dPSI
Halaman
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Materi Titrasi Asam Basa Untuk
Menin gkatkan Keterampilan Generik S ain tD rvrorrcDrDw'
s Mahasi swa
01 - 1 I
Hayatuz zakiyah, Adtim dan A.Halim
Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Motivasi Belajar Siswa Melalui Penerapan
Home Experiment 34 _ 46
Maya Agustina, Adlim, dan Yusrizal
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together Berbasis Home Experiment
Pada Materi Koloid 68 -77
Nina Sanito lbnu Khaldun, dan Djailani, A.R
ililtil
,luffi JU 43701ffiil
J URNAT PEJID TD II{AN SA IIJS IN'DONJfl.SIA
lndonesian Joumal of Science Education
Penerbit
Program Studi Pendidikan lpA Jenjang 52
Program Pascasarjana - Universitas Syiah Kuala
Alamat Penerbit
Program Studi Pendidikan IPA Jenjang 52, pps Unsyiah
Jln. Tgk.chik Pante Kulu, N0.5, Kopelma Darussalam-Banda Aceh23ii1
www. pps.unsyiah,ac.id, Telp: (065 1 T 407 659
)
email: mpipapps unsyiah@yahoo.co,id
Mobile: 0B1362661 119 I 08527750i233
ISSN:2338-4379
Penanggung Jawab
Dr,Abd Gani Haji, M.Si
(Ketua Program Studi Pendidikan lpA pascasarjana)
Ketua Penyuting
Dr, A. Halim, M,Si
Anggota Penyunting
Editor
Syamsul Rizal, S.pd
Layout
BirrulWalidain, S.pd
Jurnal Pendidikan Sains lndonesia (JPSI)menerbitkan artikel hasil penelitian atau hasil pemikiran
dalam bidang Sains Murni dan Pendidikan Sains setiap buian April dan Oktobei
Model Pembelajaran Berdasarkan ]Iasalah Pada Materi Titrasi
Asam
Basa Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains
Mahasiswa
HayatuzZakiyahl ,Adlim2 dan A.Halim2 .
rMahasiswa 2Dosen
dan Program Studi Pendidikan IpA, pps unsyiah, Aceh
Kore s pondens t aru:zakia@ gnail. com
(Diterima: 20 luli2013. Disetujui: 15 September 2013. Dipublikasikan:
oktober 2013)
Abstrak
Penelitian ini merupakan studi pra-eksperimen melalui one group
pretest-posttest clesign Tujuan
penelitian untuk melihat bagaimana aktivitas kelompok ,riut
urirr^, apakah ada peningkatan
keterampilan generik sains, dan bagaimana respon mahasiswa
terhadap p.n"rupun rirodel pBL.
Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar
observasi at<tivitas kelompok, tes pilihan
ganda- keterampilan generik_sains serta angket tanggapan
mahasiswa tentang penerapan model pBL.
subjek penelitian adalah mahasiswa p.ogru* stuoi-penoioikan kimia.
Data aktivitas kelompok diolah
dari skor observasi, data pretes dan postes diolah dengan
data berupa angket -"nggunukan rata-rata N-Gctin, sedangkan
tanggapan mahasiswa diolah dlngun #"nggunakan persentase.
Berdasarkan
analisis data diketahui ada perbedaan yang signifikan traiit pretes"jan
-N-gctin postes KGS setelah diterapkan
model pembelajaran PBL. Berdasalkan terjadi piningkatan KGS pada semua inciikator.
Peningkatan tertinggi pada pengamatan langsung danterendah
iiferensi logika. naaa p"',gu-atan tak
langsung, hukum sebab akibat, kerangka ioglta taat asas
terjadi peningkatun dengan kategori sedang.
Hampir seluruh mahasiswa memberikan tanggapan positif ternaaap
penerapan model pBL.
Abstract
This study is a pre-experimental stucly design by one-group
pretest-posttest design. is Research
purposes to see how student activism, is there a generii
response of students to the application of pnt midels.
,ririrc skilfs improvrir'rt, ora no, tt
Dqta co,llection iistntments in the
fonn of"
sheets observe group activitie,i, multiple-ihoice test generic
science skills as well as sturde:nt
questionnaires about the application of PBL Jbedback
moclels." subiects ieii students oy tlr, ,"iori semester
chemistry education. Actiu-ity data processed group oj of
posttest processed using the average gain scores,
tirrt oirervatio,s, the clata pretest ancl
while the data in the form oy ,iui"i.,t
questionnaires were processed usirtg a percentage. J.eedback
Basecl on the analysis of the data
significanr dffirences in pretest oni poixrrt ,rrilr, generic Jbund no
skilh teqriing ;;";;i
after PBL' Based on the N-v,lue gaii "iiira science
from pretest and normalizecl posxetrt ,t o,i"iin"'increasing
generic science skills in all indicotors."The iighesl
nr,gi1t if iir"rt obr"*ation wilh N-gain are
moderate' the lowest increase wQs containecl on"the logic
infereice. on indirect observatlion indicator,
the law of cause and e.ffect, logic
framework consisteit respec:t:i.vity-an increase in the aLmLount oJ.and
as medium cqtegory. Atmost ail students ,rrpinara-forrrir"
'*;I:, on the
"iitir"ii"" of pBL
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain o'one group pretestt-posttest design" dengan
metode quasi ekspedr,re'n. Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi pendidikan
kimia yang mengambil mata kuliah dan praktikum kimia laruran di FKIP Unsyiah berjumlah
28 orang. Tahapan dal;',.: lenelitian dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap persiapan,
tahap
pelaksanaan, dan tahap rnalisis data dan kesimpulan. Tahap persiapan
penelitian meliputi
studi pendahuluan, pe rie*rnbangan instrumen berupa lembar obser-vasi, soal
tes KGS dan
angket tanggapan mah;r . ir rva, dan validasi instrumen penelitian. Tahap pelaksanaan
penelitian
dibagi menjadi tiga tai'r:',rn yaitu pretes, pembelajaran, dan postes. Tahap ketiga
penelitian
yaitu tahap analisis [i , :i.{ap data serta menyimpulkan hasil analisis data.
Instrumen yang
digunakan dalam pen':;imbilan data berupa lembar observasi aktivitas kelompok
mahasiswa
yaitu perancangan pros"drrr praktikum, kualitas praktikum dan laporan praktikum,
soal pretes
dan postes keterampilan generik sains dengan lima indikator yaitu pengamatan langsung,
pengamatan tak langsung, hukum sebab akibat, inferensi logika dan kerangka
logika taat asas
dengan bentuk soal r,lihan ganda dengan lima alternatif jawaban dan angket tanggapan
mahasiswa tentang F..,,,,:,,,i,:.;n model pBL dengan alternatif pilihan jawaban .,ya,,
dan
'oTidak". Instrumen . r:-'. ligunakan disusun oleh peneliti. sedangkan
untuk menguji
validitas instrumen droitahsis oleh pakar, selanjutnya dilakukan uji coba soal tes KGS pada
mahasiswa semester " " l'r'di Pendidikan Kimia. Data berupa skor dari lembar observasi
ffi
t\0
Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai tertinggi untuk aspek penilaian rancangan prosedur
praktikum yaitu kelompok IV dengan nilai 87,50, sedangkan untuk nilai terendah kelompok I
68,75. Aspek Penilaian kualitas praktikum dengan nilai tertinggi yaitu pada kelompok II
sebesar 92,86 dan terendah kelompok I sebesar 82,14. Aspek penilaian laporan praktikum
nilai tertinggi terdapat pada kelompok II sebesar 90,00 dan terendah kelompok I yaitu 69,44.
