Anda di halaman 1dari 1

Pacaran itu Harus Berakhir..!

Cinta satu kata yang terikat dalam sebuah pacaran, pacaran belum tentu
bermakna cinta, itulah rekayasa kisah cintaku dalam berpacaran. Cinta
merupakan kata yang indah , memiliki makna yang suci, dan konsekuensi yang
sangat besar. Tapi dibalik itu semua mengandung makna yang terkadang kita tak
mampu untuk menterjemahkan. Cinta adalah air kehidupan, bahkan demi Allah
cinta merupakan rahasia kehidupan. ia merupakan ketentraman Ruh kehidupan.
Dengan cinta kehidupan ini akan terasa menjadi indah, dan dengan cinta Ruh
menjadi mulia. Dengan cinta pula akan tercipta perdamaian, karena cinta
kesalahan akan termaafkan, dan karena cinta kita akan berlaku baik, karena ia
tak mengenal 1+1=2. Andaikan bukan karena cinta pastinya manusia akan
saling bunuh satu sama lain, dan bunga melati tak akan pernah dihinggapi oleh
lemba. Oleh sebab itu pacaran itu harus berakhir.
Kenapa pacaran harus berakhir? Karena cinta yang sesungguhnya itu berada
dalam kehidupan pernikahan. Jika tujuan pacaran itu untuk mendapatkan cinta
sejati yang sering didengngongkan oleh kaula muda maka segeralah menikah.
Sungguh benar apa yang diucapkan oleh Rasulullah, dalam sabdanya, belum
pernah terlihat dua orang yang memadu cinta sebagaimana orang yang
menikah. (HR. Muslim) mengetahu hadist ini telah membuka cakrawala baru
untuk kehidupan cinta dalam berpacaran. Bahwa pernikahan itu bukan sesuatu
yang perlu ditakuti, dan cinta dalam pacaran bukanlah cinta yang sesungguhnya.
Pernikahan adalah seni menyatukan karakter, pola piker, serta kelebihan
kekurangan kedua insan. Oleh sebab itu ia membutuhkan kepiawayan para
pelakunya agar istana cinta dapat terbangun didalamnya. Namun bagaimanakah
sebuah bahtera cinta itu bisa dipelihara, disegarkan, bahkan diawetkan? Tentu ia
membutuhkan nutrisi dan penyegar sehingga dengan itu kehadirannya akan
mampu memecahkan kejenuhan-kejenuhn dalam jiwa pasangan.
Bicara tentang pernikahan berarti bicara hal yang lebih jauh,yakni akhirat, surga,
dan yang paling penting ridha Allah. bukan semata-mata melibatkan dua insan
yang berbeda, peristiwa didalamnya tersembul mitstaaqan ghalizha atau
perjanjian yang berat, sebab didalamnya kelak ada pertanggung jawaban dunia
akhirat bagi kedua belah pihak.

Anda mungkin juga menyukai