1 2013
Pendahuluan
POLBAN
Reaksi esterifikasi merupakan salah satu reaksi
Kelemahan katalis homogen adalah perlu tahap
penetralan, untuk skala besar hal ini sangat tidak
efisien, oleh karena itu digunakan katalis padat
yang terlibat pada pembuatan biodiesel dari atau heterogen.
bahan baku minyak nabati dengan kadar asam
lemak bebas lebih dari 2%. Sehingga dapat Katalis Padat atau Heterogen
dikatakan reaksi ini cukup memegang peranan
penting. Reaksi esterifikasi akan terjadi pada permukaan
Reaksi esterifikasi mengggunakan katalis asam, katalis padat, oleh karena ada perbedaan fasa
pada umumnya menggunakan asam kuat seperti maka reaksinya mempunyai beberapa
asam sulfat (H2SO4) atau asam klorida(HCl). karakteristik sebagai berikut
Karena kedua asam tersebut berupa cairan maka
Terbentuk lapisan pada permukaan
dinamakan katalis cair atau homogen (fasa
katalis yang disebut lapisan batas Nernst
pereaksi dengan fasa katalis sama).
(Nernst Boundary Layer, NBL), dengan Pada permukaan katali terjadi beberapa
ketebalan sekitar 0,03 mm(Balley, 1967) tahap
Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh sifat
(1) Perpindahan massa reaktan dari luar
dari lapisan tersebut
katalis ke katalis
Adapun
mekanisme reaksi yang terjadi dapat (2) Perpindahan massa reaktan masuk ke
ditunjukan pada Gambar 1 berikut ini pori-pori katalis
(3) Adsorpsi reaktan pada permukaan
katalis
(4) Reaksi di permukaan
(5) Desorpsi produk dari permukaan katalis
(6) Perpindahan massa produk masuk ke
pori-pori katalis
(7) Perpindahan massa produk keluar dari
partikel katalis
Katalis heterogen mempunyai pori-pori yang
mempunyai daya tahan terhadap suhu dan
Gambar 1 Mekanisme Reaksi Padat Cair pereaksi maupun produk reaksi.
(a)
Difusi molekul/ion reaktan melalui Zeolit
lapisan batas Nernst menuju permukaan
padatan Zeolit memenuhi persyaratan tersebut.
Zeolit mengandung air sekitrar 10 20%b,
(b)
Adsopsi reaktan di permukaan padatan
(c) air ini mengisi lubang-lubang partikel zeolit,
Reaksi pada permukaan padatan
(d)
Desorpsi hasil reaksi meninggalkan beberapa terikat kuat pada kerangka alumina
permukaan padatan silikat sedangkan sisanya tidak terikat kuat.
Difusi hasil reaksi melalui lapisan batas
(e) Sehingga dengan pemanasan akan
Nernst menguapkan air yang tidak terikat kuat
tersebut dan akan kembali mudah tanpa
POLBAN
Sedangkan transformasi kerja katalis padat
ketika mengkonversi reaktan menjadi suatu
produk dapat dilihat pada Gambar 2.
terjadi dekomposisi struktur zeolit.Inklusi
alumina di dalam kerangka silica
menimbulkan muatan yang tidak seimbang
sehingga dapat menarik kation yang berada
dekat kerangka tersebut. Gambar 3
Zeolit mempunyai tiga dimensi yang a)
senyawa kristalnya terbentuk dari tetrahedral
AlO
4 dan SiO4. Struktur dalam kristal
mempnyai
sifat hidrofilik dan mempunyai
afinitas yang sangat kuat terhadap molekul b)
air,
dengan demikian dapat digunakan
sebagai adsorben atau reaksi-reaksi lainnya
melibatkan proses dehidrasi . c)
Penggantian silicon (IV) dengan atom
alumunium (III) muatan negative akan
terjadi di dalam kisi-kisi zeolit. Muatan d)
listrik
yang dimiliki oleh kerangka zeolit
baik
di permukaan maupun di dalam pori-
pori zeolit, menyebabkan zeolit dapat
berperan
sebagai katalis, adsorben atau
Elektron bebas pada gugus karbonil dari
penukar ion. Dengan mengganti kation yang
asam asetat membentuk ikatan hydrogen
terikat oleh zeolit.
dengan salah satu atom hydrogen dari asam
Pengukuran kapasitas pertukaran ion atau sulfat, sehingga oksigen menghasilkan
muatan positif pada gugus karbonil.
disebut
KTK menunjukan kemampuan zeolit
tersebut
dalam mengikat ion H+. Kapasitas
Terjadi pergeseran muatan positif sehingga
pertukaran
ion dinyatakan dalam ekuivalen
atom C berkumpul muatan positif, yang
ion
yang ditukar per liter atau mekivalen per
gram zeolit. kemudian electron bebas membentuk ikatan
100
dengan atom karbon yang bermuatan positif.
