Anda di halaman 1dari 6

PAPER

GULA ALKOHOL (XYLITOL) DARI AMPAS TEBU SECARA KIMIAWI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Teknologi Pengolahan Pangan Fungsional

Dosen Pengampu :
Prof .Dr. Ir. Harijono, M.App.Sc.

Disusun oleh :
Jehan Kalonika (145100107111038)
Yunita Khilyatun Nisak (145100107111028)
Natallia Desy Nugroho (14510010111104)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
1. Pendahuluan
Xylitol merupakan gula alkohol (polyols) yang mempunyai lima ikatan rantai karbon dengan
rumus kimia C5H12O5. Struktur xylitol pertama kali ditemukan oleh Fisher dan Stahe di Jerman oleh
Betrand di Perancis pada tahun 1890. Xylitol adalah pemanis alami karena secara alami ditemukan
dalam sayuran dan buah-buahan seperti buah plum, strawberry, kembang kol, raspberry, serta serat
kayu pohon birch yang banyak terdapat di Firlandia.
Selain itu, Xylitol juga diproduksi didalam tubuh manusia. Peneliti menemukan bahwa
metabolisme xylitol di dalam tubuh tidak membutuhkan insulin, sehingga di tahun 1960-an, xylitol
telah dikonsumsi sebagai pengganti gula bagi para penderita diabetes. Kemudian pada tahun 1963,
US Food and Drug Administration (FDA) menyatakan bahwa xylitol tidak mempunyai efek toksik.
2. Sifat Fisika dan Kimia Xylitol
Rumus molekul : C5H12O5
Berat molekul : 152,15 gr/mol
Wujud : bubuk atau kristal putih
Nilai Kalori : 2,4 kal/g
Titik Leleh : 92-96OC
Titik Didih : 126oC
3. Keunggulan Xylitol dibanding pemanis lain
1 Xylitol bersifat non-kariogenik, artinya tidak menyebabkan karies pada gigi karena dapat
menghambat pertumbuhan bakteri kariogenik Steptococcus mutans
2 Xilitol sebagai pemanis yang aman digunakan oleh setiap orang. Pernyataan ini dikeluarkan
oleh Food and Drug Administration (FDA)
3 Xylitol memiliki tingkat kemanisan yang sama dengan sukrosa dan lebih manis daripada
sorbitol. Bila sukrosa atau gula pasir dinilai memiliki kemanisan 1, maka glukosa hanya
memiliki kemanisan 0,74; laktosa 0,16; maltosa 0,32; galaktosa 0,32 dan fruktosa 1,73 serta
gula invert (glukosan dan fruktosa perbadingannya 1: 1) 1,30. Sedangkan bila dibandingkan
dengan pemanis butan, maka perbandingan kemanisannya adalah sebagai berikut: xylitol 1,
siklamat 30, acesulfame-K 150, dulcin 250, thaumatin 3.500, steviosida 300, aspartam 200.

Perbandingan tingkat kemanisan dan nilai


Nama gula Nilai Kalori Sifat Kariogenik Tingkat
(kal/g) kemanisan
Sukrosa 4 Ya 1,0
Glukosa 4 Ya 0,7
Fruktosa 4 Ya 1,5
Laktosa 4 Ya 0,2
Xylitol 2,3 Tidak 1,0
Sorbitol 2,6 Tidak 0,6
Manitol 1,6 Tidak 0,5
Maltitol 2,1 Tidak 0,9
Aspartam 0,0 Tidak 180
Saccharin 0,0 Tidak 300

