Laporan Kepaniteraan Klinik Senior-1
Laporan Kepaniteraan Klinik Senior-1
FAMILY MEDICINE
DI PUSKESMAS ULEE KARENG
BANDA ACEH
Oleh:
Fadhillah Idris, S.Ked
1407101030065
Pembimbing:
1
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
FAMILY MEDICINE
DI PUSKESMAS ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH
PERIODE 6 Juni - 19 Juni 2016
Disusun Oleh:
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
Pada Bagian Family Medicine Fakultas Kedokteran Unsyiah
Di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh
Disahkan Oleh :
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Ulee Kareng
dr. Soraya
NIP. 19681012 200212 2 004
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian Family
Medicine di Puskesmas Ulee kareng periode 6 Juni-19 Juni 2016. Laporan ini
merupakan salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Senior di
bagian Family Medicine FK-UNSYIAH/RSUDZA Banda Aceh.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Kepala
Puskesmas Ulee Kareng beserta seluruh staf yang telah banyak membimbing kami
mulai pelaksanaan tugas hingga pembuatan laporan ini, juga kepada teman-teman
dokter muda yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyelasaian tugas
ini,tak lupa pula kepada semua pihak yang telah membantu sehingga semua tugas
dapat dilaksanakan dengan baik.
Kami menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa tulisan ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Penulis
3
PROMOSI
KESEHATAN
4
LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN ATAU PENYULUHAN
KESEHATAN MENGENAI GIZI SEIMBANG PADA ANAK
I. LatarBelakang
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
kurang dari normal. Faktor-faktor penyebab anemia gizi besi adalah status gizi
yang dipengaruhi oleh pola makanan, social ekonomi keluarga, lingkungan dan
status kesehatan. Khumaidi (1989) mengemukakan bahwa faktorfaktor yang
melatarbelakangi tingginya prevalensi anemia gizi besi di negara berkembang
adalah keadaan sosial ekonomi rendah meliputi pendidikan orang tua dan
penghasilan yang rendah serta kesehatan pribadi di lingkungan yang buruk.
Meskipun anemia disebabkan oleh berbagai faktor, namun lebih dari 50 %
kasus anemia yang terbanyak diseluruh dunia secara langsung disebabkan oleh
kurangnya masukan zat gizi besi.Selain itu penyebab anemia gizi besi dipengaruhi
oleh kebutuhan tubuh yang meningkat, akibat mengidap penyakit kronis dan
kehilangan darah karena menstruasi dan infeksi parasit (cacing).
Di negara berkembang seperti Indonesia penyakit kecacingan masih
merupakan masalah yang besar untuk kasus anemia gizi besi, karena diperkirakan
cacing menghisap darah 2-100 cc setaip harinya. Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun
sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu,
lemah, letih, lelah dan cepat lupa. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar,
olah raga dan produktifitas kerja. Selain itu anemia gizi besi akan menurunkan
daya tahan tubuh dan mengakibatkan mudah terkena infeksi.
Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia yang telah dilakukan
selama ini ditujukan pada ibu hamil, sedangkan remaja putri secara dini belum
terlalu diperhatikan. Agar anemia bisa dicegah atau diatasi maka harus banyak
mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi. Selain itu penanggulangan anemia
defisiensi besi dapat dilakukan dengan pencegahan infeksi cacaing danpemberian
tablet Fe yang dikombinasikan dengan vitamin C.
5
II. Judul Kegiatan
III. TujuanKegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai apa yang dimaksud
dengan anemia defisiensi besi.
2. Memberikan pemahaman tentang apa saja penyebab anemia defisiensi besi
3. Memberikan penjelasan penatalaksanaan anemia defisiensi besi
4. Sebagai wahana mempererat tali silaturahmi antara mahasiswa kedokteran dengan
elemen masyarakat.
5. Mengaplikasikan ilmu yang didapat dokter muda ketika terjun ke masyarakat.
V. MetodePenyuluhan
Penyuluhan dilakukan dalam bentuk pemaparan tentang judul yang
disampaikan dalam bentuk edukasi dan penjelasan tentang pentingnya imunisasi
polio.
