Anda di halaman 1dari 13

BUKTI DAN PETUNJUK ADANYA EVOLUSI PADA PROTISTA

Oleh :
Putri Eka Auliana B1J013199
Ika Febriani B1J013207
Dini Darmawati B1J014058
Risa Umami B1J014060
Hameda Dhaka Kusuma T. B1J014090
Dede Winda Nur Fauziah B1J014113

TUGAS TERSTRUKTUR EVOLUSI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menurut (Setiowati & Furqonita, 2007), evolusi adalah perkembangan


makhluk hidup secara perlahan-lahan dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang
lebih kompleks dalam waktu yang sangat lama dan diturunkan, sehingga terbentuk
spesies baru. Prokariot berperan dalam pembentukan kondisi bumi hingga sekarang.
Akumulasi O2 atmosfer berasal dari aktivitas fotosintesis cianobakter 2.5 milyar
tahun yang lalu, sedangkan prokariot tertua hidup 3.5 milyar tahun yang lalu.
Prokariot ditemukan diberbagai lingkungan ekstrem dingin, panas, asam, atau basa
yang tidak cocok bagi eukariot. Prokariota adalah organisme pertama, dan bertahan
hidup sampai sekarang sebagai organisme hidup yang paling luas tempat hidupnya
dan paling banyak jumlahnya. Prokariota seringkali hidup dalam asosiasi yang dekat
dengan sesamanya dan dengan eukariota, dalam hubungan disebut simbiosis. Kasus
simbiosis yang secara historis paling penting adalah berkembangnya mitokondria dan
kloroplas dari prokariota menjadi organel didalam sel-sel inang yang lebih besar.
Sehingga hewan, tumbuhan, fungi, dan protista kemungkinan berkembang dari
penggabungan simbiotik sel-sel nenek moyang.
Protista beberapa di antaranya memiliki ukuran dan struktur yang sesuai
dengan kulit sista (kapsul pelindung) yang lepas, mirip dengan kulit pelindung yang
dibuat oleh Protista tertentu saat ini. Semua Protista adalah eukariota, akan tetapi
Protista sangat beraneka ragam, sehingga hanya sedikit karakteristik umum.
Sebagian besar dari sekitar 60.000 spesies Protista yang hidup saat ini bersifat
uniseluler, tetapi ada beberapa spesies yang bersifat kolini dan multiseluler. Protista
bersifat uniseluler sehingga Protista dapat digolongkan eukariotik yang paling
sederhana, tetapi Protista memiliki kompleksitas yang luar biasa kompleknya,
bahkan paling rumit di antara semua sel (Campbell et al., 2012).
Mengidentifikasi beberapa Protista terhalang untuk mendefinisikan spesies
Protista. Menurut Boenigk et al. (2012), menegaskan bahwa tidak ada spesies
'kategori' untuk protista, dan merekomendasikan bahwa definisi spesies diklarifikasi
pada kasus per kasus. Sehingga pendekatan konsensus mungkin muncul dalam
kelompok protista, tetapi setiap satu pendekatan tidak mungkin untuk mencakup
berbagai macam filogenetik. Protista yang paling beragam dari empat kerajaan dalam
domain Eukarya. Protista bersatu atas dasar karakteristik negatif tunggal.
B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur,
dan mengetahui bukti serta petunjuk adanya evolusi pada Protista.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana awal-mula kemunculan protista?

