Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

( Community Health Nursing )

KELOMPOK GANJIL

1. Liyon Galra
2. Megawati
3. Dwi Yudha
4. Dhaniar Yuniarso
5. Brinda S
6. Eva S
7. Arianto
8. Dimas Anugerah P
9. Silvi H
10. Santi
11. Tria R
12. Ria Indah

S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PONOROGO
2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah dengan
judul Keperawatan Jiwa tentang Harga Diri Rendah sesuai dengan waktu yang sudah
disediakan.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa yang
di bimbing oleh Bapak Sugeng Mashudi S.Kep..,Ns..,M.kep.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis sadari tanpa adanya
mereka, penulis tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan
berjalan dengan baik.
Terlebih penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Sugeng Mashudi
S.Kep..,Ns..,M.kep karena kesabarannya membimbing dan mengarahkan penulis dalam
membuat tugas ini. Sehingga penulis dapat lebih ringan dalam mengerjakan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
makalah ini berguna bagi semua pihak.

Ponorogo, 17 Desember 2016

Penulis,

2
Daftar Isi

Cover ................................................................................................................. 1

Kata Pengantar...................................................................................................2

Daftar Isi.............................................................................................................3

BAB I ..................................................................................................................4

Latar Belakang ....................................................................................................4

Tujuan ..................................................................................................................4

Bab II ..................................................................................................................5

Penjelasan (Community Healt Nursing)..............................................................5

Bab III.................................................................................................................23

Pengkajian Community Healt Nursing ...............................................................23

Diganosa Community Healt Nursing...................................................................23

Intervensi(Community Healt Nursing..................................................................24

3
BAB I

A. Latat Belakang

Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta


bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat kesehatan
komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan, pemeliharaan,
promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu,
keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan
komunitas.
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).

B. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan pengertian keperawatan
komunitas (Community Healt Nursing)
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan tujuan dan Fungsi
Keperawatan Komunitas(Community Healt Nursing)
3. Agar mahasiswa mampu menjelaskan komunitas (Community Healt Nursing)
sebagai klien.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan Strategi Intervensi
(Community Healt Nursing)

4
BAB II

KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

( Community Health Nursing )

A. Pendahuluan

Para ahli mendefinisikan komunitas atau masyarakat dari berbagai sudut pandang.
Pengertian komunitas menurut :
1) WHO ( 1974 ) , sebagai kelompok sosial yang ditentukan oleh batas batas
wilayah, nilai nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling
mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang
lainnya.
2) Spradley (1985 ) , sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar
pengalaman penting didalam hidupnya.
3) Saunders ( 1991 ) , sebagai tempat atau kumpulan orang orang atau
sistem sosial .

Dapat disimpulkan bahwa komunitas berarti :


Sekelompok individu
tinggal pada wilayah tertentu
memiliki nilai , keyakinan
dan minat relatif sama
serta adanya interaksi satu sama lain
untuk mencapai tujuan.

Selain itu , komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan kesehatan, yang
bertujuan mencapai kesehatan komunitas sebagai suatu peningkatan kesehatan dan
kerja sama sebagai suatu mekanisme untuk mempermudah pencapaian tujuan

5
yang berarti masyarakat / komunitas tersebut dilibatkan secara aktif untuk
mencapai tujuan tersebut.

Dalam pelaksanaannya, Asuhan keperawatan komunitas diupayakan dekat dengan


komunitas, sehingga strategi pelayanan kesehatan utama merupakan pendekatan
yang juga menjadi acuan. Artinya upaya pelayanan atau asuhan yang diberikan
merupakan upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan komunitas, secara
universal upaya tersebut mudah dijangkau. Dengan demikian didalam
keperawatan komunitas penggunaan teknologi tepat guna sangat ditekankan.
Contohnya : seorang perawat komunitas akan melakukan stimulasi tumbuh
kembang pada balita di wilayah binaannya, seyogyanya ia bisa memilih alat
permainan edukatif sederhana yang tersedia diwilayah tersebut. Apabila daerah
tersebut wilayah pengrajin kayu, bekas potongan kayu tersebut diciptakan sebagai
balok, kubus dsb untuk menstimulasi balita, dengan melibatkan orang tua balita
dalam menyiapkan peralatan tersebut. Tidak hanya menggunakan permainan yang
modern yang belum tentu terjangkau oleh komunitas tersebut.

