Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN KOMUNITAS

TREND & ISSUE : KOMUNITAS DALAM KRISIS ;


BENCANA

Disusun Oleh :

Nama : Ratnasari Dwinta


NIM : 04021481619007

Dosen : Jaji, S. Kep., Ns., M. Kep

ALIH PROGRAM 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjat kan atas kehadiran Allah swt yang telah memberikan rahmat
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Komunitas
yang berjudul Trend & Issue : Komunitas Dalam Krisis ; Bencana.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik saran yang bersifat membangun guna perbaikan
di masa yang akan datang.

Wasalamualaikum Wr,Wb

Indralaya, Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
i
HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii-iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1-2
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................... 2

BAB II KONSEP TEORI


A. Pengertian................................................................................. 3
B. Jenis Bencana............................................................................ 3-4
C. Faee Bencana............................................................................ 4
D. Kebijakan & Penanganan Bencana........................................... 4
E. Permasalahan Dalam Penanggulangan Bencana....................... 5
F. Permasalahan Di Bidang kesehatan.......................................... 5-6
G. Penanggulangan Bencana Dibidang Kesehatan........................ 6
H. Peran Perawat Dalam Manajemen Bencana............................. 7

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................... 8

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan............................................................................. 10
B. Saran....................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan kesehatan merupakan suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, di mana
keterampilan hubungan antar manusia serta keterampilan organisasi diterapkan dalam
hubungan yang serasi dengan keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan tenaga
sosial, demi memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, perawatan kesehatan
masyarakat ditujukan kepada individu, keluarga dan kelompok melalui upaya peningkatan
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan dan pelayanan keseperawatan
berkelanjutan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif. Selain itu masyarakat
dipandang sebagai target pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mencapai kesehatan
komunitas, sebagai suatu upaya peningkatan kesehatan dan menggunakan kerja sama
sebagai suatu mekanisme dalam mempermudah pencapaian tujuan, yang berarti
masyarakat / komunitas dilibatkan secara aktif untuk mencapai tujuan tersebut (Mubarak
& Chayantin, 2009)
Menurut Efendi Ferry & Makhfudli, 2009, Keperawatan komunitas ditujukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui
intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan yang dihadapinya dalam
kehidupan sehari hari. Dalam sistem kesehatan nasional (SKN) ditetapkan subsistem
upaya kesehatan yang terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan per orangan
(UKP) dan upaya keseharan masyarakat (UKM). UKM terutama diselenggarakan oleh
pemerintah dengan peran serta aktif masyarakat dan swasta, upaya kesehatan harus bersifat
menyeluruh, terarah, terencana, terpadu, berkelanjutan, terjangkau, berjenjang, profesional
dan bermutu.
Secara geografis, Indonesia terletak di wilayah yang rawan bencana. Bencana alam
sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat, dimana saja dan kapan saja, yang dapat
menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi kehidupan masyarakat. Pandangan
awam masih menganggap bahwa bencana merupakan kejadian menyimpang yang
dipisahkan dari kehidupan normal. Selain faktor alam, kurangnya informasi masyarakat
terhadap tanda-tanda dan penanganan bencana sering kali menjadi penghambat dalam
1
upaya manajemen penanggulangan bencana. Kejadian bencana dapat menimbulkan
permasalahan di bidang kesehatan antara lain lumpuhnya pelayanan kesehatan, korban
banyak, korban luka, pengungsi, masalah gizi, penyakit menular, masalah ketersediaan air
bersih, masalah sanitasi lingkungan dan stres atau gangguan kejiwaan. Oleh karena itu
diperlukan langkah langkah stategis bidang kesehatan khususnya oleh perawat
komunitas untuk penganggulangan bencana.
Perkembangan baru kebijakan penanggulangan bencana dalam dekade terakhir adalah
memberikan prioritas utama pada pengurangan resiko bencana terhadap kegiatan
pencegahan, kegiatan mengurangi dampak bencana (nitigasi) dan kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana, serta menerapkan sistem peringatan dini di samping penganan
bencana (Bappenas, 2006 dalam Efendi Ferry & Makhfudli, 2009). Dalam hubungan ini,
informasi dan peran perawat yang berkaitan dengan kejadian bencana sangat diperlukan
baik untuk kesiapsiagaan saat tanggap darurat maupun pasca bencana di pengungsian.

B. Tujuan Penulisan
Mengetahui tentang trend dan issue : Komunitas Dalam Krisis ; Bencana

C. Manfaat Penulisan Makalah


Terlepas dari tujuan itu sendiri makalah ini dibuat dengan manfaat supaya
pengetahuan dan wawasan pembaca agar lebih memahami pada mengetahui tentang trend
dan issue : Komunitas Dalam Krisi ; Bencana.

