I. IDENTITAS PASIEN
Nama : NY. H
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Riau
Suku bangsa : Dayak
Tanggal masuk : 2 Maret 2017
II. ANAMNESIS
A. Keluhan utama
Nyeri saat berkemih
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke puskesmas Pahandut dengan keluhan nyeri saat berkemih
sejak 3 hari sebelum berobat ke puskesmas. Nyeri berkemih dirasakan pada
bagian perut kiri dan kanan bawah dan terasa panas. Nyeri terasa saat keluar air
kencing, selama kencing, dan sesaat setelah selesai kencing. Pasien merasa tidak
pernah merasakan hal ini sebelumnya. Pasien mengaku air kencing berwarna
kuning dan terdapat sedikit darah. Pasien tidak sedang dalam menstruasi, Selain
itu, pasien merasa pusing (+) disertai mual (+) muntah (-) kencing batu (-),
kencing pasir (-), keputihan (+). Pasien mengaku tidak ada keluhan sakit
pinggang. BAB tidak ada keluhan. Pasien merupakan pengantin baru yang baru
menikah sebulan yang lalu. Kebiasaan menahan kencing disangkal. Sebelumnya
pasien mengkonsumsi amoxicillin selama 1 hari dan dirasakan tidak ada
perubahan.
0
2. Tanda vital
Respirasi : 18 x/ menit
Suhu : 36,2 0C
a) Kepala-leher
b) Toraks-kardiovaskuler
Inspeksi : kelainan bentuk (-), Tarikan sela iga (retraksi subcostal) (-), simetris +/+
3. Abdomen
Perkusi : timpani
1
Palpasi : supel, turgor normal, nyeri tekan (+) pada suprapubic , hepar dan lien tidak
teraba.
4. Uro-genital
Tidak dievaluasi
5. Anal-perianal
Tidak dievaluasi
6. Ekstermitas atas-aksilla
Edema (-)/(-), akral dingin (+)/(+), pembesaran KGB aksila (-)/(-)
7. Ekstremitas bawah
Edema (-)/(-), akral dingin (+)/(+)
IV. DIAGNOSIS
V. TERAPI
Non farmakologi
1. Minum air putih banyak
2. Menjaga higienitas sekitar alat kelamin,
3. Hindari memakai pembersih kewanitaan agar bakteri baik pada kelamin dapat
melawan infeksi.
Farmakologi
2
DISKUSI AUDIT MEDIK
Pada kasus ini, pasien adalah perempuan berumur 21 tahun dengan keluhan utama
adalah nyeri saat berkemih. Nyeri berkemih dirasakan pada bagian perut kiri dan kanan
bawah dan terasa panas. Nyeri terasa saat keluar air kencing, selama kencing, dan sesaat
setelah selesai kencing. Pasien mengaku air kencing berwarna kuning dan terdapat sedikit
3
darah. Pasien tidak sedang dalam menstruasi, Selain itu, pasien merasa pusing (+) disertai
mual (+). Pasien merupakan pengantin baru yang baru menikah sebulan yang lalu.
Sebelumnya pasien mengkonsumsi amoxicillin selama 1 hari dan dirasakan tidak ada
perubahan.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit
sedang, tekanan darah 120/90 mmHg, denyut nadi 89 x/menit, kuat angkat, isi cukup,
pernapasan dalam batas normal, suhu tubuh normal, pemeriksaan jantung paru normal,
abdomen didapatkan nyeri tekan pada bagian supra pubic.
Berdasarkan letak anatomi, ISK digolongkan menjadi Infeksi saluran kemih atas :
terdiri dari pielonefritis dan pielitis ; dan infeksi saluran kemih bawah yaitu Infeksi saluran
kemih bawah terdiri dari sistitis, prostatitis dan epidimitis, uretritis, serta sindrom uretra. Pada
perempuan biasanya berupa sistitis dan sindrom uretra akut. Manifestasi klinik pada sistitis
akut dapat berupa keluhan-keluhan klasik seperti polakisuria, nokturia, disuria, nyeri
suprapubik, stranguria dan tidak jarang dengan hematuria. Keluhan sistemik seperti panas
menggigil jarang ditemukan, kecuali bila disertai penyulit PNA. Pada wanita, keluhan
biasanya terjadi 36-48 jam setelah melakukan senggama, dinamakan honeymoon cystitis.
Pada laki-laki, prostatitis yang terselubung setelah senggama atau minum alkohol dapat
menyebabkan sistitis sekunder
Pada pasien ini etiologi dari terjadinya ISK kemungkinan dari faktor resiko bahwa
perempuan lebih sering terkena ISK karena saluran kemih yang lebih pendek dan jarak antara
vagina dan muara uretra yang dekat sehingga rentan untuk terinfeksi dibandingkan laki-laki.
Selain itu juga faktor kebersihan dalam merawat organ kewanitaan yang kurang.
4
Pada pasien ini diberikan penatalaksanaan non farmakologi dan farmakologi. Adapun
penatalaksanaan non farmakologi pada pasien ini adalah diberikan edukasi agar pasien
minum air putih lebih banyak, menjaga kebersihan sekitar kewanitaan, dan hindari
menggunakan pembersih kewanitaan agar keseimbangan flora normal vagina tidak
terganggu. Diharapkan dengan diberikan edukasi, penyakit pasien tidak berkembang kearah
kronik dan menimbulkan komplikasi lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Macfarlane, M.T. Urinary Tract Infections. In, Brown B, et all ed. 4th Urology.
California: Lippincott Williams & Wilkins. 2006: 83-16.
2. National Guidelines clearinghouse. Diagnosis and management lower urinary tract
infections. AHRQ. Rockville : 2015.