Anda di halaman 1dari 16

METODA PELAKSANAAN

METODA PELAKSANAAN
Kegiatan : Pembangunan Jalan
Pekerjaan : Pembangunan Trotoar Jl. Sutan Syahrir
Lokasi : Kota Pontianak
Tahun Anggaran : 2017

I. PENDAHULUAN
METODA PELAKSANAAN

1.1. Umum
Setelah mengikuti aanwijzing kantor dan lapangan serta mempelajari
bestek/gambar dan berita acara aanwijzing, maka kami mencoba membuat
metoda pelaksanaan kerja, sebagai salah satu syarat teknis dalam melakukan
penawaran pekerjaan tersebut diatas. Untuk memenuhi persyaratan Usulan
Teknis dalam penawaran yang kami ajukan. Yang kami susun berdasarkan
aturan-aturan pelaksanaan pekerjaan yang. merupakan urutan atau tahapan
pekerjaan yang akan dilaksanakan di lapangan/ lokasi kerja dan dilengkapi
dengan gambar gambar kerja.
Mengingat Metode Kerja sangat penting yang mana kriteria proyek selalu :

1.1.1 Dimulai dari awal proyek dan diakhiri dengan akhir proyek serta
mempunyai waktu
terbatas merupakan rangkaian kegiatan yang saling terkait.
1.1.2 Kegiatan konstruksi harus bisa menggunakan sumber daya secara
efektif dan efisien
agar tujuan proyek tercapai secara optimal.

Dalam hal ini penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan yang nantinya,
dipercayakan kepada kami ditunjuk sebagai pemenang, berkomitmen akan
melaksanakan pekerjaan dengan metode kerja yang seefektif dan seefisien
mungkin, sehingga hasil akhir pekerjaan akan sesuai dengan apa yang
diharapkan didalam dokumen kontrak dapat dipertanggungjawabkan dengan :

a. Tepat waktu
b. Tepat biaya
c. Tepat mutu

1.2. Tujuan
Metode kerja / rencana kerja mempunyai penggunaan untuk mencapai
hasil fisik yang dapat dipertanggungjawabkan dalam jangka waktu yang
telah ditetapkan, dengan demikian urutan kerja, penyediaan bahan,
tenaga kerja dan peralatan kerja harus disusun secara sistimatis.

1.3. Bentuk dan isi


1.3.1 Untuk memudahkan pembacaan dibuat dalam bentuk diagram atau
grafis (time schedule, network planning, schedule bahan, schedule
tenaga, schedule alat dan diagram pengendali cuaca).
1.3.2 Dalam Pembuatan Rencana Kerja berisikan program dari waktu ke
waktu tentang :
1.3.2.1 Pelaksanaan bagian-bagian item pekerjaan.
1.3.2.2 Pendatangan macam-macam bahan dan peralatan kerja serta
jumlahnya.
1.3.2.3 Penggunaan bermacam-macam tenaga dan peralatan kerja serta
jumlahnya.
METODA PELAKSANAAN

II. FUNGSI KEGUNAAN


2.1. Mempermudah urutan tahapan pelaksanaan pekerjaan fisik.
2.2. Mempermudah pendatangan bahan menurut waktu dan kebutuhannya.
2.3. Mempermudah pendatangan tenaga kerja menurut waktu dan
kebutuhannya.
2.4. Mempermudah pendatangan peralatan kerja menurut waktu dan
kebutuhannya.
2.5. Pelaksanaan pekerjaan menjadi lancar dan effektif.
2.6. Pengendalian biaya dan waktu lebih akurat dan effektif.

Bila terjadi force majeur akan tercatat lebih akurat, sehingga


mempermudah pembuktian guna meminta perpanjangan waktu.

IV. METODE PELAKSANAAN


Urutan / Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang digambarkan dalam bentuk
Time Schedule, dan Kurva S serta Netwok Diagram.

4.1.1 Schedule dan Kurva S


4.1.2 Network Diagram U

PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Plank Proyek
Paralel dengan pekerjaan pembuatan kantor lapangan, dikerjakan
pembuatan plank proyek. Plank proyek dibuat sesuai dengan ukuran
standar pekerjaan umum dari bahan papan kayu sebagai plank dan balok
kayu untuk tegak plank dan dicat serta ditulis informasi proyek.

