Anda di halaman 1dari 32

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ iii
A. PENGERTIAN................................................................................................... 1
a. Pengertian Informasi Akuntansi .................................................................. 1
b. Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial ................................................ 1
B. AKUNTANSI BIAYA DIFERENSIAL (differential accounting).................... 3

C. PENDAPATAN, BIAYA, DAN LABA DIFERENSIAL ................................. 3


a. Pendapatan Diferensial ................................................................................ 3
b. Biaya Diferensial ........................................................................................ 4
c. Laba Diferensial .......................................................................................... 4

D. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN..................................................... 4


1. Biaya Relevan (relevan cost) ....................................................................... 5
2. Biaya masa lalu dan biaya masa yang akan datang
3. (historycal cost and future cost). ................................................................. 5
4. Biaya tunai dan biaya terbenam (out of pocket cost and sunk cost)............. 6
5. Biaya kesempatan (opportunity costs) ......................................................... 6
6. Biaya Tambahan (incremental costs) .......................................................... 7

E. NILAI WAKTU UANG DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN


JANGKA PANJANG......................................................................................... 7

F. MANFAAT INFORMASI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN


KEPUTUSAN .................................................................................................... 10
1. Membeli atau membuat sendiri (Make or Buy Decision) ........................... 10
2. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk (sell or process further) 18
3. Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau kegiatan
usaha suatu bagian perusahaan (stop or continue product line).................. 22
4. Menerima atau menolak pesanan khusus (Special order decision) ............ 24
5. Optimalisasi penggunaan sumber daya (resources optimalization) ............ 27

G. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 30

1
INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL

A. PENGERTIAN

1. Pengertian Informasi Akuntansi

Menurut Mulyadi dalam bukunya "Akuntansi Manajemen : konsep, manfaat,


dan rekayasa." (1993,11) mendefinisikan informasi sebagai suatu fakta , data,
pengamatan , serta persepsi atau suatu yang lainnya yang menambah pengetahuan.
Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian dan selalu
menyangkut masa yang akan datang yang mengandung berbagai ketidakpastian dan
selalu menyangkut pemilihan berbagai alternatif tindakan yang ada. Oleh karena itu,
pengambilan keputusan selalu mengumpulkan informasi untuk mengurangi
ketidakpastian yang dihadapinya dalam pemilihan alternatif tindakan tersebut.

Informasi akuntansi sebagai bahasa bisnis dapat dikelompokkan menjadi tiga


golongan, yaitu :

1. Informasi Operasi

Informasi operasi ini merupakan bahan baku untuk mengolah tipe informasi
akuntansi yang lain : informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi
manajemen.

2. Informasi Akuntansi Keuangan

Informasi akuntansi keuangan ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi


keuangan yang disebut akuntansi keuangan.

3. Informasi Akuntansi Manajemen

Informasi akuntansi manajemen ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi


keuangan yang disebut akuntansi manajemen.

2. Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial

Informasi akuntansi diferensial merupakan informasi akuntansi yang


dihubungkan dengan pemilihan alternatif Informasi ini diperlukan oleh manajemen
untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternatif tindakan terbaik
diantara alternatif yang tersedia. karena pengambilan keputusan selalu menyangkut
masa depan, maka informasi akuntansi yang relevan adalah informasi masa yang
1
akan datang pula. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut pemilihan
alternatif diantara berbagai alternatif yang tersedia, maka informasi akuntansi yang
bermanfaat adalah informasi akuntansi yang berbeda diantara alternatif yang
tersedia.

Informasi Akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva,


pendapatan dan biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan
alternatif tindakan yang lain. Selain untuk mengumpulkan harga pokok, informasi
biaya juga dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan. Sehubungan
dengan itu dikenal Informasi biaya diferensial yang memiliki kriteria:

1. Biaya yang akan terjadi pada masa yang akan datang, dan

2. Biaya tersebut berbeda diantara alternatif keputusan yang dipertimbangkan.

Apabila akuntan mencatat biaya untuk pengambilan keputusan antara relevan


dan tidak relevan, berarti menyalahi prinsip akuntansi. Sebab aturan akuntansi
mengharuskan mencatat atau mengakui hanya biaya historis (historical cost).
Manajemen dapat menggunakan konsep biaya kesempatan (opportunity cost) dalam
pengambilan keputusan, namun tidak dapat menyajikan biaya ini dalam laporan rugi
laba untuk publik. Meskipun ada perbedaan antara konsep biaya untuk penyajian
laporan keuangan dengan kepentingan pengambilan keputusan, namun konsep untuk
pengambilan keputusan ini sangat panting dalam membantu manajemen untuk
pengambilan keputusan.

Konsep informasi akuntansi differensial merupakan informasi akuntansi yang


dihubungkan dengan pemilihan alternatif. Informasi ini diperlukan oleh manajemen
untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik
diantara alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan selalu menyangkut
pemilihan alternatif diantara berbagai alternatif yang tersedia, maka informasi
akuntansi yang bermanfaat adalah informasi akuntansi yang berbeda diantara tiap-
tiap alternatif yang akan dipilih dan merupakan informasi akuntansi yang relevan.

Informasi akuntansi differensial terdiri dari biaya, pendapatan dan aktiva.


Informasi akuntansi differensial yang hanya berkaitan dengan aktiva disebut aktiva
diferensial (differential assets), yang hanya berkaitan dengan pendapatan disebut
pendapatan diferensial (differential revenues) dan yang berkaitan dengan biaya
disebut biaya diferensial ( differential costs).

2
B. AKUNTANSI BIAYA DIFERENSIAL (DIFFERENTIAL ACCOUNTING)

Seringkali perusahaan dihadapkan pada beberapa alternatif yang harus dipilih


salah satu atau lebih. Seperti pemilihan tempat, pembelian bahan, harga bahan,
penggunaan jasa tenaga kerja, pembelian mesin, alat lain, dan sebagainya. Semua
pemilihan alternatif digambarkan dalam bentuk uang. Pemilihan alternatif ini disebut
"Pengambilan keputusan pemilihan alternatif" (Alternatif Choice Decision). Misalnya
sebuah perusahaan harus memilih atara memasang iklan di surat kabar atau tidak,
menggunakan service tambahan atau tidak, membeli mesin baru atau tidak membeli suku
cadang tertentu atau membuat sendiri dan sebagainya.

Untuk semua itu memerlukan informasi akuntansi yang akan digunakan dalam
membantu untuk menentukan alternatif mana yang dipilih. Informasi akuntansi untuk
kepentingan ini disebut akuntansi diferensial. Akuntansi diferensial harus dijabarkan
dalam bentuk uang, untuk biaya yang berhubungan dengan akuntansi diferensial disebut
biaya diferensial (Differential Cost).

C. PENDAPATAN, BIAYA, DAN LABA DIFERENSIAL

Pengambilan keputusan oleh pihak manajemen dengan menggunakan informasi


akuntansi diferensial terutama bertujuan untuk menentukan laba diferensial yaitu selisih
lebih pendapatan diferensial dan biaya diferensial dari suatu keputusan tertentu
dibandingkan dengan keputusan alternatif yang lain. Menurut Supriyono (1994:272),
pengertian dan karakteristik pendapatan diferensial, biaya diferensial dan laba diferensial
adalah:

a. Pendapatan Diferensial

Diferensial bermanfaat untuk pengambilan keputusan, pendapatan diferensial


adalah pendapatan yang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan yang
mungkin dipilih. Pendapatan masa lalu atau masa yang akan datang yang tidak
berbeda dintara berbagai alternatif keputusan yang mungkin dipilih bukan
merupakan pendapatan diferensial. Dari definisi diatas karakteristik pendapatan
diferensial adalah:

1. Pendapatan masa yang akan datang.

3
2. Pendapatan yang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan.

b. Biaya Diferensial

Biaya diferensial adalah biaya yang akan datang yang berbeda diantara
berbagai macam alternatif keputusan yang mungkin dipilih. Besarnya biaya
diferensial dihitung dari perbedaan biaya pada alternatif tertentu dibandingkan
dengan biaya pada alternatif lainnya. Karakteristik biaya diferensial adalah sebagai
berikut:

a. Biaya masa yang akan datang.

b. Biaya yang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan.

