PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan / asuhan Antenatal merupakan
cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil
normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
B. Tujuan.
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
BAB II
2
PEMBAHASAN
C. Definisi Kehamilan
1
Ari Susilawati,S.Si.T., Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan , Jakarta 2009. Hal; 4.
2
Sarwono Prawirohardjo, Ilmu kebidanan, PT Bina Pustaka, Jakarta, 2012, halaman. 278.
3
seorang pria yang organ reproduksinya sehat dan sangat besar
kemungkinannya akan mengalami kehamilan. Apabila kehamilan ini
direncanakan, akan memberi rasa kebahagiaan dan penuh harapan.
Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan
diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi dengan
perubahan- perubahan yang terjadi pada fisik dan psikologisnya.
Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidak seimbangan hormon
progesteron dan hormon estrogen. Pada ibuhamil yang mampu
beradaptasi terhadap perubahan keseimbangan hormon ini, perasaan
mual tidak begitu dirasakan mereka bisa beraktivitas seperti biasa
(Mandriwati, 2008).3
3
Dra. G. A Mandriwati, M.Kes, Penuntun Belajar Askeb Ibu Hamil, EGC, Jakarta, 2008, hlm. 3.
4
karena telah memberi tugas mulia dan senantiasa harus berusaha
menjalankan dengan sungguh- sungguh. Apabila seorang wanita bisa
menyadari keadaan ini, besar kemungkinan ia tidak akan menolak
kehamilannya, dan akan merasa bahagia dengan kehamilannya, demikian
pula dengan reaksi- reaksi negatif dan penyulit tidak terjadi pada dirinya.
5
amabang normal, mengindikasikan bahwa wanita mengalami
kehamilan (Ari Sulistyawati, 2009).4
3. Dugaan Hamil.
4. Diagnosis Banding.
a. Pseudosiesis ( kehamilan palsu).
b. Kistoma ovari.
c. Mioma uteri.
d. Retensi urine (bendungan kandung kemih).
e. Menopause/ amenore sekunder.
a. Hamil atau Tidak Hamil yaitu, tanda dugaan hamil, tanda tidak
pasti hamil. Tanda pasti hamil.
b. Primigravida (nulipara) atau multigravida (multipara).
Terdapat perbedaan dalam perawatan kehamilan sampai dengan
pertolongan persalinan antara primigravida dan multigravida.
Dalam proses pengkajian, bidan perlu mencocokan hasil
anamnesis dengan pemeriksaan fisik agar data sebagai dasar
pertimbangan diagnosis valid dan dapat dipertanggung
jawabkan. Tabel perbedaan fisik Nulipara dengan Multipara.
No Nulipara Multipara
1 Perut tegang. Perut longgar, perut
4
Ari Sulistyawati, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Salemba Medika, Jakarta, 2009,
hlm 83.
6
menggantung, banyak striae.
2 Perut menonjol. Tidak begitu menonjol.
3 Rahim tegang. Agak lunak.
Labia mayora tampak
4 Labiya mayora terbuka.
bersatu.
Himen koyak pada
5 Karunkula himenalis
beberapa tempat.
Kurang tegang dan
6 Payudara tegang.
tergantung ada striae.
Vagina sempit dan
Lebih lebar, rugae kurang
7 rugae yang utuh.
menonjol.
7
1 DJJ terdengar DJJ tidak terdengar.
Rahim membesar
Rahim tidak membesar / TFU
2 seiring dengan
menurun.
bertambahnya TFU.
Pada palpasi teraba
3 jelas bagian- bagian Palpasi tidak jelas.
janin.
a. Ibu tidak merasakan
gerakan janin.
b. Pada pemeriksaan
rontgen terdapat tanda
splading (tulang tengkorak
Ibu merasakan gerakan tumpang tindih), tulang
4
janin. punggung melengkung,
ada gelembung gas dalam
janin.
c. Reaksi biologis akan
muncul setelah 10 hari
janin mati.
8
f. Postur janin dalam rahim.
Letak kepala
2) Letak dahi.
3) Letak muka.
Sikap (habitus)
Posisi (position).
9
Dipakai untuk menetapkan apakah bagian janin yang ada di
bagian bawah uterus berada disebelah kanan, kiri, belakang atau
depan terhadap sumbu tubuh ibu (ubun- ubun kecil kiri depan).
Presentasi (presentation).
No Intrauteri Ekstrauteri
Ibu tidak merasakan nyeri jika ada Pergerakan janin
1
pergerakan janin. disertai rasa nyeri
Janin lebih mudah
2 Janin tidak begitu mudah diraba
diraba
Ada kemajuan persalinan:
Pembukaan
Tidak ada
Frekuensi dan lamanya kontraksi
3 kemajuan
uterus bertambah seiring dengan
persalinan
berjalannya waktu persalinan.
Penurunan kepala janin bertambah
10
Keadaan jalan lahir juga dapat menjadi tanda tidak pasti hamil
yang meliputi, adanya tanda Chadwick, adanya tanda hegar dan
tidak adanya kemungkinan panggul sempit ( melalui
pemeriksaan panggul ).
11
tahanan, maka itu adalah punggung bayi, namun jika
teraba bagian-bagian yang terkecil dan menonjol maka itu
adalah bagian kecil janin).
