ELEKTROTERAPI
Disusun oleh :
ISI
Listrik telah digunakan untuk mengobati rasa sakit selama lebih dari 100 tahun.
Penelitian ilmiah telah membuktikan listrik dapat mengurangi baik nyeri akut dan kronis.
a. Meningkatkan kekuatan
4. Perbaikan jaringan
c. Meningkatkan mobilitas dari protein, sel darah merah dan aliran limpa
1.
Dalam sebuah batrei, terdapat muatan positif dan muatan negativ. Jika kedua arus
tersebut saling dihubungkan, maka elektron akan mengalir ke muatan positf
2.
jika hal tersebut diterapkan dalam tubuh manusia, misalnya diterapkan pada tangan,
muatan positif dihubungkan ke tangan menggunakan elektroda positif dan muatan
negatif dihubungkan menggunakan elektroda negativ, sehingga elektron dari elektroda
negative akan menuju ke elektroda positif. Maka elektroda positif akan mengalami
depolarisasi di area tersebut. Jika elektroda diletakkan dengan benar, maka arus
tersebut dapat menggerakkan otot.
1. Jumlah elektroda
Ada 2 jenis konfigurasi dalam hal ini, yaitu bipolar configuration dan quardipolar
configuration.
Pada konfigurasi bipolar, hanya digunakan 2 elektroda, elektroda positif dan
negatif dan diantaranya adalah jaringan yang dituju. Sehingga, elektron bergerak
melalui area yang dituju. Bipolar configuration ini digunakan dalam TENS
Sedangkan konfigurasi quardipolar, menggunakan 4 elektroda dan 2 channel. Dua
channel diletakkan saling bersilangan satu sama lain, kemudian jaringan yang
ditargetkan berada diantara keempat channel tersebut.
Konfigurasi ini akan digunakan dalam IFC
2. Penempatan elektroda
Dalam penempatan elektroda, ada yang dinamakan dengan smoke over fire.
Penempatan elektroda kali ini, misalnya adalah elektroda positif filetakkan di area
di dekat tangan (distal) , dan elektroda negative diletakkan di dekat siku (close to
elbow) kedua tempat ini disebut sebagai smoke over fire.
3. Ukuran elektroda
Ukuran elektroda akan mempengaruhi intensitas. Semakin kecil elektroda,
intensitasnya semakin besar, karena arus semakin terkonsentrasi
Dalam hal ini jarak antar elektroda juga mempengaruhi terharap efektivitas
treatment.
Jika antara elektroda + dan diletakkan berjauhan, maka arusnya akan menempuh
kedalaman yang lebih dalam. Sedangkan dengan jarak yang dekat, kedalaman
yang akan ditempuh semakin dangakal.
4. Intensitas arus
Semakin banyak intensitas yang diberikan, akan semakin baik untuk treatement.
Akan tetapi, akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada pasien.
Monophasic langsung atau arus galvanik adalah konstan tegangan dan arus kontinu yang
digunakan untuk iontophoresis (pengiriman dengan elektrik, obat langsung ke dalam jaringan
target) dan penyembuhan luka. stimulasi Micro current jugaa memanfaatkan jenis sinyal.
Contoh galvanik berdenyut monophasic atau DC terputus saat digunakan untuk stimulator
otot powered, pengurangan edema, stimulasi mikro-saat ini (dimana durasi pulsa dapat
berlangsung selama beberapa menit sampai jam) dan penyembuhan luka.
Contoh arus AC gelombang sinusoidal biphasic simetris dan persegi ni digunakan untuk
mengendalikan nyeri dan / atau bertenaga stimulasi otot.
Trifasik persegi simetris atau asimetris sinusoidal polyphasic dan variasi banyak digunakan
untuk mengontrol edema dan rasa sakit
Sebuah contoh dari gelombang sinusoidal asimetris miring biphasic digunakan untuk
mengendalikan nyeri dan stimulasi otot bertenaga. Interval fase tidak sama namun muatan
bersih adalah nol.
BEST teredam, biphasic, asimetris tegangan sinyal AC sinusoidal tinggi yang digunakan
untuk mengontrol nyeri, rangsangan otot, penyembuhan luka, fleksibilitas tinggi dan
ketahanan yang luar biasa untuk akomodasi saraf dan pembiasaan karena modulasi
impedansi.
BEST teredam, biphasic, asimetris, sinusoidal, pulsa AC tegangan tinggi pulsa intens dengan
interval antar-cluster panjang dan siklus tugas pendek pendek
BEST teredam, biphasic, asimetris, sinusoidal, AC tegangan tinggi sinyal cluster ke cluster
yang relatif sempit pulsa intens dengan interval antar-cluster panjang dan siklus tugas pendek
pendek.
Perekat karet kecil, datar, dengan cakram perekat karet (elektroda ) yang diterapkan
pada kulit di area yang ditentukan untuk diperlakukan. Kadang-kadang, cangkir hisap karet
(disebut perangkat vasopneumatic) dapat diterapkan pada kulit. Elektroda dihubungkan ke
komputer dengan program dosis pengobatan yang tepat diperlukan. Frekuensi tinggi, bolak
arus listrik (sekitar 4.000 pulsa per detik) diterapkan melalui elektroda. Arus bergerak
melalui kulit dengan cepat menimbulkan sedikit ketidaknyamanan.
