Anda di halaman 1dari 5

Produksi Perkebunan Besar menurut

Jenis Tanaman, Indonesia (Ton), 2012 - 2. Minyak Sawit


2014* Produksi minyak sawit dunia didominasi
oleh Indonesia dan Malaysia. Kedua
negara ini secara total menghasilkan
1. Karet Kering
sekitar 85-90% dari total produksi minyak
Indonesia merupakan negara
sawit dunia. Pada saat ini, Indonesia
penghasil dan pengekspor karet alam
adalah produsen dan eksportir minyak
urutan ke 2 (dua) di dunia setelah
sawit yang terbesar di seluruh dunia.
Thailand. Meskipun produksi karet
Dalam jangka panjang, permintaan
Indonesia masih dibawah Thailand namun
dunia akan minyak sawit menunjukkan
dari sisi luasan Indonesia menduduki areal
kecenderungan meningkat sejalan dengan
karet terluas di dunia. Kenyataan ini
jumlah populasi dunia yang bertumbuh
menunjukkan bahwa tingkat produktivitas
dan karenanya meningkatkan konsumsi
karet Indonesia per satuan luas masih
produk-produk dengan bahan baku minyak
dibawah tingkat produktivitas di negara
sawit. Hal itu dibuktikan dengan grafik
lain (Thailand dan Malaysia). Grafik
kenaikan produktivitas minyak sawit yang
produktivitas karet kering seperti pada
signifikan selama 3 tahun terakhir.
yang terlihat di bawah ini.

Karet Kering Minyak Sawit


19000
600 18000
17000 Minyak Sawit
590 Karet Kering
16000
15000
580
570
2012 2013 2014*

Produktivitas minyak sawit meningkat.


Produktivitas karet kering pada 3
Pada tahun 2012, produktivitas minyak
tahun teakhir cenderung fluktuatif. Pada
sawit sebesar 16817,8 ton. Kemudian,
tahun 2012 produktivitas menunjukkan
pada tahun 2013, produktivitasnya naik
angka sebesar 582,8 ton. Namun pada
menjadi 17771,3 ton. Dan pada tahun 2014
tahun 2013, produktivitas menurun
meningkat sebesar 18661,2 ton.
menjadi 581,5 ton. Pada tahun 2014,
mengalami kenaikan sebesar 16,3 ton.
3. Biji Sawit
Namun demikian peluang ekspor karet
alam Indonesia ke depan masih tetap cerah
bahkan Indonesia dapat menjadi negara Biji Sawit
pemasok karet utama mengingat 2 3800
pemasok utama lainnya (Thailand dan 3600 Biji Sawit
Malaysia) sudah tidak mampu lagi 3400
3200
meningkatkan produksinya karena
3000
keterbatasan lahan pengembangan. 2012 2013 2014*
Selain minyak sawit, komoditas dan Vietnam. Sebagai salah satu komoditi
yang cenderung meningkat adalah biji andalan di Indonesia, maka upaya
sawit. Tahun 2012 produktivitas biji sawit peningkatan produktivitas mulai digenjot.
mencapai angka 3363,6 ton. Kemudian, Saat ini, industri pengolahan kopi
pada tahun 2013 produktivitasnya merupakan salah satu industri
mengalami kenaikan sebesar 3554,3 ton. prioritas yang terus dikembangkan. Untuk
Tahun 2014, produktivitas biji sawit mendukung upaya itu, Kementerian
mengalami kenaikan yang cukup Perindustrian telah menyusun Peta
signifikan yaitu sebesar 3732,2 ton. Panduan (Roadmap) Pengembangan
Tingginya permintaan benih sawit Klaster Industri Pengolahan Kopi.
disebabkan oleh masih besarnya pangsa Hasilnya dapat dilihat pada grafik
pasar minyak nabati. Dan sampai saat ini, produktivitas tanaman kopi yang
minyak nabati termurah masih yang menunjukkan kenaikan.
dihasilkan oleh buah kelapa sawit.
Kopi
4. Coklat
32
Produksi coklat Indonesia relatif
31 Kopi
meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu 30
merupakan dampak dari program 29
pemerintah salah satunya adalah Gerakan 28
Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu 2012 2013 2014*
Kakao (Gernas Kakao). Saat ini, Indonesia
Tahun 2012, produktivitas kopi mencapai
merupakan eksportir kakao terbesar ke 4 di
angka sebesar 29,3 ton. Kemudian pada
dunia.
tahun 2013, produktivitasnya meningkat
menjadi 30,5 ton. Dan pada tahun 2014,
Coklat produktivitas coklat mengalami kenaikan
60 sebesar 31,1 ton.
Coklat
55
6. Teh
50
Walaupun perusahaan teh di Indonesia
2012 2013 2014* semakin meluas, dari mulai Sumatera
Utara sampai ke Jawa Timur, namun
Sedangkat, dari grafik di atas dapat dilihat perkebunan teh di Indonesia dewasa ini
peningkatan produktivitasnya yaitu, tahun berada dalam kondisi yang menurun
2012 produktivitas coklat mencapai angka (decline). Perkembangan areal tanaman teh
sebesar 53,3 ton. Tahun 2013, di Indonesia terus menurun sejak tahun
produktivitasnya mengalami kenaikan 2002, sehingga pada tahun 2009 hanya
sebesar 55,5 ton. Dan pada tahun 2014, tersisa seluas 126.251 Ha dengan
mengalami kenaikan sebesar 57,8 ton. konsentrasi terbesar di Jawa Barat, yaitu
seluas 97.138 hektar (77%); diikuti Jawa
5. Kopi Tengah (8%) dan Sumatera Utara (4%).
Indonesia merupakan negara penghasil
kopi terbesar ke-3 di dunia setelah Brazil
produktivitas kini bisa dilihat pada grafik
Teh di bawah.

