Anda di halaman 1dari 35

PRAKTIKUM PENGUKURAN

PENGENALAN ALAT-ALAT UKUR LISTRIK ANALOG

Di Buat Oleh :
Nama : Andi Ahmad Fauzan Anshar

Kelompok :2

Kelas : 1C

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus,
resistansi, daya, faktor kerja dan frekuensi kita dapat menggunakan alat ukur
listrik. Untuk memungkinkan pengukuran menggunakan alat ukur listrik tersebut
maka besaran listrik ini ditransformasikan melalui suatu phenomena fisis yang
akan memungkinkan pengamatan melalui panca indera kita; misalnya besaran
listrik seperti arus ditransformasikan melalui suatu phenomena fisis kedalam
besaran mekanis. Perubahan tersebut bisa merupakan suatu rotasi melalui
suatu sumbu tertentu . Besar sudut rotasi tersebut berhubungan langsung
dengan besaran arus listrik yang kita amati, sehingga dengan demikian
pengukuran dikembalikan menjadi pengukuran terhadap suatu perputaran dan
besar sudut menjadi ukuran besaran listrik yang ingin diukur. Hal ini lazim untuk
suatu pengukuran arus dan alat ukur demikian juga disebut sebagai pengukur
amper. Kumpulan dari peralatan listrik tersebut yang bekerja atas dasar
prinsip-prinsip tersebut akan disebutkan sebagai alat ukur listrik.
Berangkat dari hal tersebut. Awalnya kebanyakan orang menggunakan alat-
alat ukur analog dengan penunjukan menggunakan jarum dan baca membaca
dari skala. Namun Kini telah banyak dipakai alat ukur listrik digital yang tentunya
lebih praktis dan hasilnya hanya perlu dibaca pada layar display. Bahkan dalam
suatu alat ukur listrik dapat digunakan untuk mengukur beberapa besaran yang
biasa kita menyebut alat ukur listrik ini sebagai multimeter. Dan untuk beberapa
macam kondisi kebanyakan orang akan lebih percaya ketika menggunakan alat
ukur analog dibandingkan digital karena ketika menggunakan alat ukur analog
seseorang dapat melihat dan memastikan lebih detail nilai besaran yang akan
dihasilkan oleh suatu rangkaian tersebut. Untuk membuktikan teori tersebut
maka perlu adanya pembuktian dengan melalui dan mengikuti lab pengukuran
sehingga praktikan lebih mengetahui hal-hal yang dibicarakan dalam teori
tersebut.
B. Tujuan

Selesai melaksanakan percobaan, maka diharapkan dapat :


1. Menjelaskan simbol-simbol alat ukur listrik
2. Menjelaskan data pada alat ukur listrik
3. Menggunakan alat ukur listrik dengan benar
4. Menentukan batas ukur yang tepat dari alat ukur listrik bila digunakan dalam
pengukuran
5. Menentukan kesalahan pengkuran dari alat ukur listrik.

BAB II
TEORI DASAR

Alat ukur listrik analog adalah alat ukur awal yang digunakan hingga saat ini.
Alat ukur analog memiliki komponen putar yang akan bereaksi begitu mendapat
sinyal listrik. Cara bereaksi jarum penunjuk ada yang menyimpang dulu baru
menunjukkan angka pengukuran. Atau jarum penunjuk bergerak ke angka
penunjukan perlahan-lahan tanpa ada penyimpangan. Multimeter salah satu
meter analog yang banyak dipakai untuk pekerjaan kelistrikan dan bidang
elektronika. Multimeter memiliki tiga fungsi pengukuran, yaitu:
1. Voltmeter untuk tegangan AC dengan batas ukur 0-500 V, pengukuran
tegangan DC dengan batas ukur 0-0,5 V dan 0-500 V.
2. Ampermeter untuk arus listrik DC dengan batas ukur 0-50 A dan 0-15A,
pengukuran arus listrik AC 0-15 A.
3. Ohmmeter dengan batas ukur dari 1-1M.
Namun sebelum menggunakan alat ukur listrik, misalnya: ampermeter,
voltmeter, dsb, kita perlu mengetahui dan mengerti maksud dari simbol-simbol
dan juga data yang terdapat pada suatu alat ukur listrik.
Berikut ini adalah beberapa contoh simbol alat ukur listrik yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari :

1 Alat ukur kumparan putar dengan magnet

2 Alat ukur kumparan dengan kumparan silang

3 Alat ukur dengan pelindung besi

4 Alat ukur dengan pelindung elektrostatis

5 Alat ukur magnet putar

6 Rasiometer (qutientmeter) magnet permanen putar


7 Gawai elektronika dalam sirkit pengukuran

8 Gawai elektronika dalam sirkit bantu

9 Alat ukur besi putar

1 Alat ukur besi putar terpolarisasi


0

1 Rasiometer (quotientmeter) besi putar


1

1 Alat ukur elektrodinamis


2

1 Alat ukur elektrodinamis dengan pelindung besi


3

1 Alat ukur elektrodinamis kumparan silang


4

1 Alat ukur elektrodinamis kumparan silang dengan


5 pelindung besi

1 Instrumen dengan arus searah


6

1 Instrumen dengan arus bolak-balik


7

1 Instrumen dengan arus searah dan arus bolak-balik


8

1 Instrumen arus putar dengan satu alat ukur


9

2 Instrumen arus putar dengan dua alat ukur


0
2 Instrumen arus putar dengan tiga alat ukur
1

2 Alat ukur dengan bimetal


2

2 Alat ukur dengan vibrasi


3

2 Alat ukur dengan induksi


4

2 Alat ukur dengan elektrostatis


4

2 Alat ukur dengan termokopel


5

2 Alat ukur termokopel yang diisolasi


6

2 Alat ukur kumparan putar dengan termokopel


7

2 Alat ukur dengan penyearah


8

2 Alat ukur kumparan putar dengan penyearah


9

3 Kedudukan (posisi) pemakaian alat ukur harus tegak lurus


0 (Vertikal)

3 Kedudukan (posisi) alat ukur harus mendatar (Horizontal)


1

3 Kedudukan pemakaian alat ukur harus sesuai dengan


2 besar sudut yang ditunjukkan
3 Pengaturan kedudukan jarum pada nol
3

3 Tegangan Uji (Besar nilai tegangan uji berada di dalam


4 bintang)

3 Awas perhatian
5

3 Kuat medan magnet dinyatakan dalam Kilo Amper / meter


6

3 Kuat medan magnet dinyatakan dalam Kilo Amper / meter


7

Tabel 2.1 Simbol-simbol pada alat ukur listrik

Contoh: alat ukur voltmeter


Dari data alat ukur disamping dapat
dijelaskan:
: = alat ukur dengan azas
kumparan putar
= Pemakaian alat ukur
AC dan DC
1,5 = Kelas alat ukur 1,5
= Pemakaian alat ukur tegak (vertical)
2 =Isolasinya sudah diuji pada tegangan 2000 volt

Gambar 2.1 Alat Ukur Voltmeter

A. Pembacaan Alat Ukur

Cara pembacaan suatu alat ukur sangatlah berpengaruh bagi hasil yang
akan kita peroleh. Untuk itu, ketika melakukan pembacaan alat ukur perlu
diperhatikan hal-hal berikut agar tidak terjadi kesalahan dalam pembacaan
alat ukur.
Contoh pembacaan pada mistar yang benar dan salah ;

Arah Pembacaan
A b C
21.6 21.7 21.8
Tabel
V V V
2.2 Arah Pembacaan

Gambar 2.2 Hasil Pembacaan

B. Pembacaan Skala Alat Ukur

Setelah mengetahui cara pembacaan alat ukur, maka setelah itu seorang
praktikan harus mengetahui cara pembacaan skala alat ukur agar tidak
terjadi salah pengambilan data pada saat mengukur suatu rangkaian.

