Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

FAMILY MEDICINE
DI PUSKESMAS ULEE KARENG
BANDA ACEH

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior


Pada Bagian Family MedicineFakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Oleh:
Fadhillah Idris, S.Ked
1407101030065

Pembimbing:

dr. Muhammad, MPH


NIP. 19721018 200012 1 002

dr. Cut Elvira

BAGIAN FAMILY MEDICINE


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
ULEE KARENG BANDA ACEH
JUNI 2016

1
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
FAMILY MEDICINE
DI PUSKESMAS ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH
PERIODE 6 Juni - 19 Juni 2016

Disusun Oleh:

FADHILLAH IDRIS, S.KED


1407101030065

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
Pada Bagian Family Medicine Fakultas Kedokteran Unsyiah
Di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh

Disahkan Oleh :

Banda Aceh, juni 2016


Disetujui,
Dokter Pembimbing I Dokter Pembimbing II

dr. Muhammad, MPH dr. Cut Elvira


NIP. 19721018 200012 1 002

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Ulee Kareng

dr. Soraya
NIP. 19681012 200212 2 004

Kepala Bagian Family Medicine

dr. Hendra Kurniawan, M.Sc


NIP: 19820305 200812 1 004

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian Family
Medicine di Puskesmas Ulee kareng periode 6 Juni-19 Juni 2016. Laporan ini
merupakan salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Senior di
bagian Family Medicine FK-UNSYIAH/RSUDZA Banda Aceh.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Kepala
Puskesmas Ulee Kareng beserta seluruh staf yang telah banyak membimbing kami
mulai pelaksanaan tugas hingga pembuatan laporan ini, juga kepada teman-teman
dokter muda yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyelasaian tugas
ini,tak lupa pula kepada semua pihak yang telah membantu sehingga semua tugas
dapat dilaksanakan dengan baik.
Kami menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa tulisan ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Banda Aceh, Juni 2016

Penulis

3
PROMOSI
KESEHATAN

4
LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN ATAU PENYULUHAN
KESEHATAN MENGENAI GIZI SEIMBANG PADA ANAK

I. LatarBelakang
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
kurang dari normal. Faktor-faktor penyebab anemia gizi besi adalah status gizi
yang dipengaruhi oleh pola makanan, social ekonomi keluarga, lingkungan dan
status kesehatan. Khumaidi (1989) mengemukakan bahwa faktorfaktor yang
melatarbelakangi tingginya prevalensi anemia gizi besi di negara berkembang
adalah keadaan sosial ekonomi rendah meliputi pendidikan orang tua dan
penghasilan yang rendah serta kesehatan pribadi di lingkungan yang buruk.
Meskipun anemia disebabkan oleh berbagai faktor, namun lebih dari 50 %
kasus anemia yang terbanyak diseluruh dunia secara langsung disebabkan oleh
kurangnya masukan zat gizi besi.Selain itu penyebab anemia gizi besi dipengaruhi
oleh kebutuhan tubuh yang meningkat, akibat mengidap penyakit kronis dan
kehilangan darah karena menstruasi dan infeksi parasit (cacing).
Di negara berkembang seperti Indonesia penyakit kecacingan masih
merupakan masalah yang besar untuk kasus anemia gizi besi, karena diperkirakan
cacing menghisap darah 2-100 cc setaip harinya. Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun
sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu,
lemah, letih, lelah dan cepat lupa. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar,
olah raga dan produktifitas kerja. Selain itu anemia gizi besi akan menurunkan
daya tahan tubuh dan mengakibatkan mudah terkena infeksi.
Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia yang telah dilakukan
selama ini ditujukan pada ibu hamil, sedangkan remaja putri secara dini belum
terlalu diperhatikan. Agar anemia bisa dicegah atau diatasi maka harus banyak
mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi. Selain itu penanggulangan anemia
defisiensi besi dapat dilakukan dengan pencegahan infeksi cacaing danpemberian
tablet Fe yang dikombinasikan dengan vitamin C.

5
II. Judul Kegiatan

Kegiatan ini merupakan sebuah penyuluhan dengan judul Anemia


defisiensi besi.

III. TujuanKegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai apa yang dimaksud
dengan anemia defisiensi besi.
2. Memberikan pemahaman tentang apa saja penyebab anemia defisiensi besi
3. Memberikan penjelasan penatalaksanaan anemia defisiensi besi
4. Sebagai wahana mempererat tali silaturahmi antara mahasiswa kedokteran dengan
elemen masyarakat.
5. Mengaplikasikan ilmu yang didapat dokter muda ketika terjun ke masyarakat.

IV. Waktu Dan TempatKegiatan


Tempat : Pasar ulee kareng
Waktu : Selasa , 14 Juni 2016
Peserta : masyarakat sekitar
Pelaksana : Dokter Muda Fakultas Kedokteran Unsyiah

V. MetodePenyuluhan
Penyuluhan dilakukan dalam bentuk pemaparan tentang judul yang
disampaikan dalam bentuk edukasi dan penjelasan tentang pentingnya imunisasi
polio.
No Waktu KegiatanPenyuluhan Respon Media
1. Pembukaan Memberi salam Warga menjawab Leaflet
(3 menit) Memperkenalkan diri salam

Menyampaikan tujuan Warga memahami

penyuluhan maksud dan tujuan


2. Pelaksanaan Menyampaikan materi Mendengarkan materi Leaflet
(10 menit) Sesi Tanya jawab penyuluhan yang di
sampaikan

6
Warga memperhatikan
jalannya penyuluhan.
Warga bertanya.
3. Penutup Menyimpulkan materi Mendengarkan, Leaflet

Mengevaluasi dengan menjawab pertanyaan,


menanyakan kepada dan menjawab salam
sasaran tentang materi
yang telah diberikan.
Mengakhiri pertemuan
dengan mengucapkan
salam dan terima kasih

VI. Materi Penyuluhan


A. Anemia
Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang
dari normal, berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan kehamilan.
Batas normal dari kadar Hb dalam darah dapat
dilihat pada tabel berikut :

.
Anemia Defisiensi Besi
Anemia Defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat
besi dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena
terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi
dalam darah.
Jika simpanan zat besi dalam tubuh seseorang sudah sangat rendah berarti
orang tersebut mendekati anemia walaupun belum ditemukan gejala-gejala
fisiologis. Simpanan zat besi yang sangat rendah lambat laun tidak akan cukup

7
untuk membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang sehingga kadar
hemoglobin terus menurun di bawah batas normal, keadaan inilah yang disebut
anemia gizi besi.