Ukuran
pori dan bentuk zeolit
mempengaruhi keselektifan dan ukuran kisi
dari pereaksi, hasil antara dan produk. Tahap 2
Reaksi Esterifikasi
POLBAN
Reaksi esterifikasi antara etanol dan asam
asetat dengan katalis asam mempunyai
persamaan reaksi sebagai berikut
METODOLOGI
POLBAN
ion H+ dari senyawa antara.
Katalis asam padatan kemudian dikeringkan
lalu dilakukan pengujian H+ yang terikat uji
coba kuantitatif ion sulfonat yang terikat
oleh zeolit, dengan metoda penukar ion
menggunakan larutan NaCl, Hasil
Zeolit yang digunakan merupakan zeolit
pertukaran ion diuji dengan metode titrasi
alam yang berasal dari Jawa Barat, mula-
asam-basa.
mula zeolit mengalami perlakuan awal
seperti pengayakan (sizing) untuk Pengujian katalis dilakukan terhadap reaksi
menyamakan ukuran partikel dan esterifikasi dari asam asetat dengan etanol
membuang zeolit yang ukuran kecil, lalu yang direaksikan secara batch dengan
diperlakukan dengan asam, sebelumnya perbandingan etanol/asam asetat adalah 1: 3.
zeolit dipanaskan hingga air yang Kondisi operasi suhu 80C dan waktu 2 jam
terperangkap dalam zeolit menguap. Zeolit serta jumlah katalis 2 gram untuk kapasitas
yang digunakan terdiri dari dua ukuran larutan 50 mL. Hasil etil asetat yang
dihasilkan diukur indeks bias, berat jenis Dari Gambar 4 menunjukkan bahwa ukuran
dan diuji menggunakan gas kromatografi. zeolit 1 mm dan waktu kontak antara zeolit
dengan larutan asam sulfat yang lebih lama
HASIL DAN PEMBAHASAN memberikan kapasitas pertukaran (KTK)
Proses pemanasan terhadap zeolit pada suhu yang lebih besar. Hal ini disebabkan ukuran
150C selama 2 jam bertujuan untuk zeolit yang besar mempunyai pori-pori yang
menghilangkan air yang menutupi pori-pori lebih banyak dibandingkan ukuran yang
lebih kecil. Dan waktu kontak antara zeolit
zeolit.
Dengan demikian pori-pori akan
terbuka dan proses perlakukan dengan asam dengan asam menaikkan jumlah ion H + yang
akan
lebih efektif. terikat oleh zeolit.
Proses
perlakuan zeolit dengan asam Perlakuan dengan HCl
berdasarkan proses pertukaran ion, kation-
kation yang terikat dalam zeolit akan
POLBAN
Perlakuan dengan H2SO4
KTK (mekiv/100 g kering)
170
KTK (mekiv/100 g kering)
160
150 165
140 160
130 3 jam
120 155
7 jam 150
0.355 1mm
mm 145
HCl H2SO4
Ukuran Zeolit
Jenis asam
Jenis asam juga mempengaruhi jumlah H+, hal Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa reaksi
ini dikarenakan ion H+ lebih mudah dilepaskan esterifikasi antara etanol dengan asam asetat
dari HCl dibandingkan H 2SO4. Selain itu sifat menggunakan katalis zeolit-H2SO4
reaktif
dari H2SO4 yang mampu merusak menghasilkan senyawa etil asetat meskipun
sebagian
struktur zeolit. kadarnya masih rendah yakni 54%. Hal ini
menunjukkan bahwa yang berperan dalam reaksi
Kedua
jenis katalis dengan ukuran zeolit 1mm etil asetat tidaknya ion H+ tetapi juga gugus
diujikan
pada reaksi esterifikasi antara etanol sulfonat mengacu dari mekanisme reaksi
dengan asam asetat diperoleh hasil ester yang
esterifikasi.