Batas ukur =
6
Jumlah Strip =
30
Satu Strip Skala =
6/30 = 0,2

Gambar 2.3 Skala Alat Ukur

C. Macam Skala Alat Ukur


Gambar 2.4 Alat ukur dengan azas kumparan putar dengan skala linear

Gambar 2.5 Alat ukur dengan azas besi putar dengan skala non linear

D. Kelas Alat Ukur

Ketelitian dari alat ukur disebut kelas alat ukur:


Kelas alat ukur dibagi menjadi 2 group:
Group 1: Meter presisi (teliti). Meter kelas: 0,1; 0,2 sampai 0,5,
berikut adalah contoh alat ukur presisi:

Gambar 2.6 Alat Ukur Presisi


Group 2: Meter Kerja Kelas. Meter kelas; 1; 1,5; 2,5 sampai 5

Gambar 2.7 Alat Ukur Kerja (portable)

E. Menentukan Kesalahan Pengukuran

Kesalahan pengukuran adalah selisih antara ukuran sebenarnya dengan


ukuran yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut. Menentukan kesalahan
pengukuran dapat dihitung dengan cara mengalikan persentase kelas alat ukur
dengan batas ukur maksimum alat ukur.

Contoh:
Voltmeter dengan batas ukur maksimum = 60 V
Kelas alat ukur = 2,5
Kesalahan ukur = 2,5% x 60 = 1,5 Volt

Gambar 2.8 (a) 1/3 skala ke kanan (b) 2/3 skala ke kanan
F. Cara Menggunakan Alat Ukur

a. Amperemeter b. Voltmeter

A 12 V
V R
E
E R
12 V

Gambar 2.9 Amperemeter di hubungkan Gambar 2.10 Voltmeter di hubungkan


seri parallel

c. Ohmmeter
R

Gambar 2.11 Ohmmeter di hubungkan


dengan hambatan

d. Wattmeter
Cara menggunakan Wattmeter:
- Kumparan arus dihubungkan seri dengan beban
- Kumparan tegangan dihubungkan parallel dengan beban

Gambar 2.12 Hubungan Wattmeter


F. Contoh Alat-alat Ukur

Meter untuk panel-panel

Meter untuk kerja (portable)

Meter laboratorium

Alat multimeter

Meter Digital

Wattmeter

Powerfactor Meter

Osiloskop

Tabel 2.3 Macam-macam alat ukur


BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Tabel 3.1 Alat dan bahan

NO. NAMA ALAT DAN BAHAN JUMLAH


1. Baterai 12 V 1 buah
2. Voltmeter Analog 1 buah
3. Amperemeter Analog 1 buah
4. Resistor 220 1 buah
5. Resistor 470 1 buah
6. Resistor 680 1 buah
7. Resistor 100 K 1 buah
8. Saklar Tunggal 1 buah
9. Kabel Penghubung Secukupnya

B. Gambar Rangkaian Percobaan

1. Pengukuran Arus

S
A

R
E 12 V

Gambar 3.1 Rangkaian Amperemeter

S
2. Pengukuran Tegangan

12 V
V R
E
Gambar 3.2 Rangkaian Voltmeter
3. Pengukuran Hambatan


Gambar 3.3 Rangkaian Ohmmeter
C. Prosedur Percobaan

1. Pengukuran arus dengan Amperemeter

a. Pertama, membuat rangkaian seperti terlihat pada gambar 2.1

b. Memperhatikan sebelum menutup saklar S, yakinkan bahwa

1. Jarum penunjuk menunjukan angka nol

2. Saklar pemilih DC

3. Batas ukur berada pada batas ukur tertinggi

c. Menutup Saklar S dan mengukur Arus (I) dan mengisi hasil


pengukuran pada tabel.

1. Mengukur arus (I) dan menghitung toleransinya (memilih batas


ukur untuk kesalahan terkecil)

2. Seperti di atas, tetapi pilih batas ukur lebih tinggi

3. Mengulangi langkah a,b,c unuk R = 470 dan R = 680

2. Pengukuran tegangan Voltmeter


a. Membuat rangkaian seperti terlihat pada gambar 2.2

b. Memperhatikan sebelum saklar S ditutup, yakinkan bahwa:

1. Jarum penunjuk berada pada nol

2. Saklar pemilih : DC

3. Batas ukur :Volt, batas ukur tertinggi

4. Menutup saklar S, ukuran V, isikan hasil pengukuran pada tabel

a. Mengukur tegangan V dan toleransinya (pilih batas ukur untuk


kesalahan terkecil)

b. Seperti diatas, tetapi pilih batas ukur meter yang lebih tinggi

5. Mengukur tegangan pada resistansi yang bernilai 470 dan 680


ohm

3. Pengukuran dengan ohm meter (multimeter)

a. Menentukan 9 kemungkinan hubungan resistor R1= 220, R2= 470


dan R3= 680, kemudian melakukan pengukuran pada masing-
masing rangkaian.

b. Memperhatikan: Sebelum pengukuran, yakinkan bahwa:

1. Saklar pemilih : R (ohm meter)

2. Pilih batas ukur yang sesuai

3. Penunjukan jarum penunjuk nol (dengan penghubung singkatan


terminal-terminalnya)

4. Mengulangi langkah diatas setiap pemindah batas ukur.

c. Mematikan meter atau pindah saklar pemilih dari R apabila tidak


dipergunakan, dan letakkan pada posisi Volt AC BU maksimum.
BAB IV
DATA DAN HASIL PERCOBAAN

A. Data Percobaan

Tabel 4.1 Pengukuran Arus Listrik

No Batas Ukur R() Arus(mA)

250 mA 55 mA
1. 220
500 mA 60 mA
250 mA 30 mA
2. 470
500 mA 30 mA
250 mA 20 mA
3. 680
500 mA 20 mA

Tabel 4.2 Pengukuran Tegangan

No Batas Ukur R() Tegangan(V)

50 V 12 V
1. 220
250 V 10 V

Tabel 4.3 Pengukuran Resistansi

No Rangkaian Resistansi ()
1. R1 210
2. R2 460
3. R3 680
4. R1 + R2 670
5. R1 // R2 1300
6. (R1 + R2) // R3 150
7. (R1 // R2) + R3 130
8. R1 + R2 + R3 185
9. R1 // R2 // R3 325
BAB V
ANALISIS HASIL PERCOBAAN

A. Perhitungan Mencari Arus

1. Perhitungan secara teori untuk mencari arus


Resistor 220
I = V = 12 V = 0,05454 A = 54,54 mA
R 220
Untuk menghitung besar arus selanjutnya gunakan cara yang sama dengan
rumus di atas, maka akan diperoleh data sebagai berikut:

Batas
Pengukuran Perhitungan
No Ukur R()
Arus (mA) Arus (mA)
(mA)
250 55 54,5
1. 220
500 60 54,5
250 30 25,5
2. 470
500 30 25,5
250 20 17,06
3. 680
500 20 17,06
Tabel 5.1. Pengukuran Arus Listrik

2. Perbandingan teori dan praktek

Kesalahan Mutlak/Absolut

=MT

M = Measurement (Hasil Pengukuran)

T = Theory ( Hasil Perhitungan)


= 55 mA- 54,5 Ma

= 0,5 mA

Kesalahan Relatif


Kesalahan Relatif (%) =
x 100
T

0,5
=
x 100
54,5

= 0,917%

Koreksi

a) Koreksi

=T M

=54,555

= -0,5

b) Koreksi Relatif (%)


Koreksi Relatif (%) =
x 100
M

0,5
Koreksi Relatif (%) =
x 100
55

Koreksi Relatif (%) = -0,909

Limiting Error (hanya untuk Voltmeter dan Ampermeter)


a) Limiting error = Kelas Alat Ukur (%) x Batas Alat Ukur

Limiting error = (2,5 / 100) X 250

Limiting error = 6,25

b) Persentase Kesalahan terhadap penunjukan alat Ukur

Limiting Error
Penunjukan Ala t Ukur x 100 %

6,25
55 x 100 %

= 11,36%

Untuk menghitung selanjutnya lakukan cara yang sama dengan rumus di


atas, maka akan diperoleh data sebagai berikut:

ARUS (mA) KOREKSI KESALAHAN


Bata Limitin
N R( Mutla Relativ Mutla Relativ
s Teor Prakte g error
o ) k e% k e (%)
Ukur i k (%)
(mA) (mA)
250
54,5 55 -0,5 -0,909 0,5 0,917 11,36
mA
1. 220
500
54,5 60 -5,5 -9,167 5,5 10,09 20,83
mA
250
25,5 30 -4,5 -15 4,5 17,64 20,83
mA
2. 470
500
25,5 30 -4,5 -15 4,5 17,64 41,67
mA
250
17 20 -3 -15 3 17,64 31,25
mA
3. 680
500
17 20 -3 -15 3 17,64 62,5
mA
Tabel 5.2 Perbandingan Pengukuran Arus Listrik

