Anda di halaman 1dari 30

TUGAS BLOK INTEGUMEN

MAKALAH LAPORAN DISKUSI KELOMPOK


LUKA BAKAR

KELOMPOK 1
PSIK 2012 REGULER 1

Anggota :
Ulfia Fitriani N (115070207111021)
Alma Aidha Fitria (125070200111001)
Dini Anjani (125070200111005)
Septiana Hannani A.P (125070200111007)
Bayu Aprilia Yogi P. (125070200111009)
Siti Nur Aliyatul Azizah (125070200111011)
Ruli Kusumaningtyas (125070201111017)
Titik Dyah Selvia (125070201111019)
Candra Restu Mentari (125070201111021)
Yulia Kurniawati (125070201111023)
Dwi Retno Selvitriana (125070201111027)
Mike Istianawati (125070201111033)
Veni Istiani (125070200111033)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KOTA MALANG
2012-2013

1
2
TRIGER
Ny. Tuni, usia 40 th (BB 50 kg TB 165 cm) dan An. Toni usia 5 th (BB 17
kg TB 120 cm) dirawat diruang luka bakar karena tersiram air panas saat
gas elpiji meledak. An. Toni saat kejadian digendong oleh Ny. Tuni. Saat
ini klien dirawat hari ke-4 dan direncanakan untuk perawatan luka. An.
Toni merengek kesakitan dan tampak mukosa bibir kering. Ny. Tuni
tampak gelisah, mengeluh nyeri, dan muntah-muntah. Hasil pemeriksaan
fisik pada Ny. Tuni ditemukan adanya luka bakar pada tangan, leher, dada
dan sebagian wajah serta kaki kanan, turgor kulit menurun, TD 100/60
mmHg, nadi 60x/menit, suhu 38C, sedangkan An. Toni ditemukan luka
bakar di kedua tangan, dada dan wajah. Pada siku tangan kiri An. Toni
ditemukan adanya bula. Ners sedang melakukan pengukuran TBSA, dan
Rule Of Nine. Hasil pemeriksaaan lab.Ny. Tuni menunjukkan urin pekat,
warna kuning kecoklatan, Na=128 mmol/l, K=3,0 mmol/l, Cl=93 mmol/l,
leukosit=15.000, albumin=2,9. Hasil pemeriksaan lab An. Toni
menunjukkan Na=130mmol/l, K=2,8 mmol/l, Cl=92 mmol/l, albumin=2,8.
Ny. Tuni direncanakan skin graft oleh dokter bedah plastik menunggu
kondisi stabil.

3
FIRST DISCUSSION RESULT

I. Clarify unfamiliar words


1. Luka bakar
adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang dapat disebabkan
oleh panas, misalnya api (FK USU).
2. Perawatan luka
3. Mukosa bibir kering
Sebagai salah satu tanda dehidrasi.
4. Nyeri
Pengalaman sensori atau emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial (NANDA, hal. 604).
5. Turgor kulit
Keelastisitasan kulit, sebagai salah satu tanda dehidrasi.
6. TBSA
Total Body Surface Area adalah tanda pengukuran luas area luka
dalam persen.
7. Rule Of Nine
Persentase luas area luka bakar pada setiap bagian tubuh.
Digunakan untuk mengukur pada orang dewasa.
8. Bula
Tonjolan pada lapisan kulit yang berisi cairan yang ukurannya lebih
dari 0,5 cm, luka bakar derajat ke dua.
9. Skin graft
Prosedur bedah untuk menutup defek pada luka (Artikel Penelitian
UNAIR).

II. Define the problems based on cases


1. Luka Bakar
a. Berapa suhu minimal yang bisa membuat kulit terbakar?
b. Sebutkan dan jelaskan derajat luka bakar?
c. Apa tanda, gejala dan komplikasi luka bakar?

4
d. Apa saja diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan
kasus?
2. Perawatan luka
a. Bagaimana pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada
kasus luka bakar?
b. Apa saja teknik perawatan luka bakar?
c. Apa saja pemeriksaan yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosa?
3. Mukosa bibir kering
a. Bagaimana karakteristik mukosa bibir kering?
b. Mengapa bisa terjadi mukosa bibir kering?
c. Apa saja terapi yang dibutuhkan untuk mengatasi mukosa bibir
kering?
4. Nyeri
a. Sebutkan dan jelaskan berapa level nyeri?
b. Bagaimana cara mengidentifikasi level nyeri pada orang dewasa
dan anak-anak?
c. Apa saja terapi yang bisa diberikan kepada pasien dengan nyeri
luka bakar?
d. Jelaskan proses terjadinya nyeri dikaitkan dengan luka bakar?
Bagaimana terjadinya nyeri pada luka bakar?
5. Turgor kulit
a. Sebutkan dan jelaskan level turgor kulit?
b. Bagaimana luka bakar mempengaruhi turgor kulit?
c. Bagaimana cara mengidentifikasi level turgor kulit?
6. TBSA
a. Bagaimana cara menghitung TBSA?
b. Apa saja alat yang digunakan?
c. Berapa persentase dari masing-masing bagian tubuh dan
pengkategorian luka bakar berdasarkan TBSA?
d. Siapa saja yang harus menguasai skill TBSA?
7. Rule of Nine

5
a. Bagaimana prosedur dari Rule Of Nine?
b. Jelaskan mengenai Rule Of Nine!
c. Mengapa Rule of Nine hanya diperuntukkan untuk orang
dewasa, apakah Rule Of Nine juga bisa digunakan untuk anak-
anak?
8. Bula
a. Apa terapi yang digunakan untuk menyembuhkan bula?
9. Skin Graft
a. Jelaskan prosedur Skin Graft!
b. Bagian tubuh mana yang dapat digunakan?
c. Apa saja manfaat dan komplikasi Skin Graft?
d. Apa saja kategori luka bakar yang dapat dilakukan tindakan Skin
Graft?
e. Apakah sifat dari Skin Graft? Urgen atau elektif? Jelaskan!

