Anda di halaman 1dari 6

Pembersihan Bahan Baku Padi

Padi adalah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang
cukup bagi tubuh manusia. Di dalam padi terkandung bahan-bahan yang mudah
diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga sebagai makanan energi.
Padi memiliki jenis yang berbeda satu sama lainnya, baik umur, cara pemeliharaan
dan mutu berasnya (Sudirman, 2013).
Proses pembersihan beras adalah proses yang berfungsi sebagai alat untuk
membersihkan kotoran yang masih menempel pada beras agar menjadi beras yang
dapat dikonsumsi dan kotoran yang terjadi dari hasil pembersihan beras tersebut
dikenal dengan istilah katul atau dedak. Dan dedak juga dapat dijual untuk digunakan
untuk keperluan makanan burung tetapi katul juga memiliki kadar vitamin yang
tinggi (Ramadhan, 2006).

Padi Sekam

Gabah Bekatul
Setelah gabah dirontok, kualitas gabah dipandang dari segi kemurnian gabah
mengalami penurunan dan belum memadai untuk dipasarkan. Penurunan kualitas
tersebut disebabkan gabah masih tercampur dengan kotoran-kotoran yang berasal
dari gabah hampa, tangkai atau bagian lain dari gabah, biji dari varietas lain, gulma
dan kotoran lain yang terbawa pada waktu panen.
Campuran yang terdapat pada gabah dapat berupa materi yang memiliki
ukuran lebih besar atau lebih kecil dari gabah. Oleh karena itu perlu
dipisahkan/dibersihkan dari kotoran tersebut agar kualitas gabah meningkat. Untuk
memisahkan kotoran yang tercampur dengan gabah, dapat dilakukan dengan cara
menual atau secara mekanis.
Pemisahan mekanis merupakan suatu cara pemisahan antar dua komponen
atau lebih yang dilakukan dengan cara mekanis. Dalam praktek pemisahan tersebut
dapat dilakukan dengan sedimentasi (pengendapan), sentrifugasi dan filtrasi
(penyaringan) dan lain sebagainya. Proses pemisahan kotoran yang tercampur
dengan gabah dilakukan secara bertahap, terutama proses pemisahan benih dilakukan
secara mekanis. Tahapan-tahapan pemisahan gabah adalah sebagai berikut:
1. Precleaning
Setelah perontokan, dapat terjadi benih tercampur dengan kotoran yang
berukuran relatif besar. Dikhawatirkan materi ini dapat mengganggu kerja
mesin yang akan digunakan dalam proses selanjutnya, antara lain dapat
menyumbat/menutup conveyer. Oleh karena itu, pada tahap ini yang
dipisahkan hanya kotoran yang berukuran relatif lebih besar dari ukuran
gabah.
2. Basic Cleaning
Mesin yang digunakan dalam tahap ini secara prinsipial adalah sama dengan
mesin yang digunakan dalam tahap precleaning, hanya ukuran saringannya
lebih halus. Pelaksanaan tahapan ini bertujuan untuk memisahkan materi
yang masih tercampur dengan gabah setelah proses precleaning.
3. Post Cleaning
Tahapan kegiatan ini jarang dilakukan, karena pada umumnya gabah telah
cukup bersih setelah diproses dengan basic cleaning. Tahapan kegiatan ini
hanya dilakukan apabila setelah proses basic cleaning masih terdapat
materi/kotoran yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama dengan gabah,
sehingga tidak dapat dipisahkan melalui kegiatan basic cleaning.
Proses pemisahan yang dilakukan oleh industri rumah tangga masih
dilakukan dengan cara tradisional, yaitu butiran-butiran diletakkan dalam tampah
kemudian digerakkan dengan kedua tangan mengikuti ayunan arah naik turun secara
berulang, sehingga kapasitas yang dicapai hanya 6 kg/jam oleh satu orang tenaga
kerja. Proses pemisahan dan pembersihan cara tradisional tersebut dirasakan kurang
efisien, oleh karena itu perlu perbaikan secara mekanis, agar kapasitas persatuan
waktu dapat ditingkatkan. Dari dasar pemikiran tersebut, maka kemudian diciptakan
peraralatan yang lebih praktis untuk membersihkan, antara lain sebagai berikut:
1. Winnower machine
Winnower merupakan alat pembersih gabah yang paling sederhana. Secara
prinsip, alat ini bekerja dengan menggunakan aliran udara yang berasal dari
blower untuk memisahkan materi/kotoran yang ringan/halus, misalnya
potongan bagian tanaman atau debu yang halus. Sementara materi yang
relatif berat tidak dapat dipisahkan dengan alat ini. Dengan demikian, alat ini
hanya dapat digunakan sampai tahapan basic cleaning.

