Anda di halaman 1dari 123

TUGAS AKHIR LS 1336

ANALISA TEKNO EKONOMI PENERAPAN SISTEM BUSBAR


TRUNKING (CANALIS) PADA SISTEM KELISTRIKAN KAPAL
NIAGA (MT. AVILA)

DIAN ARIF WICAKSONO


NRP 4207 100 522

Dosen Pembimbing
Ir. Sardono Sarwito, MSc
Ir. Agoes Santoso, MSc, M.Phill

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2009
BAYA2008

TUGAS AKHIR LS 1336

ANALISA TEKNO EKONOMI PENERAPAN SISTEM BUSBAR


TRUNKING (CANALIS) PADA SISTEM KELISTRIKAN KAPAL
NIAGA (MT. AVILA)

DIAN ARIF WICAKSONO


NRP 4207 100 522

Dosen Pembimbing
Ir. Sardono Sarwito, MSc
Ir. Agoes Santoso, MSc, M.Phill

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2009

i
Halaman ini sengaja dikosongkan

ii
ANALISA TEKNO EKONOMI PENERAPAN SISTEM BUSBAR
TRUNKING (CANALIS) PADA SISTEM KELISTRIKAN
KAPAL NIAGA (MT. AVILA)

Nama Mahasiswa : Dian Arif Wicaksono


NRP : 4207100522
Jurusan : Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS
Dosen Pembimbing : Ir. Sardono Sarwito, MSc
Ir. Agoes Santoso, MSc, M.Phill

Abstrak
Perancangan Instalasi Listrik dengan menggunakan sistem busbar
trunking, banyak dipakai di dalam instalasi listrik di pabrik dan gedung
bertingkat, sedangkan di dalam perancangan instalasi di kapal belum
ada yang menerapkannya, di dalam perancangan instalasi listrik di
kapal pada umumnya menggunakan cara konvesional yaitu medianya
menggunakan kabel.
Pada penulisan tugas akhir akan dikaji secara teknis dan ekonomis
mengenai perancangan instalasi listrik penerangan menggunakan
system busbar dan membandingkannya dengan system konvensional
pada kapal MT Avila. Hal ini meliputi kebutuhan penerangan, besarnya
kebutuhan harga yang diperlukan dan desain penginstalasiannya.
Sebagai hasil yang diperoleh bahwa dalam perancangan instalasi
listrik penerangan menggunakan busbar trunking ini kurang tepat
apabila diterapkan pada kapal tanker (MT. Avila) kerena beban yang
digunakan pada kapal tersebut tidak begitu besar sehingga cukup
dengan menggunakan sistem konvensional saja. Dan untuk prosentase
harga yang dikeluarkan lebih mahal 1,9 dari system konvensional.

Kata kunci: perancangan instalasi listrik, sistem busbar trunking,


sistem konvesional.

iii
Halaman ini sengaja dikosongkan

iv
TECHNIC AND ECONOMY ANALYSIS ELECTRIC
INSTALATIONS PLANNING USED BUSBAR TRUNKING
(CANALIS) IN VESSEL (MT. AVILA)

Name : Dian Arif Wicaksono


Register Number : 4207100522
Department : Department of Marine Engineering
Faculty of Marine Technology ITS
Supervisors : Ir. Sardono Sarwito, MSc
Ir. Agoes Santoso, MSc, M.Phill

Abstract
Electrical installation arrangement with using busbar trunking
system usually used in the factory and highrise building, while in the
vessel electrical installation arrangement, this system is applicated yet.
In the vessel electrical installation usually used the conventional system
which is used the cable media.
In this final project, the electrical installation arrangement with
using busbar will be analyse in the technical and economical side and
comparing with the conventional system in MT. Avila. This case is
included lighting requirements, the cost that needed and the installation
design.
The conclution that get in this final project is the busbar trunking is
not match in the electrical installation arrangement of tanker vessel
(MT. Avila) because the lighting load that required in this vessel is not
too high, so the electrical installation that used is enough with the
conventional sytem. And for the cost that needed for busbar trunking is
more expensive in 1,9 scale than using conventional system.

Key words : electrical installation arrangement, busbar trunking


system, conventional system.

v
Halaman ini sengaja dikosongkan

vi
ANALISA TEKNO EKONOMI PENERAPAN
SISTEM BUSBAR TRUNKING (CANALIS)
PADA SISTEM KELISTRIKAN KAPAL NIAGA
(MT. AVILA)

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada
Marine Electrical and Automatic System (MEAS)
Program Studi S-1 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Oleh:
DIAN ARIF WICAKSONO
Nrp. 4207 100 522

Disetujui oleh Dosen Pembimbing Tugas Akhir:

1. Ir. Sardono Sarwito, MSc ( )

2. Ir. Agoes Santoso, MSc, M.Phill ( )

SURABAYA, Juli 2009

vii
Halaman ini sengaja dikosongkan

viii
ANALISA TEKNO EKONOMI PENERAPAN
SISTEM BUSBAR TRUNKING (CANALIS)
PADA SISTEM KELISTRIKAN KAPAL NIAGA
(MT. AVILA)

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada
Marine Electrical and Automatic System (MEAS)
Program Studi S-1 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Oleh:
DIAN ARIF WICAKSONO
Nrp. 4207 100 522

Mengetahui Ketua Jurusan Teknik Sistem Perkapalan


FTK-ITS

Ir. Alam Baheramsyah, MSc. ( )

SURABAYA, Juli 2009

ix
Halaman ini sengaja dikosongkan

x
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat kehadirat Allah SWT Yang


Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang selalu memberikan
petunjuk, rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Tidak
lupa pula kita ucapkan Sholawat serta salam kepada nabi
Muhammad SAW.

Saya ucapkan terima kasih kepada bpk. Ir. Sardono Sarwito,


MSc dan bpk. Ir. Agoes Santoso, MSc M.phil sebagai dosen
pembimbing , bpk. Ir. Alam Baheramsyah, MSc sebagai kajur,
bpk. Taufik Fajar Nugroho ST, MSc sebagai koordinator Tugas
Akhir, yang telah memberikan semangat, pengetahuan saran
dalam mengerjakan tugas ini. Kepada bpk. Deny, bpk Ibnu, bpk.
Kunto serta saudari Muna saya ucapkan terimakasih atas
bimbingan dan bantuan data pada PT. DPS. Kepada ayah ibuku
serta kakakku yang telah memberikan semangat dan doa yang
tanpa henti - hentinya, ananda haturkan terima kasih sebesar-
besarnya. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang telah membantu dalam berbagi ilmu pengetahuan
dalam pengerjaan Tugas akhir ini.

Dalam laporan ini mungkin masih terdapat beberapa


kekurangan yang perlu untuk diperbaiki. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
sehingga dapat membantu kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Dengan harapan mempermudah dan membantu pada penulisan-
penulisan berikutnya. Semoga dengan penulisan laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua, Amin.

Surabaya, Juli 2009

Penulis

xi
Halaman ini sengaja dikosongkan

xii
DAFTAR ISI

ABSTRAK.................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................vii
KATA PENGANTAR................................................................xiii
DAFTAR ISI.................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..................................................................xiii
DAFTAR TABEL......................................................................xvii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................1
1.2 Perumusan Masalah........................................................... 2
1.3 Batasan Masalah................................................................ 3
1.4 Tujuan Penulisan................................................................ 3
1.5 Manfaat Tugas Akhir......................................................... 3
BAB II DASAR TEORI.............................................................. 5
2.1 Busway .............................................................................. 5
2.1.1 Keuntungan sistem Canalis.............8
2.1.2 Karakteristik Teknis....8
2.1.3 Aplikasi...9
2.1.4 Instalasi..10
2.2 Busbar trunking systems canalis pada kapal ...................12
2.2.1 Penyediaan listrik geladak oleh Canalis KS
untuk melayani semua geladak pada atas kapal...14
2.2.2 Menyuplai listrik pada kabin dengan Canalis
KN diinstall pada plafon...15
2.2.3 Produksi lighting circuit dengan Canalis
KDP diinstall pada plafon....15
2.3 Listrik Kapal......................................................... .........17
2.4 Perhitungan penerangan..18
2.4.1Analisa Perhitungan Penerangan di Kapal................20
BAB III METODOLOGI.............................................................23
3.1 Pengumpulan data.................................................... ..24
3.2 Mendesain system kelistrikan MT. Avila dengan
system busbar.24

xiii
3.3 Analisa teknis dan ekonomis..25
3.4 Membandingkan dengan sistem konvensional...................25
3.5 Analisa dan pembahasan.....................................................25
3.6 Kesimpulan dan saran.........................................................25
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN................................27
4.1 Data Kapal..........................................................................27
4.2 Perhitungan kebutuhan penerangan....28
4.3 Desain Instalasi Secara Konvensional................................35
4.4 Desain Instalasi Dengan Busbar Trunking.........................40
4.5 Kajian Teknis Busbar Trunking..46
4.6Membandingkan Busbar Trunking dengan
sistem konvensional...........................................................49
4.6.1 Segi Teknis................................................................49
4.6.2 Segi Ekonomis...........................................................55
4.6.2.1 Kajian Ekonomis Busbar Trunking.55
4.6.2.2 Kajian Ekonomis Sistem Konvensional..60
4.7 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Busbar
Trunking Maupun Sistem Konvensional64
4.7.1 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Busbar
Trunking...................................................................64
4.7.1.1 Kelebiahan Sistem Busbar Trunking............64
4.7.1.2 Kekurangan Sistem Busbar Trunking..........64
4.7.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem
Konvensional............................................................64
4.7.2.1 Kelebihan Sistem Konvensional...................64
4.7.2.2 Kekurangan Sistem Konvensional...............64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................65
5.1 Kesimpulan........................................................................ 65
5.2 Saran................................ ..................................................66
DAFTAR PUSTAKA..................................................................67
Lampiran

