Karya ilmiah tertulis (karangan ilmiah) dapat berbentuk artikel lmiah populer (esai, opini), usulan penelitian, dan laporan penelitian. Dalam bentuk
khusus yang bersifat akademik, karangan ilmiah dapat berupa makalah, skripsi, tesis, dan disertasi, yang masing-masing digunakan sebagai salah satu
persyaratan untuk mencapai gelar sarjana (S1), magister (S2), dan doktor (S3).
Isi suatu karya ilmiah dapat berupa keterangan atau informasi yang bersifat faktual (mengemukakan fakta), hipotesis (dugaan-dugaan), konklusif
(mengemukakan kesimpulan), dan implementatif (mengemukakan rekomendasi atau saran-saran serta solusi). Suatu karya ilmiah yang lebih komprehensif
akan mengandung semua jenis keterangan atau informasi tersebut.
B. Menulis Karangan
Kamu tentu banyak mengidolakan penulis-penulis terkenal. Melalui kegiatan mengarang, prestasi dan prestise seseorang akan naik. Mengarang adalah
kegiatan menyusun atau mengorganisasikan buah pikiran, ide, atau gagasan dengan menggunakan rangkaian kalimat yang logis dan terpadu dalam bahasa
tulis. Karangan sering diartikan sebagai rangkaian kalimat yang logis, pemikiran atau pelukisan tentang suatu objek, suatu peristiwa, atau suatu masalah.
Karangan yang disusun dapat berupa fiksi maupun Nonfiksi.
Menulis karangan ilmiah tidak jauh berbeda dengan menulis karangan lainnya. Yang membedakan karangan ilmiah dengan karangan lain adalah dari
metode atau kajian yang digunakannya. Karangan ilmiah bukan sepenuhnya karya ekspresi diri seperti karangan fiksi hasil imajinasi, tetapi penulis harus
menyampaikan data objektif yang diperoleh melalui metode atau kajian ilmiah.
Data yang diperoleh melalui kajian ilmiah di antaranya diperoleh melalui hasil pengamatan, tes, wawancara, penyebaran angket, kajian pustaka, dan uji
coba di laboratrium. Karangan fiksi merupakan karya yang sepenuhnya merupakan hasil ekspresi diri, data yang disampaikan merupakan hasil imajinasi
atau hasil rekaan sendiri walaupun mungkin berdasarkan realitas di sekelilingnya
Karangan ilmiah mempunyai ciri sebagai berikut.
1. Fakta yang disajikan bersifat objektif;
2. Penyajiannya disusun secara logis dan sistematis; dan
3. Bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa baku.
3. Bagian Penutup
a. Daftar Pustaka
Tajuk daftar pustaka dituliskan dengan huruf kapital semua tanpa diberi tanda baca dan dituliskan di tengah-tengah. Dalam daftar pustaka dicantumkan
semua kepustakaan, baik yang dijadikan acuan penyusunan karangan maupun yang dijadikan bahan bacaan, termasuk artikel, makalah, skripsi, disertasi,
buku, dan lain-lain.
Semua acuan dalam daftar pustaka disusun menurut abjad nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan. Jadi, daftar pustaka tidak diberi nomor
urut. Jika tanpa nama pengarang atau lembaga, yang menjadi dasar urutan adalah judul pustaka. Contoh penulisan daftar pustaka: Eneste, Panusuk.
1983. Mempertimbangkan Tradisi. Jakarta: Gramedia.
Untuk majalah atau jurnal mengikuti sistematika sebagai berikut: nama penulis, tahun terbit, judul tulisan, nama majalah/jurnal dengan singkatan
resminya, nomor penerbitan dan halaman.
b. Penulisan Lampiran (jika diperlukan)
c. Penulisan Indeks (jika diper lukan)