Selama pengobatan, respons Anda terhadap rangsangan listrik dipantau. Hal ini
memungkinkan terapis Anda untuk menyesuaikan rangsangan listrik yang diterapkan, sesuai
kebutuhan. Waktu perawatan sebenarnya adalah sekitar 20 menit.
Merupakan salah satu alat yang sering digunakan oleh para Fisioterapis di Indonesia.
TENS merupakan suatu cara penggunaan energi listrik yang berguna untuk merangsang
sistem saraf melalui permukaan kulit yang telah terbukti efektif untuk menghilangkan nyeri.
TENS digunakan di berbagai macam negara untuk berbagai macam penyakit seperti:
1. Arthritis
2. Sakit tulang belakang
3. Penyakit yang berhubungan dengan syaraf.
TENS merangsang saraf sensorik untuk memblokir sinyal rasa sakit, juga merangsang
produksi endorphin untuk membantu menormalkan fungsi saraf simpatik
TENS dengan mesin kecil bertenaga baterai seukuran radio saku, menghubungkan
dua elektroda kekulit. Elektroda sering ditempatkan pada area yang sakit atau pada titik
tekanan, menciptakan rangkaian impuls listrik yang bergerak sepanjang serabut saraf. Ketika
arus disalurkan, pasien dengan rasa sakit akan berkurang rasa sakitnya. Hal in iterjadi karena
listrik dari elektroda merangsang saraf saraf di daerah yang terkena dampak (terluka) dan
mengirimkan sinyal ke otak yang menghalangi atau "merebut" sinyal rasa sakit yang normal.
Teori lain adalah bahwa rangsangan listrik dari saraf dapat membantu tubuh untuk
memproduksi obat penghilang rasa sakit alami yang disebut endorfin dan Encephalins, yang
dapat menghalangi persepsi nyeri pada otak.
Katoda akan mengalami depolarisasi, kemudian impuls saraf akan berjalan di kedua
arah di bawah akson. Dalam anoda akan terjadi hiperloparisasi, dimana hiperpolarisasi ini
akan memadamkan impuls saraf rasa sakit.
2.3.1.1 Spesifikasi TENS :
- TENS unit saat ini menghasilkan arus 1-80 amp mikro (mA)
- Tegangan rata rata 9 V
- Frekuensi dari 2 sampai 1000 Hz, dengan lebar pulsa 250-400 mikrodetik (mS).
Beberapa memungkinkan untuk mengatur pada stimulasi frekuensi tinggi (60-200 Hz)
atau stimulasi frekuensi rendah (<10 Hz).
- Megobati otot, sendi, masalah atau tulang yang terjadi dengan penyakit seperti
osteoarthritis atau fibromyalgia, atau untuk kondisi seperti nyeri pinggang, sakit leher,
tendinitis, atau bursitis.
- Mengobati nyeri akut yang datang tiba tiba seperti nyeri persalinan dan nyeri yang
bertahan lama dan kronis seperti nyeri kanker.
- Sangat efektif mengurangi rasa sakit dan mengurangi pengobatan analgesik pasca
operasi bedah sesar, ortopedi dan toraks serta prosedur bedah campuran (AHCPR
1992).
- Bermanfaat untuk mereka yang menderita nyeri muskuloskeletal akut (Long 1991).
- Elektroda pada TENS ditempatkan di tempat sakit, seringkali salah satu elektroda
ditempatkan pada tempat dimana rasa sakit yang paling intens dirasakan.
- Elektroda juga dapat ditempatkan pada kulit/dermatom yang sama , melalui axis
panjang dermatome, yang dapat melewatkan arus.
- Elektroda juga dapat di pacu atau dengan titik titik akupuntur.
- Elektroda ditempatkan pada saraf periperal pada garis garis saaf
- Juga ditempatkan pada akar spinal nerve dekat dengan kolom vertebral.
1. TENS Konvensional
Tujuan dari TENS konvensional ini adalah mengaktivasi secara selektif A afferent untuk
memproduksi anagelsi segmental.
Dengan Pulsa pendek pada 50 microns pada 40 -150 Hz
Intensitas berubah secara gradual melalui prickling atau sensasi tingling yang dirasakan.
Hal ini tidak menyakitkan dan menyebabkan kontraksi otot.
Tujuan dari intense TENS ini adalah mengaktifasi secara selektif A afferents yang
memimpin angalgesi ekstrasegmental. A afferent akan juga diaktifasi untuk
memproduksi analgesi segmental.
5. Modulasi TENS
2.3.2 Interferential Current Therapy
Jauh di dalam jaringan, tubuh akan dapat melihat perbedaan antara frekuensi
pembawa yang merupakan frekuensi penyembuhan, yang akan menghasilkan
stimulasi elektrik dalam jaringan, dibandingkan hanya di stimulasi yang terjadi di
bawah elektroda (dalam tens), yang sebenarnya hanya merupakan efek mati rasa.