Biaya yang akan datang adalah biaya yang diharapkan akan terjadi selama periode
waktu yang tercakup oleh keputusan yang akan dibuat. Biaya masa lalu tidak
diferensial untuk pembuatan keputusan, namun bermanfaat untuk meramal biaya
yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

c. Laba Diferensial

Laba diferensial erat hubungannya dengan pengertian pendapatan diferensial


dan biaya diferensial. Laba diferensial adalah laba yang akan datang yang berbeda
diantara berbagai alternatif yang mungkin dipilih. Besarnya laba diferensial dihitung
dari perbedaan antara laba pada alternatif tertentu dibandingkan dengan laba pada
alternatif lainnya.

Besarnya laba diferensial diperhitungkan dengan menggunakan rumus:

Laba diferensial = Pendapatan diferensial Biaya diferensial

Atas definisi diatas dapat disimpulkan karakteristik laba diferensial adalah sebagai
berikut:

1. Laba masa yang akan datang.

2. Laba yang berbeda diantara alternatif keputusan.

D. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

4
Pengambilan keputusan dilaksanakan melalui empat tahap yang berurutan sebagai
berikut:

1. Pengakuan dan perumusan masalah atau kesempatan

2. Pencarian tindakan alternative dan pengkualifikasian konsekuensinya masing


masing,

3. Pemilihan alternative optimum atau alternative yang memuaskan,

4. Implementasi dan penindaklanjutan.

Berikut ini adalah konsep biaya untuk pengambilan keputusan, yaitu:

1. Biaya Relevan (relevan cost)


Menurut devinisinya, biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang
dinilai dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dari pengertian tersebut tidak ada satupun biaya
yang tidak relevan, karena setiap biaya memang direkayasa untuk memenuhi tujuan
tertentu.
Istilah relevan memiliki pengertian berhubungan dengan sesuatu. Suatu biaya
disebut biaya relevan jika biaya tersebut berhubungan dengan tujuan perekayasaan
biaya tersebut. Jika manajemen ingin mengetahui cost produk yang diproduksi dalam
bulan tertentu, maka harus mengumpulkan biaya produksi sesungguhnya yang telah
dikeluarkan untuk produksi dalam bulan yang bersangkutan. Biaya produksi
sesungguhnya merupakan biaya relevan karena sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai oleh pengumpulan informasi biaya tersebut.
Biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan disebut dengan istilah
yang lebih tepat: Biaya diferensial. Karena pengambilan keputusan selalu
menyangkut pemilihan alternatif masa yang akan datang dan untuk dapat melakukan
pemilihan, pengambil keputusan harus mampu membedakan diantara alternatif yang
tersedia, maka informasi yang relevan adalah informasi masa yang akan datang dan
yang berbeda diantara alternatif yang akan dipilih.

2. Biaya masa lalu dan biaya masa yang akan datang (historycal cost and future
cost).

5
Pengambilan keputusan merupakan pemilihan berbagai alternate untuk masa
yang akan datang. Oleh karena itu informasi biaya yang diperlukan sebagai dasar
pengambilan keputusan adalah biaya masa yang akan datang (future Cost). Future
cost adalah biaya yang dapat diperkirakan akan terjadi dalam periode yang akan
datang. Karena biaya ini merupakan biaya yang diharapkan akan terjadi di masa
yang akan datang, maka jumlahnya harus ditaksir dan terjadinya harus diramalkan.
Manajemen sangat berkepentingan dengan biaya masa yang akan datang ini, dengan
alasan bahwa biaya tersebut merupakan satu-satunya biaya yang dapat dikendalikan
oleh manajemen.

Biaya historis hanya dapat diamati dan dinilai terjadinya. Jika biaya historis,
manajemen hanya dapat mengajukan pertanyaan : "apa yang salah ?" di lain pihak,
biaya masa yang akan datang dapat direncanakan untuk dikurangi. jika biaya masa
yang akan datang terlalu tinggi, manajemen dapat mengajukan pertanyaan: "apa yang
dapat kami lakukan terhadap hal ini?". Apabila biaya masa yang akan datang tidak
hanya sekedar diharapkan, tetapi dituangkan dalam bentuk rencana kegiatan
menyeluruh perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan datang, biaya
tersebut disebut " Biaya yang dianggarkan" (budgeted cost.

3. Biaya tunai dan biaya terbenam (out of pocket cost and sunk cost)

Out Of Pocket Cost merupakan biaya yang akan memerlukan pengeluraran


kas sekarang atau dalam jangka waktu dekat sebagai akibat dari keputusan
manajemen. Sebagai contoh manajemen memutuskan untuk menerima pesanan
pembuatan produk dari pelanggan. Dalam hal ini biaya bahan baku dan tenga kerja
adalah contoh biaya tunai. BOP selain biaya depresiasi dan amortisasi juga
merupakan biaya tunai.

Sunk cost merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari pengambilan
keputusan yang telah lalu. Biaya depresiasi aktiva tetap dalam pengambilan
keputusan jangka pendek bukan merupakan biaya tuanai. Pembayaran kas (atau
setidaknya kesanggupan untuk membayar kas) telah terjadi pada masa lalu, yaitu
pada saat aktiva tersebut diperoleh. Biaya depresiasi, deplesi dan amortisasi
merupakan biaya terbenam (sunk cost) dan bukan merupakan biaya yang relevan
dalam pengambilan keputusan jangka pendek.

4. Biaya kesempatan (opportunity costs)

6
Opportunity cost adalah potensi keuntungan atau penghematan biaya yang
dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Sebagai contoh, suatu ruang
usaha saat ini disewakan dengan pendapatan sewa Rp 400.000 perbulan. Pimpinan
mempertimbangkan akan menggunakannya untuk keperluan perdagangan barang X
dan menghentikan persewaan ruang toko usaha tersebut. Dari hasil perdagangan
barang X misalkan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 500.000. Dari perhitungan
disimpulkan bahwa penghentian sewa dan menggunakan sendiri ruang toko tersebut
untuk perdagangan barang X merupakan alternatif yang seharusnya dipilih. Biaya
sewa yang dikorbankan jika alternatif menggunakan sendiri ruang usaha merupakan
contoh dari biaya kesempatan (opportunity).

5. Biaya Tambahan (incremental costs)

Incremental cost adalah tarnbahau biaya yang akan terjadi jika suatu
alternatif yang berkaitan dengan perubahan volume kegiatan yang dipilih. Biaya
tambahan merupakan inforrnasi akuntansi manajemen yang diperlukan oleh
manajemen dalarn pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penambahan
atau pengurangan volume kegiatan. Sebagai contoh, volume produksi perusahaan
saat ini adalah 50.000 unit pertahun dengan total biaya produksi Rp 125.000.000.
Suatu usulan telah disiapkan untuk menaikan volume produksi menjadi 75.000 unit
pertahun dengan total biaya Rp 150.000.000. Dengan dernikian biaya tambahan
apabila alternatif untuk menaikan volume produksi tersebut dilakukan yaitu sebesar
Rp 25.000.000.