3) Leopold III
12
c) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah
pihak yang berlawanandi bagian bawah.
d) Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu)
berarti kepala belum masuk panggul.
e) Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti
kepala sudah masuk panggul ( Ari Sulistyawati, 2008).5
1. Faktor Fisik
Wanita hamil akan mengalami perubahan fisik selamakehamilannya,
dimana perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap
pertumbuhan janin dalam rahim dan dapat juga dipengaruhi oleh hal
hal yang berhubungan dengan fisik ibu sebelum dan selama hamil.
a. Status Kesehatan
1) Kehamilan pada Usia Tua
a) Segi negatif kehamilan diusia tua
Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun
akan sangat menentukan proses kelahirannya. Hal ini
turut memengaruhi kondisi janin.
Pada proses pembuahan, kualitas sel telur perempuan
pada usia ini telah menurun jika dibandingkan dengan sel
telur pada perempuan dengan usia reproduksi sehat ( 25
30 tahun ). Jika pada proses pembuahan, ibu
mengalami gangguan sehingga menyebabkan terjadinya
gangguan perkemihan dan perkembangan buah
kehamilan, maka kemungkinan akan menyebabkan
terjadinya Intra Uterine Growth Retardation ( IUGR ) yang
berakibat bayi berat lahir rendah ( BBLR ).
Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik
ibu. Jika ibu mengalami penurunan kondisi, terlebih pada
primitua ( hamil pertama dengan usia lebih dari 40 tahun ),
keadaan ini harus benar benar diwaspadai.
b) Segi positif hamil di usia tua
5
Ari Sulistyawati, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Salemba Medika, Jakarta, 2009, hlm
90.
13
Kepuasan peran sebagai ibu
Merasa lebih siap
Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi
lebih baik
Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
Mampu mengambil keputusan
Karir baik, status ekonomi lebih baik
Perkembangan intelektual anak lebih tinggi
Periode menyusui lebih lama
Toleransi pada kelahiran lebih besar
2) Kehamilan multiple
Pada kasus kehamilan multiple atau kehamilan lebih dari
satu janin, biasanya kondisi ibu lemah. Ini disebabkan oleh
adanya beban ganda yang harus ditanggung, baik dari
pemenuhan nutrisi, oksigen dan lain lain. Biasanya kehamilan
multiple mengindikasikan adanya beberapa penyulit pada proses
persalinannya, sehingga persalinan operatif ( sectio caesaria )
lebih dipertimbangkan. Dengan demikian jika dilihat dari segi
biaya, proses persalinan dari kehamilan multiple akan lebih tinggi
jika dibandingkan dengan kehamilan tunggal mengingat adanya
kemungkinan terjadinya persalinan secara SC. Selain itu risiko
adanya kematian dan cacat juga harus dipertimbangkan.
14
nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
dikandungnya dan persiapan fisik ibu untuk menghadapi
persalinan dengan aman.
Selama proses kehamilan bayi sangat membutuhkan zat zat
penting yang hanya dapat dipenuhi dari ibu. Penting bagi bidan
untuk memberikan informasi ini kepada ibu karena terkadang
pasien kurang memperhatikan kualitas makanan yang
dikonsumsinya. Biasanya masyarakat di era sekarang ini lebih
mementingkan selera dengan mengabaikan kualitas makanan
yang dikonsumsi.
Pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan
kondisi kesehatan bayi dan ibu, terutama dalam menghadapi
masa nifas sebagai modal awal untuk menyusui.
b. Gaya hidup
Selain pola makan yang dihubungkan dengan gaya hidup
masyarakat sekarang ternyata ada beberapa gaya hidup lain
yang cukup merugikan kesehatan seorang wanita hamil.
Misalnya kebiasaan begadang, berpergian jauh dengan
berkendara motor dan lain lain.
Gaya hidup ini akan menganggu kesejahteraan bayi yang
dikandungnya karena kebutuhan istirahat mutlak harus
dipenuhi.
c. Perokok / Alkohol
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan diri sendiri dan
bayinya. Bayi akan kekurangan oksigen dan racun yang dihisap
melalui rokok bisa di transfer melalui plasenta ke dalam tubuh
bayi. Pada ibu hamil dengan perokok berat kita harus waspada
akan resiko keguguran, kelahiran premature, BBLR bahkan
kematian janin.7
d. Hamil di Luar Nikah / Kehamilan yang Tidak Diharapkan
Jika kehamilan tidak diharapkan, secara otomatis ibu akan
membenci kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan untuk
7
Ari sulistyawati, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Salemba Medika, 2009, hlm.101
15
melakukan hal hal positif yang akan meningkatkan kesehatan
bayinya. Pada kasus ini kita waspada akan adanya keguguran,
premature dan kematian janin. Pada kehamilan diluar nikah,
hampir bisa dipastikan bahwa pasangan masih belum siap
dalam hal ekonomi. Selain itu kekurangsiapan ibu untuk
merawat bayi juga perlu diwaspadai agar tidak terjadi
postpartum blues.