B. Etiologi Anemia Defisiensi Besi


Penyebab Anemia Defisiensi Besi adalah :
1. Asupan zat besi
Rendahnya asupan zat besi sering terjadi pada orang-orang yang
mengkonsumsi bahan makananan yang kurang beragam dengan menu makanan
yang terdiri dari nasi, kacang-kacangan dan sedikit daging, unggas, ikan yang
merupakan sumber zat besi. Gangguan defisiensi besi sering terjadi karena
susunan makanan yang salah baik jumlah maupun kualitasnya yang disebabkan
oleh kurangnya penyediaan pangan, distribusi makanan yang kurang baik,
kebiasaan makan yang salah, kemiskinan dan ketidaktahuan.
2. Penyerapan zat besi
Diet yang kaya zat besi tidaklah menjamin ketersediaan zat besi dalam
tubuh karena banyaknya zat besi yang diserap sangat tergantung dari jenis zat besi
dan bahan makanan yang dapat menghambat dan meningkatkan penyerapan besi.
3. Kebutuhan meningkat
Kebutuhan akan zat besi akan meningkat pada masa pertumbuhan seperti
pada bayi, anak-anak, remaja, kehamilan dan menyusui. Kebutuhan zat besi juga
meningkat pada kasus-kasus pendarahan kronis yang disebabkan oleh parasit.
4. Kehilangan zat besi
Kehilangan zat besi melalui saluran pencernaan, kulit dan urin disebut
kehilangan zat besi basal. Pada wanita selain kehilangan zat besi basal juga
kehilangan zat besi melalui menstruasi. Di samping itu kehilangan zat besi
disebabkan pendarahan oleh infeksi cacing di dalam usus.

C. Gejala
Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi
besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit
dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama

8
dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing,
palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem
neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.
Berkurangnya hemoglobin menyebabkan gejala-gejala umum seperti keletihan,
palpitasi, pucat, tinitus, dan mata berkunang-kunang disamping itu juga dijumpai
gejala tambahan yang diduga disebabkan oleh kekurangan enzim sitokrom,
sitikrom C oksidase dan hemeritin dalam jaringan-jaringan, yang bersifat khas
seperti pusing kepala, parastesia, ujung jari dingin, atropi papil lidah.

D. Pencegahan dan Pengobatan Anemia Defisiensi Besi


Upaya yang dilakukan dalam pencegahan dan penanggulangan anemia adalah
a. Suplementasi tabet Fe
b. Fortifikasi makanan dengan besi
c. Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan konsumsi pangan
yang memudahkan absorbsi besi seperti menambahkan vitamin C.
d. Penurunan kehilangan besi dengan pemberantasan cacing.Dalam upaya
mencegah dan menanggulangi anemia adalah dengan mengkonsumsi tablet
tambah darah. Telah terbukti dari berbagai penelitian bahwa suplementasi, zat besi
dapat meningkatkan kadar Hemoglobin.

Dapat dilakukan antara lain dengan cara:


a. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan
Mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah cukup. Namun karena
harganya cukup tinggi sehingga masyarakat sulit menjangkaunya. Untuk itu
diperlukan alternatif yang lain untuk mencegah anemia gizi besi. Memakan
beraneka ragam makanan yang memiliki zat gizi saling melengkapi termasuk
vitamin yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi, seperti vitamin C.
Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50, 100 dan 250 mg dapat
meningkatkan penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4 dan 5 kali. Buah-buahan segar
dan sayuran sumber vitamin C, namun dalam proses pemasakan 50 - 80 %
vitamin C akan rusak. Mengurangi konsumsi makanan yang bisa menghambat
penyerapan zat besi seperti : fitat, fosfat, tannin.

9
b. Suplementasi zat besi
Pemberian suplemen besi menguntungkan karena dapat memperbaiki
status hemoglobin dalam waktu yang relatif singkat. Di Indonesia pil besi yang
umum digunakan dalam suplementasi zat besi adalah frrous sulfat.

VII. Tanya Jawab


1. Apakah yang harus kita lakukan setelah kita mengkonsumsi suplemen
zat besi?

Tes darah lanjutan perlu dilakukan untuk memastikan pengobatan yang


dilakukan berhasil. Tingkat hemoglobin akan diperiksa melalui tes darah apakah
sudah naik pada 10 hari setelah memulai pengobatan. Kebanyakan penderita
anemia defisiensi besi tidak perlu diawasi terus-menerus. Untuk melihat apakah
kondisi sudah pulih atau jika dokter merasa perlu maka akan dilakukan tes darah
kembali.

VI. Penutup
Penyuluhan kesehatan mengenai anemia defisiensi besi di wilayah kerja
Puskesmas Ulee kareng Banda Aceh pada tanggal 14 juni 2016, peserta
merupakan warga sekitar .
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
dokter yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada saya dalam
menyelesaikan tugas ini. Semoga hal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Dalam penyusuannya penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan
dengan demikian penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna
perbaikan kepustakaan ini.

VII. Dokumentasi

10
Banda Aceh, juni 2016
Mengetahui :

DokterPembimbing I DokterPembimbing II

dr. Muhammad, MPH dr. Cut Elvira


NIP. 19721018 200012 1 002

Kepala UPTD Puskesmas Ulee Kareng

dr. Soraya
NIP. 19681012 200212 2 004

11
12
13
14
15
LAPORAN KEGIATAN PROMOSI
KESEHATAN (PENYULUHAN)
CEGAH KANKER LEHER RAHIM MELALUI PAP SMEAR

I. PENDAHULUAN
Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari metaplasia
epiteldi daerah skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan mukosa vagina
dan mukosa kanalis servikalis. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi
pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang
senggama atau vagina. Kanker leher rahim biasanya menyerang wanita berusia
35-55 tahun. Sebanyak 90% dari kanker leher rahim berasal dari sel skuamosa
yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir
pada saluran servikal yang menuju ke rahim.
Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak
akibat penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat
dicegah bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki.
Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh
dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang.

