PENDAHULUAN
bagi organisasi menyebabkan inefisiensi alokasi sumber daya dan merugikan bagi
target, periode pengembalian yang tidak sesuai target (Cheng dkk. 2003).
asimetri informasi dan memiliki dorongan berbuat lalai (incentives to shirk) (Harrison
dan Harrell 1993; Harrell dan Harrison 1994; Eisenhardt 1989; Jensen dan Meckling
1976).
Kedua, Teori Pembenaran Diri menjelaskan bahwa manajer yang memiliki rasa
1
sumber daya terhadap keputusan investasi yang telah diambil sebelumnya (Staw
1976). Lebih lanjut, selaras dengan teori disonansi kognitif, eskalasi komitmen
manajer terjadi akibat keberadaan dua kognitif yang tidak konsisten atau disebut
Disonansi kognitif terjadi ketika seorang manajer menerima balikan yang tidak
situasi disonansi dengan cara mengubah salah satu kognitif yang dimiliki untuk
mencapai konsonansi (Metin dan Camgoz 2011). Beberapa teori lain seperti Teori
Penghindaran (Rubin dan Brocker 1975) dan Teori Atribusi (Huning dan Tompson
2011) banyak digunakan oleh peneliti untuk menjelaskan determinan dari eskalasi
komitmen.
cara memitigasi dan mencegah terjadinya eskalasi komitmen atau disebut dengan de-
dan Staw 1992), menyediakan umpan balik yang tidak ambigu, pelaporan progres
kinerja, dan informasi tentang keuntungan di masa depan (Ghosh 1997), self hurdle
rates (Cheng dkk. 2003), penggunaan informasi akuntansi (Effriyanti 2005), real
options (Denison 2009), monitoring kontrol dan sistem kompensasi (Nayang 2012),
2
konfigurasi antara besaran kerugian, tingkat pengawasan, keberadaan alternatif
beberapa teknik seperti penggunaan Internal Rate Return (IRR), Net Present Value
(NPV), Accounting Rate Return atau biasa disebut dengan istilah hurdle rates (Cheng
dkk. 2003). Cheng dkk. (2003) menguji hurdle rates sebagai bentuk pengendalian
perilaku eskalasi komitmen manajer proyek. Cheng dkk. (2003) menyatakan bahwa
hurdle rates yang disusun oleh manajer proyek (self hurdle rates) akan lebih efektif
sebagai strategi de-eskalasi komitmen dibandingkan hurdle rates yang disusun oleh
beberapa alasan. Pertama, mekanisme hurdle rates yang diajukan oleh Cheng dkk.
(2003) masih meninggalkan masalah dan pertanyaan empiris terkait dengan potensi
keberadaan slack dalam self hurdle rates. Self hurdle rates efektif mende-eskalasi
(Rousseau 1990) bagi manajer. Meskipun demikian, mekanisme self hurdle rates
3
berpotensi menimbulkan perilaku slack. Potensi perilaku slack dapat terjadi karena
target kinerja proyek berpotensi meningkatkan perilaku slack (Arya dkk. 1998).
Manajer mungkin menetapkan tingkat hurdle rates yang rendah agar mudah tercapai.
Jika ketercapaian hurdle rates bukan karena kinerja proyek yang baik melainkan
disebabkan penetapan tingkat yang terlalu rendah, maka proyek tersebut belum tentu
menguntungkan bagi perusahaan. Cheng dkk. (2003, 83) secara eksplisit menyatakan
bahwa:
Sejauh ini belum terdapat riset yang menindaklanjuti saran dan hasil penelitian
Cheng dkk. (2003). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengisi kekosongan
celah riset tersebut dengan menginvestigasi hubungan antara hurdle rates dan sistem
4
Kedua, literatur yang membahas hubungan sistem insentif1 terhadap eskalasi
merupakan salah satu metode utama yang dapat mengatasi masalah keagenan serta
membantu menyelaraskan tujuan agen dan prinsipal (Harrison dan Harrel, 1993;
Harrell dan Harrison 1994; Eisenhardt 1989; Jansen dan Meckling 1976).
yang signifikan antara mode pemberian insentif terhadap tingkat eskalasi komitmen.
