Anda di halaman 1dari 13

Nama : Jusriman

NIM : 1305106010004
Mata Kuliah : Bangunan Pengendali Erosi
(Tugas Paper)

Macam-Macam bangunan yang berfungsi untuk mengendalikan erosi :


Guludan
Parit/saluran pengelak
Teras
Rorak

1. Guludan
Teras guludan adalah suatu teras yang membentuk guludan yang dibuat

melintang lereng dan biasanya dibuat pada lahan dengan kemiringan lereng 10

15 %. Sepanjang guludan sebelah dalam terbentuk saluran air yang

landai sehingga dapat menampung sedimen hasil erosi. Saluran tersebut juga

berfungsi untuk mengalirkan aliran permukaan dari bidang olah menuju saluran

pembuang air. Kemiringan dasar saluran 0,1%. Teras guludan hanya dibuat pada

tanah yang bertekstur lepas dan permeabilitas tinggi. Jarak antar teras guludan 10

meter tapipada tahap berikutnya di antara guludan dibuat guludan lain sebanyak 3

5 jalurdengan ukuran lebih kecil. (Arsyad, 2006)

1
2

Gambar 1. Persyaratan Teknis teras Guludan


Teras guludan adalah bangunan konservasi tanah berupa guludan tanah

dan selokan / saluran air yang dibuat sejajar kontur, dimana bidang olah tidak

diubah dari kelerengan permukaan asli. Di antara dua guludan besar dibuat satu

atau beberapa guludan kecil. Teras ini dilengkapi dengan SPA sebagai pengumpul

limpasan dan drainase teras (Priyono et. al. 2002).

Gambar 2. Penampang Teras Guludan


Pembuatan teras guludan :
1. Persiapan lapangan dengan pemancangan patok-patok menurut garis kontur

dengan menggunakan ondol-ondol dan atau waterpass sederhana. Jarak patok


3

2. dalam baris 5 m dan jarak antar baris rata-rata 10 m (sama dengan jarak antara

dua guludan).
3. Pembuatan selokan teras dilakukan dengan menggali tanah mengikuti arah

larikan patok.Ukuran selokan teras: dalam 30 cm, lebar bawah 20 cm, dan

lebar atas 50 cm.


4. Tanah hasil galian pada pembuatan selokan teras ditimbunkan di tepi luar (bagian

bawah saluran) sehingga membentuk guludan dengan ukuran: lebar atas 20

cm,lebar bawah 50 cm dan tinggi 30 cm. Guludan dan selokan dibuat tegak

lurus garis kontur. Pembuatan teras dimulai dari bagian atas lereng.
5. Tananaman tanaman penguat teras pada guludan, dapat berupa jenis kayu- kayuan

yang ditanam dengan jarak 50 cm bila menggunakan stek / stump, atau ditabur

jikamenggunakan benih/biji, dan jarak tanam 3050 cm jika menggunakan

jenis rumput.
Fungsi guludan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengurangi persaingan makanan antara tanaman utama dengan gulma

rumput rumputan yang berakar pendek. Guludan ini dilakukan dengan

pengurukan tanah sehingga perakaran gulma rerumputan tidak bersaing

langsung dengan perakaran tanaman.


2. Menyediakan parit parit irigasi sehingga mengurangi erosi tanah dan pupuk

pada permukaan tanaman dan mencegah terendamnya akar tanaman


3. Menghambat aliran permukaan
4. Memperbesar penyerapan air ke tanah
5. Saluran air dibuat untuk mengalirkan aliran permukaan dari bidang olah

kesaluran pembuangan air.


4

6. Untuk meningkatkan efektivitas teras gulud dalam menanggulangi erosi

dan aliran permukaan, guludan diperkuat dengan tanaman penguat teras.


2. Teras
Teras adalah bangunan konservasi tanah dan air yang dibuat dengan

penggalian dan pengurugan tanah, membentuk bangunan utama berupa bidang

olah, guludan, dan saluran air yang mengikuti kontur serta dapat pula dilengkapi

dengan bangunan pelengkapnya seperti saluran pembuangan air (SPA)

danterjunan air yang tegak lurus kontur (Yuliarta et al, 2002).


Teras adalah bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang

dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan

lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng. Tujuan

pembuatan teras adalah untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan ( run off)

dan memperbesar peresapan air,sehingga kehilangan tanah berkurang (Arsyad,

2006).
2.1. Teras Datar
Teras datar atau teras sawah (level terrace) adalah bangunan konservasi

tanah berupa tanggul sejajar kontur, dengan kelerengan lahan tidak lebih dari 3 %

dilengkapi saluran di atas dan di bawah tanggul (Yuliarta, 2002).


