Anda di halaman 1dari 11

C.

Dasar Teori
Tingkat reaksi atau Orde reaksi adalah banyaknya faktor
konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi kecepatan reaksi.
Orde reaksi pada reaksi keseluruhan disebut orde reaksi total.
Besarnya orde reaksi total adalah jumlah semua orde reaksi
pereaksi.
Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan
reaksi, tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan.
Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan
dengan rumus kecepatan reaksi:
v= k [A]m [B]n
dengan
v : laju reaksi keseluruhan
k : tetapan laju reaksi
m,n : orde reaksi pada pereaksi A dan B
1. HCl (Asam Klorida)
Asam klorida memiliki ciri khas yaitu berbau menyengat,
apabila terkena tangan akan menyebabkan gatal-gatal. HCl
merupkan asam monoprotik, yaitu HCl dapat berdisosiasi
melepaskan 1 H+. Dalam larutan asam klorida, H+ bergabung
dengan larutan air membentuk ion hidronium H3O+
HCl + H2O ----> H3O+ + Cl-
Asam klorida termasuk asam kuat karena berdisosiasi penuh
dalam air. Asam monoprotik memiliki tetapan disosiasi asam
ketika garam klorida seperti NaCl ditambahkan ke larutan HCl. Ia
tidak akan merubah PH larutan secara signifikan, karena
Cl- adalah konjugat basa yang sangat lemah.
2. Na2S2O3 (Natrium trisulfat)
- Sebagai komponen penghangat pada tangan dan kimia
lainnya.
- Menghasilkan panas oleh eksotermik kristalisasi dari super
dingin solusi.
- Untuk menurunkan tingkat klorin kolam renang.
- Sebagai penguji PH larutan dan sebagai zat pemutih.
- Untuk menghilangkan noda yodium.
- Untuk menunjukkan konsep laju reaksi dalam kimia kelas.
IX. Daftar Pustaka
Purba, Michael.2006.Kimia untuk SMA Kelas XI.Jakarta: Erlangga.
PENENTUAN ORDE REAKSI
DAN TETAPAN LAJU REAKSI
A. Tujuan
1. Mengamati pengaruh konsentrasi zat-zat pereaktan terhadap laju reaksi
2. Menghitung orde reaksi dan tetapan laju pada reaksi ion persulfat dan ion
iodida.
B. Dasar Teori
1. Pengertian Laju reaksi
Dalam reaksi kimia terdapat perbedaan laju reaksi antara reaksi yang
satu dengan reaksi yang lain. Misalnya ketika kita membakar kertas, reaksi
berlangsung begitu cepat sedangkan reaksi pembentukan minyak bumi
memerlukan waktu yang sangat lama. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa
reaksi kimia memiliki laju reaksi yang berbeda. (Putra, 2013)
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau
produk per satuan waktu. Satuan laju reaksi adalah M/s (Molar per detik).
Sebagaimana yang kita ketahui, reaksi kimia berlangsung dari arah reaktan
menuju produk. Ini berarti, selama reaksi kimia berlangsung, reaktan
digunakan (dikonsumsi) bersamaan dengan pembentukan sejumlah produk.
Dengan demikian, laju reaksi dapat dikaji dari sisi pengurangan konsentrasi
reaktan maupun peningkatan konsentrasi produk. (Andy. 2019)
Cepat lambatnya suatu reaksi kimia yang berlangsung disebut laju reaksi.
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau
produk per satuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per
liter, tetapi untuk reaksi fase gas, satuan konsentrasi dapat diganti dengan
satuan tekanan seperti atmosfer, millimeter merkurium, atau pascal. Satuan
waktu yang digunakan dapat berupa detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan
tahun bergantung pada reaksi tersebut berjalan cepat atau lambat.
Laju reaksi = Perubahan konsentrasi
Satuan waktu
Untuk mengukur laju reaksi, perlu dilakukan analisis secara langsung
maupun tak langsung tak langsung banyaknya, produk yang terbentuk atau
banyaknya reaksi yang tersisa setelah penggal waktu tertentu.
Ada beberapa cara menentukan laju reaksi, salah satunya itu ditentukan
melalui percobaan, yaitu dengan mengukur konsentrasi salah satu reaksi
salah satu produk pada selang waktu yang berlangsung lambat ini dapat
ditentukan dengan cara mengeluarkan sampel dari campuran reaksi lalu
menganalisanya dengan contoh sebagai berikut :
CH3 COOHs + H2O CH2 COOH + C2H5OH
(Etil asesat) (Air) (Asam Asesat) (Etanol)
Reaksi tersebut sangat lambat berlangsungnya sehingga konsentrasi asam
asetat yang dihasilkan dengan mudah dapat ditentukan dengan
menggunakan suau larutan asam basa.
Cara yang lebih umum adalah dengan menggunakan suatu alat yang
dapat menunjukkan secara kontinu suatu perubahan yang menyertai reaksi.
Untuk reaksi gas yang disertai perubahan mol, alat dirancang dapat
mengukur perubahan bahan tekanan gas, contohnya sebagai berikut :
2NaO5 (g) 4NO2 (g) + O2
Reaksi tersebut disertai pertambahan jumlah mol gas yang menyebabkan
pertambahan tekanan yang dapat dibaca dengan mometer semakin banyak
N2O5 yang terurai semakin besar tekanannya, jika reaksi berlangsung pada
volume dan suhu yang tetap maka pertambahan tekanan dapat dikatakan
dengan tambahan mol dengan demikian laju penguraian NaO 5 dapat
ditentukan (Putra, 2013)
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Pada laju reaksi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju
reaksi. Selain bergantung pada jenis zat yang beraksi laju reaksi dipengaruhi
oleh :
a. Konsentrasi
Kecepatan reaksi bergantung pada banyak factor. Konsentrasi reaktan
memainkan peran penting dalam mempercepat atau memperlambat rekasi
tertentu. Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi karena banyaknya partikel
memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin
banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.
(Solehah. 2012.)
Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung partikel
yang lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan encer. Semakin tinggi
konsentrasi berarti semakin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan
luas ruangan, akibatnya tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan
reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan,
makin besar laju reaksinya. (Apryana. 2009)
b. Luas Permukaan
Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada
pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fasa atau lebih, tumbukan
berlangsung pada bagian permukaan zat. Padatan berbentuk serbuk halus
memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar daripada padatan
berbentuk lempeng atau butiran. Semakin luas permukaan partikel, maka
frekuensi tumbukan kemungkinan akan semakin tinggi sehingga reaksi dapat
berlangsung lebih cepat. Laju reaksi berbanding lurus dengan luas
permukaan reaktan. (apryana. 2009)
Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas
permukaan zat, semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan
semakin besar peluang adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan.
Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun
akan semakin cepat. (Solehah. 2012.)