2. Apa bukti evolusi yang memperkuat kemunculan protista?

3. Bagaimana klasifikasi protista akibat adanya evolusi?


BAB II. PEMBAHASAN

A. Asal-mula Protista (Eukariot)


1. Kemunculan Protista
Kemunculan eukariot telah dipaparkan bahwa sebagai akibat dari revolusi oksigen.
Revolusi oksigen dianggap merupakan awal dari perubahan kehidupan di bumi,
karena mengakibatkan tiga hal pokok bagi prokariot anaerob yaitu:
Musnah karena tidak mampu beradaptasi dengan habitat yang aerob.
Beradaptasi tetap sebagai prokariot anaerob tetapi hidup di tempat yang
anaerob, seperti di lumpur, bersembunyi di lubang yang dalam dan lain-lain.
Bersimbiosis dengan prokariot lain dan membentuk kehidupan baru sebagai
sel eukariot yang dikenal sebagai Protista.
Simbiosis sel-sel prokariota menimbulkan keanekaragaman sel. Sel yang
hanya memiliki mitokondria akan berkembang menjadi sel hewan. Sel yang memiliki
kloroplas dan mitokondria akan berkembang menjadi sel tumbuhan. Mitokondria
maupun kloroplas berkembang menjadi organel dari sel eukariot. Protista mulai
muncul di bumi sekitar 2 milyar tahun yang lalu dibuktikan oleh fosil tertua pada
lapisan prekambrian. Fosil ini dalam bahasa Yunani disebut acritarch, berarti tak
jelas asal usulnya. Acritarchs termasuk sisa-sisa telur metazoans kecil dari berbagai
jenis Chlorophyta (alga hijau). Acritarchs ditemukan di batuan sedimen pada zaman
Archean. Acritarchs ini biasanya terisolasi dari batuan sedimen menggunakan asam
fluorida tetapi terkadang diambil dari batuan yang kaya karbonat (Montenari &
Leppig, 2003).

Gambar 1. Acritarch

Semua jenis protista adalah eukariot. Protista sangat beragam ada yang
uniseluler, tetapi ada pula yang multiseluler dalam bentuk koloni. Metabolisme
protista juga sangat beragam karena:
a. Sebagian memiliki sifat aerob karena memiliki mitokondria untuk respirasi
selulernya.
b. Beberapa protista tidak memiliki mitokondria karena mengandung bakteri
yang bersimbiosis untuk melakukan respirasi seluler, protista ini dapat hidup
di lingkungan yang anaerob.
c. Ada protista yang fotoautotrof dengan kloroplas sebagai organel untuk
melakukan fotosintesis.
d. Ada protista yang heterotrof yaitu protista yang menyerap molekul organik
atau menelan partikel makanan yang lebih.
e. Ada protista yang mixotrof (mix berarti campuran), karena dapat melakukan
fotosintesis dan nutrisi heterotrof, misalnya Euglena.
Sebagian besar protista dapat bergerak bebas (motil), mempunyai flagel atau silia
sebagai alat gerak. Reproduksi dan siklus hidup protista sangat bervariasi yaitu
secara:
Aseksual yaitu membelah diri, mengalami pembelahan secara mitosis.
Seksual yaitu penyatuan dua gamet.
Syngami yaitu pertukaran gen-gen antara dua individu lalu berpisah dan
kemudian meneruskan pembiakan aseksual.
Berdasarkan asal usul protista (eukariot) dari sel prokariot yang bersimbiosis, maka
terdapat tiga domain yaitu domain Arkhaea, Bakteri, dan Eukarya.
2. Tempat Hidup Protista
Protista ditemukan di berbagai tempat yaitu pada tempat yang berair, tanah
yang basah, sampah, dedaunan, dan habitat yang lembab. Protista juga merupakan
organisme penyusun plankton, antara lain sebagai fitoplankton yang merupakan
komponen dasar ekosistem perairan. Beberapa jenis protista hidup sebagai simbion
bersama inangnya, baik dalam bentuk hubungan mutualistik hingga hubungan
parasitik. Protista (eukariot) berbeda dengan prokariot karena protista memiliki inti
sel (nukleus) yang terbungkus membran, mitokondria, kloroplas, sistem
endomembran, dan sitoskeleton. Bukti-bukti yang mendukung evolusi prokariot
menjadi eukariot adalah bahwa kloroplas dan mitokondria diduga merupakan evolusi
dari bakteri prokariot yang bergabung secara endosimbiotik. Dugaan ini diperkuat
karena baik mitokondria maupun kloroplas memiliki genom yang terdiri atas
molekul DNA sirkuler, RNA, dan ribosom. Ribosom kloroplas mirip dengan ribosom
prokariot, begitu pula ribosom mitokondria juga mirip dengan prokariot.
3. Filogeni Protista