I. UMUM
Dikerjakan Pada Minggu I Sampai dengan Minggu Ke VI.
Mobilisasi dan Demobilisasi
Mendatangkan (mobilisasi) alat alat berat dan mengembalikannya
kembali (demobilisasi).
Pemberitahukan dan permintaan persetujuan terhadap jenis / kapasitas
excavator yang akan digunakan kepada konsultan pengawas lapangan
oleh kontraktor.
Sebelum dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan dan
meminta persetujuan terhadap jenis / kapasitas Motor Grader, Stamper,
Concrete Vibrator, Concrete Saw dan alat bantu lainnya yang akan
digunakan kepada konsultan pengawas lapangan.
Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan
demobilisasi menjadi tanggung jawab kontraktor.

Sebelum kita memulai pekerjaan, terlebih dahulu kita harus mengetahui


jenis peralatan apa saja yang cocok dan baik dipergunakan dalam
pelaksanaan proyek tersebut, setelah kita mengetahuinya dengan pasti,
maka kita mulai dengan mendatangkan peralatan yang dibutuhkan terlebih
dahulu dengan tujuan supaya peralatan yang kita bawa bisa efisien dan
METODA PELAKSANAAN

tidak menganggur. Semua peralatan yang kita bawa harus berada dalam
kondisi baik dan siap pakai karena apabila terjadi kerusakan dilokasi
pekerjaan, maka akan memperlambat jalannya pekerjaan yang akan kita
laksanakan. dan apabila alat yang kita gunakan tersebut telah selesai
dipergunakan, maka alat tersebut harus dengan cepat dikembalikan atau
dibawa kelokasi lain yang membutuhkan dengan tujuan agar alat tersebut
tidak menganggur.

Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan Jalan setiap tahapan
pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari awal. Pelaksanaan
Pekerjaan sampai dengan akhir kegiatan dilapangan diusahakan tidak
mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas arus lalu lintas yang terhambat
akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna jalan raya.

Agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi kerugian dipihak pengguna


jalan, maka
manajemen lalu lintas dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode
kontruksi sesuai ketentuan.
Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule
pekerjaan dan
koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait.
Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di
lapangan.
Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan
menempatkannya secara tepat dan benar.
Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan
mengarahkan arus lalu lintas.

Peralatan Keselamatan Lalu Lintas

Rambu penghalang lalu lintas jenis plastik


Rambu peringatan
Peralatan komunikasi dan lainnya

Tenaga yang terdiri dari :


Pekerja
Koordinator

Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian,


tujuannya agar
lalu lintas tidak masuk atau terperosok ke dalam daerah galian. Rambu-
rambu yang dipasang haruslah mempunyai cat dengan pantulan cahaya,
guna menghindari kecelakaan di malam hari.

Relokasi Utilitas dan Pelayanan Telkom yang Ada


Relokasi Utilitas untuk telkom, serta utilitas umum lainnya melalui
beberapa tahapan :
a. Pendapatan terhadap sarana yang masuk dalam ketentuan
relokasi yang sudah ditetapkan
b. Pelaporan terhadap Depertemen terkait
METODA PELAKSANAAN

c. Pemindahan Utilitas setelah mendapatkan persetujuan dari


depertemen terkait

Relokasi Utilitas dan Pelayanan PDAM yang Ada


Begitu juga dengan Relokasi Utilitas dan Pelayanan PDAM yang Ada,
tidak jauh berbeda dengan Relokasi Utilitas untuk telkom, serta utilitas
umum lainnya melalui beberapa tahapan :
a. Pendapatan terhadap sarana yang masuk dalam ketentuan
relokasi yang sudah ditetapkan
b. Pelaporan terhadap Depertemen terkait
c. Pemindahan Utilitas setelah mendapatkan persetujuan dari
depertemen terkait

Relokasi Utilitas dan Pelayanan PLN yang Ada


Begitu juga dengan Relokasi Utilitas dan Pelayanan PLN yang Ada,
tidak jauh berbeda dengan Relokasi Utilitas untuk telkom, serta utilitas
umum lainnya melalui beberapa tahapan :
a. Pendapatan terhadap sarana yang masuk dalam ketentuan
relokasi yang sudah ditetapkan
b. Pelaporan terhadap Depertemen terkait Pemindahan Utilitas dan
Pelayanan PLN yang Ada setelah mendapatkan persetujuan dari
depertemen terkait