Peran serta komunitas tersebut diartikan sebagai suatu proses dimana individu,
keluarga dan komunitas bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri, dengan
berperan sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatannya berdasarkan
asas kebersamaan dan kemandirian. Bantuan yang diberikan karena ketidak
mampuan, ketidak tahuan dan ketidak mauan, dengan menggunakan potensi
lingkungan untuk memandirikan masyarakat, sehingga pengembangan wilayah
setempat merupakan bentuk pengorganisasian yang tepat digunakan. Didalam
keperawatan komunitas pendekatan ilmiah yang digunakan adalah proses
keperawatan komunitas yang terdiri dari empat tahapan pengkajian, perencanaan ,
pelaksanaan dan evaluasi.
Intervensi keperawatan yang dilakukan haruslah yang dapat dilakukan oleh
perawat secara mandiri, maupun dengan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain
melalui lintas program atau lintas sektoral.
Pada kenyataannya belum semua tenaga keperawatan komunitas memberikan
pelayanan sesuai konsep, hal ini antara lain karena pemahaman yang belum sama

6
tentang konsep dasar keperawatan komunitas dan perannya dalam keperawatan
komunitas .

B. ASUMSI DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

Menurut American Nurses Association ( ANA, 1980 ), keperawatan komunitas


didasarkan pada asumsi berikut :
a. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
b. Pelayanan kesehatan primer , sekunder dan tersier merupakan komponen sistem
pelayanan kesehatan
c. Keperawatan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan
dan penelitian melandasi praktek
d. Fokus utama adalah keperawatan primer, sehingga keperawatan komunitas perlu
dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan utama
Dengan demikian keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan
pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai
keyakinan keperawatan komunitas.

C. KEYAKINAN

Beberapa keyakinan yang mendasari praktek keperawatan komunitas yaitu :


a. Pelayanan kesehatan tersedia , terjangkau dan diterima semua orang
b. Penyusunan kebijakan melibatkan penerima pelayanan, dalam hal ini komunitas
c. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu
terjalin kerjasama yang baik
d. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik bersifat mendukung
maupun menghambat untuk itu perlu diantisipasi
e. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
f. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang
Dari asumsi dan keyakinan yang mendasar tersebut dikembangkan falsafah
keperawatan komunitas yang akan menjadi landasan praktek keperawatan
komunitas

7
D. FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian


terhadap pengaruh lingkungan ( bio, psiko, sosio, kultural dan spiritual ) terhadap
kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas
mengacu kepada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum. Yaitu
manusia merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang
menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan dan bertolak dari pandangan ini
disusun falsafah atau paradigma keperawatan komunitas yang terdiri dari empat
komponen dasar, yaitu :
MANUSIA
( komunitas dengan keluarga sebagai
unit pelayanan dasar)

KEPERAWATAN KESEHATAN
( 3 level prevensi ) ( Sehat Sakit )

LINGKUNGAN
(Fisik, bio, psiko, sosio, kultur,
spiritual )

MANUSIA : Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/ klien yang


berada pada lokasi atau batas geografis tertentu yang memiliki nilai nilai ,
keyakinan dan minat relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan . Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga.
Komunitas sebagai klien yang dimaksudkan termasuk kelompok risiko tinggi,
natara lain adalah daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.

KESEHATAN : Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan


pemenuhan kebutuhan dasar klien ( komunitas ). Sehat merupakan keseimbangan
yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stresor.

8
LINGKUNGAN : Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar
klien, yang bersifat biologis, psikologis, sosial kultural dan spiritual.

KEPERAWATAN ; Intervensi yang bertujuan untuk menekan stresor atau


meningkatkan kemampuan klien ( komunitas ) menghadapi stresor, melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Berdasarkan falsafah tersebut dikembangkan pengertian, tujuan , sasaran dan
strategi intervensi keperawatan komunitas.

