Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
JUDUL :
Menentukan Nilai Kecepatan Rata-Rata dan Kecepatan Sesaat
RUMUSAN MASALAH :
1. Bagaimana penentuan nilai kecepatan rata rata melalui
eksperimen?
2. Bagaimana penentuan nilai kecepatan sesaat melalui eksperimen?
B. TUJUAN :
1. Mahasiswa dapat menentukan nilai kecepatan rata rata melalui
eksperimen
2. Mahasiswa dapat menentukan nilai kecepatan sesaat melalui
eksperimen
C. DASAR TEORI
Kecepatn rata rata suatu objek perlu untuk diketahui. Jiak anda tahu kecepatan
kendaraan yang anda tumpangi dari Gorontalo ke Manado misalnya ( 400 km) rata
rata 50 km/jam, maka dengan mudah anda dapat menentukan kapan anda bisa sampai
di Manado. Tetapi polisi patroli yang mengikuti kendaraan anda tidak peduli terhadap
kecepatan rata rata anda ke Manado. Mereka ingin tahu seberapa besar dan seberapa
cepat anda mengemudi pada saat radar mereka mengenai mobil anda, sehingga mereka
bisa menentukan anda terkena tilang atau tidak. Mereka ingin mengetahui kecepatan
sesaat anda. Dalam eksperimen ini, anda akan menyelidiki hubungan antara kecepatan
rata rata dan melihat bagaimana sejumlah data kecepatan rata rata dapat digunakan
untuk menentukan kecepatan sesaat.
Kecepatan sesaat pada waktu t diperoleh dari kecepatan rata rata dalam selang
waktu t disekitar saat t, diamana t = 0. Kecepatan sesaat adalah limit rasio x/t jika
t mendekati nol. Limit ini dinamakan turunan x terhadap t. dalam notasi dapat
ditulis :
x dx
t
lim
0
( =
t dt )
Besarnya kecepatan sesaat dinamakan kelajuan sesaat.
Aspek yang paling nyata dari gerak benda adalah seberapa cepat benda tersebut
bergerak laju atau kecepatannya. Istilah laju menyatakan seberapa jauh sebuah benda
berjalan dalam suatu selang waktu tertentu. Jika sebuah mobil menempuh 240 km
dalam 3 jam, kita katakan bahwa laju rata ratanya adalah 80 km/jam. Secara umum,
laju rata rat benda didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh sepanjang lintasannya
dibagi waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Daam eksperimen ini,
kita dapat menyelidiki hubungan antara kecepatan rata rata dan melihat bagaimana
sejumlah data kecepatan rata rata dapat digunakan untuk menentukan kecepatan
sesaat.
s
v=
t
Dengan :
v = laju rata rata (m/s)
s = jarak total yang ditempuh (m)
t = waktu tempuh yang diperlukan (s)
Istilah kecepatan dan laju sering dipertukarkan dalam bahasa sehari hari. Tetapi
dalam fisika kita membuat perbedaan diantara keduanya. Laju adalah sebuah bilangan
positif, dengan satuan kecepatan dipihak lain diguanakn untuk menyatakan baik besar
(nilai numeric) mengenai seberapa cepat sebuah benda bergerak maupun arah
geraknya. Dengan demikian, kecepatan adalah sebuah vector. Apa perbedaan antara
laju dan kecepatan? Yaitu : kecepatan rata rata didefinisikan dengan perpindahan dan
bukan pada jarak total yang ditempuh. Dapat dirumuskan sebagai berikut :
x x U
v= 2 1=
t 2t 1 t
Dengan :
V = kecepatan rata rata (m/s)
U = perpindahan benda (m)
t = internal waktu yang dibutuhkan (s)
Pada persamaan tersebut, bila x2 lebih kecil dari x1 benda bergerak kekiri, berarti
Ix lebih kecil dari nol (bilangna negative). Tanda perpindahan dan juga tanda
kecepatan. Menunjukkan arah kecepatan rata rata positif untuk benda yang bergerak
kekanan sepanjang sumbu xdan negative jika benda tersebut bergerak kearah kiri. Arah
kecepatan selalu sama dengan arah perpindahan. Perbedaan antara kelajuan dan
kecepatan.