DIVISI 2. DRAINASE
Dikerjakan Pada Minggu III Sampai dengan Minggu Ke XI.
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Peralatan : alat bantu
Tenaga : pekerja, mandor
Bahan :-
Metode :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang
akan
dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar
Rencana dan
Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Penggalian dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja dengan
mengacu garis
ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar.
5. Hasil galian dibuang ke tempat pembuangan disekitar lokasi atau sesuai
petunjuk Direksi.
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada
Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi untuk
mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar
terpasang ( as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang akan
dimintakan pembayarannya ( termin ) dan bila terjadi pekerjaan tambah
METODA PELAKSANAAN

kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum waktu


pelaksanaan berakhir .
7. Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
8. Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
9. Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
10. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva S .
Dasar pembayaran pekerjaan Galian tanah diukur M3 (meter kubik).

Pasangan Batu dengan Mortar


Uraian Kerja :
Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar
dengan menggunakan alat bantu
Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum
dipasang
Sekelompok perkerja melakukkan penyelesaian dan perapihan
setelah pemasangan.

Alat
Concrete mixer

Alat bantu :
Sekop
Pacul
sendok semen
ember cor
gerobak dorong
benang dan water pass
Tenaga
Mandor
Tukang
Pekerja

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH


Dikerjakan Pada Minggu XI Sampai dengan Minggu Ke XIV.
Timbunan Biasa (Tanpa Alat)

Kami dari CV, ANDROMEDA akan mengerjakan beberapa macam material


timbunan dan penutupan kembali di lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau
ditempat lain seperti arahan Direksi. Kualitas dari material harus mendapatkan
ijin dari Direksi dan tidak termasuk bahan organik atau bahan lain yang tidak
diijinkan.

Kami dari CV. ANDROMEDA akan semaksimal mungkin menggunakan material


hasil galian sebagai bahan untuk timbunan sejauh secara kualitas memenuhi
syarat. Tidak diizinkan adanya semak, akar, rumput atau material tidak
memenuhi syarat lain yang akan dipakai sebagai bahan timbunan. Kelayakan
dari setiap bagian pondasi untuk penempatan material timbunan dan semua
material yang digunakan dalam konstruksi timbunan adalah sesuai dengan
spesifikasi teknik.
METODA PELAKSANAAN

Kami dari CV. ANDROMEDA akan melaksanakan test uji timbunan (trial
embankment) untuk menentukan efektifitas dari beberapa metode pemadatan
dari material yang tersedia untuk pekerjaan timbunan. Sasaran hasil dari uji test
timbunan adalah untuk mengkonfirmasi efektifitas dari metode pemadatan yang
berkaitan dengan jenis dan ukuran dari alat pemadat, jumlah lintasan untuk
ketebalan lapisan yang disyaratkan, efek getaran terhadap kadar air dan aspek
lain dari pemadatan. Pekerjaan ini termasuk penempatan/penghamparan dari
material dari borrow area, galian dan stockpile dengan perbedaan kadar air dan
dalam lajur terpisah untuk pemadatan dengan peralatan pemadat, kecepatan,
frekuensi dan jumlah lintasan yang berbeda.

Hasil percobaan ini tidak membebaskan Kami dari PT. LANSANO JAYA MANDIRI
dalam segala hal kewajibannya untuk mendapatkan batas pemadatan sebagai
yang ditentukan dalam kontrak. Apabila ditemukan/dijumpai tanah yang berbeda
pada waktu pelaksanaan dikemudian hari, maka percobaan-percobaan lebih
lanjut harus dilaksanakan terlebih dahulu. Jenis test yang harus dilaksanakan
untuk uji timbunan (trial embankment) adalah sebagai berikut:

Kepadatan Lapangan (field density)


Permeability lapangan (field permeability)
Berat Jenis (specific gravity)
Kadar Air (water content)
Konsistensi (consistency/Atterberg Limit)
Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium
Kepadatan Laboratorium (proctor compaction)

Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk test uji timbunan (trial
embankment). Semua biaya untuk pelaksanaan test uji timbunan sudah
termasuk uji pemadatan, penghamparan, dan berikut pembongkaran material
serta berkaitan dengan pengujian, pengambilan contoh uji (sample) adalah
sudah termasuk dalam harga satuan yang dapat diterapkan untuk pekerjaan
timbunan dalam BoQ.