BAB II
KONSEP TEORI

2
A. Pengertian
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta. Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh
banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011 dalam Efendi Ferry &
Makhfudli, 2009, definisi bencana adalah peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang
mengakibatkan kerusakan geologis, kerugian kehidupan manusia, serta memburuknya
kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar
biasa dari pihak luar

B. Jenis Bencana
Usep Solehudin, 2005 dalam Efendi Ferry & Makhfudli, 2009. Mengelompkkan
bencana menjadi :
1. Bencana alam (Natural disaster)
Adalah kejadian kejadian alammi seperti banjir, genangan, gempa bumi,
gunung meletus, badai, kekeringan, wabah, serangan serangga dll.
2. Bencana ulah manusia (Man-made disaster)
Adalah kejadian kejadian karena perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat
udara atau kendaraan, kebakaran, huru hara, sabotase, ledakan, gangguan listrik,
gangguan komunikasi, gangguan transportasi dll.

Sedangkan berdasarkan cakupan wilayahnya,, bencana terdiri dari :


1. Bencana local
Bencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang
berdekatan. Bencana terjadi pada sebuah gedung atau bangunan bangunan di
sekitarnya. Biasanya akibat faktor manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme,
kebocoran bahan kimia dll.

2. Bencana regional

3
Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang
cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam seperti badai, banjir, letusan
gunung tornado dll,

C. Fase-fase Bencana
Menurut Barbara Santamaria, 1995 dalam Efendi Ferry & Makhfudli, 2009, ada 3
fase dalam terjadinya suatu bencana, yaitu :
1. Fase pre-impact
Merupakan warning phase, tahap awal dari bencana. Informasi didapat dari
badan satelit & meteorologi cuaca. Seharus nya pada fase inilah segala persiapan
dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga dan warga masyarakat
2. Fase impact
Merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-saat dimana
manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup (Survive). Fase impacrt ini terus
berlanjut hingga terjadi kerusakan dan bantuan-bantuan darurat dilakukan.
3. Fase post-impact
Merupakan saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat, juga
tahap di mana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi komunitas normal.
Secara umum, dalam fase post impact ini para korban akan mengalami tahap respons
psikologis mulai dari penolakan (Denial), marah (Angry), tawar-menawar (Bargaining),
depresi (Depression) hingga penerimaan (Acceptance).

D. Kebijakan & Penanganan Bencana


Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana yang
didalamnya memuat ketentuan umum, landasan, asas dan tujuan, tanggung jawab dan
wewenang (Pemerintah & pemerintah daerah), kelembagaan (Pusat & daerah), hak &
kewajiban masyarakat, peran lembaga usaha & lembanga internasional, penyelenggaran
penanggulangan bencana, pendanaan & pengolaan bantuan, pengawasan sengketa &
ketentuan pidana, ketentuan peralihan & penutup.

Tk. Nasional Bakornas PBP = Badan Koordinasi Nasional


Penanggulangan Bencana & Penanganan
Pengungsi
4
Tk, Provinsi Satkorlak PBP = Satuan Koordinasi Pelaksana
Penanggulangan bencana & penanganan
Pengungsi

Tk. Kabupaten Satlak PBP = Satuan Pelaksana Penanggulangan


Bencana & Penanganan Pengungsi

Tk.Kecamatan Satgas = Satuan Tugas Penanggulangan Bencana


& Penanganan Pengungsi

Tk. Desa / = Pertahanan Sipil / Kelompok Masyarakat


Hansip / KMPB
Kelurahan Penanganan Pengungsi

Gambar 1 : Skema koordinasi lembaga penanganan bencana di Indonesia (Sumber :Yayasan


IDEP, 2005 dalam Efendi Ferry & Makhfudli, 2009).

E. Permasalahan Dalam Penanggulangan Bencana


Secara umum, masyarakat di Indonesia termasuk aparat pemerintah di daerah
memiliki keterbatasan pengetahuan tentang bencana seperti berikut ini :
1. Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik bahaya (hazard)
2. Sikap / perilaku yang mengakibatkan menurunnya kualitas SDA (Vulnerability)
3. Kurangnya informasi / peringatan dini yang menyebabkan ketidaksiapan
4. Ketidakberdayaan / ketidakmampuan dalam menghadapai ancaman bahaya (Efendi
Ferry & Makhfudli, 2009).