Apabila alternatif yang diusulkan bukan merupakan penambahan kegiatan


melainkan berupa peniadaan suatu kegiatan yang sekarang ada, maka biaya tertentu
yang ada saat ini dapat dihindari. Biaya yang dapat dihindari (available cost) yaitu
biaya yang tidak akan terjadi jika suatu alternatif dipilih. Biaya yang tak terhindarkan
(unavoidable cost) yaitu biaya yang tetap terjadi walaupun sekelompok produk
ditiadakan. Biaya yang dapat dihindari maupun yang tidak dapat dihindari
merupakan variasi biaya tambahan, oleh karena itu biaya yang dapat dihindari sering
disebut dengan istilah penghematan biaya tambahan (incremental cost saving atau
negative increnental cost).

E. NILAI WAKTU UANG DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA


PANJANG.

7
Di dalam pengambilan keputusan jangka panjang, nilai waktu uang memegang
peranan penting . Uang Rp 900 sekarang berbeda nilainya dengan Rp 900 yang akan
diterima satu tahun kemudian. Jika seseorang disuruh memilih apakan uang Rp 900 lebih
baik diterima sekarang atau setahun kemudian, maka ia tentu akan memilih menerima
uang tersebut sekarang. Jika tingkat bunga 15% setahun dan kemudian ia
menanamkannya untuk memperoleh pendapatan bunga selama setahun, maka investasi
Rp 900 sekarang akan menjadi Rp 1.035 setahun kemudian. Begitu juga Rp 900 setahun
kemudian adalah sama dengan Rp 782,60 (Rp 900 : 1,15) sekarang, karena Rp 782,60
ditambah bunga 15% sama dengang Rp 900.

Hal ini merupakan inti dari nilai waktu uang (time value of money). Oleh karena
itu, seseorang akan lebih menyukai menderima uang sekarang daripada ditunda kemudian
dan ia akan mau menukar sejumlah uangnya sekarang dengan jumlah yang sama pada
masa yang akan datang . Ia akan memegang prinsip bahwa jumlah uang yang akan datang
harus lebih daripada jumlah sekarang.

Nilai Rp 900 yang diinvestasikan saat ini pada tingkat majemuk 15% pertahun, akan
bertambah pada akhir setiap tahun selama 5 tahun disajikan seperti dibawah ini:

Tahun Perhitungan Nilai Investasi


0 Rp 900
1 Rp 900 + 0,15 Rp 135 Rp 1.035
2 Rp 1.035 + 0,15 Rp 155 Rp 1.190
3 Rp 1.190 + 0,15 Rp 179 Rp 1.369
4 Rp 1.369 + 0,15 Rp 205 Rp 1.574
5 Rp 1.574 + 0,15 Rp 236 Rp 1.810
Gambar 1.1. Nilai Akhir Investasi

Nilai investasi pada tahun ke n dengan tingkat bunga sebesar i dihitung dengan rumus:
In = Io ( 1 + i ) n In = Investasi tahun ke n

Io = Investasi tahun ke 0

i = Tingkat bunga ( interest )

n = Jangka waktu

Untuk pengambilan investasi semua aliran kas yang diperkirakan akan diterima
dan dikeluarkan selama umur investasi harus dinyatakan nilainya pada nilai tahun ke 0,

8
dengan kata lain harus dihitung nilai tunainya (present value) agar dapat
diperbandingkan. Rumus perhitungan tunai :

1
Nilai Tunai ( NT ) = AK x ----------------

(1+i)n
NT = Nilai Tunai i = Tingkat Bunga
AK = Aliran Kas n = Jangka Waktu

Contoh 1:

PT. ABC merencanakan akan menanamkan uangnya dalam pembelian sebuah


kendaraan seharga Rp 25.000.000. Jika kendaraan tersebut diperkirakan memiliki umur
ekonomis selama 5 tahun dan pada akhir tahun kelima dianggap tidak mempunyai nilai
residu serta setiap tahun menghasilkan arus kas bersih Rp 6.750.000 pertahun (selisih
pendapatan tunai dan biaya), maka dengan tarif kembalian investasi (return on
investment) 9% pertahun, jumlah nilai tunai arus kas bersih dihitung seperti di bawah ini:

Arus Kas Nilai Tunai Arus Kas


Tahun Nilai Tunai Rp 1
Bersih Pertahun Bersih Pertahun
1 Rp 7.250.000 Rp 0,917 Rp 6.648.250
2 Rp 7.250.000 Rp 0,842 Rp 6.104.500
3 Rp 7.250.000 Rp 0,772 Rp 5.597.000
4 Rp 7.250.000 Rp 0,708 Rp 5.133.000
5 Rp 7.250.000 Rp 0,650 Rp 4.712.500
Jumlah nilai tunai Rp 28.195.250
Gambar 1.2. Nilai Tunai Arus Kas Masuk Bersih

Kesimpulan:
Dari gambar diatas, rencana investasi tersebut dapat diterima karena jumlah
investasi pada tahun ke-0 sebesar Rp 25.000.000 tersebut dapat menghasilkan arus kas
yang jika dinilai tunaikan berjumlah Rp 28.195.250. Jadi jumlah kas yang akan diterima
lebih besar Rp 3.195.250 ( Rp 28.195.250 - Rp 25.000.000 ) bila dibandingkan dengan
pengorbanan yang akan dilakukan.

Jumlah nilai tunai yang akan diterima > nilai investasi pd tahun ke-0 maka
investasi di terima.

9
F. MANFAAT INFORMASI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

Manfaat informasi akuntansi diferensial dalam pengambilan keputusan jangka


pendek. Umummya manajemen menghadapi berbagai macam pengambilan keputusan
jangka pendek yaitu :
1. Membeli atau membuat sendiri (Make or Buy Decision).
2. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk (sell or process further).
3. Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau kegiatan usaha suatu
bagian perusahaan (stop or continue product line).
4. Menerima atau menolak pesanan khusus (Special order decision).
5. Optimalisasi penggunaan sumber daya (resources optimalization).

1. Membeli atau membuat sendiri ( Make or buy decision )

Keputusan membeli atau membuat sendiri dihadapi oleh manajemen terutama


dalam perusahaan yang produknya terdiri dari berbagai komponen dan yang
memproduksi berbagai jenis produk. Pertimbangan membeli atau menbuat sendiri
dapat juga timbul sebagai akibat adanya taksiran penghematan biaya jika suatu
komponen yang sebelumnya dibeli dari pemasok luar direncanakan akan dibuat
sendiri oleh perusahaan.

Ada dua macam kemungkinan yang dihadapi oleh perusahaandalam hal


keputusan membeli atau membuat sendir yaitu:

a. Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan yang
sebelumnya memproduksi sendiri produknya, kemudian mempertimbangkan
akan membeli produk tersebut dari pemasok luar.

10
b. Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan yang
sebelumnya membeli produk tertentu dari pemasok luar, kemudian
mempertimbangkan akan memproduksi sendiri produk tersebut.