Pembuatan teras datar bertujuan untuk memperbaiki pengaliran air dan

pembasahan tanah, yaitu dengan pembuatan selokan menurut garis kontur. Tanah

galian ditimbun di tepi luar sehingga air dapat tertahan dan terkumpul. Di atas

pematang sebaiknya ditanami tanaman penguat teras berupa rumput makanan

ternak (Arsyad, 2006).


5

Gambar. 3 Persyaratan Teknis Datar


Cara pembuatan teras datar:
1. Tanah digali menurut garis kontur dan tanah galiannya ditimbunkan ke tepi

luar
2. Teras dibuat sejajar dengan garis kontur
3. Lebar guludan atas 0,37 0,5 m, lebar dasar guludan bawah menyesuaikan

kemiringan guludan
4. Jarak tepi bawah saluran dibawah guludan terhadap tengah guludan 2,53,5

m, sedang jarak tepi atas saluran di atas guludan terhadap tengah guludan
3-6 m.

Gambar. 4 Teras Datar


6

2.2. Teras Bangku


Teras bangku adalah bangunan teras yang dibuat sedemikian rupa sehingga

bidang olah miring ke belakang (reverse back slope) dan dilengkapi dengan

bangunan pelengkap lainnya untuk menampung dan mengalirkan air permukaan

secara aman dan terkendali. (Sukartaatmadja, 2004)


Teras bangku adalah serangkaian dataran yang dibangun sepanjang kontur

pada interval yang sesuai. Bangunan ini dilengkapi dengan saluran pembuangan

air (SPA) dan ditanami dengan rumput untuk penguat teras. Jenis teras bangku ada

yang miring ke luar dan miring ke dalam (Priyono, et al., 2002)


Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan

meratakan tanah di bagian bawah sehingga terjadi suatu deretan bentuk tangga

atau bangku. Teras jenis ini dapat datar atau miring ke dalam. Teras bangku yang

berlereng ke dalam dipergunakan untuk tanah-tanah yang permeabilitasnya rendah

dengan tujuan agar air yang tidak segera terinfiltrasi tidak mengalir ke luar

melalui talud. Teras bangku sulit dipakai pada usaha pertanian yang menggunakan

mesin-mesin pertanian yang besar dan memerlukan tenaga dan modal yang besar

untuk membuatnya (Arsyad, 1989).


7

Persiapan di lapangan yang harus dilakukan dalam pembuatan teras

bangku adalah:
(a) Memasang patok induk di sepanjang calon tempat saluran pembuangan air,

dengan kode 1, 2, 3, dst sebagai batas galian dan timbunan tanah. Jarak antara 2

patok yang berdekatan sama dengan lebar bidang olah teras yang direncanakan,

jarak ini ditentukan oleh kemiringan lereng (Lihat tabel 1). Pemasangan dimulai

dari bagian atas lereng

Tabel. 6 Kemiringan Lereng


(b) Memasang patok pembantu dengan kode 1a, 1b, 1c, dst berderet menurut garis

kontur di kanan kiri patok induk kode 1 dengan kode 2a, 2b, 2c, dst untuk patok

induk 2 dan seterusnya. Jarak antara patok pembantu 5 meter Deretan patok

pembantu merupakan garis batas galian dan batas timbunan tanah. Untuk

menentukan letak patok pembantu digunakan waterpas sederhana sehingga

mengikuti garis kontur, seperti pada gambar.


8

(c) Memasang patok as (pusat) di antara 2 baris patok pembantu. Ukuran patok as

lebih kecil dari patok pembantu. Jarak antar patok as pada deretan yang sama 5

meter.
(b) Memasang patok pembantu dengan kode 1a, 1b, 1c, dst berderet menurut garis

kontur di kanan kiri patok induk kode 1 dengan kode 2a, 2b, 2c, dst untuk patok

induk 2 dan seterusnya. Jarak antara patok pembantu 5 meter.


Lebar teras tergantung pada besarnya lereng, kedalaman tanah, tanaman

dan pola tanamnya. Rasio tampingan teras atas dengan lereng adalah 1:0,5 dan

rasio tampingan bawah dengan lereng adalah 1:1 0,5. Penyesuaian harus

dilakukan tergantung dari tipe tanah dan apakah tampingan akan ditanami rumput

atau akan ditutup dengan batu. Tampingan teras bangku miring ke luar harus

ditutup rumput secara rapat dan merata. Interval tegak (VI) ditentukan dengan

rumus; (Priyono, et al, 2002).