F. Permasalahan Di Bidang Kesehatan


1. Korban jiwa, luka dan sakit (Berkaitan dengan angka kematian dan kesakitan)
2. Adanya pengungsi yang pada umumnya akan menjadi rentan & berisiko mengalami
kurang gizi, tertular penyakit dan menderita stress
3. Kerusakan lingkungan sehingga kondisi menjadi darurat dan menyebabkan keterbatasan
ait dan sanitasi serta menjadi tempat perindukan vector penyakit
4. Sering kali sistem pelayanan kesehatan terhenti, selain karena rusak, besar
kemungkinan tenaga kesehatan setempat juga menjadi korban bencana
5. Bila tidak diatasi segera, maka derajat kesehatan menurun & berpotensi menyebabkan
terjadinya KLB (Efendi Ferry & Makhfudli, 2009).
5
G. Penanggulangan Bencana Di Bidang Kesehatan
Menurut Efendi Ferry & Makhfudli, 2009, Dilihat dari faktor resiko, dibagi menjadi
aspek medis & aspek kesehatan masyarakat. Pengendalian penyakit & penyehatan
lingkungan merupakan salah satu dari aspek kesehatan masyarakat. Berikut ini merupakan
ruang lingkup bidang pengendalian penyakit & penyehatan lingkungan, terutama pada
yanggap darurat dan pasca bencana.
1. Sanitasi darurat
Penyediaan serta pengawasan air bersih & jamban, kualitas tempat pengungsian,
serta pengaturan limbah sesuai standar. Kekurangan jumlah maupun kualitas sanitasi
ini akan meningkatkan resiko penularan penyakit.
2. Pengendalian Vektor
Bila tempat pengungsian dikategorikan tidak ramah, maka kemungkinan terdapat
nyakum & vector lain di sekitar pengungsi. Ini termasuk adanya timbunan sampah &
genangan air yang memungkinkan terjadinya perindukan vector. Kegiatan : Spraying /
fogging, larvasiding maupun manipulas lingkungan.
3. Pengendalian Penyakit
Jika berpotensi KLB : Dilakukan pengendalian melalui intensifikasi
penatalaksanaan kasus serta penanggulangan faktorresikonya. Penyakit yang
memerlukan perhatian adalah diare & ISPA.
4. Imunisasi Terbatas
Bagi bayi & balita perlu diimunisasi campak bila dalam catatan program daerah
tersebut belum mendapatkan crash program campak.
5. Surveilans Epidemiologi
a) Reaksi sosial e). Makanan & gizi
b) Penyakit menular f). Persediaan air & sanitasi
c) Perpindahan penduduk g). Kesehatan jiwa
d) Pengaruh cuaca h). Kerusakan infrastrukstur kesehatan.

H. Peran Perawat Dalam Manajemen Bencana


1. Fase Pre-Impact
a) Mengikuti pendidikan & pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam penanggulangan
ancaman bencana untuk setiap fasenya

6
b) Terlibat dalam dinas pemerintahan, organisasi lingkungan, palang merah nasional,
maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan &
stimulasi persiapan terhadap ancaman bencana kepada masyarakat
c) Terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatan kesiapan
masyarakan menghadapi bencana
2. Fase Impact
a) Bertindak cepat
b) Do not promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun dengan pasti,
dengan maksud memberikan harapan yang besar pada para korban selamat
c) Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan
d) Koordinasi & menciptakan kepemimpinan
e) Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang terkait dapat mendiskusikan &
merancana master plan of revitalizing, biasanya untuk jangka waktu 30 bulan
pertama.
3. Fase Post impact
Tim kesehatan bersama masyarakat & profesi lain yang terkait berkerja sama
dengan unsur lintas sector menangani masalah kesehatan masyarakat pasca gawat
darurat serta mempercepat fase pemulihan (Recovery) menuju keadaan sehat & aman
(Efendi Ferry & Makhfudli, 2009).