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Busbar.6


Gambar 2.2. Service Enterance Run6
Gambar2.3 Plug-in Type horizontal Run ....6
Gambar 2.4. Plug-in Tipe Vertical Rizer.7
Gambar 2.5. Feeder tipe Tie Run.7
Gambar 2.6 2 model distribusi7
Gambar 2.7. Instalasi mudah dan cepat dengan busbar..............11
Gambar 2.8. Supply deck........12
Gambar 2.9. Supply Cabins...................................................... 13
Gambar 2.10.Penerangan Gangway...........................................13
Gambar 2.11. Canalis KS...........................................................14
Gambar 2.12. Canalis KN...........................................................15
Gambar 2.13. Canalis KDP........................................................16
Gambar 2.14. Aplikasi Canalis...................................................16
Gambar 2.15 Sudut Pejal................................................... ..........19
Gambar 3.1. Flow Chart Pengerjaan Tugas Akhir.......................24
Gambar 4.1. General Arrangement MT. Avilla...27
Gambar 4.2. Instalasi Konvensional Pada Tween Deck..............35
Gambar 4.3. Instalasi Konvensional Pada Main Deck.................36
Gambar 4.4. Instalasi Konvensional Pada Poop Deck.................37
Gambar 4.5. Instalasi Konvensional Pada Bridge Deck..............38
Gambar 4.6. Instalasi Konvensional Pada Wheelhouse Deck.....39
Gambar 4.7. Penampang Samping Instalasi Busbar Trunking....40
Gambar 4.8. Instalasi Busbar Trunking Pada Tween Deck.........41
Gambar 4.9. Instalasi Busbar Trunking Pada Main Deck............42
Gambar 4.10 Instalasi Busbar Trunking Pada Poop Deck...........43
Gambar 4.11 Instalasi Busbar Trunking Pada Bridge Deck........44
Gambar 4.12 Instalasi Busbar Trunking Pada Wheelhouse
Deck......................................................................45
Gambar 4.13 Sudut bengkokan pada busbar trunking.....46
Gambar 4.14 Busbar Trunking.46
Gambar 4.15 Tap-off Unit............................................................48

xv
Gambar 4.16. Kabel + kabel tray dan Busbar Trunking..............49
Gambar 4.17. Kabel dan Busbar Trunking..50
Gambar 4.18. Wiring Busbar Trunking pada Bridge Deck.52
Gambar 4.19. Wiring Konvensional pada Bridge Deck..53

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Perhitungan Penerangan Pada Main Deck..30


Tabel 4.2. Perhitungan Penerangan Pada Tween Deck31
Tabel 4.3. Perhitungan Penerangan Pada Poop deck...32
Tabel 4.4. Perhitungan Penerangan Pada Bridge deck....33
Tabel 4.5. Perhitungan Penerangan Pada Wheelhouse Deck...34
Tabel 4.6. Waktu Pemasangan Canalis Busbar Trunking............48
Tabel 4.7. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik menggunakan
sistem busbar trunking pada Tween
Deck..55
Tabel 4.8. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik menggunakan
sistem busbar trunking pada Main
Deck..56
Tabel 4.9. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik menggunakan
sistem busbar trunking pada Poop
Deck..57
Tabel 4.10. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik
menggunakan sistem busbar trunking pada Bridge
Deck..58
Tabel 4.11. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik
menggunakan sistem busbar trunking pada
Wheelhouse Deck.59
Tabel 4.12. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik secara
konvensional pada Tween Deck...60
Tabel 4.13. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik secara
konvensional pada Main Deck.60
Tabel 4.14. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik secara
konvensional pada Poop Deck..61
Tabel 4.15. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik secara
konvensional pada Bidge
Deck..61
Tabel 4.16. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik secara
konvensional pada Wheelhouse Deck..62

xvii
Halaman ini sengaja dikosongkan

xviii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Suatu kemajuan teknologi di dalam dunia maritim terutama di
bidang perkapalan di Indonesia harus dapat mengembangkan
teknologi yang serba cepat, mudah dan effisiensi dalam
merancang suatu kapal ataupun didalam pemakaian suatu kapal.
Di dalam suatu kapal terdapat berbagai sistem misalnya sitem
kelistrikan kapal dimana sistem ini mengatur tentang supply daya
untuk semua beban yang diperlukan di kapal.
Sistem kelistrikan di kapal ini merupakan sistem yang sangat
fital, ini di karenakan kebutuhan dari sistem penunjang dari
sistem permesinan kapal, selain itu juga sistem ini merupakan
sistem penunjang dari penerangan di kapal, selama beberapa
tahun di dalam merencanakan sistem kelistrikan kapal
menggunakan cara konvesional, dimana perancangan
kelistrikannya menggunakan kabel.
Pada beberapa tahun yang lalu telah Schneider Electric
menemukan sistem Busbar Trunking (canalis), sistem Busbar
Trunking merupakan alat yang menggunakan Conduit/Cable
ladder sebagai pengganti pemakaian kabel, pemakaian dengan
sistem busbar trunking ini disainnya sangat fleksibel, perancangan
instalasinya sangat mudah dan effisien. Sistem busbar ini telah
dipakai di instalasi pada gedung bertingkat dan pendistribusian
daya pada pabrik-pabrik, namun dalam perancangan instalasi
listrik di kapal tidak ada yang menggunakan sistem busbar
trunking, baru-baru ini Schneider Electric mengembangkan
sistem busbar trunking untuk dirancang di kapal, sistem ini sangat
menguntungkan karena busbar trunking dapat menominalkan
harga total daripada dengan sistem konvesional, oleh karena itu
sistem ini sangat baik jika dirancang di kapal karena dapat
menominalkan harga dan membuat system menjadi lebih praktis.
Dengan adanya perubahan perancangan instalasi listrik
penerangan dengan menggunakan sistem konvesional ke

1
2

perancangan instalasi listrik penerangan menggunakan sistem


busbar trunking, maka akan berakibat pula pada perubahan sistem
kelistrikannya. Perubahan-perubahan yang dilakukan tersebut
nantinya dikaji lanjut, baik secara teknis maupun ekonomis.
Dari Tugas Akhir yang dahulu yaitu Tugas Akhir saudara
Izzudin yaitu tentang busbar trunking yang diterapkan pada kapal
patroli, di sini aspek praktis dan safety lebih diutamakan
dibandingkan dengan aspek ekonomi. Sehingga pada penulisan
tugas akhir ini akan dikaji secara teknis dan ekonomis mengenai
perancangan instalasi listrik penerangan menggunakan system
busbar trunking pada kapal niaga dimana pada kapal ini faktor
ekonomis sangat dipertimbangkan. Karena pada kapal niaga ini
ekonomi adalah tujuan utamanya. Evaluasi disini dilakukan
dengan cara menganalisa data perancangan instalasi listrik
penerangan menggunakan system busbar yang di dapat dan
membandingkannya dengan system konvensional pada kapal MT.
Avila.

1.2 Perumusan Masalah


Dengan adanya perubahan perancangan instalasi listrik
penerangan dengan menggunakan sistem konvesional ke
perancangan instalasi listrik penerangan menggunakan sistem
busbar trunking,maka akan berakibat pula pada perubahan sistem
kelistrikannya. Perubahan perubahan yang dilakukan tersebut
nantinya dikaji lanjut, baik secara teknis maupun ekonomis.
Sehingga permasalahan tersebut dapat dijabarkan menjadi
beberapa detail permasalahan yaitu :
1. Bagaimana kekurangan dan kelebihan dari segi teknis
tentang perencanaan penggunaan canalis pada instalasi
penerangan untuk kapal niaga.
2. Bagaimana kekurangan dan kelebihan dari segi
ekonomis tentang perencanaan penggunaan
canalis pada instalasi penerangan untuk kapal
niaga.
3

1.3 Batasan Masalah


Untuk memfokuskan permasalahan yang akan diangkat
dengan tujuan untuk terlaksananya analisa dengan baik maka
dilakukan pembatasan masalah. Batasan-batasan masalah tersebut
diantaranya adalah:
1. Dalam Tugas Akhir ini hanya terbatas pada analisa aspek
teknis dan ekonomis sistem instalasi penerangan dengan
busbar trunking, lalu membandingkannya dengan sistem
konvensional.
2. Dalam Tugas Akhir ini objek yang dianalisa hanya kapal
niaga (MT. Avila).

