Anda di halaman 1dari 9

Produktifitas Alat Pancang Terhadap Analisa Waktu Pada Pekerjaan BKT (Erlan - Trijeti)

PRODUKTIVITAS ALAT PANCANG TERHADAP ANALISA WAKTU


PADA PEKERJAAN BANJIR KANAL TIMUR

Oleh :
Erlan Saputra
Enggineer PT. Metropolitan Land

Trijeti
Dosen Tetap Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta
Email: t3jeti@yahoo.co.id

ABSTRAK: Pembangunan fisik perkotaan dan pemukiman yang pesat menyebabkan semakin banyak permukaan tanah
yang dilapisi perkerasan kedap air (aspal, beton, dll) dapat mengakibatkan: Semakin berkurangnya daerah yang dapat
meresapkan air ke dalam tanah, Semakin besarnya limpasan permukaan (run-off). Hal ini bisa menyebabkan: Semakin
besar dimensi saluran drainase sehingga biaya konstruksi semakin mahal, Memperbesar kemungkinan banjir di daerah
hilir. Untuk penanggulangan banjir di wilayah timur Pemda DKI membangun Banjir Kanal Timur (BKT) yang
menggunakan tiang pancang. Analisa kinerja alat pancang pada pelaksanaan antara satu unit alat dengan unit lainnya,
digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas alat pancang yang dipakai pada pekerjaan BKT terhadap hasil akhir
yang di capai dengan menggunakan metode analisa satuan waktu.

Kata Kunci: BKT, Pancang, produktifitas

ABSTRACT: Physical development of rapid urban and settlement led to a growing number of soil surface covered
with impervious pavement (asphalt, concrete, etc.) can result: The reduction in the area that can absorb water into the
ground, The amount of surface runoff (run-off). This can cause: The larger the dimensions of drainage channels so
that the more expensive construction costs, Enlarging the possibility of flooding in downstream areas. For flood
prevention in the eastern government of Jakarta to build the East Flood Canal (BKT) which uses the stake. Performance
analysis tools on the execution stake of one unit of equipment with other units, is usedto measure levels of productivity
tools used in the job stakes BKT to achieve the end result in using the method of analysis units of time.

Keywords: BKT, Driving Pile, productivity

PENDAHULUAN dengan sistem drainase yang tidak terawat, serta


tumpukan sampah. Pembangunan Banjir Kanal
Pertumbuhan pembangunan Jakarta sangat cepat Timur (BKT) selain berfungsi mengurangi
dan sarat akan permasalahan terutama masalah ancaman banjir di 13 kawasan, melindungi
banjir. Salah satu proses penanggulangan banjir permukiman, kawasan industri, dan pergudangan
di Jakarta adalah Banjir Kanal Barat dan Banjir di Jakarta bagian timur, BKT juga dimaksudkan
Kanal Timur sebagai bangunan air. Curah hujan sebagai prasarana konservasi air untuk pengisian
yang tinggi, dataran yang hampir separuhnya kembali air tanah dan sumber air baku serta
lebih rendah dari permukaan laut dan adanya 13 prasarana transportasi air
sungai yang melintasi kota Jakarta, membuat kota
ini sulit menghindari serbuan air, ditambah pula

43 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia Volume 2 Nomer 2 Juli 2011

