Anda di halaman 1dari 4

Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan


manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami (Veegha, 2008).
Darmono (2001) menyatakan bahwa ada dua sumber utama kontaminasi
tanah yaitu kebocoran bahan kimia organik dan penyimpanan bahan
kimia dalam bunker yang disimpan dalam tanah, dan penampungan
limbah industri yang ditampung dalam suatu kolam besar yang terletak di
atas atau di dekat sumber air tanah.
Pencemaran tanah biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair
atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-
permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau
limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri
yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping). Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari
permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau
masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah
kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di
tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika
bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya
(Veegha, 2008).
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai
sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau
secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik.
Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan
manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat
bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis
dan karakteristik limbah (Wikipedia, 2009).
Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal
dari: pabrik, manufaktur, industri kecil, industri perumahan, bisa berupa
limbah padat dan cair.
1. Limbah industri yang padat atau limbah padat yang adalah hasil
buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal
dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula,
pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
2. Limbah cair yang adalah hasil pengolahan dalam suatu proses
produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan
logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak,
khrom, arsen dan boron adalah zat hasil dari proses industri
pelapisan logam.
Limbah yang telah mencemari lingkungan akan membawa dampak
yang merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kerugian secara langsung, apabila pecemaran tersebut secara langsung
dan cepat dapat dirasakan akibatnya oleh manusia. Kerugian secara tidak
langsung, apabila pencemaran tersebut mengakibatkan lingkungan
menjadi rusak sehingga daya dukung lingkungan terhadap kelangsungan
hidup manusia menjadi menurun. Kondisinya dapat lebih parah lagi
apabila daya dukung lingkungan sudah tidak mampu lagi.
Menopang kebutuhan manusia, sehingga malapetaka bagi
kehidupan manusia tidak terhindar. Sebagai contoh adalah kesuburan
tanah sangat menurun sehingga mengganggu sektor pertanian yang
berakibat menurunnya produksi pangan dan juga sumber air minum yang
sehat sudah sulit didapatkan sehingga masyarakat kekurangan air untuk
kebutuhan hidup sehari-hari (Sunu, 2001).
Pada dasarnaya kontaminasi logam dalam tanah pertanian
bergantung pada: 1). Jumlah logam yang ada pada batuan tempat tanah
terbentuk. 2). Jumlah mineral yang ditambahkan pada tanah sebagai
pupuk. 3). Jumlah deposit logam dari atmosfer yang jatuh ke dalam tanah.
4). Jumlah yang terambil pada proses panen ataupun merembes ke dalam
tanah yang lebih dalam (Darmono, 2001).
Logam Berat
Logam berat adalah komponen alamiah lingkungan yang mendapatkan
perhatian berlebih akibat bahaya yang mungkin ditimbulkan.
Bagaimanapun logam berat tersebut berbahaya terutama apabila diserap
oleh tanaman, hewan atau manusia dalam jumlah besar. Namun demikian
beberapa logam berat merupakan unsur esensial bagi tanaman atau
hewan (Nugroho, 2001).
Karekteristik daripada logam berat adalah sebagai berikut ;
1. Memiliki spesifikasi graffiti yang sangat besar
2. mempunyai nomor atom 22-34 dan 40-5- serta unsur-unsur
lantanida dan aktinida.
3. mempunyai respon biokimia khas (spesifik) pada organisme hidup.
Sedangkan menurut Darmono (1995) sifat logam berat sagatlah unik,
yaitu tidak dapat dihancurkan secara alami dan cenderung terakumulasi
dalam rantai makanan melalui proses biomagnifikasi. Pencemaran logam
berat ini menimbulkan berbagai permasalahan diantaranya:
1. Berhubungan dengan estetika (perubahan bau, warna dan rasa air).
2. Berbahaya bagi kehidupan tanaman dan binatang.
3. Berbahaya bagi kesehatan manusia.
4. Mengakibatkan kerusakan pada ekosistem.
Sebagian dari logam berat bersifat essensial bagi organisme air
untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupanya, antara lain dalam
pembentukan haemosianin dalam sistem darah dan enzimatik pada biota.
Sudarmaji, dkk (2008) mengatakan bahwa diantara semua unsur
logam berat, Hg menduduki urutan pertama dalam hal sifat racunnya,
dibandingkandengan logam berat lainnya, kemudian diikuti oleh logam
berat antara lain Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, Zn.
Kandungan logam dalam tanah sangat berpengaruh terhadap
kandungan
logam pada tanaman yang tumbuh diatasnya, kecuali terjadi
interaksi diantara
logam itu sehingga terjadi hambatan penyerapan logam tersebut
oleh tanaman.
Akumulasi logam dalam tanaman tidak hanya tergantung pada
kandungan logam
dalam tanah, tetapi juga tergantung pada unsur kimia tanah, jenis
logam, pH
tanah, dan spesies tanaman (Darmono 1995).

Anda mungkin juga menyukai