DIVISI 7. STRUKTUR
Dikerjakan Pada Minggu XIV Sampai dengan Minggu Ke XX
Beton mutu sedang dengan fc= 20 MPa (K-250)
Seluruh pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan struktur
beton harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum didalam :
o SNI 2002.
o SKSNI -1991
o PUBI, NI-3
o Pedoman Perencanaan ketahanan Gempa Indonesia 1987 dan 2002
o Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 dan SNI 2002.
o Mutu Beton/Mutu baja :
o Untuk pekerjaan beton yang disyaratkan adalah K250 untuk struktur
dan beton
praktis. Mutu baja tulangan yang disyaratkan adalah U.32 untuk
16 dan U24
untuk < 16.

Bahan pembentuk beton Mutu K 250, pasir beton, Spilit dan semen
diaduk dengan air sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
METODA PELAKSANAAN

o Pengadukan semua campuran beton harus dilakukan dengan beton


Molen atau dengan bantuan Ready Mix Concrete.
o Apabila menggunakan beton ready mix harus dibuatkan dan
diserahkan sertifikat laboratoriumnya terlebih dahulu.
o Apabila beton dibuat ditempat/proyek harus mengikut mix design
laboratorium yang sebelumnya dibuat berdasarkan bahan yang akan
digunakan. Sertifikatnya harus diserahkan terlebih dahulu kepada
direksi.
o Selama pelaksanaan pekerjaan beton berlangsung, Kami akan
menempatkan seorang quality kontrol beton untuk mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan beton.
o Takaran semua agregat halus maupun kasar dilakukan dalam satuan
volume atau berat.

Selanjutnya adukan dihamparkan pada bekisiting yang telah


ditempatkan dan digetarkan/ ditumbuk dengan alat penumbuk /
penggetar beton.

Pelaksana mengintruksikan dan mengarahkan kepada pekerja


dan tukang untuk pamasangan cor sloof sesuai dengan ukuran
setempat sesuai dengan dimensi pada gambar rencana.
Pekerja menyiapkan bahan ( semen, pasir beton, spilit dan air
bersih) untuk proses pengadukan serta alat pengaduk beton
(Concrete Mixer).
Concrete mixer dihidupkan dan alat pengaduk dimasukan
sejumlah air dengan kondisi alat masih terus berputar
Selanjutnya dimasukan spilit dan pasir beton dengan sesuai
dengan komposisi adukan, beberapa menit kemudian dimasukan
sejumlah semen ke dalam bak pengadukan.
Kurang lebih 10 kali putaran, alat pengaduk membuang hasil
coran melalui papan luncuran menuju lokasi akan dicor.
Sejumlah pekerja melakukan pemadatan hasil coran
menggunakan pemadat dan penggetar beton (virator beton).
Pekerjaan ini terus menerus sesuai urutan pekerjaan diatas
sampai hasil pekerjaan diterima oleh direksi lapangan.
Sejumlah pekerja membersihkan pekerjaan dan memindahkkan
alat beton molen ke tempat penyimpan / barak kerja.

Pembongkaran bekisting dan penyiraman beton yang telah


mengeras.
Beton yang telah mengeras kurang lebih 2 hari, dilakukan
pembongkaran
bekisting dan penyiraman beton dengan air.

Beton mutu rendah dengan fc= 15 MPa (K-175)


Begitu juga dengan pekerjaan Beton mutu rendah dengan fc= 15 MPa
(K-175) penulangan. Cara pelaksanaannya juga tidak jauh berbeda dengan
pekerjaan beton K-250. pekerjaan Beton mutu rendah dengan fc= 15 MPa (K-
175) menggunakan campuran 1Pc : 3Psr : 5 Batu Pecah, yang diaduk dengan
mesin molen ( Concrete Mixer ). Material yang digunakan harus bersih dari
segala macam kotoran yang dapat merusak kualitas beton nantinya.
METODA PELAKSANAAN