III. Brainstorming
1. Luka Bakar
a. Berapa suhu minimal yang bisa membuat kulit terbakar?
Suhu derajat minimal yang bisa membuat kulit terbakar yaitu 78.
Relatif tergantung kelompok usia, kekuatan kulit, ketebalan kulit,
area tubuh yang terkena.
b. Sebutkan dan jelaskan derajat luka bakar?
Luka bakar ringan : suhu yang panas mengenai epidermis,
dengan warna kemerahan.
Luka bakar sedang : epidermis mengelupas dan dermis mulai
rusak, melepuh, ada bula, terasa nyeri.
Luka bakar berat : menyebabkan kerusakan jaringan, mati rasa.
c. Tanda, gejala dan komplikasi luka bakar?
Kerusakan turgor kulit
Nekrosis
Immobilitas
Dispnea (sesak napas)

6
Takikardia
Resistensi staphylococcus aureus MRSA
Kematian
d. Apa saja diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan
kasus?
Hambatan mobilitas fisik
Nyeri akut
Kerusakan integritas kulit
Ketidakseimbangan cairan tubuh karena cairan ECF banyak
yang keluar
Risiko infeksi
Gangguan persepsi diri
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kenyamanan
fisik
Gangguan citra tubuh
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan dressing luka
Anxiety
Defisit perawatan diri : mandi, berpakaian, toileting
Risiko trauma
2. Perawatan luka
a. Bagaimana pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada
kasus luka bakar?
Memakai normal saline
Dibersihkan dengan kasa steril (prinsip steril)
Fokuskan pada Circulation (Mengecek nadi), Airway
(Mengecek jalan napas, ada tidaknya sumbatan), Breathing
(melihat pergerakan dada, mendengar suara napas dan
merasakan hembusan napas)
Intervensi
- Circulation : pemasangan infus

7
- Airway : jika ada sumbatan diambil
- Breathing : pasang oksigen
b. Apa saja teknik perawatan luka bakar?
Skin Graft : elektif
Dressing : urgen
c. Apa saja pemeriksaan yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosa?
TBSA
Pemeriksaan elektrolit
Pemeriksaan darah lengkap dan Na, K, Cl
Pemeriksaan urine
Foto thorax pada pasien dengan trauma inhalasi
3. Mukosa bibir kering
a. Bagaimana karakteristik mukosa bibir kering?
Warna bibir merah mudah sampai putih
Pecah-pecah sampai berdarah
Lidah berwarna putih karena infeksi
b. Mengapa bisa terjadi mukosa bibir kering?
Area wajah terbakar, cairan ECF banyak yang keluar sehingga
cairan ICF menyeimbangkan menyebabkan sel mengkerut dan
terjadi ketidakseimbangan elektrolit.
c. Apa saja terapi yang dibutuhkan untuk mengatasi mukosa bibir
kering?
Memberi pelembab bibir
Diberi madu (warning pada pasien DM)
Banyak minum dan tingkatkan tetes infus
4. Nyeri
a. Sebutkan dan jelaskan berapa level nyeri?
1 (satu) sampai 10 (sepuluh).
Ringan : 1-3, Sedang : 4-7, Berat : 8-10.

8
Bersifat subjektif tergantung respon individu.
b. Bagaimana cara mengidentifikasi level nyeri pada orang dewasa
dan anak-anak?
Dewasa : ditanyakan, diperiksa, dikaji dan dinilai
Anak-anak : ekspresi muka
c. Apa saja terapi yang bisa diberikan kepada pasien dengan nyeri
luka bakar?
Obat analgesik
Relaksasi progresif
Distraksi
d. Jelaskan proses terjadinya nyeri dikaitkan dengan luka bakar!
Bagaimana terjadinya nyeri pada luka bakar?
Jika luka bakar mengenai dermis, syaraf tertekan sehingga
terasa nyeri (respon hipotalamus).
5. Turgor kulit
a. Sebutkan dan jelaskan level turgor kulit?
(SLO)
b. Bagaimana luka bakar mempengaruhi turgor kulit?
Karena ada luka bakar, cairan ECF banyak yang keluar sehingga
cairan ICF menyeimbangkan, sel mengkerut, ketidakseimbangan
elektrolit, jadi turgor kulit menjadi jelek.
c. Bagaimana cara mengidentifikasi level turgor kulit?
Dikaji pada area yang tidak mengalami luka bakar.
6. TBSA
a. Bagaimana cara menghitung TBSA?
(SLO)
b. Apa saja alat yang digunakan?
Pita pengukur
c. Berapa persentase dari masing-masing bagian tubuh dan
pengkategorian luka bakar berdasarkan TBSA?
Tampak depan :