ditunjukan pada Gambar 7 berikut ini
KESIMPULAN
Tabel 1 Pengukuran Indeks Bias dan Berat
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Jenis terhadap Etil Asetat Pertukaran kation yang terdapat dalam
zeolit dengan ion H+ menghasilkan
Indeks Berat jenis kapasitas pertukaran (KTK) jika
Etil asetat
bias (g/mL) menggunakan asam HCl
Dengan
katalis Ukuran zeolit 1 mm lebih besar nilai
Zeolit-HCl
1.372 0.9370 KTKnya dibandingkan ukuran zeolit
Dengan
katalis 0,335 mm
Zeolit-H 2SO4 1,373 0.9036
Perlakuan zeolit dengan jenis dan
Baku 1.372 0.9000 konsentrasi asam yang sama menunjukkan
pengocokan selama 7 jam memberikan
Dari parameter indeks bias, etil asetat yang hasil KTK yang lebih besar dibandingkan
dihasilkan
dari kedua jenis katalis padat tidak pengocokan 3 jam.
berbeda secara signifikan tetapi dilihat dari berat
Reaksi etanol dengan asam asetat lebih
jenis dan dibandingkan terhadap etil asetat baku tepat menggunakan katalis padat Zeolit -
H2SO4 meskipun kadarnya hanya sekitar
menunjukkan perbedaan yang berarti, etil asetat
hasil yang dihasilkan dari penggunaan katalis 50%.
zeolit yang diperlakukan dengan asam sulfat
SARAN
POLBAN
lebih mendekati harga dain berat jenis etil asetat
baku yakni 1,9000 g/mL. Untuk Selanjutnya dari
ester-ester tersebut dianalisis menggunakan gas
khromatografi dan diperoleh data pada Tabel 2.
Untuk mendapatkan kinerja katalis yang
maksimal perlu dilakukan variasi konsentrasi
H2SO4 waktu optimum pengocokan dan ukuran
partikel.
Tabel 2 Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif
dengan GC Sedangkan untuk meningkatkan kadar ester yang
dihasilkan perlu dilakukan variasi perbandingan
Etil asetat RT % Area katalis terhadap jumlah total reakstan antara
Baku 3.06 100.00 alcohol dengan asam karboksilat
Dengan katalis
Zeolit-HCl 2.12 95.33
Dengan katalis
Zeolit-H2SO4 3.07 54.37
PUSTAKA
1. Adil Elhag Ahmed, F. Adam, Micropor.
Mesopor. Mater. 103 (2007) 284.
2. Aslin, Anggraini, dkk. 2007. Karakterisasi
Komposisi Kimia, Luas Permukaan Pori
dan Sifat Termal dari zeolit Bayah,
Tasikmalaya, dan Lampung, Vol III.
3. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
BATAN. Serpong. (on
line):http://www.karakteristik-zeolit-
bayah.com/2007/11/html/
4. Balley.1967.Mekanisme Reaksi Padatan-
Cair (on line):http://educationofzeolit.com//
5. Barrer, R M. 1982. Hydrotermal Chemistry
of Zeolite. Academic Press, London
6. Buckle. 1987.
Kristalizationofsugarpreposition (on
line:http://www.chemguide.co.uk/physical/
7. catalysis/introduction.html
8. Crane et al Ethyl Acetate Synthesis from
Ethylene and Acetic Acid Using Solid Acid
Catalyst., Mobil Oil Corporation, Fairfax,
US Paten. Jul. 16, 1998.
9. Eddy Rodiana. 2007. Potensi dan
Pemanfaatan Zeolit di Provinsi Jawa Barat
dan Banten (on line):
http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?optio
n=com
10. Eli Maria Ulfah, Fani Alifia Yasnur, dan
POLBAN
Istadi, Chemical Reaction Engineering&
Catalysis (CREC), Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Diponegoro, Jln.
11. Prof. H. Sudharto, Tembalang, Semarang.
12. Eva Fathul Karamah, Setijo Bismo, Hotdi
M Simbolon Departemen TeknikKimia,
Fakultas Teknik Universitas
Indonesia.Farook Adam, MSc Thesis,
Universiti Sains Malaysia, (1992).