Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

Ilmu Ukur Tanah 1


Di susun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah pada Semester 1
JUDUL PRAKTIKUM
Profil Memanjang
Disusun oleh

Kelompok 1

Nama Nim

Rahmad A 3201624031
Nina Mariyana 3201624026
Ryannaldo 3201624008
Fanny Larasati 3201624024
Sali Krisnawati 3201624007

D3 Teknik Sipil

Kelas 1A

JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

PDD DI KABUPATEN KAPUAS HULU

2016

Page 1

ILMU UKUR TANAH ( LONG SECTION )


1. LATAR BELAKANG
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara
pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relative
atau absolute titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam
memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penetuan posisi relative suatu daerah.
Pengukuran beda tinggi antara dua titik di atas permukaan tanah merupakan
bagian yang sangat penting dalam Ilmu Ukur Tanah. Beda tinggi ini biasa ditentukan
dengan berbagai macam sipat datar.
Waterpas (Levelling) adalah suatu alat untuk mengukur dalam menentukan beda
tinggi dari sejumlah titik atau pengukuran perbedaan elevasi. Perbedaan yang di
maksud adalah perbedaan tinggi di atas air laut kesuatu titik tertentu sepanjang garis
vertikal.

2. PRATIKUM
2.1 PROFIL MEMANJANG
1. Mahasiswa dapat mempraktekan centering pada alat ukur waterpas
2. Mahasiswa dapat mempraktekan metode yang digunakan untuk penentuan
beda tinggi antar dua titik sesuai dengan kondisi di lapangan
3. Mahasiswa dapat mempraktekan pembacaan benang atas belakang ,benang
tengah belakang ,benang bawah belakang,,serta benang atas depan,benang
tengah depan, dan benang bawah depan pada rambu ukur dengan alat ukur
waterpas
4. Mahasiswa dapat mempraktekan mengukur beda tinggi pada alat ukur
waterpas
5. Mahasiswa dapat mempraktekan cara penulisan data lapangan ke formulir data
ukur waterpas
6. Mahasiswa dapat mempraktekan cara pembuatan sket lapangan ke atas kertas
7. Membaca jarak dari titik BA,BT, BB depan dan BA, BT, BB belakang
8. Melakukan pengukuran dari jarak alat waterpas ke titik ukur dengan
menggunakan pita ukur

3. PERALATAN

NO ALAT GAMBAR KETERANGAN DAN


SPESIFIKASI

Page 2

ILMU UKUR TANAH ( LONG SECTION )


1 STATIF SEBAGAI KAKI PONDASI
WATERPAS

2 ROL METER DIGUNAKAN UNTUK


MENGUKUR SUATU JARAK

3 WATERPAS DIGUNAKAN SEBAGAI


PEMBACA JARAK RAMBU
UKUR

4 PAYUNG DIGUNAKAN SEBAGI


PELINDUNG ALAT WATERPAS
DARI SINAR MATAHARI

5 RAMBU UKUR UNTUK MENGETAHUI JARAK

6 UNTING-UNTING UNTUNG MENGETAHUI


KETEPATAN PERTENGAHAN
ALAT

7 NIVO SEBAGAI MEDIUM PETUNJUK


( APABILA NIVO SUDAH DI
TENGAH)

8 PILOX SEBAGAI PENANDA

9 ROMPI SAFETY Digunakan untuk mengenali posisi


ketiga berada ditempat yang gelap

Page 3

ILMU UKUR TANAH ( LONG SECTION )


10 helm Sebagai alat keselamatan kerja

4. DASAR TEORI
Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan beda tinggi antara
dua titik atau lebih. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk
mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk pekerjaan
konstruksi.
Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk perencanaan jalan,
jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan atas elevasi
tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah, penelitian terhadap saluran-saluran
yang sudah ada, dan lain-lain.
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong
horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang
berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.
Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sbb :
o Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
o Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I.

Cara menghitung Jarak Optis = (BT BELAKANG BT MUKA) x 100


Cara menghitung Tinggi muka tanah= Elevasi + Beda tinggi (H)

BT-BT KETERANGAN

H Beda Tinggi

TP Tinggi Pesawat

Page 4

ILMU UKUR TANAH ( LONG SECTION )


BT Benang Tengah

4.2 PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian atau


beda tinggi antara dua titik. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk
mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk pekerjaan
konstruksi.
Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk
perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang
didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah,
penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada, dan lain-lain.
Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu :

Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang


umum dianggap sama dengan garis unting-unting.

Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal


pada setiap titik. Bidang horisontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan
laut.

Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi


untuk ketinggian, misalnya permukaan laut rata-rata.

Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap


bidang datum.

Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui
elevasinya terhadap datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi
daerah sekelilingnya.

Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong
horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang
berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.
Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sbb :
Page 5

ILMU UKUR TANAH ( LONG SECTION )


Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.

Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I.

Benang silang horisontal harus tegak lurus sumbu I.

Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu ukur
(baak).
Yang terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya harus betul-betul
teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di samping itu cara
memegangnya pun harus betul-betul tegak (vertikal). Agar letak rambu ukur berdiri
dengan tegak, maka dapat digunakan nivo rambu . Jika nivo rambu ini tidak tersedia,
dapat pula dengan cara menggoyangkan rambu ukur secara perlahan-lahan ke depan,
kemudian ke belakang, kemudian pengamat mencatat hasil pembacaan rambu ukur
yang minimum. Cara ini tidak cocok bila rambu ukur yang digunakan beralas
berbentuk persegi.
Pada saat pembacaan rambu ukur harus selalu diperhatikan bahwa :

2BT = BA + BB

Adapun : BT = Bacaan benang tengah waterpass


BA = Bacaan benang atas waterpass
BB= Bacaan benang bawah waterpass
Bila hal diatas tidak terpenuhi, maka kemungkinan salah pembacaan atau pembagian
skala pada rambu ukur tersebut tidak benar.
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong
horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang
berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.
Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sbb :
o Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
o Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I.
Cara menghitung Jarak Optis = (BT BELAKANG BT MUKA) x 100
Cara menghitung Tinggi muka tanah= Elevasi + Beda tinggi (H)

BT-BT KETERANGAN

H Beda Tinggi
Page 6

ILMU UKUR TANAH ( LONG SECTION )


TP Tinggi Pesawat

BT Benang Tengah

Profil memanjang adalah suatu potongan/penampang suatu areal arah


memanjang yang mempunyai jarak dan elevansi.
Pengukuran Waterpas Memanjang
Beda tinggi antara titik A dan B adalah :
hP1P2 = BTP1 BTP2
Adapun : hP1P2 = beda tinggi antara titik P1 dan P2
BTP1 = bacaan benang tengah di titik P1
BTP2 = bacaan benang tengah di titik P2

Jarak antara A dengan P1 adalah :


do = 100 (BAP1 BBP1)
Adapun : dAP = jarak antara titik A dan P
BAA = bacaan benang atas di titik A
BBA = bacaan benang bawah di titik A
Dalam pengukuran waterpass memanjang, pesawat diletakkan di tengah-
tengah titik yang akan diukur. Hal ini untuk meniadakan kesalahan akibat tidak
sejajarnya kedudukan sumbu teropong dengan garis arah nivo.

Pengukuran profil memanjang dapat dilakukan dengan beberapa cara, tetapi

Page 7

ILMU UKUR TANAH ( LONG SECTION )


yang biasa dilakukan hanya dengan dua cara ;
a. Pengukuran pergi pulang.
Pengukuran pergi pulang alat di tempatkan diatas titik/patok sedangkan data

yang diambil adalah ;


1) Bacaan benang pergi pulang.
2) Jarak langsung (jarak pita).
3) Tinggi alat (Ta).
4) Tinggi salah satu titik yang telah di ketahui/ditentukan, bila bila belum

diketahui ketinggiannya harus di cari dari titik lainnya.


5) Sket gambar pengukuran.
b. Pengukuran doble stand.
Pengukuran doble stand alat ditempatkan kira-kira ditengah dari dalam

garis lurus antar dua titik, sedangkan data yang di ambil adalah ;
1) Bacaan benang stand I dan II muka belakang. Untuk membuat stand I

dan II dapat dilakukan dengan cara setelah alat ditempatkan antara dua

titik dan diambil bacaan benang (stand I) kemudian dinaik/turunkan atau

digeser kekiri/kekanan dan di ambil bacaan benang(stand II).


2) Jarak pita (jarak langsung)
3) Tinggi alat (Ta).
4) Tinggi salah satu titik yang telah di ketahui/ditentukan, bila bila belum

diketahui ketinggiannya harus di cari darititik lainnya.