Secara keseluruhan kelompok dengan nilai rata-rata tertinggi adalah kelompok tr dan terendah
adalah kelompok L Rancangan prosedur praktikum mahasiswa kelompok fV memiliki
persentase nilai tertinggi dengan rata-rata 87,50 dengan kategori sangat baik. Kelompok yang
memiliki nilai terendah dalam rancangan prosedur praktikum adalah kelompok I dengan nilai
sebesar 68,75 dengan kategori cukup. Adapun tiap aspek yang
dinilai dalam rancangan
prosedur praktikum adalah bagaimana mahasiswa merumuskan
tujuan sesuai dengan
permasalahan yang terdapat dalam LKM. men\llsun teori yang
mendukung dengan metode
yang akan dilakukan terhadap permasalahan. menentukan alat dan
bahan, serta rancangan
prosedur kerja yang akan dilakukan dan yang paling penting dalam
tahapan model pBL
adanya kerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah.
Adapun aspek penilaian kualitas praktikum yang di nilai di antaranya
adalah
kerjasama kelompok saat praktikum, kedisiplinan, persiapan alat dan
bahan, cara merangkai
alat titrasi, melakukan titrasi dan melakukan percobaan secara keseluruhan.
Kelompok yang
memiliki nilai tertinggi pada aspek kualitas praktikum adalah kelompok II
dengan nilai
sebesar 92,86 pada kategori sangat baik. Kelompok I memiliki nilai
terendah untuk kualitas
praktikum sebesar 82,14 tetapi masih dengan kategori baik. Hasil pengamatan
pada saat
melakukan praktikum mahasiswa dalam kelompok II secara keseluruhan
menunjukkan
aktivitas yang sangat baik antar kelompok yaitu termasuk kerjasama
dan kedisiplinan.
Mahasiswa dalam kelompok menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
untuk melakukan
titrasi asam basa, selanjutnya merangkai perangkat titrasi dan melakukan
percobaan titrasi
asam basa. Aspek penilaian laporan praktikum terdiri dari beberapa
aspek yang pertama
tujuan, teori, alat dan bahan, prosedur kerja, hasil pengamatan, analisis
data, pembahasan,
kesimpulan dan daftar pustaka. Kelompok yang memiliki persentase
nilai tertinggi yaitu
kelompok II sebesar 9r,70' Adapun kelompok I memiliki nilai terendah
untuk aspek laporan
praktikum sebesar 69,44 dengan kategori cukup. Laporan praktikum
merupukan salah satu
karya yang dihasilkan melalui penerapan model PBL. Mahasiswa
setelah melakukan
praktikum titrasi asam basa diwajibkan membuat laporan praktikum
perkelompok sebagai
suatu hasil karya dalam penerapan model pBL.
p--)--^-t-^.^
taat asas dimana terjadi peningkatan dan 39,41menjadi 58,46 dengan -\--gcin 3l,43oh dan
termasuk kategori sedang.
(! 60.00
.! 50.00
r!
o 40.00
o 30.00
z 20.00
10.00
0.00
Pengamatan :
Tidak i
Langsung i
64.29
lwPostesl
1 . . ..t 70.09 75.82
| ;:= N-Gain
It I so.rr 32.3r
pengamatan langsung, (b) pengamatan tak langsung, (c) inferensi logika, (d) hukum sebab
akibat dan (e) kerangka logika taat azas. Apabila dilihat secara individual dari 28
mahasiswa yang menjadi subyek penelitian, terdapat 2 mahasiswa tergolong mengalami
peningkatan yang tinggi, 16 mahasiswa tergolong mengalami peningkatan sedang, dan ada
10 mahasiswa yang mengalami peningkatan rendah. Ini dapat diartikan ada 10 mahasiswa
yang kurang mengalami peningkatan dilihat dari hasil pretes dan postes. Berdasarkan hasil
pretes keterampilan generik sains mahasiswa, diperoleh hasil tes sebelum penerapan model
pBL sebesar 49,7 dan setelah diterapkan model PBL didapatkan nilai rerata postes sebesar
67,69. Berdasarkan analisis uji-t terhadap skor pretes dan postes didapatkan hasil t-hitung
lebih besar dari t tabel seperti terteta pada tabel 2.
Tabel2. Hasil uji{ Skor Pretes dan Postes Keterampilan Generik Sains
**ifi[,rd.iffi $l iru
$- xKffit[-{i=
Postes 14,375 8,904 Terdapat
0,00b1 <
54 0,0001 perbedaan yang
Pretes 10,928 8,809 0,05
signifikan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas
kelompok mahasiswa dengan penerapan model PBL menunjukkan rata-rata dengan kategori
sangat baik dan baik. Penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah mampu
meningkatkan keterampilan generik sains mahasiswa dengan indikator pengamatan langsung,
pengamatan tak langsung, hukum sebab akibat, inferensi logika, dan kerangka logika taat
azas. Peningkatan keterampilan generik sains tertinggi terjadi pada indikator pengamatan
langsung dengan kategori sedang. Peningkatan terendah terjadi pada indikator inferensi logika
dengan kategori rendah. Model Pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan keaktifan
mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan mendapat tanggapan yang positif dari
mahasiswa karena dari analisis data angket hampir seluruh mahasiswa setuju dan senang
dengan penerapan model PBL pada mata kuliah dan praktikum kimia larutan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing I dan II Bapak Prof. Dr. Adlim, M.Sc dan
Dr.A.Halim, M.Si. Ucapan terimakasih juga diberikan kepada berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan baik berupa tenaga maupun sumbangan pemikiran hingga penelitian ini
dapat diselesaikan dengan baik.
J
DAFTAR PUSTAKA
Ajai, T.J, Imoko, B.I., dan O'kwu, E.I.2013. "Comparison of The Learning Effectiveness of
Problem-Based Learning (PBL) and Conventional Method of Teaching Algebra".
J ournal of Education and p ractic e. 4( 1 ) : 1 3 I - 1 35.
De Rijdt, C.2jlz."Rigorously Selected and Well Trained Senior Student Tutors in problem
Based Leaming: Student Perceptions and Study Achievements". Journal
Instructional Science. 40(3): 397 _4ll.
Hicks, M., Reid, I. & George, R. 2009. "Enhancing Online Teaching: Designing Responsive
Learning Environments". The International Journal for Academic Development.
6(2),143-151.
Iksanudin. 2007 . "Pengembangan Keterampilan Generik Sains dan Berpikir Kritis Siswa
SMA Pada Topik Hidrolisis Garam". Tesis tidak diterbitkan. Bandung: SPs UPI.
Jeong-So, H, dan Kim, B. 2009. "Learning About Problem Based Learning: Student Teachers
Integrating Technology, Pedagogy and Content Knowledge". Australian Journal
of Educational Technology. 25(I) : 101 -1 16.