4. Manfaat Xylitol
Xylitol dapat menghambat pertumbuhan bekteri dalam mulut, sehingga bermanfaat untuk
mencegah karies, pembentukan plak, dan menjaga pH saliva. Berdasarkan penelitian, xylitol juga
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Sreptococcus pneumoniae dan nasofaring, sehingga dapat
mengurangi resiko infrksi telinga dan sinusitis. Nilai kalori xylitol lebih rendah dibandingkan gula
lain, menyebabkan xylitol sangat baik dikonsumsi oleh orang-orang yang sedang menjalani
penurunan berat badan. Xylitol memberikan sensasi dingin dan fresh di mulut dengan tidak
meninggalkan rasa yang tidak menyenangkan.
Xilitol (C5H12O5) merupakan polialkohol yang mempunyai beberapa manfaat dalam bidang
farmasi, produk perawatan kesehatan, dan industri makanan. Gula ini dapat dimanfaatkan sebagai
gula pengganti dan makanan penderita diabetes, senyawa yang sangat mudah diterima pada pasien
pasca operasi bedah yang mempunyai kesulitan dalam metabolisme gula karena xilitol mempunyai
tingkat kemanisan yang setara dengan sukrosa namun nilai kalorinya 40% persen lebih rendah dari
kelompok karbohidrat lainnya. Selain itu, penelitian tentang xilitol pun semakin berkembang antara
lain membuktikan bahwa xylitol dapat mengurangi infeksi pada telinga, sinusitis dan osteoporosis.
Dengan beragamnya manfaat xylitol, maka hingga kini xylitol telah banyak digunakan untuk
pemanis pada pasta gigi, permen karet, situp obat batuk, multivitamin dan obat pencuci mulut.

5. Pembuatan xylitol secara kimiawi


a. Tahap Persiapan Bahan Baku
Ampas tebu disaring dengan menggunakan saringan ukuran 1180 m. Kemudian, dicuci
dengan air panas dengan suhu 70 oC, dikeringkan selama 24 jam, dihomogenisasi, dan
disimpan (Baudel, 2005).

b. Tahap Hidrolisis
Ampas tebu dihidrolisis dengan asam sulfat (0.5% v/v) , rasionya yaitu (cair terhadap
padatan) sebesar 15:1 pada reactor batch ukuran 1000 cm 3. Pada PARR reactor, kondisinya
yaitu di bawah non-isothermal dan kecepatan mengaduknya sebesar 4000 rpm. Campuran
tersebut dipanaskan dengan suhu 150 oC menggunakan steam. Asam akan menghidrolisis
polisakarida menjadi monosakarida dan mengubah lignin menjadi bahan yang tidak larut
dimana dapat dipisahkan melalui proses filter. Proses ini berada pada tekanan 100 psi (Jaffe
et al, 1974). Selanjutnya, keluaran dari reaktor dilanjutkan ke filter press pada kondisi
vacuum. Proses filtrasi ini terjadi pada suhu sekitar 90-150oC selama 30 menit. Pemisahan
didasrkan pada perbedaan titik didih. Xylosa mempunyai titik didih tertinggi yaitu 168 oC
akan terpisah dari asam sulfat dan juga air (Baudel, 2005).

c. Tahap Hidrogenasi
Tahap berikutnya yaitu menuju ke reactor hidrogenasi yang akan mereaksikan xylose dengan
gas hydrogen, nantinya akan menghasilkan xylitol. Katalis yang digunakan yaitu logam aktif
(Ru) (2%). Proses yang terjadi menggunakan suhu 80oC selama 3 jam dengan tekanan parsial
20 atm dan kecepatan mengaduknya sebesar 500 rpm (Baudel, 2005).

(Baudel, 2005)

d. Tahap Permunian
Produk dari reaktor didinginkan dengan cooler, sehingga suhunya turun menjadi 60 oC..
Setelah campuran didinginkan, dimasukkan lagi ke dalam filter press and plate frame yang
bersuhu 45o C dan tekanan 1 atm untuk memisahkan katalis Ru dan dilakukan evaporasi
untuk menguapkan kandungan air di dalam larutan xylitol dengan temperatur 120o C.
Xylitol yang diperoleh dari evaporator berupa sirup dialirkan ke prilling tower untuk
mengubah sirup xylitol menjadi kristal xylitol yang memiliki kemurnian 98% (Sander, 2011).

Cara Konvensional Tahap Hidrogenasi dan Pemurnian


Filtrat ditambahkan katalis berupa Ru. Lalu, campuran didinginkan dan dicuci dengan air.
Filtrat yang tidak berwarna terdeionisasi ketika melewati kolom yang berisi Amberlite IR 120
(Resin pertukaran ion kation poliestiren divinil benzene sufonat), kemudian melewati
Amberlite IRA 93 (Resin pertukaran ion anion poliestiren divinil benzene tertiary amina.
Kolom dicuci dua kali. Campuran tersebut berada pada kondisi vakum dengan suhu 40-45 oC
untuk menjadi sirup yang kental. Kemudian, ditambahkan methanol dan ethanol, dilanjutkan
dengan pendinginan 0oC selama 48 jam dan terjadi agitasi. Kristalisasi xylitol terjadi pada
waktu tersebut. Lalu, difilter dan dicuci dengan ethanol dan air. Kristal tersebut dikeringkan.
Tingkat kemurnian kristal xylitol dapat mencapai 99% (Jaffe et al, 1974).

