampang Busbar Trunking relative lebih besar jika
dibandingkan dengan kabel. Sehingga drop tegangan pada busbar
trunking ini relative kecil.
Dimana R = hambatan
= masa jenis
l = panjang
A = luas penampang
R busbar = l / A R kabel = l / A
= 15000 / 1400 = 15000 / 2,5
= 11 m = 6000 m
= 0.011 < =6
51
6. Keselamatan
Busbar trunking terbuat dari all-metal konstruksi
sehinggsistem menawarkan combustive energi yang sangat
rendah dibandingkan dengan kabel. Ini memimpin ke arah
peningkatan keselamatan terhadap hal api.
52
7. Wiring Diagram
Berikut ini adalah salah satu wiring digram dari system busbar
trunking dan sisten konvensional
I nominal = P / ( V x cos )
= 1610 / ( 220 x 0,8)
= 9.15 A
Pemilihan Busbar :
I sc = 4 x I nominal
= 4 x 9,15 A
= 36,6 A
Jadi biaya sistem untuk busbar trunking 1,9 kali dari harga system
konvensional.
64
5.1 Kesimpulan
Biaya sistem untuk busbar trunking lebih mahal 1,9 kali dari
harga system konvensional.
65
66
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
I nominal = P / (V x cos )
= 440 / ( 220 x 0,8)
= 2.5 A
Pemilihan Busbar :
I sc = 4 x I nominal
= 4 x 2.5 A
= 10 A
I nominal = P / (V x cos )
= 1540 / (220 x 0,8)
= 8,75 A
Pemilihan Busbar :
I sc = 4 x I nominal
= 4 x 8,75 A
= 35 A
I nominal = P / ( V x cos )
= 1140 / (220 x 0,8)
= 6.48 A
Pemilihan Busbar :
I sc = 4 x I nominal
= 4 x 6.48 A
= 25.9 A
I nominal = P / ( V x cos )
= 1610 / (220 x 0,8)
= 9.15 A
Pemilihan Busbar :
I sc = 4 x I nominal
= 4 x 9,15 A
= 36,6 A
I nominal = P / ( V x cos )
= 440 / ( 220 x 0,8)
= 2.5 A
Pemilihan Busbar :
I sc = 4 x I nominal
= 4 x 2.5 A
= 10 A
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
20 x 5 100 0.9 325 550 292 495 330 570 300 515
25 x 5 125 1.12 385 670 350 600 400 680 360 620
30 x 5 150 1.14 435 780 400 700 475 800 425 725
40 x 3 120 1.07 460 780 422 910 470 820 425 740
40 x 5 200 1.15 600 1000 502 900 600 1030 560 955
40 x 10 400 3.06 835 1593 2040 2800 750 1350 1650 2500 870 1350 2182 800 1375 1955
50 x 5 250 2.23 700 1200 1750 2312 630 1100 1550 2120 740 1270 1670 660 1150 1720
50 x 10 500 4.41 1025 1800 2450 3230 920 1600 2200 3000 1070 1900 2700 1000 1700 2400
60 x 5 300 2.67 825 1400 1985 2650 725 1000 1800 2400 800 1530 2200 2700 780 1430 1900 2500
60 x 10 600 5.14 1200 2100 2300 3800 1400 1850 2300 3400 1250 2200 3100 3900 1100 2000 2800 3500
80 x 5 400 3.25 1060 1800 2450 3320 952 1650 2700 2900 1150 2000 2800 3300 1000 1800 2500 3200
80 x 10 800 7.22 1540 2600 2490 4600 1400 2200 3100 4200 1650 2800 4000 5100 1410 2600 3601 4300
100 x 5 500 4.05 1300 22000 2930 3800 1200 2000 2800 3400 1400 2500 3400 4310 1252 2230 3001 3300
100 x 10 1000 8.12 1830 3100 4230 5400 1700 2700 3600 4100 2000 3600 4900 6200 1700 3200 4400 5320
Pedoman Untuk Intensitas Iluminasi Cahaya
Biro Klasifikasi Indonesia
FLUKSI CAHAYA
JENIS RUANGAN
(Lux)
Ruang palka
Ruang kerja
20 sampai 40 lux
Jalan
Lalu lintas diatas deck
Kamar Peta
Ruang kemudi
100 sampai 150 lux
Kabin penumpang
Kabin awak kapal
Ruang Mesin
Ruang Komisaris/pemilik
Ruang istirahat
200 sampai 500 lux
Ruang duduk
Ruang makan/minum
Perpustakaan