1.4 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Mendapatkan desain sistem penerangan kelistrikan kapal
MT. Avila dengan system busbar trunking.
2. Mengetahui aspek teknis dan ekonomis pada rancangan
instalasi listrik penerangan dengan menggunakan system
cannalis jika diaplikasikan pada kapal niaga dan
membandingkannya dengan system konvensional.

1.5 Manfaat Tugas Akhir


Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan memberikan manfaat
diantaranya:
1. Memberikan masukan untuk pihak yang berkaitan dalam
mendesain perancangan instalasi listrik penerangan kapal
dengan system busbar trunking.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari segi teknis
dan ekonomis dalam perancangan instalasi listrik
penerangan dengan menggunakan busbar trunking pada
kapal niaga.
4

Halaman ini sengaja dikosongkan


BAB II
DASAR TEORI

2.1 Busway
Busway (istilah Amerika), biasanya dikenal juga sebagai
busduct (istilah Eropa). Busway merupakan suatu alternative yang
menguntungkan dari pemakaian kabel dalam conduit / cable tray /
cable ladder.
Busway dapat memberikan harga total yang lebih ekonomis
daripada system konvensional / kabel, utamanya pada aplikasi
pendistribusian daya (seperti pada riser gedung bertingkat dan
distribusi daya pada mesin-mesin pabrik).
Busway juga mempunyai ukuran yang sangat kompak
dibandingkan dengan kabel, terutama pada pencatuan daya yang
besar dari trafo ke panel utama.
Dengan demikian tidaklah tepat membandingakan harga
busway dan kabel permeter, pendekatan aplikasi busway adalah
sistem.
Sistem kerja dari busbar trunking yaitu dari panel induk listrik
didistribusikan ke beban, dimana untuk pendistribusian ke beban
tidak menggunakan kabel melainkan dengan suatu jaringan atau
saluran busway, panjang dari trunking adalah 3 meter, jadi waktu
pemasangan trunking setiap 3 meter akan disambung, komponen
dari sistem busbar trunking yaitu electrical conection atau
bernama Canalis, Canalis ini merupakan alat yang berfungsi
sebagai penyambung tegangan (Volt) listrik ke beban yang
diberikan.
Dalam sistem busbar trunking ini tidak memerlukan ruangan
yang sangat luas, penggunaan sistem busbar trunking di kapal
merupakan yang sangat tepat dimana daya yang disuplai dari deck
terdapat dicabin kapal karena ini merupakan keselamatan saat
beroperasi.

5
6

Gambar 2.1. Busbar

Dalam perancangan instalasi Listrik dengan menggunakan


sistem busbar trunking ada 4 tipe dalam pendistribusian dalam
sistem ini,gambar di bawah ini :

Gambar 2.2. Service Enterance Run


Pemasangan Feeder dari transformator menuju panel. Kabel
dihubungkan langsung pada sistem busbar trunking (umumnya
dipasang untuk aplikasi outdoor-indoor)

Gambar2.3 Plug-in Type horizontal Run


Pemasangan Plug-in disuplai dari panel dan melaui percabangan
(selalu untuk aplikasi indoor)
7

Gambar 2.4. Plug-in Tipe Vertical Rizer

Pemasangan Plug-in riser yang disuplai dari panel (aplikasi untuk


indoor)

Gambar 2.5. Feeder tipe Tie Run

Pemasangan Feeder diantara 2 Panel (Aplikasi untuk Indoor).

Gambar 2.6 2 model distribusi


8

Untuk perancangan instalasi penerangan pada sistem busbar


trunking dibagi menjadi 3 bagian :
Trunking Busbar untuk instalasi penerangan (lampu)
berkapasitas 25 dan 40 Ampere
Trunking Busbar untuk distribusi daya rendah berkapasitas 40
sampai 100 Ampere
Trunking Busbar untuk distribusi daya menengah berkapasitas
100 sampai 800 Ampere

2.1.1 Keuntungan sistem Canalis


-Instalasi diselesaikan lebih cepat/ kesederhanaan (simplicity).
-Canalis instalasi sangat fleksibel sehingga murah dan gampang
untuk memodifikasi dan mengembangkannya (upgradeability)
-Menyediakan kesinambungan instalasi
-Menjamin dan meningkatkan keselamatan orang dan peralatan
-All-Metal konstruksi berarti tahan api dibanding dengan kabel.

Tersedia dengan beban maksimum sekarang dari 20A ke


5000A, Canalis busbar yang batang adalah pantas untuk aplikasi
industri dan komersil. Penggunaan Canalis adalah berkisar luas,
dari penerangan sistem distribusi, hotel dan logistik memusat ke
mata rantai tenaga tinggi yang menyediakan distribusi tenaga
dari suatu trafo. (Canalis Busbar Trunking,www. schneider
electric.com)

2.1.2 Karakteristik Teknis


Busbar trunking merupakan produk sederhana yang tersusun
atas enclosures, conductors and insulation tidak berbeda dengan
kabel. Tapi kaitannya dengan desain dan associated standard EN
60 439-2, karakteristik elektriknya adalah tergambar jelas oleh
pabrik dan tidaklah terpengaruh oleh faktor berhubungan dengan
kabel seperti grouping factors dan installation method. Konstruksi
busbar trunking yang ringkas, terutama sekali high power
trunking, nilai-nilai impedansi sangat rendah, yang memberi
9

figure baik penurunan-voltase dan mengurangi power loss pada


system.

2.1.3 Aplikasi
Selain dari mengangkut energi dari A ke B seperti di trafo ke
switchboard yang mana adalah penggantian kabel yang langsung,
busbar kemudian memberi distribusi. "Decentralized distribution"
adalah hasil suatu busbar rencana. Mengapa memusatkan semua
alat produksi di dalam satu tempat ketika fungsi alat adalah untuk
melindungi suatu mesin atau beban, Dengan pemuatan busbar di
dalam lingkungan di mana power diharapkan untuk digunakan,
masing-masing tap-off unit, yang berisi alat yang bersifat
melindungi, diposisikan dekat dengan beban, idealnya diposisikan
untuk dioperasikan jika beban memerlukan pemutusan hubungan
untuk pemeliharaan atau dalam kaitan dengan gangguan. Hanya
satu beban disediakan dari masing-masing tap-off unit, busbar
tetap dan berfungsi dengan tepat selagi pemeliharaan atau
dihadapkan dengan gangguan. Ini berhubungan dengan downtime
dikurangi dan hilangnya produksi untuk klien akhir. Masing-
Masing busbar dapat memberi kemampuan distribusi elektrik
untuk suatu 6-8 m luas jalur. Oleh karena itu, 1 m busbar yang
sama 6-8 sqm pemenuhan distribusi, suatu alat yang ideal dan
konsep disain untuk klien.
Di dalam bangunan komersil, pemikiran kabel digunakan
untuk supply masing-masing lantai yang dengan bebas dari suatu
papan hubung utama (switchboard) di dalam basement akan
bersifat tak dapat dipertimbangkan dan area ini kini daerah naik
induk. Maka sekarang, dengan pemasangan peningkatan utama
secara horisontal ke seberang bangunan, kita sekarang lihat
aplikasi itu diswitch ke industri, eceran, rumah sakit, hotel dan
bangun jenis lain. Ketika busbar membawa power berbagai beban
sepanjang panjang kalkulasi penurunan-voltase baku yang
dijalankan tidak lagi berlaku. Pabrik memberi figur penurunan-
voltase, yang secara normal di dalam ungkapan millivolts per amp
per meter yang membiarkan suatu kalkulasi sederhana dibuat
10

pada panjang yang ditentukan. Penurunan Voltase Figur akan


bertukar-tukar tergantung pada faktor daya sistem dan didasarkan
pada beban penuh yang mengalir dan akibat perhitungan
hambatan yang melewati sambungan. Hasil yang lebih akurat
dicapai dengan mempertimbangkan arus yang mengalir jika itu
kurang dari beban maksimum . Di dalam kejadian ini hambatan
dari konduktor akan menurun dalam kaitan dengan pengurangan
temperatur dan dengan begitu resultan penurunan-voltase akan
berkurang dari informasi katalog. Rumusan adalah RX r20 ( 1+
0.004 ( Tc-20)) Ohm/Metre. Tc kira-kira Usulan+ Tr di mana RX
adalah hambatan konduktor yang nyata. Ini berkenaan dengan
suhu lingkungan dan Tr adalah temperatur beban yang naik C
(mengasumsikan 55 C).