2. Faktor Psikologis
a. Stressor internal
Stressor internal meliputi faktor - faktor pemicu stress ibu
hamil yang berasal dari diri ibu sendiri. Adanya beban
psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan
gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat
ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh menjadi seseorang dengan
kepribadian yang tidak baik, bergantung pada kondisi stress
yang dialami oleh ibunya, seperti anak yang menjadi
temperamental, autis atau orang yang terlalu rendah diri
( minder ). Ini tentu saja tidak diharapkan. Oleh karena itu,
pemantauan kesehatan psikologis pasien sangat perlu
dilakukan.
b. stressor eksternal
pemicu stress yang berasal dari luar bentuknya sangat
bervariasi, misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga,
pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan ( respon
negative dari lingkungan pada kehamilan lebih dari 5 kali ), dan
masih banyak kasus yang lain.
c. dukungan keluarga
setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan
baik yang bersifat fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan
adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi dimana sumber
stress terbesar terjadi dalam rangka melakukan adaptasi
terhadap kondisi tertentu. Dalam menjalani proses itu ibu hamil
16
sangat membutuhkan dukungan yang intensif dari keluarga
dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang.
d. penyalahgunaan Obat
kekerasan yang dialami oleh ibu hamil dimasa kecil akan
sangat membekas dan mempengaruhi kepribadiannya. Ini perlu
diperhatikan karena pada klien yang mengalami riwayat ini,
tenaga kesehatan harus lebih maksimal dalam menempatkan
diri sebagai teman atau pendamping yang bisa dijadikan tempat
bersandar bagi klien dalam masalah kesehatan. Klien dengan
riwayat ini biasanya tumbuh dengan kepribadian yang tertutup.
e. Kekerasan yang dilakukan oleh pasangan ( Partner Abuse )
Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan
terhadap perempuan adalah wanita yang telah bersuami.setiap
bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus selalu
diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan
yang terjadi akan membahayakan ibu dan bayinya. Efek
psikologis yang muncul gangguan rasa aman dan nyaman
pada pasien. Sewaktu waktu pasien akan
mengalamiperasaan terancam yang akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
17
buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika memberikan
respon yang positif dalam rangka menjalin hubungan yang
sinergis dengan masyarakat.
b. fasilitas kesehatan
Adanya fasilitas kesehatan yang memedai akan sangat
menguntungkan kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi
dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat,
sehingga langkah antisipasi akan lebih cepat diambil. Fasilitas
kesehatan ini sangat menentukan atau berpengaruh terhadap
upaya penurunan angka kesehatan ibu ( AKI ).
c. ekonomi
Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpegaruh terhadap
kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil
dengan tingkat social ibu hamil yang baik otomatis akan
mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baikpula.
Status gizipun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan
berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani secara psikologis
mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari
hari setelah bayinya lahir.
e. tingkat pendidikan
pada ibu hamil dengan tingkat pendidikan yang rendah kadang
ketika tidak mendapatkan cukup informasi mengenai
kesehatannya, maka ia tidak tahu bagaimana cara melakukan
perawatan kehamilan yang baik.
f. Pekerjaan
18
Pekerjaan seseorang akan mengambarka aktivitas dan tingkat
kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan. Hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai
pengetahuan yang lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja,
karena pada ibu yang bekerja banyak memiliki kesempatan
untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga lebih mempunyi
banyak peluang juga untuk mendapatkan informasi seputar
keadaannya. 8
8
Ari sulistyawati, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Salemba Medika, 2009, hlm.
19
Dengan perlahan masukkan kembali anus
setiap selesai BAB
4 Kelelahan/ Fatigue Yakinkan bahwa ini normal pada awal
TM I kehamilan
Anjurkan ibu untuk sering beristirahat
Hindari istirahat yang berlebihan
5 Keputihan TM I, II Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap
dan III hari
Memakai pakaian dalam dari bahan katun
dan mudah menyerap
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan
buah dan sayur.
6 Keringat bertambah Pakailah pakaian yang tipis dan longgar
secara perlahan dan Tingkatkan asupan cairan
akan terus meningkat Mandi secara teratur
sampai akhir
kehamilan.
7 Sembelit TM I dan Tingkatkan diet asupan cairan
TM III Buah perm atau jus perm
Minum cairan dingin atau hangat, terutama
saat perut kosong.
Istirahat yang cukup dan lakukan senam
hamil sesuai usia kehamilan.
Membiasakan BAB secara teratur
BAB segera setelah ada rasa ingin BAB
8 Kram pada kaki Kurangi konsumsi susu ( kandungan
setelah usia fosfornya tinggi).
kehamilan 24 minggu Latihan dorsofleksi pada kaki dan
meregangkan otot yang terkena kram
Gunakan penghangat untuk otot.
20
menarik napas panjang
Mendorong postur tubuh yang baik,
melakukan pernapasan interkostal
21
Bangun dari tempat tidur secara
perlahanhindari menggosok gigi setelah
makan
Istirahat sesuai kebutuhan.
17 Sakit punggung atas Gunakn posisi tubuh yang baik
dan bawah TM I dan Gunakan bra yang menopang
III Gunakan kasur yang keras dan tenang
Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan
pinggang
18 Varises pada kaki. Tinggikan kaki sewaktu berbaring
TM I DAN III Jaga agar kaki tidak bersilang
Hindari duduk atau berdiri terlalu lama
Senam untuk melancarkan peredaran darah
Hindari pakaian atau korset yang ketat.
