Makalah Evaluasi Dan Remediasi
Makalah Evaluasi Dan Remediasi
Disusun Oleh :
Kelas : B3
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Malakah yang berjudul Analisis Soal
Kuantitatif merupakan salah satu tugas mata kuliah Evaluasi dan Remediasi Pembelajaran.
Dalam penulisan ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu penulis
Dalam penyusunan Makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
banyak pihak, untuk itu dalam kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas dengan melimpahkan rahmat-Nya atas
Akhir kata penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran akan selalu terkandung unsur yang didalamnya memiliki
penilaian. Yang mana sebelum dilakukan penilaian perlu diadakannya analisis soal dengan
tujuan untuk memperoleh informasi dalam menentukan kesimpulan kualitas soal tes tersebut
disertai dengan adanya validitas dan reabilitas.
Analisis soal berkaitan dengan proses mengumpulkan, meringkas, dan menggunakan
informasi tentang tiap butir soal tes, terutama informasi tentang jawaban siswa terhadap butir
soal tersebut. Analisis soal untuk tes standar berbeda dengan analisis soal untuk tes buatan
guru. Yang lebih diperlukan dikelas adalah analisis soal untuk tes buatan guru. Dengan
pengertian demikian, maka yang perlu diketahui mengenai kualitas soal dengan analisis itu
adalah tingkat kesukarannya, daya pembedanya, pola jawaban soal, dan hubungan tiap butir
soal dengan skor keseluruhan.
Dalam pembuatan makalah yang berjudul Analisis Soal Kuantitatif ini penulis
menyusun makalah Penelaahan soal secara kuantitatif didasarkan pada bukti empirik. Salah
satu tujuan utama pengujian butir-butir soal secara empirik adalah untuk mengetahui sejauh
mana masing-masing butir soal membedakan antara mereka yang tinggi kemampuannya
dalam hal yang didefinisikan oleh kriteria dari mereka yang rendah kemampuannya, sehingga
pengajar dapat mengetahui dan mengukur kualitas soal yang diberikan kepada peserta didik.
2. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
3. Manfaat
1. Penulis
PEMBAHASAN
1. Definisi
Penelaahan soal secara kuantitatif adalah penelaahan butir soal didasarkan pada bukti
empirik. Salah satu tujuan utama pengujian butir-butir soal secara emperik adalah untuk
mengetahui sejauh mana masing-masing butir soal membedakan antara mereka yang tinggi
kemampuannya dalam hal yang didefinisikan oleh kriteria dari mereka yang rendah
kemampuannya.
2. Pendekatan
Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Ada dua pendekatan dalam analisis
secara kuantitatif yaitu pendekatan secara klasik dan modern.
1. Definisi
Proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban peserta tes guna
meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes
klasik. Pada teori tes klasik, analisis item tes dilakukan dengan memperhitungkan
kedudukan item dalam suatu kelas atau kelompok. Karakteristik atau kualitas item
sangat tergantung pada kelompok dimana diujicobakan sehingga kualitas item
terikat pada sampel responden atau peserta tes yang memberikan respons (sample
bounded).
2. Kelebihan
a. Murah
b. Sederhan
c. Familiar
a) Tingkat kemampuan dalam teori klasik adalah "true score". Jika tes sulit
artinya tingkat kemampuan peserta didik mudah. Jika tes mudah artinya
tingkat kemampuan peserta didik tinggi.
4. Kelemahan teori tes klasik di atas diperkuat Hambleton dan Swaminathan (2003:
1-3) yaitu:
d) tidak ada dasar teori untuk menentukan bagaimana siswa memperoleh tes yang
sesuai dengan kemampuan siswa
a) Langkah pertama yang dilakukan adalah menabulasi jawaban yang telah dibuat
pada setiap butir soal yang meliputi berapa peserta didik yang:
c. Ambil kelompok tengah (12 lembar jawaban) dan tidak disertakan dalam
analisis.
d. Untuk masing-masing soal, susun jumlah siswa kelompok atas dan bawah
pada setiap pilihan jawaban.
6. Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah
setiap butir soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir,
dan penyebaran pilihan jawaban (untuk soal bentuk obyektif) atau
frekuensi jawaban pada setiap pilihan jawaban.
Tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal pada tingkat
kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Tingkat
kesukaran dinyatakan dalam indeks kesukaran (dificulty index), yaitu angka yang
menunjukkan proporsi siswa yang menjawab benar soal tersebut. Semakin besar
indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dan hasil hitungan, berarti semakin
mudah soal itu. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan
dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 - 1,00(Aiken).