Kemungkinan pertama, umumnya merupakan keputusan manajemen jangka pendek,


yang tidak menyangkut investasi jangka panjang. Dua kemungkinan yang dihadapi
oleh manajemen dalam pengambilan keputusan ini antara lain :

1. Fasilitas yang digunakan untuk memproduksi tidak dapat dimanfaatkan


jika produk dihentikan produksinya karena manajemen memilih
alternative membeli dari luar. Untuk pengambilan keutusan, manajemen perlu
memperhitungkan pengorbanan dan manfaat dari pemilihan alternatif keputusan
membeli atau membuat sendiri. Jika perusahaan sebelumnya membuat sendiri
kemudian mempertimbangkan akan membeli dari luar, mafaat dari pemilihan
alternatif membeli dari luar adalah besarnya biaya diferensial yang berupa biaya
yang terhindarkan (avoidable cost) jika kegiatan membeli sendiri dihentikan.

Pengorbanan dari pemilihan alternatif membeli dari luar adalah sebesar


biaya diferensial yang berupa biaya yang dikuluarkan untuk membeli produk
dari pemasok luar. Jika manfaat lebih besar dari pengorbanan, alternatif membeli
dari luar lebih menguntungkan jika dipilih. Sebaliknya, jika manfaat lebih kecil
dari pengorbanan, alternatif membeli dari luar sebaiknya tidak dipilih.

Jika fasilitas yang dimiliki dihentikan pemakaiannya maka:


Biaya diferensial : Biaya terhindarkan A
Biaya diferensial : Harga beli dari pemasok luar B
Keputusan :
Jika A > B Alternatif membeli dapat dipilih
Jika A < B Alternatif membeli tidak dapat dipilih

2. Fasilitas yang digunakan untuk memproduksi dapat dimanfaatkan untuk


usaha lain yang mendatangkan laba, jika produk dihentikan produksinya,
karena manajemen memilih alternatif membeli dari luar. Jika perusahaan
sebelumnya membuat sendiri kemudian mempertimbangkan akan membali dari
luar , manfaat dari pemilihan alternatif membelia dari luar adalah besarnya biaya
diferensialyang berupa biaya yang terhindarkan (avoidable cost) jika kegiatan

11
membuat sendiri dihentikan dan pendapatan diferensial dari pemanfaatan
fasilitas dalam usaha bisnis lain.

Pengorbanan dari pemilihan alternatif membeli dari luar adalah sebesar


biaya diferensial yang berupa biaya yang dikuluarkan untuk membeli produk
dari pemasok luar. Jika manfaat lebih besar dari pengorbanan, alternatif membeli
dari luar lebih menguntungkan jika dipilih. Sebaliknya jika manfaat lebih kecil
dari pengorbanan, alternatif membeli dari luar sebaiknya tidak dipilih.

Jika fasilitas yang dimiliki dihentikan pemakaiannya maka:

Biaya diferensial : biaya terhindarkan A

Pendapatan diferensial B

Biaya difernsial : harga beli C

Keputusan :

Jika (A+B) > C Alternatif membeli dapat dipilih

Jika (A+B) < C Alternatif membeli tidak dapat dipilih

Contoh 2:

PT. Farhan berusaha dalam perakitan. Suku cadang A dari produk rakitannya selama
ini diproduksi sendiri dalam pabriknya. Kebutuhan suku cadang tersebut berjumlah
150.000 buah setahun. Biaya produksi suku cadang jenis ini disajikan dibawah ini:

Biaya bahan baku Rp 650


Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) Rp 425
Biaya overhead pabrik variabel (BOP Variabel) Rp 275
Biaya overhead pabrik tetap terhindarkan (avoidable fixed
Rp 300
factory overhead)
Biaya overhead pabrik tetap bersama/Tak terhindarkan (jion
Rp 325
fixed factory overhead)
Total biaya perunit Rp 1.975

Sedang apabila membeli dari luar, perusahaan akan mengeluarkan biaya sebagai
berikut:

12
- Harga beli Rp 1.650 perunit

- Biaya penyimpanan Rp 90

- Biaya pemesanan total Rp 1.200.000

Misalnya, didalam pengambilan keputusan fasilitas-fasilitas untuk memproduksi


suku cadang A tersebut dianggap tetap menganggur jika alternatif membeli dari luar
dipilih. Ditinjau dari biaya, manajemen puncak perusahaan perlu mempertimbangkan
keputusan membeli suku cadang tersebut atau tetap memproduksi sendiri. Untuk
memilih alternatif mana yang menguntungkan, ada dua pendekatan yang dapat
dipilih oleh perusahaan, yaitu Pendekatan Manfaat dan Pengorbanan (cost
benefit) dan Pendekatan Perbandingan (comparative).

Jawab:

a. Pendekatan Manfaat dan Pengorbanan (cost benefit)

Manfaat (benefit) :

Biaya diferensial (Biaya terhindarkan )

Biaya-biaya variabel (biaya bahan baku,BTKL dan BOP) Rp. 1.350

Biaya tetap terhindarkan Rp. 300

Jumlah biaya terhindarkan jika membeli dari luar Rp 1.650

Pengorbanan (cost) :

Harga beli jika membeli dari luar Rp 1.650

Biaya penyimpanan Rp 90

Biaya pemesanan (Rp 1.200.000 : 150.000) Rp 8

Jumlah biaya jika membeli dari luar Rp 1.748

Kesimpulan:
Dari perhitungan diatas, jelas bahwa alternatif tetap memproduksi sendiri
lebih menguntungkan, karena jika membeli dari luar pengorbanan yang

13
dikeluarkan adalah Rp 1.748 per unit. Sedangkan penghematan yang diperoleh
(biaya yang terhindarkan) hanya sebesar Rp 1.650 per unit.

Jadi jika perusahaan membeli dari luar, perusahaan akan mengalami kerugian Rp
98 ( Rp 1.748 Rp 1.650) per unit, atau secara keseluruhan sebesar Rp
14.700.000 (Rp 98 x 150.000 unit).

b. Pendekatan Perbandingan (comparative).

Membuat
Keterangan Membeli
Sendiri
Biaya Bahan Baku (150.000 unit x Rp 650) Rp 97.500.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) Rp 63.750.000
(150.000 unit x Rp 425)
BOP Variabel (150.000 unit x Rp 275) Rp 41.250.000
BOP Tetap Terhindarkan (150.000 unit x Rp Rp 45.000.000
300)
Harga Beli (150.000 unit x Rp 1.650) Rp 247.500.000
Biaya Penyimpanan (150.000 unit x Rp 90) 13.500.000
Biaya Pemesanan (150.000 unit x Rp 8) 1.200.000
Jumlah Rp 247.500.000 Rp 262.200.000

Kesimpulan:
Dari perhitungan diatas terlihat bahwa untuk memenuhi kebutuhan suku cadang
A, bila perusahaan membeli dari luar maka perusahaan akan mengeluarkan biaya
sebesar Rp 262.200.000, tetapi apabila perusahaan tetap memproduksi sendiri
hanya dikeluarkan biaya sebesar Rp 247.500.000, Dengan demikian
perusahaan lebih menguntungkan apabila tetap memproduksi sendiri
kebutuhan suku cadang A.

Contoh 3

Dalam contoh 2 fasilitas yang digunakan untuk memproduksi suku cadang tetap
menganggur jika suku cadang dibeli dari luar. Apabila fasilitas tersebut bisa dipakai
dalam aktifitas produksi lain yang menghasilkan laba atau dapat disewakan kepada
pihak luar, maka dalam hal ini terdapat opportunity cost (kemungkinan biaya) dalam
membuat sendiri suku cadang A tersebut. Jika misalnya fasilitas yang tidak
digunakan tersebut dapat disewakan kepada pihak luar dengan pendapatan sewa

14
sebesar Rp 19.0000.000. Apabila kondisinya seperti itu, maka PT. Farhan apabila
membeli suku cadang dari luar terdapat opportunity cost sebesar Rp 19.000.0000,
yaitu sejumlah pendapatan yang dikorbankan karena pemilihan alternatif tetap
membuat sendiri suku cadang A.