Liliasari. 2007. Scientffic Concept And Generic Sciente Skill Retationship in the 2l't Century
Science Education, (Online), (http://file.upi.edu/ diakses 30 Juli 2012).
Lou, S.J, Shih, R.C, Diez, C. R, dan Tseng, K.H. 2011. "The Impact of Problem-Based
Learning Strategieson STEM Knowledge Integration and Attitudes: an
Exploratory Study Among Female Taiwanese Senior High School Students".
Inte rnational J ournal Tec hnolo gy Educ ation. 21 (3) :19 5-21 5.
.
Ronis, D. L. 2008. Problem Based Leraning for Math & Science. Corwin Press: USA.
Sanjaya,W. 2008. " Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan". Jakarta:
Kencana.
Yuen, L.A dan , ,r,n, l-. 2[Jtr 1.,,A {]oi::..,::--::on of Students, Reflective
Thinking Across
Different Years i* Fluu,;r,,-.iased Learning Environmen t,.
^ 39, 171-lgg. Journal
Instruiliona.l. Scienre. i8):
" embelaj aran B erdas arkan Mas alah pada... ...... ... ... .... I 1 I
Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa Melalui Model Pembelajaran
chitdren Learning in science (CLIS) Berbasis simulasi
Komputer pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis
Hendri Saputral, A.Halimz, Ibnu Khaldun2
lMahasiswa dan 2Dosen Program Studi Pendidikan IPA, PPs Unsyiah' Aceh
Ko re sp ondensi: hendriandeskoba@ gmail' com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran CLIS berbasis Simulasi
Komptfter dapat mengurangi k,ititas miikonsepsi siswa pada pembelajaran listrik
dinamis'
pemielajaran CLIS uJrbasiJs;rzulasi kompttlzr dilakukan dengan pengerjaan LKS praktikum listrik
dinamis yang dikerjakan dengan rn"nggnnikun bantuan software Phet Circuit Construction Kit DC
only. v.Lto{e p"n"iitiun yanf aigunatan dalam penelitian ini yaitu pre exsperimental_9:lgun
desain
,,one-group pretest ond posltrrt-desain. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas Xdi salah satu
SMA;i Iiubrrput"n A"eh Barut Daya dengan teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan
tertentu Qturpisive sampling). Sampel dalam penelitian adalah siswa kelas X IA1
yang berjumlah 30
orang, teraiii aari l0'orang Pria dan 20 orang Wanita. Data penelitian diperoleh melalui tes
p"ng-uuruun konsep pada materi listrik dinamis serta hasil wawancara dengan siswa yang terjaring
misfonsepsi. Tes yang digunakan berbentuk pilihan berganda sebanyak 24 item soal. Penurunan
nilai
kuantitas miskonsepsisiswa diketahui dari nilal selisih nilai persentase hasil pretest dengan
persentase hasil pisttest yang signifikansi penurunannya ditentukan dengan menggunakan uji t
t"rpurung*. Dari hasil penetitian diketahui terjadi pengurangan miskonsepsi pada pokok bahasan
listrik dinamis sebesar 42,65oh dari sebelumnya55.60oh, dan hasil uji t dengan menggunakan SPSS 16
pembelajaran CLIS
dengan nilai (sig = 0,00) < 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model
berbasis simulasi komputer secara signifitan dapat mengurangi kuantitias miskonsepsi siswa pada
pokok bahasan listrik dinamis.
Kata Kunci; Miskonsepsi, Model Pembelajaran CLIS berbasis simulasi komputer'
Abstract
This res.earch is aimed to find out how far CLIS computer based simulation learning model can reduce
studenis' misconception quantity on dynamic electrical learning. CLIS computer bqsed simulation
learning wos carried out by doing dynamic elecrical practicum on worksheet using the help of Phet
Circuit Construction Kit DC Onl1, ioftware. The method used in this research is pre experimental
with one-group pre test and post test design. The research subiect wqs students of class X in one of the
senior nign siniob in Aceh Barat Daya regency by using purposive sampling technique. The sample
was the itudents of class XIAI by the number of 30, consist of 10 girls and 20 girls. The research
data
were gained throigh concept mastery test on dynamic electrical subiect and interview with students
who showeil the misconception. The test was done in form of multiple choice with 24 q-uestions. The
reduction of students' miiconception quantity was recognized by the dffirence of students' pre-test
and post-tist score percentage-where- the reduction was detetmirued using paired T test. From the
reseirch resut, it is-known tiat misconception reduction on dynamic electrical subject is 42,650/o out
of 55,60% previously and the result i test using SPS,S 16 is (sig = 0,00) < 0,05)' ,This reseach
of
result shows that CLIS computer based simulation learning model cun significantly reduce students'
misconception quantity on dynamic electrical subiect'
METODELOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design. Pre-
experimental design adalah penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok siswa (kelompok
eksperimen) tanpa ada kelompok pembanding atau kelompok kontrol (Sugiyono, 20II). Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest design yaitu perlakuan yang
diberikan pada suatu kelompok eksperimen, dan kemudian diamati pengaruh dari perlakuan tersebut
(Arifin, 20ll:77). Skema model one group pre-test and post-test design (Suparno, 2010:140) adalah
seperti berikut:
Or-+X -+O,
01 adalah tes yang diberikan sebelum perlakuan, 02 adalah tes yang diberikan sesudah perlakuan, dan
X adalah perlakuan (treatment).
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di salah satu SMA di Kabupaten Aceh Barat
Daya. Teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu Qturposive sampling), dengan
t.
Pengurangan miskonsepsi siswa dilihat dari selisih jawaban hasil posttesr dengan jawaban
hasll pretest, jika nilai selisihnya mines (-) menunjukkan adanya pengurangan miskonsepsi. Untuk
melihat pengaruh perlakuan dianalisis dengan menggunakan uji t berpassangan (pairett sampel test).
Uji t berpasangan Qtaired sampel t-test) ditak:ukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan secara signifikan untuk sebuah sampel dengan subjek yang sama, tetapi mendapat
dua
perlakuan yang berbeda (Najmah, 20ll). Pada uji t ini tidak dilakukan uji homegeniras dan normaliras,
dengan alasan untuk sampel yang berkolerasi (berpasangan) tidak dilakukan uji homogenitas varians
(Guiford dalam Johar, 1991). Kesimpulan diambil berdasarkan hasil pengolahan dan analisis
data
dengan teknik pengolahan menggunakan Exel dan Program SPSS
for Win4ows versi 16.0
Adapun langkah-langkah pembelajaran CLIS dengan simulasi komputer pada pembelajaran
listrik dinamis sebagai berikut:
l. Fase 1 Orientasi, guru memberikan pengenalan awal terhadap pembelajaran listrik dinamis
melalui kegiatan demontrasi Phet simulation sertamemberikan soal pretest.
2' Fase 2 Pemunculan ide, guru menyuruh siswa untuk memperhatikan kembali jawaban pretest
yang telah dijawab sebelumnya.
