DISUSUN OLEH :
ANGGIT AYU AQ
ALIFIA RAHAYU LESTARI
AULIYA WISKHA WIDODO
EVI INDAHYANI
TAFIA LAYALIA LAKSANA
WIKA DWI SAMPITA
APRILA RISKA DWICESA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
KATA PENGANTAR
1
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pemahaman Akhlak Dalam Berbagai
Segi Kehidupan tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka dari
itu, saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan dari pembaca sekalian. Saya
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Tim Penyusun
2
Daftar isi
Kata pengantar...............................................................................................................................2
Daftar isi ........................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan.........................................................................................................................4
1.1 Latar belakang .........................................................................................................................4
Bab II Pembahasan......................................................................................................................... 5
2.1 Akhlak manusia sebagai hamba Allah....................................................................................5
2.2 Akhlak kepada Rasulullah........................................................................................................7
3
BAB I
PENDAHULUAN
Para ahli seperti Al Gazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat
pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran
terlebih dahulu. Peragai sendiri mengandung pengertian sebagai suatu sifat dan watak yang
merupakan bawaan seseorang. Isu akhlak sendiri yang saat ini sedang banyak dibicarakan adalah
tentang perbaikan akhlak. Gerakan-gerakan revolusi akhlak banyak digalangkan di berbagai
belahan dunia termasuk di Indonesia. Berbagai pendapat hadir dalam menyikapi perbaikan
akhlaq baik melalui sudut pandang agama, psikologi bahkan hukum yang berlaku di negara
tersebut. Akhlak sendiri melekat erat dengan istilah etika dan moral. Timbulnya kesadaran
akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang menentukan corak hidup
manusia. Akhlak, atau moral, atau susila adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai
mutlak kebaikan.Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap
kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan
adalah menentang kesadaran itu. Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya
sendiri, dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik
dan buruk. Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh
dilakukan, meskipun dia bisa melakukan. Itulah hal yang khusus manusiawi. Dalam dunia
hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya manusialah yang
mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan
pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu dilakukan. Sehingga sebagai
subjek yang mengalami perbuatannya dia bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya
itu.
6
Tawakal harus diawali dengan kerja keras dan usaha maksimal ( ikhtiar ). Tidaklah dinamai
tawakal kalau hanya pasrah menunggu nasib sambil berpangku tangan tanpa melakukan apa-
apa.
7
sekaranglah saatnya, demiAllah engkau sangat kucintai melebihi diriku maka Rasulullah
berkata : sekarang engkau benar wahai Umar. (H.R. Al-Bukhori).[4]
Allah swt berfirman:
Katakanlah (Muhammad): Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
(QS 3:31).[5]
Berdasarkan hadis-hadis diatas, maka mencintai Rasulullah adalah wajib dan harus didahulukan
daripada kecintaan kepada segala sesuatu selain kecintaannya kepada Allah, sebab mencintai
Rasulullah adalah mengikuti sekaligus keharusan dalam mencintai Allah. Mencintai Rasulullah
adalah kecintaan karena Allah, ia akan bertambah seiring dengan kecintaannya kepada Allah.
1. TAAT
Kita wajib menaati nabi Muhammad Saw dengan menjalankan apa yang diperintahkannya dan
meninggalkan apa yang dilarangnya. Hal ini merupakan konsekuensi dari syahadat (kesaksian)
bahwa beliau adalah rasul (utusan Allah). Dalam banyak ayat al-Quran, Allah memerintahkan
kita untuk menaati nabi Muhammad Saw. diantaranya ada yang diiringi dengan perintah taat
kepada Allah sebagaimana firman-Nya :
Wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad).. (Q.S.
Annisa : 59).
Allah SWT menyeru hamba-hamba-Nya yg beriman dengan seruan Hai orang-orang yg
beriman sebagai suatu pemuliaan bagi mereka karena merekalah yg siap menerima perintah
Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Dengan seruan iman merekapun menjadi semakin siap
menyambut tiap seruan Allah SWT. Kewajiban taat kepada Allah dan kepada Rasul-Nya adalah
dengan melaksanakan perintah-perintah -Nya serta larangan-larangan -Nya.