Gambar. 7 Rumus Interval Tegak


9

Rumus Hillman :
VI = 8.s + 60 cm untuk tanah peka terhadap erosi, dan
VI = 10.s + 60 cm untuk tanah kurang peka terhadap erosi.
Dimana : VI = vertical interval (cm)
s = kemiringan lereng (%)
Selanjutnya dilakukan pembuatan bangunan teras dengan cara:
(a) Membuat arah teras dengan menggali tanah sepanjang larikan patok

pembantu,
(b) Memisahkan lapisan tanah atas yang subur dengan mengeruk dan

menimbunnya sementara di sebelah kiri / kanan di tempat tertentu,


(c) Menggali tanah yang lapisan olahnya sudah dikeruk mulai dari deretan patok

pembantu sebelah atas sampai kepada deretan patok as, dengan bentuk

galian. Tanah galian ditimbun ke lereng sebelah bawah patok as sampai ke

deretan patok pembantu di sebelah bawah,


(d) Tanah timbunan dipadatkan dengan cara diinjak-injak. Permukaan bidang

olah teras dibuat miring ke arah dalam sebesar sekitar 1 %,


(e) Tanah lapisan olah yang semula ditempatkan di tempat tertentu, ditaburkan

kembali secara merata di atas bidang olah yang telah terbentuk, (f) pada ujung

teras bagian luar (bibir teras)dibuat guludan setinggi 20 cm dan lebar 20 cm.

Di bagian dalam teras dibuat selokan selebar 20 cm dan dalam 10 cm. Dasar

selokan teras harus lebih tinggi 50 cm dari tinggi dasar saluran pembuangan

air,
10

(g) Talud teras dibuat dengan kemiringan 2:1 atau 1:1 tergantung pada kondisi

tanah. Talud bagian atas (bagian urugan) ditanami rumput makanan ternak

atau jenis tanaman penguat teras yang lain (Yuliarta, 2002).


Keuntungan teras bangku adalah:
(a) Efektif dalam mengendalikan erosi dan aliran permukaan,
(b) Menangkap tanah dalam parit-parit yang dibuat sepanjang teras dan tanah

yang terkumpul itu dapat dikembalikan ke bidang olah,


(c) Mengurangi panjang lereng, dimana setiap 2 3 meter panjang lereng dibuat

rata menjadi teras sehingga mengurangi kecepatan air mengalir menuruni

lereng, (d) Dalam jangka panjang akan meningkatkan kesuburan tanah,


(e) Bidang olah yang agak datar memudahkan petani melakukan budidaya

tanaman utama,
(e) Tanaman penguat teras dapat menjadi sumber pakan ternak, bahan organik

untuk tanah dan kayu bakar.


11

Gambar. 7 Detail Teras Bangku


2.3. Rorak
Teras saluran atau lebih dikenal dengan rorak atau parit buntu adalah
teknik konservasi tanah dan air berupa pembuatan lubang-lubang buntu yang
dibuat untuk meresapkan air ke dalam tanah serta menampung sedimen-sedimen
dari bidang olah. (Priyono, et al., 2002).
Tujuan pembuatan teras saluran ini adalah meningkatkan jumlah
persediaan air tanah, menahan tanah yang tererosi (sedimen) dari bidang olah dan
mengendalikan sedimen yang terkumpul ke bidang olah, serta dapat
dikombinasikan dengan mulsa vertikal untuk memperoleh kompos.
Beberapa aspek teknis berkaitan dengan pembuatan parit buntu / rorak /
teras saluran ini adalah: (a) ukuran rorak umumnya berukuran panjang 1 2
12

meter, lebar 25 50 cm dan dalam 20 30 cm, (b) rorak dapat diisi dengan mulsa
slot untuk mengurangi sedimentasi dan meningkatkan kesuburan tanah, (c)
pembuatan rorak mengakibatkan pengurangan lahan sebesar 3 10 %, (d) rorak
buntu dapat dibuat pada bagian lereng atas tanaman, (e) sedimen yang tertampung
dalam rorak buntu dapat digunakan untuk membumbun tanaman.
DAFTAR PUSATAKA

Arsyad. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press

Priyono, 2002. Kegiatan Penghijauan dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Info DAS. Nomor.12

Sukartaatmadja, 2004. Teknik Pengawetan Tanah dan Air. Graha Ilmu.

Yogyakarta

Yuliarta. 2002. Teknologi Budidaya Pada Sistem Usaha Tani Konservasi.

Grafindo. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai