ISBN No.
Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember(ITS) Sukolilo, Surabaya 601111*
Fajar09@mhs.physics.ac.id
Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Sukolilo, Surabaya 601112
Abstrak
Sintesis superkonduktor NdBa2Cu3O7- nanokristal dari serbuk Nd2O3, BaCO3, dan CuO, sebagai
material dasar, dengan metode kimia basah. Material yang diperoleh dikarakterisasi menggunakan X-
Ray Difraction (XRD) untuk identifikasi fasa dan perangkat lunak PANalytical High Score Plus
(HSP) untuk pencocokan kandungan fasa. Sampel dengan kalsinasi bertahap 400-500-600oC, dan
suhu sinter 850oC didapatkan hasil terbaik pada waktu sinter 15 menit, dengan fraksi volume 66,01%
dan ukuran butir 85,93 nm.
KATA KUNCI : nanokristal, superkonduktor, kimia basah, kalsinasi, sinter
The synthesis of nanocrystalline NdBa2Cu3O7- superconductor using Nd2O3, BaCO3, dan CuO as
starting materials by wet chemical methods is has been carried out. The resulted powders were
characterized by using X-Ray Difraction (XRD), employing PANalytical High Score Plus (HSP)
software for search-match of phase content. Sampels with step calcination of 400-500-600oC and
sintering process at 850oC for 15 minutes yield 66.01% volume fraction of NdBa2Cu3O7- with crystal
size of 85.95 nm.
KEYWORDS : nanocrystal, superconductor, wet mixing, calcination, sinter
KARAKTERISASI
KESIMPULAN
Gambar 1. Diagram alir penelitian
terbentuk, sehingga fraksi volume NdBa2Cu3O7- pengadukan bahan di atas hot plate stirrer, suhu
masih sangat kecil. sinter dan lamanya suhu penahanan (holding
Penelitian kedua, dilakukan kalsinasi time). Semakin lama dan semakin cepat putaran
secara bertahap, dari suhu 400-500-600oC selama pengadukan dari magnetic stirrer menyebabkan
3 jam. Tujuan dari kalsinasi bertahap ini agar partikel bahan terpecah menjadi atom-atom
oksida keramik NdBa2Cu3O7- sudah mulai dengan ukuran yang semakin kecil, bahkan
terbentuk pada saat kalsinasi, sehingga pada saat menjadi nanoskopis.
sinter memudahkan terjadinya difusi antar Pelarutan BaCO3 dengan HNO3 yang
permukaan dan meningkatkan fraksi volume. telah diencerkan dengan akuades juga
memberikan pengaruh pada pemecahan molekul-
molekul senyawa pada bahan tersebut sehingga
memungkinkan terbentuknya ion-ion yang lebih
mikroskopis bahkan nanoskopis dibandingkan
dengan pelarutan tanpa pengenceran. Hal ini
karena BaCO3 lebih mudah bereaksi, sehingga
dari proses ini diharapkan dapat dihasilkan
ukuran sampel yang jauh lebih kecil dan
memungkinkan memiliki ukuran di bawah 100
nm.
Proses kalsinasi yang dilakukan akan
memberikan pengaruh pada ukuran kristal yang,
karena pada proses ini akan menentukan apakah
fasa yang diharapkan bisa terbentuk. Apabila
pada saat kalsinasi sudah terbentuk fasa yang
Gambar 3. Hasil XRD sampel kalsinasi suhu bertahap 400- diinginkan, maka pada saat sinter, proses
500-600oC dengan variasi waktu sinter 15, 30, dan 60 menit. aglomerasi akan berjalan lebih lambat. Hal ini
bisa dilihat dengan membandingkan data dari
Hasil perhitungan fraksi volume dan dengan variasi kalsinasi dengan waktu yang
ukuran butir NBCO dengan kalsinasi 400oC sama, yaitu 1 jam, kalsinasi sampel NBCO
selama 1 jam, 500oC selama 1 jam, dan 600oC secara bertahap menghasilkan ukuran yang lebih
selama 1 jam ditabelkan seperti di bawah : kecil dan fraksi volume yang lebih besar. Hal ini
karena sebagian fasa BaCuO2 sudah mulai
Tabel 2: fraksi volume dan ukuran butir NdBa2Cu3O7- pada terdekomposisi, sehingga sudah mulai muncul
suhu kalsinasi bertahap dan variasi waktu sinter
No Waktu Fraksi Ukuran 2 int fasa NdBa2Cu3O7-. Suhu dekomposisi dari
sinter volume butir (100%) BaCuO2 berada pada 838,21oC, sehingga saat
(menit) (%) (nm) sampel NdBa2Cu3O7- dipanaskan hingga suhu
1 15 66,0 85,93 32,429 850oC, masih terdapat fasa BaCuO2 (Park, 1993).
2 30 68,8 93,29 32,440 Ukuran kristal akan tumbuh lebih lambat pada
3 60 71,9 114,33 32,484 saat sinter, karena adanya perubahan fasa yang
telah terjadi.
Untuk NdBa2Cu3O7- dengan kalsinasi Suhu sinter dan lamanya waktu
bertahap pada suhu 400-500-600oC didapatkan penahanan juga mempengaruhi ukuran kristal
fraksi volume yang lebih baik jika dibandingkan yang terbentuk. Karena saat disinter, butir kristal
kalsinasi suhu tunggal. Pada variasi waktu sinter, mengalami proses pertumbuhan butir (grain
15 dan 30 menit, ukuran kristal masih berorde growth) dimana ukuran butir menjadi lebih besar
nano, yaitu antara 1 hingga 100 nm seperti dari sebelumnya. Bila suhu sinter yang
terlihat pada tabel 2. Saat waktu sinter dinaikkan digunakan ternyata bukan suhu optimumnya,
menjadi 1 jam, ukuran kristal naik menjadi maka dapat diperkirakan ukuran kristalnya
114,33 nm. Dari membandingkan tabel 1 dan 2 menjadi lebih atau bahkan sangat besar sehingga
untuk waktu sinter yang sama, yaitu 1 jam. mencapai satuan mikrometer. Dan pada saat
Kedua sampel memiliki ukuran kristal yang holding time, butir mengalami masa pemulihan
hampir sama, tetapi memiliki fraksi volume yang (recovery) untuk menyusun diri dan menghindari
berbeda jauh. Hal ini menunjukkan bahwa terbentuknya cacat kristal dengan membentuk
variasi waktu kalsinasi memberikan pengaruh struktur yang lebih rapat, dan pada saat itu pula,
pada faksi volume sampel pada proses sinter. batas-batas butir saling berdekatan dan tidak
Pada kalsinasi bertahap, NdBa2Cu3O7- sudah menutup kemungkinan untuk berpadu satu sama
terbentuk dari kalsinasi, sinter berfungsi untuk lain. Sehingga, lamanya waktu penahanan ini
meningkatkan fasa Nd123 yang terbentuk. (Putri, juga dapat mempengaruhi besar kecilnya ukuran
2010) kristal.
Ukuran kristal secara fisis sangat
dipengaruhi oleh perlakuan awal saat
Seminar Nasional Pascasarjana XI ITS, Surabaya 27 Juli 2011
ISBN No.
Saat material dilakukan proses sinter, Cyrot, M, and Pavuna, D. (1992). Introduction
yang besarnya sepertiga dari titik leleh, pada To Superconductivity and Hight-Tc
proses ini terjadi terjadi necking, difusi antar Material. World scientific, Singapore.
permukaan, dan transformasi fasa. Pada Deptuka, A., Olczak, T., Kada, W., Bartolomeo,
pemanasan ini digunakan krusibel alumina yang A., Brignocchi, A., (1995), Some Aspects
tahan pada suhu tinggi, sebab saat digunakan of Thermal Conversion of Gels to YBCO
krusibel biasa, sebagian material krusibel akan and BSCCO Superconductors. Removal of
menyerap bahan uji ke dalam krusibel. Jenis Carbonates From Intermediete Phase,
furnace juga akan memberikan pengaruh pada Applied Superconductivity, Vol. 2, No 9,
karakteristik bahan, karena akan mempengaruhi pp. 613-619, Geat Britain.
proses terjadinya pertukaran oksigen pada Hardiyasa, I., (2010). Difraksi Kristal
sampel dan menguapkan karbonat. Proses Superkonduktor NdBa2Cu3O7-,
perlakuan panas juga akan memberikan pengaruh YBa2Cu3O7-, dan
terhadap kuantitas senyawa karbonat pada (Nd0,5Gd0,5)Ba2Cu3O7-, Tugas Akhir.,
sampel, sebab senyawa ini akan terus muncul Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya,: p.
hingga suhu 920oC. Pada bahan sampel ini tidak 71-74
terdeteksi senyawa karbonat, meskipun Park, H., Sinha, S., (1993), YBa2Cu3O7-x
dilakukan proses perlakuan panas pada suhu di Superconductors Via Oxide Precursor
bawah 920oC, namun waktu perlakuan juga Containing BaCuO2.5, Applied
memberikan pengaruh terhadap kuantitas Superconductivity Vol 1, no 1/2, pp.157-
senyawa tersebut (Deptuka, 1995). 163, Great Britain.
Pada analisis hasil dari XRD hanya Putri, F., (2010), Sintesis Superkonduktor
digunakan software HSP untuk melakukan Nanokristal NdBa2Cu3O7- Dengan Metode
search match dan mendapatkan FWHM. Hasil Pencampuran Basah Dan Variasi Suhu
dari FWHM ini akan dimasukkan pada Sinter, Tugas Akhir., Jurusan Fisika
persamaan 1, yang kemudian akan didapatkan FMIPA ITS, Surabaya,: p 36-37.
ukuran kristal yang diharapkan. Sedangkan untuk Shipra, A. Gomathi, A. Sundaresan , C.N.R.
mendapatkan fraksi volume dari bahan, (2007). Room-temperature
dilakukan pencocokan fasa difraksi kristal ferromagnetism in nanoparticles of
superkonduktor NdBa2Cu3O7-. Setelah superconducting materials, Jawaharlal
didapatkan puncak yang sesuai, maka untuk Nehru Centrefor Advanced Scientific
mendapatkan fraksi volume dilakukan dengan Research, Jakkur P.O., Bangalore 560064,
menjumlah luas daerah fasa profil, dibagi dengan India.
luas keseluruhan.
Berdasarkan hasil perhitungan dan
analisa kualitatif serta kuantitatif terhadap
ukuran kristal dan fraksi volume fasa
superkonduktor Nd123, diperoleh dua sampel
yang memiliki fraksi volume yang tinggi dan
ukuran kristal di bawah 100 nm, yaitu sampel
dengan kalsinasi bertahap dan suhu sinter 15 dan
30 menit.
4. Kesimpulan
Sampel NdBa2Cu3O7- yang terbentuk
dari kalsinasi tunggal tidak dapat menghasilkan
superkonduktor dengan fraksi volume yang besar
dan berorde nano. Sampel NdBa2Cu3O7- dengan
kalsinasi bertahap 400-500-600oC, didapatkan
hasil terbaik pada waktu sinter 15 menit, dengan
fraksi volume 66,0% dan ukuran butir 85,93 nm.
5. Pustaka
Abdullah, M. (2008), Review: Karakterisasi
Nano Material, Jurnal nanosains dan
nanoteknologi. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, ITB,
Bandung.