Mengenai alternatif mana yang dipilih dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini:

Jumlah Biaya Yang Dikeluarkan, Jika: Biaya


Keterangan
Membuat Sendiri Membeli Diferensial
Biaya produksi
Rp 247.500.000 Rp 262.200.000 Rp 14.700.000
suku cadang A
Biaya Kesempatan
Rp 19.0000.000 - Rp 19.000.000
(hasil sewa)
Jumlah biya Rp
Rp 228.500.000 Rp 4.300.000
diferesnsial 262.200.000

Kesimpulan:
Dari tabel diatas PT. Farhan lebih menguntungkan untuk membeli suku cadang
A dari pemasok luar.

Kemungkinan kedua, keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh
perusahaan yang sebelumnya membeli produk tertentu dari pemasok luar, kemudian
mempertimbangkan akan memproduksi sendiri produk tersebut merupakan
keputusan manajemen jangka panjang karena kemungkinan menyangkut investasi
dana dalam jumlah yang besar untuk pengadaan mesin dan perlengkapan produksi.

Dua kemungkinan yang dihadapi oleh manajemen dalam pengambilan


keputusan ini yaitu :

1. Keputusan membuat tidak akan memerlukan tambahan fasilitas


produksi, karena manajemen dapat memanfaatkan kapasitas yang masih
menganggur dari mesin dan ekuipmen yang telah dimiliki sebelumnya. Jika
perusahaan sebelumnya membeli dari luar dan kemudian mempertimbangkan
akan membuat sendiri, manfaat dari pemilihan alternatif membuat sendiri adalah

15
besarnya biaya diferensial yang berupa biaya terhindarkan (avoidable cost)
sebagai akibat dari membeli produk dari pemasok luar.
Pengorbanan dari pemilihan alternatif membuat sendiri adalah sebesar
biaya diferensial yang berupa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
sandiri produk tersebut. Jika manfaat lebih besar dari pengorbanan, alternatif
membuat sendiri lebih menguntungkan jika dipilih. Sebaliknya jika manfaaat
lebih kecil dari pengorbanan, alternatif membuat sendiri sabaiknya tidak dipilih.

Jika tidak dibutuhkan tambahan fasilitas produksi maka:

Biaya diferensial : Harga beli yang dapat dihindari A

Biaya diferensial : Biaya untuk membuat B

Keputusan :

Jika A > B alternatif membuat dapat dipilih

Jika A < B alternatif membuat tidak dapat dipilih

2. Keputusan membuat sendiri akan mengakibatkan manajemen


memerlukan tambahan investasi dalam mesin dan ekuipmen. Jika
perusahaan sebelumnya membeli dari luar dan kemudian mempertimbangkan
akan membuat sendiri, serta memerlukan mesin dan ekuipmen untuk
memprodiksi sendiri, manfaat dari pemilihan alternatif membuat sendiri adalah
besarnya biaya diferensial yang berupa biaya terhindarkan (avoidable cost)
sebagai akibat dari membeli produk dari pemasok luar.
Pengorbanan dari pemilihan alternatif membuat sendiri adalah sebesar
biaya difirensial yang berupa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sendiri
produk tersebut. Manfaat bersih yang diperoleh dibandingkan dengan besarnya
investasi dalam mesin dan ekuipmen (aktiva penuh) untuk memutuskan apakah
manfaat bersih yang diperoleh sebanding dengan investasi yang akan dilakukan.
Karena keputusan ini menyangkut jangka waktu panjang maka dalam mengukur
manfaat dan pengorbanan harus diperhitungkan nilai waktu uang.

Jika dibutuhkan tambahan fasilitas produksi

Biaya diferensial : Harga beli yang dapat dihindarkan A

Biaya diferensial : Biaya untuk membuat B

16
Aktiva diferensial : Investasi dalam fasilitas C

Keputusan :

Jika selama umur ekonomis fasilitas produksi jumlah nilai tunai (A-B) > C
alternatif membuat sendiri dapat dipilih.

Contoh 4

PT. Murah Rejeki berusaha dalam bidang perakitan. Suku cadang A dari produk
rakitannya selama ini dibeli dari pemasok luar dengan harga Rp. 1500 per unit.
Kebutuhan suku cadang tersebut berjumlah 150.000 unit setahun. Manajemen
perusahaan tersebut mempertimbangkan untuk memproduksi sendiri suku cadang
tersebut.

Taksiran biaya produksi suku cadang X jika diproduksi sendiri adalah


sebagai berikut:
Per Unit 150.000 unit
Biaya bahan baku Rp 350 Rp 52.500.000
Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) Rp 525 Rp 78.750.000
Biaya overhead pabrik variabel (BOP variabel) Rp 275 Rp 41.250.000
Biaya overhead pabrik tetap terhindarkan Rp 200 Rp 30.000.000
Jumlah biaya produksi Rp 1.350 Rp 202.650.000

Kesimpulan:
Dari taksiran biaya produksi diatas, terlihat bahwa alternatif
memproduksi sendiri lebih menguntungkan, karena jika membeli dari luar
pengorbanan yang dikeluarkan adalah Rp 1.500 per unit per tahun. Sedangkan
taksiran biaya produksi jika suku cadang tersebut dibuat sendiri hanya hanya sebesar
Rp 1.350 atau Rp 202.650.000 per tahun. Sehingga apabila perusahaan memilih
memproduksi sendiri suku cadang X, perusahaan akan memperoleh keuntungan
sebesar Rp 150 per unit (Rp. 1500 - Rp 1.350) atau Rp 22.500.000 (Rp 150 x
150.000 unit).

Adapun perhitungan kedua alternatif tersebut dengan pendekatan cost benefit


adalah sebagai berikut:
Per Unit Total
Manfaat (benefit)

17
Biaya Diferensial (biaya terhindarkan)
Harga beli jika membeli dari luar Rp 1.500 Rp 225.000.000

Pengorbanan (cost)
Taksiran biaya produksi suku cadang X Rp 1.350 Rp 202.650.000
Keuntungan jika memproduksi sendiri Rp 150 Rp 22.500.000

Contoh 5
Misalkan dari contoh 4 diatas, PT. Murah Rejeki membutuhkan tambahan mesin dan
perlengkapan untuk memproduksi suku cadang X yang sebelumnya dibeli dari
pemasok luar. Jumlah investasi dalam fasilitas produksi diperkirakan Rp 36.000.000
dengan taksiran umur ekonomis 3 tahun dengan target kembalian investsi (return on
investment) sebesar 25%.

Pertanyanaan yang timbul adalah : "apakah penghematan yang dihasilkan


dari memproduksi sendiri suku cadang X sebesar Rp 150 per unit atau Rp 22.500.000
per tahun tersebut sepadan dengan besarnya investasi sebesar Rp 25.000.000 ?"
Untuk pengambilan keputusan, informasi yang dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan tersebut adalah sebagai berikut:

Jumlah Tahun ke- 1 Tahun ke- 2 Tahun ke- 1


Penghematan Biaya Rp 22.500.000 Rp 22.500.000 Rp 22.500.000
Discoubt Factor (40%) 0,7142 0,5102 0,3644
Nilai Tunai Rp 35.748.000 Rp 16.069.500 Rp 11.479.500 Rp 8.199.000

Kesimpulan:
Dari perhitungan diatas ternyata PT. Murah Rejeki lebih baik tetap membeli suku
cadang X dari pemasok luar dari pada memproduksi sendiri, karena nilai tunai
penghematan biaya selama umur ekonomis mesin hanya Rp 35.748.000 lebih rendah
dari investasi yang diperkirakan (Rp 36.000.000).

Sebagai pedoman untuk pemilihan alternatif dalam keputusan membeli atau


membuat sendiri dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

18
Gambar 1.3. Berbagai Kemungkinan Alternatif Dalam Keputusan Membeli atau
Membuat Sendiri.

2. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk ( Sell or process further )

Adakalanya manajemen puncak dihadapkan pada pilihan menjual produk tertentu


pada kondisi sekarang atau memprosesnya lebih lanjut menjadi produk lain yang
lebih tinggi harga jualnya. Dalam pengambilan keputusan macam ini, informasi
akuntansi diferensial yang diperlikan oleh manajemen adalah pendapatan diferensial
dengan biaya diferensial jika alternatif memproses lebih lanjut dipilih.
Berbagai kemungkinan yang dihadapi oleh manajemen dalam pengambilan
keputusan menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

19
Gambar 1.4. Berbagai Kemungkinan Alternatif dalam Keputusan Menjual atau Memproses
Lebih Lanjut.

Contoh: 6
Pada kondis saat ini produk AX mempunyai harga jual sebesar Rp. 10.000 per unit.
Biaya penuh ( full costs ) per unit produk AX dihitung sebagai berikut:
Per unit 11.000 unit
Biaya bahan baku Rp 2.000 Rp 22.000.000
Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) Rp 1.000 Rp 11.000.000
Biaya overhead pabrik variabel Rp 1.500 Rp 16.500.000
Biaya overhead pabrik tetap Rp 1.300 Rp 14.300.000
Biaya adm & umum tetap Rp 500 Rp 5.500.000
Biaya overhead pabrik variabel Rp 750 Rp 8.250.000
Total biaya penuh persatuan produk AX Rp 7.050 Rp 77.550.000

Dari data diatas, pada kondisi sekarang produk AX mampu menghasilkan laba Rp
32.450.000 (Rp 110.000.000 - Rp 77.550.000) pada volume penjualan 11.000 unit.

Misalnya:
Di pasar telah terjadi perkembangan baru meningkatnya permintaan customer
terhadap produk AX-1 pada harga jual Rp.18.500 persatuan. Produk AX-1
merupakan hasil pengolahan lebih lanjut produk AX. Jika dilihat tambahan
pendapatan jika produk AX diolah lebih lanjut menjadi produk AX-1, perusahaan
akan memperoleh pendapatan diferensial Rp. 8.500 persatuan. Namun dalam

20
pertimbangan pengambilan keputusan ini, informasi pendapatan diferensial perlu
ditandingkan dengan informasi biaya diferensial.

Dalam perhitungan biaya diferensial jika alternatif pengolahan lebih lanjut


produk AX menjadi produk AX-1 dipilih, perlu dipertimbangkan kondisi berikut ini:

1. Pengolahan lebih lanjut tidak memerlukan investasi tambahan


Pengambilan keputusan mengolah lebih lanjut ini bersifat jangka pendek dan
informasi yang relevan untuk dipertimbangkan adalah pendapatan diferensial
dan biaya diferensial.
Jika pendapatan diferensial lebih tinggi dari biaya diferensial maka alternatif
untuk mengolah lebih lanjut suatu produk dapat dipilih. Sebaliknya jika
pendapatan diferensial lebih kecil dari biaya diferensial maka alternatif untuk
mengolah lebih lanjut suatu produk ditolak.

2. Pengolahan lebih lanjut memerlukan biaya tambahan


Jika pengolahan lebih lanjut produk A menjadi produk AX-1 memerlukan
investasi dalam mesin & ekuipmen, maka hal ini menyangkut pengambilan
keputusan investasi yang bersifat jangka panjang. Dalam pengambilan keputusan
ini informasi yang relevan tidak hanya pendapatan dan biaya diferensial tapi
menyangkut juga aktiva diferensial.

Contoh 7 :
Misalkan pengolahan lebih lanjut produk A menjadi AX-1 tersebut tidak memerlukan
investasi dalam mesin & ekuipmen, namun hanya memerlukan biaya pengolahan
lebih lanjut (biaya diferensial) sebesar Rp 5.000 persatuan, maka perhitungan
informasi akuntansi diferensial adalah sbb:

Pendapatan diferensial (Rp. 18.500-Rp.10.000) x 11.000 unit Rp. 93.500.000


Biaya difernsial (Rp 5.000 x 11.000 unit) Rp. 55.000.000
Laba diferensial Rp. 38.500.000

Kesimpulan:
Karena alternatif pengolahan lebih lanjut produk AX menjadi AX-1 tersebut
menghasilkan pendapatan diferensial lebih tinggi dari biaya diferensial lebih tinggi
dari biaya diferensial, maka alternatif pengolahan lebih lanjut produk AX tersebut
dapat diterima.

21
Contoh 8 :
Manajemen PT. Lura menghadapi pemilihan alternatif memproses lebih lanjut
produk B menjadi B-1 atau menjual pada kondisi saat ini. Informasi produksi sebagai
berikut:
- Kapasitas produksi 12.000 unit per tahun.
- Biaya penuh untuk produk B adalah Rp 8.000 per unit atau Rp 96.000.000 per
tahun, harga jual Rp 10.000 per unit
- Dengan tambahan biaya pengolahan Rp 5.000 per unit, produk B tersebut dapat
di ubah menjadi produk B-1 dengan harga jual Rp 17.000 per unit.
- Jika pengolahan lebih lanjut produk B tersebut memerlukan investasi tambahan
untuk mesin dan ekuipmen sebesar Rp 65.000.000 dan diperkirakan mempunyai
umur ekonomis 5 tahun.
- Jika return yang diharapkan dari investasi tersebut sebesar 25% per tahun.

Untuk pemilihan alternatif tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan informasi


yang disajikan dibawah ini:

Pendapatan diferensial (Rp 17.000 Rp 10.000) x 12.000 unit Rp 84.000.000


Biaya diferensial (Rp 5.000 x 12.000 unit) Rp 60.000.000
Laba diferensial Rp 24.000.000

Nilai tunai laba diferensial :


Diskon faktor (25%)
Tahun ke 1 : 0,8000 * x Rp 24.000.000 Rp 19.200.000
**
Tahun ke 2 : 0,6400 x Rp 24.000.000 Rp 15.360.000
Tahun ke 3 : 0,5120 x Rp 24.000.000 Rp 12.288.000
Tahun ke 4 : 0,4096 x Rp 24.000.000 Rp 9.830.400
Tahun ke 5 : 0,3277 x Rp 24.000.000 Rp 7.864.800
Jumlah nilai tunai diferensial Rp 64.543.200
Investasi Rp 65.000.000
Nilai tunai bersih ( Rp 456.800 )
Keterangan tanda bintang dalam tabel diatas :

22
Kesimpulan:
Dari perhitungan diatas tambahan investasi dalam mesin dan ekuipmen sebesar Rp
65.000.000 lebih besar dari pada nilai tunai yang diharapkan dari investasi tersebut,
sehingga alternatif mengolah lebih lanjut produk B tidak dapat dipilih.
Usulan lebih lanjut produk B menjadi B-1 ini dapt diterima apabila misalnya nilai
tambahan investasi lebih rendah dari nilai tunai selama umur ekonomis dari investasi
untuk mesin dan ekuipmen tersebut.

