Hydropneumothorax
TB paru on treatment lesi luas, BTA (-) Rontgen (+) fase lanjutan
Efusi pleura sinistra
DISUSUN OLEH :
Gabriella Jabir (C111 12 012)
A. Raisyiah Akrimah (C111 12 013)
Purwaningsih (C111 12 014)
Fitria Arianty (C111 12 015)
Reski Mulia (C111 12 016)
Awalul Ikhramiah (C111 12 042)
Atikah Zulqaidah (C111 12 908)
1
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. F
No. RM : 754432
II. SUBJEKTIF
Keluhan Utama : Sesak Nafas
I. Anamnesis Terpimpin
Dialami beberapa bulan yang lalu, memberat 1 minggu
terakhir sebelum masuk RS, sesak dialami secara terus menerus,
tidak dipengaruhi oleh aktivitas. Pasien merasa lebih nyaman tidur
baring ke sebelah kanan dan dengan bantal yang lebih tinggi.
Batuk ada sejak 2 tahun yang lalu disertai dengan lendir warna putih,
darah tidak ada. Demam tidak ada, riwarat demam ada, sering pada 2 tahun
yang lalu dosertai dengan keringat banyak dimalam hari. Menggigil tidak ada,
sakit kepala tidak ada, mual dan muntah tidak ada, nyeri uluhati tidak ada.
BAB biasa, warna kecoklatan, BAK lancar kesan cukup.
Riwayat penurunan BB ada sejak 2 tahun yang lalu.Riwayat kontak dengan
penderita TB ada (keluarga), Riwayat DM dan HT tidak ada. Riwayat
konsumsi OAT sejak Januari 2016
2
Berat Badan : 39 kg
Status Vitalis :
T : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
P : 28 x/menit
S : 36C, axilla
3
Fremitus raba : menurun pada hemithorax sinistra
Nyeri tekan : (-)
Massa tumor : (-)
Perkusi :
Paru : hipersonor pada medioapex dextra
pekak pada basal hemithorax dextra dan sinistra
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Thrill (-)
Perkusi : Pekak
Batas Jantung: Kanan atas : sulit ditentikan
Kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Kanan bawah : sulit ditentikan
Kiri bawah : ICS V linea midclavicularis
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, bunyi tambahan (-)
Perut
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas, massa tumor (-)
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Palpasi : Nyeri tekan (-), Massa tumor (-)
Hepar tidak teraba pembesaran
Lien tidak teraba pembesaran
Perkusi : Timpani
Alat Kelamin
Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus dan Rektum
Tidak dilakukan pemeriksaan
Punggung
Palpasi : Nyeri tekan (-), Massa tumor (-)
Nyeri ketok : (-)
Gerakan : Dalam batas normal
Lain-lain : Tidak ada skoliosis
Ekstremitas :
Edema : -/-
4
Eritema Palmaris: -/-
Laboratorium:
Fungsi Hati(16-04-2016)
Jenis
Hasil Nilai Rujukan
Pemerikaan
SGOT 49 U/L < 38 U/L
SGPT 16 U/L < 41 U/L
5
Fungsi Ginjal (16-04-2016)
Jenis
Hasil Nilai Rujukan
Pemerikaan
Ureum 39 mg/dL 10-50 mg/dL
Creatinin 0,75 mg/dL <1,1 U/L
Elektrolit (16-04-2016)
6
- Hiperlusen avaskuler pada lapangan atas
sampai tengah hemithorax dextra dengan
pleural white line disertai perselubungan
homogen pada lapangan paru bawah
hemithorax dextra yang menutupi sinus,
diafragma dan batas kanan jantung yang
membentuk gambaran air fluid level
- bercak- bercak pada lapangan atas paru
kanan disertai garis-garis fibrosis yang
meretraksi hilus ke kranial
- Cor sulit dinilai, aorta normal
- Sinus dan diafragma kiri berselubung
- Tulang tulang intak
- Kesan :hydropneumothorax dextra + efusi
pleura sinistra minimal + tb paru lama aktif lesi luas
7
- Cor dan aorta kesan normal
- Kesan : efusi pleura bilateral dengan sedikit udara bebas pada hemithorax
dextra (dibandingkan foto thorax tgl 18-04-16 : perbaikan)
ASSESSMENT
Hydropneumothorax
TB paru on treatment lesi luas, BTA (-) Rontgen (+) fase lanjutan
IV. PLANNING
Pengobatan:
1. IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
2. Oksigen 2-3 lpm via nasal kanul
3. cefepim 1 gram/12 jam/IV
4. OAT fase lanjutan: 2 FDC 3 tab/24jam/oral
5. Codein 10 mg/8jam/oral
Rencana Pemeriksaan :
Sputum BTA 3x, gram, Jamur, kultur dan sensitivitas AB
WSD + analisa cairan pleura
PROGNOSIS
Ad Functionam : Dubia
Ad Sanationam : Dubia
Ad Vitam : Dubia
8
RESUME
Seorang perempuan berusia 22 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan
sesak napas yang dialami beberapa bulan yang lalu, memberat 1 minggu
terakhir sebelum masuk RS, sesak dialami secara terus menerus, tidak
dipengaruhi oleh aktivitas. Pasien merasa lebih nyaman tidur baring ke sebelah
kanan dan dengan bantal yang lebih tinggi.