Winnower
2. Clipper (The Air Screen Cleaner)
Untuk meningkatkan kinerja dan untuk memisahkan materi/kotoran yang
relatif lebih berat dan tidak terbawa oleh udara, maka dibuatlah clipper.
Clipper merupakan suatu alat pembersih yang telah dimodifikasi lebih lanjut,
dan disebut sebagai air screen cleaner. Alat ini merupakan alat yang banyak
digunakan untuk membersihkan benih dan dapat digunakan untuk semua
macam benih. Alat ini dapat digunakan untuk memisahkan benih berdasarkan
ukuran, bentuk dan berat jenis.
Air Screen Cleaner
(Sudirman, 2013).

Metode lye peeling high-temperature pada Kentang

Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah kentang yang sudah
dipanen dan sudah melewati proses grading.

Metode Lye Peeling


Cara ini banyak dilakukan untuk pengupasan buah-buahan dan sayuran dan
memberikan hasil yang optimal. Proses pengupasan adalah dengan melewatkan atau
merendamkan bahan ke dalam larutan panas sodium hidroksida atau NaOH 2,5%.
Larutan tersebut menyebabkan kulit bahan terpisah dari bagian daging. Konsentrasi
larutan dan waktu perendaman tergantung pada macam dan kualitas bahan yang
dikupas. Karena itu perlu diperhatikan keseragaman ukuran maupun kematangan
bahan. Bahan yang kurang matang sebaiknya konsentrasi larutan lebih tinggi
dibandingkan dengan bahan yang sudah masak.
Perendaman dapat dilakukan selama 1-5 menit, kemudian bahan langsung
dicuci agar tidak terjadi penetrasi bahan larutan pada bagian bahan yang dapat
dimakan, juga menghilangkan residu larutan basa. Di samping itu untuk mencegah
terjadinya hilangnya flavor dan warna. Alat untuk lye peeling digunakan tangka
larutan perendaman dan alat pemindah bahan. Alat dibuat dari granit karena bahan
granit lebih tahan terhadap larutan basa. Larutan basa akan reaktif pada bahan kayu
atau alumunium
Pengupasan dengan larutan alkali banyak dilakukan terhadap buah dan sayur
dan hasilnya cukup memuaskan, bahan direndam dalam laruran NaOH selama 5
menit yang telah mendidih, setelah itu cuci diair mengalir dan di tetesi oleh PP
(phenolphtalein) hingga warna merah hilang, hal ini bertujuan untuk memastikan
larutan NaOH sudah benar-benar bersih dengan pencucian menggunakan air, hingga
bahan benar-benar bersih dari residu alkali. Konsentrasi larutan alkali yang
digunakan serta lama pencelupan tergantung pada jenis dan kematangan buah. Bahan
yang masih menrtah cenderung memerlukan konsentarsi alkali yang lebih tinggi
dibandingkan yang telah matang. Jika bahan yang akan dikupas dicelupkan terlebih
dahulu dalam air mendidih, maka konsentrasi alkali yang digunakan dapat lebuh
rendah. Cara pengupasan ini efisien, tetapi memerlukan air yang banyak. Alat yang
digunakan pada pencucian dengan alkali harus bebas dari aluminium, kekuningan,
seng, timbal, timah, kayu, kobalt mapun perunggu, karena NaOH akan merusak
bahan-bahan.
Cara pengupasan dengan alkali lebih efektif dibandingkan pengupasan
dengan tangan, tetapi memerlukan air dalam jumlah banyak serta menghasilkan
limbah yang mengandung alkali. Alat yang digunakan untuk pengupasan dengan
larutan alkali harus bebas dari aluminium, kuningan, seng, timbal, timbal, kayu,
kobalt maupun perunggu karena NaOH akan merusak bahan-bahan tersebut. Untuk
keperluan ini diperlukan granit. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik kadang-
kadang larutan alkali ditambahkan soda abu atau bahan pembasah (wetting agent),
kadang-kadang bahan dicelupkan dalam larutan asam setelah dicuci. Contoh nuah
yang dapat dikupas dengan alkali adalah peach, pear dan tomat, sayuran seperti
kentang, bit, wortel, dan bawang.

DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2015. Mesin Peralatan Industri Pangan. Universitas Nahdlatul Ulama
Kalimantan Timur.
Ramadhan, Ali. 2006. Pengembangan Desain Alat Penggiling Padi. Universitas
Mercu Buana: Jakarta.
Sudirman, Yadi. 2013. Rancang Bangun Alat Pembersih Gabah Penggerak Mekanis.
Universitas Lampung: Lampung.

Anda mungkin juga menyukai