(Sumber : Ari Sulistyawati, 2009)9
9
Ari Sulistyawati, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Salemba Medika, Jakarta, 2009, hlm
123.
10
AI Yeyeh Rukiah,DKK, Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan), CV. Trans Info Media, Jakarta, 2009,
hlm. 144
22
Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama
kali saat ibu hamil.
a. Tujuan kunjungan awal (K1)
Tujuan dari kunjungan antenatal care secara komprehensif
adalah untuk menyiapkan ibu hamil dan keluarganya terhadap
kehamilannya., persalinan dan nifas termasuk laktasi, perawatan
bayi baik dari segi fisik, psikologi, spiritual dan social sebagai
suatu hal yang dipandang secara holistic.
Tujuan tersebut diatas meliputi :
1) Membangun hubungan dan komunikasi yang baik sebagai
parter antara wanita hamil dan provider kesehatan dalam
memberikan asuhan dan memastikan bahwa hamil tersebut
mendapatkan continuity of care dan mendapatkan asuhan
dari tenaga professional.
2) Memastikan bahwa wanita hamil mendapatkan informasi
yang baik tentang segala aspek dalam asuhan yang
diberikan dan memberdayakan merekan dengan
memberikan informed choice untuk menghormati
otonominya.
3) Meastikan bahwa kehamilan berjalan dengan normal melalui
pemeliharaan dan jika perlu meningkatkan kesehatan wanita
hamil tersebut secara umum.
4) Memastikan deteksi dini, rujukan dan menejemen komplikasi
yang tepat selama kehamilan.
5) Memastikan persiapan untuk persalinan normal yang aman
dan menyenangkan dengan mempersiapkan wanita hamil
tersebut baik secara fisik maupun psikologis.
6) Mempersiapkan skrining dengan hati-hati kepada seluruh
wanita baik yang melahirkan dilkinik maupun dirumah.
7) Mempersiapkan untuk masa nifas yang normal dan
perawatan bayi baru lahir (parent hood).
8) Mendukung dan mapersiapkan laktasi / breast feeding.
9) Mempersiapkan wanita hamil dan keluarganya dalam
mempersiapkan kegawatdaruratan yang mungkin saja terjadi
baik pada ibu maupun janinnya.
23
10) Mempromosikan atau memberikan health education yang
diperlukan untuk meningkatkan kesehatan wanita dalam
kehamilannya termasuk family planning (KB). ( Indrayani,
2011)11
24
untuk mengidentifikasi apakah ibu hamil dalam kondisi
normal atau memiliki factor resiko yang perlu diperhatikan.
Ibu hamil dibantu agar merasa relaks sehingga dapat
memberikan seluruh informasi yang diperlukan. Kemampuan
bidan dalam memperhatikan, mengobservasi harus
dilakukan dengan baik dan seluruh informasi harus dicatat
dengan baik.
a) Riwayat menstruasi
b) Riwayat perkawinan
HPHT dan apakah normal derta TP. Gali tentang firs day
of last menstrual period (HPHT) yang dialami ibu. Apakah
HPHT tersebut normal? (baik dari segi siklus , lamnya dan
jumlahnya) untuk meyakinkan bahw ayang dikatakan
adalah benar HPHT sehingga dapat digunakan untuk
memperkirakan taksiran persalinan/Estimated Of Delivery
(EDD) dengan menggunakan rumus Naegele.
4) Gerakan janin
Tanyakan juga mengenai gerakan janin yang dirasakan oleh
ibu. Apabila terdapat keraguan mengenai HPHT gali
mengenai gerakan janin pertama yang dirasakan ibu
sebagai catatan untuk membantu memperkirakan usia
kehamilan. Gerakan janin pertama kali dirasakan oleh
25
primigravida sekitarusi kehamilan 18-20 minggu,
sedangakan pada multi gravid dapat dirasakan sekitar usia
kehamilan 16 minggu.
5) Tanda-tanda bahaya atau penyulit
Menggali tentang tanda-tanda bahaya atau penyulit yang
mungkin dirasakn oleh ibu. Seperti perdarahan pergavinam,
sakit kepala yang berat, demam.
6) Keluhan umum
Menanyakan mengenai keluhan yang dirasakan ibu. Apakah
selama ini kehamilannya berjalan dengan normal tanpa ada
komplikasi. Apakah ibu dapat beristirahat dengan baik,
mendapatkan cukup asupan gizi atau adakah
ketidaknyamanan normal yang mungkin saja dirasakan oleh
ibu.
8) Kekhawatiran-kekhawatiran khusus
Ibu hamil mungkin mengalami kekawatira-kekawatiran
khusus mengenai kehamilannya sehinga Bidan perlu untuk
menggali mengenai hal ini untuk memberikan support yang
sesuai dengan kebutuhan ibu.
9) Imunisai
Imunisasi apa yang sudah ibu dapatkan dan berapa kali.
Imunisasi TT merupakan perlindungan terbaik untuk melawan
tetanus baik untuk ibu maupun bayinya. Oleh karena itu hal
26
ini sangat penting bagi wanita untuk di imunisasi sesuai
jadwal.
