Anda di halaman 1dari 7

PENGOLAHAN LIMBAH CsCl dan CeO 2 SEBAGAI

PENGGANTI LIMBAH PADAT TRANSURANIUM HASIL


SAMPING PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI
DARI INSTALASI RADIOMETALURGI
NS., Wahjuni1
Aisyah2
Agus Widodo3

Abstract: Testing of irradiated spent fuel in Radiometallurgy Installation (RMI)


arising Transuranic solid waste. The research using epoxy resin has been conducted
as matriks material, to immobiliteTransuranic solid wWaste as function of waste
loading. Transuranic solid waste could be on ash form pasta that contains
radionuclide. Immobilisation was done by mix epoxy resin and hardener at ratio 1:1,
and then added simulated transuranic waste. The waste concentration in polymer was
variated 10, 20, 30, 40, 50, and 60 % weight. These im bilization products were
determined its density then introduced to compression tes by Paul Weber compactor
and leaching test using soxhlet apparatus. The higher e loading on polymer-
waste blocks, the higher its density and leaching rat but the lower its compressive
strength. Based on density, compression test and leaching rat,e the test figure that
solid waste on ash form, which contains 30 % maximum w loading, will gives the
best quality of polymer -waste block.

Keywords : Transuranic solid waste, imobilisation, polymer -waste blocks

PENDAHULUAN Pada saat ini, strategi Indonesia dalam daur


bahan bakar nuklir menganut daur terbuka,
Pada saat ini Indonesia telah memasuki era
yaitu bahan bakar bekas tidak diproses ulang,
teknologi nuklir. Teknologi nuklir telah
jadi sebagai limbah aktivitas tinggi adalah
dipakai secara luas dalam berbagai bidang,
bahan bakar bekas itu sendiri. Bahan bakar
seperti bidang kesehatan, pertanian, industri
disimpan dalam kolam selama 40 -60 tahun,
dan bahkan tidak lama lagi akan berdiri
setelah itu bahan bakar disimpan dalam deep
Pembangkit Listrik T enaga Nuklir (PLTN) di
repository (penyimpanan tanah dalam).
Indonesia. Sejalan dengan hal itu tentunya
Selain itu di BATAN terdapat pula limbah
akan ditimbulkan sejumlah limbah yang harus
yang berasal dari pengujian bahan bakar pasca
dikelola dengan baik, aman bagi manusia dan
iradiasi dari Instalasi Radiometalurgi dan
lingkungan.
limbah yang dikategorikan sebagai limbah
Limbah radioaktif dapat berupa limbah cair, aktivitas tinggi atau transuranium yaitu limbah
padat, dan gas dengan aktivitas rendah, yang timbul dari produksi Mo-99 di Instalasi
sedang, tinggi, maupun limbah transuranium Produksi Radioisotop (Aisyah, 2004).
yang mengandung radionuklida berumur paro
Pengujian bahan bakar pasca iradiasi untuk
panjang. Limbah radioaktif aktivitas rendah
mengetahui karakteristik dan kemampuan
biasanya berasal dari pengoperasian reaktor,
bahan bakar dalam reaktor, dilakukan di
sedangkan untuk limbah aktivitas tinggi dan
Instalasi Radiometalurgi (IRM). Pada
limbah transuranium berasal dari proses olah
pengujian di IRM, bahan bakar teriradiasi
ulang (reprocessing) bahan bakar reaktor.