E. PENGERTIAN

Keperawatan Kesehatan Komunitas ( CHN )

a. WHO ( 1974 ):
Selain mencakup perawatan kesehatan keluarga juga memperhatikan kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi
masalah kesehatan sendiri serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai
dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan
kepada orang lain.
b. Departemen Kesehatan RI ( 1986 ):
Suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat, dengan mengikutsertakan
tim kesehatan lainya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang
lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat.
c. Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat ( 1990 ) :
Suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara menyeluruh dan terpadu,
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan
yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.

9
TUJUAN

Tujuan Keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan


kesehatan masyarakat melalui :
Pelayanan keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam
konteks komunitas
Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan
mempertimbangkan bagaimana masalah / issue kesehatan masyarakat
mempengaruhi individu, keluarga dan kelompok.

F. CIRI PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS

Bersifat umum dan komprehensif


Asuhan yang diberikan berlanjut / berkesinambungan
Pada kondisi klien sehat dan/ sakit pada suatu rentang siklus tumbuh
kembang manusia
Berfokus pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
Berfokus pada sasaran individu, keluarga, kelompok risiko tinggi di komunitas
Melibatkan klien sebagai mitra dalam asuhan yang dilakukan
Intervensi yang dilakukan lebih banyak bersifat mandiri secara profesi
Bekerjasama dengan profesi lain atau institusi lain yang terkait dalam
mengatasi masalah komunitas.

G. SASARAN

Individu, keluarga, kelompok khusus baik sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan
Individu : bagian dari anggota keluarga
Keluarga : unit terkecil dari masyarakat
Kelompok khusus : kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisir yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan dan termasuk diantaranya adalah :

10
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
pertumbuhan dan perkembangannya , seperti : ibu hamil, bayi baru lahir, anak
balita, anak usia sekolah, usia lanjut.
b. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah :
Klien berpenyakit menular : TBC, Lepra, AIDS
Klien berpenyakit tidak menular : DM, Jantung koroner, cacat fisik, gangguan
mental
c. Kelompok khusus yang mempunyai risiko terserang penyakit, diantaranya :
Pekerja Seks Komersial
Kelompok narkoba
Kelompok pekerja tertentu
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya :
Panti werdha
Panti asuhan
Pusat rehabilitasi ( cacat fisik, mental , sosial )
Penitipan anak balita

H. PRINSIP DASAR

Pada praktek keperawatan komunitas prinsip-prinsip kesehatan komunitas harus


menjadi pertimbangan yaitu :
a. Kemanfaatan : intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi komunitas artinya ada keseimbangan antara manfaat dengan
kerugian
b. Autonomi : komunitas diberi kebebasan untuk melakukan atau memilih alternatif
terbaik yang disediakan untuk komunitas
c. Keadilan : melakukan upaya atau tindakan sesuai kemampuan atau kapasitas
komunitas

11
I. STRATEGI & INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS

Sesuai dengan keyakinan yang mendasari keperawatan komunitas, maka


intervensi keperawatan yang dilakukan adalah bantuan atas dasar : Kemampuan
perawat dan klien , Potensi yang ada dilingkungan masyarakat digunakan untuk
memandirikan masyarakat. Dengan demikian bentuk perorganisasian keperawatan
komunitas yang digunakan adalah Locality development artinya
mengembangkan komunitas sesuai potensi yang ada.