2.1.4 Instalasi
Ditempat, sekarang ini, tekanan sedemikian hingga produk
harus dibuat untuk memastikan bahwa mereka dapat diinstall
dengan cepat dan melaksanakan level permintaan yang minimum
untuk keahlian teknis. Kita secara penuh sadar akan kekurangan
tenaga terampil di dalam industri yang akan memukul kita segera.
Busbar instalasi adalah suatu sistem yang mempunyai sejumlah
trunking untuk membentuk suatu jalur dan semua unsur-unsur
adalah lengkap kebenarannya, sistem menjadi suatu yang
sederhana satuan produk yang mudah untuk menangani dan
menginstal. Pada waktu yang sama, sambungan mekanis dan yang
elektrik dirancang menjadi mudah dan aman dan IP beban
maksimum yang tidak bisa dipisahkan di dalam busbar produk.
Ini memberi suatu sistem aman dengan mengurangi faktor
kesalahan manusia Busbar Trunking mempunyai sejumlah atribut
phisik, yang dapat meningkatkan proyek . Amp untuk amp power
tinggi busbar trunking lebih kecil, lebih ringkas dibanding kabel
menginstall pada tray. Juga, berat busbar per meter adalah sering
kurang dari kombinasi kabel dan tray. Penemuan yang nyata
busbar ditingkatkan seperti trunking dapat dihasilkan untuk
membenarkan sudut dengan begitu mengurangi ruang hilang
11

dalam kaitan dengan radius pembengkokan kabel. Semua ini


membuat koordinasi menjadi sangat sederhana. Akhirnya, busbar
adalah bentuk komponen, yang dijalankan pada area, yang
tersedia, yang tidak mungkin, tahan cuaca atau tidak
menyerahkan, dapat ditinggalkan sampai kemudian. Pendekatan
ini mengijinkan regu instalasi itu menjadi seperti fleksibel dan
efisien seperti mungkin proses untuk memelihara program acara
yang ketat yang sekarang diset.

Gambar 2.7. Instalasi mudah dan cepat dengan busbar

2.1.5 Keselamatan
Sebagai tambahan dari yang atas, busbar trunking sistem
menawarkan combustive energi sangat rendah dibandingkan
dengan kabel. Ini memimpin ke arah peningkatan keselamatan
dalam hal api.

2.1.6 Memuaskan klien


Untuk memastikan bahwa klien dicukupi dan menjadi suatu
klien reguler, kita harus memberi dia tidak hanya kebutuhannya
dalam satu hari saja, tetapi menyediakan disain, yang mengijinkan
dia untuk tumbuh dan berkembang. Busbar trunking adalah
produk yang memberi fleksibilitas untuk berubah arus produksi
dengan gerakkan mesin, jaminan yang shutdowns dipenuhi
minimum oleh pengasingan yang tunggal suatu beban dan alat
12

perlindungan hanya beberapa meter dari mesin. Dengan ini


menujukkan kehendak sistem itu tetap memuaskan cline 20 tahun
kemudian. Kesimpulannya, apakah busbar suatu penggantian
untuk kabel? Tidak, busbar adalah solusi yang akhir kekurangan
klien yang ingin menggantikan kabel dan papan distribusi. Suatu
statemen yang berani tetapi pada hari ini pasar kompetitif insinyur
harus bergerak maju dan mengakses pilihan dan tidak hanya
istirahat pada metoda tradisional untuk solusi. (Busbar
Trunkng,www.controlsindia.com)

2.2 Busbar trunking systems canalis pada kapal


Kebutuhan customer :
-Pemenuhan dari instalasi yang cepat dan praktis sehingga waktu
instalasi dapat dikurangi.
-Untuk upgrade gampang dan cepat kerena tersedia dalam
berbagai tipe dan ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan.
-Kepraktisan dan kekuatan dalam desain membuat membuat
kemudahan dalam perawatannya.

Supply the deck switchboards dengan :


- Power
- The HVAC network(heating/ventilation/air conditioning...)
- The secured network
- VDI weak currents

Gambar 2.8. Supply deck

Supplying decks with electricity


13

Supply the electrical enclosures pada cabins dengan:


-Power sockets
-Lighting
-Heating, air conditioning, etc.
-VDI (telephone, internet network, video)

Gambar 2.9. Supply Cabins

Menerangi koridor dan bagian umum :


Menciptakan latar belakang penerangan pada rumah makan,
bar,kelab malam, hall/aula pertunjukan.
- Ciptakan skenario pencahayaan menurut waktunya dan
penggunaan ruang.
- Penerangan konvensional butik dan toko
- Lampu emergensi.

Gambar 2.10. Penerangan Gangway


Manfaat canalis:
-Aman: suatu sistem factory-tested dan merakit setengah jadi:
suatu jaminan perusahaan yang menghindarkan semua cacat
instalasi.
14

-Kompetitif: suatu solusi yang kompetitif terhitung sejak instalasi


awal.
-Ekonomi: Canalis mengurangi worksite ketidaktentuan dan
dengan begitu mematuhi penyerahan waktu. Ukuran yang
ringkasnya memastikan uang tabungan berkenaan dengan kabel.
-Dapat dipercaya: reliable marine certified products (BV, GL,
DNV, ABS).

2.2.1 Penyediaan listrik geladak oleh Canalis KS untuk


melayani semua geladak pada atas kapal.
- Mudah dalam instalasi: mengurangi berat/beban dan dimensi.
- Keselamatan: halogen-free produk, mengurangi daya kalori,
suatu solusi penghalang api menguji antara semua geladak.
-Fleksibilitas:kehadiran sejumlah besar tutup palkah pada semua
geladak mengijinkan penambahan beban tambahan dengan power
terpasang.
-Kesinambungan persediaan: Canalis tingkatkan sifat mudah
membaca instalasi dan maintainabilas, semua kontak elektrik
dari jenis yang elastis dan tidak memerlukan pemeliharaan.

Gambar 2.11. Canalis KS

Canalis KS: rigid busbar trunking


- Nominal current 100 to 1000 A
- 4 live conductors
- Tap-off points every metre on each side
- Tap-off connectors and units: 25 to 400 A
- Degree of protection IP55
15

2.2.2 Menyuplai listrik pada kabin dengan Canalis KN


diinstall pada plafon.
- Mudah dalam instalasi: komponen yang merakit setengah jadi
yang memudahkan instalasi di dalam ruang;spasi kecil.
-Keselamatan: halogen-free produk, mengurangi daya kalori.
-Fleksibilitas: Memudahkan penyesuain cabin menurut
bermacam-macam kebutuhan pelanggan
-Kesinambungan persediaan: Canalis tingkatkan sifat mudah
dibaca dalam instalasi dan perbaikan, semua kontak elektrik dari
jenis yang elastis dan tidak memerlukan apapun dalam
pemeliharaan.

Gambar 2.12. Canalis KN


Canalis KN: rigid busbar trunking
-Nominal current 40 to 160 A
-4 live conductors
-Tap-off points every 0.5 to 3 metres
-Tap-off connectors and units: 16 or 63 A
-Degree of protection IP55

2.2.3 Produksi lighting circuit dengan Canalis KDP


diinstall pada plafon.

-Mudah dalam instalasi: komponen yang merakit setengah jadi


yang memudahkan instalasi di dalam ruang;spasi kecil.
-Keselamatan: halogen-free produk
-Fleksibilitas: Mudah dalam meningkatkan mutu lighting circuit
di dalam peristiwa perubahan penggunaan ruang.
16

Gambar 2.13. Canalis KDP

Canalis KDP: flexible busbar trunking


- Nominal current 20 A
- Tap-off points setiap 1.2 or 3 metres
- Degree of protection IP55
- Packaged in a reel
Contoh Aplikasi

Gambar 2.14. Aplikasi Canalis


17

Suatu alur baru untuk menuju keberhasilan instalasi elektrik,


Canalis menjadi bagian dari suatu penawaran produk yang
menyeluruh yang dengan sempurna dikoordinir untuk titik temu
semua medium dan voltase rendah kebutuhan distribusi elektrik.
Semua produk ini telah dirancang untuk bekerja sama: elektrik,
mekanik dan kecocokan komunikasi.