Dalam fisika, aju dan kecepatan adalah dua hal yang berbeda. Laju adalah sebuah
bilangan positif dengan satuan m/s yang menyatakan perbandingan jarak yang
ditempuh oleh benda terhadap waktu yang dibutuhkannya. Kecepatan digunakan untuk
menyatakan baik besar (nilai numeric) mengenai seberapa cepat sebuah benda bergerak
maupun arah geraknya. Dengan demikian, kecepatan merupakan besaran vector.
Perbedaan kedua antara laju dan kecepatan yaitu kecepatan rata rata didefinisikan
dalam hubungannya dengan perpindahan dan bukan dalam jarak total yang ditempuh.
lim
Notasi t 0 berarti rasio x/t akan dievaluasi dengan limit it mendekati
nol. Kita tidak hanya menentukan It = 0 dalam definisi ini jika demikian it juga akan
menjadi nol dan kita akan memperoleh angka yang tidak terdefinisi. Tetapi, kita
x
memandang rasio t sebagai satu kesatuan. Sementara kita menentukan I
x
mendekati nol, Ix juga mendekati nol. Rasio t mendekati suatu nilai tertentu
referensi :
1. Teaching, tim. 2014. Penuntun praktikum fisika dasar 1. Edii 16.
Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo
2. Giancoli, Douglas. 2001. Fisika jilid 1. Jakarta : Erlangga
3. Anonym. 2014. Copyright. Kedipmata.com internet marketing
startegi(diakses 10 November 2014)
D. VARIABEL
- Variable bebas : jarak antara kedua photogate
- Variable terikat : waktu
- Variable kontrol : titik start X0
D (cm) t1 t2 t3 t4 t5 tavg
HASIL PENGAMATAN
PF 2
D(cm) t1 t2 t3 t4
46 1,1389 1,0741 1,0581 1,0529
40 0,9413 0,9637 0,9102 0,9505
34 0,7416 0,7826 0,7694 0,7601
28 0,6237 0,6226 0,6245 0,6247
PF 2
A. Menghitung kesalahan relative (KR) pada jarak antara kedua photogate timer.
D1 = 46 cm = 0,46 m
D1 = x nst mistar
= 0,1 cm
= 0,05 cm = 0,0005 m
D1
KR= 100
D1
0,0005 m
100
0,46 m
= 0,10 % ( 4 AP )
D1
( D1 ) = ( 4,600 0,005 ) x 10-1 m
D2 = 40 cm = 0,40 m
D2 = x nst mistar
= 0,1 cm
= 0,05 cm = 0,0005 m
D2
KR= 100
D2
0,0005 m
100
0,40 m
= 0,125 % ( 4 AP )
D2
( D2 ) = ( 4,000 0,005 ) x 10-1 m
D3 = 34 cm = 0,34 m
D 3 = x nst mistar
= 0,1 cm
= 0,05 cm = 0,0005 m
D3
KR= 100
D3
0,0005 m
100
0,34 m
= 0,147 % ( 4 AP )
D3
( D3 ) = ( 3,400 0,005 ) x 10-1 m
D4 = 28 cm = 0,28 m
D4 = x nst mistar
= 0,1 cm
= 0,05 cm = 0,0005 m
D4
KR= 100
D4
0,0005 m
100
0,28 m
= 0,178 % ( 4 AP )
D4
( D4 ) = ( 2,800 0,005 ) x 10-1 m
D1 = 46 cm = 0,46 m
t (s2) t2 (s2)
1,1389 s 1,297 s2
1,0741 s 1,153 s2
1,0581 s 1,119 s2
1,0529 s 1,108 s2
t = 4,324 s
t2 = 4,677 s2
2 2
(t) = 18,69 s
tavg1=
t = 4,324 s =1,081 s
n 4
t 2
n t 2
t avg 1=
4( 4,677)18,69
4 2( 41)
18,70818,69
16 x 3
0,018
48
0,000375
= 0,019 s
tavg1
KR= 100
tavg1
0,019 s
100
1,081 s
= 1,75 % ( 3 AP )
t (s2) t2 (s2)
0,9413 s 0,8860 s2
0,9637 s 0,9287 s2
0,9102 s 0,8284 s2
