1
Staf Pengajar Pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas T eknik Universitas Sebelas Maret
2
Peneliti di Badan Tenaga nuklir nasional, BATAN, Serpo g.
3
Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia FT UNS
NS., Wahjuni, dkk., Pengolahan Limbah CsCl Dan CeO 2 Sebagai Pengganti Limbah .
dilarutkan dalam 6-8 N HNO 3. Limbah yang polimerisasi, terjadi perubahan fase cair dan
timbul dari pengujian ini banyak mengandung pasta menjadi padat yang disebut curing atau
hasil belah dan banyak mengandung aktinida. pengeringan. Hardener sebagai curing
Sesuai dengan definisi limbah dari proses olah agentnya. Proses curing dapat terjadi secara
ulang bahan bakar nuklir, maka hasil belah reaksi eksotermik, dengan pemanasan, atau
harus dipisahkan dari aktinida sehingga terjadi dengan iradiasi menggunakan sinar gamma.
limbah cair aktivitas tinggi (LCAT) dan
Pada penelitian ini proses curing berlangsung
limbah padat transuranium (IAEA, 1979).
dengan reaksi polimerisasi yang bersifat
Limbah padat TRU dari IRM dapat berupa eksotermis. Proses ini lebih sederhana,
logam, kertas merang sebagai tutup meja di walaupun kadang-kadang curing dalam proses
laboratorium, kertas tissue, dan kayu yang ini perlu waktu yang lama. Reaksi polimerisasi
terkontaminasi. Limbah logam dapat diproses dimulai dengan adanya radikal bebas yang
dengan melting process yang menghasilkan terbentuk karena dekomposisi bahan yang
logam non radioaktif dan radionuklida. tidak stabil oleh suhu maupun katalis. Radikal
Limbah padat terbakar, dibakar dalam bebas dengan monomer akan mengadakan
insenerator sehingga diperoleh abu dan reaksi polimerisasi dan akhirnya jika radikal
kemudian abu diimobilisasi dengan polimer. bebas bereaksi maka terjadi reaksi terminasi
yang menghasilkan polimer (Joel R. Fried,
Penggunaan polimer sebagai bahan
1995).
solidifikasi/imobilisasi karena polimer
memiliki beberapa kelebihan dibanding Pengolahan limbah padat secara pembakaran
dengan bahan lain yaitu polimer tahan dalam dengan .insenerator merupakan salah satu
jangka lama. Limbah transuranium tidak teknologi transformasi yang digunakan dalam
menimbulkan panas yang tinggi sehingga pengolahan limbah radioaktif, memberikan
polimer dapat digunakan untuk imobilisasi manfaat yang besar untuk mereduksi volume
limbah TRU. limbah terbakar yang akan memudahkan
pengelolaan berikutnya, misalnya imobilisasi,
Polimer yang digunakan dalam penelitian ini
pengangkutan, penyimpanan dan penimbunan.
adalah resin epoksi. Resin epoksi merupakan
Pembakaran juga dapat digunakan untuk
salah satu jenis polimer yang banyak
memperkecil bahaya kimia yang dikandung
digunakan sebagai material struktur. Resin
limbah tersebut. Limbah yang akan
epoksi ini terbentuk dari reaksi antara
diinsenerasi, terlebih dahulu harus dilakukan
epiklorohidrin dengan biphenilpropana
(bisphenol A) (Joel R. Fried, 1995). pengelompokan (sortir). Limbah yang
mengandung bahan-bahan eksplosif harus
Resin epoksi memiliki sifat yang unggul dihilangkan atau dibuat sekecil mungkin,
diantaranya kekuatan mekanik yang bagus, bahan-bahan yang kemungkinan besar akan
tahan terhadap bahan kimia, adesif, dan mudah mengeluarkan asap yang bersifat korosif
diproses. Berdasarkan pada keunggulan ini, (klorida organik dan flourida organik) perlu
maka resin epoksi dipilih untuk imobilisasi dihilangkan atau dibatasi untuk menjaga
limbah radioaktif tersebut. keselamatan alat dan keselamatan proses.
Faktor reduksi volume yang diperoleh proses
Di pasaran terdapat beberapa merk resin
epoksi yang memiliki karakteristik berbeda- ini berkisar antara 50-100 kali dari volume
limbah awal. Hasil pembakaran yang berupa
beda. Pada penelitian ini telah dipilih resin
EPOSIR -7120 yang digunakan sebagai abu diimobilisasi dengan polimer untuk
material standar dalam bahan struktur. mengikat radionuklida agar tidak menyebar ke
lingkungan (Prayitno, 1993).