5) Sket gambar pengukuran.
a. Pengolahan data pergi pulang.
1) Cek Bt = (Ba + Bb)
2) Jarak optis = (Ba Bb) 100,
Dimana, Jarak pergi = Jarak pulang = Jarak pita.
Jika jarak pergi jarak pulang, harus masuk dalam toleransi jarak

Page 8

ILMU UKUR TANAH ( LONG SECTION )


maksimum dan minimum yang diambil rata-ratanya
3) Beda tinggi =Ta Bt ,
Beda tinggi pergi = beda tinggi pulang,
Jika berbeda hanya boleh angka terakhir dan diambil rata-ratanya.
4) Tinggi titik = Tinggi titik yang diketahui Beda tinggi.
b. Pengolahan data doble stand.
1) Cek Bt = (Ba + Bb)
2) Jarak diambil jarak pita, bila alat ditempatkan betul-betul dalam garis

lurus antara dua titik maka jarak optis bisa dipakai.


3) Jarak optis = (Ba Bb) 100,
Dimana, Jarak stand I = Jarak stand II .
Jika berbeda harus masuk dalam toleransi jarak maksimum dan minimum

yang diambil rata-ratanya.


4) Beda tinggi =Bt.b Bt.m,
Jika berbeda hanya boleh angka terakhir dan diambil rata-ratanya.(Tanda

stand I = tanda stand II).


5) Tinggi titik = Tinggi titik yang diketahui Beda tinggi.

5.LANGKAH KERJA
5.1 Profil Memanjang
1. Tentukan titik-titik travers yang akan dibuat
2. Pengukuran jarak optis
tempatkan dan stel pesawat kira-kira ditengah antara titik T 1 dan T 2,
penempatan pesawat harus satu garis dengan T1 dan T 2.
Tempatkan baak ukur diatas patok. Titik T 1 sebagai baak belakang dan T 2
sebagai baak muka
Bidik teropong ke bak belakang ( T 1 ) kemudian baca dan catat BT,BA,dan
BB pada buku ukur
Turunkan baak kemuka tanah pada titik T 1 dan lakukan pembacaan seperti
diatas
Putar teropong dan bidik bak muka serta lakukan pembacaan BA,BT dan
BT

Page 9

ILMU UKUR TANAH ( LONG SECTION )


Pesawat dipindahkan ke slag II (antara T 2 dan T 3) kemudian cara
pembaaan nya sama seprti di T 1 dan T 2
Begitu seterusnya sampai slag terakhir
Ukur juga dengan menggunakan pita ukur dari rambu ukur ke pesawat
3. Dalam pengukuran sebaiknya dilakukan dengan cara baak belakang pada slag
pertama menjadi baak muka pada slag ke II dan seterusnya
4. Untuk mendapat kan ketelitian, sebaiknya pengukuran di lakukan dua kali
5. Hitung hasil pengukuran, dan gambar frofilnya

6.Data dan sketsa lokasi


6.1 Data
Lokasi pengukuran di jalan pancasila ll dengan panjang ruas jalan = 266 m dan lebar
jalan = 4,05 m

Bacaan rambu Jarak dengan pita Jarak optis


belakang muka ukur
tp Posis target
BA BT BB BA BT BB Jarak Jarak Jarak Jarak
i alat belakan muka belakang muka
g
1,4 0 poho 1,63 1,58 1,53 10,60 10,60
7 n 9 6 3
A 1,64 1,62 1,59 5,25 5,20
8 3 6
1,4 1 A 1,66 1,54 1,41 25 25
5 6 1 6
B 1,63 1,50 1,38 25 25
4 9 4
1,4 2 B 1,34 1,22 1,09 25 25
8 9 4 9
C 1,79 1,67 1,54 25 25
7 2 7
1,4 3 C 1,44 1,32 1,19 25 25
9 8 3 8
D 1,71 1,58 1,46 25 25
0 5 0
1,4 4 D 1,72 1,60 1,47 25 25
8 3 0 3
E 1,29 1,17 1,04 25 25
8 3 8
1,4 5 E 1,85 1,73 1,60 25 25
9 5 0 5
F 1,66 1,53 1,41 25 25
2 8 2
1,4 6 F 1,51 1,47 1,43 8 8
8 3 3 3
G 1,53 1,49 1,45 8
2 2 2

6.2 Sketsa Lokasi Keterangan

Page 10

ILMU UKUR TANAH ( LONG SECTION )