1
Staf Pengajar Pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas T eknik Universitas Sebelas Maret
2
Peneliti di Badan Tenaga nuklir nasional, BATAN, Serpo g.
3
Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia FT UNS
NS., Wahjuni, dkk., Pengolahan Limbah CsCl Dan CeO 2 Sebagai Pengganti Limbah .

dilarutkan dalam 6-8 N HNO 3. Limbah yang polimerisasi, terjadi perubahan fase cair dan
timbul dari pengujian ini banyak mengandung pasta menjadi padat yang disebut curing atau
hasil belah dan banyak mengandung aktinida. pengeringan. Hardener sebagai curing
Sesuai dengan definisi limbah dari proses olah agentnya. Proses curing dapat terjadi secara
ulang bahan bakar nuklir, maka hasil belah reaksi eksotermik, dengan pemanasan, atau
harus dipisahkan dari aktinida sehingga terjadi dengan iradiasi menggunakan sinar gamma.
limbah cair aktivitas tinggi (LCAT) dan
Pada penelitian ini proses curing berlangsung
limbah padat transuranium (IAEA, 1979).
dengan reaksi polimerisasi yang bersifat
Limbah padat TRU dari IRM dapat berupa eksotermis. Proses ini lebih sederhana,
logam, kertas merang sebagai tutup meja di walaupun kadang-kadang curing dalam proses
laboratorium, kertas tissue, dan kayu yang ini perlu waktu yang lama. Reaksi polimerisasi
terkontaminasi. Limbah logam dapat diproses dimulai dengan adanya radikal bebas yang
dengan melting process yang menghasilkan terbentuk karena dekomposisi bahan yang
logam non radioaktif dan radionuklida. tidak stabil oleh suhu maupun katalis. Radikal
Limbah padat terbakar, dibakar dalam bebas dengan monomer akan mengadakan
insenerator sehingga diperoleh abu dan reaksi polimerisasi dan akhirnya jika radikal
kemudian abu diimobilisasi dengan polimer. bebas bereaksi maka terjadi reaksi terminasi
yang menghasilkan polimer (Joel R. Fried,
Penggunaan polimer sebagai bahan
1995).
solidifikasi/imobilisasi karena polimer
memiliki beberapa kelebihan dibanding Pengolahan limbah padat secara pembakaran
dengan bahan lain yaitu polimer tahan dalam dengan .insenerator merupakan salah satu
jangka lama. Limbah transuranium tidak teknologi transformasi yang digunakan dalam
menimbulkan panas yang tinggi sehingga pengolahan limbah radioaktif, memberikan
polimer dapat digunakan untuk imobilisasi manfaat yang besar untuk mereduksi volume
limbah TRU. limbah terbakar yang akan memudahkan
pengelolaan berikutnya, misalnya imobilisasi,
Polimer yang digunakan dalam penelitian ini
pengangkutan, penyimpanan dan penimbunan.
adalah resin epoksi. Resin epoksi merupakan
Pembakaran juga dapat digunakan untuk
salah satu jenis polimer yang banyak
memperkecil bahaya kimia yang dikandung
digunakan sebagai material struktur. Resin
limbah tersebut. Limbah yang akan
epoksi ini terbentuk dari reaksi antara
diinsenerasi, terlebih dahulu harus dilakukan
epiklorohidrin dengan biphenilpropana
(bisphenol A) (Joel R. Fried, 1995). pengelompokan (sortir). Limbah yang
mengandung bahan-bahan eksplosif harus
Resin epoksi memiliki sifat yang unggul dihilangkan atau dibuat sekecil mungkin,
diantaranya kekuatan mekanik yang bagus, bahan-bahan yang kemungkinan besar akan
tahan terhadap bahan kimia, adesif, dan mudah mengeluarkan asap yang bersifat korosif
diproses. Berdasarkan pada keunggulan ini, (klorida organik dan flourida organik) perlu
maka resin epoksi dipilih untuk imobilisasi dihilangkan atau dibatasi untuk menjaga
limbah radioaktif tersebut. keselamatan alat dan keselamatan proses.
Faktor reduksi volume yang diperoleh proses
Di pasaran terdapat beberapa merk resin
epoksi yang memiliki karakteristik berbeda- ini berkisar antara 50-100 kali dari volume
limbah awal. Hasil pembakaran yang berupa
beda. Pada penelitian ini telah dipilih resin
EPOSIR -7120 yang digunakan sebagai abu diimobilisasi dengan polimer untuk
material standar dalam bahan struktur. mengikat radionuklida agar tidak menyebar ke
lingkungan (Prayitno, 1993).
Pertimbangan pemilihan EPOSIR -7120 ini
selain harganya murah dan dalam studi Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
pendahuluan mampu membentuk bahan keras komposisi polimer-limbah yang optimal
dengan campuran air sampai 30% volume. sehingga diperoleh kualitas blok polimer-
limbah yang baik. Kualitas blok polimer
Kekuatan polimer dipengaruhi oleh komposisi
antara resin epoksi dengan hardener. Pada limbah yang dipelajari adalah densitas, kuat
tekan dan laju pelindihan sebagai fungsi

