01 GDL Desiratnap 668 1 Ktidesi 3 PDF
01 GDL Desiratnap 668 1 Ktidesi 3 PDF
DI SUSUN OLEH
DI SUSUN OLEH
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dam karuia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK
TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA ASUHAN
KEPERAWATAN Ny. S DENGAN FRAKTUR FEMUR SINISTRA 1/3
DISTAL DAN FRAKTUR RADIUS ULNA DEKSTRA 1/3 TENGAH DI
RUANG MAWAR RSUD Dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO
WONOGIRI.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan dukungan dari pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhomat:
1. Atiek Murhayati.S,Kep.,Ns.,M.Kep,selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Sekertaris Ketua Program Studi
DIII Keperawatan yang telah memberi kesempatan untuk dapat menimba
ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Amalia Agustin. S,Kep., Ns selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dengan cermat serta memberi masukan, inspirasi perasaan
nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya tugas akhir
di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
4. Alfyana Nadya, S. Kep., Ns. M. Kep selaku dosen penguji yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
5. Nurul Devi A, S. Kep., Ns selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
v
6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orang tua saya, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
semangat untuk menyelesaikan pendidikan dan Mas Bagus Novianto yang
telah memberi saya inspirasi, kekuatan, dukungan, dan motivasi dalam
mengerjakan tugas akhir.
8. Sahabatku Ratih Swari, Lidhia Oktalia, Oktaviana Galuh, dan Nita Kristanti
dan teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes
Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................. v
DAFTAR TABEL........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan........................................................... 5
C. Manfaat Penulisan......................................................... 6
A. Fraktur............................................................................ 8
B. Kecemasan..................................................................... 25
C. Terapi Musik.................................................................. 30
A. Identitas Pasien.............................................................. 38
B. Pengkajian..................................................................... 39
vii
C. Masalah Keperawatan................................................... 46
D. Perencanaan Keperawatan............................................ 48
E. Implementasi Keperawatan........................................... 49
F. Evaluasi Keperawatan................................................... 53
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian..................................................................... 56
B. Diagnosa Masalah......................................................... 61
C. Intervensi/ Perencanaan................................................ 65
D. Implementasi................................................................ 68
E. Evaluasi........................................................................ 74
A. Kesimpulan.................................................................. 79
B. Saran............................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menewaskan hampir 1,3 juta jiwa di seluruh dunia atau 3000 kematian setiap
hari dan menyebabkan cedera sekitar 6 juta orang setiap tahunnya, dimana
pada tahun 2005 terdapat lebih dari tujuh juta orang meninggal karena
kecelakaan dan sekitar dua juta mengalami kecacatan fisik. Menurut Depkes
tahun 2009 menjadi 61.606 insiden di tahun 2010 atau berkisar 168 insiden
merupakan salah satu dari masalah kesehatan dasar selain gizi dan konsumsi,
sanitasi lingkungan, penyakit, gigi, dan mulut, serta aspek moralitas dan
mencapai 1,3 juta setiap tahun dengan jumlah penduduk 238 juta, dan
dengan jenis fraktur yang berbeda. Insiden fraktur di Indonesia 5,5 % dengan
memiliki prevalensi sekitar 46,2 % dari insiden kecelakaan. Hasil tim survey
1
2
tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan atau ruda paksa ( Faradisi,
berdasarkan luas dan garis fraktur meliputi fraktur komplit dan fraktur
tertutup dan fraktur terbuka, fraktur berdasarkan garis patah tulang meliputi
seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu (Maryam dkk,
2013). Menurut Efendy (2005) dalam Faradisi (2012), pasien kadang tidak
dalam tubuh. Keadaan ini akan berakibat buruk apabila tidak segera diatasi.
kecemasan ataupun nyeri, salah satunya adalah terapi musik. Terapi musik
adalah penggunaan musik dan atau elemen musik (suara, irama, melodi, dan
3
positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi serta mengurangi tingkat
Menurut Kate dan Mucci (2002) dalam Faradisi (2012), terapi musik terbukti
berguna dalam proses penyembuhan karena dapat menurunkan rasa nyeri dan
musik klasik, instrumental, jazz, dangdut, pop rock, dan keroncong. Salah
Musik klasik adalah komposisi musik yang lahir dari budaya Eropa
gembira dan sedih, menurunkan tingkat kecemasan pasien pra operasi dan
melepaskan rasa sakit dan menurunkan tingkat stress (Musbikin, 2009). Hal
4
dirawat di ruang perawatan intensif unit. Pasien yang harus dirawat di ruang
karena pelaksanaan proses keperawatan yang dilakukan dan pola unit yang
menggunakan pre dan post test yang kecemasan diukur berdasarkan nilai
tanda-tanda vital berupa tekanan darah dan detak jantung. Terapi musik
musik yang dipilih. Musik yang dipilih mempunyai irama lambat dan
tekanan darah, dan tingkat denyut nadi. Pasien yang mendengarkan musik
lebih rendah, tekanan darah menurun, dan tingkat denyut jantung juga
sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna dekstra 1/3 tengah ditemukan
diperoleh data pasien tampak cemas, mulut kering, tekanan darah 150 mmHg,
penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul Pemberian Terapi Musik Klasik
Fraktur Femur Sinistra 1/3 Distal dan Fraktur Radius Ulna Dekstra 1/3
B. Tujuan Penulisan
1) Tujuan Umum
1/3 distal dan fraktur radius ulna dekstra 1/3 tengah di ruang Mawar
2) Tujuan Khusus
femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna dekstra 1/3 tengah.
dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna
dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna
femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna dekstra 1/3 tengah.
sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna dekstra 1/3 tengah.
dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna
Sumarso Wonogiri.