Insiden dan mortalitas kanker serviks di dunia menempati urutan kedua


setelah kanker payudara. Sementara itu, di negara berkembang masih menempati
urutan pertama sebagai penyebab kematian kanker pada usia produktif. Hampir
80% kasus berada di negara berkembang. Sebelum tahun 1930, kanker servik
merupakan penyebab utama kematian wanita dan kasusnya turun secara draktis
semenjak diperkenalkannya teknik skrining pap smear oleh Papanikolau. Namun,
sayang hingga kini program skrining belum lagi masyarakat di negara
berkembang, hingga mudah dimengerti mengapa insiden kanker serviks masih
tetap tinggi.
Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker
yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang
menyerang leher rahim. Kelompok berisiko untuk terjadinya kanker serviks
adalah wanita di atas usia 30 tahun yang memiliki banyak anak dan dengan
perilaku menjaga kesehatan reproduksi yang masih kurang. Kebiasaan gonta ganti

16
pasangan seksual merupakan salah satu faktor utama penularan virus HPv
penyebab kanker serviks ini terjadi. Di Indonesia hanya 5 persen yang melakukan
penapisan kanker leher rahim, sehingga 76,6 persen pasien ketika terdeteksi sudah
memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas), karena kanker leher rahim biasanya
tanpa gejala apapun pada stadium awalnya. Penapisan dapat dilakukan dengan
melakukan tes Pap smear dan juga Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).

Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan


perilaku sel epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi
sebagai upaya pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa mendatang.
Cakupan deteksi dini terhadap kanker serviks baru dibawah 5%
mengakibatkan banyak kasus ini ditemukan sudah pada stadium lanjut yang sering
kali mengakibatkan kematian. Deteksi dini dilakukan untuk melacak adanya
perubahan sel kearah keganasan secara dini Kanker serviks sering terjadi pada
usia diatas 40 tahun, displasia paling banyak terjadi pada perempuan usia sekitar
35 tahun. Oleh karena itu, pada tempat dengan sumber daya terbatas, deteksi dini
semestinya difokuskan pada perempuan usia 30-40 tahun. Dianjurkan sekali
setahun secara teratur seumur hidup. Bila pemeriksaan tahunan 3x berturut turut
hasilnya normal, pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan setiap 3 tahun.
II. NAMA KEGIATAN
Cegah Kanker Rahim Melalui PAP SMEAR
III. TUJUAN KEGIATAN
1. Menjelaskan tentang pengertian kanker rahim
2. Menjelaskan tentang pemeriksaan pap smear

IV. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN


Kegiatan penyuluhan kesehetan dilakukan pada tanggal:
Hari/Tanggal : Senin/ 13 Juni 2016
Waktu : 09:00 wib s/d selesai
Tempat : Puskesmas Ulee kareng
Topik : Cegah Kanker Rahim Dengan Pap smear

V. PESERTA KEGIATAN

17
Kegiatan ini diikuti oleh pasien yang datang untuk berobat dan sedang
menunggu antrian panggilan di Puskesmas Ulee Kareng Banda Aceh

VI. METODE PENYULUHAN


Metode kegiatan penyuluhan dibagi dalam 3 tahap yaitu:
Tahap pengenalan dan penggalian pengetahuan peserta
Setelah memberisalam dan perkenalan, pemateri terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi
disampaikan. Kemudian dilanjutkan dengan penggalian pengetahuan
peserta terhadap judul materi yang akan disampaikan.

Penyampaian Materi
Materi disampaikan dengan menggunakan alat bantu penyajian berupa
leaflet.
Penutup
Penyaji memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya

VII. MATERI PENYULUHAN


Kanker Serviks merupakan jenis kanker terbanyak yang ditemukan oleh
Yayasan Kanker Indonesia setelah kanker payudara. Menurut WHO, 490.000
perempuan didunia setiap tahun didiagnosa terkena kanker serviks dan 80 %
berada di Negara Berkembang termasuk Indonesia. Setiap 1 menit muncul 1
kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1 orang perempuan karena kanker
serviks. Di Indonesia diperkirakan setiap hari muncul 40-45 kasus baru, 20-25
orang meninggal, berarti setiap 1 jam diperkirakan1 orang perempuan meninggal
dunia karena kanker serviks.
Penyebab kanker serviks adalah Human Papilloma Virus (HPV) yang
sering kali tidak menimbulkan gejala sampai pada tahap yang lebih parah.
Banyak orang tidak tahu kapan mereka terinfeksi HPV dan banyak orang dapat
menularkan infeksi HPV tanpa menyadarinya. Cara penularan kanker serviks
dapat melalui jalur seksual dan non seksual. Untuk menghindari penularan
melalui jalur seksual, penting untuk menjaga konsistensi dalam melakukan

18
hubungan seksual pada satu pasangan. Sedangkan untuk mencegah penularan
kanker serviks melalui jalur non seksual dapat dilakukan dengan meningkatkan
kewaspadaan dalam menjaga kebersihan organ reproduksi wanita secara pribadi
terutama saat toilet caring di toilet kantor, pasar dan tempat umum lainnya.
Manifestasi klinis pada lesi prakanker 92% tidak mempunyai gejala kalau
ada hanya berupa rasa kering di vagina. Bila telah menjadi kanker serviks,
umumnya gejala yang timbul berupa perdarahan pervaginam (kontak atau diluar
masa haid), dan cairan keluar dari liang vagina. Kalau sudah lanjut, gejala dapat
berupa keluarcairan yang berbau tidak sedap, nyeri panggul, lumbosakral, gluteus,
gangguan berkemih (urinary frequency), nyeri di kandung kemih dan rektum.
Kalau sudah bermetastasis maka akan timbul gejala sesuai dengan organ yang
terkena. Penyakit residif menunjukkan gejala seperti edema tungkai unilateral,
nyeri siatika, dan gejala obstruksi ureter.
Pemeriksaan fisik dengan spekulum vagina pada lesi prakanker
tidakditemukan kelainan nyata atau hanya lesi berwarna putih dengan asam asetat.
Lesi invasif yang masih terlokalisasi terlihat di serviks atau telah meluas ke
forniks berwarna kemerahan, granular, atau eksofitik mudah berdarah tanpa atau
dengan gambaran nekrotik disertai darah atau cairan yang berbau.Pemeriksaan
dalam melalui vagina dapat meraba perluasan ke forniks, sedang pemeriksaan
rektal dapat mengetahui besarnya uterus, perluasan ke parametrium, rektum.
Kalau penyakit sudah meluas ke luar panggul makan dapat ditemukan gangguan
sentral, pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati, masa di abdomen,
pelvis, hidronefrosis atau efusi pleura atau tanda penyebaran ke tulang, dll.
Papsmear adalah suatu metode dimana dilakukan pengambilan sel dari
mulut rahim kemudian diperiksa dibawah mikroskop. Metode test Pap smear yang
umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit
sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan di analisa
di laboratorium. Tes itu dapat menyingkap apakah ada infeksi, radang atau sel-sel
abnormal. Menurut laporansedunia, dengan secara teratur melaukan test Pap
smear telah mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks. Setiap wanita
yang telah berumur 18 tahun atau wanita yang telah aktif secara seksual
selayaknya mulai memeriksakan pap smear. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan

19
setiap tahun walaupun tidak ada gejala kanker. Pemeriksaan dilakukan lebih dari
setahun jika sudah mencapai usia 65 tahun atau tiga pemeriksaan sebelumnya
menunjukkkan hasil normal.
Pap Smear dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks, untuk mendeteksi
adanya radang pada serviks dan tingkat peradangannnya, penyebab radang, serta
menentukan penanganan dan pengobatan.
Bahan pemeriksaan terdiri atas sekret vagina (sekret servical, sekret endo
servical, sekret endometrial, sekret fornik posterior). Jangan melakukan
pemeriksaan Pap Smear pada saat menstruasi karena sel-sel darah merah
mengaburkan sel-sel epitel pada pemeriksaan mikroskop.