Batuk ada sejak 2 tahun yang lalu disertai dengan lendir warna putih,
darah tidak ada. Demam tidak ada, riwarat demam ada, sering pada 2 tahun
yang lalu dosertai dengan keringat banyak dimalam hari. Menggigil tidak ada,
sakit kepala tidak ada, mual dan muntah tidak ada, nyeri uluhati tidak ada.
BAB biasa, warna kecoklatan, BAK lancar kesan cukup.
Riwayat penurunan BB ada sejak 2 tahun yang lalu.Riwayat kontak
dengan penderita TB ada (keluarga), Riwayat DM dan HT tidak ada. Riwayat
konsumsi OAT sejak Januari 2016.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan, Tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi
80x/menit, pernapasan 28x/menit suhu axilla 36C. Pada pemeriksaan thorax
didapatkan thorax asimetris, hemithorax dextra tertinggal. Pemeriksaan Vocal
fremitus menurun pada hemithorax sinistra, dari perkusi didapatkan hipersonor
pada medioapex dextra dan pekak pada basal hemithorax dextra dan sinistra.
Dari auskultasi didapatan bunyi pernapasan vesikuler dan menurun pada
hemithorax dextra. Foto thorax memperlihatkan hiperlusen avaskuler pada
lapangan atas sampai tengah hemithorax dextra dengan pleural white line
disertai perselubungan homogen pada lapangan paru bawah hemithorax dextra
yang menutupi sinus, diafragma dan batas kanan jantung yang membentuk
gambaran air fluid level. Bercak-bercak pada lapangan atas paru kanan disertai
garis-garis fibrosis yang meretraksi hilus ke cranial. Cor sulit dinilai, aorta
normal. Sinus dan diafragma kiri berselubung, tulang-tulang intak. Kesan
hydropneumothorax dextra + efusi pleura sinistra minimal + tb paru lama aktif
lesi luas.
Pada tanggal 22 April 2016 dilakukan pemasangan Water Shield
Drainage (WSD) di ICS V linea axilaris medius kanan sedalam 12cm. keluar
udara, cairan ada warna kuning jernih 800cc unduasi ada, bubble tidak ada.
Pada tanggal 23 April 2016 produksi WSD 200cc. Pada tanggal 26 April 2016
produksi WSD 200cc, dilakukan foto thorax setelah pemasangan WSD dengan
gambaran chest tube terpasang pada hemothorax dextra dengan tip setinggi
costa IX kanan belakang. Perselubungan homogen pada kedua hemithorax
yang menutupi kedua sinus dan diafragma. Masih tampak sedikit bayangan
9
hiperlusen avaskular pada hemithorax dextra. Bercak berawan pada kedua
lapangan paru disertai garis-garis fibrosis yang meretraksi hilus. Cord an aorta
kesan normal. Tulang-tulang intak. Kesan: efusi pleura bilateral dengan sedikit
udara bebas pada hemithorax dextra (dibandingkan foto thorax tanggal 18:
perbaikan). TB paru lama aktif lesi luas. Chest tube terpasang dengan tip
setinggi costa IX kanan belakang. Pada tanggal 27 April 2016 produksi WSD
50cc. Pada tanggal 29 April 2016 produksi WSD sudah tidak ada.
Berdasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang telah dilakukan makan diagnosis pasien ini adalah
hydropneumothorax, TB Paru BTA (-) Fase lanjutan, efusi pleura sinistra.
FOLLOW UP HARIAN
10
Sesak nafas ada kanul
Sementara terapi OAT bulan ke-6 OAT fase lanjutan 4 FDC
O: anemis tidak ada 1x3 tab
Ronkhi mediobasal paru dextra Codein 10mg/8jam/oral
BP menurun paru dextra Neurodex tab/24jam/oral
A: suspek hydropneumothorax Ceftazidime 1 gr/12j/IV
TB paru on treatment lesi luas
Suspek CAP Plan:
Kultur sputum dan
sesitivitas OAT
VCT tunggu hasil
Plan:
Kultur sputum dan
sesitivitas OAT
VCT tunggu hasil
Evaluasi untuk
pemasangan WSD
Plan:
Kultur sputum dan
sesitivitas OAT
Rencana pasang WSD hari
11
ini
12
Takar evaluasi WSD/24
jam
13
WSD sesitivitas OAT
TB paru on treatment lesi luas Takar dan evaluasi WSD
14
PEMBAHASAN
Hydropneumothoraks
Definisi
Etiologi
terjadi. Penyebabnya juga masih kurang jelas, namun dicurigai karena rupture dari
15
hydropneumothoraksdapat diindikasikan denganmelihat riwayat penyakit,
Gambaran Radiologi
lateral tetapi juga dapat terlihat pada CT-Scan dan bisa juga menggunakan ultrasound.
Normalnya terdapat cairan dalam jumlah sedikit 5-15 ml pada ruang antarpleura
untuk mengurangi gesekan. Cairan pleura yang berlebih biasanya diakibatkan karena
patologi.(25)
a. Foto Thoraks
membatasi cairan pada kavum pleura dan menghasilkan gambaran air fluid yang
datar. Untuk membedakan antara hidropneumotoraks dan simple efusi pleura sangat
yang spesifik dari dua chest tube. Satu untuk drainase cairan dan chest tube lainnya
untuk mengeluarkan udara, sedangkan efusi pleura hanya membutuhkan satu chest
tube.(25)
16
Temuan-temuan mendasar seperti gambaran air fluid level pada foto toraks
Gambar 2.15 Area radiolusen yang luaspada lapangan atas dan tengah paru kiri
dengan batas antara udara-cairan yang tegas .(26)
b. CT-Scan Thoraks
Pada CT-Scan thoraks, dapat menunjukkan gambaran paru yang
17
Gambar 2.16Gambaran hydropneumothoraks pada hemithoraks kanan disertai kolaps paru-
paru kanan(28)
Diagnosis Banding
Abses Paru
Definisi
Abses paru adalah infeksi destruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan paru
yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam
parenkim paru pada satu lobus atau lebih. Abses paru dapat disebabkan oleh berbagai
Radiologi :
Foto Thoraks
Foto thorax PA dan lateral sangat membantu untuk melihat lokasi lesi dan
dari satu atau lebih segmen paru,atau hanya berupa gambaran densitas homogen
18
yang berbentuk bulat. Kemudian akan ditemukan gambaran radiolusen dalam
kedalam bronkus, maka baru akan tampak kavitas ireguler dengan batas cairan
dan permukaan udara (air fluid level) didalamnya. Abses paru akibat pneumonias
aspirasi biasanya terletak pada segmen posterior lobus atas atau segmen superior
Gambar 2.19 Gambar abses hepar yang mengalami rupture, akan terbentuk drainase abses
yang tidak sempurna kedalam bronkus, maka baru akan tampak kavitas ireguler dengan batas
cairan dan permukaan udara (air fluid level) didalamnya(32)
Pemeriksaan CT-Scan
CT-scan bisa menunjukkan tempat lesi yang menyebabkan obstruksi
endobronkial, dan gambaran abses tampak seperti massa bulat dalam paru
dengan kavitasi sentral.(29)
19
Gambar 2.20 CT Scan pada paru-paru, Nampak massa bulat dengan kavitas berdinding