141
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007

kandungan limbah (waste loading). Sebagai korosi dan laju pelindihan dapat ditentukan
kandungan limbah, limbah padat transuranium dengan analisis unsur-unsur atau radionuklida
dapat dalam bentuk abu atau pasta yang dalam air pelindih. Jika unsur-unsur
mengandung radionuklida. pembentuk kerangka yang lepas disebut
korosi, dan jika radionuklida yang
Densitas merupakan salahsatu
terkungkung lepas disebut pelindihan. Maksud
parameter untuk menentukan kualitas blok
laju pelindihan dalam penelitian ini adalah
polimer-limbah. Densitas dibutuhkan untuk
korosi dan laju pelindihannya sendiri. Untuk
memprediksi keselamatan transportasi,
mengukur laju pelindihan dapat dilakukan
penyimpanan sementara (interim storage ), dan
dengan dua metode tergantung pada data yang
penyimpanan lestari (Dewi, 1999). Densitas
dibutuhkan yaitu laju pelindihan dipercepat
blok polimer-limbah dihitung dengan
dan laju pelindihan jangka panjang. Laju
persamaan :
pelindihan dipercepat digunakan untuk
m penelitian jangka pendek untuk meneliti
r = ..................................... (1) pengaruh beberapa parameter dan
V
mengevaluasi kualitas hasil imobilisasi (Wati,
dimana: = berat jenis (gram cm-3 ), m = 1992). Pengujian ini menggunakan suhu 100
0
massa sampel (gram), v = volume sampel C guna mempercepat pelindihan dengan cara
(cm3). mengekstrak sampel dengan alat sokhlet.
Kuat tekan adalah gaya maksimum Pengujian laju pelindihan jangka panjang
yang dibutuhkan untuk menghancurkan benda dilakukan menggunakan ukuran polimer
limbah sesungguhnya dan simulasi kondisi
dibagi dengan luas permukaan yang mendapat
tekanan. Kuat tekan blok polimer-limbah lingkungan dalam penyimpanan lestari. Dalam
penelitian ini laju pelindihan ditentukan
merupakan parameter penting untuk evaluasi
benturan agar menjamin keselamatan dengan mengukur kehilangan berat sampel
penanganan, transportasi dan penyimpanan setelah diekstraksi selama 6 jam. Laju
pelindihan dirumuskan dalam persamaan :
lestari. Kuat tekan harus memenuhi standar
IAEA, sehingga apabila terjadi jatuh atau
mengalami benturan tidak menimbulkan
W0 Wt
kerusakan yang serius (Dewi, 1999). Kuat LR = .........(3)
tekan blok polimer-limbah dihitung dengan SA t
persamaan :
Pmaks
sc= .................................. (2) dimana:
A LR = laju pelindihan (gram cm-2 hari- 1)
dimana: c = kuat tekan (kN cm ), Pmaks = -2
W0 = berat sampel mula -mula (gram)
beban tekanan maksimum(kN), A= luas
penampang (cm2). Wt = berat sampel setelah dilindih
(gram), SA = luas permukaan sampel
Laju pelindihan merupakan salah satu (cm2)
karakteristik blok polimer-limbah yang penting
untuk mengevaluasi hasil olahan, karena t = waktu lindih (hari).
tujuan akhir imobilisasi limbah adalah Metodologi Penelitian
memperkecil potensi terlepasnya radionuklida
yang ada dalam limbah ke lingkungan. Laju Bahan
pelindihan dapat diasumsikan sebagai korosi, Resin epoksi yang dipakai adalah EPOSIR
yaitu lepasnya unsur kerangka.polimer dan 7120. Pembuatan limbah padat simulasi
lepasnya sejumlah unsur limbah dari blok digunakan Cesium Chloride (CsCl) dari Merck
polimer-limbah (pelindihan). Kerusakan dan Cerium (IV) Oxide (CeO 2) dari Sigma
polimer limbah dan laju pelindihan dapat Chem.Co dengan rasio antara CsCl dengan
ditentukan dengan mengukur kehilangan berat CeO2 1:100.
polimer limbah (Dewi, 1999). Demikian pula