9
- Muka 4,5%
- Ekstremitas atas masing-masing 9%
- Ekstremitas bawah masing-masing 9%
- Badan 18%
- Genital 1%
Tampak belakang :
- Muka 4,5%
- Ekstremitas atas masing-masing 9%
- Ekstremitas bawah masing-masing 9%
- Badan 18%
Pengkategorian TBSA : (SLO)
d. Siapa saja yang harus menguasai skill TBSA?
Perawat
7. Rule of Nine
a. Bagaimana prosedur dari Rule of Nine?
Menentukan presentase
Mengukur dengan menggunakan pita pengukur
b. Jelaskan mengenai Rule of Nine?
Salah satu teknik untuk menentukan TBSA
c. Mengapa Rule of Nine hanya diperuntukkan untuk orang
dewasa, apakah Rule of Nine juga bisa digunakan untuk anak-
anak?
Mungkin ada namun tekniknya berbeda.
8. Bula
a. Apa terapi yang digunakan untuk menyembuhkan bula?
Terapi perawatan dengan obat topikal, dikerluarkan cairannya
(prinsip steril)
9. Skin Graft
a. Jelaskan prosedur Skin Graft!
Perawat berwenang dalam pre-operasi (mempersiapkan pasien
dan alat yang digunakan) dan post-operasi. Pada saat intra,
hanya perawat bedah.

10
b. Bagian tubuh mana yang dapat digunakan?
Bagian yang tidak mengalami luka bakar
c. Apa saja manfaat dan komplikasi skin graft?
Manfaat : meningkatkan integritas kulit, meningkatkan citra
diri, menutup portal entry dan exit, menurunkan risiko infeksi.
Komplikasi : risiko infeksi
d. Apa saja kategori luka bakar yang dapat dilakukan tindakan Skin
Graft?
Pada luka bakar dengan derajat berat
e. Apakah sifat dari Skin Graft? Urgen atau elektif? Jelaskan!
Bersifat elektif, karena jika luka bakar parah pasien butuh kondisi
stabil terlebih dahulu baru dilakukan Skin Graft.

IV. SLO
Berdasarkan teori : Mengetahui definisi, insiden (epidemologi :
kejadian paling sering terjadi pada siapa), klasifikasi, etiologi, faktor
risiko, patofisiologi, manifestasi klinis, proses penyembuhan,
pemeriksaan diagnostik, penatalksanaan medis.
Berdasarkan kasus : Asuhan keperawatan.

V. Prioritas diagnosa keperawatan


1. Risiko ketidakseimbangan elektrolit.
2. Kerusakan integritas kulit.
3. Nyeri akut.

11
SECOND DISCUSSION RESULT

I. Definisi
Luka bakar adalah luka yang disebabkan karena pengalihan
energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat
dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar
dapat dikelompokan menjadi luka bakar termal, radiasi atau kimia.
(Smeltzer, Suzzanne C. Vol 3. 2001.hal 1912). Kontak selama 1 detik
dengan air yang bersuhu lebih dari 68,9C dapat menimbulkan luka
bakar yang merusak epidermis serta dermis sehingga
mengakibatkan luka bakar derajat 3. Sedangkan pejaan selama 15
menit dengan air panas yang suhunya sebesar 56,1C
mengakibatkan cedera luka bakar derajat 3 juga. Suhu yang kurang
dari 44C dapat ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa
menyebabkan luka bakar.
Luka bakar merupakan respon lapisan kulit dan jaringan
subkutan terhadap trauma suhu/termal (Grace dan Borley, 2007: 87).
Suhu minimal yang menyebabkan luka bakar adalah 44C. Namun,
pada suhu ini masih belum menyebabkan kerusakan kulit yang
berarti. Pada suhu 44-5C, kecepatan kerusakan jaringan berlipat
ganda untuk tiap derajat kenaikan temperatur dan waktu penyinaran
yang singkat yang dapat ditoleransi. Di atas 51C, protein
terdenaturasi dan kecepatan kerusakan jaringan sangat hebat.
Temperaur di atas 70C menyebabkan kerusakan selular yang
sangat cepat dan hanya periode penyinaran sangat singkat yang
dapat ditahan (Sabiston, 1995 : 152).
Luka bakar adalah luka yang timbul akibat kulit terpajan ke
suhu tinggi, syok listrik, atau bahan kimia. Luka bakar diklasifikasikan
berdasarkan kedalaman dan luas daerah yang terbakar (Elizabeth J.
Corwin.2000.Hal 611).
Luka bakar adalah luka yang terjadi karena terbakar api
langsung maupun tidak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari

12
matahari, listrik, maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau
akibat tidak langsung dari api, misalnya tersiram air panas, banyak
terjadi pada kecelakaan rumah tangga. (R. Sjamsuhidajat, Win de
jong. Ed.2. 2004.Hal 73).

II. Epidemiologi
Menurut The National Institutes of General Medical Sciences,
sekitar 1,1 juta luka-luka bakar yang membutuhkan perawatan medis
setiap tahun di Amerika Serikat. Di antara mereka terluka, sekitar
45.000 memerlukan rawat inap dan sekitar 4.500 meninggal setiap
tahun dari luka bakar (Burn Recovery Center). Di rumah sakit anak di
Inggris, selama satu tahun, terdapat sekitar 50.000 pasien luka bakar
dimana 6.400 diantaranya masuk ke perawatan khusus luka bakar.
Antara 1997-2002 terdapat 17.237 anak di bawah 5 tahun mendapat
perawatan di gawat darurat di 100 rumah sakit di Amerika. (dr. H.
Yahmin Setiawan, MARS (Direktur LKC Dompet Dhuafa) dan Putri
Halley Sari Hadi (Mahasiswa FKUI Kelas Internasional Semester 13
Yang Magang di LKC lkc.or.id). Di Amerika di laporkan sekitar 2
sampai 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian 5 -
6 ribu kematian per tahun, sedangkan di Indonesia belum ada
laporan tertulis. Jika ditilik dari data di RS, Rumah Sakit Cipto
Mangun Kusumo Jakarta pada tahun 1998 di laporkan 107 kasus
luka bakar yang dirawat, dengan angka kematian 37,38% sedangkan
di Rumah Sakit Dr. Sutomo Surabaya pada tahun 2000 dirawat 106
kasus luka bakar, kematian 26, 41% (Kartohatmodjo, 2008).

