Ipi298271 PDF
Ipi298271 PDF
Oleh :
Erlan Saputra
Enggineer PT. Metropolitan Land
Trijeti
Dosen Tetap Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta
Email: t3jeti@yahoo.co.id
ABSTRAK: Pembangunan fisik perkotaan dan pemukiman yang pesat menyebabkan semakin banyak permukaan tanah
yang dilapisi perkerasan kedap air (aspal, beton, dll) dapat mengakibatkan: Semakin berkurangnya daerah yang dapat
meresapkan air ke dalam tanah, Semakin besarnya limpasan permukaan (run-off). Hal ini bisa menyebabkan: Semakin
besar dimensi saluran drainase sehingga biaya konstruksi semakin mahal, Memperbesar kemungkinan banjir di daerah
hilir. Untuk penanggulangan banjir di wilayah timur Pemda DKI membangun Banjir Kanal Timur (BKT) yang
menggunakan tiang pancang. Analisa kinerja alat pancang pada pelaksanaan antara satu unit alat dengan unit lainnya,
digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas alat pancang yang dipakai pada pekerjaan BKT terhadap hasil akhir
yang di capai dengan menggunakan metode analisa satuan waktu.
ABSTRACT: Physical development of rapid urban and settlement led to a growing number of soil surface covered
with impervious pavement (asphalt, concrete, etc.) can result: The reduction in the area that can absorb water into the
ground, The amount of surface runoff (run-off). This can cause: The larger the dimensions of drainage channels so
that the more expensive construction costs, Enlarging the possibility of flooding in downstream areas. For flood
prevention in the eastern government of Jakarta to build the East Flood Canal (BKT) which uses the stake. Performance
analysis tools on the execution stake of one unit of equipment with other units, is usedto measure levels of productivity
tools used in the job stakes BKT to achieve the end result in using the method of analysis units of time.
43 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia Volume 2 Nomer 2 Juli 2011
Pembangunan pada umumnya di bagi dalam struktur, serta yang paling utama adalah
beberapa tahap, ada pra pelaksanaan, ekonomis
pelaksanaan dan pasca pelaksanaan. Dalam tiap
tahapan pembangunan bisa dipastikan akan ada Pada pelaksanaan pembangunan BKT yang
beberapa kendala teknis maupun non teknis. menggunakan tiang pancang, ada beberapa
Sebuah pekerjaan pembangunan, khususnya kendala yang sering dialami pelaksana maupun
bangunan air terdapat beberapa kendala dalam pengawas proyek. Dari permasalahan alat
pelaksanaannya. Ada berbagai macam faktor pancang, operator alat pancang itu sendiri
kendala yang biasanya di temui di lapangan, baik sampai produktivitas alat pancang itu dari sisi
kendala teknik maupun non teknis. Oleh karena waktu penggunaan dan pekerjaannya.
itu pengelolaan sumber daya secara efektif dan Titik berat penulisan ini adalah pengukuran
efisien seperti peralatan, tenaga kerja, dalam perbandingan antara satu unit alat dengan unit
suatu pekerjaan merupakan salah satu faktor lainnya dan tingkat produktivitas alat pancang
terpenting dalam pelaksanaan konstruksi. serta hasil yang dicapai dengan menggunakan
Semakin baik sebuah pengelolaan maka akan metode analisa satuan waktu pada pekerjaan
memberikan hasil dan nilai tambah serta Banjir Kanal Timur di Jl.Raya Bekasi, Kelurahan
keuntungan bagi semua pihak. Ujung Menteng, Jakarta Timur
Proses nilai tambah yang dihasilkan dari
pengelolaan sumber daya secara efektif dapat
memberikan peningkatan hasil yang diinginkan. KAJIAN PUSTAKA
Untuk mewujudkan proses nilai tambah tersebut
diperlukan pengukuran produktivitas yang juga 1. Proyek secara umum bisa diartikan suatu
berfungsi sebagai evaluasi terhadap pemanfaatan usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu
sumber daya yang dipakai. Produktivitas berarti yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya.
