Anda di halaman 1dari 8

Penggunaan gips, mitella, kruk, walker, elastic bandage

Gips,

Gips adalah bahan yang terbuat dari kapur, mudah dibentuk serta bersifat keras. Sifat keras pada
gips ini dimanfaatkan untuk menyangga bagian tubuh dimana terdapat tulang yang patah. Ketika
terjadi patah tulang, jaringan tubuh akan rusak dan mengeluarkan darah. Darah yang keluar dari
luka patah ini akan membentuk hematoma untuk memperbaiki luka.

Pada hematoma terjadi proses penyembuhan tulang dimana sel sel pembentuk tulang baru
memperbaiki luka dengan menjadikan dirinya perekat. Perekat makin lama akan menjadi keras,
kemudian digantikan oleh sel sel tulang yang belum dewasa, hingga nantinya sel sel ini
digantikan lagi oleh sel tulang yang telah dewasa. Inilah proses penyembuhan tulang. Gips
sangat berperan untuk menjaga agar posisi tulang tidak bergeser, karena tidak ada pergeseran
maka sel perekat tulang bisa berkembang dengan baik sehingga tulangbisa tersambung lagi.

Mitella

Mitela atau pembalut segitiga terbuat dari kain blacu panjang sisi 75 cm.Dalam P3K
( Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) penggunaan mitela sangat banyak gunanya. Mitela
biasanya terbuat dari kain ( warna putih) berbentuk segitiga sama kaki dengan ukuran panjang
kakinya masing2 75 cm.Mitela dipergunakan untuk membalut bagian tubuh yang berbentuk bulat
dan dapat pula untuk menggantungkan lengan yang cedera. Selain itu mitela dapat dilipat lipat
sejajar dengan alasnya untuk dijadikan pembalut berbentuk dasi ( cravast)Mitela akan lebih
berfungsi dengan baikapabila menggunakan bahan katun. karena bahan ini dapat ditarik lebih
erat dibanding pembalut mitela yang tebuat dari kasa, fungsinya adalah untuk menekan
terjadinya pembengkakan pada cedera. Fungsi pembalutan mitela digunakan untuk luka/ cedera :

1. kepala

2. bahu ( pundak)

3. dada

4. siku
5. telapak tangan

6. pinggul

7. kaki dan telapak kaki

8. menggantung lengan yang cedera

Fungsi mitela yang dijadikan pembalut dasi atau cravast digunakan untuk luka/cedera :

1. mata

2. lengan, paha dan betis

3. siku

4. kepala

5. rahang, pipi dan pelipis

6. kaki terkilir

7. lutut

8. ketiak

9. dahi dan kepala

kruk

Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara berpasangan yang
di ciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan berjalan.
B.Tujuan Penggunaan Kruk

1.Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan kemampuan mobilisasi

2.Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi

3.Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain

4.Meningkatkan rasa percaya diri klien

C.Fungsi Kruk

1.Sebagai alat bantu berjalan.

2.Mengatur atau memberi keseimbangan waktu berjalan.

3.Membantu menyokong sebagian berat badan.

D. Indikasi Pengguna Kruk

1.Pasien dengan fraktur ekstremitas bawah.

2.Pasien dengan postop amputasi ekstremitas bawah.

3.Pasien dengan kelemahan kaki atau post stroke.

E. KontraIndikasi

1.Penderita demam dengan suhu tubuh lebihdari 370C.

2.Penderita dalam keadaan bedrest.

3.Penderita dengan post op.

F. Manfaat Penggunaan Kruk

1. Memelihara dan mengembalikan fungsi otot.

2. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok.

3. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.

4. Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi.

G. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kruk

1. Perawat atau keluarga harus memperhatikan ketika klien akan menggunakan kruk.
2. Monitor klien saat memeriksa penggunaan kruk dan observasi untuk beberapa saat sampai
problem hilang.

3. Perhatikan kondisi klien saat mulai berjalan.

4. Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untuk persiapan.