Pembangunan pada umumnya di bagi dalam struktur, serta yang paling utama adalah
beberapa tahap, ada pra pelaksanaan, ekonomis
pelaksanaan dan pasca pelaksanaan. Dalam tiap
tahapan pembangunan bisa dipastikan akan ada Pada pelaksanaan pembangunan BKT yang
beberapa kendala teknis maupun non teknis. menggunakan tiang pancang, ada beberapa
Sebuah pekerjaan pembangunan, khususnya kendala yang sering dialami pelaksana maupun
bangunan air terdapat beberapa kendala dalam pengawas proyek. Dari permasalahan alat
pelaksanaannya. Ada berbagai macam faktor pancang, operator alat pancang itu sendiri
kendala yang biasanya di temui di lapangan, baik sampai produktivitas alat pancang itu dari sisi
kendala teknik maupun non teknis. Oleh karena waktu penggunaan dan pekerjaannya.
itu pengelolaan sumber daya secara efektif dan Titik berat penulisan ini adalah pengukuran
efisien seperti peralatan, tenaga kerja, dalam perbandingan antara satu unit alat dengan unit
suatu pekerjaan merupakan salah satu faktor lainnya dan tingkat produktivitas alat pancang
terpenting dalam pelaksanaan konstruksi. serta hasil yang dicapai dengan menggunakan
Semakin baik sebuah pengelolaan maka akan metode analisa satuan waktu pada pekerjaan
memberikan hasil dan nilai tambah serta Banjir Kanal Timur di Jl.Raya Bekasi, Kelurahan
keuntungan bagi semua pihak. Ujung Menteng, Jakarta Timur
Proses nilai tambah yang dihasilkan dari
pengelolaan sumber daya secara efektif dapat
memberikan peningkatan hasil yang diinginkan. KAJIAN PUSTAKA
Untuk mewujudkan proses nilai tambah tersebut
diperlukan pengukuran produktivitas yang juga 1. Proyek secara umum bisa diartikan suatu
berfungsi sebagai evaluasi terhadap pemanfaatan usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu
sumber daya yang dipakai. Produktivitas berarti yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya.
memaksimalkan pengelolaan sumber daya yang Pada pekerjaan sipil kita mengenal adanya
ada atau produktivitas bisa diartikan sebagai proyek kontruksi yang berarti suatu upaya
perbandingan antara hasil yang dicapai (output ) untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk
dengan keseluruhan sumber daya yang bangunan atau infrastruktur. Secara umum
digunakan. Karena dengan memahami proyek kontruksi meliputi dua jenis
produktivitas berarti efisiensi dan efektivitas kelompok yakni : Bangunan gedung seperti
sebuah pekerjaan dapat kita lakukan. rumah, kantor, pabrik ; Bangunan sipil seperti
jalan, jembatan, drainase dan infrastruktur
Dalam pembangunan pada umumnya kita lainnya. Tahapan proyek dalam proses
mengenal 2 bagian utama ,yakni struktur bawah pekerjaan konstruksi menjadi sangat penting
(Sub Struktur ) dan struktur Atas (Upper Struktur mengingat bahwasanya setiap pekerjaan
). Struktur bawah dari suatu bangunan ialah harus dikerjakan melalui beberapa tahapan.
bagian struktur yang berfungsi meneruskan
beban bangunan ke dalam tanah pendukung.
Adapun penyalur beban ini harus dibuat
sedemikian rupa sehingga mampu menjaga
keseimbangan struktur secara keseluruhan dan
mampu ditahan oleh lapisan tanah yang kuat agar
tidak terjadi penurunan diluar ketentuan yang
dapat menyebabkan terjadinya kegagalan

44 | K o n s t r u k s i a
Produktifitas Alat Pancang Terhadap Analisa Waktu Pada Pekerjaan BKT (Erlan - Trijeti)