Jenis Presentase
Interval Lama
Status Suntikan Perlindungan
Waktu Perlindungan
TT (%)
Belum
pernah
T0 mendapat
suntikan
TT
T1 TT 1 80
4 minggu
T2 TT 2 3 tahun* 95
dari TT 1
6 bulan
T3 TT 3 5 tahun 99
dari TT 2
Minimal
T4 TT 4 10 tahun 99
1 tahun
dari TT
3
25 tahun /
3 tahun
T5 TT 5 Seumur
dari TT 4
Hidup
(Sumber: Indrayani, 2011).12
12
Indrayani, SST, Buku Ajar Asuhan Kehamilan, Trans Info Media, Jakarta, 2011, hlm 10.
27
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
Apakah kehamilannya berjalan dengan normal atau ada
permasalahan seperti kehamilan dengan tekanan darah
tinggi / pre-eklamsia, IUGR, polihdramnion atau
oligohidramnion. Riwayat persalinan dengan forceps,
vacuum, SC, partus lama. Riwayat nifas seperti
perdarahan, infeksi, masalah dalam menyusi maupun
masalah psikologi. Berat badan bayi juga penting digali
untuk memberikan gambaran kapasitas dari
pelvic/panggul ibu.
c) Masalah yang lain gali juga masalah-masalah lain yang
berhubungan dan dipercya oleh wanita hamil dan
pasangannya mengenai kehamilan, persalinan dan nifas.
28
pemeriksaan oleh Bidan, tutup tubuh klien dengan selimut
atau dengan kain linen bersih dan hanya bagien tubuh yang
diperiksa saja yang terespose, memahami dan melakukan
seluruh prosedur dengan gentle. Apabila ada
ketidaknormalan baik secara fisik maupun psikologi atau
factor risiko yang ditemukan pada saat pemeriksaan, catat
pada kartu klien dan rujuk kepada dokter ahli segera setelah
dilakukan pemeriksaan.
a) General examination
Membantu tingkay energy ibu, nilai dan catat keadaan
emosi dan psikologi ibu, apakah klien sadar, cooperative
dan komunikasi atau lamban dan kurang tanggap, tenang
atau gelisah dan cemas, ramah atau aggressive, senang
atau tampak depresi, perhatikan juga posturnya pada saat
dilakukan pemeriksaan. Menjelaskan seluruh prosedur
sambil melakukan pemerksaan. Mengajukan pertanyaan
lebih lanjut untuk klarifikasi sambil melakukan
pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan dan kelayakan.
Meminta klien untuk memberikan specimen urin untuk
dilakukan pemeriksaan. Mengukur tinggi dan berat badan.
Perhatikan juga postur tubuhnya apakah loyo, berjalan
tertatih-tatih atau pinacang, terlalu tinggi atau terlalu
pendek, kyposis, scoliosis, terlalu lordosos, cacat juga
apabila terdapat pendulous abdomen ( perut berjuntai/
perut gantung).
29
tubuhnya). Perhatikan juga keadaan, kondisi dan tekstur
kulitnya, rasakan juga kulitnya (harusnya lembut dan
elastic), tidak ada atau ada sedikit oedema (50-70%
wanita hamil ada sedikit oedema pada kehamilan lanjut),
tidak ada lesi atau rashes/kudis/bintik merah (cacat
apabila ada pucat, jaundice, cyanosis, kasar, tidak elastic,
oedema, rashes atau lesi, memar atau ptekie).
30
dan dapat memberikan berbagaiinformasi yang bermakna.
Pemeriksaan abdomen tidak pernah dilakukan secara
terpisah, selalu menjadi bagian dari pemeriksaan
antenatal yang lengkap. Tehnik pemeriksaan abdomen
terdiri dari 3 tahap :
Inspeksi
Ukuran : mungkin dipengaruhi oleh obesitas, otot
abdomen yang kendur, kehamilan kembar, poli dan
oligohydramnion, ukuran dan letak janin dan usia gestasi
Bentuk : dapat memberikan indikasi posisi dan presentasi
janin
Perubahan kulit :
Linea
Striae gravidarum
Tanda tanda bedah abdomen /luka bekas operasi
sebelumnya
Pergerakan janin ataupun kontraksi
13) Palpasi
Pemeriksaan abdomen hanya dapat dilakukan apabila
klien dalam posisi tidur dengan satu atau dua bantal
menyangga kepala klien untuk berbaring dimeja/tempat tidur
pemerikasaan yang bersih. Jangan membiarkan ibu hamil
terlentang dengan punggung datar, karena berat uterus
dapat menekan pembuluh darah balik ke jantung sehingga
bisa mengakibtakan sindrom hypotensi terlentang/pingsan.
Bantu klien untuk berbaring dengan posisi semifowler.
Sebelum dilakukan pemeriksaan abdomen hendaknya
kandung kencing klien dalam keadaan kososng karena
kandung kemih yang penuh akan mempengaruhi tinggi
fundus. Palpasi abdominal dibagi menjadi tiga aspek yaitu,
palpasi fundus, lateral dna panggul. Palpasi yang dilakukan
adalah, mengukur tinggi fundus uteri (TFU), dan mengukur
31
tinggi fundus uteri dnegan menggunakan jari tangan drai
awal kehamilan sampai usia kehamilan 22 minggu dan
menggunakan pita ukur setela usia kehamilan lebih dari 22
minggu.