Gambar 2. Filogeni Protista

Hingga saat ini dikenal beberapa sistem klasifikasi, yaitu sistem klasifikasi 5
kingdom, 8 kingdom, dan sistem domain. Sistem 5 kingdom mengklasifikasikan
semua organisme uniseluler satu kingdom yaitu protista. Robert Whittaker
memperkenalkan sistem klasifikasi 5 kingdom pada tahun 1969 yaitu:
(1) Monera
(2) Protista
(3) Plantae
(4) Fungi
(5) Animalia
Banyak bukti dalam sejarah yang mengindikasikan bahwa satu garis
keturunan eukariota heterofilik memperoleh satu endosimbion tambahan suatu
sianobakteri fotosintetik yang kemudian berevolusi menjadi plastida.
Keanekaragaman plastida dihasilkan oleh endosimbiosis sekunder. Penelitian tentang
eukariota pemilik plastida menunjukan semua plastida berevolusi dari sianobakteri
gram-negatif yang ditelan oleh eukariota heterotrof nenek moyang (endosimbiosis
primer). Nenek moyang itu kemudian berdiversifikasi menjadi alga merah dan alga
hijau, beberapa diantaranya kemudian ditelan oleh eukariota lain (endosimbiosis
sekunder).
Gambar 3. Endosismbiosis

Menurut Campbell et al. (2012), protista pertama kali diusulkan oleh Ernst
Haeckel, secara tradisional protista digolongkan menjadi beberapa kelompok
berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan yang lebih tinggi yaitu:
1. Excavata
Beberapa anggota keloklad utama kelompok ini memiliki lekuk makanan
hasil galian pada salah satu sisi badan sel. Dua klad utama (parabasalid dan
diplomonad) memiliki mitokondria termodifikasi, sedangkan klad lain
(euglenozoa) memiliki flagela yang strukturnya berbeda dari flagela
organisnme lain. Excavata mencakup parasit seperti Giardia, spesies predator
dan fotosintetik.
2. Chromalveolata
Kelompok ini diperkirakan berasal dari peristiwa endosimbion sekunder
purba. Chromalveolata mencakup beberapa dari organisme fotosintetik yang
paling penting di Bumi, seperti diatom. Kelompk Chromalveolata juga
mencakup alga coklat. Selain itu, kelompok Chromalveolata juga mencakup
Plasmodium penyebab malaria dan Phytophthora, penyebab kelaparan akibat
gagal panen kentang di Irlandia pada abad ke-19.
3. Rhizaria
Kelompok ini memiliki ciri khas yakni mrmiliki pseudopodia yang
berbenttuk seperti benang. Pseudopodia merupakan perpanjangan yang dapat
menjulur dari bagian mana pun. Pseudopodia berfungsi dalam pergerakan
semu dan penangkapan mangsa. Rhizaria terdiri dari tiga klad yaitu
Chlorarachniophyta, Foram dan Radiolaria. Contoh spesies dari klad Rhizaria
ialah Globigerina.
4. Archaeplastida
Kelompok ini mencakup alga merahh dan alga hijau, termasuk juga
diantaranya ialah tumbuhan darat. Alga merah dan alga hijau juga mencakup
spesies uniselular, kolonial dan multiselular. Protista dalam Archaeplastida
mencakup spesies fotosintetik, sehingga menjadi dasar utama pada jejaring
makanan pada beberapa komunitas akuatik.
5. Unikonta
Kelompok ini mencakup amoeba yang memiliki pseudopodia berbentuk lobus
atau tabung. Menurut satu hipotesis terbaru, unikonta merupakan kelompok
eukariota pertama yang berdivergensii dari eukarita lain. Namun, hipotesis ini
belum dapat diterima.
Dasar dari sistem 8 kingdom adalah bahwa sistem 5 kingdom dianggap sudah
kuno, dan kingdom protista bersifat polifiletik (lebih dari dua nenek moyang).
Sistem 8 kingdom juga memperkenalkan pemecahan kingdom protista menjadi tiga
kingdom baru yaitu Arkhaeozoa, Protista dan Chromista.
Sistem domain, kelompok protista diuraikan lagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan perbedaan yang muncul. Perbedaan pada kingdom protista menunjukkan
bahwa telah terjadi perkembangan evolusi protista sehingga terbentuk
keanekaragaman protista. Sistem domain, kingdom protista diuraikan lagi menjadi 5
calon kingdom yaitu:
(1) Kelompok Arkhaeozoa
Arkhaeozoa merupakan kelompok protista yang tidak memiliki mitokondria.
Diduga memang sejak awal evolusinya, Arkhaeozoa tidak memiliki mitokondria,
atau organel tersebut hilang dalam perjalanan evolusinya. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa Arkhaezoa berasal dari protista anaerob atau protista parasit.
Salah satu contoh Arkhaeozoa adalah Giardia lamblia, yaitu diplomonad yang hidup
sebagai parasit dalam usus manusia, yang dapat menyebabkan diare dan kejang
perut. Giardia adalah protista yang tidak memiliki mitokondria dan plastida,
memiliki 2 flagela dan 2 inti terpisah. Namun, hasil analisis RNA ribosom
menunjukkan bahwa Giardia memiliki gen yang pernah mengkode mitokondria.
Mitokondria pernah ada sebagai endosimbiotik, namun menghilang dalam proses
evolusinya.
nukleus