III. Klasifikasi
Klasifikasi luka bakar :
- Berdasarkan penyebab :
o Luka bakar karena api
o Luka bakar karena air panas

13
o Luka bakar karena bahan kimia (yang bersifat asam / basa
kuat)
o Luka bakar karena listrik & petir
o Luka bakar karena radiasi
o Cedera karena suhu sangat rendah (frost bite)
- Berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan :
o Luka bakar derajat 1:
Kerusakan terbatas pada bagian superfisial epidermis
Kulit kering, hiperemia
Tidak ada bula
Nyeri karena ujung-ujung syaraf sensorik teriritasi
Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10
hari
Contohnya adalah luka bakar akibat serangan matahari
o Luka bakar derajat 2:
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis,
berupa reaksi inflamasi akut disertai proses eksudasi
Dijumpai bula
Dasar luka berwarna merah / pucat, sering terletak lebih
tinggi di atas permukaan kulit normal
Nyeri karena ujung-ujung syaraf sensorik teriritasi
Dibedakan menjadi 2 :
Derajat 2 dangkal (superficial)
Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
Apendises kulit (folikel rambut, kelenjar keringat,
kelenjar sebasea masih utuh). Penyembuhan terjadi
secara spontan dalam waktu 10-14 hari.
Derajat 2 dalam (deep)
Kerusakan hampir menegenai seluruh bagian dermis.
Apendises kulit sebagian masih utuh. Penyembuhan
terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang

14
tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari satu
bulan.
o Luka bakar derajat 3:
Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan
yang lebih dalam.
Apendises kulit mengalami kerusakan.
Tidak ada bula.
Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Kering,
letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar akibat
koagulasi protein pada lapisan epidermis dan dermis
(disebut eskar).
Tidak dijumpai rasa nyeri, bahkan hilang sensasi karena
ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan /
kematian.
Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses
epitelisasi spontan baik dari dasar luka, tepi luka, maupun
apendises kulit.
Referensi lain yaitu FAHC (2009) juga mengklasifikasikan luka bakar
berdasarkan kedalamannya, yaitu:
o Derajat 1 - superfisial
- Luka bakar yang tidak parah, hanya dipermukaan.
- Fungsi kulit sebagai barrier pertama tidak berubah.
- Contohnya sun burn.
- Sembuh sendiri kurang dari 1 minggu tanpa bekas
(jaringan parut, dll)
o Derajat 2 - superfisial
- Kerusakan meliputi seluruh epidermis dan tidak lebih dari 3
lapis teratas dari dermis.
- Penyembuhannya cepat, 1-2 minggu karena sisa kulit
sehat banyak dan vaskularisasi baik.
- Biasanya tidak ada bekas / scar.

15
- Nyeri yang dirasakan paling nyeri daripada luka bakar
derajat lain, karena ujung saraf terekspos ke udara.
- Ada perfusi di pembuluh kapiler, menyebabkan cairan naik
ke epidermis dan timbul blister (bula). Bula akan semakin
membesar. Jika pecah, akan timbul luka berwarna pink
muda dan basah dan rasanya sangat menyakitkan.
- Kadang, epidermis tidak memisah dari dermis selama 12-
24 jam dan apa yang awalnya dikira derajat 1 ternyata
adalah luka derajat 2.
o Derajat 2 ketebalan sebagian
- Merusak epidermis dan sebagian dermis. Selama tidak
melewati kedua lapisan, masih disebut tebal sebagian.
o Derajat 2 pertengahan - tebal sebagian
- Kerusakan di setengah dermis
- Penyembuhan lebih lama karena sisa dermis sedikit dan
suplai darah kurang.
- Nyeri mungkin parah, tapi intensitasnya di bawah
kedalaman superfisial, karena bagian saraf sudah ada
yang rusak.
- Permukaan luka ada bula, tapi lebih merah dan tidak
terlalu basah.
o Derajat 2 dalam - dalam tebal sebagian
- Hampir keseluruhan kulit terbakar, menyisakan sebagian
kecil saja dari dermis.
- Lukanya terlihat putih. Mungkin juga hangus dan
menandakan bahwa jaringannya mati.
- Aliran darah tertekan dan ada eskar di permukaan luka.
- Nyeri sedikit, karena sarafnya sebagian besar sudah rusak.
- Biasanya sulit membedakan tipe ini dengan luka bakar
ketebalan penuh jika hanya inspeksi. Adanya sensasi saat
disentuh menandakan tipe lukanya adalah dalam-tebal
sebagian.

16
- Kontak dengan api langsung adalah sebab tersering.
o Derajat luka tebal penuh
- Kedua lapisan kulit semuanya rusak, tidak menyisakan sel
untuk epitalisasi.
- Beberapa membutuhkan Skin Graft.
- Jika luka kecil, akan sembuh dengan meninggalkan
jaringan parut.
- Warna jaringan avaskuler (yang terbakar tadi) putih seperti
lilin.
- Jika sampai membakar lemak, warna coklat dapat dilihat
sejalur dengan vena yang terakogulasi.
- Lukanya tidak nyeri, dan tidak elastis.
Menurut Corwin (2008: 128), luka bakar menurut kedalamannya
dibagi menjadi empat, yaitu:
o Derajat 1
o Derajat 2
o Derajat 3
o Derajat 4, yaitu luka bakar derajat keempat yang meluas ke
otot, tulang, dan jaringan dalam.