7.1 Pengolahan Data
Bacaan rambu Jarak dengan pita Jarak optis Beda tinggi Tinggi
tp Posisi target ukur muka
belakang muka tanah
alat
BA BT BB BA BT BB Jarak Jarak Jarak Jarak Naik Turun
belakang muka belakang muka (+) (-)
1,47 0 poho 1,639 1,586 1,533 10,60 10,60 100,000
n
A 1,648 1,623 1,596 5,25 5,20 -0,037 99,963

1,45 1 A 1,666 1,541 1,416 25 25 0,032

B 1,634 1,509 1,384 25 25 100.032

1,48 2 B 1,349 1,224 1,099 25 25 -0,448

C 1,797 1,672 1,547 25 25 99.552

1,49 3 C 1,448 1,323 1,198 25 25 -0,262

D 1,710 1,585 1,460 25 25 99,738

1,48 4 D 1,723 1,600 1,473 25 25 0,427

E 1,298 1,173 1,048 25 25 100,165

1,49 5 E 1,855 1,730 1,605 25 25 0,192

F 1,662 1,538 1,412 25 25 100,357

1,48 6 F 1,513 1,473 1,433 8 8 -0,019

G 1,532 1,492 1,452 8 100,338

Page 11

ILMU UKUR TANAH ( LONG SECTION )


7.2 Analisa
Data yang kami peroleh meliputi :
Jarak Optis : (BA BB)*100
(1,639-1,533) x 100 = 10,60 M

(1,648-1,596) x 100 = 5,20 M

(1,666-1,426) x 100 = 25 M

(1, 634-1,384) x 100 = 25 M

(1,349-1,099) x 100 = 25 M

(1,797-1,547) x 100 = 25 M

(1,448-1,198) x 100 = 25 M

(1,710-1,460) x 100 = 25 M

(1,723-1,473) x 100 = 25 M

(1,298-1,048) x 100 = 25 M

(1,855-1,605) 100 = 25 M

(1,662-1,412) 100 = 25 M

(1,513-1,433) 100 = 8M

(1,532-1,452) 100 = 8 M

Beda Tinggi : H = BT.blk BT.mk

Page 12

ILMU UKUR TANAH ( LONG SECTION )


H(Pblk - Amk) = -0,037
H(Ablk - Bmk) = 0,032
H(Bblk - Cmk) = -0,448
H(Cblk - Dmk) = -0,262
H(Dblk - Emk) = 0,427
H(Eblk - Fmk) = 0,192
H(Fblk - Gmk) = -0,019

Tinggi Muka Tanah : TMT = ELEVASI + H

ELEVASI = 100,000

100,000 + -0,037 = 99,963 M


99,963 + 0,032 = 100,032 M
100,032 + -0,448 = 99,552 M
99,552 + -0,266 = 99,738 M
99,738 + 0,427 = 100,165 M
100,165 + 0,192 = 100,357 M
100,357 + -0,019 = 100,338 M

8. PENGGAMBARAN MENGGUNAKAN SKALA

Page 13

ILMU UKUR TANAH ( LONG SECTION )


9.KESIMPULAN dan SARAN
9.1 Kesimpulan
1. Dalam posisi alat seperti A muka,A belakang,B muka,B belakang,C muka,C
belakang,D muka,D belakang,E muka,E belakang,F muka,F belakang,G
muka terdapat selisih di titik A muka sebesar 0,5 m
2. Pada pengolahan data dan analisa kami juga mengetahui tinggi muka tanah
yang tertinggi yaitu di posisi alat F muka yaitu sebesar 100,357 m.
Sedangkan tinggi muka tanah yang terendah yaitu pada posisi alat C muka
sebesar 99,552
9.2 Saran
Dengan ada pembelajaran praktek langsung dilapangan menjadikan lebih
mudah untuk memahami ilmu ukur tanah. Ilmu yang didapat diharapkan dapat
dimanfaatkan sebaik baiknya khususnya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Dan diharapkan untuk lebih teliti lagi dalam membaca rambu maupun
melakukan pengukuran dilapangan agar tidak terjadi banyak kesalahan maupun
keselisihan dalam membuat garis atau pengukuran sifat datar memenjang
dilapangan serta diharapkan serius dan benar dalam praktikum.

Page 14

ILMU UKUR TANAH ( LONG SECTION )

Anda mungkin juga menyukai