Kesehatan mental dalam perkembangan dibagi menjadi beberapa zaman, yaitu : a. Zaman prailmiah Pada zaman prailmiah, dimulai pada zaman purba. Pada zaman purba mulai ada indikasi bahwa manusia terkena gangguan mental, dimana penyebabnya adalah adanya musuh. Selain itu ada faktor lain yang menyebabkan gangguan kesehatan mental pada manusia di zaman tersebut, seperti adanya predator, faktor cuaca, sampai hilangnya sumber makanan. Cara pengobatannya pada zaman tersebut dengan melalui sihir, dibalut dengan ramuan, dan cara paling terakhir adalah membunuh orang yang terkena gangguan mental. b. Zaman Peradaban Awal Pada zaman peradaban awal terbagi menjadi beberapa masa seperti pada masa Mesopotamia, dimana pada masa ini gangguan mental disebabkan karena gangguan setan dan pengobatannya melalui upacara adat. Selain masa Mesopotamia, ada masa Yahudi dimana gangguan mental disebabkan oleh kepercayaan adanya hukuman Tuhan dan pengobatannya melalui bertaubat kepadaNya. Kemudian masa CINA, INDIA, TIMUR TENGAH dimana gangguan mental dikarenakan oleh ketidakseimbangan Yin dan Yang dan diobati dengan mantra, upacara, obat, dan terapi. c. Zaman Perkembangan Filsuf Yunani Pada zaman ini ada beberapa tokoh Yunani, seperti Phytagoras, Hippokrates, dan Plato. Menurut Phytagoras gangguan mental bisa disebabkan karena adanya gangguan pada otak sebagai pusat intelegensi. Menurut Hippokrates gangguan mental disebabkan karena cairan hitam, kuning, phlegm, dan sanguine tidak seimbang. Sedangkan menurut Plato gangguan mental dikarenakan oleh gangguan moral, fisik, dan dewa. d. Zaman Ilmiah Zaman ilmiah dimulai sejak adanya sebuah penelitian oleh para ahli. Zaman ini ditandai dengan perpindahan dari paham derminologi (paham tentang adanya dukun dan sihir) ke pendekatan ilmiah (psikiatri), sehingga muncul penelitian terkait kesehatan mental. Dari hasil penelitian tersebut muncul klasifikasi tentang kesehatan mental.
II. Definisi Kesehatan Mental
Kesehatan mental merupakan sebuah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional, dimana perkembangan tersebut selaras dengan keadaan orang lain dan memperhatikan dalam hubungannya dengan semua segi-segi penghidupan manusia. Standard kesehatan mental seseorang berdasarkan peraturan yang berlaku dan dimana tempat tinggalnya. Contohnya, orang-orang yang homoseksual atau lesbian, di Indonesia dianggap sebagai orang yang berperilaku menyimpang karena di Indonesia hal tersebut sudah melanggar norma. Namun di negara lain hal tersebut dianggap biasa dan tidak melanggar peraturan. Selain itu ada pendapat lain mengenai definisi kesehatan mental. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendir, dengan orang lain, dan masyarakat di mana ia hidup. Menurut definisi ini, orang yang bermental sehat adalah orang yang dapat menguasai segala faktor dalam hidupnya sehingga ia dapat mengatasi kekalutan mental akibat dari tekanan yang menimbulkan frustasi.
III. Pentingnya Kesehatan Mental
Ilmu kesehatan mental menyentuh kehidupan manusia pada banyak hal yang sangat penting dan oleh karena itu ilmu kesehatan mental penting bagi setiap orang. Ilmu kesehatan mental sangat bernilai dalam membantu seseorang untuk memahami dirinya sendiri dengan baik. Apabila seseorang memahami dirinya sendiri dengan lebih baik dan juga menyadari dirinya berharga, maka ia lebih siap untuk memahami orang lain.