BAGAN TAHAPAN PROYEK finansial ; Aspek kelembagaan ; Aspek sosial


budaya ; aspek Legalitas & perundang-
undangan ; Aspek Lingkunga. Beberapa dasar
pertimbangan filosofis dalam perencanaan
sistem drainase untuk pedoman dasar: Suatu
sistem drainase yang dibuat hendaknya tidak
menimbulkan persoalan baru di tempat lain;
Perencanaan sistem drainase harus sejalan
dengan perencanaan kota secara keseluruhan
dan harus terpisah dengan sistem selokan air
limbah ; Dalam penanganan masalah banjir,
perlu dikaitkan dengan aspek kelestarian
lingkungan, topografi wilayah, saluran alam
yang ada dan estetika.
2. Drainase dapat didefinisikan sebagai suatu
3. Pada pekerjaan pondasi,umumnya kita
bangunan air yaitu : Suatu tindakan teknis
mengenal istilah pemancangan yang
untuk mengurangi kelebihan air baik yang
merupakan sebuah pekerjaan struktur bawah
berasal dari air hujan, rembesan, maupun
yang menggunakan pondasi tiang pancang.
kelebihan air dari suatu kawasan /lahan
Alat yang digunakan untuk melakukan
sehingga fungsi kawasan/lahan tidak
pemancangan disebut alat pancang/mesin
terganggu. Akar permasalahan drainase
pancang (Diesel Hammer). Ada beberapa
berawal dari pertambahan penduduk yang
alasan teknis mengapa pondasi tiang pancang
sangat cepat, di atas rata-rata pertumbuhan
digunakan dalam memilih pondasi yang akan
nasional, akibat urbanisasi. Pertambahan
digunakan, selain karena faktor daya dukung
penduduk yang tidak diimbangi dengan
tanah keras, pondasi tiang pancang umumnya
penyediaan prasarana dan sarana perkotaan
memiliki keuntungan dibanding jenis pondasi
yang memadai mengakibatkan pemanfaatan
lainnya, antara lain :biaya pekerjaan relatif
lahan menjadi kurang teratur menyebabkan
lebih murah, waktu pekerjaan lebih singkat,
persoalan drainase di suatu daerah menjadi
proses pekerjaan dan pengawasan lebih
sangat kompleks. Hal ini juga disebabkan oleh
mudah, dapat menjangkau lapisan tanah keras
kesadaran masyarakat yang masih rendah.
yang cukup dalam, pelaksanaan pemancangan
Jenis sistem drainase : Menurut sejarah
tidak dipengaruhi oleh tinggi muka air tanah,
terbentuknya (Drainase alamiah &Drainase
tidak mengeluarkan lumpur yang berlebihan
buatan) ; Menurut letak bangunan (Drainase
pada saat pemancangan yang dapat yang
permukaan tanah & Drainase buatan);
dapat mengganggu mobilisasi pekerjaan dan
Menurut fungsi (Single purpose & Multi
daerah disekitar proyek. Pada pekerjaan
purpose) ; Menurut konstruksi (Saluran
konstruksi BKT pondasi yang digunakan
terbuka & Saluran tertutup). Untuk
adalah tiang pancang dan dinding penahan
membangun sebuah sistem drainase maka
tanah yang menggunakan beton (tiang).
perlu di perhatikan beberapa aspek : Aspek
Konstruksi Sheet Pile merupakan salah satu
Teknis (Survey dan Investigasi yang
konstruksi yang banyak digunakan dalam
diperlukan Topografi, Iklim, Hidrologi , Daerah
penanggulangan kelongsoran lereng atau
genangan, Tata guna lahan dan rencana
timbunan terutama berkaitan dengan area
pengembangan yang akan datang, Sistem
yang terbatas dan atau kondisi-kondisi yang
drainase yang ada) ; Aspek ekonomi &
45 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia Volume 2 Nomer 2 Juli 2011

