BAB I
PENDAHULUAN
12,5343
=0,100 N
124,105 1
3.2. Pembahasan
Iodimetri merupakan metode titrasi atau volumetri yang pada
penentuan atau penetapan berdasar pada jumlah I2. Penambahan indikator
bertujuan untuk mengetahui apakah titik akhir titrasi telah tercapai. Larutan
standar yang digunakan adalah Na2S2O3. Larutan tidak boleh distandarisasi
dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi dengan
standar primer. Larutan ini tidak stabil dalam waktu lama (Underwood, 1986).
Perubahan warna terjadi karena larutan tersebut sudah mencapai titik ekivalen.
Konsentrasi Na2S2O3 yang didapat pada saat praktikum adalah 0,1694
sedangkan secara teori adalah 0,01, hal ini dikarenakan volume larutan baku
sekunder pada saat titasi terlalu kecil sehingga didapat konsentrasi yang tinggi.
Kadar Cu adalah kandungan Cu dalam larutan CuSO4. Didapat kan
dari larutan CuSO4 yang telah dicampurkan dengan larutan H2SO4 dan dititrasi
sampai warna kuning muda dan kemudian ditambahkan lagi indikator amilum
1% dan dititrasi lagi dengan Na2S2O3, kemudian perhitungan yaitu volume
titrasi dikali konsentrasi Na2S2O3 dikali BM Cu berbanding terbalik dengan
mg sampel, dan terakhir dikalikan dengan 100. Kadar Cu yang di dapat pada
saat praktikum adalah 0,86%.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
a. Iodimetri merupakan metode titrasi atau volumetri yang pada penentuan
atau penetapan berdasar pada jumlah I2
b. Penambahan indikator bertujuan untuk mengetahui apakah titik akhir
titrasi telah tercapai
c. Larutan standar yang digunakan adalah Na2S2O3. Larutan tidak boleh
distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus
distandarisasi dengan standar primer. Larutan ini tidak stabil dalam waktu
lama
d. Perubahan warna yang terjadi pada titrasi iodometri adalah warna biru
yang tepat hilang
e. Dari hasil praktikum didapat konsentrasi Na2S2O3 yaitu 0,1694 dan kadar
Cu yaitu 0,86%
4.2. Gambar
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. //www.iodo-iodimetri.com.2012
Anonim, 2010.//www. Titrasi iodometri daniodimetri.com
Anonim. 2012.//www. Titrasiiodimetri.com
David. 2010. Analisis farmasi. Buku kedokteran. Jakarta
Direktur jenderal RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departeman RI.
Jakarta
Gholib, ibnu. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka pelajar. Yogyakarta.
Mulyono, 2011. Membuat Reagen Kimia. Bumi Aksara. Jakarta
Tim Kimia Dasar. 2014. Pedoman Praktikum Kimia Dasar. Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Banjarmasin. Banjarmasin