BAB III
PEMBAHASAN

Secara geografis, Indonesia terletak di wilayah yang rawan bencana. Bencana alam
sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat, dimana saja dan kapan saja, yang dapat
7
menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi kehidupan masyarakat. Pandangan awam
masih menganggap bahwa bencana merupakan kejadian menyimpang yang dipisahkan dari
kehidupan normal.
Selain faktor alam, kurangnya informasi masyarakat terhadap tanda-tanda dan
penanganan bencana sering kali menjadi penghambat dalam upaya manajemen
penanggulangan bencana. Berdasarkan teori secara umum, Permasalahan dalam
penanggualangan bencana sebagai berikut :
1. Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik bahaya (hazard)
2. Sikap / perilaku yang mengakibatkan menurunnya kualitas SDA (Vulnerability)
3. Kurangnya informasi / peringatan dini yang menyebabkan ketidaksiapan
4. Ketidakberdayaan / ketidakmampuan dalam menghadapai ancaman bahaya (Efendi Ferry
& Makhfudli, 2009).
Menurut Barbara Santamaria, 1995 dalam Efendi Ferry & Makhfudli, 2009, ada 3 fase
dalam terjadinya suatu bencana, yang salah satunya adalah
Fase pre-impact
Merupakan warning phase, tahap awal dari bencana. Informasi didapat dari badan
satelit & meteorologi cuaca. Seharus nya pada fase inilah segala persiapan dilakukan baik
oleh pemerintah, lembaga dan warga masyarakat, sehingga kerugian baik dari kerugian
materiel dan imateriel bagi kehidupan masyarakat dapat diminimalisir.
Kejadian bencana dapat menimbulkan permasalahan di bidang kesehatan antara lain
lumpuhnya pelayanan kesehatan, korban banyak, korban luka, pengungsi, masalah gizi,
penyakit menular, masalah ketersediaan air bersih, masalah sanitasi lingkungan dan stres atau
gangguan kejiwaan. Oleh karena itu diperlukan langkah langkah stategis bidang kesehatan
khususnya oleh perawat komunitas untuk penganggulangan bencana. Berdasarkan teori,
masalah dalam bidang kesehatan yang terjadi sebagai berikut :
1. Korban jiwa, luka dan sakit (Berkaitan dengan angka kematian dan kesakitan)
2. Adanya pengungsi yang pada umumnya akan menjadi rentan & berisiko mengalami
kurang gizi, tertular penyakit dan menderita stress
3. Kerusakan lingkungan sehingga kondisi menjadi darurat dan menyebabkan keterbatasan
ait dan sanitasi serta menjadi tempat perindukan vector penyakit
4. Sering kali sistem pelayanan kesehatan terhenti, selain karena rusak, besar kemungkinan
tenaga kesehatan setempat juga menjadi korban bencana

8
5. Bila tidak diatasi segera, maka derajat kesehatan menurun & berpotensi menyebabkan
terjadinya KLB (Efendi Ferry & Makhfudli, 2009).
Menurut Efendi Ferry & Makhfudli, 2009, Berikut ini merupakan ruang lingkup bidang
pengendalian penyakit & penyehatan lingkungan, terutama pada yanggap darurat dan pasca
bencana.
1. Sanitasi darurat
Penyediaan serta pengawasan air bersih & jamban, kualitas tempat pengungsian,
serta pengaturan limbah sesuai standar. Kekurangan jumlah maupun kualitas sanitasi ini
akan meningkatkan resiko penularan penyakit.
2. Pengendalian Vektor
Bila tempat pengungsian dikategorikan tidak ramah, maka kemungkinan terdapat
nyakum & vector lain di sekitar pengungsi. Ini termasuk adanya timbunan sampah &
genangan air yang memungkinkan terjadinya perindukan vector. Kegiatan : Spraying /
fogging, larvasiding maupun manipulas lingkungan.
3. Pengendalian Penyakit
Jika berpotensi KLB : Dilakukan pengendalian melalui intensifikasi penatalaksanaan
kasus serta penanggulangan faktorresikonya. Penyakit yang memerlukan perhatian adalah
diare & ISPA.
4. Imunisasi Terbatas
Bagi bayi & balita perlu diimunisasi campak bila dalam catatan program daerah
tersebut belum mendapatkan crash program campak.
5. Surveilans Epidemiologi
a) Reaksi sosial e). Makanan & gizi
b) Penyakit menular f). Persediaan air & sanitasi
c) Perpindahan penduduk g). Kesehatan jiwa
d) Pengaruh cuaca h). Kerusakan infrastrukstur kesehatan.

BAB IV
KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

9
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta. Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh
banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011 dalam Efendi Ferry
& Makhfudli, 2009, definisi bencana adalah peristiwa atau kejadian pada suatu daerah
yang mengakibatkan kerusakan geologis, kerugian kehidupan manusia, serta
memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga
memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar

B. Saran
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah
di atas dengan sumber sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk
bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya
jelaskan tentang daftar pustaka makalah.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

10
- Efendi Ferry & Makhfudli, 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
Dalam Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.
- Mubarak & Chayantin, 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Buku 1.
Jakarta : Salemba Medika.
- Mubarak & Chayantin, 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Buku 2.
Jakarta : Salemba Medika.
- Usep Solehudin, 2005. Business Continuity & Disaster Recovery Plan dalam Efendi
Ferry & Makhfudli, 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik Dalam
Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika
- Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011 dalam Efendi Ferry & Makhfudli, 2009.
Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik Dalam Keperawatan, Jakarta :
Salemba Medika
- Yayasan IDEP, 2005. Panduan Umum Penanggulangan Berbasis Masyarakat dalam
Efendi Ferry & Makhfudli, 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
Dalam Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.

11

Anda mungkin juga menyukai