32
Telusuri bagian kiri dan kanan abdomen kea rah bawah
dengan kedua telapak tangan. Amati pertemuan kedua
tangan tersebut.
Konvergen, bila kedua telapak tangan bertemu/meyatu
Divergen bila kedua telapak tangan tidak
bertemu/menyatu
Metode perlimaan
Penurunan bagian terbawah dapat diukur dengan metode
lima jari antara lain :
5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba
diatas simfisis pubis.
4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah
memasuki PAP.
3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah
memasuki rongga panggul.
2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawha janin
masih berada di atas simfisis dan 3/5 bagian telah
turun melewati bidang tengah rongga panggul (tidak
dapat digerakan )
1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian
terbawah janin yang berada di atas simfisis dan 4/5
bagian telah turun ke dalam rongga panggul.
0/5 bagian terbawah janin tidak dapat diraba dari
pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin
sudah masuk ke dalam rongga panggul.
14) Auskultasi
Auskultasi denyut jantung janin (DJJ). Hitung DJJ selama 1
menit (normal : 120-160 kali per menit). Adanya denyut
jantng janin merpakan tanda pasti hamil.
15) Tangan dan kaki
a) Memeriksa tangan dan kaki apakah terdapat oedema atau
tampak pucat pada ujung-ujung jarinya
b) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya
varises
c) Memeriksa reflek patella untuk melihat apakah terjadi
gerakan hipo atau hiper.
33
16) Pemeriksa per vaginam
Saat ini, pemeriksaan pervaginam pada awal
kehamilan tidak selalu digunakan. Tetapi dengan
pemeriksaan ini dapat mendeteksi tanda-tanda kehamilan.
Tanda-tanda yang dapat diobservasi dengan melakukan
pemeriksaan pervaginam, antara lain :
a) Melunakan isthmus yang biasa disebut dengan hegars
sign yang dapat dideteksi mulai kehamilan 6 minggu.
b) Selain isthmus, serviks juga terasa lebih lunak jika
dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, yang
dikenal dengan istilah Goodells sign dan dapat mulai
terdeteksi pada usia kehamilan 8 minggu.
c) Pulpusi dari arteri uterine yang teraba di bagian lateral
fornices yang biasa disebut sebagai Osianders sign.
tanda ini mulai dapat dilihat pada 8 minggu kehamilan.
d) Internal Ballotement yang dapat di rasakan dari kehamilan
16 minggu.
e) Braxton Hicks juga dapat dirasakan mulai usia kehamilan
16 minggu.
f) Pembesaran uterus dapat dirasakan melalui pemeriksaan
pervaginam, khususnya untuk mendeteksi kehamilan
sebelum uterus dapat dipalpasi dari pemeriksaan luar
disebut dengan Piscaseks sign (pada usia kehamilan
kurang dari 12 minggu).
17) Pemeriksaan Anus
Apakah ada Haemoroid atau ketidaknormalan lainnya.
a) Pemeriksaan Panggul
Ukuran panggul kecil dapat diperiksa secara klinis dengan
melakukan pemeriksaan dalam ataupun dengan
rontgenologi. Ukuran-ukuran panggul luar antara lain:
Distantia spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior kiri dan kanan,
ukuran normal 23-26 cm.
Distantia kristarum
34
Jarak yang terjauh antara krista iliaka kanan dan kiri,
ukuran 26-29 cm.
Konjugata eksterna (boudeloque)
Jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung
processus spinosustulang lumbal V, ukuran 18-20 cm.
Ukuran Lingkar Panggul
Dari pinggir atas simpisis ke pertengahan antara spina
iliaka anterior superior dan trochanter mayor sepihak
dan kembali melalui tempat yang sama, di pihak
lainnya ukuran 80-90 cm.
35
Positif 2 (++) : Kekeruhan mudah dilihat dan
ada endapan
Positif 3 (+++) : Urine lebih keruh dan
endapan yang lebih jelas
Positif 4 (++++) : Urine sangat keruh dan disertai
endapan yang menggumpal
19) Pemeriksaan urine reduksi
Tujuan pemeriksaan :
Pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk melihat adanya
glukosa dalam urine. Urine normal biasanya tidak
mengandung glukosa. Dalam kasus tertentu urine
mengandung glukosa seperti pada ibu yang mempunyai
riwayat penyakit DM. Diabetes Mellitus pada ibu hamil dapat
mengakibatkan adanya penyakit berupa preeklamsia,
polihidramnion, bayi besar. (Saifuddin, 2006) 13
36
yang sehat biasnaya bergerak secra aktif dengan variasi
antara 4-100 gerakan per jam.Berkurangnya gerakan janin
dapat mengindikasikan kearah penurunan fungsi plasenta
termasuk preeclamsia, hipertensi kronis dan DM. Jika
terdapat kurang dari 3 gerakan per jam atau 10-12
gerakan dalam 12 jam atau 10 gerakan dalam 2 jam
menjadi alarm signal, janin mungkin dalam keadaan
beresiko.
