Saat ini jumlah penderita batu empedu ini cenderung meningkat karena
perubahan gaya hidup, seperti misalnya banyaknya makanan cepat saji
(fast food) yang dapat menyebabkan kegemukan yang merupakan faktor
terjadinya batu empedu. Kandung empedu merupakan organ berbentuk buah
pir kecil yang terletak di perut sebelah kanan dan tersembunyi di bawah
hati, yang menyimpan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati. Ketika
makan, kandung empedu akan menciut (kontraksi) dan mengeluarkan cairan
empedu yang berwarna hijau kecoklatan ke dalam usus halus. Cairan empedu
berguna dalam penyerapan lemak dan beberapa vitamin (vit. A,D, E, dan K).
Bentuk dan warna batu empedu bermacam- macam. Dari kolesteol berwarna
kuning dan mengkilat seperti minyak, batu dari pigmen bilirubin akan
berwarna hitam dan keras atau berwarna coklat tua dan rapuh. Ukurannya
bervariasi, dari yang kecil berupa seperti butiran pasir hingga sebesar
batu kerikil tetapi biasanya berdiamteter 1-2 cm.
Unsur pembentukan batu empedu adalah koleterol dan kalsium. Lebih dari
90 % batu empedu adalah batu koleterol (komposisi kolesterol >50 %) atau
bentuk campuran ( 20-50 % unsur kolesterol) dan siasanya 10 % adalah
batu pigmen (unsur kasium dominan dan koleterol< 20%). Batu empedu
adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran
empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut
kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut
koledokolitiasis.
Jadi komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil
lainnya terbentuk dari garam kalsium. Cairan empedu mengandung sejumlah
besar kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan. Jika cairan
empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi
tidak larut dan membentuk endapan di luar empedu.
Faktor Risiko
Batu empedu lebih banyak ditemukan pada wanita daripada kaum pria 3 : 1
Kegemukan (obesitas).
Faktor keturunan.
Patofisiologi
Sebagian besar batu empedu terbentuk di dalam kandung empedu dan
sebagian besar batu di dalam saluran empedu berasal dari kandung empedu.
Batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu mengalami
aliran balik karena adanya penyempitan saluran atau setelah dilakukan
pengangkatan kandung empedu.
Sebagian besar batu empedu dalam jangka waktu yang lama tidak
menimbulkan gejala, terutama bila batu menetap di kandung empedu.
Kadang-kadang batu yang besar secara bertahap akan mengikis dinding
kandung empedu dan masuk ke usus halus atau usus besar, dan menyebabkan
penyumbatan usus (ileus batu empedu).
Yang lebih sering terjadi adalah batu empedu keluar dari kandung empedu
dan masuk ke dalam saluran empedu. Dari saluran empedu, batu empedu bisa
masuk ke usus halus atau tetap berada di dalam saluran empedu tanpa
menimbulkan gangguan aliran empedu maupun gejala.
Sakit batu empedu yang dialami penderita Asia dan Barat dipicu oleh
penyebab berbeda. Riset menunjukkan, penyakit batu empedu di Asia
umumnya disebabkan infeksi di saluran pencernaan, sementara di Barat
dipicu empat faktor risiko, yakni jenis kelamin wanita, usia di atas 40
tahun, diet tinggi lemak, dan kesuburuan.
Infeksi yang terutama menyebabkan batu empedu, kata Rino, adalah tifoid
atau sakit tifus. /Tifus itu kumannya muara atau teramilan terakhir di
kantong empedu dapat menyebabkan peradangan lokal di situ yang tidak
dirasakan pasien tidak merasa sakit atau demam,.
/
Kebiasaan pasien untuk tidak meneruskan obat antiobiotik hingga tuntas
juga dapat memicu timbulnya batu empedu. Kuman akan terus berada di
kantung empedu karena dalam siklus perjalanannya akan bermuara di
kantung empedu. /Oleh sebab itu, antibiotik harus dihabiskan supaya
kuman di kantong empedu benar-benar habis, /
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin segera terjadi adalah:
Perdarahan
Pada 2-6% penderita, saluran menciut kembali dan batu empedu muncul lagi.
Pencegahan
Karena komposisi terbesar batu empedu adalah kolesterol, sebaiknya
menghindari makanan berkolesterol tinggi yang pada umumnya berasal dari
lemak hewani.
Sebagai informasi, ada perbedaan mencolok dalam hal angka kejadian batu
empedu : di Okinawa dan di Amerika serikat. Di Okinawa, angka kejadian
hanya 4 %, sementara di Amerika Serikat mencapai tigakalinya (11,9%).
Apa yang membedakannya ? Masyarakat Okinawa lebih banyak mengkonsumsi
rumput laut, sayur2 an yang kaya akan serat dan makanan laut yang banyak
mengandung Omega-3. Jenis-jenis makanan tersebut bermanfaat untuk
mencegah pembentukan batu kolesterol. Sementara masyarakat Amerika
Serikat genar mengkonsumsi protein Hewani yang cenderung meningkatkan
kolesterol dan kegemukan. Semua ini berpotensi meningkatkan resiko
terbentuknya batu kolesterol.
Penatalaksanaan
Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan.
Nyeri yang hilang-timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan
menghindari atau mengurangi makanan berlemak.
Pelarutan dengan terapi asam empedu menahun (asam kenodiol dan asam
ursodeoksikolik).