IV. Etiologi
Menurut T. R. Schrock penyebab luka bakar yaitu sebagai berikut.
1. Luka bakar karena suhu, seperti api, radiasi matahari atau
panas dari api itu sendiri, uap panas, cairan panas dan benda-
benda panas serta terpapar oleh suhu rendah yang sangat
ekstrem.
2. Luka bakar karena bahan kimia.
3. Luka bakar karena listrik baik AC maupun DC.
4. Luka bakar inhalasi seperti keracunan karbon monoksida.
5. Luka bakar radiasi.

17
V. Faktor Risiko
Dari keseluruhan anak yang dirawat di unit Emergency and
Accident di Bergen (Norwegia) yang disebabkan oleh karena cedera,
sebanyak 136 anak dirawat karena luka bakar, 30% nya terluka
karena teh, kopi atau sup panas, 15% karena terkena panci panas,
16% disebabkan berbagai macam oven dan 3% mengalami cedera
karena kembang api (Brudvick, 2000). Di Indonesia sendiri faktor
resiko terjadinya luka bakar pada anak usia toddler dan pra sekolah
dikarenakan kecerobohan orang tua. Seperti membiarkan stop
kontak terbuka tanpa dilindungi oleh selotip, meninggalkan setrika,
panci dan alat-alat masak lainnya dalam keadaan masih panas.
Mengingat bahwa rasa ingin tahu anak-anak sangat tinggi untuk
mengeksplor hal-hal yang ingin diketahuinya. Untuk orang dewasa
faktor resiko terjadinya luka bakar dikarenakan oleh insiden
kecelakaan di lingkungan kerjanya. Seperti tanpa sengaja terkena
mesin yang memiliki sumber panas, terkena ledakan gas elpiji,
terkena radiasi benda yang memiliki tenaga listrik, ataupun ketika
bekerja terkena sambaran petir. Bisa juga di luar lingkungan kerja,
terjadi kebakaran di dalam rumah karena kurang hati-hati meletakkan
lilin ketika mati lampu sehingga jatuh dan terjadi kebakaran, obat
nyamuk bakar yang kadang-kadang ada yang meletakkan di bawah
tempat tidur sehingga dapat menyebabkan kebakaran.
Menurut WHO, Burns (Fact sheet N365), May 2012, factor
risiko luka bakar yaitu:
1 Jenis kelamin
Wanita menderita luka bakar lebih sering daripada laki-laki.
Perempuan di WHO South-East Asia Region memiliki tingkat
tertinggi luka bakar, akuntansi untuk 27% dari kematian global
dan membakar hampir 70% kematian luka bakar di wilayah
tersebut. Risiko tinggi untuk perempuan dikaitkan dengan
terbuka memasak api, atau tungku inheren tidak aman, yang
dapat memicu pakaian longgar. Terbuka api digunakan untuk

18
pemanasan dan pencahayaan juga menimbulkan risiko, dan
self-directed atau kekerasan interpersonal juga faktor (meskipun
understudied).
2 Usia
Seiring dengan wanita dewasa, anak-anak sangat rentan
terhadap luka bakar. Luka bakar adalah penyebab utama
kematian 11 anak-anak berusia 1-9 tahun dan juga kelima
penyebab paling umum dari cedera anak non-fatal. Sementara
risiko utama adalah pengawasan orang dewasa yang tidak
benar, sejumlah besar luka bakar pada anak-anak hasil dari
penganiayaan anak.
3 Faktor regional
Ada perbedaan regional yang penting dalam tingkat luka bakar.
- Bayi di wilayah Afrika (WHO) memiliki tiga kali kejadian
kematian luka bakar dibandingkan bayi di seluruh dunia.
- Anak laki-laki di bawah usia 5 (lima) tahun yang tinggal di
negara berpenghasilan rendah dan menengah dari WHO
Wilayah Mediterania Timur hampir dua kali lebih mungkin
untuk meninggal akibat luka bakar sebagai anak laki-laki yang
tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah dari
wilayah Eropa Barat WHO.
- Insiden luka bakar yang membutuhkan perawatan medis
hampir 20 kali lebih tinggi pada WHO Wilayah Pasifik Barat
daripada di WHO Wilayah Amerika.
4 Faktor sosial ekonomi
Masyarakat yang tinggal di negara berpenghasilan rendah dan
menengah berada pada risiko tinggi untuk luka bakar daripada
orang yang tinggal di negara-negara berpenghasilan tinggi dalam
semua Negara. Namun, membakar berkorelasi risiko dengan
status sosial ekonomi.
Faktor risiko lain
Ada sejumlah faktor risiko lain untuk luka bakar, termasuk:

19
1 Pekerjaan yang meningkatkan paparan api.
2 Kemiskinan, kepadatan penduduk dan kurangnya langkah-
langkah keamanan yang tepat.
3 Penempatan gadis-gadis muda dalam peran rumah tangga
seperti memasak dan mengurus anak-anak kecil.
4 Kondisi medis, termasuk epilepsi, neuropati perifer, dan cacat
fisik dan kognitif.
5 Penyalahgunaan alkohol dan merokok.
6 Akses mudah ke bahan kimia yang digunakan untuk
penyerangan (seperti dalam serangan kekerasan asam).
7 Penggunaan minyak tanah (parafin) sebagai sumber bahan
bakar untuk peralatan rumah tangga tanpa listrik.
8 Langkah-langkah keamanan tidak memadai untuk bahan bakar
gas cair dan listrik.
Faktor resiko menurut F. Wood (2009) :
- Burns hazards in the home (Air panas, oven, kompor, setrika,
heater, otlet listrik, bahan-bahan kimia, dll).
- Cigarette, alcohol dan drug use.
- Api terbuka (api unggun, alat pemanggang, akan meningkatkan
risiko cedera yang dihubungkan dengan kebakaran).
- Status sosial ekonomi rendah.
- Orang-orang pedalaman dan terpencil.
- Anak-anak usia 0-4 tahun.
- Usia 15-24 tahun.
- Lansia.

20
VI. Patofisiologi
MK : Gangguan
Bahan Kimia Termal Radiasi Listrik/petir citra diri, Kurang
pengetahuan,
Ansietas

Biologis COMBUSTIO Psikologis MK :


Kulit Nyeri
mengelupas akut
Wajah, leher Di ruang tertutup Kerusakan kulit

Barrier imun pertama rusak


Kerusakan mukosa Keracunan gas CO penguapan

Vasodilatasi kapiler Imunitas


Edema laring CO mengikat Hb

Obstuksi jln napas Hb tdk bisa Ekstrafasasi cairan MK : Risiko infeksi


mengikat 02 intravaskuler ke
intersisial MK : Kekurangan volume
Gagal napas
cairan, Risiko
Hipoxia ketidakseimbangan
otak elelektrolit
MK :
Tekanan onkotik & hidrostatik
Ketidakefektifan
intravaskuler & intersisial tdk
bersihan jln napas
seimbang Penimbunan cairan di
MK :
intersisial
Ketidakefektif
an pola
napas, Cairan intravaskuler Gangguan perfusi &
metabolisme seluler
Hipovolemia & hemokonsentrasi
MK : Kekurangan
Gangguan sirkulasi makro volume cairan,
Gangguan perfusi

Gangguan perfusi organ penting Gangguan


sirkulasi
seluler
Otak Kardiovaskuler Ginjal Hepar GI neurologi imun
Tract
Gangguan
Hipoxia Kebocoran kapiler Hipoxia Pelepas perfusi
sel an
Dilata Ganggua Daya
ginjal katekol
Sel Curah jantung si n tahan Laju
otak amin
lambu neurologi tubuh metabolisme
mati
Gagal ng turun
jantung Gagal
Gagal Glukoneogen
fungsi
funsi Hipoxia esis
Gagal ginjal
hepatik glukogenolisi
fungsi Hambat s
sentral an
MK :
Gagal pertumb
perubahan
hepar uhan nutrisi

Multi sistem organ


failure
21
VII. Manifestasi Klinis
Berikut ini adalah manifestasi awal untuk luka bakar sedang
sampai berat menurut Cecily Lynn Betz & Linda A. Sowden (2004)
yaitu:
1 Takikardia
2 Tekanan darah turun
3 Ekstremitas dingin dan perfusi buruk
4 Perubahan tingkat kesadaran
5 Dehidrasi (penurunan turgor kulit, penurunan haluaran urin,
lidah, dan kulit kering)
6 Peningkatan frekuensi napas
7 Pucat (tidak ada luka bakar derajat kedua dan ketiga)
Sedangkan menurut M. Djohansjah (1991) manifestasi klinis
luka bakar yaitu:
1. Keracunan Karbon Monoksida (CO)
Ditandai dengan kekurangan oksigen dalam darah, lemas,
bingung, pusing, mual, muntah, koma bahkan meninggal.
2. Distress Pernafasan
Ditandai dengan serak, ngiler dan ketidakmampuan menangani
sekresi.
3. Cedera Pulmonal
Ditandai dengan pernafasan cepat atau sulit, stridor bahkan
batuk pendek.
4. Gangguan Hematologik
Tanda yang ditemui adalah kenaikan hematokrit, leukosit
meningkat, dan penurunun trombosit.
5. Gangguan elektrolit
Tanda yang muncul adalah penurunan kalium, kenaikan natrium,
dan klorida, serta kenaikan BUN.
6. Gangguan Ginjal
Tanda yang ditemukan adalah peningkatan haluaran urine, dan
mioglobunuria.