C. Manfaat Penulisan
tingkat kecemasan.
Ny. S dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna
referensi.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Fraktur
1. Definisi Fraktur
tenaga fisik kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu
fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap (Price dan Wilson,
2006). Fraktur adalah patahnya kontinuitas tulang yang terjadi ketika tulang
2004).
2. Klasifikasi Fraktur
8
9
4) Greenstick
membengkok.
5) Transversal
6) Oblik
7) Spiral
8) Komunitif
9) Depresi
10) Kompresi
belakang).
11) Patologik
12) Epifisial
13) Impaksi
lainnya.
yaitu:
1) Fraktur femur
menjadi:
b) Supracondylus
2) Fraktur lengan
tidak langsung.
3) Fraktur klavikula
klavikula.
Fraktur yang terjadi pada distal tibia, distal fibula, kalkaneus, dan
talus tanpa atau disertai kerusakan pada jaringan lunak (otot, kulit,
3. Etiologi
a. Kekerasan langsung
kekerasan. Fraktur ini sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat
tubuh dapat mengalami cedera akibat gaya yang disebabkan oleh fraktur
4. Patofisiologi
baik terjadi pada fraktur yang terbuka ataupun fraktur tertutup. Kerusakan
Fraktur terbuka atau tertutup sering mengenai serabut saraf, dimana hal ini
5. Manifestasi Klinik
Menurut Bararah dan Jauhar (2013), manifestasi klinik pada fraktur, yaitu:
tulang.
f. Pergerakan abnormal
14
g. Echymosis
melekatnya otot
6. Komplikasi
a. Komplikasi umum
2) Kerusakan organ
b. Komplikasi dini
1) Cedera arteri
2) Cedera kulit dan jaringan, sistem pertahanan tubuh rusak bila ada
kulit (suprfisial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus
15
fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam
c. Komplikasi lanjut
2) Degenerasi sendi
4) Mal union, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah
atau miring.
7) Cross union
7. Pemeriksaan Penunjang
diantaranya:
menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada
setelah trauma.
8. Penatalaksanaan
asalnya
fraktur, yaitu:
komplikasi
b) Observasi warna
kapiler
sensasi nyeri
9. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Identitas Pasien
2) Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri.
pasien digunakan:
prepitasi nyeri
terjadi.
kemampuan fungsinya.
menular.
c) Pola eliminasi
gangguan.
keluarga.
21
ganguan.
keluarga.
b. Diagnosa Keperawatan
saat mobilisasi
c. Intervensi Keperawatan
kontinuitas jaringan.
Kriteria Hasil:
Rencana Tindakan :
23
nyeri.
nyeri.
memecahkan masalah.
Kriteria Hasil:
Rencana tindakan :
sebatas kemampuan
melakukan aktivitas
Kriteria Hasil:
Rencana Tindakan:
pengobatan
25
B. Kecemasan
1. Definisi cemas
Cemas adalah suatu perasaan resah tidak menentu atau rasa takut
tidak jelas terhadap sumber yang seringkali tidak spesifik atau tidak
2. Ciri-ciri cemas
panggung)
(dramatisasi)
tersinggung
dikenal dengan nama Hemilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A). Alat
27
meliputi:
Hilangnya minat
Berkurangnya kesenangan pada hoby
Sedih
Perasaan tidak menyenangkan
sepanjang hari
7 Gejala somatik
Nyeri pada otot dan kaku
Gertakan gigi
Suara tidak stabil
Kedutan otot
8 Gejala sensorik
Perasaan ditusuk-tusuk
Penglihatan kabur
Muka merah
Pucat serta merasa lemah
9 Gejala kardiovaskuler
Takikardi
Nyeri di dada
Denyut nadi mengeras
Detak jantung hilang sekejap
10 Gejala pernafasan
Rasa tertekan di dada
Perasaan tercekik
Sering menarik nafas panjang
Merasa nafas pendek
11 Gejala gastrointestinal
Sulit menelan
Konstipasi
Berat badan menurun
Mual
29
Muntah
Nyeri lambung sebelum dan sesudah
makan
Perasaan panas diperut
12 Gejala urogenital
Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
Aminorea
Ereksi lemah/ impotensi
13 Gejala vegetatif
Mulut kering
Mudah berkeringat
Muka merah
Bulu roma berdiri
Pusing atau sakit kepala
14 Perilaku sewaktu wawancara
Gelisah
Jari gemetar
Mengerutkan dahi/ kening
Muka tegang
Tonus otot meningkat
Nafas pendek dan cepat
Tabel : 2.1 Kuesioner HARS
dinilai dari angka (score) 0-4 dengan 0 menunjukkan tidak ada gejala
C. Terapi Musik
1. Pengertian
dan juga emosi. Ini berarti, individu yang mendengarkan musik akan
memberi respon, baik secara fisik maupun psikis, yang akan menggugah
memiliki tiga komponen penting yaitu beat, ritme, dan harmoni. Beat atau
fisik, emosi, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia
b. Mempengaruhi pernafasan.
juga telah digunakan untuk menolong para korban dalam perang dunia I
dan II. Dengan penggunaan terapi musik maka para korban dilaporkan
lebih cepat sembuh dan memiliki kondisi lebih baik. Terapi musik juga
pernah di uji cobakan pada bayi. Bayi-bayi yang baru lahir diletakkan
(Yuanitasari, 2008).
aktivitas ototnya. Setelah tiga minggu dirawat dengan terapi musik, cuma
Musik klasik juga merupakan suatu tradisi dalam menulis musik, yaitu
ditulis dalam bentuk notasi musik dan dimainkan sesuai dengan notasi
33
yang ditulis. Musik klasik adalah musik yang komposisinya lahir dari
Penonton diharapkan untuk diam dan tidak banyak bergerak agar tiap nada
yang dirawat di ruang perawatan intensif unit. Pasien yang harus dirawat
merupakan jenis musik yang dipilih. Musik yang dipilih mempunyai irama
ruang ICU-ICCU pada jam-jam tertentu yaitu jam 08:00 WIB 14:00
WIB dan jam 16:00 WIB 19:30 WIB. Penelitian dilakukan selama 1
bulan. Peneliti menggunakan metode pre dan post test, kecemasan yang
diukur berdasarkan nilai tanda-tanda vital berupa tekanan darah dan detak
atau tape recorder yang berisikan musik klasik dan murotal. Lembar
untuk setiap item dan dari score <6->27 untuk penentuan tingkat
Cabang simpatis saraf otonom bereaksi langsung pada otot polos dan
LAPORAN KASUS
keperawatan Ny.S dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna
dextra 1/3 tengah. Resume asuhan keperawatan pada Ny.S meliputi identitas,
implentasi yang telah dilakukan dan evaluasi. Pengkajian dilakukan pada tanggal
10 April 2014 jam 09.00, pada kasus ini dilakukan dengan metode autoanamnase
dan aloanamnase.
A. Identitas Pasien
dengan diagnosa medis fraktur femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius
ulna dextra 1/3 tengah diadetikum dengan nomor rekam medis 460397.
38
39
B. Pengkajian
nyeri pada patah tulang kaki kiri dan tangan kanan. Riwayat kesehatan
keluarga, pasien mengatakan 3 hari yang lalu pasien terjatuh terpeleset dari
kamar mandi. Pasien mengalami patah tulang kaki kiri atas dan tangan kanan
bawah. Pasien ditolong dan dibalut ditangan kanan bawah dan dikaki kiri atas
data pemeriksaan tulang bengkak, crepitasi, dan disfungsi fisiologis dan hasil
respirasi 21 kali per menit, suhu 37,1oC di IGD pasien dipasang kateter, terapi
menderita sakit batuk dan pilek. Pasien mengatakan tidak pernah mengalami
kecelakaan lalu lintas. Pasien mengatakan 2 tahun yang lalu pernah dirawat di
Gambar : 3. 1 Genogram
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
X : Meninggal
: Pasien
: Garis pernikahan
: Garis keturunan
Hasil pengkajian primer, airway tidak ada lidah jatuh dan tidak ada
pernafasan, irama teratur, inspeksi bentuk dada simetris tidak ada jejas,
palpasi vocal premitus kanan kiri sama, ekspansi kanan kiri sama, perkusi
41
sonor, auskultasi tidak ada suara tambahan atau vesikuler, circulation nadi 86
x/menit, tekanan darah 150/90 mmHg, akral hangat, mukosa bibir kering,
yang mengakibatkan tidak bisa beraktivitas seperti biasa, yang harus mondok
di rumah sakit, tidak tahu nanti bisa beraktivitas lagi atau tidak.
3 kali sehari denggan nasi, lauk, sayuran, minum air putih dan teh, setiap
makan habis 1 porsi dan tidak ada keluhan. Selama sakit pasien mengatakan
makan 3 kali sehari dengan nasi, lauk, sayur, minum air putih dan teh, setiap
makan hanya habis 1/3 dari porsi yang disediakan RS, dan tidak ada keluhan.
Diperoleh data antropometri dengan berat badan 48 kg, tinggi badan 150 cm,
lingkar lengan atas 20 cm, indeks masa tubuh didapatkan hasil 21,3 kg/m2
mukosa bibir kering, turgor kulit kering, dietary pasien mengatakan memakan
Pola eliminasi, sebelum sakit pasien mengatakan buang air besar 1 kali
dalam sehari setiap pagi, jenis lembek, bau khas, warna kuning. Buang air
kecil 6 kali sehari, warna kuning jernih, bau amoniak, pancaran kuat, jumlah
200 cc sekali buang air kecil, perasaan setelah buang air kecil dan besar
42
lega, tidak ada keluhan. Selama sakit, pasien mengatakan buang air besar
sekali selama 2 hari, jenis lembek, bau khas, warna kuning, perasaan setelah
buang air besar lega, tidak ada keluhan. Buang air kecil pasien terpasang
melakukan semua aktivitas secara normal dan mandiri. Selama sakit pasien
mobilisasi ditempat tidur, ambulasi/ ROM dengan dibantu orang lain (score
penilaian 2), pada toileting dan berpindah dengan tergantung total (score
penilaian 4).
Pola istirahat dan tidur, sebelum sakit pasien mengatakan tidur malam
5-7 jam, tidur siang 1-2 jam, tidak menggunakan obat tidur, tidak ada
gangguan, perasaan saat bangun tidur terasa nyaman, selama sakit pasien
mengatakan tidur malam 5-7 jam, tidur siang 1 jam, tidak menggunakan obat
tidur, gangguan saat tidur yaitu pengunjung yang ramai dan banyak, perasaan
menahan sakit. Diperoleh data pengkajian nyeri dengan provocate nyeri patah
tangan kanan bawah dan kaki kiri atas, scale nyeri 6 (sedang), dan time nyeri
bersyukur pada Tuhan masih diberi anggota tubuh yang lengkap, meskipun
saat ini ada bagian tubuhnya yang sakit, tidak ada yang dibenci pada
sekarang. Ideal diri pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin pulang
kerumah. Harga diri, pasien mengatakan tidak berharga bagi cucu dan
anak dan cucu harmonis, baik dengan lingkungannya. Pada saat sakitpun
anak dan satu cucu. Pola mekanisme koping, keluarga pasien mengatakan
sebelum sakit semua masalah dibicarakan bersama, dan selama sakit masih
sekarang dan sedih. Pola nilai dan keyakinan, sebelum sakit pasien beragama
islam dan menjalankan ibadah dengan aktif, dan selama sakit masih
cemas dengan keadaannya sekarang, bingung tidak bisa berjalan lagi dan
dengan tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 86 x/menit, irama teratur dan kuat,
kulit kepala bersih, rambut bersih, tidak beruban. Pada pemeriksaan mata
sclera tidak ikterik, pupil isokor, diameter kanan kiri sama, simetris, tidak
data bersih, tidak ada secret, tidak ada polip. Pada pemeriksaan mulut
didapatkan data bersih, ompong dibagian atas gigi taring dan geraham.
Pemeriksaan pada telinga diperoleh data bersih, simetris kanan dan kiri. Pada
pemeriksaan leher didapatkan data tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nadi
karotis teraba, tidak ada pembesaran vena jugularis, dan tidak ada kaku
kuduk.
Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan hasil saat inspeksi bentuk dada
simetris, tidak ada jejas. Saat dilakukan palpasi vocal premitus kanan kiri
sama, ekspansi kanan kiri sama. Saat dilakukan perkusi suara sonor. Saat
pemeriksaan jantung inspeksi didapatkan hasil tidak ada jejas, ictus cordis
tidak tampak. Saat dilakukan palpasi ictus cordis teraba di SIC V. Saat
dilakukan perkusi suara jantung sonor. Saat dilakukan auskultasi tidak ada
pemeriksaan genetalia diperoleh data memakai kateter 250 cc setiap 5-6 jam.
Pada pemeriksaan rektum diperoleh data bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi.
tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh (1),
fraktur, dan perabaan akral hangat dan capilary refile kurang 3 detik, dan
kekuatan ototkiri kekuatan utuh (5), pergerakan tangan kiri membatasi gerak
karena terpasang infus, perubahan bentuk tulang kiri normal, perabaan akral
hangat dan capilary refile kurang 3 detik, tangan kiri terpasang infus RL 20
tetes per menit. Ekstremitas bawah didapatkan hasil kekuatan otot kanan
kekuatan utuh (5), pergerakan kanan bebas, perubahan bentuk tulang kanan
normal, perabaan akral hangat dan capilary refile kurang 3 detik, dan
kekuatan otot kiri tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan
sewaktu jatuh (1), pergerakan kiri terbatas, perubahan bentuk tulang kiri
patah/ fraktur, dan perabaan akral hangat dan capilary refile kurang dari 3
detik. Tampak fraktur femur sinistra 1/3 distal dan radius ulna dekstra 1/3
April 2014 didapatkan hasil femur sinistra ( tampak genu), fraktur femur
sinistra 1/3 distal. Antebrachi dextra, fraktur radius ulna dextra 1/3 tengah.
46
2014, yaitu: darah lengkap 7,7 k/ uL (4,1-10,9 k/ uL), limposit 1,3 %L (0,6-
4,1 %L), MID 0,5 %M (0,0-1,8 %M), granulosit 6,0 %G (2,0-7,8 %G), RBC
3,18 M/ uL (4,2-6,3M/ uL), HGB 7,7 g/dL (12-18 g/dL), HCT 25,9 % (37,-51
%), MCV 81,3 fL (80-97 fL), MCH 24,2 pg (26-32 pg), MCHC 29,7 g/dL
(31-36 g/dL), RDW 21,8 % (11,5-14,5%), PLT 159 k/uL (140-440 k/uL),
jam.
C. Masalah Keperawatan
Setelah dilakukan analisa pada tanggal 10 April 2014 jam 09.20 WIB
terhadap data hasil pengkajian, diperoleh data subjektif, antara lain pasien
mengatakan nyeri pada kaki kiri dan tangan kanan, dengan provocate nyeri
patah tulang saat digerakkan, quality nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio nyeri
ditangan kanan bawah dan kaki kiri atas, scale nyeri 6 (sedang), time nyeri
menahan sakit, tampak bidai ditangan kanan dan kaki kiri, dan hasil
femur sinistra 1/3 distal, antebrachi dextra fraktur radius ulnna dextra 1/3
tengah. Oleh karena itu, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan nyeri akut
Data hasil pengkajian selanjutnya pada jam 09.26 WIB, diperoleh data
tidak bisa berjalan lagi dan sedih, tidak berharga bagi cucu dan keluarganya,
tidak bisa menjalankan aktivitasnya lagi, ada bagian tubuhnya yang sakit,
tidak ada yang dibenci dengan tubuhnya meskipun merasa cemas dengan
tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 86 x/menit, pasien tampak cemas. Oleh
Data hasil pengkajian terakhir jam 09.32 WIB, diperoleh data subjektif
antara lain, pasien mengatakan kaki kiri dan tangan kanan patah tulang, tidak
tertidur ditempat tidur, terdapat bidai ditangan kanan dan kaki kiri, pola
tidur, dan ambulasi pasien dibantu orang lain (2), sedangkan toileting dan
berpindah tergantung total (4), dan kekuatan otot ekstremitas atas kanan
tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh (1)
dan kekuatan otot kiri kekuatan utuh (5), kekuatan otot ekstremitas bawah
kanan kekuatan utuh (5), kekuatan otot kiri tampak kontraksi atau ada sedikit
gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh (1). Oleh karena itu, dapat ditegakkan
D. Perencanaan Keperawatan
nyeri dapat teratasi, dengan kriteria hasil, antara lain skala nyeri 0, pasien
antara lain observasi tingkat nyeri pasien dengan rasional untuk mengetahui
tingkat nyeri pasien, ajarkan teknik distraksi/ relaksasi nafas dalam dengan
dengan farmakologis.
masalah keperawatan ansietas dapat teratasi, dengan kriteria hasil, antara lain
tingkat kecemasan dalam rentang ringan (7-14), tekanan darah normal sistol
dengan rasional untuk mengetahui tingkat cemas pasien, berikan terapi musik
49
pasien.
hasil, antara lain aktivitas dan latihan secara mandiri, kekuatan otot utuh (5),
yang aman dengan rasional untuk mengurangi cidera yang lebih parah,
E. Implementasi Keperawatan
April 2014 jam 09.06 WIB mengobservasi keadaan umum, tingkat nyeri, dan
dan tangannya nyeri, cemas, dan sedih, dengan provocate nyeri patah tulang
kanan bawah dan kaki kiri atas, scale nyeri 6 (sedang), time nyeri berasa
nafas dalam. Respon objektif pasien tampak mengikuti aba-aba dan mampu
melakukan mandiri.
bersedia untuk disuntik lewat selang infus. Respon objektif obat analgesik
tampak tertidur.
x/menit, suhu 36,9 C, pernafasan 24 x/menit. Jam 14.00 WIB operan ke shift
April 2014 jam 07.30 WIB mengobservasi keadaan umum, tingkat nyeri, dan
keadaannya baik, kaki dan tangannya masih nyeri, sedikit cems dan sedih,
dengan provocate nyeri patah tulang saat digerakkan, quality nyeri seperti
ditusuk-tusuk, regio nyeri ditangan kanan bawah dan kaki kiri atas, scale
nyeri 5 (sedang), time nyeri berasa selama 20 detik. Respon objektif pasien
tampak sedikit cemas, dan sedih, mulut kering, berdasarkan kuesioner HARS
dan tenang.
tampak tertidur.
F. Evaluasi Keperawatan
dilakukan evaluasi pada hari kamis, 10 April 2014 jam 13.40 WIB.
kaki dan tangannya masih nyeri, provocate nyeri patah tulang saat
digerakkan, quality nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio nyeri dikaki kiri atas
dan tangan kanan bawah, scale nyeri 6 (sedang), time nyeri berasa selama 30
detik, pasien tampak meringis menahan sakit. Hal ini menyatakan masalah
teknik relaksasi nafas dalam, dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi musik diperoleh nilai 20 atau kecemasan sedang. Hal ini menyatakan
pasien, berikan terapi musik, ajarkan pasien untuk meminta teman menunggu/
menjaga.
54
integritas struktur tulang didapatkan data pasien mengatakan kaki kiri dan
tangan kanan patah dan tidak bisa apa-apa, pasien tampak tertidur, pola
tidur, ambulasi/ ROM dibantu orang lain, sedangkan toileting dan berpindah
dibantu orang lain dan alat, kekuatan otot tangan kanan dan kaki kiri tampak
kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh (1),
sedangkan kekuatan otot tangan kiri dan kaki kanan kekuatan utuh (5). Hal ini
Hari jumat, 11 April 2014 jam 13.00 WIB dengan metode SOAP pada
data pasien mengatakan masih merasa nyeri, provocate nyeri patah tulang
saat digerakkan, quality nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio nyeri dikaki kiri
atas dan tangan kanan bawah, scale nyeri 5 (sedang), time nyeri berasa
selama 20 detik, pasien tampak menahan sakit. Hal ini menyatakan masalah
pasien mengatakan cemas berkurang dan sudah tidak sedih lagi, pasien
dilakukan terapi musik diperoleh nilai 17 atau kecemasan sedang. Hal ini
integritas struktur tulang didapatkan data pasien mengatakan kaki kiri dan
tangan kanan patah, pasien mengatakan tidak bisa apa-apa, pasien tampak
sedangkan toileting dan berpindah dibantu orang lain dan alat, kekuatan otot
tangan kanan dan kaki kiri tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada
tahanan sewaktu jatuh (1), sedangkan kekuatan otot tangan kiri dan kaki
kanan kekuatan utuh (5). Hal ini menyatakan masalah keperawatan hambatan
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang pemberian terapi musik
klasik pada asuhan keperawatan Ny. S dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal dan
fraktur radius ulna dekstra 1/3 tengah di Ruang Mawar RSUD Dr. Soediran
A. Pengkajian
femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna dekstra 1/3 tengah pada
tanggal 10 April 2014 jam 09.00 WIB. Fraktur adalah patah tulang, biasanya
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik kekuatan dan sudut dari tenaga
tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak disekitar tulang akan
menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap (Price
dan Wilson, 2006). Klasifikasi fraktur berdasarkan lokasi fraktur antara lain,
disertai adanya kerusakan jaringan lunak (otot, jaringan saraf, dan pembuluh
darah). Fraktur lengan adalah terputusnya hubungan tulang radius ulna yang
disebabkan oleh cedera pada lengan bawah baik trauma langsung ataupun
56
57
keluhan utama pasien mengatakan nyeri pada bagian patah tulang. Nyeri
dalam hal kerusakan sedemikian rupa (NANDA, 2009). Nyeri akibat patah
tulang terjadi karena terkenanya serabut saraf baik terjadi pada fraktur
Cemas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang sama disertai
Ansietas banyak terjadi pada pasien fraktur. Hal ini sesuai dengan teori pada
penderita fraktur yaitu nyeri dari fraktur, perubahan gaya hidup, kehilangan
hospitalisasi rawat inap dan harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru
serta takutnya terjadi kecacatan pada dirinya merupakan penyebab dari cemas
kecemasan HARS. Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-
2013). Pada kecemasan Ny. S diperoleh nilai 26 yang masuk dalam kriteria
menjadi 3, antara lain nilai kurang dari 14 dikategorikan tidak ada kecemasan,
58
kecemasan sedang, nilai 28-41 dikategorikan kecemasan berat, dan nilai 42-
melakukan semua aktivitas secara normal dan mandiri. Selama sakit pasien
mobilisasi ditempat tidur, ambulasi/ ROM dengan dibantu orang lain (score
penilaian 2), pada toileting dan berpindah dengan tergantung total (score
penilaian 4). Kasus diatas sesuai dengan teori dimana pada pasien yang
bagian yang terkena, baik akibat langsung dari fraktur atau akibat sekunder
tangan kanan bawah dan kaki kiri dengan skala nyeri 6 (sedang), dan nyeri
terasa selama 50 detik. Pasien fraktur akan mengalami daya raba yang
berkurang terutama pada bagian distal fraktur, sedangkan pada indra yang
59
lain tidak timbul gangguan. Begitu juga pada kognitifnya tidak mengalami
gangguan, selain itu juga, akan timbul rasa nyeri akibat fraktur (Donna,
2006).
genu) terlihat adanya fraktur femur sinistra 1/3 distal dan pada antebrachi
dextra dengan hasil fraktur radius ulna dekstra 1/3 tengah. Menurut teori
positif dan negatif dari 1 satuan elektrostatik muatan listrik dalam 1 cm3
udara pada suhu dan tekanan standart (Dorland, 1998). Fraktur femur dapat
tengah, distal seperti halnya pada fraktur radius ulana (Murtalah, 2013). Pada
fraktur femur maupun fraktur radius ulna, untuk mengetahui lokasi dan letak
patahan tulang harus dilakukan pemeriksaan rontgen, sehingga hal ini akan
diperoleh data meliputi darah lengkap 7,7 k/ uL (4,1 -10,9 k/ uL), limposit 1,3
%L (0,6 -4,1 %L), MID 0,5 %M (0,0 -1,8 %M), granulosit 6,0 %G (2,0 -7,8
%G), RBC 3,18 M/ uL (4,2-6,3 M/ uL), HGB 7,7 g/dL (12-18 g/dL), HCT
25,9 % (37,-51 %), MCV 81,3 fL (80-97 fL), MCH 24,2 pg (26-32 pg),
MCHC 29,7 g/dL (31-36 g/dL), RDW 21,8 % (11,5-14,5 %), PLT 159 k/uL
(140-440 k/uL), MPV 7,1 fL (0,0-99,8 fL). Pemeriksaan hitung darah lengkap
Jauhar, 2013). Hasil pemeriksaan darah terutama pada darah lengkap menurut
kanan dan kaki kiri tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan tahanan
sewaktu jatuh (1) dan pergerakan terbatas. Berdasarkan teori pergerakan pada
ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot
bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot (Wijaya dan Putri,
2013). Berdasarkan data yang diperoleh dari teori sesuai dengan keadaan
pasien.
mengandung natrium dan kalium, yang berfungsi memberi cairan dan penting
Na, yang berfungsi sebagai untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri
akut (ISO, 2010). Berdasarkan data teori obat yang digunakan sesuai untuk
B. Diagnosa Masalah
karena kekuatan otot yang tiba-tiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan,
langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan jaringan lunak
diagnosa antara lain data subjektif paien mengatakan nyeri ditangan kanan
dan kaki kiri dengan provocate nyeri patah tulang saat digerakkan, quality
62
nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio nyeri ditangan kanan bawah dean kaki kiri
atas, scale nyeri 6 (sedang), time nyeri terasa selama 50 detik, pasien tampak
meringis menahan sakit, tampak bidai ditangan kanan dan kaki kiri, dan hasil
femur sinistra 1/3 distal, antebrachi dextra fraktur radius ulnna dextra 1/3
tengah, maka dari data diatas penulis mengambil masalah keperawatan nyeri
berhubungan dengan agen cidera fisik. Pada pasien dengan fraktur ditemukan
nyeri hebat tiba-tiba pada saat cidera yang terlokalisasi pada area fraktur yang
dapat berkurang pada saat imobilisasi, spasme/ kram otot setelah imobilisasi
atau rasa takut disertai respon otonomik yang pada banyak kasus sumbernya
tidak spesifik atau tidak diketahui, suatu perasaan takut karena antisipasi
terhadap keadaannya sekarang tidak bisa berjalan lagi dan sedih, tidak
63
berharga bagi cucu dan keluarganya, tidak bisa menjalankan aktivitasnya lagi,
ada bagian tubuhnya yang sakit, tidak ada yang dibenci dengan tubuhnya
x/menit, pasien tampak cemas, maka dari data diatas penulis mengambil
perasaan resah tidak menentu atau rasa takut disertai respon otonomik yang
pada banyak kasus sumbernya tidak spesifik atau tidak diketahui, suatu
perasaan takut karena antisipasi terhadap bahaya, suatu sinyal gangguan yang
ansietas karena menurut teori banyak masalah yang dialami pasien yang
perubahan yang terjadi seperti perubahan gaya hidup, kehilangan peran baik
inap dan harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru serta takutnya
keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas
64
dengan data subjektif paien mengatakan kaki kiri dan tangan kanan patah
tulang, tidak bisa beraktivitas, sedangkan data objektif yang diperoleh pasien
tampak tertidur ditempat tidur, terdapat bidai ditangan kanan dan kaki kiri,
ditempat tidur, dan ambulasi pasien dibantu orang lain (2), sedangkan
toileting dan berpindah tergantung total (4), dan kekuatan otot ekstremitas
atas kanan tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan
sewaktu jatuh (1) dan kekuatan otot kiri kekuatan utuh (5), kekuatan otot
ekstremitas bawah kanan kekuatan utuh (5), kekuatan otot kiri tampak
kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh (1), maka
kekuatan otot yang terjadi pada Ny. S akibat keterbatasan/ kehilangan fungsi
pada bagian yang terkena baik akibat langsung dari fraktur atau akibat
C. Intervensi/ Perencanaan
kondisi pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana keperawatan dapat
antara lain skala nyeri 0, pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien tampak
rileks. Dalam teori waktu yang diperlukan untuk mengatasi nyeri yaitu 3 x 24
jam (Wijaya dan Putri, 2013). Waktu yang diperlukan untuk menangani kasus
tidak sesuai dengan teori karena penulis terbatas waktu dalam pengambilan
permasalahan nyeri yakni adanya penurunan skala nyeri 1-3 (Wijaya dan
permasalah nyeri pada Ny.S, antara lain observasi tingkat nyeri pasien,
menurut teori, observasi dapat dilakukan dengan cara deskripsi verbal tentang
nyeri oleh pasien, individu merupakan penilai terbaik dari nyeri yang
Suddart, 2002).
untuk membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stres sehingga
kecemasan dalam rentang ringan dengan nilai 7-14. Menurut teori kriteria
(Suhartini, 2008).
Berdasarkan teori, hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat cemas pasien
(Wijaya dan Putri, 2013). Intervensi selanjutnya yaitu berikan terapi musik
positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi serta mengurangi tingkat
menurunkan kecemasan, hal ini dilihat dari adanya penurunan pada tekanan
efektif pada pasien pra operasi selama satu bulan dapat menurunkan tingkat
meningkatkan perhatian pada keluarga untuk pasien (Wijaya dan Putri, 2013).
hasil, antara lain aktivitas dan latihan secara mandiri, kekuatan otot utuh (5),
mampu untuk mengubah letak tubuh. Secara teori kriteria hasil yang
(Wilkinson, 2006).
D. Implementasi
pertama nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik, implementasi yang
dalam tidak mengubah skala nyeri, sehingga masalah belum teratasi. Teknik
krisis situasional pada Ny.S telah dilakukan penulis dalam 2 hari pengelolaan,
sebelumnya. Tindakan pertama pada tanggal 10 April 2014 jam 09.06 WIB
HARS tingkat kecemasan dalam rentang sedang yaitu mencapai angka 26.
awal dari suatu masalah atau data fokus (Maryan et all, 2013). Melihat hasil
bisa lebih bersemangat dalam melatih aktivitas (Wijaya dan Putri, 2013).
Kemudian pada jam Jam 11.01 WIB penulis memberikan terapi musik klasik
sel di dalam diri seseorang, sehingga dengan aktifnya sel-sel tersebut sistem
menggunakan kuesioner HARS, dimana hal ini berbeda dalam jurnal yang
yang telah direkam untuk disimak. Terapi musik diberikan mempunyai irama
yang diukuran dengan adanya penurunan tekanan darah, nadi dan pernafasan
terapi musik klasik dan musik murotal untuk mengurangi kecemasan yang
kecemasan baik pada pemberian terapi musik klasik ataupun dengan musik
terapi musik selama 1 bulan pada 15 pasien dengan pre operasi. Penulis
jurnal diatas, dimana penulis melakukan pre dan post test kecemasan yang
berupa tekanan darah dan detak jantung, penulis menggunakan musik klasik
yang mempunyai irama lambat, dan diberikan selama 30 menit dan dilakukan
suhu 36,7 C, pernafasan 24 x/menit. Kemudian pada hari kedua jam 08.00
x/menit. Kemudian pada jam 08.15 WIB penulis kembali melakukan terapi
pemberian terapi musik ini, pada jam 09.00 WIB penulis kembali melakukan
HARS dan tanda-tanda vital pasien, hal ini sesuai dengan teori dimana dalam
kecemasan klien yang dirawat di ruang ICCU dengan hasil tanda tanda vital
menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa gembira dan sedih,
melepaskan rasa sakit dan menurunkan tingkat cemas (Musbikin, 2009). Hal
simpatis saraf otonom bereaksi langsung pada otot polos dan organ internal
denyut jantung dan tekanan darah, dan norepinefrin secara tidak langsung
melalui aksinya pada kelenjar hipofisis melepaskan gula dari hati. Adrenal
utama adalah kortisol) yang meregulasi kadar glukosa dan mineral tertentu
(Primadita, 2011).
didapatkan hambatan mobilitas fisik masih belum teratasi karena klien masih
dalam tahap pemulihan pasca jatuh, dan tindakan yang akan dilakukan yakni
waktu dan latihan, dimana pasien dalam hal ini memerlukan bantuan baik dari
74
E. Evaluasi
Evaluasi hari pertama tanggal 10 April 2014 jam 13.40 WIB masalah
pasien mengatakan masih merasa nyeri, provocate nyeri patah tulang saat
digerakkan, quality nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio nyeri dikaki kiri atas
dan tangan kanan bawah, scale nyeri 6 (sedang), time nyeri berasa selama 30
berkurang dan sudah tidak sedih lagi, pasien tampak tertidur, tingkat
diperoleh nilai 20 atau kecemasan sedang, tekanan darah 130/70 mmHg, nadi
klasik.