0,9505 s 0,9034 s2
t = 3,7657 s
t2 = 3,5465 s2
2 2
(t) = 14,1804 s
tavg2=
t = 3,7657 s =0,941 s
n 4
t 2
nt 2
t avg 2=
4(3,5465)14,1804
42 ( 41)
14,18614,1804
16 x 3
0,0056
48
0,000116
= 0,010 s
tavg 2
KR= 100
tavg2
0,010 s
100
0,941 s
= 1,062 % ( 3 AP )
D3 = 34 cm = 0,34 m
t (s2) t2 (s2)
0,7416 s 0,5499 s2
0,7826 s 0,6124 s2
0,7694 s 0,5919 s2
0,7601 s 0,5777 s2
t = 3,0537 s
t2 = 2,3319 s2
2 2
(t) = 9,3250 s
tavg3=
t = 3,0537 s =0,763 s
n 4
2
t
2
n t
t avg 3=
4(2,3319)9,3250
42 ( 41)
9,32769,3250
16 x 3
0,0026
48
0,0000541
= 0,00735 s
tavg3
KR= 100
tavg3
0,00735 s
100
0,763 s
= 0,96 % ( 3 AP )
D4 = 28 cm = 0,28 m
t (s2) t2 (s2)
0,6237 s 0,39 s2
0,6226 s 0,388 s2
0,6245 s 0,39 s2
0,6247 s 0,39 s2
t = 2,4955 s
t2 = 1,558 s2
2 2
(t) = 6,2275 s
tavg 4=
t = 2,4955 s =0,62 s
n 4
t 2
n t 2
t avg 4=
4(1,558)6,2275
42 (41)
6,2326,2275
16 x 3
0,0045
48
0,00009375
= 0,0096 s
tavg 4
KR= 100
tavg 4
0,0096 s
100
0,62 s
= 1,54 % ( 3 AP )
D1 0,46 m
Vavg 1= = =0,42 m/s
tavg1 1,081 s
D1 tavg 1
vavg 1= + Vavg 1
D1 tavg 1
0,0005 m 0,019 s
+ 0,42 m/s
0,46 m 1,081 s
1,83 (3 AP)
Vavg 1 Vavg 1
) = ( 4,20 0,77 ) x 10-1 m/s
D2 0,40m
Vavg 2= = =0,425 m/s
tavg2 0,941 s
D2 tavg 2
vavg 2= + Vavg 2
D2 tavg 2
0,0005 m 0,010 s
+ 0,425 m/s
0,40 m 0,941 s
1,17 (3 AP)
Vavg 2 Vavg 2
) = ( 4,25 0,50 ) x 10-1 m/s
D3 0,34 m
Vavg 3= = =0,44 m/s
tavg3 0,763 s
D3 tavg3
vavg 3= + Vavg 3
D3 tavg3
0,0005 m 0,00735 s
+ 0,44 m/s
0,34 m 0,763 s
1,09 (3 AP)
Vavg 3 Vavg 3
) = ( 4,40 4,80 ) x 10-1 m/s
D4 0,28 m
Vavg 4= = =0,45 m/s
tavg 4 0,62 s
D4 tavg 4
vavg 4= + Vavg 4
D4 tavg 4
0,0005 m 0,0096 s
+ 0,45 m/s
0,28 m 0,62 s
1,71 (3 A P)
Vavg 4 Vavg 4
) = ( 4,50 7,70 ) x 10-1 m/s
Vavg
4,5
4,4
4,3
4,2
Interpretasi grafik
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa Vavg berbanding terbalik
dengan tavg . Karena tinggi Vavg maka semakin kecil tavgnya.
F. Menghitung kemiringan grafik
V avg 1V avg 2
M=
t avg 1t avg 2
m
0,77
0,50 m/s
s 0,27 m/ s
= =1,92 m
1,081 s0,941 s 0,14 s
1 1
( v avg )= x NST grafik = 0,01 m/s = 0,005 m/s
2 2
1 1
( t avg ) = x NST grafik = 0,1 s = 0,05 s
2 2
m
= |
m ( v avg )
v avg | |+ t avg |
( t avg )
= |0,005
0,27 m/s |
m/s
+ |0,05
0,14 s |
s
m
M= xM
m
M
KR= x 100
M
0,70 m
x 100
1,92m
= 36,45 % (3 AP)
(M M) = ( 1,9 0,7) m
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kecepatan rata-rata suatu benda memberikan gerak benda dalam suatu selang waktu.
Tetapi hanya memperhitungkan letak benda pada awal dan akhir selang. Dalam
percobaan ini kecepatan rata-rata dapat juga digunakan untuk menentukan
kecepatan sesaat. Karena kecepatan sesaat pada waktu t diperoleh dari kecepatan
H. Kemungkinan kesalahan
Praktikan kurang teliti dalam menggunakan photogate timer.