memaksimalkan pengelolaan sumber daya yang Pada pekerjaan sipil kita mengenal adanya
ada atau produktivitas bisa diartikan sebagai proyek kontruksi yang berarti suatu upaya
perbandingan antara hasil yang dicapai (output ) untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk
dengan keseluruhan sumber daya yang bangunan atau infrastruktur. Secara umum
digunakan. Karena dengan memahami proyek kontruksi meliputi dua jenis
produktivitas berarti efisiensi dan efektivitas kelompok yakni : Bangunan gedung seperti
sebuah pekerjaan dapat kita lakukan. rumah, kantor, pabrik ; Bangunan sipil seperti
jalan, jembatan, drainase dan infrastruktur
Dalam pembangunan pada umumnya kita lainnya. Tahapan proyek dalam proses
mengenal 2 bagian utama ,yakni struktur bawah pekerjaan konstruksi menjadi sangat penting
(Sub Struktur ) dan struktur Atas (Upper Struktur mengingat bahwasanya setiap pekerjaan
). Struktur bawah dari suatu bangunan ialah harus dikerjakan melalui beberapa tahapan.
bagian struktur yang berfungsi meneruskan
beban bangunan ke dalam tanah pendukung.
Adapun penyalur beban ini harus dibuat
sedemikian rupa sehingga mampu menjaga
keseimbangan struktur secara keseluruhan dan
mampu ditahan oleh lapisan tanah yang kuat agar
tidak terjadi penurunan diluar ketentuan yang
dapat menyebabkan terjadinya kegagalan
44 | K o n s t r u k s i a
Produktifitas Alat Pancang Terhadap Analisa Waktu Pada Pekerjaan BKT (Erlan - Trijeti)
membutuhkan lereng yang tegak. Salah satu pemancangan, misal, tiang beton yang retak
kondisi yang sering menggunakan konstruksi karena menderita tegangan tarik yang
Sheet Pile sebagai dinding penahan adalah berlebih.
pada tebing-tebing kali atau sungai. Khusus
untuk dinding penahan tanah yang digunakan 4. Produktivitas secara umum diartikan sebagai
adalah beton, karena debit air yang akan perbandingan antara hasil yang dicapai (
mengalir pada bangunan tersebut akan output) dengan keseluruhan sumber daya
banyak sehingga diperlukan dinding penahan yang digunakan ( input ). Umumnya
tanah yang tingkat kerapatannya baik, dan produktivitas dinyatakan : output/input. Bagi
dapat menahan tiga tekanan sekaligus yakni, owner ( pemilik ) output bisa berarti sebagai
tekanan air, tekanan tanah aktif dan tekanan biaya yang dikeluarkan atau persentase biaya
bangunan lainnya. Dinding Penahan Tanah pengeluaran.Faktor-faktor yang
adalah elemen struktur bawah yang berfungsi mempengaruhi produktivitas adalah : Kondisi
menahan gaya tanah aktif yang diakibatkan Lapangan, Perencanaan dan Koordinasi,
oleh beban vertikal. Material Dinding penahan Komposisi kelompok kerja, Ukuran besar-
tanah/ bisa terbuat dari beton ataupun baja. kecilnya proyek. Selain faktor tersebut ada
Umumnya dibuat diatas pondasi bangunan juga faktor-faktor lainnya yakni: Sikap mental,
tersebut setelah pile-cap dibuat. Tahapan Pendidikan, Ketrampilan, Manajemen, Tingkat
Pekerjaan Pemancangan : Pekerjaan penghasilan, Lingkungan, Iklim kerja, Sarana
Persiapan,Penentuan Titik Tiang Pancang, dan teknologi, Kesempatan. Pengukuran
Pekerjaan Pemancangan, Pelaksanaan produktivitas dapat menunjukan
Pemancangan. Peralatan Pemancangan : Drop perbandingan perbandingan yang dapat di
Hammer, Single Acting Hammer, Double bedakan, yakni : Perbandingan antara hasil
Acting Hammer, Differential Hammer, Diesel pelaksanaan sekarang dengan hasil
Hammer. Alat-alat pelengkap pada proses pelaksanaan sebelumnya yang menunjukan
pemancangan ialah : Back Hoe, Service Crane, adanya peningkatan atau tidak, Perbandingan