6. Hasil samping pembuatan xylitol


Salah satu hasil samping yang dihasilkan pada metode hidrogenasi xylitol secara
konvensional adalah katalis Ru, uap air, methanol, dan etanol. Sedangkan dengan teknologi
modern, hasil sampingnya berupa katalis Ru dan air. Hasil sisa katalis Ru dipisahkan dari
campuran xylitol dengan menggunakan filter press dan plate frame. Sedangkan uap air,
etanol, dan methanol dapat dipisahkan dengan menggunakan evaporator bersuhu 120oC dan
tekanan 1 atm.

7. Kelemahan dan kelebihan metode hidrogenasi oksigen


Tabel di bawah ini menunjukkan perbandingan proses yang terjadi pada proses
hidrogenasi xylitol dan fermentasi xylitol berdasarkan keunggulan dan kelemahannya.

Tabel 1. Perbandingan proses hidrogenasi dan fermentasi xylosa

Beberapa kelebihan metode hidrogenasi xylosa antara lain


a. Kemurnian xylitol mencapai 98%
Dalam metode hidrogenasi xylosa, xylosa akan masuk ke filter press dan plate frame yang
bersuhu 45C dan tekanan 1 atm untuk memisahkan katalis nikel dan dilakukan proses
evaporasi untuk menguapkan kadar air yang ada dalam larutan xylitol. Hasil pemurnian
akan menghasilkan xylitol yang memiliki tingkat kemurnian 98%.
b. Waktu operasi lebih cepat 1jam
Metode hidrogenasi oksigen membutuhkan waktu yang lebih singkat daripada fermentasi,
karena hanya membutuhkan waktu 3 jam. Hal tersebut disebabkan karena metode ini
menggunakan suhu dan tekanan yang tinggi, sehingga waktu yang dibutuhkan tidak
terlalu banyak.
c. Hasil yang diperoleh banyak

Sedangkan kelemahan metode hidrogenasi xylosa antara lain


a. Meggunakan tekanan tinggi
Proses hidrogenasi dilakukan di dalam reaktor pada tekanan 100, 200, 300, 400, 500 dan
600 Psig. Produksi xylitol akan meningkat dengan peningkatan tekanan hingga 400 Psig.
Namun jika tekanan ditingkatkan kembali menjadi 600 Psig, maka tidak akan
berpengaruh terhadap produksi xylitol. Dalam reaksi ini, xylose akan diubah menjadi
asam xylonic melalui oksidasi xilosa karena adanya udara yang tersisa di reactor.
b. Alat yang digunakan mudah terkorosi
Dalam metode hidrogenasi xylosa, salah satu tahapan yang dilakukan adalah proses
hidrolisis, dimana pada tahap ini, di dalam reactor asam sulfat ditambahkan sebanyak
12% dari massa sampel yang digunakan, setelah itu reactor akan dipanaskan dengan
menggunakan steam. Reaksi antara asam dengan logam dapat menyebabkan terjadinya
korosi pada logam dan menimbulkan kerak yang dapat mengganggu.
Dengan membandingkan kedua proses yang tersedia, maka proses yang lebih efektif
untuk diterapkan dalam pembuatan xylitol dari ampas tebu adalah proses hidrogenasi xylose.

DAFTAR PUSTAKA
Baudel, H.M. 2005. Technical Note Xylitol Production Via Catalytic Hydrogenation of Sugarcane
Bagasse Dissolving Pulp Liquid Effluents Over Ru /C Catalyst. Journal Chem Technol
Biotechnol. Vol. 80 Page. 230-235
Jaffe, G.M., Szrybalo, E., and Weinert, P. H. 1974. Process For Producing Xylitol. United States
Patent. No. 3, 784, 408
Sander, B. 2011. Pra Rancangan Pabrik Xylitol dari Tongkol Jagung dengan Kapasitas Produksi
10.000 Ton / Tahun. Medan : USU

Anda mungkin juga menyukai