Keuntungan fetal kick chart ini adalah simple, mudah dan
murah untuk dilaksanakan, ibu dapat melakukannya
sendiri di rumah. Tetapi dapat juga menimbulkan
kecemasan bagi ibu ataupun kesalahan dalam melakukan
penghitungannya sehingga penting bagi bidan untuk
mengetahui kebudayaan, kebiasaan dan tingkat
pendidikan klien dalam memberikan penjelasan agar
dapat ditangkap dengan baik dan benar.
b) Menghitung Denyut Jantung Janin
Saat melakukan pemeriksaan atau kunjungan antenatal,
selain memantau keadaan ibu, Bidan juga memantau
keadaan janin dengan mengitung DJJ selama 1 menit
untuk mengetahui frekuensi dan regulitas dari DJJ. DJJ
yang normal berkisar 120-160 kali per menit. Biasanya
DJJ kan meningkat apabila janin bergerak.
Non Stress Test (NST)/ Non Stress Cardiotecograhpy
(NSCTG)
NST digunakan untuk mendeteksi kesejahteraan janin
tanpa memberikan stimulasi pada janin, untuk melihat ada
atau tidaknya akselerasi atau deselarasi pada DJJ
ataupun gerakan janin. NST dilakukan dengan indikasi :
Ibu dengan riwayat stillbirth
Plasenta previa atau solution palsenta
Drug abuse dan alcoholism
Kemungkinan aspiksia
Suspect IUGR
37
Kondisi medis seperti DM atau cronik renal disease
Hipertensi dalam kehamilan
Tidak merasakan gerakan janin
38
g. Riwayat kehamilan sekarang
1) Gerakan janin
2) Setiap maslah atau tanda-tanda bahaya
3) Keluhan-keluhan lazim dalam kehamilan
4) Kekhawatiran-kekhawatiran lain
h. Pemeriksaan Fisik
1) Berat badan, apakah sesuai dengan anjuran kenaikan BB
berdasarkan indeks Masa Tubuh (IMT)
2) Tanda-tanda vital (TTV) meliputi tekanan darah, Nadi, Suhu,
dan Pernafasan
3) Pengukuran tinggi fundus uteri (setelah 12 minggu dengan
palpasi, setelah 22 minggu dengan pita ukuran).
4) Palpasi Leopold untuk mendeteksi kelainan letak (setelah 36
minggu)
5) DJJ (setelah 28 minggu)
6) Pemeriksaan ektremitas bawah (oedema, reflek tendon,
varicosities)
39
b) Kegiatan ini bertujuan agar hal yang kurang efektif yang
dilakukan pada asuhan sebelumnya tidak terulang lagi
serta memastikan aspek mana yang efektif agar tetap
dipertahankan
c) Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh bidan adalah:
d) Menanyakan kembali kepada pasien mengenai apa yang
sudah dilakukan pada kunjungan sebelumnnya
e) Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal-hal yang
berfokus pada pemantauan kesehatan ibu dan janin
f) Beberapa hal yang perlu ditanyakan kepada pasien
antara lain sebagai berikut:
g) Kesan pasien secara keseluruhan mengenai proses
pemberian asuhan pada kunjungan sebelumnya
h) Hal-hal yang membuat pasien kurang merasa nyaman
i) Peningkatan pengetahuan pasien mengenai perawatan
kehamilan hasil dari proses KIE yang lalu
j) Berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan pada
kunjungan yang lalu setelah dilakukan penataksanaan
40
mengetahui presentasi, letak, posisi dan penurunan
kepala (jika UK >36 minggu)
Memeriksa DJJ
d) Pemeriksaan Laboratorim
Protein urine dan reduksi urine
e) Mengembangkan rencana sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan kehamilan
Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang
dialaminya
Sesuai dengan usia kehamilan ajarkan ibu tentang
materi pendidikan kesehatan pada ibu
Diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran
dan jika terjadi kegawatdaruratan.
Ajari ibu untuk mengenal tanda-tanda bahay, pastikan
untuk memahami apa yang dilakukan jika menemukan
tanda bahaya
Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya.
1. Perdarahan pervaginam
Dilihat dari SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu
dikarenakan perdarahan (28%). Perdarahan pervaginam dalam
kehamilan ada yang bersifat fisiologis maupun patologis. Perdarahan
yang bersifat fisiologis terjadipada awal kehamilan yang terjadi oleh
proses implantasi. Sedangkan perdarahan pervaginum yangbersifat
patologis ada dua yaitu yang terjadi pada awal kehamilan dan pada
masa kehamilan lanjut.
Pada awal kehamilan, pada usia kurang dari 22 minggu,
biasanya keluar darah merah, perdarahan banyak disertai nyeri,
dapat dicurigai terjadi abortus, kehamilan ektopik atau kehamilan
mola. Perdarahan pada kehamilan usia lanjut, terjadi setelah 22
minggu sampaisebeliumpersalinan,tanda-tandanya yaitu keluar
darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan, perdarahan
41
banyak dan terus menerus disertai nyeri, biasanya dikarnakan
plasenta previa, solusio plasenta, dan ruptur uteri, atau ada
pembekuan darah. (Pusdiknakes, 2005).15
42
keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu
hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin
kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam
kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia (Saifuddin,
2006).17
17
Saifuddin AB, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 2006 , hlm 212.