2.3 Listrik Kapal


Kebutuhan listrik dikapal telah disediakan oleh generator dan
besarnya daya yang tersedia sangatlah tergantung pada
operasional kapal tersebut. Dimana hal ini tergantung pada jenis
atau type kapal. Sebagai contoh, kondisi kondisi operasional
pada kapal ikan untuk penggunaan daya listrik adalah sebagai
berikut :
Dua kondisi : Berlayar dan Berlabuh
Empat kondisi : Berlayar, meninggalkan pelabuhan, berada pada
kondisi Fishing Ground dan dipelabuhan.
Delapan Kondisi : sama dengan empat kondisi diatas, yang
dibagi lagi dengan siang dan malam.
Pemilihan generator merupakan pengkhususan dari idealisasi
sistem, dalam hal ini berperan untuk perencanaan karena
menyangkut masalah tekno-ekonomis.

Adapun persyaratan atau peraturan umum listrik kapal :


1. Supply listrik keperluan kapal
Sistem grounded netral pada badan kapal tidak boleh kecuali :
Zinc anode protection sytem atau arus katode pelindung bagian
luar badan
Sistem terbatas atau local ground seperti sistem start dan
penyalaan pada motor bakar dalam
Alat pengukur monitor insulator, untuk arus arus yang
tersirkulasi tidak lebih 30 mA pada kondisi terburuk
Pembumian netral tegangan tinggi harus menghindari daerah
daerah berbahaya yang terdefenisi dalam persyaratan
18

2. Power supply dan distribusi


Generator, switch board dan battery harus dipisahkan letaknya
dari tanki bahan bakar, minyak, dan kamar pompa dengan suatu
cofferdam atau dengan jarak yang cukup.
Kabel yang mungkin terbuka terhadap uap dan gas harus
dilindungi dengan insulator yang sesuai, yang mengurangi
kemungkinan terkorosi.
Beberapa persyaratan yang dibentuk untuk instalasi kabel
dikapal dibuat berdasarkan posisi dimana kabel-kabel
ditempatkan, disesuaikan dengan struktur kapal sehingga
pemasangan dan plat penyangga terhindar dari kemungkinan
strain (regangan).
Tenaga listrik di kapal akan disuply oleh sumber tenaga listrik
darurat (Emergency Power Source) biasanya dalam bentuk
battery. Karena bersifat darurat maka hanya peralatan tertentu dan
sangat penting yang disuply oleh sumber tenaga laistrik darurat
tersebut. Emergency power source akan tersimpan secara
otomatis melalui emergency switch board jika semua genset tidak
aktif.

2.4 Perhitungan penerangan


Aliran cahaya atau Fluksi Iluminasi (F) yang dipancarkan
oleh sumber diukur dalam Lumen. Satu Lumen adalah fluksi
cahaya yang dipancarkan dalam sudut pejal satuan dari sebuah
titik sumber sebesar 1 lilin. Sekarang ini satu radian dapat
dipandang sebagai sudut yang dilingkupi oleh suatu busur yang
sama dengan radius satuan r, sedangkan sebuah sudut pejal
menutupi suatu daerah pada bola yang sama dengan kuadrat jari-
jarinya (Gambar 2.1).
Karena luas permukaan sebuah bola = 4 r2
= 4 m2 di mana r = 1 m
Maka jumlah sudut-sudut pejal di dalam sebuah bola dengan jari-
jari 1 m adalah 4 , maka 4 lumen dipancarkan oleh sebuah
sumber titik sebesar 1 lilin.
19

Gambar 2.15 Sudut pejal

Koefesien-koefesien yang memperngaruhi perhitungan


penerangan :

1. Koefisien Pemakaian (CU Coefficient of Use)


Sebagian keluaran lumen dari sumber, hilang di dalam
fitting. Sebagian keluaran tersebut diarahkan ke dinding dan
langit-langit di mana sebagian akan diserap dan sebagian
dipantulkan. Jadi hanya sebagian dari cahaya yang mencapai
permukaan kerja. Bagian ini dinyatakan sebagai sebuah bilangan
yang selalu lebih kecil dari pada satu. Jelas faktor pemakaian ini
memperlihatkan bahwa cahaya yang mencapai bidang yang akan
diterangi adalah berkurang, sehingga daya sumber cahaya
mungkin harus diperbesar untuk mencapai nilai penerangan yang
diinginkan. Penentuan sebesarnya dari luar sebenarnya dari nilai
koefisien pemakaian memerlukan pengalaman dan
pertimbangkan.

2. Faktor Pemeliharaan (MF-Maintenance Factor)


Debu dan kotoran pada fitting dan kadang-kadang umur
fitting dapat mengurangi keluaran cahaya. Penerangan juga akan
terganggu oleh dekorasi yang buruk. Suatu angka sebesar 0,8
lazim diambil tetapi harus dikurangi untuk lingkungan yang
berdebu dan kotor seperti yang kadang-kadang ditemukan pada
pengerjaan kayu dan pengerjaan kimia. Kadang-kadang
digunakan istilah faktor penyusutan :

1
Faktor penyusutan =
faktorpemeliharaan
20

3. Perbandingan Ruang-Ketinggian
Ketinggian pemasangan fitting yang tepat adalah penting.
Bila fitting dalam garis penglihatan, kesilauan (glare) bisa
dihasilkan. Ketinggian yang berlebih dapat mempengaruhi
penerangan dan menimbulkan masalah bagi pemasangan lampu
kembali dan dalam pemeliharaan. Pabrik sering mempunyai
fitting-fitting yang terpasang pada tiang penopang atap atau balok
tinggi. Nilai perbandingan ruang-ketinggian bergantung pada
jenis fitting dan penerangan yang bisa diterapkan. Walau
tingginya telah diterapkan, perbandingan ini menentukan ruangan
dan juga jumlah fitting yang akan ditentukan.

2.4.1 Analisa Perhitungan Penerangan di Kapal


Penentuan kebutuhan penerangan dan jumlah lampu serta
jumlahnya ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a. Ukuran atau dimensi ruangan
Ukuran atau dimensi ruangan akan menentukan harga
indeks ruang.
b. Warna Ruangan
Warna ruangan, dalam hal ini adalah warna langit-langit
(ceiling), warna dinding (wall) serta warna lantai (floor).
Warna ruangan ini menentukan besarnya faktor refleksi
terhadap cahaya yang diterima ruangan.
c. Tipe lampu
Tipe lampu berhubungan dengan jenis ruangan yang
mempengaruhi cara pengamanan lampu. Berbagai tipe
lampu ini juga memberikan karakteristik yang berbeda
pula.
d. Faktor refleksi ruangan
Ceiling = 75 %
Wall = 50 %
Floor = 10 %
21

e. Iluminasi ruangan
Iluminasi ruangan menurut aturan Class (lux)
f. Tipe Lampu
Tipe lampu yang dipilih menurut ruangannya.
g. Faktor maintenance/diversitas
Faktor maintenance M = 0,7
h. Ilumination rate
Dari hasil interpolasi tabel tipe lampu didapatkan hasil :
eff1 + ((indeks ruang K1) x ( Eff2-Eff1) / (K2-K1))
i. Efisiensi armatur
=UxM
j. Flux cahaya
E A
= 1.25 x

k. Flux cahaya lampu
Dari tipe lampu yang dipilih mempunyai daya watt maka
flux cahaya yang diberikan adalah
= watt x 125( lumen)
l. Jumlah armature yang dibutuhkan

n = (E x A) / ( x )
22

Halaman ini sengaja dikosongkan


BAB III
METODOLOGI

Metodologi tugas akhir merupakan urutan sistematis tahapan


pengerjaan tugas akhir. Penelitian ini akan dilakukan secara
berurutan sesuai dengan metodologi yang disusun mulai awal
hingga akhir. Metodologi tugas akhir ini dapat digambarkan pada
flowcart berikut :
mulai

Pengumpulan data :
1. General Arrangement MT. Avila
2. Load balance dan wiring diagram
3. Daftar harga peralatan

Mendesain system kelistrikan


MT. Avila dengan system busbar

Analisa teknis
dan ekonomis

Membandingkan evaluasi
dengan konvensional

tidak
sesuai
23
24

Analisa dan
pembahasan

Kesimpulan dan
saran

selesai

Gambar 3.1. Flow Chart Pengerjaan Tugas Akhir.

3.1 Pengumpulan data


Untuk keakuratan data penunjang yang dibutuhkan dalam
penyelesaian tugas akhir ini maka pengambilan data dilakukan
dengan cara studi lapangan yang meliputi :
a. gambar dari general arrangement kapal MT. Avila.
b. Data load balance dan wiring diagram
c. Data harga peralatan
Merupakan daftar harga-harga dari peralatan yang
terpasang pada sistem busbar trunking

3.2 Mendesain system kelistrikan MT. Avila dengan system


busbar
Mendesain system kelistrikan penerangan MT. Avila dengan
menggunakan sistem busbar trunking, sehingga tampak
perubahan-perubahan yang terjadi dari desain secara
konvensional dengan desain yang menggunakan busbar trunking.
25

3.3 Analisa teknis dan ekonomis


Menganalisa dari segi teknis dan ekonomis dari sistem
kelistrikan yang telah didesain dengan sistem busbar trunking.
Kajian teknis tentang perubahan yang dilakukan dalam
sistemnya untuk perancangan instalasi listrik penerangan
menggunakan sistem busbar trunking. Dalam kajian ekonomis
yang dibahas adalah perbandingan investasi yang dibutuhkan,
perbandingan harga-harga yang dikeluarkan.