Agar pelaksanaan perawatan komunitas dapat berhasil guna dan berdaya guna,
diperlukan berbagai strategi , terutama yang menyangkut tenaga, pengelola, dan
partisipasi masyarakat secara aktif dengan Strategi intervensi mancakup 3 aspek :
Proses kelompok, Pendidikan kesehatan, Kerjasama ( Partnership ). Misalnya ,
melalui kegiatan :

Diklat : untuk peningkatan pengetahuan & ketrampilan tenaga pengelola dan


pelaksana perawatan komunitas diberbagai tingkat pelayanan .
Meningkatkan kemampuan managemen perawatan komunitas, sehingga dapat
mencapai hasil yang optimal
Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor terkait
Membantu masyarakat dalam penyelesaian masalah kesehatan melalui kegiatan :
Diklat kader, Bimbingan teknik di lapangan, Pendidikan kesehatan, Pelayanan
kesehatan dasar.
Pembinaan keluarga / masyarakat rawan kesehatan
Mengadakan koordinasi dengan seluruh upaya kesehatan pokok Puskesmas dalam
memberikan pelayanan yang komprehensif sesuai dengan fungsi Puskesmas.

J. Intervensi keperawatan komunitas berupa :


Home visite, Menemukan kasus, Home nursing , Terapi keperawatan, Observasi
keperawatan

12
Mengorganisasi masyarakat, Diklat Kader, Pendidikan kesehatan , Mendorong
partisipasi aktif masyarakat
Mengembangkan kerjasama lintas program & sektor
Bimbingan & Konseling keperawatan
Terapi medis ( bersifat kolaboratif dengan dokter )
Memanfaatkan fasilitas kesehatan , Rujukan keperawatan dan non keperawatan

RUANG LINGKUP

Intervensi keperawatan difokuskan pada tiga level prevensi yaitu prevensi primer,
sekunder dan tersier meliputi :
a. Primary prevention :
1) Health Promotion
Dilakukan untuk meningkatkan status kesehatan komunitas ,melalui kegiatan
Health education, Gizi, Growth & development, Pengendalian lingkungan , Olah
raga secara teratur, Rekreasi / hiburan sehat, Sex education, Marriage counseling
2) General & Specific Protection
Memberikan perlindungan untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
terhadap komunitas, melalui kegiatan :
Imunisasi ( bayi, balita, ibu hamil dl ), Peningkatan hygiene perorangan,
Perlindungan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan, Perlindungan kerja
( Occupational health ), Perlindungan kecelakaan , Perlindungan diri dari
carcinogen, toxin, dan allergen , Pemeriksaan kesehatan secara berkala ,
Pemberian vitamin A , yodium, Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas
dan menyusui.
b. Secondary Prevention
Pencegahan terhadap masyarakat yang masih sedang sakit, dengan dua kelompok
kegiatan sebagai berikut :
1) Early diagnosis & prompt treatment
Diagnosa dini dan pengobatan adekwat melalui upaya kuratif, ditujukan untuk
merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok yang bermasalah kesehatan ,

13
melalui kegiatan : Penemuan kasus secara dini / early case finding, Pemeriksaan
umum lengkap / general check up, Pemeriksaan masal / mass screening
Survei terhadap kontak, sekolah dan rumah / contact survey, school survey,
household survey., Penanganan kasus/ case holding, Pengobatan adekwat melalui
kolaborasi medis dalam pemberian obat, Perawatan orang sakit di rumah ( home
nursing ), Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas
atau RS, Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan
nifas, Perawatan buah dada, Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
2) Disability limitation / pembatasan gangguan
Penyempurnaan dan intensifikasi terapi lanjutan, Pencegahan komplikasi,
Perbaikan fasilitas kesehatan, Penurunan beban social klien, dll.

c. Tertiary prevention
Usaha pencegahan terhadap masyarakat yang setelah sembuh dari sakit serta
mengalami kecacatan , antara lain melalui upaya :
1) Upaya Rehabiliatif : Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi klien yang
dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok tertentu yang menderita penyakit
yang sama, misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui
kegiatan : Latihan fisik, bagi yang mengalami gangguan fisik seperti klien kusta,
patah tulang, kelainan bawaan., Latihan fisik tertentu bagi klien sakit tertentu,
misalnya , TBC : latihan napas dan batuk, Klien stroke melalui fisioterapi manual
yang mungkin dilakukan oleh perawat, Pendidikan kesehatan lanjutan, Terapi
kerja
2) Resosialitatif : Upaya untuk mengembalikan individu, keluarga dan kelompok
khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok yang
diasingkan oleh masyarakat, misalnya karena sakit kusta, AIDS atau kelompok
PSK, tuna wisma dan sebagainya. Dalam hal ini perlu meyakinkan masyarakat
untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan
tersebut dengan cara memberikan pengertian dan batasan yang jelas dan
dimengerti. , melalui kegiatan : Penyadaran masyarakat, Membentuk
Perkampungan rehabilitasi social, Mendirikan lembaga rehabilitasi dan partisipasi
masyarakat.