keterbatasan untuk mencapai kriteria hasil yang telah ditetapkan, hal ini
dalam waktu 1 hari kelola saja. Dalam melakukan tindakan terapi musik
banyak kendala yang dialami penulis seperti banyak suara yang keras atau
bising dan banyak orang yang berlalu lalang diruangan. Kekuatan dalam
mendengkur.
data pasien mengatakan kaki kiri dan tangan kanan patah, pasien mengatakan
tidak bisa apa-apa, pasien tampak berbaring/ tiduran, pola aktivitas dan
dibantu orang lain dan alat, kekuatan otot tangan kanan dan kaki kiri tampak
kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh (1),
sedangkan kekuatan otot tangan kiri dan kaki kanan kekuatan utuh (5). Hal ini
dan Jauhar, 2013). Penulis mendapat hambatan pasien tidak kooperatif dalam
melakukan pergerakan.
Evaluasi pada hari kedua pada tanggal 11 April 2014 jam 13.00 WIB
data pasien mengatakan masih merasa nyeri, provocate nyeri patah tulang
saat digerakkan, quality nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio nyeri dikaki kiri
atas dan tangan kanan bawah, scale nyeri 5 (sedang), time nyeri berasa
selama 20 detik, pasien tampak menahan sakit. Hal ini menyatakan masalah
pasien kooperatif hanya saja penulis terbatas waktu yaitu 2 hari untuk
berkurang dan sudah tidak sedih lagi, pasien tampak tertidur, tingkat
dalam perawatan kritis, sehingga hal ini menjadi keterbatasan penulis, dimana
Dalam melakukan tindakan terapi musik terdapat kendala lain yang dialami
penulis seperti banyak suara yang keras atau bising dan banyak orang yang
kooperatif.
data pasien mengatakan kaki kiri dan tangan kanan patah, pasien mengatakan
tidak bisa apa-apa, pasien tampak berbaring/ tiduran, pola aktivitas dan
ROM dibantu orang lain, sedangkan toileting dan berpindah dibantu orang
lain dan alat, kekuatan otot tangan kanan dan kaki kiri tampak kontraksi atau
ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh (1), sedangkan kekuatan
otot tangan kiri dan kaki kanan kekuatan utuh (5). Hal ini menyatakan
dan Jauhar, 2013). Penulis memperoleh hambatan yaitu pasien yang tidak
A. Kesimpulan
Fraktur Femur Sinistra 1/3 Distal dan Fraktur Radius Ulna Dekstra 1/3
masalah yaitu:
1. Pengkajian
cemas sedang, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 86 x/ menit, suhu 37,1
C, pernafasan 24 x/menit.
2. Masalah keperawatan
79
80
3. Intervensi
agen cidera fisik yaitu Observasi nyeri secara komprehensif dan lokasi,
merasakan cemas.
4. Implementasi
disusun sebelumnya.
5. Evaluasi
SOAP ( Subjectif (S), Objectif (O), Asisment (A), dan Planning (P)). Pada
lanjut antara lain observasi tingkat nyeri pasien, ajarkan teknik relaksasi
ketorolac 10 mg.
darah dari 130/70 mmHg menjadi 120/80 mmHg, nadi dari 84 x/menit
musik klasik
ada perubahan yang terjadi dalam kekuatan otot yaitu masih tampak
kontraksi atau sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh (1). Penulis
pada pasien.
82
6. Analisa kondisi
1/3 distal dan fraktur radius ulna dextra 1/3 tengah, pasien mengatakan
B. Saran
5. Untuk penulis
pasien cemas
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Arus media:
Yogyakarta
Brunner dan suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. EGC:
Jakarta
Brunner dan suddarth. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC:
Jakarta
Faradisi, firman. 2012. Efektivitas Terapi Murotal dan Terapi Musik Klasik
Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi Di
Pekalongan Vol V No. 2. Jurnal ilmiah kesehatan. Diakses 20
september 2013, http://www.journal.stikesmuh-
pkj.ac.id/journal/index.php/jik/article/download/7/6
Hawari, dadang. 2013. Manajemen Stres, Cemas, Dan Depresi. FKUI: Jakarta
Maryam, siti; pudjiati; gustina; raenah, een. 2013. Buku Ajar Kebuttuhan Dasar
Manusia Dan Berfikir Kritis Dalam Keperawatan. TIM: Jakarta
Murtalah, bachtiar. 2012. Radiologi Trauma Dan Emergensi. IPB press: Bogor
Novita, Dian. 2012. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Nyeri Post Operasi Open
Reduction And Internal Fixation (ORIF) Di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung.
http://lontar.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id=20328120&lokasi=lok
al diakses tanggal 3 April 2014
Padila, 2012. Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Nuha medika: Jakarta
Prabowo, H dan Regina, H.S. 2007. Treatmen Meta Musik Untuk Menurunkan
Stress, http://repository.gunadarma.ac.id diakses tanggal 3 April
2014
Price A.S dan Wilson M.L. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. EGC: Jakarta
Primadita. A . 2011. Efektivitas Intervensi Terapi Musik Klasik Terhadap Stress,
Skripsi Universitas Diponegoro.
http://eprints.undip.ac.id/.../artikel_efektivitas_intervensi_terapi
_musik_klasik. diakses tanggal 2 April 2014
Samuel.2007.http://www.fortunecity.com/skycraper/proxy/596/imdonesia/depresi/
terapitanpa obat.htm diakses tanggal 3 April 2014
Yuanitasari, lena. 2008. Terapi Musik Untuk Anak Balita. Cemerlang publishing:
Yogyakarta