Seluruh pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan struktur


beton
harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum didalam :
a. SNI 2002.
b. SKSNI -1991
c. PUBI, NI-3
d. Pedoman Perencanaan ketahanan Gempa Indonesia 1987 dan
2002
e. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 dan SNI
2002.
f. Mutu Beton/Mutu baja :
g. Untuk pekerjaan beton yang disyaratkan adalah K250 untuk
struktur dan
beton praktis. Mutu baja tulangan yang disyaratkan adalah U.32
untuk
16 dan U24 untuk < 16.
Bahan pembentuk beton Mutu K 175, pasir beton, Spilit dan semen
diaduk dengan air sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
a. Pengadukan semua campuran beton harus dilakukan dengan
beton Molen atau dengan bantuan Ready Mix Concrete.
b. Apabila menggunakan beton ready mix harus dibuatkan dan
diserahkan sertifikat laboratoriumnya terlebih dahulu.
c. Apabila beton dibuat ditempat/proyek harus mengikut mix
design laboratorium yang sebelumnya dibuat berdasarkan
bahan yang akan digunakan. Sertifikatnya harus diserahkan
terlebih dahulu kepada direksi.
d. Selama pelaksanaan pekerjaan beton berlangsung, Kami akan
menempatkan seorang quality kontrol beton untuk
mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan beton.
e. Takaran semua agregat halus maupun kasar dilakukan dalam
satuan
volume atau berat. Selanjutnya adukan dihamparkan pada
bekisiting yang telah ditempatkan dan digetarkan/ ditumbuk
dengan alat penumbuk / penggetar beton.

Baja Tulangan BJ 24 Polos


Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya
diameter besi beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar
rencana, sedangkan perubahan diameter tulangan harus dengan
persetujuan Direksi/Pengawas. Penggatian diameter tulangan tidak
diperkenankan. Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak
diperkenankan dipakai dalam konstruksi. Besi beton harus bebas dari
sisik, karat dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnya
pada beton. Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk
pengikat adalah kawat beton dengan diameter minimum 1mm. Untuk
mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada
sertifikat dari laboratorium.
METODA PELAKSANAAN

Pasangan Batu
Setelah pekerjaan galian tanah selesai dilaksanakan dan mencapai
elevasi seperti yang ditetapkan, serta mendapat persetujuan dari
pengawas/direksi, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pasangan
batu kali untuk pondasi. Material yang digunakan untuk pasangan batu
kali adalah semen, batu kali dan pasir yang telah memenuhi ketentuan
yang disyaratkan, dan penempatan dari masing-masing material
tersebut diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Spesi adukan adalah 1 bagian semen : 4
bagian pasir yang diaduk sampai merata dengan menggunakan
Concrete Mixer menambahkan beberapa bagian air hingga semua
material bercampur dengan sempurna. Selanjutnya dilanjutkan dengan
pemasangan batu kali. Pada daerah dasar/koporan disusun batu kali
dengan ukuran yang lebih besar dan diberi adukan spesi, kemudian
kembali disusun batu kali dengan gradasi timpang.

Disetiap sela-sela / rongga batu diisi dengan adukan spesi. Begitu


seterusnya sampai ketinggian pasangan yang diingini tercapai. Dalam
pemasangan batu kali harus diperhatikan bahwa antara batu yang
satu dengan yang lainnya tidak boleh saling beradu/bertemu langsung.
Antara batu yang satu dengan yang lainnya harus dipisahkan oleh
adukan spesi. Dalam pemakai batu juga diusahakan untuk
menempatkan batu yang lebih kecil berada diatas batu yang lebih
besar. Pekerjaan ini harus kita sesuaikan dengan gambar bestek atau
atas petunjuk direksi/pengawas.

Pembongkaran Trotoar Kerb dan Saluran Lama


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pembongkaran kerb dan saluran lama
yang tersumbat dan membuat genangan di jalan raya. Jika tidak
dilaksanakan pekerjaan pembongkaran akan membuat genangan air
bertambah parah. Agar saluran air menjadi lancar maka dibongkar lah
saluran lama yang banyak mengandung endapan sedimen dan sampah-
sampah non organik.

DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


Dikerjakan Pada Minggu XVIII Sampai dengan Minggu Ke XXV
Kerb Pracetak
Seluruh pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan struktur
beton
harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum didalam :
o SNI 2002.
o SKSNI -1991
o PUBI, NI-3
o Pedoman Perencanaan ketahanan Gempa Indonesia 1987 dan 2002
o Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 dan SNI 2002.
o Mutu Beton/Mutu baja :
o Untuk pekerjaan beton yang disyaratkan adalah K-175 untuk struktur
dan beton
praktis. Mutu baja tulangan yang disyaratkan adalah U.32 untuk
16 dan U24
untuk < 16.
METODA PELAKSANAAN

Pada cetakan biasanya terdiri dari bidang-bidang bagian bawah dan


samping. Papan-papan bagian bawah dari cetakan yang tidak terletak
langsung di atas tanah harus dipikul oleh gelagar-gelagar acuan,
sedangkan gelagar acuan itu harus di dukung oleh tiang-tiang acuan.
Gelagar acuan dan tiang acuan adalah suatu konstruksi sementara, yang
gunanya untuk mendukung cetakan beton. Pada konstruksi beton yang
langsung terletak di atas tanah, bagian bawah tidak perlu di beri cetakan,
tetapi cukup dipasang lantai kerja dari beton dengan campuran 1sp : 3ps :
5kr yang tebalnya 5 cm. jadi yang perlu di beri papan cetakan cukup
bagian samping saja.

Persyaratan umum dalam mendesain suatu struktur, baik struktur


permanen maupun sementara seperti bekisting setidaknya ada 3
persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu


tidak patah ketika menerima beban yang bekerja.
2. Syarat Kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak mengalami
perubahan
bentuk / deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia.
3. Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah
tidak runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.

Kerb Pracetak Type 2 (Kerb pada Pelandaian Trotoar)


Bahan pembentuk beton Mutu K 175, pasir beton, Spilit dan semen
diaduk dengan air sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
o Pengadukan semua campuran beton harus dilakukan
dengan beton Molen atau dengan bantuan Ready Mix
Concrete.
o Apabila menggunakan beton ready mix harus dibuatkan
dan diserahkan sertifikat laboratoriumnya terlebih
dahulu.
o Apabila beton dibuat ditempat/proyek harus mengikut
mix design laboratorium yang sebelumnya dibuat
berdasarkan bahan yang akan digunakan. Sertifikatnya
harus diserahkan terlebih dahulu kepada direksi.
o Selama pelaksanaan pekerjaan beton berlangsung, Kami
akan menempatkan seorang quality kontrol beton untuk
mengendalikan pelaksanaan pekerjaan beton.
o Takaran semua agregat halus maupun kasar dilakukan
dalam satuan volume atau berat.

Selanjutnya adukan dihamparkan pada bekisiting yang telah


ditempatkan dan digetarkan/ ditumbuk dengan alat penumbuk /
penggetar beton.

Pelaksana mengintruksikan dan mengarahkan kepada pekerja


dan tukang untuk pamasangan cor sloof sesuai dengan ukuran
setempat sesuai dengan dimensi pada gambar rencana.
METODA PELAKSANAAN

Pekerja menyiapkan bahan ( semen, pasir beton, spilit dan air


bersih) untuk proses pengadukan serta alat pengaduk beton
(Concrete Mixer).
Concrete mixer dihidupkan dan alat pengaduk dimasukan
sejumlah air dengan kondisi alat masih terus berputar
Selanjutnya dimasukan spilit dan pasir beton dengan sesuai
dengan komposisi adukan, beberapa menit kemudian dimasukan
sejumlah semen ke dalam bak pengadukan.
Kurang lebih 10 kali putaran, alat pengaduk membuang hasil
coran melalui papan luncuran menuju lokasi akan dicor.
Sejumlah pekerja melakukan pemadatan hasil coran
menggunakan pemadat dan penggetar beton (virator beton).
Pekerjaan ini terus menerus sesuai urutan pekerjaan diatas
sampai hasil pekerjaan diterima oleh direksi lapangan.
Sejumlah pekerja membersihkan pekerjaan dan memindahkkan
alat beton molen ke tempat penyimpan / barak kerja.