3.4 Membandingkan dengan sistem konvensional


Dari hasil analisa teknis dan ekonomis yang menggunakan
sitem busbar trunking kemudian dibandingkan dengan sistem
yang konvensional. Di sini akan timbul perbedaan sehingga dapat
dilakukan analisa pada tahap selanjutnya.

3.5 Analisa dan pembahasan


Jika hasil perbandingan sesuai maka selanjutnya dilakukan
analisa dan pembahasan. Dari sini akan didapatkan hasil berupa
kelebihan dan kekurangan antara sistem konvensional dengan
sistem busbar trunking.

3.6 Kesimpulan dan saran


Setelah dilakukan proses analisa dan pembahasan, selanjutnya
adalah menarik kesimpulan dari hasil penelitian. Kesimpulan
berdasarkan dari hasil analisa data dan pembahasan yang telah
dilakukan. Selanjutnya adalah memberikan saran-saran yang
diberikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan pihak yang
berkaitan untuk melakukan analisa lebih lanjut.
26

Halaman ini sengaja dikosongkan


BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Kapal


Adapun principle dimention kapal MT. Avila adalah sebagai
berikut :

Length O.A 93.00 m


Length B.P 87.00 m
Beam Mld 17.50 m
Depth Mld 9.00 m
Draft Designed 6.70 m
Scantling Draft 7.20 m (subject to freeboard assignment)
Complement 8 x 1 = 8 men
6 x 2 = 12 men
Total = 20 men
Genset AC 450 V / 3 / 60 Hz 320 KW 2 buah

Gambar 4.1. General Arrangement MT. Avilla

27
28

4.2 Perhitungan kebutuhan penerangan


Berikut ini salah satu contoh perhitungan penerangan pada 2
MEN ROOM pada main deck:

1.Dimensi ruangan
Panjang = 3.6 m
Lebar = 2.9 m
Tinggi =3 m
Tinggi lampu ke bidang kerja (h) = 3 m 0.8 m = 2.2 m
Luas ruangan (A) = 3.6 x 2.9 = 10.44 m2

2.Indeks Ruang = (p x l)/ h (p+l)


= (3.6 x 2.9) / 2.2 (3.6+2.9)
= 0.73
3. Type lampu yang digunakan:
Indeks 10
FL 2 x 20 W

4. Faktor refleksi ruangan :


Ceiling : 0.75
Wall : 0.5
Floor : 0.1

5. Ilumination rate
Dari hasil interpolasi table tipe lampu didapatkan:
K1 = 0.6
Eff1 = 0.265
K2 = 0.8
Eff2 = 0.322

Eff = eff1 + ((indeks ruang K1) x ( Eff2-Eff1) / (K2-K1))


= 0.265 + ((0.73-0.6)) x (0.322-0.265) / (0.8-0.6)
= 0.30
29

6. Effisiensi armature :
= eff x diversitas
= 0.3 x 0.7
= 0.21

7. flux cahaya ()
= jumlah lampu x daya lampu x 125
= 2 x 20 x 125
= 5000

8. Jumlah armature yang dibutuhkan (n)


n = (E x A) / ( x )
= (100 x 10.44) / (0.21 x 5000)
= 0.99
= 1 buah

Jadi jumlah armature yang dibutuhkan pada ruangan ttersebut


adalah 1 buah.

Selanjutnya untuk perhitungan penerangan digunakan tabel untuk


menghemat tempat serta memudahkan dalam pembacaan data.
30

Tabel Perhitungan Penerangan

Tabel 4.1. Perhitungan Penerangan Pada Main Deck


31

Tabel 4.2. Perhitungan Penerangan Pada Tween Deck


32

Tabel 4.3. Perhitungan Penerangan Pada Poop deck


33

Tabel 4.4. Perhitungan Penerangan Pada Bridge deck


34

Tabel 4.5. Perhitungan Penerangan Pada Wheelhouse Deck


35

4.3 Desain Instalasi Secara Konvensional


Desain instalasi secara konvensional adalah desain instalasi yang
menggunakan kabel sebagai media penghantarnya. Selain itu juga
dibutuhkan kabel tray, sebagai jalur peletakkan kabelnya agar terlihat
rapi.

Gambar 4.2. Instalasi Konvensional Pada Tween Deck


36

Gambar 4.3. Instalasi Konvensional Pada Main Deck


37

Gambar 4.4. Instalasi Konvensional Pada Poop Deck


38

Gambar 4.5. Instalasi Konvensional Pada Bridge Deck


39

Gambar 4.6. Instalasi Konvensional Pada Wheelhouse Deck


40

4.4 Desain Instalasi Dengan Busbar Trunking

Desain instalasi dengan busbar trunking adalah suatu desain


instalasi dengan menggunakan busbar trunking sebagai medianya
dengan kata lain busbar trunking sebagai pengganti kabel. Desain
dengan menggunakan busbar trunking sangat praktis dan efisien
karena bentuk busbar sendiri sudah dalam bentuk balok sehingga
tidak lagi membutuhkan kabel tray dalam pemasangannya. Cara
pemasangan bebannya pun relatif praktis karena menggunakan
tap-off unit sehingga sangat mudah apabila ada penambahan suatu
beban.

Gambar 4.7. Penampang Samping Instalasi Busbar Trunking


41

Gambar 4.8. Instalasi Busbar Trunking Pada Tween Deck


42

Gambar 4.9. Instalasi Busbar Trunking Pada Main Deck


43

Gambar 4.10. Instalasi Busbar Trunking Pada Poop Deck


44

Gambar 4.11. Instalasi Busbar Trunking Pada Bridge Deck


45

Gambar 4.12. Instalasi Busbar Trunking Pada


Wheelhouse Deck
46

4.5 Kajian Teknis Busbar Trunking

1. Praktis dalam desain


Bentuk Busbar trunking yang relative lebih praktis dan simple
sehingga memberikan kesan rapi apabila diinstall pada ruangan.
untuk amper power yang tinggi busbar trunking relative lebih
kecil, lebih ringkas dibanding kabel yang harus dilengkapi dengan
kabel tray pada waktu menginstallnya. Berat busbar per meter
adalah sering kurang jika dibandingkan dengan kombinasi kabel
dan tray. Busbar trunking juga dapat mengurangi ruang hilang
dalam kaitan dengan radius pembengkokan yang biasa dialami
oleh kabel pada waktu penginstalasiannya pada ruangan.

Gambar 4.13. Sudut bengkokan pada busbar trunking

2. Drop tegangan yang relative kecil


Dilihat dari segi fisiknya adanya perbedaan penampang dari
sistem busbar trunking dimana penampang dari busbar trunking
berbentuk persegi, media penghantar arusnya menggunakan
busbar yang terbuat dari aluminiun maupun tembaga.

Gambar 4.14. Busbar Trunking


47

Penampangnya pun relative lebih besar jika dibandingkan


dengan kabel. Sehingga drop tegangan pada busbar trunking ini
relative kecil. Hal ini sesuai dengan rumus :
V=IR
Dimana
R=l/A

Dimana R = hambatan
= masa jenis
l = panjang
A = luas penampang

Semakin besar luas penampang maka semakin kecil hambatannya


sehingga drop tegangannya pun semakin kecil.

Misal : Busbar trunking pada panjang 15 m dan arusnya 25 A


Maka R = l / A
= (8,92 . 15000 mm) / 1400 mm2
= 96 m
= 0.96
Maka drop tegangannya :
V=IR
= 25 . 0,96
= 24 Volt

3. Instalasi lebih cepat dan desain yang simpel


Busbar Trunking ini didesain khusus terdiri dari beberapa
bagian-bagian sehingga memudahkan untuk menginstall. Dan
waktu pemasangannya yang relatif cepat kerena berbentuk plug-
in.
48

Tabel 4.6. Waktu Pemasangan Canalis Busbar Trunking

4. Busbar Trunking sangat fleksibel sehingga mudah dalam


perbaikan maupun penambahan beban
Busbar trunking ini dilengkapi oleh tap-off unit yang berisi
alat yang bersifat melindungi, diposisikan dekat dengan beban,
gunanya untuk pemutusan hubungan untuk pemeliharaan atau
dalam kaitan dengan gangguan. Satu beban disediakan dari
masing-masing tap-off unit. Dapat meelakukan penambahan
beban pada saat beban terpasang (tanpa mematikan sumber
teganngan). Sehingga busbar tetap aman dan berfungsi dengan
tepat pada saat pemeliharaan atau dihadapkan dengan gangguan
pada suatu beban. Di sisi lain apabila ingin penambahan suatu
beban hanya dengan memasang satu tap-off unit lagi untuk
disambungkan ke beban yang akan dipasang.