14
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas kegiatan yang ditekankan
adalah upaya promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif.

K. HUBUNGAN PERAWAT KLIEN

Individu, Keluarga, kelompok khusus dan komunitas merupakan klien dalam


praktek keperawatan komunitas. Sifat hubungan antara Perawat Klien dalam
keperawatan komunitas dapat digambarkan sebagai berikut :

1 Berkesinambungan atau terus menerus sehingga pada akhirnya klien mandiri


dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar terkait dengan kesehatan, sebagai
akibat ketidak mampuan, ketidak tahuan atau ketidak mauan klien.
2 Saling percaya yang dilandasi oleh etika dan norma, nilai budaya komunitas.
Artinya dalam interaksi Perawat Klien, pendekatan atau cara perawat
berinteraksi dengan klien dari suku yang berbeda akan berbeda pula, dimana
otonomi klien sangat tinggi.
3 Bersifat Kelompok artinya yang dibina didalam asuhan tidak hanya klien individu,
seperti sifat hubungan perawat klien di rumah sakit, tetapi klien berkelompok,
misalnya keluarga, kelompok khusus dan komunitas.
4 Kemitraan artinya adanya kerjasama yang erat antara perawat sebagai pemberi
pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan, mulai dari pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian, dengan menghargai kemampuan klien
dan kesediaan klien untuk dibina.
5 Lebih banyak bersifat supportif edukatif, artinya dalam memandirikan klien
untuk mengatasi masalah kesehatan, perawat pada awalnya lebih dominan
melakukan intervensi. Secara bertahab peran perawat didifusikan kepada klien,
sehingga klien akan berperan lebih besar, dan perawat hanya memberikan
pendidikan serta memotivasinya.

15
L. PERAN PERAWAT KESEHATAN MASYARAKAT

a. Care Provider Role : Peranan utama Perawat Kesehatan komunitas sebagai


Pelaksana asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat yang sehat mapun sakit , baik dirumah, di sekolah, Puskesmas, panti
dan sebagainya sesuai kebutuhannya dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
b. Health Educator Role : Perawat berperan mendidik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat baik di rumah, di Puskesmas, dan di masyarakat secara
terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan
perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
c. Role Model : Perawat sebagai Panutan masyarakat harus dapat memberikan
contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan
dicontoh oleh masyarakat.
d. Advocate Role : Perawat bertanggung jawab untuk membantu klien ( komunitas )
dalam menginterprestasikan informasi berbagai pemberi pelayanan dan informasi
lain yang diperlukan untuk pengambilan persetujuan (inform concent) atas
tindakan keperawatan/medis yang diberikan.
e. Conselor Role : Konseling adalah serangkaian kegiatan paling pokok bimbingan
dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka, dengan tujuan agar klien
dapat mengambil tanggung sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah
khusus (Andi Mapiare, 1984).
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat sakitnya. Pemecahan masalah difokuskan pada masalah
keperawatan dan perubahan perilaku hidup sehat.
f. Manager Role : Perawat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan
kesehatan Puskesmas dan masyarakat sesuai beban tugas dan tanggung jawab
yang diembankan kepadanya.
g. Coordinator Role : Perawat berperan dalam memantau, menjamin mutu asuhann
keperawatan, mengorganisir dan mengendalikan sistem pelayanan kesehatan
masyarakat dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan tim
kesehatan lainya sehingga tercipta keterpaduan dalam system pelayanan
kesehatan.

