Anda di halaman 1dari 2

Teori permintaan konsumen

Konsumen adalah salah satu unit pengambil keputusan dalam ekonomi yang
bertujuan untuk memaksimumkan keputusan dari berbagai barang atau jasa
yang dikonsumsikan. Analisa ekonomi ingin mengetahui sejauh mana kepuasan
yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Hal ini dapat
tercermin pada tingkat kepuasan subyektif yaitu (utilitas) atau nilai guna, istilah
utilitas dapat diartikan nilai subyektif dari kualitas barang atau jasa yang
dikonsumsi atau juga bisa diartikan sesuatu untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan. Dengan bahasa yang mudah; kepuasan konsumen dapat diukur
dengan satuan utilitas (util).
Dalam memaksimumkan kepuasan, ia dihadapkan pada dua permasalahan,
yaitu: (1) barang-barang ekonomis yang dikonsumsi oleh konsumen pasti
mempunyai harga, dan (2) pendapatan konsumen terbatas sehingga untuk
mendapatkan tingkat kepuasannya juga terbatas.
Dalam perilaku konsumen ini akhirnya diperoleh kurva permintam (den-wnd).
Pada kurvar permintam, teori ekonomi menyangka bahwa satuan untuk
memenuhi kepuasan (satisfaction), yaitu utilitas (utility). Ada dua pendekatan
dalam menganalisa utilitas, yaitu pendekatan utiliti kardinal ~cardinal utility
approach) dan pendekatan utiliti ordinal (ordinal utility approach).
Ada dua asumi yang menonjol yang sering dipakai oleh para ekonom, berkaitan
dengan teori konsumsi:
1. Asurmi rasionalitas, artinya bahwa seorang konsumen senantlasa berusaha
tiferiggunakan,pendapatannya yang jumiahnya terbatas itu, untuk memperoleh
kombinasi barang-barang dan jasa-jasa konsumsi yang menurut perkiraannya
akan mendatangkan kepuasan yang maksimum (Sudarsono, 1984; 12).
2. Asumsi perfect knowledge atau pengetahuan yang sem purna, khsusus
pengetahuan mengenai macarn barang dan jasa komunikasi yang tersedia di
pasar, harga masing-masing barang dan jasa, besamya pendapatan yang
mereka peroleh, dan cita rasa yang mereka miliki.
Kepuasan dengan konsep utilitas yang memakai pendekatan kardinal
menganggap bahwa kepuasan tidak hanya dapat dibandingkan tetapi dapat juga
diukur secara absolut dengan menggunakan unit pengukuran utd. Karena
menurut kenyataan kepuasan itu tak dapat diukur, maka asumsi ini biasanya
ditonjolkan sebagai kelemahan dari teori konsumsi pada pendekatan cardinal.
Teori ini dikenal juga sebagai teori dengan pendekatan marginal klasik atau
classical marginal utility approach.
Utilitas (daya guna) dapat diukur dengan angka-angka itu disebut util kardinal.
Contoh seorang mengkonsumsi sepotong daging diberi 10 util, apabila
menghabiskan 2 potong daging akan menghasilkan 20 util. jadi teori kardinal ini
menganggap bahwa kepuasan manusia dalam mengkonsumsi dapat diukur.
Sedangkan teori konsurnsi dengan pendekatan ordinal ada lah teori yang
mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa yang
tingkat kepuasannya dapat dilihat order-order atau urutan-urutan dari kombinasi
barang yang dikonsumsikan. Pendekatan ini asumsi yang dipakai lebih realistis.
Dengan menggunakan konsepsi kurvar tak a`cuh (kurva indiffern atau indeffern
curve). Asurnsi bahwa kepuasan dapat diukur dalam. pendekatan ini tidak
dipakai lagi, tetapi seorang konsumen itu hanya dapat diperbandingkan tinggi
rendahnya. Guna menganalisis lebih jauh tentang perbandingan diantara dua
pendekatan ini dapat diikuti pada uraian selanjutnya yang lebih detail.

Anda mungkin juga menyukai