18
Ari Sulistyawati, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Salemba Medika, Jakarta, 2009,
hlm 150.
43
a. Pada anamnesis ditemukan tanda dan gejala amenore serta
keluhan hamil muda dan gejala hamil lainnya.
b. Pada KET jika terjadi abortus tuba, maka kemungkinan keluhan
tidak begitu berat, hanya ada rasa sakit diperut dan pengeluaran
darah pervagina, yang kadang dikacaukan oleh diagnosis
abortus biasa.
c. Perasaan nyeri dan sakit yang tiba- tiba diperut terasa seperti
diiris- iris dengan pisau disertai dengan muntah dan bisa sampai
jatuh pingsan.
d. Tanda- tanda akut nyeri abdomen adalah sebagai berikut:
1) Nyeri tekan yang hebat
2) Muntah, gelisah, pucat dan anemis.
3) Pad pemeriksaan tanda vital didapat denyut nadi yang kecil
dan halus serta tekanan darah yang rendah sampai tidak
terukur.
4) Terdapat tanda cullen, yaitu adanya warna biru lebam pada
linea alba atau sekitar pusat.
5) Nyeri bahu karena adanya rangsangan ke diafragma.
6) Pada PD didapatkan nyeri goyang porsio, nyeri tekan yang
hebat, teraba massa.
7) Terdapat tanda- tanda perdarahan intra abdominal.
8) Pad pemeriksaan Hb, didapatkan penurunan kadar Hb, dan
terjadi leukositosis.
9) Kuldosentesis dan pemeriksaan USG atau Ronntgen ( Ari
Sulistyawati, 2009).19
I. Tanda tanda Persalinan dan Persiapan Persalinan.
19
Ari Sulistyawati, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Salemba Medika, Jakarta, 2009,
hlm 151.
44
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai penyulit. (APN, 2007). 20
Jika muncul salah satu dari tanda diatas, suami atau keluarga
harus segera membawa ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan
(Depkes, 2012).21
20
Icesmi Sukarni K dan Margareth ZH, Kehamilan Persalinan dan Nifas, Nuha Medika,
Yogyakarta, 2013, hlm 185.
21
Kementrian Kesehatan RI, Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Kementrian Kesehatan, Jakarta, 2012,
hlm 8.
45
3. Sebagai alat komunikasi untuk bidan dan wanita sebagai sarana
untuk mendidik wanita menyiapkan diri menjadi orang tua dan agar
bidan dapat memahami harapan wanita.
4. Sebagai jalan yang baik untuk menggali keinginan/ harapan wanita.
1. Tempat persalinan.
2. Memilih tenaga kesehatan terlatih.
3. Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut.
4. Bagaimana transportasi ke tempat persalinan.
5. Siapa yang akan menemani persalinan.
6. Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara
mengumpulkan biaya tersebut.
7. Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada.
46
Banyak ibu yang meninggal karena komplikasi yang serius
selama kehamilan, persalinan atau pasca persalinan, tetapi tidak
mempunyai jangkauan transportasi yang dapat membawa mereka ke
tingkat asuhan kesehatan yang dapat memberikan asuhan yang
kompeten untuk masalah mereka. Setiap keluarga harus mempunyai
suatu rencana transportasi untuk ibu jika ia mengalami komplikasi dan
perlu segera dirujuk ke tingkat asuhan yang lebih tinggi. Rencana ini
perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari
elemen- elemen dibawah ini:
47
pembalut wanita atau kain, sabun, sprei serta menyimpannya untuk
persalinan nanti. (Indrayani, 2011) 22
BAB III
MANAJEMEN KEBIDANAN
22
Indrayani, SST, Buku Ajar Asuhan Kehamilan, Trans Info Media, Jakarta, 2011, hlm 198.
48
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
49
kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar
masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif,
mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
Apabila pria dan wanita melakukan hubungan senggama saat
masa subur maka salah satu sel sperma bisa membuahi ovum.
Pertemuan sel telur dan sperma ini disebut ( fertilisasi ) , karena inilah
seorang wanita menjadi hamil.
B. Saran
1. Bagi Ibu Hamil
Ibu hamil hendaknya memeriksakan kehamilannya secara
teratur sehingga apabila ada kelainan serta komplikasi dalam
kehamilan bisa diketahui lebih dini sehingga dapat diberikan
penanganan yang tepat.
50
2. Bagi tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan hendaknya lebih teliti dalam melakukan
pemeriksaan ANC, agar segala kemungkinan kelainan atau
masalah yang terjadi pada klien dapat terdeteksi dan segera
mendapat asuhan yang tepat dan sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
51
Nurul Jannah, Buku Ajar Asuhan Kebidanan: Kehamilan, C.V AndiOffest
(ANDI), Yogyakarta, 2012.
Icesmi Sukarni K dan Margareth ZH, Kehamilan Persalinan dan Nifas,
Nuha Medika, Yogyakarta, 2013.
Kementrian Kesehatan RI, Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Kementrian
Kesehatan, Jakarta, 2012.
Henderson. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
52