Theodolit, Crawler Crane, Driving Cap, Leads, hasil pelaksanaan antara satu unit dengan unit
Dolly, Pile Driving Hammer. Pada dasarnya lainnya.Tetapi pengukuran seperti ini
perencanaan pondasi tiang pancang didasari menunjukan pencapaian yang relative,
oleh berbagai macam faktor, ( beban yang Perbandingan antara hasil pelaksanaan antara
dipikul, luas penampang tiang pancang, satu unit dengan target yang ingin dicapai
tekanan yang Masalah yang sering ditemui pada masa yang akan datang. Produktivitas
pada pondasi tiang pancang ini, salah satunya sangat besar pengaruhnya dalam sebuah
ialah: Pemancangan yang tidak baik dapat pekerjaan/proyek terutama produktivitas
memperlemah tiang, misalnya terlalu tenaga kerja yakni pada aspek jumlah tenaga
beratnya palu pancang ( hammer ), kerja dan fasilitas yang diperlukan. Salah satu
Pemancangan yang dipaksakan menembus pendekatan yang digunakan untuk mengukur
batu, dapat menghancurkan tiang, Palu hasil guna sumber daya yang ada adalah
pancang yang terlalu ringan dapat dengan memakai parameter indeks
mengakibatkan pemberhentian pemancangan produktivitas, yakni :
pada kedalaman yang masih jauh dari lapisan
yang di tentukan, Mutu bahan ( beton ) yang
tidak baik, beton yang keropos atau tiang yang
ukurannya mengecil ( menyempit ) pada tiang
yang dicor setempat, Kerusakan setelah
46 | K o n s t r u k s i a
Produktifitas Alat Pancang Terhadap Analisa Waktu Pada Pekerjaan BKT (Erlan - Trijeti)
Dan tahapan pendekatan nya adalah sebagai dengan keseluruhan sumber daya yang ada
berikut : Menghitung tingkat produktivitas ( dan digunakan, maka dapat dibuat langkah-
alat,sdm,dll ), Mengumpulkan data untuk langkah produktif untuk efisiensi dalam
bahan perhitungan pengukuran ( data alat, rencana kerja berikutnya, Mengetahui sejauh
pekerja, waktu, bahan baku/material, dll ), mana efektivitas pekerjaan/lainnya dengan
Menyajikan dan Menganalisa data, mengetahui faktor-faktor yang
Menetapkan sasaran yang akan diukur ( alat, mempengaruhinya, Dapat membantu
sdm, dll ) mis.jenis kegiatan, unit kerja, Kinerja mengestimasi biaya pekerjaan.
alat atau pekerjanya. Setelah proses
pengkuran selesai maka bisa didapat hasil Pengumpulan dan pencatatan data
berupa kurva peningkatan/diagram perbandingan produktivitas alat pancang yang
pengukuran peningkatan yang telah dilakukan di gunakan pada pekerjaan sheet pile BKT
pengukuran tersebut. Pada pengkuran dapat dengan menggunakan analisa dan perhitungan
dilakukan berbagai segmentasi, sebagai waktu pada masing-masing alat pancang
contoh pada pengukuran produktivitas alat sehingga akan di dapat output berupa hasil
pancang pada pekerjaan pemancangan BKT perhitungan waktu pada masing-masing alat
yang dilakukan per segmen ( per meter pancang yang berbeda ketika melakukan
).dengan dua alat pancang yang berbeda ( pemancangan pekerjaan sheet pile BKT
Diesel Hammer dan Drop Hammer ) Setelah di lakukan perhitungan dan
Pengukuran ini dimaksudkan untuk pengukuran waktu secara manual pada kedua
mengetahui sejauh mana produktivitas alat alat pancang yang berbeda yakni drop
tersebut bekerja (per meter) dari bagian yang hammer dan diesel hammer Dan juga dari data
telah ditentukan panjang saluran kanal yang didapatkan dari pihak kontaktor, maka di
tersebut. Misalnya : Saluran 1 dan 2 yang analisa perbandingan ini akan di buat grafik
panjangnya masing (segmen ) 50 meter dari data-data tersebut berikut dengan
dengan luasan ,P = 50 M2, L = 200 M2. penjelasannya.