142
NS., Wahjuni, dkk., Pengolahan Limbah CsCl Dan CeO 2 Sebagai Pengganti Limbah .

Komposisi limbah padat TRU ditunjukkan mengering. Diperkirakan waktu pengeringan


pada Tabel 1 selama 8 jam agar dapat terbentuk polimer.
Pengukuran densitas dan pengujian kuat tekan
Tabel 1. Komposisi limbah padat
serta laju pelindihan dilakukan pada blok
Transuranium dari IRM.
polimer-limbah yang telah mengeras.
Pengukuran densitas dilakukan dengan cara
Aktivitas
mengukur tinggi dan diameter blok polimer-
No Radionuklida Limbah Padat
limbah dengan jangka sorong serta menimbang
(Bq/ g) blok polimer-limbah yang telah berulang-ulang
Cd 109 dipanaskan dalam oven pada suhu 100 0C
1 0.0330
2 Ce 144 0.0033 sampai didapatkan berat yang konstan.
3 Ru 106 - Pengujian kuat tekan dilakukan dengan alat uji
4
Cs 134 0.0989 tekan Paul Weber terhadap blok polimer-
5 Cs 137 1.6737 limbah yang sudah diketahui densitasnya.
Co60 Pengujian laju pelindihan dengan alat sokhlet.
6 -
7 Co57 0.0276 Kecepatan aliran atau laju kondensasi pada
8 Np 237 0.0012 laju pelindihan dijaga pada kecepatan 300
9 Ba 131 0.0139 cm3/jam dan suhu 100 0C. Berat blok polimer-
10 Ra 226 - limbah sebelum dan sesudah dilindih
Eu 154 ditimbang untuk menentukan laju lindihnya.
11 0.0392
12 Br82 0.073 HASIL DAN PEMBAHASAN
Aktivitas total 1,965 Pada pengamatan visual hasil
imobilisasi, sampel dengan 0 %
Sumber: Laporan analisis radioaktivitas berat kandungan limbah warna
unsur dari IRM sampel jernih kekuningan dengan
sifat material kaku dan kuat. Pada
penambahan abu yang mengandung
METODE limbah TRU simulasi ke dalam
Dalam penelitian ini proses imobilisasi polimer akan menghasilkan blok
dila kukan dengan membuat campuran limbah polimer-limbah warna hitam. Pada
padat simulasi dan polimer dengan parameter penambahan limbah bentuk pasta
ke dalam polimer, menghasilkan
kandungan limbah 0, 10 , 20, 30 , 40, 50 dan
60 % berat. blok polimer-limbah warna kuning
keruh. Pada penambahan abu,
Pembuatan limbah padat simulasi dengan cara semakin tinggi kandungan
membakar kertas merang sampai menjadi abu limbahnya derajat warna hitamnya
dan mencampur kertas merang dengan air meningkat, hal ini disebabkan
sampai menjadi pasta kertas, kemudian karena banyaknya abu pada limbah
menambahkan CsCl dan CeO 2. Sebagai tersebut. Pada penambahan pasta,
pengungkungnya digunakan resin epoksi warna kuning pada limbah bentuk
EPOSIR 7120 yang dicampur dengan pengeras pasta akan semakin keruh dengan
(hardener) dengan perbandingan 1:1. peningkatan kandungan limbah, hal
Campuran polimer-limbah yang telah diaduk ini disebabkan oleh warna kertas
sampai homogen dimasukkan ke dalam yang semakin banyak.
cetakan silinder dengan diameter 29,5 mm dan Hubungan kandungan limbah
tinggi 24,5 mm. Untuk meminimalkan adanya terhadap densitas blok polimer-
udara terperangkap dalam campuran, maka limbah ditunjukkan pada Gambar 1
campuran polimer-limbah dalam cetakan
digetarkan dengan Shaking Bath dan dibiarkan