Kelebihan dan Kelemahan Pemeriksaan Pap Smear , yaitu :


1. Kelebihan: Menenangkan hati bagi sebagian besar orang yang mengalami
perubahan sebelum ganas, dapat ditangani lebih dini bila ada tanda-tanda
keganasan, menghasilkan peningkatan harapan hidup.
2. Kelemahan : Rasa takut menemukan kanker, kecemasan terjadi saat menunggu
hasil
Prosedur Pap Smear yaitu:
1. Pemeriksaan akan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Tidur telentang dengan kedua kaki berada pada penyangga kaki di kiri dan
kanan tempat tidur.
3. Pemeriksa akan memeriksa apakah ada pembengkakan, luka, inflamasi, atau
gangguan lain pada alat kelamin bagian luar.
4. Memasukkan instrumen metal atau plastik yang disebut spekulum ke dalam
vagina. Tujuannya agar muluit rahim dapat leluasa terlihat.
5. Dengan swab atau spatula kayu atau semacam sikat, operator mengambil sel
pada saluran mulut rahim, pada puncak mulut rahim, dan pada daerah peralihan
mulut rahim dan vagina.
6. Operator akan meletakkan sel-sel tersebut pada kaca obyek yang kemudian
akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
7. Spekulum kemudian dilepaskan.

20
8. Operator biasanya akan melanjutkan memeriksa ovarium, uterus, vagina, tuba
fallopi dan rectal(anus) dengan tangannya.
Pemeriksaan Pap Smear tidak membutuhkan pembiusan, baik bius lokal
maupun bius umum. Jika Pap Smear ditemukan gambaran sel yang tidak normal
maka akan dilakukan biopsi (pengambilan sedikit jaringan mulut rahim) untuk
pemeriksaan mikroskop lebih lanjut. Pemeriksaan biopsi berguna untuk
mengonfirmasi hasil pemeriksaan Pap Smear
Dengan demikian insiden kanker serviks sebenarnya dapat ditekan
dengan melakukan upaya pencegahan primer seperti meningkatkan atau
intensifikasi kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk menjalankan pola
hidup sehat, menghindari faktor risiko terkena kanker, melakukan immunisasi
dengan vaksin HPV dan diikuti dengan deteksi dini kanker serviks tersebut
melalui pemeriksaan pap smear atau IVA (inspeksi visual dengan menggunakan
asam acetat). Saat ini cakupan screening deteksi dini kanker serviks di
Indonesia melalui pap smear dan IVA masih sangat rendah (sekitar 5 %), padahal
cakupan screening yang efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian karena kanker serviks adalah 85 %. Artinya Indonesia akan kehilangan
600-750 orang perempuan yang masih produktif setiap bulannya. Hal ini mungkin
ada kaitannya dengan, sekitar sepertiga dari kasus-kasus kanker termasuk kanker
serviks datang ketempat pelayanan kesehatan pada stadium yang sudah lanjut
dimana kanker tersebut sudah menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh
sehingga biaya pengobatan semakin mahal dan angka kematian semakin tinggi.
Disisi lain kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kanker termasuk
faktor-faktor risiko dan upaya pencegahannya masih kurang. Padahal 90-95 %
faktor risiko terkena kanker berhubungan dengan perilaku dan lingkungan. Karena
itu perlu ada suatu gerakan bersama, menyeluruh dan berkesinambungan untuk
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker terutama kanker serviks

Visi dari Promosi Kesehatan yaitu meningkatnya kemampuan masyarakat untuk


memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya
sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial

21
VIII. TANYA JAWAB DENGAN PESERTA
1. Bagaimana Cara Mencegahan Kanker Leher Rahim ?
Pencegahan kanker serviks terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1.
Pencegahan Primer Pencegahan primer merupakan upaya dalam mengurangi atau
menghilangkan kontak individu dengan karsinogen untuk mencegah terjadinya
proses karsinogenesis. Pencegahan primer juga dapat dilakukan dengan
menghindari berbagai faktor risiko, seperti dengan menunda aktivitas seksual
sampai usia 20 tahun, berhubungan secara monogami, serta penggunaan vaksin
HPV (Rasjidi, Irwanto, & Wicaksono, 2009). Universitas Sumatera Utara 2.
Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan kasus-
kasus dini kanker serviks, sehingga kemungkinan penyembuhan dapat
ditingkatkan. Pencegahan sekunder termasuk skrining dan deteksi dini seperti
Pap Smear, kolposkopi, servikografi, Pap net, dan inspeksi visual dengan asam
asetat (IVA). 3. Pencegahan Tersier Pencegahan tersier merupakan pencegahan
komplikasi klinik ndan kematian. Pencegahan dapat dilakukan dengan
memberikan pengobatan yang tepat berupa operasi, kemoterapi, atau radioterapi.

2. Siapa Saja Yang di Anjurkan Untuk Pemeriksaan Pap Smear ?


Semua perempuan yang telah melakukan hubungan seksual secara aktif,
terutama yang telah berusia 30-50 tahun. Dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan minimal 5 tahun sekali, bila memungkinkan 3 tahun sekali.

