Anda di halaman 1dari 2

1.

Berdasarkan anamnesis tidak ada riwayat penggunaan zat


psikoaktif (NAPZA) sehingga pasien ini bukan penderita
Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif
atau Alkohol (F.1)
2. Pada pasien ini tidak ditemukan gangguan dalam menilai
realita yang ditandai dengan waham dan halusinasi maka
pasien ini bukan penderita Gangguan Psikotik (F.2).
3. Pada pasien ini tidak ditemukan afek depresi, kehilangan
minat, mudah lelah, ide-ide suicide maka pasien ini bukan
penderita Gangguan Depresi. Pada pasien ini tidak
ditemukan elevasi afek/euphoria, aktivitas mental dan
psikomotor yang berlebihan maka pasien ini bukan
penderita Gangguan Manik. Karena tidak ada gangguan
depresi dan gangguan manic maka pasien ini bukan
penderita Gangguan Mood (F.3)
4. Pasien mengeluhkan rasa jantung berdebar-debar, nyeri pada
leher, dan mengeluarkan keringat dingin saat mengalami
cemas dan juga saat menghadapi pekerjaan yang sulit
sehingga pasien menderita gangguan neurotic, gangguan
somatoform dan gangguan stress (f.4). Rasa cemas yang
sering dikeluhkan pasien adalah rasa nyeri pada leher, jantung
berdebar-debar dan keluar keringat dingin saat pasien
mengalami masalah berat atau saat sedang banyak pekerjaan
yang bersifat sementara sehingga pasien menderita
gangguan panik (F41.0).

b. Diagnosis Aksis II
Pasien tumbuh dan berkembang pada masa kanak-kanak sampai
dewasa secara normal. Pasein dapat berinteraksi dan bersosialisasi
dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya bukan
penderita Gangguan Kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan
pendidikan sampai STM dan fungsi kognitif baik sehingga dapat
15
disimpulkan tidak terdapat retardasi mental. Karena tidak terdapat
gangguan kepribadian dan tidak terdapat retardasi mental maka
diagnosis pasien pada aksis II adalah tidak ada diagnosis.

c. Diagnosis Aksis III


Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya
keluhan sistem lain maka pada pasien ini aksis III tidak ada
diagnosis.

d. Diagnosis Aksis IV
Pasien laki-laki tinggal bersama istri dan ketiga anaknya. Pasien
bekerja sebagai seorang pegawai RSUP Persahabatan. Perekonomian
pasien cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga aksis
IV ada pelaku rawat atau ada support system.

e. Diagnosis Aksis V
Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan
menggunakan Global Asessment of Functioning (GAF) yang dinilai
berdasarkan ada atau tidak disfungsi dalam pekerjaan, bersosialisasi
maupun psikologis pasien. Pada pasien saat ini didapatkan gejala
minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian
yang biasa. Maka pada aksis V didapatkan GAF Scale 90-81
II. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Gangguan Cemas Menyeluruh
Aksis II: Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : ada pelaku rawat atau ada support system
Aksis V : GAF Scale 90-81

16

Anda mungkin juga menyukai