No Waktu KegiatanPenyuluhan Respon Media
1. Pembukaan Memberi salam Warga menjawab Leaflet
(3 menit) Memperkenalkan diri salam
6
Warga memperhatikan
jalannya penyuluhan.
Warga bertanya.
3. Penutup Menyimpulkan materi Mendengarkan, Leaflet
.
Anemia Defisiensi Besi
Anemia Defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat
besi dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena
terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi
dalam darah.
Jika simpanan zat besi dalam tubuh seseorang sudah sangat rendah berarti
orang tersebut mendekati anemia walaupun belum ditemukan gejala-gejala
fisiologis. Simpanan zat besi yang sangat rendah lambat laun tidak akan cukup
7
untuk membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang sehingga kadar
hemoglobin terus menurun di bawah batas normal, keadaan inilah yang disebut
anemia gizi besi.
C. Gejala
Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi
besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit
dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama
8
dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing,
palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem
neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.
Berkurangnya hemoglobin menyebabkan gejala-gejala umum seperti keletihan,
palpitasi, pucat, tinitus, dan mata berkunang-kunang disamping itu juga dijumpai
gejala tambahan yang diduga disebabkan oleh kekurangan enzim sitokrom,
sitikrom C oksidase dan hemeritin dalam jaringan-jaringan, yang bersifat khas
seperti pusing kepala, parastesia, ujung jari dingin, atropi papil lidah.
9
b. Suplementasi zat besi
Pemberian suplemen besi menguntungkan karena dapat memperbaiki
status hemoglobin dalam waktu yang relatif singkat. Di Indonesia pil besi yang
umum digunakan dalam suplementasi zat besi adalah frrous sulfat.
VI. Penutup
Penyuluhan kesehatan mengenai anemia defisiensi besi di wilayah kerja
Puskesmas Ulee kareng Banda Aceh pada tanggal 14 juni 2016, peserta
merupakan warga sekitar .
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
dokter yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada saya dalam
menyelesaikan tugas ini. Semoga hal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Dalam penyusuannya penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan
dengan demikian penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna
perbaikan kepustakaan ini.
VII. Dokumentasi
10
Banda Aceh, juni 2016
Mengetahui :
DokterPembimbing I DokterPembimbing II
dr. Soraya
NIP. 19681012 200212 2 004
11
12
13
14
15
LAPORAN KEGIATAN PROMOSI
KESEHATAN (PENYULUHAN)
CEGAH KANKER LEHER RAHIM MELALUI PAP SMEAR
I. PENDAHULUAN
Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari metaplasia
epiteldi daerah skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan mukosa vagina
dan mukosa kanalis servikalis. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi
pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang
senggama atau vagina. Kanker leher rahim biasanya menyerang wanita berusia
35-55 tahun. Sebanyak 90% dari kanker leher rahim berasal dari sel skuamosa
yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir
pada saluran servikal yang menuju ke rahim.
Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak
akibat penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat
dicegah bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki.
Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh
dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang.
16
pasangan seksual merupakan salah satu faktor utama penularan virus HPv
penyebab kanker serviks ini terjadi. Di Indonesia hanya 5 persen yang melakukan
penapisan kanker leher rahim, sehingga 76,6 persen pasien ketika terdeteksi sudah
memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas), karena kanker leher rahim biasanya
tanpa gejala apapun pada stadium awalnya. Penapisan dapat dilakukan dengan
melakukan tes Pap smear dan juga Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).
V. PESERTA KEGIATAN
17
Kegiatan ini diikuti oleh pasien yang datang untuk berobat dan sedang
menunggu antrian panggilan di Puskesmas Ulee Kareng Banda Aceh
Penyampaian Materi
Materi disampaikan dengan menggunakan alat bantu penyajian berupa
leaflet.
Penutup
Penyaji memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya
18
hubungan seksual pada satu pasangan. Sedangkan untuk mencegah penularan
kanker serviks melalui jalur non seksual dapat dilakukan dengan meningkatkan
kewaspadaan dalam menjaga kebersihan organ reproduksi wanita secara pribadi
terutama saat toilet caring di toilet kantor, pasar dan tempat umum lainnya.