Dalam hal ini, item yang baik adalah item yang tingkat kesukarannya dapat
diketahui, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Sebab, tingkat kesukaran
item itu memiliki korelasi dengan daya pembeda. Bilamana item memiliki tingkat
kesukaran yang maksimal, maka daya pembedanya akan rendah, demikian pula
bila item itu terlalu mudah maka tidak akan memiliki daya pembeda.
Oleh karena itu, sebaiknya tingkat kesukaran soal itu dipertahankan dalam batas
yang mampu memberikan daya pembeda. Namun, jika terdapat tujuan khusus
dalam penyusunan tes, maka tingkat kesukaran itu bisa dipertimbangkan.
Misalnya, tingkat kesukaran item untuk tes sumatif berbeda dengan tingkat
kesukaran pada tes diagnostik.
Untuk menghitung taraf kesukaran soal dari suatu tes dipergunakan rumus
sebagai berikut:
TK = U + L
Keterangan:
Misalkan suatu tes yang terdiri atas N soal yang diberikan kepada 40 siswa. Dari
hasil tes tersebut, tiap-tiap soal dianalisis taraf kesukarannya. mula-mula hasil tes
itu kita susun kedalam peringkat, kemudian kita ambil 25% (10 lembar jawaban
siswa kelompok pandai), dan 10 lembar jawaban siswa dari kelompok yang
kurang pandai. Kemudian kita tabulasikan. Misalkan dari tabulasi soal no. 1 kita
peroleh hasil sebagai berikut: yang menjawab benar dari kelompok pandai ada 9
siswa, dan yang menjawab benar dari kelompok kurang pandai ada 4 siswa.
Dengan menggunakan rumus diatas, maka taraf kesukaran atau TK dari soal no. 1
adalah:
T 20
Jadi dapat disimpilkan bahwa nilai dari TK atau tingkat kesukarannya adalah
65%.
P= B
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran.
Jumlah siswa peserta tes dalam suatu kelas ada 40 siswa. Dari 40 siswa tersebut
terdapat 12 siswa yang mampu mengerjakan soal no. 1 dengan benar. Maka
berapa indeks kesukarannya?
Jawab:
P = B
JS
= 12
40
= 0,30
b. Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal
mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan
peserta didik yang belum atau kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria
tertentu. Semakin tinggi koofisien daya pembeda suatu butir soal, semakin
mampu butir soal tersebut membedakan antara peerta didik yang menguasai
kompetensi dengan pesertan didik yang kurang menguasai kompetensi.
DP = U L
Keterangan:
Contoh:
Dari hasil tes psikologi kelas 11 SPG, jumlah siswa yang dites adalah 40 siswa,
sedangkan tes tersebut terdiri dari 20 soal. Setelah hasil tes tersebut diperiksa,
kemudian disusun kedalam peringkat untuk menentukan 25% siswa yang
termasuk kelompok pandai (upper group) dan 25% siswa yang termasuk
kelompok kurang (lower group).
Misalkan dari tabulasi soal no. 1 kita peroleh hasil sebagai berikut: yang
menjawab benar dari kelompok pandai ada 10 siswa, dan yang menjawab benar
dari kelompok kurang ada 9 siswa. Maka daya pembedanya adalah:
DP = U L
= 10 9
x (20)
= 1
10
= 0,10
1. Definisi
Penelaahan butir soal dengan menggunakan teori respon butir atau item response
theory. Teori ini merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika
untuk menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu butir dengan
kemampuan siswa.
2. Analisis butir soal secara modern yaitu penelaahan butir soal dengan
menggunakan Item Response Theory (IRT) atau teori jawaban butir soal. Teori
ini merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk
menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu scal dengan
kemampuan siswa. Nama lain IRT adalah latent trait theory (LTT),
atau characteristics curve theory (ICC). Asal mula IRT adalah kombinasi
suatu versi hukum phi-gamma dengan suatu analisis faktor butir soal (item
factor analysis) kemudian bernama Teori Trait Latent (Latent Trait Theory),
kemudian sekarang secara umum dikenal menjadi teori jawaban butir soal
(Item Response Theory)
a) asumsi banyak soal yang diukur pada trait yang sama, perkiraan tingkat
kemampuan peserta didik adalah independen
Dari keempat model itu tidak sama penekanannya dan sudah barang tentu tiap-
tiap model itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan
itu dapat diklasifkasikan sesuai dengan jumlah parameter yang ditentukan
pada masing-masing model dan tujuan menggunakan model yang
bersangkutan.
dalam tabel perlu disediakan kolom: (1) siswa, (2) butir soal, (3)
skor siswa, dan (4) skor butir soal. Data berbentuk angka 1 untuk jawaban
benar dan 0 untuk jawaban salah.
b. Mengedit data
Berdasarkan model Rasch, butir soal yang dijawab siswa betul semua atau
salah semua dan siswa yang dapat menjawab dengan betul semua atau salah
semua, soal atau siswa yang bersangkutan tidak dianalisis atau dikeluarkan dari
tabel. Pada langkah kedua ini perlu disediakan tambahan
kolom: (1) proporsi skor siswa dan (2)
proporsi skor butir soal. Proporsi skor peserta didik adalah skor siswa :
jumlah butir soal; sedangkan proporsi skor soal adalah skor soal : jumlah siswa.