16
h. Collaborator Role : Perawat bersama individu , keluarga, dan masyarakat serta
tim kesehatan lain berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan /keperawatan
yang diperlukan, tukar pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan klien,
pemberian dukungan, paduan keahlian dan ketrampilan dari berbagai profesional
pemberi pelayanan kesehatan.
i. Consultant Role : Perawat adalah sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi
spesifik klien. Perawat juga sebagai tempat untuk bertanya bagi klien baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menghadapi permasalahan
kesehatan yang menyangkut Upaya promotion health, preventif, Kuratif,
rehabilitatif.
j. Change Agent Role : Perawat berperan sebagai pembawa perubahan dalam
bidang pelayanan kesehatan, yang berarti sebagai pembaharu (inovator) yang
memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap rangsangan dari
lingkungannya.

M. METODOLOGI KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pendekatan penyelesaian masalah dalam asuhan keperawatan komunitas ( proses


perawatan ) yang merupakan metoda ilmiah, dapat dipertanggung jawabkan dalam
memenuhi kebutuhan klien.
Proses Keperawatan, meliputi 4 tahap :
1 Pengkajian kebutuhan /masalah keperawatan
Tahap ini menjawab Apa yang menjadi masalah / kebutuhan
Kegiatan yang dilakukan :
a Pengumpulan data
b Analisa data untuk identifikasi masalah
c Perumusan diagnosa keperawatan, yang diformulasikan dengan P-E-S
2 Perencanaan penyelesaian masalah
Tahap ini akan menjawab pertanyaan Rencana tindakan apa yang akan
dilaksanakan
Kegiatan yang dilakukan :
a Menetapkan prioritas masalah

17
b Menetapkan tujuan asuhan termasuk tolok ukurnya
c Menetapkan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
3 Pelaksanaan / implementasi
Tahap ini akan menjawab pertanyaan Bagaimana tindakan keperawatan yang
disusun dapat dilaksanakan secara tepat dengan tetap memperhatikan etika
keperawatan, keterlibatan sasaran dalam pelaksanaan serta batas waktu yang telah
ditetapkan.
Kegiatan yang dilakukan :
a Kunjungan rumah
b Pelaksanaan peran
c Mengembangkan kerjasama lintas program & lintas sektor
d Memanfaatkan fasilitas rujukan
e Mendorong pratisipasi aktif masyarakat
f Mengorganisir masyarakat
4 Penilaian keperawatan
Tahap ini akan menjawab pertanyaan Sejauh mana masalah yang dihadapi telah
berhasil diatasi
Kegiatan yang dilakukan :
Membandingkan hasil asuhan yang telah dicapai dengan tujuan yang ditetapkan,
dengan kemungkinan : seluruh masalah dapat diatasi, sebagian masalah dapat
diatasi, seluruh masalah tidak dapat diatasi, timbul masalah baru

Bila tidak berhasil, maka perlu dinilai :


Apakah pengkajian dilakukan dengan baik sehingga diagnosa keperawatan
yang ditetapkan sudah benar
Apakah rencana dapat dilaksanakan secara tepat
Apakah sumber daya yang ada cukup memadai dan digunakan secara
efektif efisien
Apakah dijumpai faktor penghambat
Sehingga dapat dilakukan perbaikan pada rencana perawatan yang
berikutnya.

18

TA Penilaian Sumatif :
REN
HA CAN
Menilai keberhasilan dalam perubahan perilaku, penurunan angka
P A
kesakitan, kematian dll.
IV EVA
LUA
SI
Penilaian Formatif :
Menilai keberhasilan dalam kelancaran pelaksanaan program .