Manifestasi klinis pada lesi prakanker 92% tidak mempunyai gejala kalau
ada hanya berupa rasa kering di vagina. Bila telah menjadi kanker serviks,
umumnya gejala yang timbul berupa perdarahan pervaginam (kontak atau diluar
masa haid), dan cairan keluar dari liang vagina. Kalau sudah lanjut, gejala dapat
berupa keluarcairan yang berbau tidak sedap, nyeri panggul, lumbosakral, gluteus,
gangguan berkemih (urinary frequency), nyeri di kandung kemih dan rektum.
Kalau sudah bermetastasis maka akan timbul gejala sesuai dengan organ yang
terkena. Penyakit residif menunjukkan gejala seperti edema tungkai unilateral,
nyeri siatika, dan gejala obstruksi ureter.
Pemeriksaan fisik dengan spekulum vagina pada lesi prakanker
tidakditemukan kelainan nyata atau hanya lesi berwarna putih dengan asam asetat.
Lesi invasif yang masih terlokalisasi terlihat di serviks atau telah meluas ke
forniks berwarna kemerahan, granular, atau eksofitik mudah berdarah tanpa atau
dengan gambaran nekrotik disertai darah atau cairan yang berbau.Pemeriksaan
dalam melalui vagina dapat meraba perluasan ke forniks, sedang pemeriksaan
rektal dapat mengetahui besarnya uterus, perluasan ke parametrium, rektum.
Kalau penyakit sudah meluas ke luar panggul makan dapat ditemukan gangguan
sentral, pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati, masa di abdomen,
pelvis, hidronefrosis atau efusi pleura atau tanda penyebaran ke tulang, dll.
Papsmear adalah suatu metode dimana dilakukan pengambilan sel dari
mulut rahim kemudian diperiksa dibawah mikroskop. Metode test Pap smear yang
umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit
sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan di analisa
di laboratorium. Tes itu dapat menyingkap apakah ada infeksi, radang atau sel-sel
abnormal. Menurut laporansedunia, dengan secara teratur melaukan test Pap
smear telah mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks. Setiap wanita
yang telah berumur 18 tahun atau wanita yang telah aktif secara seksual
selayaknya mulai memeriksakan pap smear. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan
19
setiap tahun walaupun tidak ada gejala kanker. Pemeriksaan dilakukan lebih dari
setahun jika sudah mencapai usia 65 tahun atau tiga pemeriksaan sebelumnya
menunjukkkan hasil normal.
Pap Smear dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks, untuk mendeteksi
adanya radang pada serviks dan tingkat peradangannnya, penyebab radang, serta
menentukan penanganan dan pengobatan.
Bahan pemeriksaan terdiri atas sekret vagina (sekret servical, sekret endo
servical, sekret endometrial, sekret fornik posterior). Jangan melakukan
pemeriksaan Pap Smear pada saat menstruasi karena sel-sel darah merah
mengaburkan sel-sel epitel pada pemeriksaan mikroskop.
20
8. Operator biasanya akan melanjutkan memeriksa ovarium, uterus, vagina, tuba
fallopi dan rectal(anus) dengan tangannya.