Gambar 4.15. Tap-off Unit


49

4.6 Membandingkan Busbar Trunking dengan sistem


konvensional
Dengan melakukan perubahan perancangan instalasi listrik
dari metode konvesional ke metode busbar trunking akan
berdampak pada perbedaan sistem instalasinya, perbedaan-
perbedaan tersebut antara lain :

4.6.1 Segi Teknis

1. Pemasangan
Busbar trunking praktis dan cepat dalam instalasinya karena
didukung dengan metode plug-in. Bentuk busbar trunking yang
berupa balok sangat praktis dan efisien. Berbeda dengan kabel,
terlebih dahulu harus memasang kabel traynya sebagai jalur untuk
peletakan kabel yang akan dipasang. Busbar trunking juga dapat
mengurangi ruang hilang dalam kaitan dengan radius
pembengkokan yang biasa dialami oleh kabel pada waktu
penginstalasiannya pada ruangan.

Gambar 4.16. Kabel + kabel tray dan Busbar Trunking

2.Bentuk penampang
Dilihat dari segi fisiknya adanya perbedaan penampang dari
sistem busbar trunking dimana penampang dari busbar trunking
berbentuk persegi, media penghantar arusnya menggunakan
busbar yang terbuat dari aluminiun maupun tembaga. Berbeda
dengan kabel yang penampang dari penghantarnya berbentuk
bulat.
50

Gambar 4.17. Kabel dan Busbar Trunking

3.Drop Tegangan
Penampang Busbar Trunking relative lebih besar jika
dibandingkan dengan kabel. Sehingga drop tegangan pada busbar
trunking ini relative kecil.

Hal ini sesuai dengan rumus :


V=IR
Dimana
R=l/A

Dimana R = hambatan
= masa jenis
l = panjang
A = luas penampang

Semakin besar luas penampang maka semakin kecil hambatannya


sehingga drop tegangannya pun semakin kecil.

R busbar = l / A R kabel = l / A
= 15000 / 1400 = 15000 / 2,5
= 11 m = 6000 m
= 0.011 < =6
51

Maka drop tegangannya :


V busbar = I R V kabel = I R
= 25 . 0,011 = 10 . 6
= 0,28 Volt < = 60 Volt

4. Perbaikan maupun penambahan beban,


Busbar trunking ini dilengkapi oleh tap-off unit yang berisi
alat yang bersifat melindungi, diposisikan dekat dengan beban,
gunanya untuk pemutusan hubungan untuk pemeliharaan atau
dalam kaitan dengan gangguan. Satu beban disediakan dari
masing-masing tap-off unit. Dapat melakukan penambahan beban
pada saat beban terpasang (tanpa mematikan sumber tegangan).
Sehingga busbar tetap aman dan berfungsi dengan tepat pada saat
pemeliharaan atau dihadapkan dengan gangguan pada suatu
beban. Di sisi lain apabila ingin penambahan suatu beban hanya
dengan memasang satu tap-off unit lagi untuk disambungkan ke
beban yang akan dipasang.
Berbeda halnya dengan kabel, pada waktu akan menambah
beban lagi maka harus mengelupas kabel, menyambung kabel lalu
menarik kabel ke beban yang akan di pasang belum lagi
menambahakan kabel traynya. Pekerjaan itu membutuhakan
waktu yang realtif lama dan tenaga yang ekstra apalagi yang
digunakan adalah kabel marine.

5. Amper yang tersedia.


Pada busbar trunking amper yang paling minim adalah 25 A
berbeda dengan kabel yaitu 2A. Sehingga busbar trunking ini
sangat cocok digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan daya
yang besar.

6. Keselamatan
Busbar trunking terbuat dari all-metal konstruksi
sehinggsistem menawarkan combustive energi yang sangat
rendah dibandingkan dengan kabel. Ini memimpin ke arah
peningkatan keselamatan terhadap hal api.
52

7. Wiring Diagram
Berikut ini adalah salah satu wiring digram dari system busbar
trunking dan sisten konvensional

Wiring Busbar Trunking pada Bridge Deck

Gambar 4.18. Wiring Busbar Trunking pada Bridge Deck


53

Wiring Konvensional pada Bridge Deck

Gambar 4.19. Wiring Konvensional pada Bridge Deck


54

Pemilihan pengaman dan penampang kabel :

I nominal = P / ( V x cos )
= 1610 / ( 220 x 0,8)
= 9.15 A

Maka pengaman yang digunakan adalah 10 A dengan penampang


kabel 1,5 mm2.

Pemilihan Busbar :

I sc = 4 x I nominal
= 4 x 9,15 A
= 36,6 A

Maka dipilih busbar dengan ukuran 12 x 2

Dari 2 wiring diagram diatas dapat diambil kesimpulan :


Dengan sistem konvensional lebih banyak kabel untuk phase yang
digunakan (R1,S1,T1 dan R2,S2,T2) sedangkan pada sistem
busbar Trunking hanya dengan 1 busbar Trunking saja karena di
dalamnya sudah terdapat R, S, T yang dapat mengcover semua
beban.
55

4.6.2 Segi Ekonomis

4.6.2.1 Kajian Ekonomis Busbar Trunking


Selain dikaji Secara teknis, perubahan perancangan instalasi
listrik menggunakan system konvesional menjadi system busbar
trunking perlu dikaji secara ekonomis,kajian ekonomis ini adalah
untuk menghitung nilai perubahan yang dilakukan selama umur
kapal,kajian ekonomis ini meliputi kajian pada pergantian
perancangan instalasi listrik dengan system konvesional menjadi
system busbar trunking.
Adanya perbedaan system system kelistrikan konvesional
menjadi system busbar trunking akan sangat berpengaruh
terhadap biaya yang dikeluarkan.

Tabel 4.7. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik menggunakan


sistem busbar trunking pada Tween Deck
56

Tabel 4.8. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik menggunakan


sistem busbar trunking pada Main Deck
57

Tabel 4.9. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik menggunakan


sistem busbar trunking pada Poop Deck
58

Tabel 4.10. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik


menggunakan sistem busbar trunking pada Bridge Deck
59

Tabel 4.11. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik


menggunakan sistem busbar trunking pada Wheelhouse Deck

Jadi total biaya yang dikeluarkan untuk instalasi dengan


menggunakna busbar trunking adalah Rp 163.901.380;
Berikut ini tabel biaya yang dikeluarkan untuk sistem instalasi
secara konvensional
60

4.6.2.2 Kajian Ekonomis Sistem Konvensional

Tabel 4.12. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik secara


konvensional pada Tween Deck

Tabel 4.13. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik secara


konvensional pada Main Deck
61

Tabel 4.14. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik secara


konvensional pada Poop Deck

Tabel 4.15. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik secara


konvensional pada Bidge Deck
62

Tabel 4.16. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik secara


konvensional pada Wheelhouse Deck
63

Dari bab 4.6.2.1 didapat total biaya yang dikeluarkan untuk


instalasi dengan menggunakan busbar trunking adalah
Rp 163.901.380;

Total biaya yang dikeluarkan untuk instalasi secara konvensional


adalah Rp 86.291.000;

Selisih harga sistem busbar trunking dengan sistem konvesional


adalah
Selisih harga = Rp 163.901.380 Rp 86.291.000
= Rp 77.610.380

Selisih harga keseluruhan untuk perbandingan perancangan


instalasi listrik dalam persentase sebesar :
= (163.901.380/ Rp 86.291.000) x 100 %
= 189,94%

Jadi biaya sistem untuk busbar trunking 1,9 kali dari harga system
konvensional.
64

4.7 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Busbar Trunking


Maupun Sistem Konvensional.

4.7.1 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Busbar Trunking


4.7.1.1 Kelebiahan Sistem Busbar Trunking
- Bentuk lebih praktis dan efisien.
- Cepat dalam pemasangan instalasinya.
- Drop Tegangan yang kecil.
- Cepat dan mudah dalam perbaikan maupun penambahan beban
- Tahan api.

4.7.1.2 Kekurangan Sistem Busbar Trunking


- Amper terendah yang tersedia adalah 25 A. Sehingga tidak
cocok untuk beban dengan daya yang rendah.
- Harganya yang relative lebih mahal.