Pertimbangan pemilihan EPOSIR -7120 ini
selain harganya murah dan dalam studi Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
pendahuluan mampu membentuk bahan keras komposisi polimer-limbah yang optimal
dengan campuran air sampai 30% volume. sehingga diperoleh kualitas blok polimer-
limbah yang baik. Kualitas blok polimer
Kekuatan polimer dipengaruhi oleh komposisi
antara resin epoksi dengan hardener. Pada limbah yang dipelajari adalah densitas, kuat
tekan dan laju pelindihan sebagai fungsi
141
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007
kandungan limbah (waste loading). Sebagai korosi dan laju pelindihan dapat ditentukan
kandungan limbah, limbah padat transuranium dengan analisis unsur-unsur atau radionuklida
dapat dalam bentuk abu atau pasta yang dalam air pelindih. Jika unsur-unsur
mengandung radionuklida. pembentuk kerangka yang lepas disebut
korosi, dan jika radionuklida yang
Densitas merupakan salahsatu
terkungkung lepas disebut pelindihan. Maksud
parameter untuk menentukan kualitas blok
laju pelindihan dalam penelitian ini adalah
polimer-limbah. Densitas dibutuhkan untuk
korosi dan laju pelindihannya sendiri. Untuk
memprediksi keselamatan transportasi,
mengukur laju pelindihan dapat dilakukan
penyimpanan sementara (interim storage ), dan
dengan dua metode tergantung pada data yang
penyimpanan lestari (Dewi, 1999). Densitas
dibutuhkan yaitu laju pelindihan dipercepat
blok polimer-limbah dihitung dengan
dan laju pelindihan jangka panjang. Laju
persamaan :
pelindihan dipercepat digunakan untuk
m penelitian jangka pendek untuk meneliti
r = ..................................... (1) pengaruh beberapa parameter dan
V
mengevaluasi kualitas hasil imobilisasi (Wati,
dimana: = berat jenis (gram cm-3 ), m = 1992). Pengujian ini menggunakan suhu 100
0
massa sampel (gram), v = volume sampel C guna mempercepat pelindihan dengan cara
(cm3). mengekstrak sampel dengan alat sokhlet.
Kuat tekan adalah gaya maksimum Pengujian laju pelindihan jangka panjang
yang dibutuhkan untuk menghancurkan benda dilakukan menggunakan ukuran polimer
limbah sesungguhnya dan simulasi kondisi
dibagi dengan luas permukaan yang mendapat
tekanan. Kuat tekan blok polimer-limbah lingkungan dalam penyimpanan lestari. Dalam
penelitian ini laju pelindihan ditentukan
merupakan parameter penting untuk evaluasi
benturan agar menjamin keselamatan dengan mengukur kehilangan berat sampel
penanganan, transportasi dan penyimpanan setelah diekstraksi selama 6 jam. Laju
pelindihan dirumuskan dalam persamaan :
lestari. Kuat tekan harus memenuhi standar
IAEA, sehingga apabila terjadi jatuh atau
mengalami benturan tidak menimbulkan
W0 Wt
kerusakan yang serius (Dewi, 1999). Kuat LR = .........(3)
tekan blok polimer-limbah dihitung dengan SA t
persamaan :
Pmaks
sc= .................................. (2) dimana:
A LR = laju pelindihan (gram cm-2 hari- 1)
dimana: c = kuat tekan (kN cm ), Pmaks = -2
W0 = berat sampel mula -mula (gram)
beban tekanan maksimum(kN), A= luas
penampang (cm2). Wt = berat sampel setelah dilindih
(gram), SA = luas permukaan sampel
Laju pelindihan merupakan salah satu (cm2)
karakteristik blok polimer-limbah yang penting
untuk mengevaluasi hasil olahan, karena t = waktu lindih (hari).
tujuan akhir imobilisasi limbah adalah Metodologi Penelitian
memperkecil potensi terlepasnya radionuklida
yang ada dalam limbah ke lingkungan. Laju Bahan
pelindihan dapat diasumsikan sebagai korosi, Resin epoksi yang dipakai adalah EPOSIR
yaitu lepasnya unsur kerangka.polimer dan 7120. Pembuatan limbah padat simulasi
lepasnya sejumlah unsur limbah dari blok digunakan Cesium Chloride (CsCl) dari Merck
polimer-limbah (pelindihan). Kerusakan dan Cerium (IV) Oxide (CeO 2) dari Sigma
polimer limbah dan laju pelindihan dapat Chem.Co dengan rasio antara CsCl dengan
ditentukan dengan mengukur kehilangan berat CeO2 1:100.
polimer limbah (Dewi, 1999). Demikian pula
142
NS., Wahjuni, dkk., Pengolahan Limbah CsCl Dan CeO 2 Sebagai Pengganti Limbah .
143
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007
144
NS., Wahjuni, dkk., Pengolahan Limbah CsCl Dan CeO 2 Sebagai Pengganti Limbah .
145
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007
146