3. Analisis
Pada pengukuran pertama dimana praktikan melakukan pengukuran
terhadap arus dengan batas ukur 250mA, diperoleh data yang ditunjukkan
oleh alat ukur yaitu 55 mA, lalu praktikan memindahkan batas ukur menjadi
500mA dan arus yang di tunjukkan adalah 60mA. Padahal jika di hitung
secara teori, arus yang melewati resistor tersebut seharusnya adalah 54,5
mA sehingga ada perbedaan hasil data yang diperoleh antara perhitungan
secara teori dan perhitungan secara praktek. Begitu pula yang terjadi pada
pengukuran kedua dan ketiga.

B. Pengukuran Mencari Tenaga


1. Pengukuran mencari tegangan
Karena diawal percobaan telah diukur tegangan (E) maka tegangan untuk
semua percobaan pengukuran resistor berjumlah 12 V
Pengukuran Perhitungan
No Batas Ukur R()
Tegangan(V) Tegangan (v)
50 12 12
1. 220
250 10 12

Tabel 5.3 Pengukuran Tegangan

2. Perbandingan teori dengan praktek

Pengukuran Tegangan dengan Voltmeter

Kesalahan Mutlak/Absolut

=MT

M = Measurement (Hasil Pengukuran)

T = Theory ( Hasil Perhitungan)

= 12 12

=0V

Kesalahan Relatif

Kesalahan Relatif (%) =
x 100
T

0
=
x 100
12

=0%

Koreksi

a) Koreksi

=T M

=1212

=0

b) Koreksi Relatif (%)


Koreksi Relatif (%) =
x 100
M

0
Koreksi Relatif (%) =
x 100
0

Koreksi Relatif (%) = 0%

Limiting Error (hanya untuk Voltmeter dan Ampermeter)

a) Limiting error = Kelas Alat Ukur (%) x Batas Alat Ukur

4. Limiting error = (2,5 / 100) X 50

Limiting error = 1,25

5. Limiting error = (2,5 / 100) X 250


Limiting error = 6,25

b) Persentase Kesalahan terhadap penunjukan alat Ukur

Limiting Error
1. Penunjukan Alat Ukur x 100 %

1,25
12 x 100 %

= 10,41%

Limiting Error
2. Penunjukan Alat Ukur x 100 %

6,25
10 x 100 %

= 62,5%

Untuk perhitungan selanjutnya lakukan dengan cara yang sama seperti pada
rumus yang diatas.
Bata TEGANGAN (V) KOREKSI KESALAHAN
Limiting
s R
No Mutlak Relativ Mutlak Relativ error
Ukur () Teori Praktek
(V) e (%) (V) e (%) (%)
(v)
50 12 12 0 0 0 0 10,41
1. 220
250 12 10 2 0,2 -2 -0,16 62,5
Tabel 5.4 Tabel Perbandingan Pengukuran Tegangan

3. Analisis
Pada pengukuran tegangan pertama kali dengan batas 250V
diperoleh data di tunjukkan adalah 12V, sedangkan jika dihitung secara
teori tegangan yang melewati resistor adalah 12 V, sehingga terjadi
persamaan antara perhitungan secara teori maupun pengukuran praktek .
Akan tetapi, ketika batas ukur ke 500V, tegangan yang di tunjukkan
adalah 10V,sehingga terjadi perbedaan antara perhitungan secara teori
dan perhitungan secara praktek pada pengukuran tegangan kedua ini.