membutuhkan lereng yang tegak. Salah satu pemancangan, misal, tiang beton yang retak
kondisi yang sering menggunakan konstruksi karena menderita tegangan tarik yang
Sheet Pile sebagai dinding penahan adalah berlebih.
pada tebing-tebing kali atau sungai. Khusus
untuk dinding penahan tanah yang digunakan 4. Produktivitas secara umum diartikan sebagai
adalah beton, karena debit air yang akan perbandingan antara hasil yang dicapai (
mengalir pada bangunan tersebut akan output) dengan keseluruhan sumber daya
banyak sehingga diperlukan dinding penahan yang digunakan ( input ). Umumnya
tanah yang tingkat kerapatannya baik, dan produktivitas dinyatakan : output/input. Bagi
dapat menahan tiga tekanan sekaligus yakni, owner ( pemilik ) output bisa berarti sebagai
tekanan air, tekanan tanah aktif dan tekanan biaya yang dikeluarkan atau persentase biaya
bangunan lainnya. Dinding Penahan Tanah pengeluaran.Faktor-faktor yang
adalah elemen struktur bawah yang berfungsi mempengaruhi produktivitas adalah : Kondisi
menahan gaya tanah aktif yang diakibatkan Lapangan, Perencanaan dan Koordinasi,
oleh beban vertikal. Material Dinding penahan Komposisi kelompok kerja, Ukuran besar-
tanah/ bisa terbuat dari beton ataupun baja. kecilnya proyek. Selain faktor tersebut ada
Umumnya dibuat diatas pondasi bangunan juga faktor-faktor lainnya yakni: Sikap mental,
tersebut setelah pile-cap dibuat. Tahapan Pendidikan, Ketrampilan, Manajemen, Tingkat
Pekerjaan Pemancangan : Pekerjaan penghasilan, Lingkungan, Iklim kerja, Sarana
Persiapan,Penentuan Titik Tiang Pancang, dan teknologi, Kesempatan. Pengukuran
Pekerjaan Pemancangan, Pelaksanaan produktivitas dapat menunjukan
Pemancangan. Peralatan Pemancangan : Drop perbandingan perbandingan yang dapat di
Hammer, Single Acting Hammer, Double bedakan, yakni : Perbandingan antara hasil
Acting Hammer, Differential Hammer, Diesel pelaksanaan sekarang dengan hasil
Hammer. Alat-alat pelengkap pada proses pelaksanaan sebelumnya yang menunjukan
pemancangan ialah : Back Hoe, Service Crane, adanya peningkatan atau tidak, Perbandingan
Theodolit, Crawler Crane, Driving Cap, Leads, hasil pelaksanaan antara satu unit dengan unit
Dolly, Pile Driving Hammer. Pada dasarnya lainnya.Tetapi pengukuran seperti ini
perencanaan pondasi tiang pancang didasari menunjukan pencapaian yang relative,
oleh berbagai macam faktor, ( beban yang Perbandingan antara hasil pelaksanaan antara
dipikul, luas penampang tiang pancang, satu unit dengan target yang ingin dicapai
tekanan yang Masalah yang sering ditemui pada masa yang akan datang. Produktivitas
pada pondasi tiang pancang ini, salah satunya sangat besar pengaruhnya dalam sebuah
ialah: Pemancangan yang tidak baik dapat pekerjaan/proyek terutama produktivitas
memperlemah tiang, misalnya terlalu tenaga kerja yakni pada aspek jumlah tenaga
beratnya palu pancang ( hammer ), kerja dan fasilitas yang diperlukan. Salah satu
Pemancangan yang dipaksakan menembus pendekatan yang digunakan untuk mengukur
batu, dapat menghancurkan tiang, Palu hasil guna sumber daya yang ada adalah
pancang yang terlalu ringan dapat dengan memakai parameter indeks
mengakibatkan pemberhentian pemancangan produktivitas, yakni :
pada kedalaman yang masih jauh dari lapisan
yang di tentukan, Mutu bahan ( beton ) yang
tidak baik, beton yang keropos atau tiang yang
ukurannya mengecil ( menyempit ) pada tiang
yang dicor setempat, Kerusakan setelah
46 | K o n s t r u k s i a
Produktifitas Alat Pancang Terhadap Analisa Waktu Pada Pekerjaan BKT (Erlan - Trijeti)

Dan tahapan pendekatan nya adalah sebagai dengan keseluruhan sumber daya yang ada
berikut : Menghitung tingkat produktivitas ( dan digunakan, maka dapat dibuat langkah-
alat,sdm,dll ), Mengumpulkan data untuk langkah produktif untuk efisiensi dalam
bahan perhitungan pengukuran ( data alat, rencana kerja berikutnya, Mengetahui sejauh
pekerja, waktu, bahan baku/material, dll ), mana efektivitas pekerjaan/lainnya dengan
Menyajikan dan Menganalisa data, mengetahui faktor-faktor yang
Menetapkan sasaran yang akan diukur ( alat, mempengaruhinya, Dapat membantu
sdm, dll ) mis.jenis kegiatan, unit kerja, Kinerja mengestimasi biaya pekerjaan.
alat atau pekerjanya. Setelah proses
pengkuran selesai maka bisa didapat hasil Pengumpulan dan pencatatan data
berupa kurva peningkatan/diagram perbandingan produktivitas alat pancang yang
pengukuran peningkatan yang telah dilakukan di gunakan pada pekerjaan sheet pile BKT
pengukuran tersebut. Pada pengkuran dapat dengan menggunakan analisa dan perhitungan
dilakukan berbagai segmentasi, sebagai waktu pada masing-masing alat pancang
contoh pada pengukuran produktivitas alat sehingga akan di dapat output berupa hasil
pancang pada pekerjaan pemancangan BKT perhitungan waktu pada masing-masing alat
yang dilakukan per segmen ( per meter pancang yang berbeda ketika melakukan
).dengan dua alat pancang yang berbeda ( pemancangan pekerjaan sheet pile BKT
Diesel Hammer dan Drop Hammer ) Setelah di lakukan perhitungan dan
Pengukuran ini dimaksudkan untuk pengukuran waktu secara manual pada kedua
mengetahui sejauh mana produktivitas alat alat pancang yang berbeda yakni drop
tersebut bekerja (per meter) dari bagian yang hammer dan diesel hammer Dan juga dari data
telah ditentukan panjang saluran kanal yang didapatkan dari pihak kontaktor, maka di
tersebut. Misalnya : Saluran 1 dan 2 yang analisa perbandingan ini akan di buat grafik
panjangnya masing (segmen ) 50 meter dari data-data tersebut berikut dengan
dengan luasan ,P = 50 M2, L = 200 M2. penjelasannya.
Sepanjang 50 M2 dilakukan beberapa
pemancangan dalam satuan waktu ( jam ) Dari masing-masing grafik tersebut, maka
maka dengan pengkuran alat pancang itu akan di ketahui sejauh mana produktivitas
ketika bekerja, maka bisa didapat hasil waktu kedua alat pancang tersebut ( drop dan diesel
efektif pemancangan,tiang yang berhasil ) di tinjau dari sisi efektifitas waktu dalam
dipancangkan, tingkat kesalahan proses pemancangan dan banyaknya pukulan
pemancangan, dan efektivitas alat pancang dari masing-masing alat pancang tersebut.
yang digunakan dengan tentunya berbagai
macam faktor-faktor yang mempengaruhinya. ANALISA

Manfaat dari sebuah pengukuran a. Grafik pemancangan dari data proyek


produktivitas, terlebih dalam pekerjaan- Grafik pemancangan ini adalah yang dibuat
pekerjaan konstruksi adalah : Dapat berdasarkan data-data yang kami peroleh dari
mengetahui tingkat produktivitas sesuatu lapangan dan dari perhitungan secara manual
yang ditetapkan akan diukur, Mengetahui yang kami lakukan di lokasi proyek tersebut.
tingkat maksimal pengelolaan sumber daya Grafik ini berisi banyaknya pukulan dan waktu
yang tersedia setelah diadakan pengukuran tiap-tiap kedalamannya.
tingkat poduktivitas, Setelah mendapatkan
perbandingan dari hasil yang dicapai(output)

47 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia Volume 2 Nomer 2 Juli 2011

Pengukuran Tiang pancang no. 193 :


Grafik Drop hammer
Mesin No. tiang Starting Ending Total
Pancang Time Time Driving 260
250
Time 240
230
220
Drop 210
193 9.45 10.35 50 menit 200
Hammer 190
180
170
160
150
140
Grafik Drop hammer 130
120
110
250
240 100
230 90
220 80
210 70
200 60
190 50
180
170 40
160 30
150 20
140 10
130 0
120
110 0 2 6 8 11 13 15 17 20 23 28 31 35.5 38.5 43 46 50 53 55 58
100
90
80
70
60
50
40
Sumbu X = Waktu (menit); Sumbu Y = banyak
30
20 pukulan dalam 1 kali pemancangan
10
0
0 2 5 7 10 13 16 18 19.5 21 23 24.5 26.5 29.5 33.5 35.5 37.5 39 42 47
Hasil Pemancangan tiang no. 194

Sumbu X = Waktu (menit); Sumbu Y = banyak No. Tiang Starting Ending Jumlah Total Kedalaman
pukulan dalam 1 kali pemancangan Time Time Total waktu
Pukulan (menit)
194 11.35 12.35 239 58 10
Hasil Pemancangan tiang no. 193
Banyaknya pukulan dan total waktu pukulan
No. Tiang Starting Ending Jumlah Total Kedalaman untuk mencapai kedalaman 10 m2 rata2
Time Time Total waktu mencapai 60 menit untuk satu tiang (pile)
Pukulan (menit)
dengan jarak waktu kosong (sisa waktu) 2-3
193 9.45 10.35 238 47 10
menit
Banyaknya pukulan dan total waktu pukulan Dengan menggunakan mesin jenis drop hammer,
untuk mencapai kedalaman 10 m2 rata2 maka dapat dilihat tingkat efektivitasnya dalam
mencapai 50 menit untuk satu tiang (pile) sisi waktu
dengan jarak waktu kosong (sisa waktu) 3-4
menit

Pengukuran Tiang pancang no. 194 :

Mesin No. tiang Starting Ending Total


Pancang Time Time Driving
Time
Drop
194 11.35 12.35 60 menit
Hammer

48 | K o n s t r u k s i a
Produktifitas Alat Pancang Terhadap Analisa Waktu Pada Pekerjaan BKT (Erlan - Trijeti)

Grafik drop hammer No. Tiang Starting Ending Jumlah Total Kedalaman
70 Time Time Total waktu
60
Pukulan (menit)
226 10.35 11.1 271 31 10
50

40 0
100
Banyaknya pukulan dan total waktu pukulan
200
30 239
untuk mencapai kedalaman 10 m2 rata2
20 mencapai 30 - 35 menit untuk satu tiang (pile)
10 dengan jarak waktu kosong (sisa waktu) 2-3
0
menit
0 100 200 239

Pengukuran Tiang pancang no. 227 :


Ket : diambil waktu yang terlama dan
pukulan yang terbanyak Mesin No. tiang Starting Ending Total
Waktu 30 menit = 100 pukulan Pancang Time Time Driving
Time
Waktu 40 menit = 200 pukulan
Diesel
Waktu 58 menit = 239 pukulan 227 13.05 13.45 40 menit
Hammer
Sumbu X = Pukulan
Sumbu Y = Waktu ( menit )
Grafik Diesel hammer

Pengukuran Tiang pancang no. 226 : 290


280
270
Mesin No. tiang Starting Ending Total 260
250
Pancang Time Time Driving 240
230
Time 220
210
Diesel 200
226 10.35 11.1 35 menit 190
Hammer 180
170
160
150
140
Grafik Diesel hammer 130
120
110
290 100
280 90
270
260 80
250 70
240 60
230 50
220 40
210 30
200 20
190
180 10
170 0
160 0 2 3.5 5.5 7 9 11 13 15 17 19 20.5 22.5 24.5 27 29.5 31.5 33.5 35.5 37
150
140
130
120
110
100
90
80
Sumbu X = Waktu ( menit ) ;
70
60 Sumbu Y = Pukulan
50
40
30
20
10 Hasil Pemancangan tiang no. 227
0
0 2 4 6 8 9.5 11.5 12.5 13.5 15 16 18 19.5 20.5 22 23 25 27 29 31

No. Tiang Starting Ending Jumlah Total Kedalaman


Time Time Total waktu
Sumbu X = Waktu ( menit ) ;
Pukulan (menit)
Sumbu Y = Pukulan 227 13.05 13.45 275 37 10

Banyaknya pukulan dan total waktu pukulan


Hasil Pemancangan tiang no. 226 untuk mencapai kedalaman 10 m2 rata2
mencapai 35 - 40 menit untuk satu tiang (pile)
49 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia Volume 2 Nomer 2 Juli 2011

dengan jarak waktu kosong (sisa waktu) 2-3 Selisih waktunya = selisih waktu
menit antara satu mesin dengan mesin lainnya

Dengan menggunakan mesin jenis diesel hammer Dalam pemancangan satu tiang
maka dapat dilihat tingkat efektivitasnya dalam
sisi waktu Selisih waktu antar
Mesin Pancang Rata-rata pukulan
mesin
Grafik Diesel hammer

40
Drop hammer 230-240 40 pukulan
35 Diesel hammer 270-280 40 pukulan
30

25
rata-rata total pukulan = kemampuan
pukulanrata-rata dalam pemancangan 1 tiang
0
40
20 120
200
275
15
Selisih pukulan = selisih banyaknya pukulan
10
antara satu mesin dengan mesin Lainnya dalam
5
memancang 1 tiang
0
0 40 120 200 275

Dapat dilihat dan diketahui sejauh mana tingkat


Ket : diambil waktu yang terlama dan produktivitas dalam analisa satuan waktu, dalam
pukulan yang terbanyak hal ini efektivitas waktu pemancangan yang
Waktu 10 menit = 40 pukulan dilakukan oleh jenis alat pancang yang berbeda
Waktu 20 menit = 120 pukulan (drop dan diesel hammer). Dari sisi efektivitas
Waktu 30 menit = 200 pukulan waktu pemancangan dan banyaknya pukulan
Waktu 37 menit = 275 pukulan dengan kedalaman yang telah ditentukan. Maka
Sumbu X = Pukulan akan terlihat selisih waktu yang cukup besar
Sumbu Y = Waktu (menit ) pada kedua alat pancang ( drop dan diesel
hammer) , begitu juga dengan banyaknya
pukulan. Masing-masing alat mempunyai
b. Analisa waktu kelebihan dan kekurangan, Namun dari sisi
efektivitas waktu dalam menunjang
Setelah dilihat pada grafik pemancangan pada
produktivitas, maka dapat dilihat alat mana yang
jenis drop dan diesel hammer maka dapat
jauh lebih produktiv dengan acuan standar waktu
dirumuskan selisih waktu untuk melakukan
pemancangan yang telahb kami hitung secara
pemancangan pada satu tiang yakni:
manual di lokasi proyek.

Selisih waktu antar


Mesin Pancang Rata-rata waktu
mesin

Drop hammer 50-60 menit 15 20 menit KESIMPULAN

Diesel hammer 35-40 menit 15 20 menit 1. Mengetahui produktivitas alat pancang


berarti dapat mengetahui perbandingan
antara hasil yang dicapai antar mesin drop
rata-rata penggunaan waktu = Waktu
hammer dan diesel hammer.
kemampuan alat dalam memancabg satu tiang

50 | K o n s t r u k s i a
Produktifitas Alat Pancang Terhadap Analisa Waktu Pada Pekerjaan BKT (Erlan - Trijeti)

2. Hasil tingkat kinerja alat pancang yang diukur


dengan satuan waktu pada alat pancang yang
berbeda didapat keluaran berupa tingkat
produktivitas alat yang dapat digunakan
sebagai salah satu solusi dalam kendala hal
pemancangan.

3. Kemampuan mesin drop hammer dan diesel


hammer dalam pemancangan tiang pancang
di pekerjaan BKT dari analisa efektivitas
waktu lebih menguntungkan diesel hammer

DAFTAR PUSTAKA

1. Asiyanto, Ir, MBA, IPM, Manajemen


Produksi untuk jasa Konstruksi; Pradya
Paramita; Jakarta, 2005

2. http://ce.unri.ac.id/lms/course/search.p
hp?search, Pola Jaringan Drainase dan
jaringan

3. Rusai Suhud, Ilmu Fundasi Tiang,


Jakarta 1990

4. Suryadharma Hendra & Wigroho Y.H,


Alat-alat Berat Universitas Atmajaya
Jogyakarta, 1998

5. Soeharto Iman, Manajemen Proyek,


Erlangga, Jakarta, 1995

6. Tarumanegara Universitas, Ilmu


Manajemen Konstruksi Untuk Perguruan
Tinggi Universitas Tarumanegara UOT
Penerbitan, Jakarta, 1998

51 | K o n s t r u k s i a

Anda mungkin juga menyukai