143
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007

cenderung lebih rendah


dari limbah berbentuk
abu. Hal ini karena
untuk kandungan
limbah > 40 %, maka
air dalam pasta limbah
sudah terlalu banyak
sehingga tidak dapat
lagi membentuk emulsi
dengan polimer,
sehingga air akan
banyak keluar pada saat
proses curing selesai.
Semakin besar
kandungan limbah
maka akan
memperbesar densitas
Gambar 1. Pengaruh kandungan limbah terhadap densitas blok
blok polimer- limbah.
polimer-limbah
Hal ini karena
Untuk kandungan limbah sampai dengan 40 % persentase unsur-unsur
berat, maka densitas blok polimer-limbah dengan berat atom ysng besar meningkat,
untuk limbah berbentuk pasta mempunyai sehingga densitas blok polimer-limbah akan
kecenderungan lebih tinggi dari pada limbah semakin besar. Jadi dapat dikatakan bahwa
yang berbentuk abu. Hal ini terjadi karena air dengan penambahan kandungan limbah dan
yang terkandung dalam pasta limbah kertas pengurangan bahan polimer epoksi dalam
masih dapat bercampur dengan polimer dan proses imobilisasi, maka akan dihasilkan suatu
membentuk emulsi sehingga air akan bentuk blok polimer-limbah yang mempunyai
menaikkan densitas blok polimer-limbah yang berat jenis cukup tinggi.
terjadi. Namun demikian, untuk kandungan Hubungan kandungan limbah terhadap kuat
limbah diatas 40 % berat, maka densitas blok tekan blok polimer-limbah ditunjukkan pada
polimer-limbah untuk limbah berbentuk pasta Gambar 2.
Pengujian kuat tekan blok
polimer-limbah fungsi
kandungan limbah
menunjukkan bahwa
semakin besar kandungan
limbah maka semakin kecil
kuat tekannya. Hal ini
karena polimer epoksi
mempunyai struktur linier.
Adanya persentase limbah
yang semakin besar maka
persentase polimernya
semakin sedikit. Ini berarti
rantai polimer yang
terbentuk semakin pendek.
Dengan rantai polimer yang
semakin pendek dan
Gambar 2. Pengaruh kandungan limbah terhadap kuat tekan blok volume blok polimer-
polimer -limbah. limbah yang semakin besar
maka tiap lapisan rantai