C. Pengukuran Mencari Hambatan

1. Perhitungan secara teori untuk mencari hambatan


Untuk yang tersusun seri, total hambatan cukup di jumlahan saja. Misalnya,
R1 + R2:
R1 + R2 = 220 + 470
= 690
Untuk yang tersusun secara parallel seperti R1 // R2 , menggunakan cara:
1 1 1 1 1 470+220 690
R = R1 + R2 = 220 + 470 = 103.400 = 103.400

103.400
R= 690 = 149,8 = 150

Untuk perhitungan selanjutnya, lakukan menggunakan cara yang sesuai


dengan susunan hambatannya, maka akan diperoleh data:

No Rangkaian Perhitungan Pengukuran


Resistansi () Resistansi ()
1. R1 220 210
2. R2 470 460
3. R3 680 700
4. R1 + R2 690 700
5. R1 // R2 150 140
6. (R1 + R2) // R3 342,48 320
7. (R1 // R2) + R3 830 850
8. R1 + R2 + R3 1370 1200
9. R1 // R2 // R3 122,8 120
Tabel 5.5 Pengukuran Resistansi

2. Perbandingan teori dengan praktek


Kesalahan Mutlak/Absolut

=MT

M = Measurement (Hasil Pengukuran)

T = Theory ( Hasil Perhitungan)

= 210-220

= -10

Kesalahan Relatif


Kesalahan Relatif (%) =
x 100
T

10
= 220
x 100

= - 4,545%

Koreksi

a) Koreksi

=T M

=220210
= 10

b) Koreksi Relatif (%)

10
Koreksi Relatif (%) =
x 100
210

10
Koreksi Relatif (%) =
x 100
210

Koreksi Relatif (%) = 4,761%

Untuk perhitungan selanjutnya lakukan dengan cara yang sama seperti pada
rumus yang diatas.

Resistansi Koreksi Kesalahan


No Rangkaian Teori Praktek Mutlak Relative Mutlak Relative
() () () (%) () (%)
1. R1 220 210 10 4,761 -10 -4,545
2. R2 470 460 10 2,173 -10 -2,127
3. R3 680 700 -20 -2,857 20 2,941
4. R1 + R2 690 700 -10 -1,428 10 1,449
5. R1 // R2 150 140 10 7,142 -10 -6,67
6. (R1 + R2) // 342,4 320
22,48 7,025 -22,48 -6,563
R3 8
7. (R1 // R2) + 830 850
-20 -2,352 20 2,409
R3
8. R1 + R2 + 1370 1200
170 14,167 -170 -12,408
R3
9. R1 // R2 // 122,8 120
2,8 2,333 -2,8 -2,28
R3
Tabel 5.6 Tabel Perbandingan Pengukuran Resistansi

3. Analisis

Berdasarkan data yang ditunjukkan oleh tabel, terjadi perbedaan


antara hasil pengukuran dengan teori. Meski demikian, setiap resistor
memiliki toleransi masing masing jadi jika terjadi perbedaan antara teori
dan praktek yang tidak terlalu jauh dari nilai resistor maka penunjukan
jarum tersebut masih dalam toleransi resistor.

Dari hasil pengukuran dan perhitungan yang diperoleh pada ketiga percobaan
di atas adalah makin kecil batas ukur yang digunakan, makin kecil pula nilai
kesalahan mutlaknya dan nilai kesalahan relatifnya. Adapun perbedaan data yang
diperoleh antara perhitungan teori dengan pengukuran mengalami sedikit
perbedaan, perbedaan tersebut terjadi karena pengaruh dari beberapa faktor seperti
kelas alat ukur, umur alat ukur (live time), limiting erroe, adanya pengaruh suhu dan
medan magnet dari luar dan juga adanya efek pembebanan (loading efek).

BAB VI
JAWABAN PERTANYAAN

1. Amperemeter dengan data sebagai berikut:

Gambar 3.1 Data Amperemeter


1,
Gambar 6.1 Data amperemeter
Jawab arti dari gambar diatas?
Solusi :
1,5 : kelas alat ukur
: pemakaian untuk arus DC dan arus AC
: alat ukur besi putar terpolarisasi
: peletakan alat ukur horizontal
: isolasi diuji pada tegangan 2000 V

2.