tebal pada paru ( panah hitam), terdapat air fluid level dalam kavitas (panah putih), terdapat
reaksi inflamasi disekitar kavitas (panah kuning) (32)
20
Efusi Pleura
Defenisi
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan untuk penimbunan cairan dalam
rongga pleura atau akumulasi cairan yang tidak normal dirongga pleura. Efusi pleura
dapat berupa transudat atau eksudat. Transudat terjadi pada peningkatan tekanan vena
pulmonalis, misalnya pada gagal jantung kongestif. Pada kasus ini keseimbangan
dapat terjadi pada hipoproteinemia, seperti pada penyakit hati dan ginjal. (19)
Insiden
Distribusipenyakitpenyebab efusipleura tergantung pada studi populasi. Pada
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis baik dan pemeriksaan fisis
yang teliti, diagnosis pasti ditegakkan melalui pungsi percobaan, biopsy, dan analisa
cairan pleura.(21)
Gambaran radiologi :
21
umum dari efusi pleura pada radiografi tegak adalah tingkat cairan dalam hemithorax
yang menumpulkan sudut kostofrenikus pada proyeksi PA . Efusi yang kecil juga
sedangkan efusi pleura luas mungkin sepenuhnya berdensitas opak pada hemithorax
tersebut.(21)
bayangan seperti kurva, dengan permukaan daerah lateral lebih tinggi daripada bagian
medial. Bila permukaanya horizontal dari lateral ke medial, pasti terdapat udara
dalam rongga tersebut yang dapat berasal dari luar atau dalam paru-paru sendiri.
Kadang-kadang sulit membedakan antara bayangan cairan bebas dalam pleura dengan
adhesi karena radang (pleuritis). Perlu pemeriksaan foto dada dengan posisi lateral
22
Gambar 2.12Efusi pleura dextra pada wanita berumur 56 tahun. Efusi yang tidak diketahui
penyebabnya.(20)
USG
Pemeriksaan dengan USG pada pleura dapat menetukan adanya cairan dalam
rongga pleura. Pemeriksaan ini sangat membantu sebagai penuntun waktu melakukan
CT-Scan
Pemeriksaan CT-Scan dada dapat membantu. Adanya perbedaan densitas
efusi pleura. Pemeriksaan ini tidak banyak dilakukan karena biayanya masih mahal.
(20)
23
Gambar 2.14 CTscan menunjukkan adaefusi pleurakecil
diposteriorkostofrenikusbilateral(21)
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC. 2011; Hal. 1257.
2. Scanlon, Valerie C. Tinasander. The Respiratory System. Library of Congress
in Publication. 2010. Hal. 344-352.
3. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel Ke Sisitem Edisi 6. Jakarta :
EGC. 2011; Hal. 411-458.
4. Davey, Patrick. Atlas of Netter : Anatomy of Lung. 2011. Hal. 186-187, 190,
192-193.
5. Guyton dan Hall . Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Jakarta :
EGC.2013; Hal. 343-371.
6. SnellRS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Editor; Liliana
Sugiharto. Edisi 6. Jakarta : EGC. 2008; Hal. 90-91.
7. Faiz, Omar. Moffat, David. Anatomy of Glance. Blacwall Science. Pg. 14-16.
8. Pratomo IP, Yunus F. Anatomi dan Fisiologi Pleura.Departemen Pulmonologi
dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia/RSUP Persahabatan, Jakarta, Indonesia. 2013. Hal. 407-412.
9. Anatomy and Physiology of the Lungs.Center of Asbestos Releated Desease.
Montana. 2014. Hal. 1-6.
10. Wilson LM. Penyakit Pernapasan Restriktif. In: Price SA, Wilson LM, editors.
Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit. 6 ed. Jakarta: EGC; 2006.
p. 799-802.