144
NS., Wahjuni, dkk., Pengolahan Limbah CsCl Dan CeO 2 Sebagai Pengganti Limbah .

limbah, sehingga akan


memperbesar laju pelindihan. Hal
ini dikarenakan konsentrasi
unsur-unsur dalam rongga antara
ikatan polimer makin besar
sehingga perbedaan konsentrasi
sebagai gaya dorong proses difusi
menjadi lebih besar. Pelindihan
polimer epoksi pada suhu tinggi
tidak mengakibatkan rusaknya
kerangka polimer, tetapi hanya
terjadi difusi unsur-unsur yang
terperangkap diantara kerangka
ke dalam air.
Pada polimer limbah dengan
limbah dalam bentuk pasta, laju
pelindihan terlihat lebih besar
daripada blok polimer-limbah
Gambar 3. Pengaruh kandungan limbah terhadap laju lindih dengan limbah dalam bentuk abu.
blok polimer-limbah Hal ini disebabkan struktur
polimernya yang tidak kompak
polimer tidak cukup mengungkung limbah, maka terjadi difusi dan pelarutan unsur-unsur
sehingga kekuatan tekannya semakin menurun. di dalam pollimer limbah, sehingga blok
Blok polimer-limbah dalam bentuk pasta polimer-limbah kehilangan berat yang tidak
mempunyai kuat tekan yang lebih kecil sedikit. Pada kandungan limbah 50 % dan 60
daripada abu. Hal ini disebabkan, dengan % terjadi perubahan warna air lindih dari
semakin meningkatnya kandungan limbah bening menjadi keruh yang disebabkan adanya
maka kandungan air yang terdapat dalam intrusi air ke dalam blok polimer-limbah
limbah juga meningkat. Kekuatan ikat polimer sehingga melarutkan padatan limbah yang
akan semakin kecil dengan adanya air. Dengan tidak terkompaksi oleh polimer.
adanya air maka air akan terperangkap dalam Blok polimer-limbah dengan kandungan
pori-pori blok polimer-limbah. Pada saat limbah dalam bentuk abu mempunyai laju
ditekan air akan keluar dari pori-pori limbah lindih yang lebih kecil karena polimernya yang
tersebut. Struktur blok polimer-limbah dengan kompak dapat mengurangi difusi pada saat
banyak pori-pori akan rapuh sehingga akan pelindihan sehingga kehilangan beratnya tidak
menurunkan kuat tekannya. terlalu besar.
Blok polimer-limbah dalam bentuk abu KESIMPULAN
mempunyai kuat tekan yang besar karena
kandungan limbahnya hanya terdiri dari abu, Berdasarkan pertimbangan pada densitas, kuat
epoksi, dan hardener. Tidak adanya kandungan tekan dan laju pelindihan blok polimer-limbah,
air maka kekuatan ikat polimer menjadi besar maka karakteristik blok polimer-limbah yang
sehingga struktur polimer menjadi kompak dan baik dengan kandungan limbah maksimum 30
kuat tekannya lebih besar. % dan limbah dalam bentuk abu.

Hubungan kandungan limbah terhadap laju DAFTAR PUSTAKA


pelindihan blok polimer-limbah ditunjukkan IAEA., Characteristics of Solidified High
pada Gambar 3. Level Waste Product, Technical Report
Semakin besar kandungan limbah semakin Series No.187, IAEA, Vienna, 1979.
besar pula laju pelindihan. Peningkatan Aisyah, Martono H., Mirawaty., Pengaruh
kandungan limbah akan mengurangi Keasaman Dan Kandungan Limbah
kemampuan ikat polimer epoksi terhadap Pada Imobilisasi Limbah Transuranium

145
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007

dari Instalasi Radiometalurgi dengan


Polimer, Hasil Penelitian Pusat
Pengembangan Pengelolaan Limbah
Radioaktif (P2PLR), Jakarta, 2003.
JOEL R. Fried., Polymer Science and
Technology., Prentice -Hall Inc. USA,
1995.
Prayitno, Sukrosrono., T eknik Pembakaran
Limbah Padat Menggunakan
Insenerator, Prosiding Pertemuan dan
Persentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu
Pengetahuan dan T eknologi Nuklir,
PPNY -BATAN ISSN 0216-3128,
Yogyakarta, 1993.
Dewi, S., Solidifikasi Limbah Konsentrat
Menggunakan Resin Termoplastik,
Prosiding Seminar Teknologi
Pengolahan Limbah II, Pusat Teknologi
Pengolahan Limbah Radioaktif
BATAN, Jakarta, 1999.
Wati, Pengaruh Komposisi, Waktu dan
Keasaman Terhadap Ketahanan Kimia
Gelas Limbah, Pusat Pendidikan dan
Latihan Badan Tenaga Atom Nasional,
Yogyakarta, 1992.
P2TBDU, Laporan Analisis Radioaktivitas
Unsur dari Instalasi Radiometalurgi,
Bidang Teknologi Daur Ulang dan
Pasca Iradiasi, 1995,

146

Anda mungkin juga menyukai