IX. PENUTUPAN
Penyuluhan telah dilakukan kepada pasien-pasien yang sedang menunggu
panggilan antrian utuk berobat di Puskesmas ulee kareng, Banda Aceh. Tanggapan
para peserta penyuluhan cukup baik dan antusias dalam mendengarkan materi.
Adapun harapan yang ingin dicapai dengan adanya penyuluhan ini adalah peserta
mempunyai pengetahuan mengenaicara pemcegahan kancegah kanker leher rahim
semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga
beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

IX. Dokumentasi

22
Banda Aceh, Juni 2016
Disetujui

DokterPembimbing I DokterPembimbing II

dr. Muhammad, MPH dr. Cut Elvira


NIP. 19721018 200012 1 002

Kepala UPTD Puskesmas Ulee Kareng

dr. Soraya
NIP. 19681012 200212 2 004

23
IMUNISASI

24
Lampiran II

KEGIATAN DI UNIT IMUNISASI

Hari/ Imunisasi
JenisKelamin Umur BB Ket (mis:
No Tanggal NamaBayi yang
(L/P) (bulan) (kg) KIPI, dll)
diberikan

09/06/2016
1 Nailatul P 6 5 Polio -

Banda Aceh, Juni 2016


Mengetahui

DokterPembimbing I DokterPembimbing II

dr. Muhammad, MPH dr. Cut Elvira


NIP. 19721018 200012 1 002

Kepala UPTD Puskesmas Ulee Kareng

dr. Soraya
NIP. 19681012 200212 2 004

25
ANC

26
KEGIATAN DI UNIT ANC

N Tanggal Nama Ibu Umur Berat Tekanan Suntika Tinggi Usia Ta


o Badan Darah n TT Fundus keha B
Uteri mila H
n
1 50 kg 101/70 1x 30 cm 36 1
6 Juni Sri 34
mmHg Min g
2016 Wahyuni Tahun
ggu

Banda Aceh, Juni 2016

Mengetahui,

DokterPembimbing I DokterPembimbing II

dr. Muhammad, MPH dr. Cut Elvira


NIP. 19721018 200012 1 002

Kepala UPTD Puskesmas Ulee Kareng

dr. Soraya
NIP. 19681012 200212 2 004

27
REKAM MEDIK

28
Tanggal Poliklin
Subjektif Objektif
ik
07/06/2016 Pria KU : batuk Vital Sign
KT: tenggorokan terasa gatalKesadaran : CM
RPS: Pasien datang dengan N : 88 x/i
keluhan batuk, tidak berdahak
RR: 20 x/I
namun terasa gatal di
T: 36,8 C
tenggorokan. Keluhan
Pemeriksaan Fisik
dirasakan pasien sudah 6 Kulit : turgor kembali
hari. Pasien menyangkalcepat
adanya keluhan pilek dan Mata : Konj. Pucat (-/-),
demam ikterik (-/-)
T/H : dbn
RPD : pasien pernah Mulut :
mengalami hal yang sama 10 Bibir:
hari yang lalu mukosa lembab
RPO : OBH Tonsil:
RPK : disangkal T1/T1,hiperemis (-)
RKS : pasien suka makan Faring :
gorengan Hiperemis (-/-),
Paru : simetris,
vesikular (+/
+), Rhonki (-/-), Wh (-/-)
Jantung : BJ I > II,bising
(-)
Abdomen : dbn
Ekstremitas : dbn

Nama : Neburkanezar Suku : Aceh


Umur : 67 tahun
JK : laki-laki
Agama : Islam
No. :213616
Rekam Medis
Alamat: IMKA Pekerjaan : Pensiunan
Puskesmas Ulee Kareng

29
Nama : Rizqi M Berat Badan : 18 Kg
Umur : 12 tahun
JK : Laki-laki
Suku
Agama Rekam Medis
: Aceh
: Islam
Alamat: Ilie No : 866615
Puskesmas Ulee Kareng
Poliklin
Tanggal Subjektif Objektif Diag
ik
07/06/ pria KU : BAK merembes Vital Sign
2016 KT : tidak ada Kesadaran: CM Hyp
RPS : pasien datang dengan TD : - mmHg a
keluhan BAK merembes dari N : 84 x/i
bekas operasi. Pasien sudah RR: 20 x/i
mengalami operasi hypospadi T: 36,9 C
dua kali. Dan sekarang dari PemeriksaanFisik
tempat operasi keluar BAK Mata : dbn
T/H: ditemukan
RPD :disangkal hematom region
RPO :disangkal nasalis
RPK :disangkal Mulut :
RKS : - Bibir:
mukosa lembab
Tonsil:
T1/T1
Faring :
Hiperemis (-/-),
Paru:simetris,
Vesikuler(+/+),
Rhonki (-/-), Wh (-/-)
Jantung : Bj I > Bj
II, reg, bising (-)
Abdomen : dbn
Ekstremitas : dbn

Nama : azzahra Pekerjaan : tidak ada


Umur : 7 tahun Suku : Aceh
JK : Perempuan Rekam Medis
Agama : Islam
Alamat: P. Raya No : 177916

Puskesmas Ulee Kareng


Poliklin D
Tanggal Subjektif Objektif
ik

30
07/06/2016 Pria KU : demam Vital Sign C
KT : batuk dan pilek Kesadaran : CM
RPS : pasien datang dengan keluhan TD : 110/70 mmHg
demam sejak satu hari yang lalu. N : 86 x/menit
Demam dirasakan terus-menerus.. RR : 19 x/menit
Pasien juga mengeluhkan batuk dan Suhu : 36,6
pilek. Batuk tidak berdahak. batuk Pemeriksaan Fisik
tidak terlalu sering. Mata :Konj. Pucat (-/-),
RPD : Tidak ada ikterik (-/-), hiperemis (-/-)
RPK : Tidak ada keluarga yang Hidung : Sekret (-/-), mukosa
mengeluh hal serupa hiperemis (-/-)
RPO : Tidak ada Faring : Hiperemis (+), T2-
RKS : pasien suka mengkonsumsi T2
makanan yang berminyak. Paru : simetris, vesikuler (+/
+), Rhonki (-/-), Wh (-/-)
Jantung : Dbn
Abdomen : Nyeri tekan (-),
soepel, peristaltik (+) normal.
H/L/R tidak teraba.
Ektremitas : Dbn

Nama : santri Pekerjaan : Swasta


Umur : 28 tahun Suku :Aceh
JK : Perempuan
Alamat: ceurih
Rekam Medis
Agama
No
:Islam
:884715