Mengecat dengan cat air (pot)


Untuk pekerjaan pengecatan akan dicat dengan menggunakan cat air.
Sebelum dicat dengan menggunakan cat air terlebih dahulu objek digosok
dengan amplas halus, kemudian dibersihkan dengan kain kering hingga bersih.
Setelah bersih dan kering objek, kemudian diamplas lagi sampai halus dan
dilap dengan kain kering yang bersih. Selanjutnya baru dilakukan pengecatan
dengan cat dasar dan cat warna. Sebelum dicat dengan cat warna terlebih
dahulu diberi cat dasar. Setelah kering kemudian dilanjutkan dengan mencat
dengan menggunakan cat air dengan warna yang disetujui oleh pengawas dan
sesuai dengan gambar rencana sampai rapi. Pengecatan dengan kuas tidak
boleh dilakukan secara acak, tapi secara beraturan untuk mendapatkan hasil
pengecatan yang sempurna dimana tidak terdapat belang-belang dan noda-
noda mengelupas. Pengecatan cat warna akan dilakukan dalam dua lapis
untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pengecatan lapis kedua akan
dilakukan setelah lapisan pertama mengering dengan sempurna. Pekerjaan ini
akan kami laksanakan sesuai gambar dan setelah mendapat izin dari
pengawas dan direksi pekerjaan.

Pasangan Paving Slope


Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan
syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:

Lapisan Subgrade

Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu,
sehingga mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita
perlukan untuk kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %.
Subgrade atau lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan
kepadatan minimal 90 % MDD (Modified Max Dry Density) sebelum
pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita
butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving
nantinya.

Lapisan Subbase
METODA PELAKSANAAN

Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan


spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dario
subbase juga harus mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah
melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat penting untuk jangka
panjang kestabilan paving kita.

Kelengkapan Peralatan Kerja

Peralatan yang kita butuhkan harus sudah disiapkan sebelum pemasangan


paving dimulai. Adapun alat-alat yang kita butuhkan adalah sebagai
berikut:

Mesin Plat Compactor (Stamper Kodok) dengan luas permukaan plat antara
0,35 s/d 0,50 m2 dan mempunyai gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN
dengan frekwensi getaran berkisar 75 s/d 00 Hz.
Alat Pemotong paving (Cutter).
Kayu yang diserut rata/jidar untuk Levelling Screeding abu batu/pasir.
Benang.
Alat handling berupa Lori/gerobak untuk pemindahan paving.
Pin stick/Linggis yang bagian bawahnya dibuat runcing melebar sebagai
naating.

Cara Pemasangan Paving

Abu batu/pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas


lapisan base. Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai
kerataan yang seragam dan harus mengikuti kemiringan yang sudah
dibentuk sebelumnya pada lapisan base.

Penggelaran abu batu/pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter didepan


paving terpasang dengan tebal screeding.

Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis (starting point)
diatas lapisan abu batu/pasir alas (laying course).

Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang


dan kita arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang
sebagai garis B, kemudian kita buat pasangan kepala masing-masing
diujung benang tersebut.

Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran abu


batu/pasir alas. Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan
membuat jarak celah/naat dengaan spasi 2-3 mm untuk pengisian joint
filler.

Memasang paving harus maju, dengan posisi sipekerja diatas block yang
sudah terpasang.

Apabila tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang


permukaan paving minimal mencapai 2 % dan maksimal 4 % denga
METODA PELAKSANAAN

toleransi cross fall 10 mm untuk setiap jarak 3 meter dan 20 mm utnuk


jarak 10 meter garis lurus. Pembedaan maksimum kerataaan antaar block
tidak boleh melebihi 3 mm.

Pengisian joint filler harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving
dan seera dilanjutkan dengan pemadatan paving.

Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor


yang mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan gaya sentrifugal
sebesar 16 s/d 20 kN dan getaran dengan frekwensi 75 s/d 100 MHz.
Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan bersamaan dengan
pemasangan paving dengan minimal akhir pemadatan meter dibelakang
akhir pasangan.

Jangan meninggalkan pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena


hal tersebut dapat memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran
garis joint akibat adanya sesuatu yang melintas melewati pasangan paving
tersebut.

Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran yang pertama


ditujukan untuk memadatkan abu batu/pasir alas dengan penurunan 5 15
mm (tergantung abu batu/pasir yang dipakai). Pemadatan putaran kedua,
disertai dengan menyapu abu batu/pasir pengisi celah/naat block, dan
masing-masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.