Penilaian
( Review &
Assessment )

REN
TA CAN Pendidikan kesehatan
HA A
PEN
P YEL
Proses Kelompok
III ESAI Kerja sama lintas program dengan Puskesmas
AN
MAS
ALA Perawatan Paripurna & Kolaborasi medis
H

Bimbingan dan Penyuluhan


Kunjungan Rumah & Rujukan

Rencana
Kegiatan &
Langkah
langkah

T DI
A A Penentuan masalah kesehatan
H G Keluarga , Kelompok khusus, Masyarakat
A N ( Analisa & Priority setting )
O melalui Lokakarya mini
P
SA
II M
AS Menilai kebutuhan
Y Keluarga , Kelompok khusus, Masyarakat
A
R ( Felt needs & Observed needs )
A

19

Base line data


Untuk tahap
berikut

T ID Pemetaan & Tabulasi data


A E
N
H TI
A P FI
.I K DELAPAN SUB SISTEM YANG MEMPENGARUHI KOMUNITAS :
AS
I 1. Lingkungan fisik
M 2. Pelayanan Kesehatan dan social
AS 3. Ekonomi
Y 4. Keamanan dan Transportasi
A
R
5. Politik dan pemerintahan

A
K
A Jaringan Kerja Sosial masyarakat
T Budaya Masyarakat

Vital Statistik

Riwayat / Sejarah masyarakat

Konsep diri komunitas

Asuhan Asuhan
keperawatan Daerah kerja Puskesmas keperawatan
keluarga kelompok
khusus/
masyarakat

M
E
T
O Perawatan Kesehatan Masyarakat
D
O
( CHN )
L

20
N. PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dalam kontek ini keperawatan komunitas merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan dimana sifat asuhan yang diberikan adalahb
umum dan menyeluruh. Lebih banyak tidak langsung dan diberikan secara terus
menerus melalui kerja sama. Fokus dari asuhan keperawatan komunitas adalah
individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dengan penekanan pada
pencegahan penyakit, peningkatan dan mempertahankan kesehatan.
Pendejatan yang digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas adalah
pendekatan keluarga binaan dan kelompok kerja komunitas. Strategi yang
digunakan untuk penyelesaian masalah adalah melalui pendidikan kesehatan,
penerapan teknologi tepat guna serta memanfaatkan kebijaksanaan pemerintah.

Tahap tahap proses keperawatan komunitas

a Pengkajian
Kumpulan individu/ keluarga di komunitas merupakan Core atau inti dari
asuhan keperawatan komunitas yang meliputi : demografi, populasi, nilai- nilai,
keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatannya, serta dipengaruhi
pula oleh delapan sub sistem komunitas yang terdiri dari : fisik dan lingkungan
perumahan, pendidikan , keselamatan dan transportasi , politik dan kebijakan
pemerintah, kesehatan dan pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi.
Semua aspek tersebut perlu dikaji melalui pengamatan langsung ke masyarakat
dengan klien ( Winshield survey ) dimana perawat komunitas melakukan
pengamatan dengan berkeliling wilayah dan menggunakan semua panca indranya
dalam melakukan observasi, ditunjang pula dengan data statistik wilayah dan hasil
wawancara dengan tokoh masyarakat dan kader kesehatan.

1 Koleksi data kelompok/ komunitas


a Sebagai data inti :
1) Usia yang berisiko
2) Pendidikan

21
3) Jenis kelamin
4) Pekerjaan
5) Agama
6) Keyakinan
7) Nilai nilai
8) Riwayat komunitas, yang dapat merupakan stressor timbulnya gangguan

b Data tentang subsistem yang mempengaruhi kelompok / komunitas :


1) Physical Environment : Perumahan yang dihuni penduduk, apakah penerangan,
sirkulasi, kepadatannya merupakan stressor bagi penduduk
2) Education : ( Status pendidikan, sarana pendidikan ) apakah dapat digunakan
untuk peningkatan pengetahuan
3) Safety & Transportation : ( Pelayanan perlindungan: kebakaran, polisi, sanitasi;
Transportasi : berupa jalan dan sarana angkutan ) dilingkungan tempat tinggal,
apakah tidak menimbulkan stress
4) Politics & Government: Politik dan kebijakan pemerintah ( tingkat RT, RW,
Lurah, Camat dan lain-lain ) apakah cukup menunjang sehingga memudahkan
komunitas mendapat pelayanan diberbagai bidang termasuk kesehatan
5) Health & Social services : ( PKK, Karang taruna, panti , LKMD, Posyandu dan
lain-lain ) apakah tersedia untuk melakukan deteksi dini pada gangguan /
merawat / memantau apabila gangguan sudah terjadi.
6) Communication : ( Formal : koran, radio, TV ; informal : papan pengumuman,
poster dan sebagainya )apakah sarana komunikasi dapat dimanfaatkan di
komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan
kesehatan, misalnya televisi, radio, koran, leaflet yang diberikan kepada
komunitas.
7) Economics : tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai
dengan UMR ( Upah Minimum Regional / individu/ bulan ) dibawah atau diatas
sehingga upaya pelayanan, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan
sesuai status ekonomi tersebut.
8) Recreation : apakah tersedia sarana , kapan saja dibuka, biayanya apakah
terjangkau oleh komunitas.
Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi stress