11. Hisyam B, Budiono E. Pneumotoraks Spontan. In: W.Sudoyo A, Setiyohadi B,
Alwi I, K MS, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5 ed.
Jakarta: Interna Publishing; 2009. p. 2339-2343.
12. Fildes J, Meredith JW. Trauma Toraks. In: Fildes J, Meredith JW, editors.
ATLS. 8 ed. America: American College Of Surgeons; 2008. p. 106.
13. Murtala B. Toraks Nontrauma. In: Murtala B, editor. Radiologi Trauma dan
Emergensi. Makassar: Hasanuddin University Press. p. 136.
14. Jain DG, Gosavi SN, Jain Dhruv D. Understanding and Managing Tension
Pneumothorax. Journal, Indian Academy of Clinical Medicine, Volume 9,
No.1, January-March, 2008.
15. Holmes EJ, Misra RR. Thorax. In: Holmes EJ, Misra RR, editors. A-Z of
Emergency Radiology. Cambridge: Cambridge University Press; 2004. p. 55.
25
16. Yilmaz, Adnan dkk. Iatrogenic Pneumothorax : Insidence and Evaluation of
the Therapy. Turkish Respiratory Journal, August 2002, Vol.3, No.2
17. Oh LCW. Pneumothorax. Available at: URL:
http://radiopaedia.org/cases/pneumothorax-15. Accessed 15 Desember, 2014.
18. Hilton, Andrew. Lung Ultrasound in ICU. Available at : URL:
http://www.slideshare.net/ICNVictoria/icn-victoria-hilton-on-lung-uss
Accessed 18 Desember 2014
19. Khairani R, Syahruddin E, Gardenia L. Karakteristik Efusi Pleura di Rumah
Sakit Persahabatan. Jurnal Respirasi Indonesia 2012;32:155-160.
20. Tsuei BJ, Lyu PE. In: Tsuei BJ, Lyu PE, editors. Chest radiography; 2002. p.
190.
21. Halim H. Penyakit Penyakit Pleura. In: W.Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, K
MS, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5 ed. Jakarta: Interna
Publishing; 2009. p. 2329-2330.
22. Rubens MB, Padley SPG. The Pleura. In: Sutton D, editor. Textbook Of
Radiology and Imaging. China: Elsevier Science; 2003. p. 89.
23. D.Novak P. In: Nuswantari D, editor. Kamus Saku Kedokteran Dorland. 25
ed. Jakarta: EGC; 1998. p. 521.
24. Yuranga. Hydropneumothorax. Available at: URL:
http://radiopaedia.org/articles/hydropneumothorax. Accessed 13 Desember,
2014.
25. ENS Reed, Aaron. Hydropneumothoraks verses Simple
Pneumothoraks.Radiology Corner. Military Medicine Radiology Corner,
Volume 175, August, 2010.
26. Shetty A. Hydropneumothorax. Available at: URL:
http://radiopaedia.org/cases/hydropneumothorax-6. Accessed 13 Desember,
2014.
27. Cuete, David. Hydropneumothorax. Available at: URL:
http://radiopaedia.org/cases/hydropneumothorax-7. Accessed 18 Desember
2014
28. Lazzar, Carrinpar. Pneumothorax Ex-vacuo or trapped lung in the setting of
hepatic hydrothorax. Available at: URL:
26
http://openi.nlm.nih.gov/detailedresult.php?img=3538609_1471-2466-12-78-
2&req=4 Accessed 18 Desember 2014
29. Rasyid A. Abses Paru. In: W.Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, K MS, Setiati S,
editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5 ed. Jakarta: Interna Publishing;
2009. p. 2323-2328.
30. Patel PR. In: Patel PR, editor. Lecture Note Radiologi. Jakarta: Erlangga
Medical Series; 2007. p. 55.
31. Djojodibroto D. In: Djojodibroto D, editor. Respirologi. Jakarta: EGC; 2009.
p. 143-144.
32. Sharma. Lung Abcess. Available at : URL:
http://www.learningradiology.com/archives2008/COW%20306Lung
%20abscess/lungabscesscorrect.html. Accessed 18 Desember 2014
27