3. Fase 3
Penyusunan Ulang ide terdiri dari klarffikasi icle; memunculkan situasi konflik;
membangun ide baru; dan mengevaluasi itle baru.
a. Pada tahap klarifikasi ide, siswa didorong untuk bertukar gagasan memjawab kembali soal
pada tahap pemunculan ide serta menulis jawaban hasil diskusi pada LKS yang telah
disediakan.
b. Memunculknn situasi konflik, guru meminta siswa untuk membandingkan jawaban yang
dituliskan oleh guru dengan jawaban siswa pada tahap klarifiknsi ide. Hal ini dimaksudkan
untuk melihat ada tidaknya perbedaan konsepsi awal siswa dengan konsep ilmiah, dan
sekaligus agar siswa mau memikirkan atau mengkaji apa yang belum diketahuinya.
c. Membangun ide baru, siswa diberi kesempatan untuk melakukan percobaan yang
berhubungan dengan pembelajaran listrik dinamis, dan diperlukan LKS untuk mendukung
kegiatan ini.
HASIL PENELITIAN
Profil Miskonsepsi Hasil Tes Diagnostik
Pembelajaran listrik dinamis dibagi dalam 6 subpokok bahasan, yaitu alat ukur listrik, hukum
Ohm, hukum Kirchoff, rangkaian seri, rangkaian paralel, energi dan daya listrik. Setelah menganalisis
jawaban pretest maupun jawaban posttest dan mengkategorinya menjadi beberapa kriteria, di
antaranya tidak paham konsep, paham konsep, miskonsepsi, dan jawaban siswa yang menjawab secara
menebak, maka akan diperoleh data persentase miskonsepsi siswa pada setiap item soal tes diagnostik
pembelajaran listrik dianamis.
Pengurangan kuantitas miskonsepsi siswa setelah mendapatkan pembelajaran CC dengan
CLIS berbasis simulasi komputer pada setiap item soal dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
abel 3 Persentase Misk Hasil Pretests dan Posttest Subkonsep Listrik Dinamrs
'N6 rillidtbs U'u*dttii$[
:lllVnffi.ii: *[.%
1 Alat ukur listrik 2I 53.33 13.33 -40.00
2 Hukum Ohm 8, 10, 15, 17 65.83 15.00 -50.83
3 hukum Kirchoff 5.1. t2. 20 46.67 15.83 -30.83
4 Rangkaian seri dan paralel 3,4.9.14. 18, 19,22,23 48.15 1.50 -41.25
5 Energi ))a 68.33 16.67 -5r.67
6 Daya listrik 1,6, 11, 13, 16 50.67 9.33 -41.33
Nilai Rata- Rata 55.60 12.94 -42.65
(Sumber: Hasil Analisis Data Peneliti)
Tanda mines (-) menunjukkan adanya pngurangan miskonsepsi siswa setelah mendapatkan
pembelajaran CLIS berbasis simulasi komputer. Data dari Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk
grafik seperti yang ditunjukkan di bawah ini.
n 80.00
65.83 68.33
h 70.00
s 60.0G i 53.33
48.75 50.67
46.67
$ 4o.oo
5o.oo
w
5
T
g 30.00 W % Pretest
W
*ffi
20.00 ;r: Posttest
10.00 Wuo
0.00 Wry
Alat ukur Hukum hukum Rangkaian Energi daya listrik
listrik ohm kirchoff seri dan
paralel
t
:
Gambar 1. Persentase Pengurangan Miskonsepsi Pada Setiap Sub
Konsep Listrik Dinamis
Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 1 di atas terlihat bahwa miskonsepsi sebelum treatmenl
dengan nilai rata-rata miskonsepsinya sebesar 55,60%, dan setelah treatment miskonsepsinya berubah
menjadi 12,940 dengan rata-rata pengurangan miskonsepsi sebesar -42,650/o. Hasil ini diperkuat
dengan hasil uji t berpasangan (paired sample test) d,engan nilai signifikan 0,00 di bawah nilai
probabilitas 0,05 (sig 0,00<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa model pembelajaran CLIS berbasis
simulasi komputer secara signifikan dapat mengurangi kuantitas miskonsepsi siswa pada pokok
bahasan listrik dinamis.
Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui gambaran miskonsepsi yang dialami oleh siswa
terhadap konsep listrik dinamis. Sebelum melakukan wawancara, penulis memberikan soal pretest
kepada siswa, kemudian dianalisis hasilnya dan diambil sebanyak 5 orang responden yang persentase
miskonsepsinya tinggi. Soal yang digunakan dalam wawancara ini adalah soal pretest sebanyak 24
item soal. Target dari wawancara ini adalah untuk mengetahui konsepsi awal siswa dan alasan siswa
memilih jawaban yang miskonsepsi. Berikut adalah gambaran miskonsepsi siswa hasil wawancara
soal pretest konsep listrik dinamis.
,S,...4$Fo.h$ft
Alat Ukur Listrik meter dan volt meter sama-sama diserikan den
2. Hambatan listrik bergantung pada besarnya kuat arus listrik yung
mengalir
3. Jika saklar ditutup, arus listrik tidak mengalir
Hukunr {)hm dan 4. Tegangan listrik pada kedua ujung saklar akan bernilai nol pada saat
Hukum Kirchoff saklarnya dibuka
5. Hambatan listrik mengalir dalam suatu rangkaian
6. Lampu yang dekat dengan sumber tegangan akan menyala lebih
Miskonsepsi yang dialami siswa pada konsep listrik dinamis sangatlah bervariasi, hal ini
dikarenakan mereka menjawab soal berdasarkan pemikiran sendiri. Kalau pemikirannya tidak
sesuai
dengan konsepsi ilmiah, maka akan menimbulkan miskonsepsi pada diri siswa. Dari lima orang
responden yang penulis wawancarai, kelimanya mengakui bahwa mereka menjawab soal ini
berdasarkan pemikiran sendiri, dan pengalaman mereka ketika belajar listrik dinamis semenjak
di
SMP.
DISKUSI HASIL
Setelah diterapkan model pembelajaran CLIS berbasis simulasi komputer, konsepsi siwa
dijaring melalui hasil posttesl. Seperti yang telah dibahas pada hasil penelitian sebelumnya bahwa
rata-rata miskonsepsi siswa sebelum mendapatkan pembelajaran CLIS berbasis simulasi komputer
sebesar 55,600/o, dan sesudah mendapatkan pembelajaran CLIS berbasis simulasi komputer
miskonsepsinya berkurang menjadi 72,94o . Dari hasil pretest dan posttest dapat dikatakan secara
keseluruhan terjadi pengurangan miskonsepsi setelah mendapatkan pemebalajaran CLIS berbasis
simulasi komputer. Hasil ini diperkuat dengan hasil uji t berpasangan Qtaired sample test) dengan
menggunakan SPSS 16 untuk mengetahui tingkat signifikasi penurunan miskonsepsi setelah
mendapatkan pembelajaran CLIS berbasis simulasi komputer. Hasilnya didapatkan nilai
probabilitasnya (0,00) dibawah 0,05 (sig =0,00<0,05), artinya pembelajaran CLIS berbasis simulasi
komputer secara lebih signifikan dapat mengurangi kuantitas miskonsepsi siswa pada pokok bahasan
listrik dinamis. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kucakulah
(2008) bahwa model pembelajaran perubahan konseptual dapat merubah miskonsepsi siswa pada
rangkaian listrik.
Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah karena rancangan pembelajaran bertitik tolak
dari konsepsi awal siswa dan memposisikan siswa sebagai titik sentral dalam proses pembelajaran di
kelas. Selain dari itu, salah satu tahapan model pembelajaran CC yang cukup menentukan adalah tahap
pembukaan situasi konflik. Pada tahap ini diberikan contoh tandingan dengan tujuan untuk
menggoyahkan stabilitas miskonsepsi siswa. Jika siswa sudah menjadi ragu dengan kebenaran
gagasannya, diharapkan mereka akan merekontruksi gagasan atau konsepsinya sehingga pada akhir
proses belajar konsepsi awal siswa menjadi konsepsi yang sesuai dengan konsepsi ilmiah.
Dari hasil penelitian juga ditemukan beberapa siswa masih mempertahankan miskonsepsinya
walaupun telah dilakukan pembelajaran. Beberapa miskonsepsi masih tetap ada dan bertahan pada diri
siswa setelah pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Baser (2007) dan Clement (1987)
(dalam
pertiwi, 2012) menyatakan bahwa banyak miskonsepsi sulit untuk diubah, bersifat stabil, dan tertanam
dalam domain kognitif serta miskonsepsi terus muncul bahkan setelah pendekatan pembelajaran yang
benar telah diajarkan.
Secara umum, ketidaksesuaian konsepsi awal siswa dengan konsepsi ilmiah disebabkan siswa
membangun pengetahuannya atas akal sehat saja, bukan dibangun berdasarkan metode ilmiah'
It
KESIMPULAN
i Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan N{odel pembelajaran CC dengan CLIS
berbasis
g
simulasi komputer secara signifikan dapat mengurangi kuantitas miskonsepsi siswa pada pokok
j bahasan I istrik dinamis.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, 2.2011. Penelitian Pendidikan Metocle clan Paragdima Bant. Bandung; Remaja Rosdakarya
Brown. 1989. Student Concept of Force: The hnporlance Of Understanding Newton's Third
Law.
J o umal P hy s i cs Educat ion. (24) : 3 53 -3 57
Tahun Ajaran 2010/2011. Tugas Akhir Jurusan Ilmu Pendidikan universitas Tanjungraja.
Hasan, S.,Bagayokoz, D. & Kelleyz. 1999. Misconceptions and the Cengrrr',' lf Response Index
(CRI). Phys. Education. 34(5): 294-299
Johar, R. 1997. Penerapan Model Pembelaiaran Perubahan Konsepnrii ci",r_san CLS pada Topik
Perbandingan di Kelas II
SMP Khadijah Surabaya .Tesis Tidak Dlterbitiian. Surabaya:
Program Pendidikan Matematika IKIP Surabaya
Kang, H. 2010. Cognitive Conflict and Situational Interest As Factors Inlluenci,ng Conceprual Change.
International Journal Of Envimmental And Science Educatiort.5t-1 t: 383--i05
Kurniadi, W. 2008. Mengatasi Miskonsepsi Dinamika dengan Konflik Kognitif \Ieialui Metode
Demontrasi. Jurnal pendidiknn. l4(l): l-13
Mursalin. 2012. Model Diklat Penanggulangan Miskonsepsi Guru Fisika pada Topik Kelistrikan dan
Kemagnetan Melalui Simulasi Komputer. Disertasi UPI :2012
(repo sitory. upi. edu/tesi slist.php) diakses tgl I 5 mar et 20 12
Najmah. 2011. Managemen dan Analisa Data Kesehatan Kombinasi Teori dan Aplikasi SPSS.
Yogyakarta: Nuha Medica
Novak, J. D. & Gowin, D. B. 1985. Leaming How to Leatn. Cambridge University Press.
Salam, H., Setiawan, A. & Hamidah, I. 2010. Pembelajaran Berbasis Virtual Laboratory Untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep pada Materi Listrik Dinamis. Proceedings of The 4th
International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPfl Bcm&tng,
Indonesia, 8- 10 Novemb er 2010
"
Sumadji, Suparno, P. & Wilarjdjo, L. 1998. Pendidiknn Sain yang Humqnistis. Yogyakarta: Kanisius
Suparwoto. 1999. Contoh dan Anlogi Sebagai Upaya Perbaikan Konsep Alternatif Pokok Bahasan
Gerak dan Gaya Pada Siswa Kelas 1 SMU. Jurnalfisika Indonesia. Nomor 3 (11): 19-32
Widiyarti, A., Widayanti & Winarti. Zol2.Pengaruh Model Pembelajaran CLIS (Children Leaming In
Science) dalam Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Siswa pada Mata Pelajaran IPA.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikm dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA,
Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012
Abstrak
Kata kunci: Ikuiri berbasis inkuiri, pemahaman konsep, ketrampilan generic sains.
Abstract
The method used was a quasi experiment design with "the matching-only pretest-posttest control
group" that was done in class XI in SMA students. The data was collected pretest and posttest for
understanding science concepts and generic skills, observation sheet tc observe the enforceability
study, the"questionnaire responses of students against methods of experiment inquiry-based learning.
The result showed the average percentage N-gain understanding of the concept of 56,40'/o experiment
group with the medium categoryt and 28,84% of control group with low category. The percentage of
highest N-gain science generic skills experimental group occurred on indirect obsentations indicator
of 87.50o/o with a high category and the lowest occurred in the indicator framework cowistent logic of
33.54o/o with the medium category. Wile the control group percentage of N-gain science generic
skills highest in the indicator inference logic was 40.630/0 with the medium category and the lowest
occurred in the indicator framework logic consistent at l4.3\o/o with a low category . Students give a
positive response against experimental inquiry-based learning method. Concluded the experimental
inquiry-based learning method can signfficantly fufiher improve the understanding of the concept of
fluid statics and science generic skiLls of senior high school students compared learning method
ve rffi cation expe riment.
m PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Batas*n Katesori
<g>>0,7 Tinssi
0,3<< g)<0,7 Sedans
<g><0,3 Rendah
Sumber: Hake, 1999
en
,
Hasil perbandingan peningkatan pemahaman konsep fluida statis dan keterampilan
generik sains kelas eksperimen dan kelas kontrol dihitung dengan menggunakan statistik
parametrik jika berdistr:t.,rri normal dan non parametrik jika data tidak berdistribusi normal.
t--
I
80,00
I -73;24
70,00 4
I
x 60,00
t
a.
c)
6
tr 50,00
o 38,10
c
(!
40,00 .37_,I'"O_.....
# Kelas Eksperimen
E
(! 30,00 6 Kelas Kontrol
(!
E 20,00
o
4
10,00
i
I 0,00
Pretest Posttest N-gain
I
){-gain) Dengan demikian siswa lebih terlatih karena mengalami sendiri kegiatan ilmiah dalam proses
:nelitian pembelajaran.
70,00
=o
q 50,00
=(!
E 38,19
o 40,00
c
o
F
30,00 w Kelas Eksperimen
c
'6
(, N Kelas Kontrol
20,00
.s
(t
b!
z 10,00
0,00
Tekanan Hukum Pascal Prinsip Archimedes
Hidrostatis
adi
Ien
Gambar 2. Diagram Perbanding an N - gain pemahaman Konsep untuk Setiap
lur Sub Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
rta
tsa
an Kondisi ini
menyebabkan siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui metode
& pembelajaran eksperimen verifikasi tidak mengalami langsung tahapan demonstrasi sehingga
an
peningkatan pemahaman sub konsep tekanan hidrostatis lebih rendah dibandingkan siswa
i'a
yang mendapatkan pembelajaran melalui metode pembelajaran eksperimen berbasis inkuiri.
n.
Perolehan N-gain sub konsep tekanan hidrostatis yang cukup rendah pada kelas kontrol juga
disebabkan oleh beberapa siswa memperoleh nilai pretest lebih baik dibandingkan
nilai
posttest.
Meskipun perolehan persentase rata-rata N-gain pemahaman konsep Hukum pascal
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, perolehan nilai tersebut
terendah
dibandingkan sub konsep lain dalam fluida statis. Kondisi tersebut disebabkan
kemampuan
siswa dalam menganalisis data eksperimen belum optimal. Selain itu siswa teUitr
fohs paOa
proses menemukan persamaan Hukum Pascal, sementara konsep-konsep utama
yang sangat
esensial dalam Hukum Pascal tidak tereksplor secara maksimal. Hal ini berimplikasi
pada
perolehan persentase rata-rata N-gain yang terendah dibandingkan sub konsep
lain dalam
fluida statis. Selain itu beberapa orang siswa kelas eksperimen memperoleh nilai pretest yang
sama dengan nilai posttest dan satu orang siswa memperoleh nilai pretest yang
lebih baik
dibandingkan nilai posttest. Hal ini menyebabkan peningkatan pemahaman sub konsep
Hukum Pascal lebih rendah dibandingkan sub konsep lainnya. Pada kelas kontrol terdapat
beberapa siswa memperoleh nilai pretest lebih baik dibandingkan nilai posttest.
pada E
L
60,00 53;68-_
o
cL s0,00
angat o
P
pada .g 40,00 b* Kelas Eksperimen
(!
(9 8,19
lalam 30,00 ffi Kelas Kontrol
.=
yang (!
b! 20,0o
baik z
10,00
)nsep
0,00
lapat
Pengamatan Pengamatan Hukum Kerangka lnferensi
Langsung Tak Sebab Akibat Logika Taat Logika
Langsung Asas
la
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat dikemukakan kesimpulan sebagai
trerikut; (i) Kesimpulan pertama yaitu metode pembelajaran eksperimen berbasis inkuiri
secara signifikan dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep fluida statis dibandingkan
metode pembelajaran eksperimen verifikasi. Hal ini ditunjukkan oleh persentase rata-rata N-
gain kelas eksperimen yang menerapkan metode pembelajaran eksperimen berbasis inkuiri
sebesar 56,40oh, sementara untuk kelas kontrol yang menerapkan metode pembelajaran
eksperimen verifikasi sebesar 28,84o/o'
(ii) Kesimpulan kedua yaitu metode pembelajaran eksperimen berbasis inkuiri secara
signifikan dapat lebih meningkatkan keterampilan generik sains siswa. Hal ini ditunjukkan
oleh persentase rata-rata N-gain setiap indikator keterampilan generik sains kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
(iii)Kesimpulan ketiga yaitu tanggapan siswa terhadap penerapan metode
pembelajaran berbasis inkuiri pada materi fluida statis berespon positif (setuju). Metode
pembelajaran berbasis inkuiri menarik bagi siswa karena siswa memungkinkan untuk
mengeksplorasi gejala dan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mendesain dan
melaksanakan cara pengujian hipotesis, mengorganisasikan dan menganalisis data' menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikannya (Lawson dalam Wiyanto, 2006)'
DAFTAR PUSTAKA
Fraenkel, dkk. 2012. Hoyv to Design and Evaluate Research in Education- New York:
McGraw-Hill.
Hofstein, A. and Lunetta, V.2004. The Laboratory in Science Education: Foundation for The
Twenty-Firs1 C entury. S c i enc e E clu c at ion' 8 8 : 28-5 4'
Nur Hidayar, T, dkk. 2010. Pembelajaran Fisika Pada Pokok Bahasan Cahaya Dengan
percobaan Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,
diakses pada htt n: I I lib.unnes. ac. id [tanggal I 7 Novembet 2012]'
Saptorini. 2008. Peningkatan Keterampilan Generik Sains Bagi Mahasiswa Melalui,,
bagai Perkuliahan Praktikum Kimia Analisis Instrumen Berbasis Inkuiri. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia.Yol2, No 1.
kuiri
gkan Suma, K. 2010. Efektivitas Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dalam Peningkatan penguasaan
ta N- Konten dan Penalaran Ilmiah calon Guru Fisika. Jurnpl Pendidikan dan
kuiri Pengajaran Universitas Pendidiknn Ganesha, Jilid 43, Nomor 6, halaman 47 55.
-
iaran
Suriyani. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Keterampilan Generik Sains
Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tinombo. Jurnal Mitra Sains.
:tata ISSN: 2302-2A27.
rkan
men Wiyanto. 2006. Pengembangan Kemampuan Merancang Kegiatan Laboratorium Fisika
Berbasis Inkuiri Bagi Mahasiswa Calon Guru. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran
IKIP Negeri Singaraja, No. 2.
tode
rode
ntuk
dan
arik
ima
lah
;co,
rsih
tah
WA
rk:
du
he
ln
/4,
,skatkan IV{odeI Pembelajaran Cr e ativ e p r o b r e rt
7n. S o It,i rt g untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Dan Keterampilan
dengan Generik sains siswa sMp
alawat
(Diterima: 20 Juli 20r3. Disetujui:
:apkan 15 september r013. Dipubrikasikan: okrober
20r3)
r telah
ei ini. Abstrak
'erima Penelitian ini adalah implementasi model pembelajaran problem
Solving Kreatif (psK) dalam
rt dan pembelajaran konsep tekanan. Tujuan penelitian
aialah untuk melihat elektivitas penggunaan
losen model penyelesaian masalah kreatif dan juga
untuk meningkat pemahaman konsep dan
eman ketrampilan generic sains pada konsep tekanan
sisr.va Sekolah Menengah Atas. pelaksamaam
penelitian menggunakan metode p.n.litiun
,',o,trhirg-only pretest-posttest control group,,.
-"th,
Penelitian dilakukan pada kelas vIII sisrva Sekolah
M"n"nguh'pertama tahun ajaran 2012/2013. Hasll
penelitian menunjukkan bahwa N-gain rata-rata
p"-uhu-an konsep el.gaw untuk kelompok
eksperimen dengan katagori sedang 7an 37.99%
untuk ketompok control dengan kategori sedang.