2 dan kolom 3; (2) nomor butir soal, (3) skor soal (Si), (4) frekuensi
soal (Fi) yaitu jumlah soal yang memiliki skorsoal sama; (5) Proporsi
benar (Pi) yaitu Si : jumlah peserta tes; (6) proporsi salah (1-Pi), (7)
logit (log odds unit)-proporsi salah (Xi) yaitu Ln [(1 -Pi)/Pi], (8) hasil
kali frekuensi soal dengan logit proporsi salah (FiXi), (9)kuadrat
logit proporsi salah (FiXi)2 , (10) hasil kali frekuensi soaldengan
kuadrat logit proporsi salah(FiXi2), (11) inisial kalibrasi butirsoal
yaitu di = Xi - nilal rata-rata skor soal, dan (12) hasil kaliantara frekuensi
soal dengan kuadrat nilai rata-rata skor coal (FIX ?).
d. Menghitung distribusi skor peserta didik.
a. kemungkinan skor peserta didik (r) yang disusun secara berurutan dimulai da
n skor terendah sampai tertinggi
b. skor peserta didik,yaitu berupa toil
c. skor peserta didik frekuensi peserta didik (nr) yang memperoleh skor
d. proporsi benar (Pi-) yaitu skor peserta didikdibagi jumlah soal
e. logit proporsi benar (Yr) yaitu Ln [Pr/(1-Pr)]
f. perkalian antara frekuensi siswa dengan logit proporsi benar (nrYr)
g. logic proporsi benar yang dikuadraktan (Yr kuadrat)
h. hasil perkalianantara frekuensi peserta didik dengan logic proporsi benar
yang dikuadratkan (nrYr kuadrat)
i. inisial pengukuran kemampuan peserta didik (br Yr)
j. perkalian antara frekuensi peserta didik dengan nilai rata-rata skor peserta
didik (nrYr kuadrat).
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Penelaahan soal secara kuantitatif adalah penelaahan butir soal didasarkan pada bukti
empirik. Salah satu tujuan utama pengujian butir-butir soal secara emperik adalah untuk
mengetahui sejauh mana masing-masing butir soal membedakan antara mereka yang tinggi
kemampuannya dalam hal yang didefinisikan oleh kriteria dari mereka yang rendah
kemampuannya.
Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Ada dua pendekatan dalam analisis
secara kuantitatif yaitu pendekatan secara klasik dan modern. Analisis Soal Klasik adalah
Proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban peserta tes guna meningkatkan
mutu butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik. Pada teori tes
klasik, analisis item tes dilakukan dengan memperhitungkan kedudukan item dalam suatu
kelas atau kelompok. Karakteristik atau kualitas item sangat tergantung pada kelompok
dimana diujicobakan sehingga kualitas item terikat pada sampel responden atau peserta tes
yang memberikan respons (sample bounded). Analisis Soal Modern adalah Penelaahan butir
soal dengan menggunakan teori respon butir atau item response theory. Teori ini merupakan
suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang
menjawab benar suatu butir dengan kemampuan siswa
Berbagai uraian diatas menunjukkan bahwa analisis butir soal memberikan manfaat: (1)
menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi denganbaik; (2) meningkatkan butir
soal melalui tiga komponen analisis yaitu, tingkatan kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh
soal; (3) merevisi soalyang tidak relevan dengan materi yang diajarkan, ditandai dengan
banyaknya anak yang tidak dapat menjawab butir soal tertentu.
2. Saran
Ketika kita menjadi pengajar dan pendidik, sebaiknya dalam penyusunan instrumen tes,
seperti soal tes hendaknya disesuaikan dengan kriteria penyusunan soal yang baik dan benar.
Dimana, tingkat kesukarannya diperhatikan, daya pembeda disesuaikan, pengecoh soal
berfungsi dengan baik. Dan juga ketika diuji dengan validitas maupun reliabilitas sesuai
dengan kualitas dan metode pembelajaran yang menjunjung tinggi cita-cita guru Indonesia
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan juga mampu menganalisis soal secara kuantitatif
ataupun kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA
http://aboodeemaz.blogspot.co.id/2011/08/analisis-butir-soal-secara-kuantitatif.html. Dilihat