Puskesmas Ulee Kareng


Poliklini Dia
Tanggal Subjektif Objektif
k s

31
08/06/2016 wanita KU : nyeri kepala Vital Sign Cef
KT : nyeri perut dan mual Kesadaran : CM
RPS :pasien datang dengan keluhan TD : 120/70 mmHg
nyeri kepala yang sejak satu minggu N : 78x/menit
lalu. Nyeri kepala terus-menerus. RR : 20x/menit
Nyeri seperti tertekan. pasien juga Suhu : Afebris
mengeluhkan nyeri perut yang Pemeriksaan Fisik
hilang timbul. Pasien juga Mata :Konj. Pucat (-/-),
mengeluhkan mual. Demam ikterik (-/-), hiperemis (-/-)
disangkal Hidung : Sekret (-/-), mukosa
RPO : paracetamol hiperemis (-/-)
RPK : tidak ada dalam keluarga T/M : Dbn
yang mengalami keluhan yang sama Paru : simetris, vesikuler (+/
seperti pasien +), Rhonki (-/-), Wheezing
RKS : pasien sedang banyak (-/-)
perkerjaan Jantung : Dbn
Abdomen : Dbn
Ektremitas : udem tidak ada

Nama : Marzuki Pekerjaan : PNS


Umur :39 tahun
JK : Perempuan
Rekam Medis
Suku
Agama
: Aceh
: Islam
Alamat: Lambhuk No :84316
Puskesmas Ulee Kareng
Poliklin D
Tanggal Subjektif Objektif
ik
07/06/2016 pria KU : BAK berdarah Vital Sign H
KT : nyeri Kesadaran : CM ec
RPS :pasien datang dengan keluhan TD : 120/70 mmHg ne
BAK berdarah sejak satu hari yang N : 84x/menit
lau. Darah yang keluar sedikit dan RR : 20x/menit
seperti gumpalan. Pasien juga Suhu : 36,9C
mengeluhkan nyeri saat BAK. Pemeriksaan Fisik
Keluhan demam disangkal Mata :Konj. Pucat (-/-),
ikterik (-/-), hiperemis (-/-)
RPD : pasien menjalani operasi batu Hidung : Sekret (-/-), mukosa
ginjal satu bulan lalu hiperemis (-/-)
T/M : Dbn
RPK : tidak ada Paru : simetris, vesikuler (+/
+), Rhonki (-/-), Wheezing
RPO : tidak ada (-/-)
RKS : - Jantung : Dbn
Abdomen : Dbn
Ektremitas : Dbn

32
Nama : M. Hafuq Pekerjaan : tidak ada
Umur : 12 tahun Suku : Aceh
JK : laki-laki Agama : Islam
Alamat: lamteh Rekam Medis
No :442414

Puskesmas Ulee Kareng


Poliklin D
Tanggal Subjektif Objektif
ik

33
07/06/ 2016 pria KU : bentol ditubuhKT : gatal Vital Sign D
RPS :pasien datag dengan keuhan Kesadaran : CM a
timbul bentol-bentol diseluruh tubuh TD : - mmHg
sejak satu hari lalu. Bentol yang N : 88x/menit
timbul disertai rasa gatal. Pasien RR : 20 x/menit
mengatakan sebelumnya Suhu : Afebris
mengkonsumsi udang dan seteah itu Pemeriksaan Fisik
timbul bentol-bentol. Mata : dbn
RPD : alergi udang T/H/M : dbn
RPK : disangkal Faring hiperemis (+)
RPO : disangkal Paru:simetris, Vesikuler(+/+),
RKS : - Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung : dbn
Abdomen : dbn
Ekstremitas : Dbn
Status lokalis
Ditemukan urtikaria ar
antebrachii, facialis, cruris

Nama : Edi Pekerjaan : PNS


Umur : 35 tahun Suku :Aceh
JK :laki-laki Rekam Medis
Agama :Islam
Alamat: lamteh No BPJS : 443914

Puskesmas Ulee Kareng

Poliklin D
Tanggal Subjektif Objektif
ik

34
07/06/2016 Pria KU : nyeri di dekat telinga Vital Sign p
KT : bengkak di dekat telinga Kesadaran : CM
RPS : pasien datang dengan keluhan TD : 120/70 mmHg
nyeri di dekat telinga sejak 3 hari lalu. N : 86x/menit, reg
RR : 20 x/menit
Nyeri dirasakan terus-menerus. Nyeri
Suhu : 36,8oC
disertai bengkak. Pasien seminggu lalu Pemeriksaan Fisik
mengalami pilek Mata :Konj. Pucat (-/-), ikterik
(-/-), hiperemis (-/-)
RPD : Pasien sebelumnya belum H : dbn
pernah mengeluhkan hal serupa. Paru : simetris, vesikuler (+/+),
RPK : Tidak ada Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
RPO : Tidak ada Jantung : Dbn
RKS : pasien tinggal di kos Abdomen : Dbn
Status lokalis: at region
submandibula dan pre auricular
ditemukan benjolan yang tidak
dapat digerakkan dan nyeri jika
disentuh

Nama : Yohana Pekerjaan : IRT


Umur :30 tahun Suku :Aceh
JK :Perempuan Rekam Medis
Agama :Islam
Alamat: ilie No :0000228273658

Puskesmas Ulee Kareng


Poli Dia
Tanggal Subjektif Objektif
klinik

35
08/06/ 2016 wanita KU : batuk Vital Sign Fa
KT : pilek Kesadaran : CM
RPS pasien datang dengan keluhan batuk TD : 110/80 mmhg
berdahak berwarna kekuningan sejak 1 N : 86x/menit
minggu lalu. Pasien juga mengeluhkan RR : 20x/menit
pilek. Keluhan demam disangkal. Suhu : Afebris
Pemeriksaan Fisik
RPD : : Pasien sebelumnya belum pernah Mata :Konj. Pucat (-/-), ikterik
mengeluhkan keluhan yang sama seperti (-/-), hiperemis (-/-)
sekarang. Hidung : Sekret (+/+), mukosa
RPK : adik pasien mengalami hal yang hiperemis (+/+)
sama seperti pasien. T/M : Faring hiperemis (+/+),
RPO : tidak ada tonsil T1-T1.
RKS : pasien seorang ibu rumah tangga Paru : simetris, vesikuler (+/+),
Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung : Dbn
Abdomen : Normal
H/L/R tidak teraba
Ektremitas : Normal

Nama : Nurhalimah Pekerjaan : swasta


Umur : 30 tahun Suku :Aceh
JK :perempuan Agama :Islam
Alamat:ceurih Rekam Medis
No :437815