22
BAB III

A. Langkah pengkajian :
a. Koleksi data
Mengumpulkan data primer, dilakukan melalui kegiatan :
1 Wawancara dengan : masyarakat, tokoh masyarakat, kader, aparat kelurahan /
desa, pemda setempat
2 Observasi tentang : Norma, Nilai, Keyakinan, Struktur kekuatan, Proses
penyelesaian masalah, Dinamika kelompok masyarakat, Pola komunikasi, Situasi/
kondisi lingkungan wilayah
3 Rembuk desa dan atau survey mawas diri bersama masyarakat
4 Melakukan pengukuran langsung data kesehatan masyarakat

Mengumpulkan data sekunder: Dilakukan dengan cara mencatat data dan


informasi dari sumber yang relevan untuk wilayah yang menjadi tanggung
jawabnya.misalnya catatan kelahiran, kematian, cakupan pelayanan.
Membahas data yang terkumpul :Kegiatan yang dilakukan yaitu Lokakarya
mini atau pertemuan khusus pada forum koordinasi Melalui pembahasan ini
dirumuskan masalah serta mencari penyebabnya.

b. Analisa data
Tujuan :
- menetapkan kebutuhan komuniti
- Menetapkan kekuatan
- Mengidentifikasi pola respon kesehatan
- Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan

Cara mengkategorikan data :


- Karakteristik demografi
- Karakteristik geografi
- Karakteristik sosial ekonomi
- Pelayanan dan Sumber kesehatan

23
c. Diagnosa keperawatan
Contoh :
Community Etiologi Related to Documentation
response / Signs and
Concern/Problem symptoms
( Actual or Potential as evidenced
) by
Incomplete Inadequate School health
immunization status communication records at temple
of children at temple between parents and elementary
elementary schools staff
Potensial terjadi - sumber air tidak - data yang
diare di RW 01 memenuhi syarat mendukung
- belum terbiasa - indikator kesehatan
melakukan cuci
tangan sebelum
makan

Langkah Perencanaan
Proses :
a Menyusun / mengurutkan masalah sesuai prioritas
Dalam menentukan prioritas masalah perlu mempertimbangkan berbagai faktor
sebagai kriteria, antara lain adalah :
-perhatian masyarakat
-prevalensi
-berat ringannya masalah
-kemungkinan masalah untuk diatasi
-tersedianya sumber daya masyarakat
-aspek politis
b Menetapkan sasaran dan tujuan
c Menetapkan strategi intervensi ( Klien & Perawat )

24
Rencana intervensi

Kegiatan praktek perawatan kesehatan komunitas , mencakup hal yang sangat


luas, tentunya sesuai tingkat pelayanan kesehatan dimana perawat melaksanakan
tugas. Secara umum kegiatan perawat kesehatan komunitas adalah sebagai berikut
:
Memberikan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok khusus
baik di rumah, di sekolah, di perusahaan/ industri, di posyandu, di polindes dan di
daerah binaan kesehatan masyarakat
Melaksanakan pendidikan kesehatan
Konsultasi dan pemecahan masalah
Bimbingan dan pembinaan
Melaksanakan rujukan
Penemuan kasus
Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan
Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan perawatan komuniti
Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait
Memberikan ketauladanan yang berkaitan dengan keperawatan/ kesehatan
Mengembangkan perawatan kesehatan komunitas melalui penelitian

25

Anda mungkin juga menyukai