c. Temperatur
Temperatur merupakan salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi. Besarnya temperatur menyebabkan lajureaksi semakin besar.
Temperatur juga akan mempengaruhi harga konstanta suatu laju reaksi.
Kecepatan laju reaksi sebagai pengaruh suhu, dapat dilihat pada proses
pembuatan kopi. Gila akan lebih cepat larut apabila air pada gelas lebih
panas. Sebaliknya gulaakan lebih lambat larut apa bila air pada gelas itu
masih dingin.
Pada umumnya reaksi akan lambat cepat apabila suhu dinaikkan. Dengan
menaikan suhu maka energi kinetik molekul molekul zat yang bereaksi
akan bertambah sehingga semakin banyak molekul yang memiliki energi
sama atau lebih besar dari Ea. hubungan antara nilai tetapan laju reaksi ( k )
terhadap suhu dinyatakan oleh persamaan Arrhenius:
d. k = A . e E/RT
(Anonim.2012.)
Partikel-partikel dalam zat selalu bergerak. Jika suhu zat dinaikkan, maka
energi kinetik partikel-partikel akan bertambah sehingga tumbukan antar
partikel akan mempunyai energi yang cukup untuk melampaui energi
pengaktifan. Hal ini akan menyebabkan lebih banyak terjadi tumbukan yang
efektif dan menghasilkan reaksi. Di samping memperbesar energi kinetik,
ternyata peningkatan suhu juga meningkatkan energi potensial suatu zat.
Dengan semakin besarnya energi potensial zat, maka semakin besar
terjadinya tumbukan yang efektif, sehingga laju reaksi semakin cepat.
(Anonim. 2012)
e. Katalis
Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia dan
mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang
permanen. Jadi, katalis tidak muncul dalam laju persamaan kimia balans
secara keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat mempengaruhi hukum laju,
memodifikasi dan mempercepat lintasan yang ada.
Katalis menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun dengan
jumlah yang sangat sedikit. Dalam kimia industry, banyak upaya untuk
menemukan katalis yang akan mempercepat reaksi tertentu tanpa
meningkatkan timbulnya produk yang tidak diinginkan (Solehah. 2012.)
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau
memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang
dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan
energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. (Ananda, 2012)