Pemeriksaan Pap Smear tidak membutuhkan pembiusan, baik bius lokal
maupun bius umum. Jika Pap Smear ditemukan gambaran sel yang tidak normal
maka akan dilakukan biopsi (pengambilan sedikit jaringan mulut rahim) untuk
pemeriksaan mikroskop lebih lanjut. Pemeriksaan biopsi berguna untuk
mengonfirmasi hasil pemeriksaan Pap Smear
Dengan demikian insiden kanker serviks sebenarnya dapat ditekan
dengan melakukan upaya pencegahan primer seperti meningkatkan atau
intensifikasi kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk menjalankan pola
hidup sehat, menghindari faktor risiko terkena kanker, melakukan immunisasi
dengan vaksin HPV dan diikuti dengan deteksi dini kanker serviks tersebut
melalui pemeriksaan pap smear atau IVA (inspeksi visual dengan menggunakan
asam acetat). Saat ini cakupan screening deteksi dini kanker serviks di
Indonesia melalui pap smear dan IVA masih sangat rendah (sekitar 5 %), padahal
cakupan screening yang efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian karena kanker serviks adalah 85 %. Artinya Indonesia akan kehilangan
600-750 orang perempuan yang masih produktif setiap bulannya. Hal ini mungkin
ada kaitannya dengan, sekitar sepertiga dari kasus-kasus kanker termasuk kanker
serviks datang ketempat pelayanan kesehatan pada stadium yang sudah lanjut
dimana kanker tersebut sudah menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh
sehingga biaya pengobatan semakin mahal dan angka kematian semakin tinggi.
Disisi lain kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kanker termasuk
faktor-faktor risiko dan upaya pencegahannya masih kurang. Padahal 90-95 %
faktor risiko terkena kanker berhubungan dengan perilaku dan lingkungan. Karena
itu perlu ada suatu gerakan bersama, menyeluruh dan berkesinambungan untuk
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker terutama kanker serviks
21
VIII. TANYA JAWAB DENGAN PESERTA
1. Bagaimana Cara Mencegahan Kanker Leher Rahim ?
Pencegahan kanker serviks terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1.
Pencegahan Primer Pencegahan primer merupakan upaya dalam mengurangi atau
menghilangkan kontak individu dengan karsinogen untuk mencegah terjadinya
proses karsinogenesis. Pencegahan primer juga dapat dilakukan dengan
menghindari berbagai faktor risiko, seperti dengan menunda aktivitas seksual
sampai usia 20 tahun, berhubungan secara monogami, serta penggunaan vaksin
HPV (Rasjidi, Irwanto, & Wicaksono, 2009). Universitas Sumatera Utara 2.
Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan kasus-
kasus dini kanker serviks, sehingga kemungkinan penyembuhan dapat
ditingkatkan. Pencegahan sekunder termasuk skrining dan deteksi dini seperti
Pap Smear, kolposkopi, servikografi, Pap net, dan inspeksi visual dengan asam
asetat (IVA). 3. Pencegahan Tersier Pencegahan tersier merupakan pencegahan
komplikasi klinik ndan kematian. Pencegahan dapat dilakukan dengan
memberikan pengobatan yang tepat berupa operasi, kemoterapi, atau radioterapi.
IX. PENUTUPAN
Penyuluhan telah dilakukan kepada pasien-pasien yang sedang menunggu
panggilan antrian utuk berobat di Puskesmas ulee kareng, Banda Aceh. Tanggapan
para peserta penyuluhan cukup baik dan antusias dalam mendengarkan materi.
Adapun harapan yang ingin dicapai dengan adanya penyuluhan ini adalah peserta
mempunyai pengetahuan mengenaicara pemcegahan kancegah kanker leher rahim
semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga
beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
IX. Dokumentasi
22
Banda Aceh, Juni 2016
Disetujui
DokterPembimbing I DokterPembimbing II
dr. Soraya
NIP. 19681012 200212 2 004
23
IMUNISASI
24
Lampiran II
Hari/ Imunisasi
JenisKelamin Umur BB Ket (mis:
No Tanggal NamaBayi yang
(L/P) (bulan) (kg) KIPI, dll)
diberikan
09/06/2016
1 Nailatul P 6 5 Polio -
DokterPembimbing I DokterPembimbing II
dr. Soraya
NIP. 19681012 200212 2 004
25
ANC
26
KEGIATAN DI UNIT ANC
Mengetahui,
DokterPembimbing I DokterPembimbing II
dr. Soraya
NIP. 19681012 200212 2 004
27
REKAM MEDIK
28
Tanggal Poliklin
Subjektif Objektif
ik
07/06/2016 Pria KU : batuk Vital Sign
KT: tenggorokan terasa gatalKesadaran : CM
RPS: Pasien datang dengan N : 88 x/i
keluhan batuk, tidak berdahak
RR: 20 x/I
namun terasa gatal di
T: 36,8 C
tenggorokan. Keluhan
Pemeriksaan Fisik
dirasakan pasien sudah 6 Kulit : turgor kembali
hari. Pasien menyangkalcepat
adanya keluhan pilek dan Mata : Konj. Pucat (-/-),
demam ikterik (-/-)
T/H : dbn
RPD : pasien pernah Mulut :
mengalami hal yang sama 10 Bibir:
hari yang lalu mukosa lembab
RPO : OBH Tonsil:
RPK : disangkal T1/T1,hiperemis (-)
RKS : pasien suka makan Faring :
gorengan Hiperemis (-/-),
Paru : simetris,
vesikular (+/
+), Rhonki (-/-), Wh (-/-)
Jantung : BJ I > II,bising
(-)
Abdomen : dbn
Ekstremitas : dbn
29
Nama : Rizqi M Berat Badan : 18 Kg
Umur : 12 tahun
JK : Laki-laki
Suku
Agama Rekam Medis
: Aceh
: Islam
Alamat: Ilie No : 866615
Puskesmas Ulee Kareng
Poliklin
Tanggal Subjektif Objektif Diag
ik
07/06/ pria KU : BAK merembes Vital Sign
2016 KT : tidak ada Kesadaran: CM Hyp
RPS : pasien datang dengan TD : - mmHg a
keluhan BAK merembes dari N : 84 x/i
bekas operasi. Pasien sudah RR: 20 x/i
mengalami operasi hypospadi T: 36,9 C
dua kali. Dan sekarang dari PemeriksaanFisik
tempat operasi keluar BAK Mata : dbn
T/H: ditemukan
RPD :disangkal hematom region
RPO :disangkal nasalis
RPK :disangkal Mulut :
RKS : - Bibir:
mukosa lembab
Tonsil:
T1/T1
Faring :
Hiperemis (-/-),
Paru:simetris,
Vesikuler(+/+),
Rhonki (-/-), Wh (-/-)
Jantung : Bj I > Bj
II, reg, bising (-)
Abdomen : dbn
Ekstremitas : dbn
30
07/06/2016 Pria KU : demam Vital Sign C
KT : batuk dan pilek Kesadaran : CM
RPS : pasien datang dengan keluhan TD : 110/70 mmHg
demam sejak satu hari yang lalu. N : 86 x/menit
Demam dirasakan terus-menerus.. RR : 19 x/menit
Pasien juga mengeluhkan batuk dan Suhu : 36,6
pilek. Batuk tidak berdahak. batuk Pemeriksaan Fisik
tidak terlalu sering. Mata :Konj. Pucat (-/-),
RPD : Tidak ada ikterik (-/-), hiperemis (-/-)
RPK : Tidak ada keluarga yang Hidung : Sekret (-/-), mukosa
mengeluh hal serupa hiperemis (-/-)
RPO : Tidak ada Faring : Hiperemis (+), T2-
RKS : pasien suka mengkonsumsi T2
makanan yang berminyak. Paru : simetris, vesikuler (+/
+), Rhonki (-/-), Wh (-/-)
Jantung : Dbn
Abdomen : Nyeri tekan (-),
soepel, peristaltik (+) normal.
H/L/R tidak teraba.
