A. Pengertian
Strauma adalah pembesaran pada kenlenjar tiroid yang biasanya terjadi karena folikel folikel
terisi koloid secara berlebihan. Setelah bertahun tahun folikel tumbuh semkin membesar
dengan membentuk kista dan kelenjar tersebut menjadi noduler.
Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinik teraba
nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme.
B. Etiologi
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid merupakan faktor
kedelai).
b. Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya : thiocarbamide, sulfonylurea dan
litium).
c. Hiperplasi dan involusi kelenjar tiroid.
Pada umumnya ditemui pada masa pertumbuan, puberitas, menstruasi, kehamilan,
laktasi, menopause, infeksi dan stress lainnya. Dimana menimbulkan nodularitas kelenjar tiroid
serta kelainan arseitektur yang dapat bekelanjutan dengan berkurangnya aliran darah didaerah
tersebut.
C. Patofisiologi
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon
tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi darah dan
Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel
koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4) dan
Hormon dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3) merupakan
tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan umpan balik negatif
meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis. Keadaan ini menyebabkan pembesaran
kelenjar tyroid
D. Manifestasi Klinis
Pada penyakit struma nodosa nontoksik tyroid membesar dengan lambat. Awalnya kelenjar
ini membesar secara difus dan permukaan licin. Jika struma cukup besar, akan menekan area
trakea yang dapat mengakibatkan gangguan pada respirasi dan juga esofhagus tertekan
.
Pada pemeriksaan status lokalis struma nodosa, dibedakan dalam hal :
1. Jumlah nodul; satu (soliter) atau lebih dari satu (multipel)
2. Konsistensi; lunak, kistik, keras atau sangat keras.
3. Nyeri pada penekanan; ada atau tidak ada
4. Perlekatan dengan sekitarnya; ada atau tidak ada.
5. Pembesaran kelenjar getah bening di sekitar tiroid : ada atau tidak ada.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pada palpasi teraba batas yang jelas, bernodul satu atau lebih, konsistensinya kenyal.
2. Human thyrologlobulin( untuk keganasan thyroid)
3. Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan serum T4 (troksin) dan T3 (triyodotironin) dalam
F. Penatalaksanaan
1. Dengan pemberian kapsul minyak beriodium terutama bagi penduduk di daerah endemik
suntikan 40 % tiga tahun sekali dengan dosis untuk orang dewasa dan anak di atas enam tahun
1 cc, sedang kurang dari enam tahun diberi 0,2 cc 0,8 cc.
4. Tindakan operasi (strumektomi)
Pada struma nodosa non toksik yang besar dapat dilakukan tindakan operasi bila
pengobatan tidak berhasil, terjadi gangguan misalnya : penekanan pada organ sekitarnya,
tiroid ulng. Apabila nodul mengecil, terapi dianjutkan apabila tidak mengecil bahkan membesar
bernapas. Pada post operasi thyroidectomy keluhan yang dirasakan pada umumnya adalah
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Pada umumnya keadaan penderita lemah dan kesadarannya composmentis dengan tanda-
tanda vital yang meliputi tensi, nadi, pernafasan dan suhu yang berubah.
b. Kepala dan leher
Pada klien dengan pre operasi terdapat pembesaran kelenjar tiroid. Pada post operasi
thyroidectomy biasanya didapatkan adanya luka operasi yang sudah ditutup dengan kasa steril
yang direkatkan dengan hypafik serta terpasang drain. Drain perlu diobservasi dalam dua
anestesi umum, dan pada akhirnya akan hilang sejalan dengan efek anestesi yang hilang.
f. Aktivitas/istirahat
Insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi otot.
g. Eliminasi
Urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare.
h. Integritas ego
Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil, depresi.
i. Makanan/cairan
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak,
digunakan pada pemeriksaan), suhu meningkat di atas 37,40C, diaforesis, kulit halus, hangat
dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus, eksoptamus : retraksi, iritasi pada
konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat
parah.
c. Rencana tindakan/intervensi
1) Pantau tanda-tanda vital dan catat adanya peningkatan suhu tubuh, takikardi (140
merupakan indikasi hypoparatiroid yang dapat terjadi sebagai akibat dari trauma yang tidak
disengaja pada pengangkatan parsial atau total kelenjar paratiroid selama pembedahan.
3) Menurunkan kemungkinan adanya trauma jika terjadi kejang.
4) Kalsium kurang dari 7,5/100 ml secara umum membutuhkan terapi pengganti.
5) Memperbaiki kekurangan kalsium yang biasanya sementara tetapi mungkin juga menjadi
permanen
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan dengan tindakan bedah terhadap
5. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan salah interprestasi yang ditandai dengan
terhadap pembedahan.
a. Tujuan
Perdarahan tidak terjadi.
b. Kriteria hasil
Tidak terdapat adanya tanda-tanda perdarahan.
c. Rencana tindakan
1) Observasi tanda-tanda vital.
2) Pada balutan tidak didapatkan tanda-tanda basah karena darah.
3) Dari drain tidak terdapat cairan yang berlebih.( > 50 cc).
d. Rasionalisasi
1) Dengan mengetahui perubahan tanda-tanda vital dapat digunakan untuk mengetahui
DAFTAR PUSTAKA