C. Alat dan Bahan


1. Alat
- Gelas ukur 5 mL
- Gelas kimia 50 mL
- Pipet tetes
- Termometer
- Stop watch
- Erlenmeyer 100 ml
- Pipet seuukuran 10 dan 25 mL
2. Bahan
- Larutan HCl 0,1 M, 0,2 M dan 0,3 M.
- Larutan NaCl
- Larutan FeCl3
- H2O
- Zink
- Gula halus
- Gula pasir
- Gula batu

D. Langkah Kerja
1. Pengaruh konsentrasi
a. Dimasukan larutan HCl 0,3 M, 0,2 M dan 0,1 M ke dalam masing-masing
tabung reaksi.
b. Dimasukan zink ke dalam tabung reaski secara bersamaan sambil
menghitung waktu menggunakan stop watch.
c. Dicatat perubahan yang terjadi
2. Perubahan permukaan
a. 50 ml larutan H2O dimasukan ke dalam masing-masing tiga gelas kimia.
b. Ditimbang gula halus, gula pasir, gula batu seberat 2 gram menggunakan
neraca.
c. Ketiga gula tersebut dimasukan ke dalam masing-masing tiga gelas kimia
secara bersamaan.
d. Diaduk dan dicatat waktu yang diperlukan untuk melarutkan ketiga gula
tersebut
3. Pengaruh temperatur
a. 50 ml air dimasukan ke dalam dua gelas kimia.
b. Panaskan gelas kimia satu dengan suhu 50o
c. Dimasukan 2 gram gula batu pada masing-masing gelas kimia dan diaduk
secara besamaan
d. Diamati dan dicatat waktu yang diperlukan untuk melarutkan gula pada air
panas dan air dingin

E. Hasil Pengamatan
Pengaruh konsentrasi
Percoba Pengamatan Waktu Keterangan
an
1 HCl 0,1 M + 26,1 reaksi yang terjadi
Mg menit lambat, gelembung
sedikit
2 HCl 0,2 M + Awal reaksi lambat,
Mg beberapa detik
kemudian reaksi
cepat, terdapat
banyak gelembung
3 HCl 0,3 M + 11,12 Reaksi sangat cepat,
Mg menit terdapat banyak
sekali gelembung.

Pengaruh luas permukaan


Bahan Pelarut Waktu Keterangan
percobaa
n
Gula 50 ml 10 Lebih cepat larut karena
halus air detik permukaan gula halus,
disebabkan pertikel-
partkelnya kecil
Gula 50 ml 55 Cepat larut tetapi lebih lama
pasir air detik dari gula halus karena
permukaan pertikel gula
pasir lebih besar dari gula
halus
Gula 50 ml 4 Lebih lama larut karena
batu menit permukaan gula batut besar
50
detik

Pengaruh temperatur
Bahan Air panas 55o Air dingin Keteranga
percampuran n
Gula batu 2 gram 2 menit 15 3 menit 6 Air panas
detik detik lebih cepat
malrutkan
gula batu
dari pada
air dingin.

Pengaruh katalis
Percobaan Katalis Keterangan
H2O2 20 ml - Tidak terjadi
perubahan apapun
H2O2 20 ml NaCl 20 tetes Terdapat
gelembung-
gelembung di dalam
(dasar) gelas kimia
H2O2 20 ml FeCl3 20 tetes Terdapat banyak
gelembung dan gas
di dalam gelas kimia