4.7.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Konvensional


4.7.2.1 Kelebihan Sistem Konvensional
- Harga yang relatif lebih murah.
- Amper terendah yang tersedia mulai dari 2A.

4.7.2.2 Kekurangan Sistem Konvensional


- Kurang praktis dalam pemasangan karena membutuhkan kabel
tray.
- Instalasi lebih lama
- Rumit dalam perbaikan maupun penambahan beban.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa data dan pembahasan yang dilakukan diperoleh


hasil sebagai berikut
1. Dilihat dari segi teknis, System Busbar Trunking memiliki
banyak kelebihan jika dibandingkan dari Sistem
Konvensional. Kelebihan-kelebiahan tersebut antara lain :
- Bentuk lebih praktis dan efisien.
- Cepat dalam pemasangan instalasinya.
- Drop Tegangan yang kecil.
- Cepat dan mudah dalam perbaikan maupun penambahan
beban
- Tahan api.
Selain itu Busbar Trunking juga memiliki kelemahan yaitu
pada Amper terendah yang tersedia adalah 25 A. Sehingga
tidak cocok untuk beban dengan daya yang rendah.

2. Dilihat dari segi ekonomis


Selisih harga sistem busbar trunking dengan sistem
konvesional adalah
Selisih harga = Rp 163.901.380 Rp 86.291.000
= Rp 77.610.380

Selisih harga keseluruhan untuk perbandingan perancangan
instalasi listrik dalam persentase sebesar :
= (163.901.380/ Rp 86.291.000) x 100 %
= 189,94%

Biaya sistem untuk busbar trunking lebih mahal 1,9 kali dari
harga system konvensional.

65
66

Sehingga Sistem Busbar Trunking ini kurang tepat apabila


diterapkan pada kapal tanker (MT. Avila) kerena beban yang
digunakan pada kapal tersebut tidak begitu besar sehingga cukup
dengan menggunakan sistem konvensional saja.

5.2 Saran

Hasil Tugas Akhir ini dapat digunakan referensi untuk penerapan


pada kapal dengan jumlah beban yang besar misalnya saja pada
kapal pesiar.
67

DAFTAR PUSTAKA

Sarwito, S. 1999, Diktat Perancangan Instalasi Listrik,


JTSP-FTK ITS
Schneider Electric.2006, Busway
www.controlsindia.com,Busbar Trunkng
www.schneider_electric.com, Busbar trunking systems canalis
in cruise ship
www. schneider electric.comCanalis Busbar Trunking
Izzudin, Muhammad. 2008, Analisa Teknis dan Ekonomis
Perancangan Instalasi Listrik Menggunakan System Busbar
Trunking Pada Kapal Patroli 40 m, Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan ITS
68

Halaman ini sengaja dikosongkan


LAMPIRAN
Wiring Busbar Trunking pada Tween Deck
Wiring Konvensional pada Tween Deck
Pemilihan pengaman dan penampang kabel :

I nominal = P / (V x cos )
= 440 / ( 220 x 0,8)
= 2.5 A

Maka pengaman yang digunakan adalah 4 A dengan penampang


kabel 1 mm2.

Pemilihan Busbar :

I sc = 4 x I nominal
= 4 x 2.5 A
= 10 A

Maka dipilih busbar dengan ukuran 12 x 2


Wiring Busbar Trunking pada Main Deck
Wiring Konvensional pada Main Deck
Pemilihan pengaman dan penampang kabel :

I nominal = P / (V x cos )
= 1540 / (220 x 0,8)
= 8,75 A

Maka pengaman yang digunakan adalah 10 A dengan penampang


kabel 1,5 mm2.

Pemilihan Busbar :

I sc = 4 x I nominal
= 4 x 8,75 A
= 35 A

Maka dipilih busbar dengan ukuran 12 x 2


Wiring Busbar Trunking pada Poop Deck
Wiring Konvensional pada Poop Deck
Pemilihan pengaman dan penampang kabel :

I nominal = P / ( V x cos )
= 1140 / (220 x 0,8)
= 6.48 A

Maka pengaman yang digunakan adalah 10 A dengan penampang


kabel 1,5 mm2.

Pemilihan Busbar :

I sc = 4 x I nominal
= 4 x 6.48 A
= 25.9 A

Maka dipilih busbar dengan ukuran 12 x 2


Wiring Busbar Trunking pada Bridge Deck
Wiring Konvensional pada Bridge Deck
Pemilihan pengaman dan penampang kabel :

I nominal = P / ( V x cos )
= 1610 / (220 x 0,8)
= 9.15 A

Maka pengaman yang digunakan adalah 10 A dengan penampang


kabel 1,5 mm2.

Pemilihan Busbar :

I sc = 4 x I nominal
= 4 x 9,15 A
= 36,6 A

Maka dipilih busbar dengan ukuran 12 x 2


Wiring Busbar Trunking pada Wheelhouse Deck
Wiring Konvensional pada Wheelhouse Deck
Pemilihan pengaman dan penampang kabel :

I nominal = P / ( V x cos )
= 440 / ( 220 x 0,8)
= 2.5 A

Maka pengaman yang digunakan adalah 4 A dengan penampang


kabel 1 mm2. A.

Pemilihan Busbar :

I sc = 4 x I nominal
= 4 x 2.5 A
= 10 A

Maka dipilih busbar dengan ukuran 12 x 2


Daftar Pembebanan yang
diperkirakan untuk tenaga Penampang Persegi
ARUS BOLAK BALIK ARUS SEARAH
Penamp
Ukuran Berat Dicat Jumlah Batang Telanjang Jumlah Batang Dicat Jumlah Batang Telanjang Jumlah Batang
ang

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

12 x 2 24 0.003 125 225 110 200 100 230 120 210

15 x 2 30 0.07 155 270 140 242 160 200 145 255

15 x 3 45 0.1 165 330 170 300 195 335 175 305

20 x 2 40 0.26 205 350 185 315 210 370 190 330

20 x 3 60 0.33 245 425 220 380 250 435 225 395

20 x 5 100 0.9 325 550 292 495 330 570 300 515

25 x 3 75 0.67 300 510 270 460 300 530 275 165

25 x 5 125 1.12 385 670 350 600 400 680 360 620

30 x 3 90 0.82 352 600 315 945 360 630 325 570

30 x 5 150 1.14 435 780 400 700 475 800 425 725

40 x 3 120 1.07 460 780 422 910 470 820 425 740

40 x 5 200 1.15 600 1000 502 900 600 1030 560 955

40 x 10 400 3.06 835 1593 2040 2800 750 1350 1650 2500 870 1350 2182 800 1375 1955

50 x 5 250 2.23 700 1200 1750 2312 630 1100 1550 2120 740 1270 1670 660 1150 1720

50 x 10 500 4.41 1025 1800 2450 3230 920 1600 2200 3000 1070 1900 2700 1000 1700 2400

60 x 5 300 2.67 825 1400 1985 2650 725 1000 1800 2400 800 1530 2200 2700 780 1430 1900 2500

60 x 10 600 5.14 1200 2100 2300 3800 1400 1850 2300 3400 1250 2200 3100 3900 1100 2000 2800 3500

80 x 5 400 3.25 1060 1800 2450 3320 952 1650 2700 2900 1150 2000 2800 3300 1000 1800 2500 3200

80 x 10 800 7.22 1540 2600 2490 4600 1400 2200 3100 4200 1650 2800 4000 5100 1410 2600 3601 4300

100 x 5 500 4.05 1300 22000 2930 3800 1200 2000 2800 3400 1400 2500 3400 4310 1252 2230 3001 3300

100 x 10 1000 8.12 1830 3100 4230 5400 1700 2700 3600 4100 2000 3600 4900 6200 1700 3200 4400 5320
Pedoman Untuk Intensitas Iluminasi Cahaya
Biro Klasifikasi Indonesia

FLUKSI CAHAYA
JENIS RUANGAN
(Lux)

Ruang palka
Ruang kerja
20 sampai 40 lux
Jalan
Lalu lintas diatas deck

Lorong dan jalan masuk


Tempat peluncuran sokoci
Kamar kecil
50 sampai 70 lux
Kamar mandi
Bioskop
Terowongan poros

Kamar Peta
Ruang kemudi
100 sampai 150 lux
Kabin penumpang
Kabin awak kapal

Ruang Mesin
Ruang Komisaris/pemilik
Ruang istirahat
200 sampai 500 lux
Ruang duduk
Ruang makan/minum
Perpustakaan

Rumah sakit 200 lux


RIWAYAT PENULIS

Dian Arif Wicaksono lahir di kota Malang


pada 24 Februari 1986. Menempuh
pendidikan di SDN Pagentan 2 Singosari,
SLTPN 1 Singosari, SMAN 1 Lawang
Setelah itu penulis melanjutkan studi di
Institut Teknologi Sepuluh Nopember pada
tahun 2004 di Jurusan Teknik Kelistrikan
Kapal Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya, kemudian pada tahun 2007
melanjutkan ke Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan dengan melalui Program
Lintas Jalur.

Anda mungkin juga menyukai