Gambar 4. Giardia

(2) Kelompok Euglenozoa


Kelompok ini memiliki flagel (kelas flagelata), ada yang bersifat fotosintetik
(misalnya Euglena), ada yang bersifat parasit (misalnya Trypanosoma). Euglena dan
kerabatnya bersifat autotrof, tetapi ada pula yang heterotrof, yaitu menyerap molekul
organik dari lingkungannya atau menelan mangsa secara fagositik. Euglenozoa yang
parasitik mempunyai mitokondria yang relatif besar yang berhubungan dengan
organel kinetoplas yang menyimpan DNA inti. Oleh karena itu, dikelompokkan
sebagai Kinetoplastida.
(3) Kelompok Alveolata
Alveolata merupakan kelompok flagelata dan ciliata yang bersifat uniseluler,
parasit, dan memiliki alveoli. Adanya rongga atau alveoli ini merupakan ciri khas
Alveolata. Alveolata menyatukan beberapa protista yang bersifat:
a. Fotosintetik, misalnya Dinoflagelata yang merupakan komponen
fitoplankton di lautan. Ledakan populasi Dinoflagelata menyebabkan
pasang merah pada perairan pantai. Warna kemerahan ini disebabkan oleh
pigmen xantofil yang ada di dalam kloroplas.
b. Apikompleksa merupakan parasit pada hewan dan menyebabkan penyakit
pada manusia. Apikompleksa dikenal pula sebagai Sporozoa yang memiliki
siklus hidup yang rumit dengan tahap seksual dan aseksual. Salah satu
contoh adalah Plasmodium.
c. Ciliata (Ciliophora), menggunakan silia untuk bergerak dan umumnya hidup
soliter di air tawar. Ada ciliata yang seluruh selnya ditutupi oleh barisan silia
seperti Paramaecium, dan ada pula yang memiliki silia secara berkelompok
yang membentuk berkas-berkas silia misalnya Stentor.
d. Rhizopoda (Amoeba), umumnya uniselular dan bergerak dengan
menggunakan pseudopodia (pseudo berarti semu, dan podos berarti kaki).
Bentuk Amoeba tidak tetap karena pseudopodia dapat muncul dari mana
saja pada bagian permukaan selnya.
e. Aktinopoda, jika dibandingkan dengan Amoeba dengan pseudopodia yang
dapat muncul dari permukaan sel, maka flagel pada aktinopoda disebut
aksopodia. Aksopodia berkembang dari sitoskeleton yang diperkuat oleh
bundel mikrotubul yang ditutupi lapisan tipis sitoplasma. Contohnya adalah
heliozoan dan radiolarian. Kedua protista ini memiliki rangka yang
mengandung silika atau khitin.
f. Foraminifera, berasal dari kata foramen berarti lubang kecil dan ferre berarti
mengandung. Hampir semua foraminifera merupakan fosil dan merupakan
komponen sedimen di lautan yang meliputi batuan sedimen pembentuk
tanah Foraminifera merupakan protista yang memiliki cangkang yang
mengandung kalsium karbonat. Foraminifera hidup di laut, pseudopodianya
keluar melalui lubang-lubang kecil (pori) dan berfungsi untuk berenang.
g. Jamur lendir, merupakan kelompok protista mirip fungi dan berlendir.
Kemiripannya dengan fungi sejati merupakan hasil evolusi konvergen.
Jamur lendir kemungkinan berkerabat dengan protista amoeboid. Terdapat
dua jenis jamur lendir, yaitu jamur lendir plasmodial dan jamur lendir
seluler. Salah satu contohnya adalah Dictyostelium yang merupakan jamur
lendir seluler.
(4) Kelompok Stramenopila
Stramenopila merupakan kelompok monofiletik yang terdiri atas eukariot
fotosintetik dan heterotof. Sistem klasifikasi 8 kingdom, stramenopila
diklasifikasikan dalam Kingdom Chromista, namun karena memiliki sejumlah ciri
yang tak sesuai, yaitu ada stramenopila yang tak berpigmen, maka nama Chromista
(Chromos berarti warna) menjadi diragukan. Jamur air merupakan stramenopila tak
berpigmen, tak berplastida dan heterotrof.
a. Diatomae, berwarna kuning keemasan, dindingnya unik terdiri dari silika
yang terjalin dalam matriks senyawa organik. Dinding sel ini terdiri atas dua
bagian yang menyerupai kotak dan tutupnya yang saling tumpang tindih.
Diatomae umumnya merupakan komponen plankton di permukaan air tawar
dan air laut, berkembang biak secara aseksual melalui pembelahan mitosis.
b. Chrysophyta, berasal dari bahasa Yunani yaitu chrysos berarti keemasan
karena mengandung karoten kuning-coklat dan pigmen xantofil. Umumnya
hidup sebagai plankton air tawar dan air laut.
c. Jamur air (Oomycota), terdiri atas jamur air, jamur karat putih, dan jamur
berbulu halus. Jamur ini merupakan stramenopila yang tidak berklorofil,
mempunyai hifa seperti halnya fungi sejati, dan dinding selnya terdiri dari
selulosa.
d. Alga coklat (Phaeophyta), berasal dari bahasa Yunani yaitu Phaios berarti
coklat. Warna coklat disebabkan oleh pigmen coklat dan juga kloroplas.
Hidup di daerah perairan pantai yang beriklim sejuk.
(5) Alga merah
Alga merah merupakan calon Kingdom Rhodophyta berasal dari bahasa
Yunani yaitu Rhodos berarti merah. Alga merah merupakan alga yang tidak
memiliki flagela. Flagela ini diduga hilang selama proses evolusinya dan pengurutan
asam nukleat menunjukkan bahwa alga merah ini merupakan takson yang
monofiletik.
BAB III. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:


1. Protista diperkirakan mulai muncul di bumi sekitar 2 milyar tahun lalu
dibuktikan oleh fosil tertua pada lapisan prekambrian.
2. Bukti yang menunjukkan adanya evolusi pada protista dapat dilihat dari fosil
tertua yaitu fosil acritarch dan endosimbiosis sekunder.
3. Berdasarkan sistem endosimbion terdapat 5 kelompok dalam Protista yaitu
Excavata, Chromalveolata, Rhizaria, Archaeplastida dan Unikonta.
Sedangkan berdasarkan perbedaan akibat perkembangan evolusi, protista
dibagi lagi menjadi 5 kelompok yaitu Arkhaeozoa, Euglenozoa, Alveolata,
Straminopila dan Alga merah.
DAFTAR REFERENSI

Boenigk, J., Ereshefsky, M., Hoef-Emden, M., Mallet, J., & Bass, D. 2012. Concepts
in protistology: Species definitions and boundaries. European Journal of
Protistology, 48, pp.1-7.
Campbell, N.A., Jane B. Reece, & Lawrence G. Mitchell. 2012. Biologi Edisi
Kedelapan Jilid 2. Alih Bahasa: Damaring Tyas Wulandari, S.Si. Jakarta:
Erlangga.
Corliss, John, O. 2002. Biodiversity and Biocomplexity of the Protists and an
Overview of Their Significant Roles in Maintenance of Our Biosphere. Acta
Protozool, 41, pp.199-219.
Setiowati, Tetty, & Deswaty, Furqonita. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press.

Anda mungkin juga menyukai