96
94 Teh Kulit Kina
92 0.6
0.4 Kulit Kina
90
2012 2013 2014* 0.2
0
Produktivitas teh dalam 3 tahun terakhir 2012 2013 2014*
dapat dilihat dalam data statistika diatas.
Tahun 2012, produktivitas teh mencapai Sebab penurunan produktivitas kini
angka sebesar 91,7 ton. Kemudian pada salah satunya adalah pada budidaya. Budi
tahun 2013, produktivitasnya mengalami daya tanaman kina di Nusantara memang
kenaikan yang signifikan yaitu mencapai memiliki berbagai tantangan. Sebagai
angka 94,1 ton. Tahun 2014, produktivitas tanaman bukan asli Nusantara, budi daya
teh mengalami penurunan sebesar 91,8 kina membutuhkan perlakuan khusus, di
ton. Terlihat bahwa produktivitas samping iklim yang cocok dengan negeri
cenderung tidak stabil. asalnya. Produksi Kina di Indonesia
Menurunnya agroindustri teh di sempat mencapai masa jayanya sampai
Indonesia dewasa ini terjadi karena belum menjelang Perang Dunia Kedua. Saat itu,
dapat diatasinya masalah-masalah yang Belanda betul-betul menikmati keuntungan
dihadapi oleh teh Indonesia, seperti: besar dari perdagangan kina. Namun,
rendahnya produktivitas tanaman karena seiring dengan pecahnya PD II, kondisi
dominannya tanaman teh rakyat yang perkebunan kina tidak bisa dipertahankan.
belum menggunakan benih unggul, Perang telah mengakibatkan kina
terbatasnya penguasaan teknologi Indonesia kehilangan pasar. Akibatnya,
pengolahan produk dan belum mempunyai perkebunan kina menjadi terlantar, bahkan
petani yang mengikuti teknologi anjuran banyak diantaranya yang diganti dengan
sebagaimana direkomendasikan (Good komoditi lain.
Agriculture Practice/GAP; Good
Manufacture Process/GMP) serta standar 8. Gula Tebu
kualitas produk sebagaimana disyaratkan
oleh ISO. Gula Tebu
2600
7. Kulit Kina
2580 Gula Tebu 1)
Produktivitas kina cenderung 2560
mengalami penurunan. Tahun 2012, 2540
produktivitas kulit kina sebesar 0,5 ton, 2520
kemudian pada tahun 2013, 2012 2013 2014*
produktivitasnya mengalami penurunan
Produktivitas gula tebu cenderung
sebesar 0,2 ton. Dan pada tahun 2014,
mengalami fluktuasi. Tahun 2012,
produktivitas kulit kina mengalami
produktivitasnya mencapai angka sebesar
penurunan lagi sebesar 0,1 ton. Grafik
2592,6 ton. Kemudian pada tahun 2013,
produktivitasnya mengalami penurunan Tembakau
sebesar 2553,5 ton. Tahun 2014,
4
produktivitas gula tebu mengalami
3 Tembakau 1)
kenaikan lagi sebesar 2575,4 ton. 2
Angka produktifitas gula tebu 1
tersebut cenderung kecil. Untuk memenuhi 0
defisit kebutuhan masyarakat, biasanya 2012 2013 2014*
pemerintah mengupayakan impor gula.
Pemerintah terus mendorong
Salah satu alasan yang menyebabkan
industri tembakau Indonesia agar lebih
produktivitas kurang optimal yaitu
berkembang melalui kebijakan-kebijakan
berkurangnya lahan tebu dan tidak
yang diterapkan. Kebijakan fiskal
tersedianya varietas bibit unggul tebu serta
dilakukan melalui pendapatan cukai yang
kondisi beberapa pabrik gula berbasis tebu
dihasilkan dari produk rokok setiap
milik BUMN yang sudah tidak optimal
tahunnya Kebijakan moneter pemerintah
yang menyebabkan inefisiensi produksi
dilakukan dengan menekan impor hasil
(mesin berusia lebih dari 100 tahun,
tembakau untuk menjaga nilai tembakau
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
lokal yang masih kalah saing dalam hal
rendah serta banyaknya rembesan gula
kualitas. Kebijakan sektoral yang
kristal rafinasi ke pasar gula kristal putih.
dikembangkan Kementrian Perindustrian
diarahkan untuk menguatkan struktur dan
9. Tembakau
iklim di industri tembakau.
Indonesia merupakan negara
produsen produksi tembakau kedua
terbesar di dunia setalah Eropa dan ini
menjadi daya tarik bagi negara-negara lain.
Selain itu, sektor tembakau telah
ditetapkan pemerintah sebagai salah satu
dari 10 industri prioritas di Indonesia
sehingga produktivitasnya cenderung
mengalami kenaikan. Tahun 2012,
produktivitas tembakau mencapai angka
sebesar 2,38 ton. Kemudian pada tahun
2013, produktivitasnya meningkat menjadi
3,1 ton. Tahun 2014, produktivitas
tembakau mengalami peningkatan lagi
sebesar 3,3 ton.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian. 2007. Pedoman Penanganan Pasca Panen Karet.


Hartono. 2013 Siaran Pers: Produksi Kopi Nusantara Ketiga Terbesar Di Dunia. Kemenperin
Indonesia.
Indonesia Investment Indonesia investment. 2016. Minyak Kelapa Sawit/
http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/minyak-sawit/item166 (diakses
pada 26 Febrari 2016)
Indoprasto., Inayah, Lundra Ira., Wijaya, Monica Akbar., Norhidayati., Kartikarini, Nuniek.,
Lauw, Pratama., Nareswari, Putri. Kebijakan Sektoral dan Industrial Industri Tembakau di
Indonesia. Program Magister Manajemen UGM Yogyakarta
LJ Statistika. 2014 Produksi benih perkebunan.
Majalah Media Perkebunan Edisi 125 April 2014.
Susilo, Bembeng je. 2011. Kina, Riwayatmu Dulu dan Kini.
http://www.kompasiana.com/bambangjes/kina-riwayatmu-dulu-dan-
kini_5508f1d78133117f1cb1e152 (diakses pada 27 Februari 2016)

Anda mungkin juga menyukai