Puskesmas Ulee Kareng


Poliklin Dia
Tanggal Subjektif Objektif
ik

36
08/06/2016 wanita KU : nyeri perut kiri Vital Sign di
KT : sering sendawa Kesadaran : CM
RPS : pasien datang dengan keluhan nyeri TD : 130/70 mmHg
perut kiri sejak 4 hari lalu. Nyeri terutama N : 82x/menit
ketika pasien telat makan. Pasien juga RR : 20x/menit
mengeluhkan sering sendawa dan mual. Suhu : Afebris
Keluhan muntah disangkal Pemeriksaan Fisik
Mata :Konj. Pucat (-/-), ikterik
RPD : pasien pernah mengalami keluhan (-/-), hiperemis (-/-)
yang sama Hidung : Sekret (-/-)
Faring : Hiperemis (-), T1-T1
RPK : tidak ada keluarga yang mengalami Paru : Simetris, vesikuler (+/
keluhan yang sama +), Rhonki (-/-), Wheezing
(-/-)
RPO : tidak ada Jantung : Dalam batas normal
RKS : pasien suka makan makanan pedas Abdomen : soepel, ditemukan
nyeri at region hipokondrium
sin. H/L/R dalam batas normal
Ektremitas : Dalam batas
normal

Nama : Iskandar Pekerjaan : Pelajar


Umur : 44 tahun Suku : Aceh
JK : Perempaun
Alamat: ulka Rekam Medis
Agama
No
: Islam
: 443914

Puskesmas Ulee Kareng


Poliklin Dia
Tanggal Subjektif Objektif
ik

37
07/06/ 2016 Pria KU : batuk Vital Sign Co
KT :pilek Kesadaran : CM c
RPS :pasien datang dengan keluhan TD : 140/60 mmHg hip
batuk sejak 3 hari lalu. Batuk tidak N : 80x/menit g
RR : 20x/menit
berdahak. Pasien juga mengeluhkan
Suhu : Afebris
pilek Pemeriksaan Fisik
RPD : : pasien mempunyai riwayat Mata :Konj. Pucat (+/+),
hipertensi tidak terkontrol ikterik (-/-), hiperemis (-/-)
RPK : Tidak ada keluarga pasien yang Hidung : Sekret (-/-), mukosa
mengeluhkan keluhan yang sama hiperemis (-/-)
seperti pasien. T/M : dbn
RPO : amlodipin tetapi tidak teratur Paru : simetris, vesikuler (+/+),
diminum Rhonki (-/-), Wheezing (+/+)
RKS : - Jantung : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas
normal
Ektremitas : Dalam batas
normal

Banda Aceh, Juni 2016


Disetujui
Mengetahui,

Dokter Pembimbing I Dokter Pembimbing II

dr. Muhammad, MPH dr. Cut Elvira


NIP. 19721018 200012 1 002

Kepala UPTD Puskesmas Ulee Kareng

dr. Soraya
NIP. 19681012 200212 2 004

38
HOME VISITE

39
LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH
I. Identitas

Nama : Nadhira
Umur : 33 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kp. Doy
Status : menikah
Berat Badan : 65kg
Tinggi Badan : 165 cm
Tanggal Kunjungan : 12 Juni 2016

Keluhan Utama :Gatal


KeluhanTambahan :timbul bintik halus
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluhkan gatal di wajah, leher, tangan dan kaki sejak 2 minggu lalu
dan memberat jika pasien berkeringat. Pasien mengatakan gatal di kulit disertai
timbulnya ruam-ruam kemerahan dan benjolan kecil. Pasien juga mengeluhkan gatal
jika membersihkan udang yang tidak segar lagi.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien sering mengalami keluhan yang sama
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama. Riwayat atopi pada
keluarga disangkal
Riwayat Pengobatan:
Bedak salicyl
Riwayat Kebiasaan Sosial :
Pasien senang mengkonsumsi makanan laut dan sering berkeringat

40
GENOGRAM

ismail marni kasmudi w ailah

suharni zainab rukayah muhammad amiruddin marzuki ishak mardiah aminah fuad maisarah

adami nadhira nadhir

: Miliaria

: perempuan

: laki-laki

III. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 36,6oC
Pernafasan : 20 x/menit
STATUS INTERNUS
Kulit
Warna : Kuning langsat
Turgor : Cepat kembali

Sianosis : (-)

Ikterus : (-)

41
Udema : (-)

Anemia : (-)

Kepala
Bentuk : Normal
Rambut : Berwarna hitam

Mata : Cekung (-), konjungtiva palpebra inferior


pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+)

Telinga : Sekret (-/-), perdarahan (-/-)

Hidung : Sekret (-/-), perdarahan (-/-), NCH (-/-)

Mulut
Bibir : Pucat (-), Sianosis (-)

Gigi geligi : Karies (-)

Lidah : Beslag (-), Tremor (-)

Mukosa : Basah (+)

Tenggorokan : Tonsil T1-T1

Faring : Hiperemis (-)

Leher
Bentuk : Kesan simetris

Kel. Getah Bening : Pembesaran KGB (-)

Peningkatan TVJ : Tidak ditemukan, R-2 cmH20

42
Thorax
1 Thoraks depan
Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Kesan simetris
Tipe pernafasan : torako-abdominal
Retraksi : (-)
Palpasi
Stem Fremitus Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap.Paru bawah Normal Normal

Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Paru tengah Sonor Sonor
Lap.Paru bawah Sonor Sonor

Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru Vesikuler
Vesikuler
tengah
Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler

Suara tambahan Paru kanan Paru kiri


Lap. Paru atas Rh(-) , Wh(-) Rh(-) , Wh(-)
Lap. Paru tengah Rh(-) , Wh(-) Rh(-),Wh(-)
Lap. Paru bawah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)

2 Thoraks Belakang
Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Kesan simetris
Tipe pernafasan : Thorako-abdominal
Retraksi : (-)
Palpasi

43
Stem premitus Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Parutengah Normal Normal
Lap.Paru bawah Normal Normal

Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Parutengah Sonor Sonor
Lap.Paru bawah Sonor Sonor

Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler

Suara tambahan Paru kanan Paru kiri


Lap. Paru atas Rh(-) , Wh(-) Rh(-),Wh(-)
Lap. Paru tengah Rh(-) , Wh(-) Rh(-),Wh(-)
Lap. Paru bawah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)

Jantung
Inspeksi :Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V linea axilaris anterior
Perkusi : Batas atas : ICS III sinistra
Batas kanan :Lineaparasternalis dextra
Batas bawah :ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)

Abdomen
Inspeksi : Kesan simetris, distensi (-)
Palpasi : Distensi abdomen (-), Nyeri tekan (-),
Lien tidakteraba, hepar tidak teraba
Perkusi : Tympani usus (+), pekak hati (-), asites (-)
Auskultasi : peristaltik usus (N)