Ektremitas : Dbn
31
08/06/2016 wanita KU : nyeri kepala Vital Sign Cef
KT : nyeri perut dan mual Kesadaran : CM
RPS :pasien datang dengan keluhan TD : 120/70 mmHg
nyeri kepala yang sejak satu minggu N : 78x/menit
lalu. Nyeri kepala terus-menerus. RR : 20x/menit
Nyeri seperti tertekan. pasien juga Suhu : Afebris
mengeluhkan nyeri perut yang Pemeriksaan Fisik
hilang timbul. Pasien juga Mata :Konj. Pucat (-/-),
mengeluhkan mual. Demam ikterik (-/-), hiperemis (-/-)
disangkal Hidung : Sekret (-/-), mukosa
RPO : paracetamol hiperemis (-/-)
RPK : tidak ada dalam keluarga T/M : Dbn
yang mengalami keluhan yang sama Paru : simetris, vesikuler (+/
seperti pasien +), Rhonki (-/-), Wheezing
RKS : pasien sedang banyak (-/-)
perkerjaan Jantung : Dbn
Abdomen : Dbn
Ektremitas : udem tidak ada
32
Nama : M. Hafuq Pekerjaan : tidak ada
Umur : 12 tahun Suku : Aceh
JK : laki-laki Agama : Islam
Alamat: lamteh Rekam Medis
No :442414
33
07/06/ 2016 pria KU : bentol ditubuhKT : gatal Vital Sign D
RPS :pasien datag dengan keuhan Kesadaran : CM a
timbul bentol-bentol diseluruh tubuh TD : - mmHg
sejak satu hari lalu. Bentol yang N : 88x/menit
timbul disertai rasa gatal. Pasien RR : 20 x/menit
mengatakan sebelumnya Suhu : Afebris
mengkonsumsi udang dan seteah itu Pemeriksaan Fisik
timbul bentol-bentol. Mata : dbn
RPD : alergi udang T/H/M : dbn
RPK : disangkal Faring hiperemis (+)
RPO : disangkal Paru:simetris, Vesikuler(+/+),
RKS : - Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung : dbn
Abdomen : dbn
Ekstremitas : Dbn
Status lokalis
Ditemukan urtikaria ar
antebrachii, facialis, cruris
Poliklin D
Tanggal Subjektif Objektif
ik
34
07/06/2016 Pria KU : nyeri di dekat telinga Vital Sign p
KT : bengkak di dekat telinga Kesadaran : CM
RPS : pasien datang dengan keluhan TD : 120/70 mmHg
nyeri di dekat telinga sejak 3 hari lalu. N : 86x/menit, reg
RR : 20 x/menit
Nyeri dirasakan terus-menerus. Nyeri
Suhu : 36,8oC
disertai bengkak. Pasien seminggu lalu Pemeriksaan Fisik
mengalami pilek Mata :Konj. Pucat (-/-), ikterik
(-/-), hiperemis (-/-)
RPD : Pasien sebelumnya belum H : dbn
pernah mengeluhkan hal serupa. Paru : simetris, vesikuler (+/+),
RPK : Tidak ada Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
RPO : Tidak ada Jantung : Dbn
RKS : pasien tinggal di kos Abdomen : Dbn
Status lokalis: at region
submandibula dan pre auricular
ditemukan benjolan yang tidak
dapat digerakkan dan nyeri jika
disentuh
35
08/06/ 2016 wanita KU : batuk Vital Sign Fa
KT : pilek Kesadaran : CM
RPS pasien datang dengan keluhan batuk TD : 110/80 mmhg
berdahak berwarna kekuningan sejak 1 N : 86x/menit
minggu lalu. Pasien juga mengeluhkan RR : 20x/menit
pilek. Keluhan demam disangkal. Suhu : Afebris
Pemeriksaan Fisik
RPD : : Pasien sebelumnya belum pernah Mata :Konj. Pucat (-/-), ikterik
mengeluhkan keluhan yang sama seperti (-/-), hiperemis (-/-)
sekarang. Hidung : Sekret (+/+), mukosa
RPK : adik pasien mengalami hal yang hiperemis (+/+)
sama seperti pasien. T/M : Faring hiperemis (+/+),
RPO : tidak ada tonsil T1-T1.