Gambar 6.2 Pembacaan Voltmeter 1

Voltmeter dengan batas ukur maksium skala atas 80 V dan batas ukur
maksimuskala bawah 150 V, maka jarum menunjuk pada harga:
a) Skala atas = V
b) Skala bawah = V
c) Skala Voltmeter =
d) Pemakaian alat ukur =
e) Tegangan uji isolasinya =
f) Kemungkinan kesalahan :
- Skala atas = V
- Skala bawah = V
Solusi :
a. Skala atas = 30,28
b. Skala bawah = 5,4
c. Skala Voltmeter = non linear
d. Pemakaian alat ukur = arus DC dan AC
e. Tegangan uji isolasi = 2000 Volt
f. Kemungkinan kesalahan :
- Skala atas = 1,5 x 80/100 = 1,2 Volt
- Skala bawah = 1,5 x 15/100 = 2,25 Volt
3.
Gambar 6.3 Pembacaan Voltmeter 2

i. Batas ukur maks = V


ii. Satu strip skala = V
iii. Menunjuk pada = V
iv. Skala voltmeter =
v. Tegangan uji isolasoi = V
vi. Kemungkinan kesalahan =
vii. Pemakaian alat ukur =
viii. Azas alat ukur =

Solusi :
i. Batas ukur maks = 60 Volt
ii. Satu strip skala = 60/300 = 0,2 Volt
iii. Voltmeter menunjuk pada = 20,6 Volt
iv. Skala voltmeter = linier
v. Tegangan uji isolasi = 500 Volt
vi. Kemungkinan kesalahan = 1,5 x 60/100 = 9 Volt
vii. Pemakaian alat ukur = arus DC dan AC
viii. Azas alat ukur = kumparan putar dengan
magnet

4.

Gambar 6.4 Pembacaan Ohmmeter

Isi table 3.4 dibawah sesuai dengan gambar penunjukan ohmmeter.

Table 6.1 Pembacaan Ohmmeter


Penunjukan
Jarum
1
2
3

Solusi :

Penunjukan

Jarum
1 250
2 60
3 3,8

5. Bila Amperemeter Dipasang

Gambar 6.5 Pemasangan Amperemeter

- Yang terjadi pada alat ukur tersebut:


- Jelaskan alasan saudara:

Solusi :
a.Yang terjadi pada alat ukur tersebut :
Akan mengalami kerusakan pada alat ukur
b. Alasan :
Karena apmeremeter memiliki rangkaian dimana bebannya
dirangkai seri dengan alat ukur ini disebabkan karenaAmpermeter
memiliki tahanan dalam yang bernilai kecil, agar arus dalam
rangkaian tidak berkurang setelah melalui tahanan dalam
ampermeter, dan pembacaan ampermeter mendekati nilai
sebenarnya sehingga resiko dalam pembacaan arus dapat lebih
kecil
6. Bila Voltmeter dipasang seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 6.6 Pemasangan Voltmeter

- Yang terjadi pada alat ukur tersebut:

- Jelaskan alasan saudara:


Solusi :
a. Yang terjadi pada alat ukur :
Akan mengalami kerusakan pada alat ukur
b. Jelaskan alasan saudara :
Karena voltmeter memiliki rangkaian yang dimana bebannya
diposisikan paralel dengan alat ukur ini diakibatkan voltmeter
memiliki tahanan dalam yang idealnya bernilai lebih besar, agar
arus yang digunakan oleh alat ukur semakin kecil, dan mendekati
nilai sebenarnya. Sehingga pada saat pembacaan akan lebih
ooptimal.

7. Tentukan rangkaian yang benar dari rangkaian dibawah ini:


Gambar 6.7 Hubungan Rangkaian

Gambar yang benar:


Gb. A
Gb. B
Gb. C
Gb. D

Solusi :
Gambar yang benar adalah gambar A karena hanya pada gambar A
peletakan Voltmeter berada pada posisi yang benar yaitu dirangkai paralel
dengan beban, sedangkan gambar yang lain Voltmeternya seri dengan
beban. Sedangkan alat ukur amperemeter seharusnya dan idealnya seri
dengan beban agar amperemeter tidak rusak dan tetap melakukan
pembacaan sesuai prinsip kerjanya.

BAB VII
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum,praktikan dapat menyimpulkan bahwa
Dalam penggunaan alat ukur listrik analog, simbol-simbol yang terdapat pada
alat ukur sangat penting dan harus dipahami sebelum melakukan kegiatan
praktek agar kita lebih memahami cara penggunaan alat ukur analog tersebut
sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan pada saat pengukuran
serta untuk keamanan peralatan dan keselamatan diri.

