Anda di halaman 1dari 2

KETENGIKAN

A. Pengertian Ketengikan
Ketengikan (rancidity) merupakan salah satu dari tipe kerusakan lemak juga minyak
dengan timbulnya perubahan bau dan flavor dalam lemak atau bahan pangan berlemak.
Ketengikan terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau
oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau keton, serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol)
atau bila komponen cita rasa dan bau yang mudah menguap terbentuk sebagai akibat
kerusakan oksidatif dari lemak dn minyak yang tak jenuh. Bau yang kurang sedap akan
muncul akibat adanya campuran dari berbagai produk tersebut. Selain pada suhu kamar,
proses ketengikan ini dapat terjadi selama proses pengolahan menggunakan suhu yang
tinggi.
Salah satu masalah yang dihadapi pada penurunan mutu ikan adalah terjadinya oksidasi
lipida yang menyebabkan ikan berbau busuk/tengik. Proses ketengikan menurut Winarno dan
Jenie (1982) terjadi karena proses oksidasi oleh oksigen udara terhadap lemak tidak jenuh
yang mengakibatkan pemecahan senyawa tersebut atau menyebabkan terjadinya ketengikan.
Oksidasi lemak merupakan fenomena yang umum dan sering memberikan perubahan
kimia yang berdampak pada penurunan kualitas nutrisi, flavor dan perubahan tekstur produk.
Bau yang kurang sedap akan muncul akibat adanya campuran dari berbagai produk tersebut.
Selain pada suhu kamar, proses ketengikan ini dapat terjadi selama proses pengolahan
menggunakan suhu yang tinggi. Perubahan kimia tersebut bertanggung jawab terhadap
terjadinya ketengikan flavor dan aroma. Produk oksidasi lemak juga dapat berinteraksi
dengan protein dan karbohidrat bahan pangan sehingga menyebabkan perubahan tekstur
(Kinsella et al. 1978).
Kerusakan lemak yang utama adalah timbul bau dan rasa tengik yang disebut proses
ketengikan. Dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh faktor-
faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya dan panas. Oksidasi ini dapat juga
berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak atau lemak.
Terjadinya oksidasi akan mengakibatkan bau tengik pada minyak atau lemak (Winarno 1992).

B. Penyebab terjadinya ketengikan


Ketengikan (rancidity) merupakan kerusakan / perubahan bau dan rasa dalam lemak /
bahan pangan berlemak yang dapat disebabkan oleh 4 faktor yaitu:
1. Absorbsi bau oleh lemak
2. Aksi oleh enzim dalam jaringan bahan mengandung lemak
3. Aksi mikroba
4. Oksidasi oleh atmosfir atau kombinasi dari dua atau lebih dari penyebab di atas

C. Pencegahan Ketengikan
Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan.
Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan
menghambatnya. Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang gelap dan
dingin. Wadah lebih baik terbuat dari aluminium atau stainless steel. Adanya antioksidan
dalam minyak atau lemak akan mengurangi kecepatan proses oksidasi. Antioksidan terdapat
secara alamiah dalam lemak nabati, dan kadang-kadang sengaja ditambahkan kedalam
minyak atau lemak (Winarno 1992).
Proses kerusakan lemak berlangsung sejak pengolahan sampai siap konsumsi.
Terjadinya peristiwa ketengikan tidak hanya terbatas pada bahan pangan berkadar lemak
tinggi, tetapi juga dapat terjadi pada bahan berkadar lemak rendah. Sebagai contoh ialah
biskuit yang terbuat dari tepung gandum tanpa penambahan mentega putih akan
menghasilkan bau yang tidak enak pada penyimpanan jangka panjang disebabkan ketengikan
oleh oksidasi. Padahal kadar lemaknya lebih kecil dari 1% (Winarno 1992).

Daftar pustaka
Anonimous, 1982. Riset Perbaikan Peningkatan Mutu Ikan Cakalang Fufu. Departemen
Perindustrian Manado.
Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia, Jakarta. 124 hlm.
Winarno, F.G., 2002. Kimia Pangan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 253 hlm

Anda mungkin juga menyukai