Sepanjang 50 M2 dilakukan beberapa
pemancangan dalam satuan waktu ( jam ) Dari masing-masing grafik tersebut, maka
maka dengan pengkuran alat pancang itu akan di ketahui sejauh mana produktivitas
ketika bekerja, maka bisa didapat hasil waktu kedua alat pancang tersebut ( drop dan diesel
efektif pemancangan,tiang yang berhasil ) di tinjau dari sisi efektifitas waktu dalam
dipancangkan, tingkat kesalahan proses pemancangan dan banyaknya pukulan
pemancangan, dan efektivitas alat pancang dari masing-masing alat pancang tersebut.
yang digunakan dengan tentunya berbagai
macam faktor-faktor yang mempengaruhinya. ANALISA
47 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia Volume 2 Nomer 2 Juli 2011
Sumbu X = Waktu (menit); Sumbu Y = banyak No. Tiang Starting Ending Jumlah Total Kedalaman
pukulan dalam 1 kali pemancangan Time Time Total waktu
Pukulan (menit)
194 11.35 12.35 239 58 10
Hasil Pemancangan tiang no. 193
Banyaknya pukulan dan total waktu pukulan
No. Tiang Starting Ending Jumlah Total Kedalaman untuk mencapai kedalaman 10 m2 rata2
Time Time Total waktu mencapai 60 menit untuk satu tiang (pile)
Pukulan (menit)
dengan jarak waktu kosong (sisa waktu) 2-3
193 9.45 10.35 238 47 10
menit
Banyaknya pukulan dan total waktu pukulan Dengan menggunakan mesin jenis drop hammer,
untuk mencapai kedalaman 10 m2 rata2 maka dapat dilihat tingkat efektivitasnya dalam
mencapai 50 menit untuk satu tiang (pile) sisi waktu
dengan jarak waktu kosong (sisa waktu) 3-4
menit
48 | K o n s t r u k s i a
Produktifitas Alat Pancang Terhadap Analisa Waktu Pada Pekerjaan BKT (Erlan - Trijeti)
Grafik drop hammer No. Tiang Starting Ending Jumlah Total Kedalaman
70 Time Time Total waktu
60
Pukulan (menit)
226 10.35 11.1 271 31 10
50
40 0
100
Banyaknya pukulan dan total waktu pukulan
200
30 239
untuk mencapai kedalaman 10 m2 rata2
20 mencapai 30 - 35 menit untuk satu tiang (pile)
10 dengan jarak waktu kosong (sisa waktu) 2-3
0
menit
0 100 200 239
dengan jarak waktu kosong (sisa waktu) 2-3 Selisih waktunya = selisih waktu
menit antara satu mesin dengan mesin lainnya
Dengan menggunakan mesin jenis diesel hammer Dalam pemancangan satu tiang
maka dapat dilihat tingkat efektivitasnya dalam
sisi waktu Selisih waktu antar
Mesin Pancang Rata-rata pukulan
mesin
Grafik Diesel hammer
40
Drop hammer 230-240 40 pukulan
35 Diesel hammer 270-280 40 pukulan
30
25
rata-rata total pukulan = kemampuan
pukulanrata-rata dalam pemancangan 1 tiang
0
40
20 120
200
275
15
Selisih pukulan = selisih banyaknya pukulan
10
antara satu mesin dengan mesin Lainnya dalam
5
memancang 1 tiang
0
0 40 120 200 275
50 | K o n s t r u k s i a
Produktifitas Alat Pancang Terhadap Analisa Waktu Pada Pekerjaan BKT (Erlan - Trijeti)
DAFTAR PUSTAKA
2. http://ce.unri.ac.id/lms/course/search.p
hp?search, Pola Jaringan Drainase dan
jaringan
51 | K o n s t r u k s i a