RKS : pasien seorang ibu rumah tangga Paru : simetris, vesikuler (+/+),
Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung : Dbn
Abdomen : Normal
H/L/R tidak teraba
Ektremitas : Normal
36
08/06/2016 wanita KU : nyeri perut kiri Vital Sign di
KT : sering sendawa Kesadaran : CM
RPS : pasien datang dengan keluhan nyeri TD : 130/70 mmHg
perut kiri sejak 4 hari lalu. Nyeri terutama N : 82x/menit
ketika pasien telat makan. Pasien juga RR : 20x/menit
mengeluhkan sering sendawa dan mual. Suhu : Afebris
Keluhan muntah disangkal Pemeriksaan Fisik
Mata :Konj. Pucat (-/-), ikterik
RPD : pasien pernah mengalami keluhan (-/-), hiperemis (-/-)
yang sama Hidung : Sekret (-/-)
Faring : Hiperemis (-), T1-T1
RPK : tidak ada keluarga yang mengalami Paru : Simetris, vesikuler (+/
keluhan yang sama +), Rhonki (-/-), Wheezing
(-/-)
RPO : tidak ada Jantung : Dalam batas normal
RKS : pasien suka makan makanan pedas Abdomen : soepel, ditemukan
nyeri at region hipokondrium
sin. H/L/R dalam batas normal
Ektremitas : Dalam batas
normal
37
07/06/ 2016 Pria KU : batuk Vital Sign Co
KT :pilek Kesadaran : CM c
RPS :pasien datang dengan keluhan TD : 140/60 mmHg hip
batuk sejak 3 hari lalu. Batuk tidak N : 80x/menit g
RR : 20x/menit
berdahak. Pasien juga mengeluhkan
Suhu : Afebris
pilek Pemeriksaan Fisik
RPD : : pasien mempunyai riwayat Mata :Konj. Pucat (+/+),
hipertensi tidak terkontrol ikterik (-/-), hiperemis (-/-)
RPK : Tidak ada keluarga pasien yang Hidung : Sekret (-/-), mukosa
mengeluhkan keluhan yang sama hiperemis (-/-)
seperti pasien. T/M : dbn
RPO : amlodipin tetapi tidak teratur Paru : simetris, vesikuler (+/+),
diminum Rhonki (-/-), Wheezing (+/+)
RKS : - Jantung : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas
normal
Ektremitas : Dalam batas
normal
dr. Soraya
NIP. 19681012 200212 2 004
38
HOME VISITE
39
LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH
I. Identitas
Nama : Nadhira
Umur : 33 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kp. Doy
Status : menikah
Berat Badan : 65kg
Tinggi Badan : 165 cm
Tanggal Kunjungan : 12 Juni 2016
40
GENOGRAM
suharni zainab rukayah muhammad amiruddin marzuki ishak mardiah aminah fuad maisarah
: Miliaria
: perempuan
: laki-laki
Sianosis : (-)
Ikterus : (-)
41
Udema : (-)
Anemia : (-)
Kepala
Bentuk : Normal
Rambut : Berwarna hitam
Mulut
Bibir : Pucat (-), Sianosis (-)
Leher
Bentuk : Kesan simetris
42
Thorax
1 Thoraks depan
Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Kesan simetris
Tipe pernafasan : torako-abdominal
Retraksi : (-)
Palpasi
Stem Fremitus Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap.Paru bawah Normal Normal
Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Paru tengah Sonor Sonor
Lap.Paru bawah Sonor Sonor
Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru Vesikuler
Vesikuler
tengah
Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler
2 Thoraks Belakang
Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Kesan simetris
Tipe pernafasan : Thorako-abdominal
Retraksi : (-)
Palpasi
43
Stem premitus Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Parutengah Normal Normal
Lap.Paru bawah Normal Normal
Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Parutengah Sonor Sonor
Lap.Paru bawah Sonor Sonor
Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Jantung
Inspeksi :Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V linea axilaris anterior
Perkusi : Batas atas : ICS III sinistra
Batas kanan :Lineaparasternalis dextra
Batas bawah :ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Kesan simetris, distensi (-)
Palpasi : Distensi abdomen (-), Nyeri tekan (-),
Lien tidakteraba, hepar tidak teraba
Perkusi : Tympani usus (+), pekak hati (-), asites (-)
Auskultasi : peristaltik usus (N)
44
Ekstremitas
