Oleh :
Putri Eka Auliana B1J013199
Ika Febriani B1J013207
Dini Darmawati B1J014058
Risa Umami B1J014060
Hameda Dhaka Kusuma T. B1J014090
Dede Winda Nur Fauziah B1J014113
A. Latar belakang
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur,
dan mengetahui bukti serta petunjuk adanya evolusi pada Protista.
C. Rumusan Masalah
Gambar 1. Acritarch
Semua jenis protista adalah eukariot. Protista sangat beragam ada yang
uniseluler, tetapi ada pula yang multiseluler dalam bentuk koloni. Metabolisme
protista juga sangat beragam karena:
a. Sebagian memiliki sifat aerob karena memiliki mitokondria untuk respirasi
selulernya.
b. Beberapa protista tidak memiliki mitokondria karena mengandung bakteri
yang bersimbiosis untuk melakukan respirasi seluler, protista ini dapat hidup
di lingkungan yang anaerob.
c. Ada protista yang fotoautotrof dengan kloroplas sebagai organel untuk
melakukan fotosintesis.
d. Ada protista yang heterotrof yaitu protista yang menyerap molekul organik
atau menelan partikel makanan yang lebih.
e. Ada protista yang mixotrof (mix berarti campuran), karena dapat melakukan
fotosintesis dan nutrisi heterotrof, misalnya Euglena.
Sebagian besar protista dapat bergerak bebas (motil), mempunyai flagel atau silia
sebagai alat gerak. Reproduksi dan siklus hidup protista sangat bervariasi yaitu
secara:
Aseksual yaitu membelah diri, mengalami pembelahan secara mitosis.
Seksual yaitu penyatuan dua gamet.
Syngami yaitu pertukaran gen-gen antara dua individu lalu berpisah dan
kemudian meneruskan pembiakan aseksual.
Berdasarkan asal usul protista (eukariot) dari sel prokariot yang bersimbiosis, maka
terdapat tiga domain yaitu domain Arkhaea, Bakteri, dan Eukarya.
2. Tempat Hidup Protista
Protista ditemukan di berbagai tempat yaitu pada tempat yang berair, tanah
yang basah, sampah, dedaunan, dan habitat yang lembab. Protista juga merupakan
organisme penyusun plankton, antara lain sebagai fitoplankton yang merupakan
komponen dasar ekosistem perairan. Beberapa jenis protista hidup sebagai simbion
bersama inangnya, baik dalam bentuk hubungan mutualistik hingga hubungan
parasitik. Protista (eukariot) berbeda dengan prokariot karena protista memiliki inti
sel (nukleus) yang terbungkus membran, mitokondria, kloroplas, sistem
endomembran, dan sitoskeleton. Bukti-bukti yang mendukung evolusi prokariot
menjadi eukariot adalah bahwa kloroplas dan mitokondria diduga merupakan evolusi
dari bakteri prokariot yang bergabung secara endosimbiotik. Dugaan ini diperkuat
karena baik mitokondria maupun kloroplas memiliki genom yang terdiri atas
molekul DNA sirkuler, RNA, dan ribosom. Ribosom kloroplas mirip dengan ribosom
prokariot, begitu pula ribosom mitokondria juga mirip dengan prokariot.
3. Filogeni Protista
Hingga saat ini dikenal beberapa sistem klasifikasi, yaitu sistem klasifikasi 5
kingdom, 8 kingdom, dan sistem domain. Sistem 5 kingdom mengklasifikasikan
semua organisme uniseluler satu kingdom yaitu protista. Robert Whittaker
memperkenalkan sistem klasifikasi 5 kingdom pada tahun 1969 yaitu:
(1) Monera
(2) Protista
(3) Plantae
(4) Fungi
(5) Animalia
Banyak bukti dalam sejarah yang mengindikasikan bahwa satu garis
keturunan eukariota heterofilik memperoleh satu endosimbion tambahan suatu
sianobakteri fotosintetik yang kemudian berevolusi menjadi plastida.
Keanekaragaman plastida dihasilkan oleh endosimbiosis sekunder. Penelitian tentang
eukariota pemilik plastida menunjukan semua plastida berevolusi dari sianobakteri
gram-negatif yang ditelan oleh eukariota heterotrof nenek moyang (endosimbiosis
primer). Nenek moyang itu kemudian berdiversifikasi menjadi alga merah dan alga
hijau, beberapa diantaranya kemudian ditelan oleh eukariota lain (endosimbiosis
sekunder).
Gambar 3. Endosismbiosis
Menurut Campbell et al. (2012), protista pertama kali diusulkan oleh Ernst
Haeckel, secara tradisional protista digolongkan menjadi beberapa kelompok
berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan yang lebih tinggi yaitu:
1. Excavata
Beberapa anggota keloklad utama kelompok ini memiliki lekuk makanan
hasil galian pada salah satu sisi badan sel. Dua klad utama (parabasalid dan
diplomonad) memiliki mitokondria termodifikasi, sedangkan klad lain
(euglenozoa) memiliki flagela yang strukturnya berbeda dari flagela
organisnme lain. Excavata mencakup parasit seperti Giardia, spesies predator
dan fotosintetik.
2. Chromalveolata
Kelompok ini diperkirakan berasal dari peristiwa endosimbion sekunder
purba. Chromalveolata mencakup beberapa dari organisme fotosintetik yang
paling penting di Bumi, seperti diatom. Kelompk Chromalveolata juga
mencakup alga coklat. Selain itu, kelompok Chromalveolata juga mencakup
Plasmodium penyebab malaria dan Phytophthora, penyebab kelaparan akibat
gagal panen kentang di Irlandia pada abad ke-19.
3. Rhizaria
Kelompok ini memiliki ciri khas yakni mrmiliki pseudopodia yang
berbenttuk seperti benang. Pseudopodia merupakan perpanjangan yang dapat
menjulur dari bagian mana pun. Pseudopodia berfungsi dalam pergerakan
semu dan penangkapan mangsa. Rhizaria terdiri dari tiga klad yaitu
Chlorarachniophyta, Foram dan Radiolaria. Contoh spesies dari klad Rhizaria
ialah Globigerina.
4. Archaeplastida
Kelompok ini mencakup alga merahh dan alga hijau, termasuk juga
diantaranya ialah tumbuhan darat. Alga merah dan alga hijau juga mencakup
spesies uniselular, kolonial dan multiselular. Protista dalam Archaeplastida
mencakup spesies fotosintetik, sehingga menjadi dasar utama pada jejaring
makanan pada beberapa komunitas akuatik.
5. Unikonta
Kelompok ini mencakup amoeba yang memiliki pseudopodia berbentuk lobus
atau tabung. Menurut satu hipotesis terbaru, unikonta merupakan kelompok
eukariota pertama yang berdivergensii dari eukarita lain. Namun, hipotesis ini
belum dapat diterima.
Dasar dari sistem 8 kingdom adalah bahwa sistem 5 kingdom dianggap sudah
kuno, dan kingdom protista bersifat polifiletik (lebih dari dua nenek moyang).
Sistem 8 kingdom juga memperkenalkan pemecahan kingdom protista menjadi tiga
kingdom baru yaitu Arkhaeozoa, Protista dan Chromista.
Sistem domain, kelompok protista diuraikan lagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan perbedaan yang muncul. Perbedaan pada kingdom protista menunjukkan
bahwa telah terjadi perkembangan evolusi protista sehingga terbentuk
keanekaragaman protista. Sistem domain, kingdom protista diuraikan lagi menjadi 5
calon kingdom yaitu:
(1) Kelompok Arkhaeozoa
Arkhaeozoa merupakan kelompok protista yang tidak memiliki mitokondria.
Diduga memang sejak awal evolusinya, Arkhaeozoa tidak memiliki mitokondria,
atau organel tersebut hilang dalam perjalanan evolusinya. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa Arkhaezoa berasal dari protista anaerob atau protista parasit.
Salah satu contoh Arkhaeozoa adalah Giardia lamblia, yaitu diplomonad yang hidup
sebagai parasit dalam usus manusia, yang dapat menyebabkan diare dan kejang
perut. Giardia adalah protista yang tidak memiliki mitokondria dan plastida,
memiliki 2 flagela dan 2 inti terpisah. Namun, hasil analisis RNA ribosom
menunjukkan bahwa Giardia memiliki gen yang pernah mengkode mitokondria.
Mitokondria pernah ada sebagai endosimbiotik, namun menghilang dalam proses
evolusinya.
nukleus
Gambar 4. Giardia
Boenigk, J., Ereshefsky, M., Hoef-Emden, M., Mallet, J., & Bass, D. 2012. Concepts
in protistology: Species definitions and boundaries. European Journal of
Protistology, 48, pp.1-7.
Campbell, N.A., Jane B. Reece, & Lawrence G. Mitchell. 2012. Biologi Edisi
Kedelapan Jilid 2. Alih Bahasa: Damaring Tyas Wulandari, S.Si. Jakarta:
Erlangga.
Corliss, John, O. 2002. Biodiversity and Biocomplexity of the Protists and an
Overview of Their Significant Roles in Maintenance of Our Biosphere. Acta
Protozool, 41, pp.199-219.
Setiowati, Tetty, & Deswaty, Furqonita. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press.