3. Menghentikan Atau Melanjutkan Produksi Produk Tertentu Atau Kegiatan


Usaha Suatu Bagian Perusahaan ( stop or continue product line )

Dalam perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu macam keluarga produk
(product line) atau yang memiliki berbagai departemen penghasil laba, adakalanya
manajemen puncak menghadapi salah satu keluarga produknya atau salah satu
departemenya mangalami kerugian usaha yang diperkirakan akan berlangsung terus.
Informasi yang relevan untuk mempertimbangkan dalam pengambilan
keputusan ini adalah biaya diferensial dan pendapatan diferensail. Dengan
dihentikannya produksi produk tertentu atau kegiatan departemen tertentu perusahan
akan kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan dari produk atau departemen
tersebut. Pendapatan yang hilang (foregone revenues) ini merupakan informasi
pendapatan diferensial dan merupakan pengorbanan yang ditanggung karena
pemilihan alternatif menghentikan produksi produk atau departemen tertentu. Disisi
lain, dengan dihentikannya produksi atau kegiatan usaha tertentu perusahaan
memperoleh manfaat berupa biaya terhindarkan (avoidable cost) yang merupakan
informasi biaya diferensial.
Jika biaya terhindarkan lebih besar dari pada pendapatan yang hilang akibat
dihentikannya produksi produk atau kegiatan usaha tertentu, maka alternatif
penghentian tersebut sebaiknya dipilih. Namun jika biaya terhindarkan lebih kecil
dari pendapatan yang hilang akibat dihentikannya produksi produk atau kegiatan
usaha tertentu, maka alternatif penghentian tersebut sebaiknya tidak dipilih.
Berbagai kemungkinan yang dihadapi oleh manajemen dalam pengambilan
keputusan "menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau kegiatan
usaha suatu bagian perusahaan" dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

23
Biaya diferensial
Rp. xxxx
(avoidable cost)
Fasilitas produksi yang lama
dihentikan pemakaiannya
Pendapatan Diferensial Rp. xxxx _
(Forgone revenues) A

menghentikan Keputusan : Jika A positif, penghentian produksi sebaijnya dipilih


atau melanjutkan Jika A negatif, penghentian produksi produk sebaiknya tidak dipilih
produksi atau
kegiatan
Biaya diferensial :
- Avoidable cost Rp. xxxx
- Opportunity cost Rp. xxxx _
Fasilitas produksi lama Jumlah biaya diferensial Rp. xxxx
dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan bisnis yang lain
Pendapatan diferensial Rp. xxxx _
(forgone revenues) A

Keputusan : Jika A positif, Penghentian produksi produk sebaiknya dipilih


Jika A negatif, Penghentian produksi produk sebaiknya tidak dipilih

Gambar 1.5. Berbagai Kemungkinan Alternatif dalam Keputusan Menghentikan Produksi


atau Kegiatan

Contoh 9 :

Suatu perusahaan memiliki 3 departemen : departemen A, departemen B,


departemen C. Laporan laba-rugi tiap departemen tahun anggaran 2014 disajikan
Sbb:

Departemen Departemen Departemen


A B C
Penjualan Rp 50.000.000 Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
BiayaVariabel Rp Rp 10.000.000 Rp 12.000.000
25.000.000
Contribution Margin (a) Rp 25.000.000 Rp 15.000.000 Rp 13.000.000
Biaya tetap terhindarkan Rp 10.000.000 Rp 8.000.000 Rp 11.000.000
Biaya tetap tak terhindarkan Rp 3.000.000 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000
Total biaya tetap (b) Rp 13.000.000 Rp 13.000.000 Rp 14.000.000
Laba / rugi bersih ( a b ) Rp 12.000.000 Rp 4.000.000 (Rp 1.000.000)

Jika manajemen memperkirakan kerugian yang dialami oleh departemen C akan


berlangsung terus dimasa yang akan datang, maka manajemen perlu
mempertimbangkan untuk menghentikan atau melanjutkan kegiatan usaha
departemen C tersebut.

24
Akuntansi diferensial yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan tersebut sebagai berikut:
Manfaat (benefit) :
Biaya diferensial berupa biaya yang terhindarkan (avoidable cost) dengan di
hentikannya Departemen C :
Biaya variabel Rp. 12.000.000
Biaya tetap terhindarkan Rp. 11.000.000
Total manfaat (benefit) Rp. 23.000.000

Pengorbanan (cost)
Pendapatan diferensial yang berupa pendapatan
Pendapatan yang hilang dengan ditutupnya kegiatan
usaha departemen C Rp. 25.000.000
Manfaat lebih kecil dari pengorbanan jika alternatif
menghentikan kegiatan usaha departemen C dipilih Rp 2.000.000

4. Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus ( special order decision )

Pada umumnya perusahaan dalam membangun pabriknya telah dirancang


untuk dioperasikan pada kapasitasyang mampu memenuhi permintaan pasar tertinggi
untuk beberapa tahun yang akan datang. Dengan berbagai keterbatasan pada
perusahaan, misalnya keterbatasan modal kerja, sumber daya manusia, maupun
permintaan akan produk perusahaan yang masih terbatas, adakalanya kapasitas yang
mampu digunakan tidak sebesar yang diharapkan.
Penerimaan pesanan khusus biasanya dilakukan oleh perusahaan yang
memiliki kapasitas menganggur yang mendorong manajemen perusahaan untuk
mempertimbangkan penetapan harga jual di bawah harga jual normal. Tentu saja
penetapan harga jual yang demikian hanya diterapkan pada pesanan khusus yang
tidak berdampak terhadap penjualan reguler.
Sebelum membahas beberapa kondisi yang menyebabkan perusahaan harus
menetapkan harga khususkepada produknya, sebelumnya perlu dipahami pengertian
dari "Range Fleksibilitas"

25
Batas atas merupakan harga jual dengan pendekatan absorption atau full
costing, sedangkan batas bawahmerupakan harga jual bila kita menggunakan
pendekatan kontribusi atau variable costing. Diatara kedua batas tersebut terdapat
jarak atau ruang gerak bagi perusahaan untuk menaikkan atau menurunkan harga
jualyang disebut range fleksibilitas. Pada umumnya pada kondisi-kondisi khusus
yang akan dijelaskan nantimenggunakan konsep biaya dengan pendekatan kontribusi.

Beberapa kondisi yang menyebabkan perusahaan menetapkan harga khusus


pada pesanan tertentu antara lain:

a. Perusahaan memiliki kapasitas yang masih menganggur (idle capacity)


Pada perusahaan yang masih memiliki kapasitas yang menganggur, kapasitas yang
belum dimanfaatkantersebut tidak dapat digunakan untuk memperluas penjualan
reguler dengan harga reguler aula. Apabilakapasitas yang masih menganggur
tersebut dapat dimanfaatkan, walaupun tidak dengan harga reguier,tetapi bila
harga jual masih diatas biaya variabel (diatas batas bawah), maka laba netto
perusahaan akan bertambah.

b. Perusahaan menghadapi kondisi yang sulit


Kondisi sulit yang dihadapi perusahaan dapat berupa penurunan permintaan yang
tajam dan dalam waktuyang singkat, dapat mendorong perusahaan untuk bersifat
luwes dalam menetapkan harga jualnya.Perusahaan untuk itu misalnya dapat
menurunkan harga jual dibawah harga jual regulernya sampaimendekati batas
bawah. Keputusan ini diharapkan mampu mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan atau suatu produk. Namun apabila kondisi sulit ini berlangsung lama,
perusahaan akan sulitdan dihadapkan pada pilihan untuk meneruskan atau
menutup perusahaan. Dimana dalam konsep penutupan usaha ini, perusahaan
akan ditutup apabila dalam jangka panjang hasil penjualannya tidak mampu
menutup biaya variabel dan biaya tetap tunainya (out of pocket cost).

c. Perusahaan menghadapi persaingan yang tajam atas produk tertentu.


Adanya persaingan yang tajam, memaksa perusahaan tidak boleh kaku dalam
penetapan harga jualnya.Range fleksibilitas merupakan ruang gerak yang
mungkin dapat dimanfaatkan perusahaan dalammenetapkan harga jualnya. Dalam

26
menghadapi masalah ini manajemen juga harus memahami hubunganyang erat
dan saling mempengaruhi antara harga jual, volume dan biaya (CVP analysis).

Contoh 10.

PT. Rafif memproduksi produk X dalam pabrik yang berkapasitas 200.000 unit per
tahun. Untuk tahun anggaran mendatang perusahaan merencanakan akan
memproduksi dan menjual produk X sebanyak 150.000 satuan dengan harga jual
sebesar Rp 1.250 unit. Anggaran biaya untuk tahun tsb sbb:

Per unit 150.000 unit


Biaya Variabel:
Biaya produksi variabel Rp 400 Rp. 60.000.000
Biaya komersial variabel Rp 120 Rp 18.000.000

Biaya Tetap:
Biaya produksi tetap Rp 300 Rp 45.000.000
Biaya komersial tetap Rp 150 Rp 22.500.000
Total Biaya Rp. 970 Rp 145.000.000

Misal perusahaan menerima pesanan khusus (diluar pesanan yang reguler)


sebanyak 30.000 unit produk X dari perusahaan lain. Harga yang diminta oleh
pemesan Rp 750 per unit. Jika diperhatikan sepintas, harga yang diminta oleh
pemesan tersebut jauh dibawah harga jual normal, bahkan berada di bawah biaya
penuh produk X tersebut, sehingga seolah-olah dengan menerima pesanan khusus
tersebut perusahaan akan menderita kerugian.

Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus,


informasi akuntansi diferensial yang relevan adalah pendapatan diferensial dan biaya
diferensial. Jika pendapatan diferensial (yaitu tambahan pendapatan dengan
diterimanya pesanan khusus tersebut) lebih tinggi dibandingkan dengan biaya
diferensial (yaitu tambahan biaya karena memenuhi pesanan khusus tersebut), maka
pesanan khusus sebaiknya diterima. Di pihak lain, jika pendapatan diferensial lebih
rendah dibandingkan dengan biaya diferensial, maka pesanan khusus sebaiknya
ditolak.

Analalisis dari keputusan apakah emenrima atau menolak pesanan khusus


tersebut, disajikan dibawah ini:

27
Pendapatan diferensial :
Pendapatan dari hasil penjualan (30.000 unit x Rp 750) Rp 22.500.000

Biaya diferensial:
By. Produksi Variabel Rp 12.000.000
By. Komersial Variabel Rp 3.600.000
Rp 15.600.000
Laba Diferensial Rp 6.900.000

Hasil perhitungan diatas juga dapat dicari dengan membandingkan antara harga
yang ditawarkan pembeli dengan biaya variabel yang selanjutnya dikalikan
dengan jumlah pesanan khusus tersebut.
(Rp 750 - Rp 520) x 30.000 unit = Rp 6.900.000

Kesimpulan:
Berdasarkan informasi akuntansi diferensial seperti disajikan diatas maka sebaiknya
PT. Rafif menerima pesanan khusus tersebut.

5. Optimalisasi Penggunaan Sumber Daya (resources optimalization)

Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat berupa dana, peralatan
(kapasitas) , karyawan, dll. Biasanya sumber daya ini bersifat terbatas. Sedangkan
pemanfaatannya dapat digunakan untuk berbagaialternatif, sehingga perlu dipilih
alternatif pemanfaatan yang paling menguntungkan.

Sebagai contoh misalnya gudang yang dapat digunakan untuk menyimpan


berbagai macam barang, tapi 'karena memiliki kapasitas yang terbatas, sehingga
perlu dipilih jenis barang mana yang akandiperdagangkan, yaitu barang yang
menguntungkan (yang memberikan contribution margin terbesar).Contoh serupa juga
terjadi untuk mesin, tenaga kerja, dan sebagainya. jadi masalahnya adalah sumber
dayayang kita miliki tersebut lebih baik dipakai untuk menjual atau membuat produk
yang mana ?

Contoh 11.

Sebuah perusahaan membuat 2 macam produk (C dan D). masing-masing produk


tersebut memberikan kontribusi terhadap laba perusahaan, sebagai berikut:

28
Produk C Produk D
Harga jual per unit Rp 12.000 Rp 22.000
Biaya variabel per unit Rp 8.400 Rp 12.100
Contribution Margin (CM) per unit Rp 3.600 Rp 9.900
Contribution Margin (CM) ratio 30 % 45%

Data tambahan :

Kapasitas yang masih tersedia 1.000 jam mesin

Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi produk C = 2 jam

Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi produk D = 4 jam

Diasumsikan bahwa pasar mampu menyerap berapapun kedua


produk tersebutditawarkan.

Sepintas kita cenderung memilih untuk memproduksi produk D, karena memberikan


laba kontribusi yanglebih besar. Tetapi sebelum memutuskan, sebaiknya kita analisis
terlebih dahulu dengan perhitungan berikut ini.

Produk C Produk D
Harga jual per unit Rp 12.000 Rp 22.000
Jam mesin yang dipergunakan perunit 2 4
Contribution margin per unit Rp 6.000 Rp 5.500
Total Contribution margin untuk 1.000 Rp 6.000.000 Rp 5.500.000
jam mesin

Kesimpulan:

Dari perhitungan diatas jelas bahwa kapasitas jam mesin yang ada lebih
baik dimanfaatkan untuk memproduksi C, sebab total laba kontribusinya lebih
besar daripada produk D. Keterbatasan bukan hanya dalam bentuk kapasitas jam
mesin, tetapi dapat juga keterbatasan dalam hal lain.misalnya keterbatasan dana
untuk promosi masing-masing produk, kemampuan pasar dalam menyerap masing-
masing produk, keterbatasan kapasitas gudang dan keterbatasan lainnya. Berbagai
keterbatasan harus ikut dipertimbangkan, sehingga mungkin saja keputusan bukan

29
hanya dalam bentuk meniadakan atau menghentikan suatu produk untuk kemudian
memperbanyak produk lainnya. Tetapi dapat juga dimanfaatkan untuk memperoleh
kombinasi antara 2 produk atau lebih yang paling menguntungkan dari berbagai
keterbatasan yang ada.
Pilihan kombinasi produk yang paling menguntungkan ini seringkali dihadapi
oleh perusahaan, karena dalam praktek biasanya produk yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan tidak hanya satu dan perusahaan memiliki aktiva tetap yang dapat
digunakan untuk memproduksi dua atau lebih jenis produk. Perusahaan untuk itu
harus mampu memilih salah satu atau keduanya untuk diproduksi tergantung mana
yang memberikan laba total paling besar.

30
DAFTAR PUSTAKA

Afif, Muhamad Nur., 2010. Diktat Akuntansi Manajemen.

https://www.scribd.com/doc/22691073/Akmen-6

http://lachrysanthemum-offee.blogspot.com/2015/02/bab-iii-informasi-akuntansi-
diferensial_3.html.

http://nabilasishma.blogspot.com/2013/05/informasi-akuntansi-dengan-
alternatif_1037.html.

31

Anda mungkin juga menyukai