Persentase N-gain tertingi untuk kelompok
eksperim.n f."fo-pok generic sains ajalah 43.44%dengan
kategori sedang' se1e11a11N-gain teriinggi
On untuk t"ro.porJtontrol rerjadi pada indikator
berpikir logic adalah kerangka
d"ngun kategori sedang dan N-gain rerrendah
d_ee. -11'67%
sebab-akibat yaitu 9.33% terjadi pada indikator
<lengan kategori
te: 4
Kata kunci: Penyelesaian masalah kreatil pemahaman
konsep, ketrampilan generic sains.
swa
trI Abstract
This research is implementation creative problem
solvirry Gps) learning
model in teaching the
t0, concept of pressure' The obiectives of this
research is to viiw the.potential of using
creative problem solving to improvi the learning model of
mas-tery of concepts and science getteric
the concept of pressure- in skils of stuclents on
iunior high school. The"study ,u"a- inu method of cluasi experimettt
with "the matchhtg-ottly pretest-poittest co-ntrol group." desigrt
Resea:rch conducted on class vlII student
at
one iunior high school in the city of
sabang jror'oyi;;;;;"g 2012/2013. The resutt
average percentage showed the
mastery of the concept of 67,96%o experimental
cateqory and 37'99o/o !-s1i" group
of control group with midiu; ,;;"g;q. The percentage with the med1tnt
science generic skills experimental"groip of highest N-gairt
occttrrerl onTram"iwork consistent logic inclicator
with the medium cateTory anrl the lo*"it occttrced_inihe oJ 52.08%
law of causality at 43,44% with the ntecliunt
cateSory)' wile the coytrol
Sroup percentage of N-gain ,rirnrl generic skilts highest
framework consistent togic ias +i,ozu wiit tie ,"iai_u* roi"gory in the incJicator
of causality indicator at 8,33% with a low ora ilte rowest occurrecr in the raw
category. It can be*concluded that the use
model can further enhance of cpS learning
conventional learning moders. lnastery of concepts of pressures and science generic skills students thart
Adcritionaily,- ,rui"r, ,;r;;r;; ,bour
Cps was (very goo4), where
y:,!";: is imptemented to give a fresi
new took and improv" iirr*r indicators of
{::"'::'rl:;::''s
Keywords: creative problem solving, unclerstancling
of concepts, science generic skills
lan
ran
ffi:H*?::*Xl:T;#ffiffi Jrxii#il;lxHffi:::?1r;T:::Tffi'
tan
aat
MBTODE PENELITIAN
un
^
rti
n
la
'6 Tabel 1. Desain penelitian
lt K'e.l.ornDok P,retest Perlaharil p^
E (Eksperim"nl o X o
n K (Kontrol) O
n
ffi Fraenkel, at t, fZLll
C o
a
t Keterangan:
I o ' akhir (posttest) untuk mengukur
I
fiXfi'fj:::'l#L[: pemahaman konsep dan
x : Perlakuan rerhadap kelas ekspel-"l,
yaitu penerapan
c : Perlakuan terhadap kelas kontrol,
yaitu
model pembelajaran cpS.
o*";;";;oder pembelajaran konvensional.
Dalam penelitian ini digunakan
instrumen yang dirancang untuk mengumpulkan
sesuai dengan desain penelitian' data
Instrumen tersebut adarah
dengan keterampilan generik tes penguasaan konsep
sains dan angket skara Likert terintegrasi
untuk mengetahui tanggapan
siswa
terhadap model pembelajaran CPS yan-e dilabanakan. Agar memperoleh soal tes yang baik
maka soal tersebut dinilai validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
Reliabilitas instrumen menggunakan format Spearman-Brown untuk ganjil-genap diperoleh
nilai 0,864 dan kiri-kanan diperoleh nilai 0,942. Kedua nilai ini lebih besar dibandingkan
dengan r tabel sehingga instrumen yang digunakan reliabel. Sementara uji validitas
menggunakan format korelasi prodr,tct momerlt. Hasilnya diperoleh 22 but\r soal valid daii 31
butir soal. Dalam penelitian ini digunakan 18 butir soal dikarenakan 4 butir soal dari 22butff
yang valid termasuk berkategori sulit dan kurang daya bedanya. Peningkatan penguasaan
konsep dan keterampilan generik sains sebelum dan setelah kegiatan pembelajaran dihitung
dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
:h I
i
90,00 t-.--
ln I
I
I
79,08
I
{
80,00
AS J
i
ti ^\ 70,00
I
"1'--..-...
ir c) 60,00
v)
m
50,00
rg
40,00 k Kelas Eksperimen
u)
;* Kelas Kontrol
o! 30,00
q)
20,00
10,00
l--*
0,00
Pretest Posttest <o>
D
t-, *... * ..-..
90,00
82,35
80,00 +-*
:
70,00 -r--
ah
U) 60,00
50,00 -i---'
u Kelas Eksperimen
i
30,00 :*--
,,::l 3
oo
20,00 l-'- 'a::::.a.1|il
il l:::r;i i
=t
10,00 .*
!B
0,00 .
jF=
aa:::::::; :.: +
Tekanan ZatPadal Tekanan ZatCait Tekanan Pada Gas
Deskripsi penguasaan
Konsep Setiap Ranah
r::ffT,an N-gain setiap ranah tognitir Kognitif
dirunjukkan d;".1i'a f"n*ruruun konsep rekanan seperri
90,00
70,00
:n V)
V)
60,00 'i**
50,00 -:-*"
4o,oo :t.--
F( *# Kelas Eksperirnen
33,82
30,00 "i**
l
l-+ Kelas Kontrol
20,00 'r**
b0
10,00 -r---
LII
Gambar 3
",.;;;;;;;;;;;;;;;;
Ranah Kognitif 1-6u'rt ;;*****
renguasaan Konsep
Untuk Setiap
persentase
eksperimend#",.,1:ky::#i"":iiffi
karegori sedan,s jan ,I;Tf, jti,':H:,f
terendah terjadi pada ",H:
ranah't"r"rrir %3:,;T"[,fr
dengan kategori sedang. penerapan (c3) sebes
seaangt-ai*r
kognitif pada keras kontror N-gaini.n*uuruun konsep ar 56,g6yo
:r^:^,r:
r..r]rrir^rrrjadi untuk setiap ranah
pada ,unln-iornitif
pengeiahuan (c1)
sebesar
:"T.t#:t;tt1.ffilil::*,t##endah terjadi pada ranah
kognitir pemahama n (C2)
ranah ;ff[?1 {-s"n 'unur' tognitii. penerapan (c3) vang relatif rendah dibandingkan
pembe,ajarancpS;rT1;","n;-:r"T11"T:ff
:T;fi;* jfr H,#:J:H,;:1I
;n,ril:ffi if.'J:1",',"i;L;**;n:iffi jup
:ffi ,Jl;*1,".,,.,u,u.,",nu
Deskripsi Peningkatan Keterampilan Generik Sains
Indikator keterampilan generik sains yang dikembangkan dalam penelitian
ini meliputi
akibat' kerangka
meliputi pengamatan langsung, pengamatan tak langsung, hukum sebab
logika taat asas, dan inferensi logika. Perbandingan N-gain setiap indikator
keterampilan
Gambar 4'
generik sains yang antara kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti ditunjukkan
60,00
I
I
50,00
u) 41,67
V)
40,00
30,00
q)
)) g) # Kelas Eksperimen
.;!