22
7. Gangguan Metabolisme
Tanda yang ditemukan adalah hipermetabolisme dan kehilangan
berat badan.
VIII. Proses penyembuhan
Proses penyembuhan luka bakar menurut M. Sjaifudin Noer (2006)
dan David S. Perdanakusuma (2006) yaitu:
- Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperficial), kulit
hipermik berupa eritem, tidak dijumpai bullae, terasa nyeri karena
ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Penyembuhan terjadi secara
spontan tanpa pengobatan khusus.
- Luka bakar derajat II kerusakan hanya terbatas sampai lapisan
epidermis dan sebagian korium dan tidak mengenai glandula
sebasea dan folikel rambut, yang merupakan sumber regenerasi
epitel. penyembuhan luka bakar derajat II dimulai dengan
pengelupasan jaringan dermis yang tidak vital, kemudian diikuti
dengan reepitelialisasi dari glandula sebasea dan folikel rambut
diatas jaringan dermis dermis yang sehat. Regenaerasi epitel
tersebut akan membentuk pulau-pulau epithelial, kemudian pulau-
pulau tersebut akan bersatu membentuk lapisan baru. Umumnya
proses tersebut akan selesai dalam waktu 3-4 minggu.
- Luka bakar derajat III terjadi kerusakan dari lapisan kulit, sehingga
tidak tidak terjadi proses regenarasi epitel. Oleh karena aktifitas
myofibril, akan terjadi jaringan granulasi pada luka bakar. Untuk
menghindari terjadinya keloid dan kontraktur perlu dilakukan Skin
Graft.
Proses penyembuhan luka menurut Shires dan Spencer (2000: 134)
o Koagulasi
Terjadinya luka baik yang bersifat traumatik atau yang terbentuk
pada pembedahan menyebabkan pendarahan dari pembuluh yang
rusak. Vasokontriksi segera terjadi sebagai akibat dilepaskannya
katekolamin ke dalam lingkungan cedera. Bradikinin, serotonin,
dan histamin merupakan senyawa vasoaktif lain yang dilepaskan

23
oleh sel mati ke jaringan sekitar. Senyawa-senyawa ini mengawali
peristiwa diapedesis, yaitu keluarnya sel-sel intravaskular ke
dalam ruang ekstravaskular daerah yang luka. Suatu bekuan
darah terbentuk dari trombosit yang dikeluarkan dari ekstravasasi
darah.
o Inflamasi
Dimulai dengan migrasi leukosit ke dalam luka. Leukosit
polimorfonuklear akan mendominasi luka dalam 24 jam pertama,
diikuti oleh makrofag dalam jumlah yang lebih banyak, dan
kemudian limfosit. Sel-sel radang ini mengatur perbaikan matriks
jaringan ikat dengan melepaskan berbagai macam sitokin, yang
sebelumnya dikenal sebagai faktor pertumbuhan.
o Fibroplasia
Adalah fase penyembuhan luka yang ditandai oleh sintesis
kolagen. Sintesis kolagen dimulai dalam 24 jam setelah cedera,
namun tidak akan mencapai puncaknya hingga 5 hari kemudian.
Setelah 7 hari, sintesis kolagen akan berkurang secara perlahan-
lahan. Remodelling luka mengacu pada keseimbangan antara
sintesis kolagen dan degradasi kolagen. Pada saat serabut-
serabut kolagen tua diuraikan oleh kolagenase jaringan, serabut-
serabut baru terbentuk dengan kepadatan yang semakin
bertambah. Proses ini akan meningkatkan kekuatan potensial dari
jaringan parut.

IX. Pemeriksaan diagnostik


Menurut Elizabeth J. Corwin (2007), pemeriksaan diagnostik yang
perlu dilakukan adalah.
- Diagnosis mungkin ditegakkan bila inspeksi dilakukan pada area
luka bakar yang kecil dan tidak mengalami komplikasi. Namun,
untuk luka bakar yang luas, The American Burn Association
merekomendasikan untuk melakukan penilaian tambahan. Bila
luka bakar mengenai wajah atau leher atau luas permukaan tubuh

24
dengan presentase yang besar, pemeriksaan jalan napas sangat
penting untuk memberikan intubasi akibat edema jalan napas.
Selain itu, penentuan mekanisme cedera dan pemeriksaan fisik
yang komprehensif untuk mengetahui daerah lain yang mengalami
trauma perlu dilakukan.
- Rumus Sembilan digunakan untuk mengevaluasi presentase luas
tubuh terbakar pada orang dewasa (usia di atas 15 tahun).
Diagram Lund and Bowder digunakan untuk menentukan luas luka
bakar pada anak.
- Haluaran urin diawasi secara cermat selama periode syok luka
bakar. Kapiler mestinya tertutup kembali bila haluaran urin kembali
normal.
- Kedalaman luka dievaluasi untuk menentukan terapi pembedahan
dan eksisi luka.

X. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan luka bakar menurut Barbara Engram (1993) terbagi
atas:
1 Pre-Hospital (sebelum dibawa ke Rumah Sakit)
- Cegah agar penyelamat tidak ikut terkena luka bakar. Panggil
pemadam kebakaran dan tenaga medis atau pelayanan medis
darurat.
- Jauhkan korban dari sumber trauma dengan cara api
dipadamkan, kulit yang panas disiram air dan bahan kimia
disiram air mengalir.
- Dinginkan luka bakar (rendam luka bakar, kompres handuk
dingin, tidak dengan es).
- Lepaskan benda penghalang (memudahkan penilaian dan
mencegah terjadinya konstriksi sekunder akibat edema yang
timbul dengan cepat).
- Tutup luka bakar dengan kapas streril. Menjaga luka bakar
agar tetap bersih.

25
- Irigasi luka bakar kimia (dibilas dengan air mengalir).
- Penatalaksanaan ABC sekarang CAB.
- Pencegahan syok.
2 Hospital
a Dalam IGD
- Ventilasi mekanis untuk memberikan oksigenasi yang
adekuat.
- Evaluasi keadaan umum pasien, menilai luka bakar,
menentukan prioritas dan mengarahkan rencana
penanganan.
- Perlu dokumentasi adekuat (foto).
- Pemasangan infus di daerah yang tidak terbakar,
pemasangan kateter vena sentral untuk pemberian infus
dalam skala besar dan monitor tekanan vena sentral.
- Pemasangan NGT (alat penghisap untuk mencegah ileus
paralitik).
- Pemasangan kateter urin, untuk memfasilitasi BAK dan
monitor ketat keluaran urine.
- Pemantauan nilai laboratorium (AGD, Ht, elektrolit).
- Pemberian analgesic dan antibiotic adekuat.
b Dalam Ruangan
Perawatan di Ruangan
- Perawatan terbuka dengan krem SSD, merupakan obat
yang dapat menembus eskar.
- Mandi 2 hari sekali.
- Eskarotomi dilakukan bila ada penekanan saraf atau
pembuluh darah.
- Eskaratomi di ruangan lain bila eskar mulai melunak.
- Skin Graft dilakukan setelah mulai ada granulasi.
Antibiotik
1 Disesuaikan dengan epidemiologi kuman di ruangan.
2 Pemberian selanjutnya disesuaikan dengan hasil kultur.