Genetalia : Tidakdilakukan pemeriksaan


Anus :Tidakdilakukan pemeriksaan

44
Ekstremitas
Ekstremitas Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianotik - - - -
kering - - - -
Ikterik - - - -
Gerakan Aktif Aktif Terbatas Terbatas
Tonus otot Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
Sensibilitas N N N N
Atrofi otot - - - -

Status lokalis
Regio facialis tampak papul multipel
IV. DIAGNOSA
miliaria

V. RENCANA PENGOBATAN
Medikamentosa
- Cetirizine 1 x 5 mg malam
- Salicyl talk
Non Medikamentosa
Pencegahan Primer
- Hindari faktor pencetus seperti berkeringat berlebihan
- Jika banyak berkeringat maka gantila pakaian yang dipakai atau
keringkan
Pencegahan Sekunder
- Istirahat cukup
- Jika gatal jangan di garuk
Pencegahan Tersier
- Berobat teratur

45
Dokumentasi

46
Banda Aceh, Juni 2016
Disetujui
Mengetahui,

DokterPembimbing I DokterPembimbing II

dr. Muhammad, MPH dr. Cut Elvira


NIP. 19721018 200012 1 002

Kepala UPTD Puskesmas Ulee Kareng

dr. Soraya
NIP. 19681012 200212 2 004

47
Lampiran V

LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH


(HOME VISIT)

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Mardiah
Umur : 60 bulan
Alamat : Kp. Doy
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Status : Sudah menikah
Berat Badan : 63 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Tanggal Kunjungan : 12 Juni 2016

II. ANAMNESIS
a. Keluhanutama:
Kebas di kaki

b. KeluhanTambahan :
Sering BAK

c. RiwayatPenyakitSekarang :
Pasien mengeluhkan sering merasakan kebas-kebas pada kedua
kaki sejak 5 tahun lalu. Kebas dirasakan terus-menerus dan
tidak berkurang dengan aktivitas. Psien juga mengeluhkan
sering BAK terutama pada malam hari.dan sering merasakan
lapar. Pasien juga mengatakan berat badan pasien mengalami
penurunan

d. Riwayat Penyakit Dahulu:

48
pasien juga memiliki penyakit asam urat. Pasien menyangkal
adanya riwayat hipertensi
e. Riwayat Penyakit Keluarga:
Ayah pasien memiliki riwayat DM
f. Riwayat Penyakit Obat :
Metformin
g. Riwayat Kebiasaan/ Sosial/ Budaya
Pasien sudah mengurangi makanan manis
h. Keadaan Lingkungan Rumah Dan Sekitarnya
Pasien tinggal di rumah sendiri bersama keluarganya.

GENOGRAM

nyak kakek abu ti


mus salut haw a

ismail siti aisha kasmudi suharni w ailah kartika zakaria


sulaiman

ishak mardiah aminah fuad maisarah

: DM
: perempuan
: laki-laki

49
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36,7oC
Pernafasan : 20 x/menit
STATUS INTERNUS
Kulit
Warna : Kuning langsat
Turgor : Cepat kembali

Sianosis : (-)

Ikterus : (-)

Udema : (-)

Anemia : (-)

Kepala
Bentuk : Normal
Rambut : Berwarna hitam

Mata : Cekung (-), konjungtiva palpebra inferior


pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+)

Telinga : Sekret (-/-), perdarahan (-/-)

Hidung : Sekret (-/-), perdarahan (-/-), NCH (-/-)

Mulut
Bibir : Pucat (-), Sianosis (-)

Gigi geligi : Karies (-)


Lidah : Beslag (-), Tremor (-)

Mukosa : Basah (+)

Tenggorokan : Tonsil T1-T1

Faring : Hiperemis (-)

Leher
Bentuk : Kesan simetris

Kel. Getah Bening : Pembesaran KGB (-)

Peningkatan TVJ : Tidak ditemukan, R-2 cmH20

Thorax
3 Thoraks depan
Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Kesan simetris
Tipe pernafasan : torako-abdominal
Retraksi : (-)
Palpasi
Stem Fremitus Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap.Paru bawah Normal Normal

Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Paru tengah Sonor Sonor
Lap.Paru bawah Sonor Sonor

Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru Vesikuler
Vesikuler
tengah
Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler

Suara tambahan Paru kanan Paru kiri


Lap. Paru atas Rh(-) , Wh(-) Rh(-) , Wh(-)
Lap. Paru tengah Rh(-) , Wh(-) Rh(-),Wh(-)
Lap. Paru bawah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)

4 Thoraks Belakang
Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Kesan simetris
Tipe pernafasan : Thorako-abdominal
Retraksi : (-)
Palpasi
Stem premitus Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Parutengah Normal Normal
Lap.Paru bawah Normal Normal

Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Parutengah Sonor Sonor
Lap.Paru bawah Sonor Sonor

Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler

Suara tambahan Paru kanan Paru kiri


Lap. Paru atas Rh(-) , Wh(-) Rh(-),Wh(-)
Lap. Paru tengah Rh(-) , Wh(-) Rh(-),Wh(-)
Lap. Paru bawah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)
Jantung
Inspeksi :Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V linea axilaris anterior
Perkusi : Batas atas : ICS III sinistra
Batas kanan :Lineaparasternalis dextra
Batas bawah :ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)

Abdomen
Inspeksi : Kesan simetris, distensi (-)
Palpasi : Distensi abdomen (-), Nyeri tekan (-),
Lien tidakteraba, hepar tidak teraba
Perkusi : Tympani usus (+), pekak hati (-), asites (-)
Auskultasi : peristaltik usus (N)

Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan


Anus :Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Ekstremitas Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianotik - - - -
Kering - - - -
Ikterik - - - -
Gerakan Aktif Aktif Terbatas Terbatas
Tonus otot Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
Sensibilitas N N N N
Atrofi otot - - - -

IV. DIAGNOSA
Diabetes mellitus tipe 2

V. RENCANA PENGOBATAN
Medikamentosa
- Metformin 3 x500mg
Non Medikamentosa
Pencegahan Primer
- Kurangi makan-makanan manis
- Hidup sehat
- Olahraga teratur
Pencegahan Sekunder

- Istirahat cukup
- Minum obat teratur
Pencegahan Tersier
- Jika luka segera periksa ke dokter

V. DOKUMENTASI
Banda Aceh, Juni 2016
Disetujui
Mengetahui,

DokterPembimbing I DokterPembimbing II

dr. Muhammad, MPH dr. Cut Elvira


NIP. 19721018 200012 1 002

Kepala UPTD Puskesmas Ulee Kareng

dr. Soraya
NIP. 19681012 200212 2 004

Anda mungkin juga menyukai