IV. Hubungan Kesehatan Mental dengan Disiplin Ilmu Lain.
Kesehatan mental bukanlah sebuah disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Kesehatan mental merupakan disiplin ilmu yang juga berkaitan dengan disiplin ilmu yang lain. Hubungan kesehatan mental dengan disiplin ilmu yang lain diantaranya : Ilmu Kedokteran Ilmu kedokteran mempelajari tentang penyakit yang menyerang organ tubuh manusia dan mempelajari cara pengobatannya. Kedokteran tidak hanya mempelajari patologis yang menyerang manusia secara fisik, namun ada pula kedokteran jiwa. Kedokteran jiwa memberi sumbangan yang sangat bermakna bagi kesehatan mental masyarakat. Psikologi Psikologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari di bidang perilaku manusia, yang diantaranya mempelajari dimensi psikis manusia dengan segala dinamikanya. Memahami kesehatan mental masyarakat, tentu membutuhkan pemahamn terhadap proses psikis yang turut mempengaruhi perilaku yang sehat dan tidak sehat sebagaimana yang dipelajari di bidang psikologi. Ilmu Pendidikan Dalam ilmu pendidikan tidak hanya mempelajari dan memahami materi yang akan diberikan, namun strategi yang harus ditempuh agar perubahan perilaku itu lebih efektif. Ilmu pendidikan tentunya memberikan kontribusi bagi bidang kesehatan mental, khususnya dalam pengembangan intervensi-intervensi kepada masyarakat. Prinsip- prinsip pendidikan dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan masyarakat. Sosio-antropologi Dalam kesehatan mental, dimensi sosio-antropologis ini perlu diperhatikan baik untuk keperluan pemahaman maupun strategi intervensinya. Intervensi kesehatan mental akan berhasil jika mempertimbangkan dimensi sosial dan budayanya.
V. Konsep-konsep Dasar Kesehatan Mental
Kesehatan mental erat hubungannya dengan penyesuaian diri. Apabila seseorang bermental sehat, maka sedikit kemungkinan ia akan mengalami ketidakmampuan dalam penyesuaian diri. Seseorang mungkin sulit dalam penyesuaian diri, meskipun demikian ia bermental sehat. Tetapi apabila kesulitan-kesulitan dalam penyesuaian diri menyebabkan frustasi, ketidakbahagiaan, atau kebencian, maka terjadilah masalah kesehatan mental. Maka dari itu kesehatan mental berarti bebas dari simtom-simtom yang melumpuhkan dan menggangu, yang merusak efisiensi mental, kestabilan emosi, dan ketenangan pikiran. Selain penyesuaian diri, kesehatan mental juga berhubungan dengan efisiensi mental. Efisiensi mental adalah penggunaan kapasitas kita secara efektif untuk mengamati, membayangkan, berpikir, memilih, dan juga mengembangkan terus menerus fungsi mental sampai ke suatu tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Bentuk tertinggi efisiensi mental kemudian memerlukan kesehatan mental. Prasangka, permusuhan, proyeksi, atau kecemasan yang sangat dalam menyebabkan seseorang tidak dapat mengatur dan mengendalikan pikirannya yang sangat dibutuhkan untuk efisiensi mental.
VI. Normalitas VS Abnormalitas
Orang-orang yang memiliki mental yang sehat atau normal memiliki ciri- ciri sebagai berikut : Menaruh perhatian yang luas pada diri sendiri dan orang lain. Memiliki hubungan yang hangat dengan orang lain. Memiliki emosi yang stabil dan dapat mengontrol emosinya. Memiliki pemahaman diri. Penguasaan keterampilan dan tugas. Memiliki identitas diri yang jelas. Pandangan hidup ke depan dan terencana. Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Percaya diri Beproses, terbuka pada pengalaman. Orang-orang yang memiliki mental yang tidak sehat atau tidak normal memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Berperilaku yang tidak biasa. Perilaku yang tidak bisa diterima secara sosial atau melanggar norma sosial. Persepsi yang salah terhadap realitas. Berada pada stres personal yang signifikan. Perilaku maladaptive dan self-defeating. Berperilaku yang berbahaya dan dilakukan berulang.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita