HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ iii
A. PENGERTIAN................................................................................................... 1
a. Pengertian Informasi Akuntansi .................................................................. 1
b. Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial ................................................ 1
B. AKUNTANSI BIAYA DIFERENSIAL (differential accounting).................... 3
1
INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL
A. PENGERTIAN
1. Informasi Operasi
Informasi operasi ini merupakan bahan baku untuk mengolah tipe informasi
akuntansi yang lain : informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi
manajemen.
1. Biaya yang akan terjadi pada masa yang akan datang, dan
2
B. AKUNTANSI BIAYA DIFERENSIAL (DIFFERENTIAL ACCOUNTING)
Untuk semua itu memerlukan informasi akuntansi yang akan digunakan dalam
membantu untuk menentukan alternatif mana yang dipilih. Informasi akuntansi untuk
kepentingan ini disebut akuntansi diferensial. Akuntansi diferensial harus dijabarkan
dalam bentuk uang, untuk biaya yang berhubungan dengan akuntansi diferensial disebut
biaya diferensial (Differential Cost).
a. Pendapatan Diferensial
3
2. Pendapatan yang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan.
b. Biaya Diferensial
Biaya diferensial adalah biaya yang akan datang yang berbeda diantara
berbagai macam alternatif keputusan yang mungkin dipilih. Besarnya biaya
diferensial dihitung dari perbedaan biaya pada alternatif tertentu dibandingkan
dengan biaya pada alternatif lainnya. Karakteristik biaya diferensial adalah sebagai
berikut:
Biaya yang akan datang adalah biaya yang diharapkan akan terjadi selama periode
waktu yang tercakup oleh keputusan yang akan dibuat. Biaya masa lalu tidak
diferensial untuk pembuatan keputusan, namun bermanfaat untuk meramal biaya
yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
c. Laba Diferensial
Atas definisi diatas dapat disimpulkan karakteristik laba diferensial adalah sebagai
berikut:
4
Pengambilan keputusan dilaksanakan melalui empat tahap yang berurutan sebagai
berikut:
2. Biaya masa lalu dan biaya masa yang akan datang (historycal cost and future
cost).
5
Pengambilan keputusan merupakan pemilihan berbagai alternate untuk masa
yang akan datang. Oleh karena itu informasi biaya yang diperlukan sebagai dasar
pengambilan keputusan adalah biaya masa yang akan datang (future Cost). Future
cost adalah biaya yang dapat diperkirakan akan terjadi dalam periode yang akan
datang. Karena biaya ini merupakan biaya yang diharapkan akan terjadi di masa
yang akan datang, maka jumlahnya harus ditaksir dan terjadinya harus diramalkan.
Manajemen sangat berkepentingan dengan biaya masa yang akan datang ini, dengan
alasan bahwa biaya tersebut merupakan satu-satunya biaya yang dapat dikendalikan
oleh manajemen.
Biaya historis hanya dapat diamati dan dinilai terjadinya. Jika biaya historis,
manajemen hanya dapat mengajukan pertanyaan : "apa yang salah ?" di lain pihak,
biaya masa yang akan datang dapat direncanakan untuk dikurangi. jika biaya masa
yang akan datang terlalu tinggi, manajemen dapat mengajukan pertanyaan: "apa yang
dapat kami lakukan terhadap hal ini?". Apabila biaya masa yang akan datang tidak
hanya sekedar diharapkan, tetapi dituangkan dalam bentuk rencana kegiatan
menyeluruh perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan datang, biaya
tersebut disebut " Biaya yang dianggarkan" (budgeted cost.
3. Biaya tunai dan biaya terbenam (out of pocket cost and sunk cost)
Sunk cost merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari pengambilan
keputusan yang telah lalu. Biaya depresiasi aktiva tetap dalam pengambilan
keputusan jangka pendek bukan merupakan biaya tuanai. Pembayaran kas (atau
setidaknya kesanggupan untuk membayar kas) telah terjadi pada masa lalu, yaitu
pada saat aktiva tersebut diperoleh. Biaya depresiasi, deplesi dan amortisasi
merupakan biaya terbenam (sunk cost) dan bukan merupakan biaya yang relevan
dalam pengambilan keputusan jangka pendek.
6
Opportunity cost adalah potensi keuntungan atau penghematan biaya yang
dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Sebagai contoh, suatu ruang
usaha saat ini disewakan dengan pendapatan sewa Rp 400.000 perbulan. Pimpinan
mempertimbangkan akan menggunakannya untuk keperluan perdagangan barang X
dan menghentikan persewaan ruang toko usaha tersebut. Dari hasil perdagangan
barang X misalkan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 500.000. Dari perhitungan
disimpulkan bahwa penghentian sewa dan menggunakan sendiri ruang toko tersebut
untuk perdagangan barang X merupakan alternatif yang seharusnya dipilih. Biaya
sewa yang dikorbankan jika alternatif menggunakan sendiri ruang usaha merupakan
contoh dari biaya kesempatan (opportunity).
Incremental cost adalah tarnbahau biaya yang akan terjadi jika suatu
alternatif yang berkaitan dengan perubahan volume kegiatan yang dipilih. Biaya
tambahan merupakan inforrnasi akuntansi manajemen yang diperlukan oleh
manajemen dalarn pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penambahan
atau pengurangan volume kegiatan. Sebagai contoh, volume produksi perusahaan
saat ini adalah 50.000 unit pertahun dengan total biaya produksi Rp 125.000.000.
Suatu usulan telah disiapkan untuk menaikan volume produksi menjadi 75.000 unit
pertahun dengan total biaya Rp 150.000.000. Dengan dernikian biaya tambahan
apabila alternatif untuk menaikan volume produksi tersebut dilakukan yaitu sebesar
Rp 25.000.000.
7
Di dalam pengambilan keputusan jangka panjang, nilai waktu uang memegang
peranan penting . Uang Rp 900 sekarang berbeda nilainya dengan Rp 900 yang akan
diterima satu tahun kemudian. Jika seseorang disuruh memilih apakan uang Rp 900 lebih
baik diterima sekarang atau setahun kemudian, maka ia tentu akan memilih menerima
uang tersebut sekarang. Jika tingkat bunga 15% setahun dan kemudian ia
menanamkannya untuk memperoleh pendapatan bunga selama setahun, maka investasi
Rp 900 sekarang akan menjadi Rp 1.035 setahun kemudian. Begitu juga Rp 900 setahun
kemudian adalah sama dengan Rp 782,60 (Rp 900 : 1,15) sekarang, karena Rp 782,60
ditambah bunga 15% sama dengang Rp 900.
Hal ini merupakan inti dari nilai waktu uang (time value of money). Oleh karena
itu, seseorang akan lebih menyukai menderima uang sekarang daripada ditunda kemudian
dan ia akan mau menukar sejumlah uangnya sekarang dengan jumlah yang sama pada
masa yang akan datang . Ia akan memegang prinsip bahwa jumlah uang yang akan datang
harus lebih daripada jumlah sekarang.
Nilai Rp 900 yang diinvestasikan saat ini pada tingkat majemuk 15% pertahun, akan
bertambah pada akhir setiap tahun selama 5 tahun disajikan seperti dibawah ini:
Nilai investasi pada tahun ke n dengan tingkat bunga sebesar i dihitung dengan rumus:
In = Io ( 1 + i ) n In = Investasi tahun ke n
Io = Investasi tahun ke 0
n = Jangka waktu
Untuk pengambilan investasi semua aliran kas yang diperkirakan akan diterima
dan dikeluarkan selama umur investasi harus dinyatakan nilainya pada nilai tahun ke 0,
8
dengan kata lain harus dihitung nilai tunainya (present value) agar dapat
diperbandingkan. Rumus perhitungan tunai :
1
Nilai Tunai ( NT ) = AK x ----------------
(1+i)n
NT = Nilai Tunai i = Tingkat Bunga
AK = Aliran Kas n = Jangka Waktu
Contoh 1:
Kesimpulan:
Dari gambar diatas, rencana investasi tersebut dapat diterima karena jumlah
investasi pada tahun ke-0 sebesar Rp 25.000.000 tersebut dapat menghasilkan arus kas
yang jika dinilai tunaikan berjumlah Rp 28.195.250. Jadi jumlah kas yang akan diterima
lebih besar Rp 3.195.250 ( Rp 28.195.250 - Rp 25.000.000 ) bila dibandingkan dengan
pengorbanan yang akan dilakukan.
Jumlah nilai tunai yang akan diterima > nilai investasi pd tahun ke-0 maka
investasi di terima.
9
F. MANFAAT INFORMASI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
a. Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan yang
sebelumnya memproduksi sendiri produknya, kemudian mempertimbangkan
akan membeli produk tersebut dari pemasok luar.
10
b. Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan yang
sebelumnya membeli produk tertentu dari pemasok luar, kemudian
mempertimbangkan akan memproduksi sendiri produk tersebut.
11
membuat sendiri dihentikan dan pendapatan diferensial dari pemanfaatan
fasilitas dalam usaha bisnis lain.
Pendapatan diferensial B
Keputusan :
Contoh 2:
PT. Farhan berusaha dalam perakitan. Suku cadang A dari produk rakitannya selama
ini diproduksi sendiri dalam pabriknya. Kebutuhan suku cadang tersebut berjumlah
150.000 buah setahun. Biaya produksi suku cadang jenis ini disajikan dibawah ini:
Sedang apabila membeli dari luar, perusahaan akan mengeluarkan biaya sebagai
berikut:
12
- Harga beli Rp 1.650 perunit
- Biaya penyimpanan Rp 90
Jawab:
Manfaat (benefit) :
Pengorbanan (cost) :
Biaya penyimpanan Rp 90
Kesimpulan:
Dari perhitungan diatas, jelas bahwa alternatif tetap memproduksi sendiri
lebih menguntungkan, karena jika membeli dari luar pengorbanan yang
13
dikeluarkan adalah Rp 1.748 per unit. Sedangkan penghematan yang diperoleh
(biaya yang terhindarkan) hanya sebesar Rp 1.650 per unit.
Jadi jika perusahaan membeli dari luar, perusahaan akan mengalami kerugian Rp
98 ( Rp 1.748 Rp 1.650) per unit, atau secara keseluruhan sebesar Rp
14.700.000 (Rp 98 x 150.000 unit).
Membuat
Keterangan Membeli
Sendiri
Biaya Bahan Baku (150.000 unit x Rp 650) Rp 97.500.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) Rp 63.750.000
(150.000 unit x Rp 425)
BOP Variabel (150.000 unit x Rp 275) Rp 41.250.000
BOP Tetap Terhindarkan (150.000 unit x Rp Rp 45.000.000
300)
Harga Beli (150.000 unit x Rp 1.650) Rp 247.500.000
Biaya Penyimpanan (150.000 unit x Rp 90) 13.500.000
Biaya Pemesanan (150.000 unit x Rp 8) 1.200.000
Jumlah Rp 247.500.000 Rp 262.200.000
Kesimpulan:
Dari perhitungan diatas terlihat bahwa untuk memenuhi kebutuhan suku cadang
A, bila perusahaan membeli dari luar maka perusahaan akan mengeluarkan biaya
sebesar Rp 262.200.000, tetapi apabila perusahaan tetap memproduksi sendiri
hanya dikeluarkan biaya sebesar Rp 247.500.000, Dengan demikian
perusahaan lebih menguntungkan apabila tetap memproduksi sendiri
kebutuhan suku cadang A.
Contoh 3
Dalam contoh 2 fasilitas yang digunakan untuk memproduksi suku cadang tetap
menganggur jika suku cadang dibeli dari luar. Apabila fasilitas tersebut bisa dipakai
dalam aktifitas produksi lain yang menghasilkan laba atau dapat disewakan kepada
pihak luar, maka dalam hal ini terdapat opportunity cost (kemungkinan biaya) dalam
membuat sendiri suku cadang A tersebut. Jika misalnya fasilitas yang tidak
digunakan tersebut dapat disewakan kepada pihak luar dengan pendapatan sewa
14
sebesar Rp 19.0000.000. Apabila kondisinya seperti itu, maka PT. Farhan apabila
membeli suku cadang dari luar terdapat opportunity cost sebesar Rp 19.000.0000,
yaitu sejumlah pendapatan yang dikorbankan karena pemilihan alternatif tetap
membuat sendiri suku cadang A.
Mengenai alternatif mana yang dipilih dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini:
Kesimpulan:
Dari tabel diatas PT. Farhan lebih menguntungkan untuk membeli suku cadang
A dari pemasok luar.
Kemungkinan kedua, keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh
perusahaan yang sebelumnya membeli produk tertentu dari pemasok luar, kemudian
mempertimbangkan akan memproduksi sendiri produk tersebut merupakan
keputusan manajemen jangka panjang karena kemungkinan menyangkut investasi
dana dalam jumlah yang besar untuk pengadaan mesin dan perlengkapan produksi.
15
besarnya biaya diferensial yang berupa biaya terhindarkan (avoidable cost)
sebagai akibat dari membeli produk dari pemasok luar.
Pengorbanan dari pemilihan alternatif membuat sendiri adalah sebesar
biaya diferensial yang berupa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
sandiri produk tersebut. Jika manfaat lebih besar dari pengorbanan, alternatif
membuat sendiri lebih menguntungkan jika dipilih. Sebaliknya jika manfaaat
lebih kecil dari pengorbanan, alternatif membuat sendiri sabaiknya tidak dipilih.
Keputusan :
16
Aktiva diferensial : Investasi dalam fasilitas C
Keputusan :
Jika selama umur ekonomis fasilitas produksi jumlah nilai tunai (A-B) > C
alternatif membuat sendiri dapat dipilih.
Contoh 4
PT. Murah Rejeki berusaha dalam bidang perakitan. Suku cadang A dari produk
rakitannya selama ini dibeli dari pemasok luar dengan harga Rp. 1500 per unit.
Kebutuhan suku cadang tersebut berjumlah 150.000 unit setahun. Manajemen
perusahaan tersebut mempertimbangkan untuk memproduksi sendiri suku cadang
tersebut.
Kesimpulan:
Dari taksiran biaya produksi diatas, terlihat bahwa alternatif
memproduksi sendiri lebih menguntungkan, karena jika membeli dari luar
pengorbanan yang dikeluarkan adalah Rp 1.500 per unit per tahun. Sedangkan
taksiran biaya produksi jika suku cadang tersebut dibuat sendiri hanya hanya sebesar
Rp 1.350 atau Rp 202.650.000 per tahun. Sehingga apabila perusahaan memilih
memproduksi sendiri suku cadang X, perusahaan akan memperoleh keuntungan
sebesar Rp 150 per unit (Rp. 1500 - Rp 1.350) atau Rp 22.500.000 (Rp 150 x
150.000 unit).
17
Biaya Diferensial (biaya terhindarkan)
Harga beli jika membeli dari luar Rp 1.500 Rp 225.000.000
Pengorbanan (cost)
Taksiran biaya produksi suku cadang X Rp 1.350 Rp 202.650.000
Keuntungan jika memproduksi sendiri Rp 150 Rp 22.500.000
Contoh 5
Misalkan dari contoh 4 diatas, PT. Murah Rejeki membutuhkan tambahan mesin dan
perlengkapan untuk memproduksi suku cadang X yang sebelumnya dibeli dari
pemasok luar. Jumlah investasi dalam fasilitas produksi diperkirakan Rp 36.000.000
dengan taksiran umur ekonomis 3 tahun dengan target kembalian investsi (return on
investment) sebesar 25%.
Kesimpulan:
Dari perhitungan diatas ternyata PT. Murah Rejeki lebih baik tetap membeli suku
cadang X dari pemasok luar dari pada memproduksi sendiri, karena nilai tunai
penghematan biaya selama umur ekonomis mesin hanya Rp 35.748.000 lebih rendah
dari investasi yang diperkirakan (Rp 36.000.000).
18
Gambar 1.3. Berbagai Kemungkinan Alternatif Dalam Keputusan Membeli atau
Membuat Sendiri.
2. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk ( Sell or process further )
19
Gambar 1.4. Berbagai Kemungkinan Alternatif dalam Keputusan Menjual atau Memproses
Lebih Lanjut.
Contoh: 6
Pada kondis saat ini produk AX mempunyai harga jual sebesar Rp. 10.000 per unit.
Biaya penuh ( full costs ) per unit produk AX dihitung sebagai berikut:
Per unit 11.000 unit
Biaya bahan baku Rp 2.000 Rp 22.000.000
Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) Rp 1.000 Rp 11.000.000
Biaya overhead pabrik variabel Rp 1.500 Rp 16.500.000
Biaya overhead pabrik tetap Rp 1.300 Rp 14.300.000
Biaya adm & umum tetap Rp 500 Rp 5.500.000
Biaya overhead pabrik variabel Rp 750 Rp 8.250.000
Total biaya penuh persatuan produk AX Rp 7.050 Rp 77.550.000
Dari data diatas, pada kondisi sekarang produk AX mampu menghasilkan laba Rp
32.450.000 (Rp 110.000.000 - Rp 77.550.000) pada volume penjualan 11.000 unit.
Misalnya:
Di pasar telah terjadi perkembangan baru meningkatnya permintaan customer
terhadap produk AX-1 pada harga jual Rp.18.500 persatuan. Produk AX-1
merupakan hasil pengolahan lebih lanjut produk AX. Jika dilihat tambahan
pendapatan jika produk AX diolah lebih lanjut menjadi produk AX-1, perusahaan
akan memperoleh pendapatan diferensial Rp. 8.500 persatuan. Namun dalam
20
pertimbangan pengambilan keputusan ini, informasi pendapatan diferensial perlu
ditandingkan dengan informasi biaya diferensial.
Contoh 7 :
Misalkan pengolahan lebih lanjut produk A menjadi AX-1 tersebut tidak memerlukan
investasi dalam mesin & ekuipmen, namun hanya memerlukan biaya pengolahan
lebih lanjut (biaya diferensial) sebesar Rp 5.000 persatuan, maka perhitungan
informasi akuntansi diferensial adalah sbb:
Kesimpulan:
Karena alternatif pengolahan lebih lanjut produk AX menjadi AX-1 tersebut
menghasilkan pendapatan diferensial lebih tinggi dari biaya diferensial lebih tinggi
dari biaya diferensial, maka alternatif pengolahan lebih lanjut produk AX tersebut
dapat diterima.
21
Contoh 8 :
Manajemen PT. Lura menghadapi pemilihan alternatif memproses lebih lanjut
produk B menjadi B-1 atau menjual pada kondisi saat ini. Informasi produksi sebagai
berikut:
- Kapasitas produksi 12.000 unit per tahun.
- Biaya penuh untuk produk B adalah Rp 8.000 per unit atau Rp 96.000.000 per
tahun, harga jual Rp 10.000 per unit
- Dengan tambahan biaya pengolahan Rp 5.000 per unit, produk B tersebut dapat
di ubah menjadi produk B-1 dengan harga jual Rp 17.000 per unit.
- Jika pengolahan lebih lanjut produk B tersebut memerlukan investasi tambahan
untuk mesin dan ekuipmen sebesar Rp 65.000.000 dan diperkirakan mempunyai
umur ekonomis 5 tahun.
- Jika return yang diharapkan dari investasi tersebut sebesar 25% per tahun.
22
Kesimpulan:
Dari perhitungan diatas tambahan investasi dalam mesin dan ekuipmen sebesar Rp
65.000.000 lebih besar dari pada nilai tunai yang diharapkan dari investasi tersebut,
sehingga alternatif mengolah lebih lanjut produk B tidak dapat dipilih.
Usulan lebih lanjut produk B menjadi B-1 ini dapt diterima apabila misalnya nilai
tambahan investasi lebih rendah dari nilai tunai selama umur ekonomis dari investasi
untuk mesin dan ekuipmen tersebut.
Dalam perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu macam keluarga produk
(product line) atau yang memiliki berbagai departemen penghasil laba, adakalanya
manajemen puncak menghadapi salah satu keluarga produknya atau salah satu
departemenya mangalami kerugian usaha yang diperkirakan akan berlangsung terus.
Informasi yang relevan untuk mempertimbangkan dalam pengambilan
keputusan ini adalah biaya diferensial dan pendapatan diferensail. Dengan
dihentikannya produksi produk tertentu atau kegiatan departemen tertentu perusahan
akan kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan dari produk atau departemen
tersebut. Pendapatan yang hilang (foregone revenues) ini merupakan informasi
pendapatan diferensial dan merupakan pengorbanan yang ditanggung karena
pemilihan alternatif menghentikan produksi produk atau departemen tertentu. Disisi
lain, dengan dihentikannya produksi atau kegiatan usaha tertentu perusahaan
memperoleh manfaat berupa biaya terhindarkan (avoidable cost) yang merupakan
informasi biaya diferensial.
Jika biaya terhindarkan lebih besar dari pada pendapatan yang hilang akibat
dihentikannya produksi produk atau kegiatan usaha tertentu, maka alternatif
penghentian tersebut sebaiknya dipilih. Namun jika biaya terhindarkan lebih kecil
dari pendapatan yang hilang akibat dihentikannya produksi produk atau kegiatan
usaha tertentu, maka alternatif penghentian tersebut sebaiknya tidak dipilih.
Berbagai kemungkinan yang dihadapi oleh manajemen dalam pengambilan
keputusan "menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau kegiatan
usaha suatu bagian perusahaan" dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
23
Biaya diferensial
Rp. xxxx
(avoidable cost)
Fasilitas produksi yang lama
dihentikan pemakaiannya
Pendapatan Diferensial Rp. xxxx _
(Forgone revenues) A
Contoh 9 :
24
Akuntansi diferensial yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan tersebut sebagai berikut:
Manfaat (benefit) :
Biaya diferensial berupa biaya yang terhindarkan (avoidable cost) dengan di
hentikannya Departemen C :
Biaya variabel Rp. 12.000.000
Biaya tetap terhindarkan Rp. 11.000.000
Total manfaat (benefit) Rp. 23.000.000
Pengorbanan (cost)
Pendapatan diferensial yang berupa pendapatan
Pendapatan yang hilang dengan ditutupnya kegiatan
usaha departemen C Rp. 25.000.000
Manfaat lebih kecil dari pengorbanan jika alternatif
menghentikan kegiatan usaha departemen C dipilih Rp 2.000.000
25
Batas atas merupakan harga jual dengan pendekatan absorption atau full
costing, sedangkan batas bawahmerupakan harga jual bila kita menggunakan
pendekatan kontribusi atau variable costing. Diatara kedua batas tersebut terdapat
jarak atau ruang gerak bagi perusahaan untuk menaikkan atau menurunkan harga
jualyang disebut range fleksibilitas. Pada umumnya pada kondisi-kondisi khusus
yang akan dijelaskan nantimenggunakan konsep biaya dengan pendekatan kontribusi.
26
menghadapi masalah ini manajemen juga harus memahami hubunganyang erat
dan saling mempengaruhi antara harga jual, volume dan biaya (CVP analysis).
Contoh 10.
PT. Rafif memproduksi produk X dalam pabrik yang berkapasitas 200.000 unit per
tahun. Untuk tahun anggaran mendatang perusahaan merencanakan akan
memproduksi dan menjual produk X sebanyak 150.000 satuan dengan harga jual
sebesar Rp 1.250 unit. Anggaran biaya untuk tahun tsb sbb:
Biaya Tetap:
Biaya produksi tetap Rp 300 Rp 45.000.000
Biaya komersial tetap Rp 150 Rp 22.500.000
Total Biaya Rp. 970 Rp 145.000.000
27
Pendapatan diferensial :
Pendapatan dari hasil penjualan (30.000 unit x Rp 750) Rp 22.500.000
Biaya diferensial:
By. Produksi Variabel Rp 12.000.000
By. Komersial Variabel Rp 3.600.000
Rp 15.600.000
Laba Diferensial Rp 6.900.000
Hasil perhitungan diatas juga dapat dicari dengan membandingkan antara harga
yang ditawarkan pembeli dengan biaya variabel yang selanjutnya dikalikan
dengan jumlah pesanan khusus tersebut.
(Rp 750 - Rp 520) x 30.000 unit = Rp 6.900.000
Kesimpulan:
Berdasarkan informasi akuntansi diferensial seperti disajikan diatas maka sebaiknya
PT. Rafif menerima pesanan khusus tersebut.
Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat berupa dana, peralatan
(kapasitas) , karyawan, dll. Biasanya sumber daya ini bersifat terbatas. Sedangkan
pemanfaatannya dapat digunakan untuk berbagaialternatif, sehingga perlu dipilih
alternatif pemanfaatan yang paling menguntungkan.
Contoh 11.
28
Produk C Produk D
Harga jual per unit Rp 12.000 Rp 22.000
Biaya variabel per unit Rp 8.400 Rp 12.100
Contribution Margin (CM) per unit Rp 3.600 Rp 9.900
Contribution Margin (CM) ratio 30 % 45%
Data tambahan :
Produk C Produk D
Harga jual per unit Rp 12.000 Rp 22.000
Jam mesin yang dipergunakan perunit 2 4
Contribution margin per unit Rp 6.000 Rp 5.500
Total Contribution margin untuk 1.000 Rp 6.000.000 Rp 5.500.000
jam mesin
Kesimpulan:
Dari perhitungan diatas jelas bahwa kapasitas jam mesin yang ada lebih
baik dimanfaatkan untuk memproduksi C, sebab total laba kontribusinya lebih
besar daripada produk D. Keterbatasan bukan hanya dalam bentuk kapasitas jam
mesin, tetapi dapat juga keterbatasan dalam hal lain.misalnya keterbatasan dana
untuk promosi masing-masing produk, kemampuan pasar dalam menyerap masing-
masing produk, keterbatasan kapasitas gudang dan keterbatasan lainnya. Berbagai
keterbatasan harus ikut dipertimbangkan, sehingga mungkin saja keputusan bukan
29
hanya dalam bentuk meniadakan atau menghentikan suatu produk untuk kemudian
memperbanyak produk lainnya. Tetapi dapat juga dimanfaatkan untuk memperoleh
kombinasi antara 2 produk atau lebih yang paling menguntungkan dari berbagai
keterbatasan yang ada.
Pilihan kombinasi produk yang paling menguntungkan ini seringkali dihadapi
oleh perusahaan, karena dalam praktek biasanya produk yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan tidak hanya satu dan perusahaan memiliki aktiva tetap yang dapat
digunakan untuk memproduksi dua atau lebih jenis produk. Perusahaan untuk itu
harus mampu memilih salah satu atau keduanya untuk diproduksi tergantung mana
yang memberikan laba total paling besar.
30
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/22691073/Akmen-6
http://lachrysanthemum-offee.blogspot.com/2015/02/bab-iii-informasi-akuntansi-
diferensial_3.html.
http://nabilasishma.blogspot.com/2013/05/informasi-akuntansi-dengan-
alternatif_1037.html.
31