Manfaat IFS yang telah dicobada adalah sangat efektif dalam mengurangi
Arus elektrik diberikan pada area yang ingin dikenai menggunakan 4 elektroda dari 2
jenis stimulator. Elektroda diletakkan sedemikian rupa sehingga 2 jenis stimulator
akan saling bersilangan di daerah yang dikenainya.
Untuk contoh, jika ada cidera pada lutut yang akan disembuhkan, 2 jenis stimulator
akan diterapkan, kemudian kedua jenis stimulator itu akan saling bersilangan di dalam sendi
lutut tersebut. Ketika kedua arus dari kedua jenis stimulator itu bertemu, mereka akan saling
berinteferensi satu sama lain.
Selama terapi,
1. Pasien tidak akan merasakan ketidaknyamanan dari arus interferensial
2. Elektroda biasanya terbuat dari elektroda karbon yang diletakkan dengan spons
diantara elektroda dan kulit pasien.
3. Selama proses treatment, pasien akan merasakan seperti kesemutan pada area yang
dikontak dengan elektroda dan juga pada area yang sedang di treatment.
4. Semakin tinggi intensitas yang diberikan, akan semakin baik untuk penyembuhan,
akan tetapi intensitas yang terlalu tinggi akan menimbulkan ketidaknyamanan pada
pasien
5. Tidak boleh digunakan di sekitar jantung
1. Sindrom nyeri regional kompleks (juga dikenal sebagai distrofi refleks simpatis
atau RSD)
2. Sakit punggung
3. Nyeri otot
4. Sakit kepala dan migrain
5. Gangguan aliran darah pada tungkai atas dan bawah
6. Arthirits
7. Gangguan sistem saraf, seperti kerusakan perifer
8. Scleroderma
2.3.3.1Manfaat MET :
Lokasi jarum dari PENS , dengan Terapi PENS, setiap lima bipolar stimulasi elektrik
dipasagnkan pada sepasang jarum, merubah positif dan negative posisi seperti yang
digambarkan di atas.
Sistem ini menggunakan frekuensi 5-Hz dengan lebar pulsa 0.5 mS. Jika tujuan penghilang
nyeri tidak dicapai dalam waktu 15 menit, frekuensi dapat diturunkan menjadi 1 Hz.
Keuntungan utama dibandingkan PENS atas TENS adalah bahwa sistem ini melewati
resistansi kulit lokal dan memberikan rangsangan listrik pada tingkat yang diinginkan tepat di
dekat ujung saraf yang terletak di jaringan lunak, otot, atau periosteum dari dermatom yang
terlibat.
-Pengobatan nyeri leher, namun masih belum cukup bukti untuk mendukung indikasi ini.
- Rehabilitasi dalam perbaikan pada pinggang, lutut, leher, dan nyeri bahu. (Harris dan
Susman (2002) tentang Panel Philadelphia).
Contoh produk yang ada dipasaran :
2.3.5 STIMULASI LISTRIK FUNGSIONAL (FES)
1. Mencoba mencegah atau membalikkan atrofi otot dan demineralisasi tulang dengan
merangsang tubuh bagian bawah yang lumpuh untuk melakukan latihan diam atau
berdiri dan berjalan.
2. Stimulasi listrik Fungsional juga telah diteliti sebagai cara untuk meningkatkan gangguan
gaya berjalan pasien hemiplegic. Meskipun beberapa paraplegics bisa berjalan dengan
jarak yang diperpanjang menggunakan stimulator listrik fungsional, teknologi ini tidak
dimaksudkan sebagai pengganti kursi roda. (Hayes, 2003)
3. Stimulasi listrik Fungsional (FES), suatu bentuk rangsangan listrik neuromuskuler,
dianggap medis diperlukan untuk rehabilitasi tungkai bawah lumpuh pada orang dengan
cedera tulang belakang (SCI) dengan beberapa kondisi tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Elektroterapi adalah penggunaan energi elektrik sebagai perawatan medik
2. Ada berbagai macam jenis elektroterapi, beberapa diantaranya adalah
a. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
b. Inferential Current Therapy (IFC)
c. Micro Current Electrotherapy (MET)
d. Percutaneous Electrical Nerve Stimulation (PENS)
e. Functional Electric Stimulation (FES)
3. Mekanisme dari elektroterapi pada umumnya
Dalam sebuah batrei, terdapat muatan positif dan muatan negativ. Jika kedua arus
tersebut saling dihubungkan, maka elektron akan mengalir ke muatan positif. Jika hal
tersebut diterapkan dalam tubuh manusia, misalnya diterapkan pada tangan, muatan
positif dihubungkan ke tangan menggunakan elektroda positif dan muatan negatif
dihubungkan menggunakan elektroda negativ, sehingga elektron dari elektroda
negative akan menuju ke elektroda positif. Maka elektroda positif akan mengalami
depolarisasi di area tersebut. Jika elektroda diletakkan dengan benar, maka arus
tersebut dapat menggerakkan otot.
d. Perbaikan jaringan
g. Iontophoresis
h. Pengeringan limpa