20,00 llLrt{:--*"-. la Kelas Kontrol
'
F,lz
o0 10,00 .tr
iil$
0,00
PengamatanPengamatan Hukum Kerangka Inferensi
Langsung Tak Sebab Logika Taat Logika
Langsung Akibat Asas
generik sains
Gambar 4. Diagram perbanding an N-gainuntuk setiap indikator keterampilan
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
generik sains
Gambar 4 menunjukkan bahwa persentas e rata-ral^ N-gain keterampilan
tertinggi kelas eksperimen terjadi pada indikator kerangka logika taat asas
sebesar 52,08o/o
akibat sebesar
dengan kategori sedang dan terendah terjadi pada indikator hukum sebab
43,40o/o dengan kategori sedang. Sedangkan pada kelas kontrol
persentase N-gain
taat asas sebesar
keterampilan'generik sains tertinggi terjadi pada indikator kerangka logika
4l,6io/o dengan kategori sedang dan terendah terjadi pada indikator hukum
sebab akibat
Berbasis
Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Metode Pembelajaran Eksperimen
Inkuiri
pembelajaran creative
Guna mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model
pernyataan tentang
problem solving dilakukan dengan memberi angket yang berisi butir-butir
siswa yang diperoleh
metode pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan tanggapan
dari data sebaran angket dapat
disimpulkan bahwa ada siswa
iputi (setuju) terhadap penerapan memberikan tanggapan positif
rgka
model cPS pada mareri ,"tunuo
iiurffiffiiu iuu.r :.
rilan
I
*- odel pembelajaran CpS
Pernyataan
Kategori
I
I
I
Model pembelaiarar rrro
diterapkan sangat membantu ruyu
o'.ngatasi kesulitan dalam
memahami materi tekanan Sangat Setuju
Model pemh"
diterapkan sangat cocok untuk
-.nyumpuikan materi tekanan
Dalam rn"ntu*
yang telah diterapkan perlu
dipertahankan Sangat Setuju
Model n"-O
karena pada saat demonirasi
oapat oilakukan oleh semua
siswa Sangat Setuju
LKS yang Oigunakan- dalam model pembelajaran yang
digunakan, sangat menuntun _
saya dalam melaksanakan
Dalam menya
banyak mengajarkan dengan
rr",oriw problem solving(CpS) Sangat Setuju
Dalam menyarnpaikan materi
tekanan, sebaiknya- grru-Ebih
banyak mengajarkan dengan menyesuaikan
ang akan dites.
pada soal_soal
Pengetahua"
i *
fr :"*:i::?:!i: ::,:::
diterapkan
ti
: tahan ru-u, *,
p r o b t e: o r, i, g r bnsj y." e 1.r ur,
ternvara iebih
dalam menyelesaikan soal fisika
illffr",ul:dff'il:Hl
Pembelajar*
creafive problem solving
yung"t.iut, diterapkan membuar
!CpS)
saya termotivasi dalam belaiar Sangat Setuju
nsita
Sangat Setuiu
,:-,.ii, j-i-:: dinamls dan fleksibel sehingga mampu mengembangkan berpikir kreatif
-.-1,1g
l:: --=ls Dalam seiiap tahapannya model pembelajaran CPS memfasilitasi guru dan siswa
*nruk meia,kukan pembelajaran dengan sistematis berpikir kreatif, seperti berpikir divergen,
iogis. dan kritis, dalam setiap langkah pemecahan masalah untuk menghasilkan solusi inovatif
dan bermanfaat.
Model pembelajaran CPS menuntut siswa mendapat pengetahuan dan pengalaman
langsung dalam pembelajaran melalui kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah.
Melalui kegiatan demonstrsi yang dilakukan semua siswa dapat melatih ketrampilan generik
sains. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa sebagian siswa sangat setuju dengan pernyataan
bahwa kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh siswa dalam model pembelajaran CPS dapat
nlelatih ketrampilan generik sains. Ini dikarenakan ada beberapa indikator ketrampilan
generik sains yang dilatih seperti pengamatan langsung, pengamatan tak langsung, kerangka
logika taat azas hukum sebab akibat, dan inferensi logika.
Sebagian siswa juga setuju dengan pernyataan bahwa pengetahuan tentang konsep
tekanan yang diperoleh melalui model pembelajaran CPS yang telah diterapkan ternyata lebih
"tahan lama", sehingga siswa lebih kreatif dalam menyelesaikan soal fisika. Hal ini sejalan
dengan penelitian Prayogo (2011) siswa setuju bahwa pembelajaran model pembelajaran CPS
memfasilitasi siswa dalam menguasai konsep dan memecahkan masalah. Tahap-tahap dalam
model pembelajaran CPS dapat memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan
sendiri suatu konsep dan kerja sama siswa dalam kelompok. Dengan dikuasai konsep melalui
konstruksi pengetahuan sendiri maka konsep tersebut akan bertahan lebih lama dalam struktur
kognitif siswa.
Sebagian besar siswa sangat setuju dengan pernyataan bahwa pembetrajaran konsep
tekanan dengan model CPS yang telah diterapkan membuat mereka termotivasi dalam belajar
fisika. Hal ini dikarenakan dalam model pembelajaran CPS menekankan pencarian suka rela
sisrva untuk memecahkan masalah, kemudian memecahkan masalah yang ditemukan serta
penerapan secara sengaja dan sistematis berpikir kreatif, seperti berpikir divergen, logis, dan
kritis, dalam setiap langkah pemecahan masalah untuk menghasilkan solusi inovatif dan
bermanfaat.
KESIMPULAN
Ien,
v ari ab er r
"i.y"; ;,;: f ::ffi ffil.XlX T:::I??f nj u ran terh a d ap k on s ep
arif
UCAPAN TERIMA
KASIH
penelitian dan penulisan
1an
pihak. i;Till arrikel, penulis mendapatkan
bar
ah.
rik
Dr rbnu *.,ffiru:!iT;?Tf'l#iffi.1* Dr Zuikarn;';,*,il 3i*X1l:?
penelitian ini. Ucapan
an terima Lsil
)at
vang re,ah memberikan koreksi
;*x6*;**i:,.* "***i:;;r::.,;;f.i:
tll
titr'ln'#Lff Tf i#*nmn*mn*nl_XnaspendidikanKo,-a,;,*-
(a
'ffi
p DAFTAR PUSTAKA
h
n Brotosisworo, Uf. 20C4.
Hakikat pembelajaran
;
I
PPAIDirjen oKii.
ii"pdiknas. MIpA di Perguruan Tinggi. Jakarra: pAu-
cahyono' A'N' (2005
I )' Pengembangan-lloctet creative
,-2?:: sorying Berbasis Teknorogi
x,?,ytr ron,iner,ersedia
""f;r^"!#;:;;"rr!ikii, ii:,^,, r{A, ii
Daties' M' 2011' P,engaruh Metode Pembelaiaran
p e n in g creailve probrent sorving
kat a n K e mamp
u), n u rp uri ; ; i; ; ; ; (cps)
;:; rES rs, uei n inoung Terhadan
Fraenket' ".
, Design and Evaruate
Xfr"]tJ_r* f:, Research in Ecrucation.New york:
Gamze sezgin ttl:lu'.dkk (2008) ' Tl:e E{ects of probrem
sorving Instrucfion on physics
t:*':W::, #: ?:: !":: yilif;i;;, #.;::':, ft
a s oi" g:y ;; ; ;,
Am J phys
Hake'
\L rrrtt"tal ,u^X{J,!r1.o:rfr,
change/Gain
scores. [onrine] tersedia di
www physic, il;;;;
.o"i:i;ili#l,r.l1?*"_
PraYogo, K. 2011. Model pembelt .
*":T:X.;il.fj; I 3i;;i; ;,
y,:;::,y#:",;i.??fi
e:{"^ff{"';:;!;",,:;:,;:#;,:}:;r,,"!:,;/_,y:;r,