F. Pembahasan
Laju reaksi ialah cepat lambatnya suatu reaksi kimia yang berlangsung.
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau
produk per satuan waktu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju
reaksi, diantaranya faktor konsentrasi, luas permukaan, temperatur dan
katalis.
Pada praktikum kali ini dilakukan empat kali dari beberapa faktor diatas.
Pertama, cara menentukan laju reaksi, salah satunya itu ditentukan dengan
mengukur konsentrasi salah satu reaksi, konsentrasi yang digunakan adalah
larutan HCl dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu 0,1 M, 0,2 M dan 0,3 M.
Bahan yang digunakan adalah zink. Zink yang dimasukan ke dalam masing-
masing larutan dengan konsentras yang berbeda, akan mengetahui
konsentrasi mana yang cepat dan lambat berreaksi. Pada konsentrasi 0,1 M,
reaksi yang terjadi lambat, gelembung yang timbul sedikit. Dan pada
konsentrasi 0,2 M awal reaksi yang terjadi lambat, namun beberapa detik
kemudian reaksi cepat. Sedangkan pada konsentrasi 0,3 M. reaksi yang
berlangsung sangat cepat. Hal ini disebabkan karena larutan dengan
konsentrasi yang besar (pekat) mengandung partikel yang lebih rapat.
Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak molekul-molekul dalam
setiap satuan luas ruangan, akibatnya tumbukan antar molekul makin sering
terjadi dan reaksi berlangsung semakin cepat.
Percobaan kedua, adalah pengaruh laju reaksi dengan menentukan luas
permukaan. Bahan dalam percobaan ini menggunakan tiga gula yang luas
permukaan yang berbeda, yaitu gula halus, gula pasir dan gula batu. Ketiga
gula terdebut dilarutkan dengan pelarut yang sama, yaitu menggunakan air.
Diketahui bahwa gula halus cepat bereaksi, ini disebabkan pertikel-partikel
pada gula halus kecil sehingga luas permukaan semakin besar. Pada gula
pasir lebih lama daripada gula halus, dikarenakan pertikelnya lebih besar.
Sedangkan pada gula batu. Lebih lama larut karena permukaan atau
pertikelnya sangat besar. Jadi, Padatan berbentuk serbuk halus memiliki luas
permukaan bidang sentuh yang lebih besar daripada padatan berbentuk
lempeng atau butiran. Semakin luas permukaan partikel, maka frekuensi
tumbukan kemungkinan akan semakin tinggi sehingga reaksi dapat
berlangsung lebih cepat (Apryana, 2009).
Pada percobaan ketiga, pengaruh temperatur. Dengan temperatur yang
berbeda akan mempengaruhi kecapatan laju reakasi, yaitu dengan
temperatur tinggi dan rendah. Gula batu yang dilarutkan pada air air panas
lebih cepat malrutkan gula batu dari pada air dingin. Dengan menaikan suhu
maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah
sehingga semakin banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih
besar (Anonim. 2012).
Dan pada percobaan terakhir adalah pengaruh katalis. Katalis ialah zat
yang mengambil bagian dalam reaksi kimia dan mempercepatnya, tetapi ia
sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang permanen. H2O2 yang tidak
terdapat katalis tidak terjadi perubahan apapun. Begitu juga saat di
tambahkan NaCl, namun ini terdapat sedikit gelembung. Sedangakan ketika
di tambahkan larutan FeCl3 terjadi perubahan yaitu terdapat banyak
gelembung dan gas. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat
atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang
dipicunya terhadap pereaksi.
G. Kesimpulan
Bedasarkan praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah faktor konsentrasi, luas
permukaan, temperatur dan katalis.
2. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, makin besar laju reaksinya.
3. Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun
akan semakin cepat.
4. Semakin besar suhu pelarut, semakin besar pula laju reaskinya.
5. Katalis dapat mempercepat dan memperlambat laju reaksi, tetapi ia sendiri
tidak mengalami perubahan.
Referensi
Putra, Alex. 2013. http://alexschemistry.blogspot.com/2013/10/laporan-
praktikum-kimia-dasar-laju.html diakses 7/12/13 pukul 21:00
Andy. 2009. http://andykimia03.wordpress.com/tag/konstanta-laju-
reaksi/
diakses 7/12/13 pukul 20:46
Solehah. 2012. http://sholmuth.blogspot.com/2012/07/laporan-
praktikum-
laju-reaksi.html diakses 7/12/13 pukul 20:37
Apryana, Andry. 2009.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/
2009/0706499/faktor.html diakses 7/12/13 pukul 22:20
Ananda, Dwiki. 2012. http://kimiacerdas.blogspot.com/2012/11/koloid
html diakses 7/12/13 pukul 16:59
Anonim, 2012. http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2012/11/faktor-
faktor-yang-mempengaruhi-laju.html diakses 7/12/13 pukul 21;49

Anonim, 2012. http://kimia.upi.edu/staf/nurul/web2012/0905762/isi


materi3.html 7/12/13 pukul 21:46

Anda mungkin juga menyukai