Terkadang pula Allah mengancam orang yang mendurhakai Rasulullah, sebagaimana firman-
Nya :
Maka hendaklah orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan
atau ditimpa azab yang pedih. (Q.S. An-Nur : 63).[7]
Artinya hendaknya mereka takut jika hatinya ditimpa fitnah kekufuran, nifaq, bidah, atau siksa
pedih didunia. Allah telah menjadikan ketaatan dan mengikuti Rasulullah sebagai sebab hamba
mendapatkan kecintaan Allah dan amounan atas dosa-dosanya, sebagai petunjuk dan
mendurhakainya sebagai suatu kesesatan.
Allah mengebarkanbahwa pada diri Rasulullah terdapat teladan yang baik bagi segenap
umatnya. Allah berfirman :
Sungguh, telah ada pada diri rasulullah itu suri teladan yang baik untuk mu (yaitu) bagi orang
yang mengharapkan (rahmad) Allah dan kedatangan hari kiamat dan yang banyak mengingat
Allah (Q.S. Al-Ahzaab : 21).
Al-Hafizh Ibnu Katsir r.a. berkata : ayat yang mulia ini adalah pokok yang agung tentang
meneladani rasulullah Saw dalam berbagai perkataan, perbuatan dan perilakunya. Untuk itu,
Allah Swt memerintahkan manusia untuk meneladani sifat sabar, keteguhan, kepahlawanan,
perjuangan dan kesabaran nabi dalam menanti pertolongan dari Rabb nya ketika perang ahzab.
Semoga Allah senantiasa mencurahkan salawat kepada beliau hingga hari kiamat.[8]
Kunci kemuliaan seorang mukmin terletak pada ketaatannya kepada Allah dan rasul-Nya, karena
itu para sahabat ingin menjaga citra kemuliaannya dengan mencontohkan kepada kita ketaatan
yang luar biasa kepada apa yang ditentukan Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan kepada Rasul sama
8
kedudukannya dengan taat kepada Allah, karena itu bila manusia tidak mau taat kepada Allah
dan Rasul- Nya, maka Rasulullah tidak akan pernah memberikan jaminan pemeliharaan dari
azab dan siksa Allah swt, di dalam Al-Quran, Allah swt berfirman:
Barang siapa yang mentaati Rasul, sesungguhnya ia mentaati Allah. Dan barangsiapa yang
berpaling, maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka (QS 4:80).
Di dalam ayat lain, Allah swt berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul dan janganlah
kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu. (QS 47:33).[9]
Manakala seorang muslim telah mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan memperoleh
kenikmatan sebagaimana yang telah diberikan kepada para Nabi, orang yang jujur, orang yang
mati syahid dan orang-orang shaleh, bahkan mereka adalah sebaik-baik teman yang harus kita
miliki, Allah swt berfirman:
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya) mereka itu akan bersama- sama dengan
orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para shiddiqin, orang yang
mati syahid dan orang yang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS 4:69).
Oleh karena itu, ketaatan kepada Rasulullah saw juga menjadi salah satu kunci untuk bisa masuk
ke dalam surga. Adapun orang yang tidak mau mengikuti Rasul dengan apa yang dibawanya,
yakni ajaran Islam dianggap sebagai orang yang tidak beriman.
1. MENGHIDUPKAN SUNNAH
Bagi seorang muslim, mengikuti sunah atau tidak bukan merupakan suatu pilihan, tetapi
kewajiban. Sebab, mengenalkan ajaran Islam sesuai denagn ketentuan Allah dan Rasul-Nya
adalah kewajiban yang harus diaati. Mengenai kewajiban mengikuti Nabi dan menaati
sunnahnya serta mengikuti petunjuknya, Allah berfirman :
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah.dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukum-Nya.
(Q.S. al-Hasyr : 7).[10]
9
Contohnya adalah beberapa amalan para sahabat yang saat dilakukan rasulullah
mendiamkannya saja.[12]
Begitu juga dengan amalan ibadah yang belum pernah dilakukan nabi dan para sahabat
juga tidak pernah disampaikan dan tidak pula didiamkan oleh beliau, yaitu yang
dilakukan oleh para ulama. Misalkan mengadakan majlis maulidin Nabi Saw dan
yasinan. Tidak lain para ulama yang melakukan ini adalah mengambil dalil-dalil dari
kitabullah yang menganjurkan agar manusia selalu berbuat kebaikan atau dalil tentang
pahala bacaan dan amal ibadah. Dan berbuat kebaikan ini banyak caranya asalkan tidak
bertentangan dengan islam.
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah.dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukum-Nya.
(Q.S. al-Hasyr : 7). [13]
Dalam ayat ini jelas bahwa perintah untuk tidak melakukan segala sesuatu jika telah tegas dan
jelas larangannya.
2. MEMBACA SHALAWAT DAN SALAM.
Diantara hak Nabi Saw yang disyariatkan Allah atas umatnya adalah agar mereka mengucapkan
shalawat dan salam untuk beliau. Allah Swt dan para malaikat-Nya telah bershalawat kepada
beliau dan Allah memerintahkan kepada para hamba-Nya agar mengucapkan shalawat dan
taslim kepada beliau.
Allah berfirman :
,
,
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Saw. Wahai orang-orang
yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh
penghormatan kepadanya. (Q.S. Al-Ahzab : 56).
Kemudian ibnul qayyim menyebutkan beberapa manfaat dari membaca shalawat kepada Nabi,
diantaranya adalah :
Shalawat merupakan bentuk ketaatan kepada perintah Allah
Mendapatkan 10 kali shalawat dari Allah bai yang bershalawat sekali untuk beliau
Diharapkan dikabulkannya doa apabila didahului dengan shalawat
Shalawat merupakan sebab mendapatkan syafaat dari Nabi, diiringi permohonan kepada
Allah agar memberikan wasilah (kedudukan yang tinggi) kepada beliau pada hari kiamat
Sebab diampuninya dosa-dosa
Shalawat adalah sebab sehingga nabi menjawab orang yang mengucapkan shalawt dan
salam kepadanya.
10
tidak akan tersesat selamanya hingga bertemu denganku ditelaga al-Haudh. (HR. Muslim
dalam Kitabnya Sahih juz.2, Tirmidzi).[17]
Nabi Saw bersabda :
Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan uang
dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmu kepada mereka, maka
barangsiapa yang telah mendapatkannya, berarti telah mengambil bagian yang besar. (HR.
Abu daud dan Tirmidzi)
Kecintaan yang disebutkan disini bukanlah kecintaan biasa, melainkan kecintaan yang
mendorong manusia kepada maqam kedekatan ilahi, dan mampu memasuki pintu kebahagiaan
abadi.[18]
Mengenai ruang lingkup ahli bait ini, para ulama masih berbeda penafsiran. Antara lain adalah :
1. Menurut ahlus sunnah, cakupan ahli bait sangat luas dan beragam, mulai dari Ali, Hasan,
Husein dan keturunannya, istri-istri Nabi saw., keluarga jafar dan keluarga Abbas, serta
bani Abdul Muthalib dan Bani Hasyim. Kepada a-Abbas Nabi bersabda: Demi Allah
yang jiwaku dalam kekuasaan-Nya, keyakinan tidak akan munculah didalamhati
seseorang sampai dia mencintai Allah dan Rasulullah. Barang siapa mencelakai paman
saya ini berarti mencelakai saya. Seorang paman adalah seperti ayah sendiri
2. Sedangkan bagi kalangan Syiah, istilah ahli bait lebih sempit lagi. Yaitu berkisar kepada
12 imam : Ali, Hasan, Husein dan 9 keturunan Husain.
3. Menurut Asy-Syeikh DR, Muhammad Abduh Al-Yamani menyimpulkan bahwa keluarga
nabi saw., terdiri dari Fatimah, Ali, Hasan, Husain dan para keturunannya. Sedangkan
istri Rasulullah juga termasuk keluarga Nabi Saw berdasarkan keumuman ayat Al-
Quran serta konteks hadist.
4. Dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari zaid bin Arqam r.a. disimpulkan
bahwa diantara mereka yang termasuk ahli bait adalah anggota keluarga beliau ayng
diharamkan menerima sadaqah yaitu keluarga Ali, keluarga Uqoil, keluarga Jafar,
keluarga Abbas. Sesungguhnya istri-istri beliau juga termasuk dalam anggota ahlul bait.
5. Adapun istri-istri Rasulullah Saw dalam pendapat yang Raajih (benar) maka
sesungguhnya mereka masuk kepada keluarga nabi. Sebagaimana firman Allah yang
memerintahkan tentang berhijab kepada istri-istri Nabi, Sesungguhnya Allah
berkehendak untuk menghilangkan kekejian dari kalian Ahlul bait (keluarga Rasulullah
Saw) dan mensucikan kalian sesuci-sucinya. (Q.S)
6. Dalam kitab: Alimu Awladakum Mahabbata Ahli Baitin Nabiy dijelaskan bahwa yang
tergolong ahlul-bait adalah Sayyidatuna Fathimah, Sayyidina Ali, Sayyidina Hasan dan
Sayyinina Husain radhiyallahu anhum.
11
Atas dasar ini, pengarang kitab Ianatut Thalibin menyatakan: Berziarah ke makam Nabi
Muhammad merupakan salah satu qurbah (ibadah) yang paling mulia, karena itu, sudah
selayaknya untuk diperhatikan oleh seluruh umat Islam.
Dan hendaklah waspada, jangan sampai tidak berziarah padahal dia telah diberi kemampuan
oleh Allah SWT, lebih-Iebih bagi mereka yang telah melaksanakan ibadah haji. Karena hak Nabi
Muhammad SAW yang harus diberikan oleh umatnya sangat besar.
Bahkan jika salah seorang di antara mereka datang dengan kepala dijadikan kaki dari ujung
bumi yang terjauh hanya untuk berziarah ke Rasullullah SAW maka itu tidak akan cukup untuk
memenuhi hak yang harus diterima oleh Nabi SAW dari umatnya.
Mudah-mudahan Allah SWT membalas kebaikan Rasullullah SAW kepada kaum muslimin
dengan sebaik-baik balasan.
Lalu, bagaimana dengan kekhawatiran Rasulullah SAW yang melarang umat Islam menjadikan
makam beliau sebagai tempat berpesta, atau sebagai berhala yang disembah.. Yakni dalam hadits
Rasulullah SAW:
Dari Abu Hurairah RA. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Janganlah kamu jadikan
kuburanku sebagai tempat perayaan, dan janganlah kamu jadikan rumahmu sebagai kuburan.
Maka bacalah shalawat kepadaku. Karena shalawat yang kamu baca akan sampai kepadaku di
mana saja kamu berada. (Musnad Ahmad bin Hanbal: 8449)
Menjawab kekhawatiran Nabi SAW ini, Sayyid Muhammad bin Alawi Maliki al-Hasani menukil
dari beberapa ulama, lalu berkomentar : Sebagian ulama ada yang memahami bahwa yang
dimaksud (oleh hadits itu adalah) larangan untuk berbuat tidak sopan ketika berziarah ke
makam Rasulullah SAW yakni dengan memainkan alat musik atau permainan lainnya,
sebagaimana yang biasa dilakukan ketika ada perayaan. (Yang seharusnya dilakukan adalah)
umat Islam berziarah ke makam Rasul hanya untuk menyampaikan salam kepada Rasul, berdo
di sisinya, mengharap berkah melihat makam Rasul, mendoakan serta menjawab salam
Rasulullah SAW.
(Itu semua dilakukan) dengan tetap menjaga sopan santun yang sesuai dengan maqam
kenabiannya yang mulia. (Manhajus Salaf fi Fahmin Nushush bainan Nazhariyyah wat-
Tathbiq, 103)[23]
Maka, berziarah ke makam Rasulullah SAW tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Bahkan
sangat dianjurkan karena akan mengingatkan kita akan jasa dan perjuangan Nabi Muhammad
SAW, sekaligus menjadi salah satu bukti mengguratnya kecintaan kita kepada beliau.
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
waktu kecil".(QS Al-Isra : 24)
Dari Asma binti Abu Bakar ia berkata:Ibuku mendatangiku, sedangkan ia seorang wanita
musyrik di zaman Rasulullah . Maka aku meminta fatwa kepada Rasulullah dengan
mengatakan: Ibuku mendatangiku dan dia menginginkan aku (berbuat baik kepadanya),
apakah aku (boleh) menyambung (persaudaraan dengan) ibuku beliau bersabda: ya,
sambunglah ibumu. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
13
Dari kutipan hadits di atas tentu kita dapat menyimpulkan bahwa Ibu adalah seseorang yang
sangat penting dalam kehidupan setiap orang dan tak ada seorangpun yang memungkiri akan
begitu besarnya jasa jasa Ibu dalam hidup manusia.
Artinya:Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
ayahnya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu ayahmu,
hanya kepada-Ku lah kembalimu (QS.Luqman:14)
Allah telah menjanjikan orang-orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya dengan kebaikan
yang banyak di dunia dan akhirat dan dia akan mendapatkan pahala yang besar di akhirat, dan
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pahala di Dunia
a. Dipanjangkan umurnya
b. Diperbanyak rizkinya
c. Dikabulkan doanya
d. Anak dan cucunya akan berbakti kepadanya
e. Dicintai keluarganya dan tetangganya
f. Dijauhkan dari mati dalam keburukan
g. Dipuji oleh manusia dan mereka akan berterima kasih padanya
h. Allah akan meridhainya
2. Pahala di Akhirat
a. Berbakti adalah salah satu penyebab utama masuk surga
b. Dimasukan surga dengan orang-orang yang pertama kali dimasukkan surga
c. Penebus dosa
15
2.4 AKHLAK DI DALAM GENERASI MUDA
Dampak dari arus budaya globalisasi terhadap kaum remaja
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling
berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas
negara.Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan
internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering
menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-
batas negara. (http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi)
Tapi tak selamanya dampak proses globalisasi menciptakan hal buruk, globalisasi dapat
memperngaruhi sikap masyarakat dalam bentuk positif maupun negatif. Penjelasannya adalah
sebagai berikut:
Sikap Positif
1) Penerimaan secara terbuka (open minded); lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama
yang bersikap kolot
2) Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif kepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-hal
yang akan atau sedang terjadi.
Sikap Negatif
1) Tertutup dan was-was (apatis)
2) masyarakat yang telah merasa nyaman dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada
3) Acuh tah acuh
4) masyarakat awam yang kurang memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi
5) Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi
6) dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya seleksi/filter
16
Faktor-faktor di atas sebagian besar dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Dengan
berkembang pesatnya teknologi pada zaman sekarang ini, arus informasi menjadi lebih
transparan. Kemampuan masyarakat yang tidak dapat menyaring informasi ini dapat
mengganggu akhlak. Pesatnya perkembangan teknologi dapat membuat masyarakat melupakan
tujuan utama manusia diciptakan, yaitu untuk beribadah.
Solusi tepat dalam menangani
Perkuat pemahaman Islam secara menyeleluruh, kalaupun perlu adakan mentoring setiap
minggu diantara teman teman sebaya
Pandai dalam memilih teman
Perluas wawasan keilmuan dan jaringan dalam berorganisasi
Tingkatkan peran keluarga secara lebih optimal
Sering seringlah mengingat kematian
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab ini dapat dikatakan bahwa akhlak adalah faktor
penting penentu baik buruknya seseorang. Seseorang dapat dikatakan berakhlak baik apabila ia
menjalankan dan mengamalkan perintah Allah SWT serta menerapkannya di kehidupan sehari-
hari. Akhlak tumbuh pada diri sendiri. Cara membangunnya yakni bagaimana kita berusaha
untuk membentuk akhlak baik tanpa harus tergerus zaman atau lingkungan buruk.
Memperbanyak ilmu agama juga menjadi kiat penting agar kita mengetahui dampak dari akhlak
yang buruk sehingga kita dapat menciptakan kehidupan sebagai manusia yang kian di ridhoi
Allah SWT.
17
3.2 Saran
Revolusi Akhlak harus tetap dicanangkan di berbagai platform terutama di dunia
globalisasi seperti saat ini. Tidak hanya lingkup pendidikan yang perlu mengajarkan dan
membimbing kaum muda dalam penuntunan akhlak, namun media sosial maupun kegiatan-
kegiatan diluar pendidikan harus menjadikan akhlak sebagai no.1. Membiasakan diri untuk
mempelajari sikap-sikap Rasulullah tidaklah mudah apabila di terapkan di dunia modern saat ini.
Oleh karena itu tenaga pengajar baru dan para entrepreneur-entrepreneur yang bekerja di bidang
manapun wajib mengemas revolusi akhlak yang inovatif sehingga dapat mempengaruhi
generasi-generasi muda lainnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Yazid bin Abdul Qadir Jawas. 2013. Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Bogor : Pustaka
Imam As-syafii.
Iyad Qodi Ibn Musa Al Yahsubi. 2002. Keagungan Kekasih Allah Muhammad Saw. Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
Abdullah Thaha Al-afifi. 2007. Sifat dan Pribadi Muhammad Saw. Jakarta : Darul
al-arabiyyah.
M. Imam Nawawi, S.PdI. 2011. Dalil Amalan Warga Nahdliyin (Nu). Diakses 6 November 2016
Salamullah, Alaika. 2008. Akhlak Hubungan Vertikal. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.
Putra, Semarang.
19