26
- Toksoid-ATS : Diberikan pada semua pasien 1cc
setiap 2 minggu atau selama 3 hari.
- Antacid : Obat diberikan untuk mengurangi keasaman
lambung.
Nutrisi
Pemberian nutrisi dititikberatkan pada jumlah kalori dan
protein. Sangat diharapkan kalori yang masuk >60% dari
perhitungan.
Robcrantia diberikan berupa:
- Vitamin C
- Vitamin A = 10.000 unit/minggu
- Vitamin B
Fisioterapi
Sejak hari dilakukan berupa latihan pernafasan dan
pergerakan otot dan sendi.
Laboratorium
- Pemeriksaan Hb, Ht setiap 8 jam pada 2 hari pertama
kemudian setiap 2 hari, hingga 10 hari.
- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal setiap minggu.
- Pemeriksaan elektrolit setiap hari pada minggu pertama.
- Pemeriksaan gas darah bila nafas >32 kali/menit.
- Kultur jaringan pada hari ke-1, 3, 8.
Sedangkan menurut Grace dan Borley (2007: 87)
o Umum
- Mulai resusitasi (CAB, buat jalur intravena, berikan Oksigen)
- Nilai ukuran luka bakar sesuai Rule of Nine
o Luka bakar berat (luka bakar >20% pada dewasa, dan >10% pada
anak)
- Pantau nadi, TD, suhu, keluaran urine, berikan analgesik adekuat
i.v., pertimbangkan penggunaan selang nasogastrik (NGT), berikan
profilaksis tetanus.

27
- Berikan cairan i.v., berdasarkan formula Muir-Barclay: % luka bakar
x berat badan dalam kg / 2 = satu aliquot cairan.
- Berikan 6 aliquot cairan selama 36 jam pertama dengan urutan 4,
4, 4, 6, 6, 12 jam dari waktu terjadinya luka bakar. Biasanya
menggunakan larutan koloid, albumin, atau plasma.
- Luka akibat terbakar diobati sebagai luka bakar ringan.
- Pertimbangkan untuk merujuk ke pusat luka bakar.
o Luka bakar ringan (luka bakar <20% pada dewasa, <10% pada
anak)
- Terapi terbuka bersihkan luka dan biarkan terpapar pada
lingkungan khusus yang bersih.
- Terapi tertutup tutup luka dengan kasa yang dibasahi dengan
klorheksidin atau silver sulfadiazin yang ditutup tipis.
- Debridement eskar dan split Skin Graft.

28
REFERENCES

Grace, Pierce A. Dan Neil R. Borley. (2007). At a Glance Ilmu BedahEd. 3.


Jakarta: Erlangga
Sabiston, David C. (1995). Buku Ajar Bedah, Ed. 1. Jakarta: EGC
Shires dan Spencer.2000. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Ed. 6.
Jakarta: EGC
WHO.2012. Media Centre: Burns. Online,
(http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs365/en/). Diakses
tanggal 01 Juni 2013
Moenadjat, Yefta. (2003). Luka Bakar Pengetahuan Klinik Praktis.Jakarta:
Balai Penerbitan FKUI
FAHC.(2009). Burn Care Manual. Retrieved 1 Juni 2013, from
http://www.med.uvm.edu/surgery/downloads/burnmanual.pdf
Betz, Cecily Lynn & Linda A. Sowden.2004. Buku Saku Keperawatan
Pediatri Ed. 5. EGC:Jakarta
Djohansjah, M. (1991). Pengelolaan Luka Bakar. Airlangga University
Press. Surabaya
Noer, M Sjaifudin. (2006).Penanganan Luka Bakar, Airlangga University
Press
Perdanakusuma, David S. (2006). Penanganan Luka bakar, Airlangga
University Press
Corwin, Elizabeth J. 2007. Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3. Jakarta: EGC
Engram, Barbara. 1993. Medical Surgical Nursing. Jakarta: EGC
Kartohatmodjo, S. (2008).LUKA BAKAR (COMBUSTIO). Retrieved 29 Mei
2013, from http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/matkul/Ilmu
%20Kedokteran%20Terintegrasi%20-%20PBL/Materi%20PBL%20IIa
%202007-2008/luka%20bakar%20akut%20text.pdf
Wood, F. (2009). Burn Injury Model of Care. Retrieved 2 Juni 2013, from
http://www.healthnetworks.health.wa.gov.au/modelsofcare/docs/Burn_I
njury_Model_of_Care.pdf
Materi kuliah Manajemen Luka Bakar 0/ Ns Dina Dewi SLI

29
Patofisiologi (Hudak & Gallo; 1997) dalam (Sam, 2011) ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR
(COMBUSTIO) dengan tambahan dari Ns. Ridhoyanti.

30

Anda mungkin juga menyukai