Ekstremitas Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianotik - - - -
kering - - - -
Ikterik - - - -
Gerakan Aktif Aktif Terbatas Terbatas
Tonus otot Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
Sensibilitas N N N N
Atrofi otot - - - -
Status lokalis
Regio facialis tampak papul multipel
IV. DIAGNOSA
miliaria
V. RENCANA PENGOBATAN
Medikamentosa
- Cetirizine 1 x 5 mg malam
- Salicyl talk
Non Medikamentosa
Pencegahan Primer
- Hindari faktor pencetus seperti berkeringat berlebihan
- Jika banyak berkeringat maka gantila pakaian yang dipakai atau
keringkan
Pencegahan Sekunder
- Istirahat cukup
- Jika gatal jangan di garuk
Pencegahan Tersier
- Berobat teratur
45
Dokumentasi
46
Banda Aceh, Juni 2016
Disetujui
Mengetahui,
DokterPembimbing I DokterPembimbing II
dr. Soraya
NIP. 19681012 200212 2 004
47
Lampiran V
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Mardiah
Umur : 60 bulan
Alamat : Kp. Doy
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Status : Sudah menikah
Berat Badan : 63 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Tanggal Kunjungan : 12 Juni 2016
II. ANAMNESIS
a. Keluhanutama:
Kebas di kaki
b. KeluhanTambahan :
Sering BAK
c. RiwayatPenyakitSekarang :
Pasien mengeluhkan sering merasakan kebas-kebas pada kedua
kaki sejak 5 tahun lalu. Kebas dirasakan terus-menerus dan
tidak berkurang dengan aktivitas. Psien juga mengeluhkan
sering BAK terutama pada malam hari.dan sering merasakan
lapar. Pasien juga mengatakan berat badan pasien mengalami
penurunan
48
pasien juga memiliki penyakit asam urat. Pasien menyangkal
adanya riwayat hipertensi
e. Riwayat Penyakit Keluarga:
Ayah pasien memiliki riwayat DM
f. Riwayat Penyakit Obat :
Metformin
g. Riwayat Kebiasaan/ Sosial/ Budaya
Pasien sudah mengurangi makanan manis
h. Keadaan Lingkungan Rumah Dan Sekitarnya
Pasien tinggal di rumah sendiri bersama keluarganya.
GENOGRAM
: DM
: perempuan
: laki-laki
49
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36,7oC
Pernafasan : 20 x/menit
STATUS INTERNUS
Kulit
Warna : Kuning langsat
Turgor : Cepat kembali
Sianosis : (-)
Ikterus : (-)
Udema : (-)
Anemia : (-)
Kepala
Bentuk : Normal
Rambut : Berwarna hitam
Mulut
Bibir : Pucat (-), Sianosis (-)
Leher
Bentuk : Kesan simetris
Thorax
3 Thoraks depan
Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Kesan simetris
Tipe pernafasan : torako-abdominal
Retraksi : (-)
Palpasi
Stem Fremitus Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap.Paru bawah Normal Normal
Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Paru tengah Sonor Sonor
Lap.Paru bawah Sonor Sonor
Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru Vesikuler
Vesikuler
tengah
Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler
4 Thoraks Belakang
Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Kesan simetris
Tipe pernafasan : Thorako-abdominal
Retraksi : (-)
Palpasi
Stem premitus Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Parutengah Normal Normal
Lap.Paru bawah Normal Normal
Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Parutengah Sonor Sonor
Lap.Paru bawah Sonor Sonor
Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Abdomen
Inspeksi : Kesan simetris, distensi (-)
Palpasi : Distensi abdomen (-), Nyeri tekan (-),
Lien tidakteraba, hepar tidak teraba
Perkusi : Tympani usus (+), pekak hati (-), asites (-)
Auskultasi : peristaltik usus (N)
IV. DIAGNOSA
Diabetes mellitus tipe 2
V. RENCANA PENGOBATAN
Medikamentosa
- Metformin 3 x500mg
Non Medikamentosa
Pencegahan Primer
- Kurangi makan-makanan manis
- Hidup sehat
- Olahraga teratur
Pencegahan Sekunder
- Istirahat cukup
- Minum obat teratur
Pencegahan Tersier
- Jika luka segera periksa ke dokter
V. DOKUMENTASI
Banda Aceh, Juni 2016
Disetujui
Mengetahui,
DokterPembimbing I DokterPembimbing II
dr. Soraya
NIP. 19681012 200212 2 004