5. Perhatikan lingkungan sekitar.

6. Gunakan wc duduk untuk buang air besar.

7. Bila tidak ada wc duduk, gunakan wc biasa dengan kursi yang tengahnya diberilubang.

8. Jaga keseimbangan tubuh.

H. Tehnik Pengunaan Kruk

1. Cara berjalan menggunakan kruka.

Langkah I, dengan kruk tetap di tempatnya, tekanan tempat di tangan anda, bukan pada ketiak
anda.

b. Langkah II, pindahkan kaki dioperasikan dan kedua kruk maju pada saat yang sama

c. Langkah III, mencari dan lurus kedepan, langkah pertama melalui kruk dengan kaki
dioperasikan diikuti oleh kaki anda acreage.

a b

2. Tehnik Turun Tangga. Pindahkan berat badan pada kaki yang tidak sakit.

b. Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai untuk memindahkan berat badan pada kruk.

c. Gerakkan kaki yang sakit kedepan

d. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.

3. Tehnik Naik Tangga. Pindahkan berat badan pada kruk.

b. Julur kan tungkai yang tidak sakit antara kruk dari anak tangga.

c. Pindahkan berat badan dari kruk ke tungkai yang tidak sakit.

d. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.

4.Tehnik Duduk
a. Klien diposisi pada tengah depan kursi dengan aspek posterior kaki menyentuh kursi.

b. Memberi metode yang aman untuk duduk dan bangun dari kursi.

c. Klien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan tungkai yang sakit.

d. Bila kedua tungkai sakit, kruk ditahan, pegang pada tangan klien yang lebih kuat.

5. Tehnik Naik Kendaraan Tubuh dirapatkan kemobil, kemudian pegang bagian atas pintu,
bokong diangkat kemudian naikkan kaki yang sakit.

6. Gaya Berjalan 4 Titik Tumpuan.

a. Langkahkan kruk sebelah kanan kedepan

b. Langkahkan kaki sebelah kiri kedepan

c. Langkahkan kruk sebelah kiri kedepan

d. Langkahkan kaki sebelah kanan kedepan

7. Gaya Berjalan 3 Titik.

a. Kedua kayu penopangdan kaki yang tidak boleh menyangga dimajukan, kemudian menyusul
kaki yang sehat.

b. Kedua kayu penopang lalu segera dipindahkan ke muka lagi dan pola tadi di ulang lagi.

8. Gaya Berjalan 2 Titik.

a. Kruk sebelah kiri dan kaki kanan maju bersama-sama

b. Kruk sebelah kanan dan kaki kiri maju bersama-sama.

9. Full Weight Bearing Berjalan normal, penggunaan alat penyangga di kurangi, lambat laun
akhirnya dihilangkan.

10. Partial Weight Bearinga. Dua tangan atau dua tongkat beserta satu tungkai lemah maju
serentak.

b.Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh bertumpu pada kedua tangan atau
tongkat serta sebagian bertumpu pada kaki yang lemah

11. Non weight Bearinga. Dua tangan atau dua tungkai yang sakit maju serentak, posisi tungkai
yang lemah diangkat bergantung kearah depan

b. Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh bertumpu pada kedua tangan atau
tongkat
12. Swing To Gaita. Langkah kan kedua kruk bersama-sama.

b. Kedua kaki diangkat dan diayunkan maju sampai pada garis yang menghubungkan kedua
tangan atau ujung kruk.