Dapat dan mampu menjelaskan data berupa nilai atau hasil dari pengukuran
pada alat ukur listrik analog. Akan tetapi, pada saat pengukuran hasil yang
diperoleh ternyata dapat berbeda dengan hasil perhitungan secara teoritis yang
diakibatkan oleh beberapa faktor seperti pembebanan alat, kelas ukur dan cara
menggunakan alat tersebut serta umur dan juga suhu pada lingkungan sekitar.

Dapat menggunakan alat ukur listrik dengan benar, sesuai dengan prosedur
penggunaannya. Sehingga meminialisir resiko terjadinya kesalahan
pengukuran, serta untuk keselamatan kerja dan juga keawetan alat ukur yang
kita gunakan.

Dapat menetukan batas ukur yang tepat bagi alat ukur listrik analog bila
digunakan dalam pengukuran, sesuia dengan pengukuran yang dilakukan,
baik itu besar tegangan, arus, maupun resistansi. Kita dapat menyimpulkan
bahwa semakin kecil kelas alat ukur maka semakin akurat hasil pengukuran
yang didapatkan, begitu pula dengan batas ukur,semakin kecil batas ukur yang
kita gunakan maka semakin akurat nilai yang didapatkan.

Menentukan kesalahan pengukuran dari alat ukur listrik, menentukan


kesalahan dapat dilakukan dengancara yaitu:

1. Kesalahan

a) Kesalahan Mutlak/Absolut

=MT

M = Measurement (Hasil Pengukuran)


T = Theory ( Hasil Perhitungan)

b) Kesalahan Relatif


Kesalahan Relatif (%) =
x 100
T

2. Koreksi

a) Koreksi

=T M

b) Koreksi Relatif (%)


Koreksi Relatif (%) =
x 100
M

3. Limiting Error (hanya untuk Voltmeter dan Ampermeter)

Limiting error = Kelas Alat Ukur (%) x Batas Alat Ukur

Persentase Kesalahan terhadap penunjukan alat Ukur

Limiting Error
Penunjukan Alat Ukur x 100 %

Sehingga kita mengetahui berapa batas kesalahan suatu pengukuran.


BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

------- . 2017. Jobsheet Laboratorium Pengukuran Dasar. Makassar:


Politeknik Negeri Ujung Pandang
http://dhona.elka.pcr.ac.id/2014/03/04/membaca-penunjukkan-amperemeter-
dc-analog/ (diakses pada tanggal 22 Februari 2017 pukul 21:22 WITA)
http://kusumandarutp.blogspot.co.id/2015/07/simbol-simbol-dalam-alat-
ukur.html (diakses pada tanggal 22 Februari 2017 pukul 21:26 WITA)
https://www.scribd.com/doc/174780586/PENGENALAN-ALAT-UKUR#scribd
(diakses pada tanggal 23 Februari 2017 pukul 21:35 WITA)
http://softonezero.blogspot.co.id/2014/01/alat-ukur-listrik-analog-dan-
digital.html (diakses pada tanggal 23 Februari 2017 21: 42 WITA)
http://fisika2000.blogspot.co.id/2009/08/alat-ukur-listrik.html (diakses pada
tanggal 23 Februari 2017 pukul 21: 53 WITA)
http://hsaidbenmar.blogspot.co.id/2013/04/definisi-dan-jenis-mistar-sebagai-
alat.html (diakses pada tanggal 24 Februari 2017 pukul 20:33 WITA)
http://atmaug.blogspot.co.id/2013/02/soal-ujian-nasional-teori-kejuruan.html
(diakses pada tanggal 24 Februari 2017 21:13 WITA)
https://www.google.co.id/search?
q=contoh+alat+ukur+presisi&espv=2&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0
ahUKEwieob6OiZ3LAhXDB44KHexhB0IQ_AUIBygB&biw=1366&bih=630#tb
m=isch&q=alat+ukur (diakses pada tanggal 24 Februari 2017 pukul 21:22
WITA)

Anda mungkin juga menyukai