(b) Yang dkk. (2009), berhasil menemukan bukti bahwa keberadaan punishment
menunjukkan hal yang sebaliknya. (c) Nayang (2012), berhasil menemukan bukti
bukti keefektifan insentif dalam memitigasi perilaku eskalasi komitmen, hasil tersebut
masih kurang kuat secara teoritis dan masih membutuhkan pembuktian lebih lanjut.
Ketiga, literatur yang menjelaskan hubungan antara sistem insentif dan eskalasi
komitmen masih inkonsisten dan kurang relevan dengan kondisi saat ini. Selain masih
1
Insentif dalam penelitian ini adalah insentif berupa bonus (insentif variabel) yang diberikan kepada
manajer proyek. Mekanisme yang digunakan untuk memberikan bonus kepada manajer proyek yang
dimaksud adalah mode insentif.
5
1991; Decker 1992). Sedangkan Yang (2009), menemukan bukti bahwa insentif
komitmen.
Sistem insentif merupakan fitur yang melekat pada organisasi (Berg dkk. 2009).
Pertanyaan empiris yang masih belum terjawab adalah bagaimana pengaruh insentif
terhadap eskalasi komitmen? kemudian, mekanisme insentif seperti apa yang sesuai
keberadaan insentif dan tidak ada insentif. Perlakuan tersebut tidak lagi relevan
terhadap kondisi yang ada saat ini. Realitas saat ini, mayoritas perusahaan selalu
menyediakan insentif bagi manajer mereka, sehingga perlakuan yang sesuai bagi
variabel sistem insentif adalah mode insentif. Perlakuan yang berbeda atas variabel
sistem insentif mungkin dapat menjelaskan lebih baik bagaimana pengaruh sistem
Berdasarkan paparan motivasi dan celah riset pada bagian sebelumnya, penelitian
ini bertujuan menginvestigasi hubungan antara hurdle rates dan sistem insentif
interaksi atas sistem insentif dan hurdle rates terhadap tingkat eskalasi komitmen.
self hurdle rates yang mungkin muncul atas penggunaan mode insentif tertentu.
6
1.2 Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian motivasi dan latar belakang penelitian yang telah
1. Apakah hurdle rates (organisational hurdle rates dan self hurdle rates) efektif
3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara hurdle rates dan sistem insentif
4. Apakah terdapat potensi perilaku slack yang dilakukan oleh manajer proyek
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh hurdle rates dan
sistem insentif terhadap tingkat eskalasi komitmen manajer pada kasus penganggaran
komitmen manajer.
3. Menguji keberadaan pengaruh gabungan antara hurdle rates dan sistem insentif
7
4. Mengidentifikasi potensi perilaku slack yang dilakukan oleh manajer proyek
komitmen dan strategi yang dapat dilakukan untuk memitigasi eskalasi komitmen.
Penelitian ini mampu memberikan kontribusi secara teoritis yaitu memberikan bukti
valid tentang keefektifan hurdle rates dalam memitigasi perilaku eskalasi komitmen
dalam proses penyusunan self hurdle rates khususnya pada konteks penganggaran
modal.
insentif sebagai strategi untuk mencegah dan menurunkan tendensi perilaku eskalasi
komitmen.
Sistematika penulisan tesis ini meliputi: Bab 1 menguraikan isu terkait eskalasi
dampak negatif bagi perusahaan. Tujuan penelitian ini menguji hurdle rates dan
8
Eskalasi komitmen adalah tindakan yang timbul akibat upaya pembenaran diri. Lebih
lanjut, Eskalasi komitmen banyak terjadi pada manajer yang mengalami kondisi
adverse selection. Penelitian ini memprediksi bahwa keberadaaan hurdle rates dan
komitmen.
dari penelitian Cheng dkk. (2003). Teknik statistik ANOVA dilakukan untuk
Namun, penelitian ini tidak menemukan bukti pengaruh sistem insentif terhadap
interaksi antara hurdle rates dan sistem insetif. Terakhir, potensi slack dalam self
untuk memitigasi eskalasi komitmen. Sistem insentif tidak memiliki pengaruh yang
sistem insentif terhadap eskalasi komitmen, karena insentif merupakan fitur yang
melekat di organisasi/perusahaan.