Gorong - Gorong Beton Persegi

Untuk pekerjaan Gorong - Gorong Beton Persegi sesuai dengan


gambar dan spesifikasi teknis akan kami datangkan sesuai jadwal
dan harus telah mendapatkan izin dari pengawas dan direksi
pekerjaan. Begitu juga cara pemasangan dan titik dimana akan
dipasang.

Tangan - Tangan Tutup Kontrol (main Hole)


Untuk keperluan pemeliharaan sistem saluran drainase tertutup di setiap
saluran diberi manhole pertemuan, perubaan dimensi, perubahan bentuk
selokan pada setiap jarak 10-25 m. Lubang manhole dibuat sekecil
mungkin supaya ekonomis, cukup, asal dapat dimasuki oleh orang dewasa.
Biasanya lubang manhole berdiameter 60cm dengan tutup dari besi
tulang.

PROGRAM K3
METODA PELAKSANAAN

Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam
kegiatan proyek akan dibentuk unitK3 yang akan membuat program seperti
tersebut di atas dan akan diawasi. Dalam menanggulangi hal-halyang
mungkin akan terjadi, maka unit K-3 akan bekerja sama dengan
Puskesmas, Klinik, Rumah sakit,maupun instansi-instansi lain yang terkait.

Untuk tugas-tugas dalam program K3 adalah sebagai berikut,


Mencegah dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja, kebakaran di
proyek dan menyediakan obat-obatpertolongan pertama dan tabung
pemadam kebakaran serta melakukan pelatihan-pelatihan K3.Melakukan
pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti topi
pengaman, sabukpengaman, sepatu, sarung tangan dan sebagainya.

MANAJEMEN MUTU (PENGENDALIAN KUALITAS/QUALITY


CONTROL)
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai
dengan mutu yang disyaratkan, perludilakukan pengendalian mutu
(quality control) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain
mengontrol,

Seluruh material yang digunakan,


Pemilihan tenaga kerja,
Perawatan alat,
Test material di laboratorium dan lapangan,

Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang


digunakan dalam pelaksanaanpekerjaan, maupun terhadap cara
pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut di
atassudah ada penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk
petugas khusus quality control yangdikoordinasikan oleh bagian Teknik dan
melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telahberlaku
diproyek yang dilaksanakan .

Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik


dan terencana yang diterapkansebagai bagian dari sistem mutu
perusahaan untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek secara
erkendali dan konsisten dapat mencapai semua sasaran dan persyaratan
mutu yang diminta dalamgambar-gambar pelaksanaan dan spesifikasi
pekerjaan pengendalian mutu di pelaksanaan akan dapatdijalankan dengan
baik dengan adanya:

Sasaran mutu yang jelas,


Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang
jelas,
Organisasi proyek yang handal,
Sistem dan prosedur mutu yang baku,
METODA PELAKSANAAN

Penerapan manajemen mutu yang konsisten,

Setelah semua item-item pekerjaan telah selesai dilaksanakan, maka


segala administrasi dan laporan-laporan yang menyangkut pekerjaan
diserahkan ke pihak pengawas yakni berupa, foto dokumentasi 0 %, 50 %,
100 %, Laporan Kemajuan Pekerjaan (LKP), serta gambar shop drawing
untuk diperiksa sekaligus mengajukan permohonan kepada pihak proyek
untuk dilakukan penyerahan pertama pekerjaan (PHO ) sesuai dengan
jadwal pelaksanaan.
Apabila diwaktu serah terima pertama pekerjaan (PHO) dilapangan
ditemukan cacat, kekurangan serta kerusakan maka pada masa
pemeliharaan disempurnakan lagi sesuai dengan instruksi Tim yang
memeriksa dilapangan. Apabila cacat serta kekurangan tadi selesai
disempurnakan kembali sesuai dengan instruksi.
Setelah masa pemeliharaan pekerjaan selesai, maka diajukan
permohonan serah terima Ke-II pekerjaan (FHO). Serah terima pekerjaan ini
dinyatakan selesai apabila Tim telah memeriksa kelapangan serta Tim tidak
menemukan lagi cacat serta kekurangan yang ditemukan sewaktu serah
terima ke-I (PHO).

Pariaman, 28 Februari 2017


Penawar Pekerjaan
PT. LANSANO JAYA MANDIRI

Ttd

MUHAMMAD YUSUF
Direktur

Anda mungkin juga menyukai