13. Swing through Gaita. Langkah kan kedua kruk bersama-sama.

b. Kedua kaki diangkat, diayun kan melewati garis yang menghubungkan kedua tangan atau
ujung kruk

Walker

walker ditujukan bagi klien yang membutuhkan lebih banyak bantuan dari yang bisa diberikan
oleh tongkat. Tipe standar walker terbuat dari alumunium yang telah dihaluskan. Walker
mempunyai empat kaki dengan ujung dilapisi karet dan pegangan tangan yang dilapisi plastik.
Walker standar membutuhkan kekuatan parsial pada kedua tangan dan pergelangatangan;
ekstensor siku yang kuat, dan depresor bahu yang kuat pula. Selain itu klien juga harus mampu
menahan setengah berat badan pada kedua tungkai. Walkker dengan empat roda atau walker
beroda tidak perlu diangkat ketika hendak bergerak, namun walker jenis ini kurang stabil
dibandingkan dengan walker jenis standar. Beberapa jenis walker beroda mempunyai tempat
duduk pada bagian belakang sehingga klien dapat duduk untuk istirahat jika diinginkan.Walker
jenis lain mempunyai dua ujung karet dan dua roda. Klien memiringkan walker,mengangkat
ujung karet sementara rodanya tetap di permukaan tanah, kemudian mendorong walker tersebut
kearah depan.Perawat mungkin harus menyesuaikan tinggi walker sehingga penyangga tangan
berada dibawah pinggang klien dan siku klien agak fleksi. Walker yang terlalu rendah dapat
menyebabkan klien membungkuk, sementara yang terlalu tinggi dapatmembuat klien tidak dapat
meluruskan lengannya.

Cara penggunaan walker kruk


a. Ketika klien membutuhkan bantuan maksimal.

*. Gerakkan walker kedepan kira-kira 15cm sementara berat badan bertumpu pada kedua
tungkai

*.Kemudian gerakkan kaki kanan hingga mendekakti walker sementara berat badan dibebankan
pada tungkai kiri dan kedua tangan.

*.Selanjutnya, gerakkan kaki kiri hingga mendekati kaki kanan sementara berat badan bertumpu
pada tungkai kanan dan kedua lengan.b.Jika salah satu tungkai klien lemah

*.Gerakkan tungkai yang lemah kedepan secara bersamaan sekitar 15 cm (6 inchi) sementara
berat badan bertumpu pada tungkai yang kuat

*.Kemudian, gerakkan tungkai yang lebih kuat ke depan sementara beratbadan bertumpu pada
tungkai lemah dan kedua lengan.

Elastic bandage

Elastic bandage merupakan salah satu stabilisasi pasif yang digunakan pada penderita dengan
gangguan pada sendi ankle. Pemakaian Elastic bandage telah diketahui manfaatnya untuk
mencegah terjadinya cidera dan juga untuk menjaga stabilitas sendi ankle, karena dengan
pemakaian elastic bandage tersebut maka ankle tersangga dengan baik sehingga gerakan-gerakan
yangdiinginkan atau gerakan-gerakan ekstrim dapat dihindari.Keluhan nyeri yang terjadi pada
kondisisprain ankledapat dikurangi denga pemakaian Elastic bandage, hal ini disebabkan karena
Elastic bandage akan menjaga stabilitas sendi ankle sehingga iritasi yang berulang-ulang
akandapat dicegah pada saat melakukan gerakan pada sendi ankle. Elastic bandage juga
berfungsi sebagai support dimana otot-otot terfiksir dengan merata sehingga memungkinkan
pemblokiran gangguan metabolik pada saat peregangan jaringan.Selain itu, Elastic Bandage juga
berperan dalam modulasi nyeri pada level sentral yang melibatkan sistim limbic sebagai pusat
emosional. Hal ini dapat terjadi karena dengan pemakaian elastic bandage pada penderitasprain
ankle,secara psikologis dapat mempengaruhi emosional penderita, dimana penderita sudah
merasa aman dengan menggunakan elastic bandage sehingga penderita dapat melakukan aktifitas
kembali tanpa merasa takut, dan keadaan ini secara temporer dapat memblokade impuls
nyeridikornu posterior medulla spinalis. Dengan adanya fiksasi atau stabilisasi pasif
memungkinkan untuk diberikan latihan stabilisasi ankle.

Anda mungkin juga menyukai