Anda di halaman 1dari 20

TEKNIK TRANSFORMASI GENETIK BEBERAPA TANAMAN

MENGGUNAKAN Agrobacterium tumefaciens

ARIEF PAMBUDI

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
2

ABSTRAK

ARIEF PAMBUDI. Teknik Transformasi Genetik beberapa Tanaman Menggunakan


Agrobacterium tumefaciens. Dibimbing oleh MIFTAHUDIN dan TETTY CHAIDAMSARI.
Transformasi genetik adalah proses introduksi gen dari satu organisme ke organisme lain
yang memungkinkan untuk memunculkan sifat harapan tanpa mengubah sifat lain. Penggunaan
Agrobacterium tumefaciens sebagai vektor transformasi memiliki keunggulan karena tidak
membutuhkan peralatan khusus serta efisiensi transformasi dan salinan tunggal dari gen yang
ditransformasi relatif tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian transformasi komparatif pada
beberapa tanaman yang memiliki karakter berbeda, yaitu manggis sebagai tanaman apomiksis,
tembakau sebagai tanaman model, anggrek sebagai perwakilan dari kelas monokotil, dan kopi
sebagai perwakilan dari kelas dikotil. Transformasi dilakukan dengan metode yang sama dan
dilanjutkan dengan regenerasi pada media seleksi yang mengandung antibiotik. Konfirmasi sisipan
gen hasil transformasi dilakukan dengan teknik Polimerase Chain Reaction (PCR). Hasil
konfirmasi dari sampel tanaman yang mampu tumbuh pada media seleksi menunjukkan hanya
tembakau yang positif tersisipi oleh gen yang ditransfomasi. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman
hasil transformasi yang mampu hidup di media seleksi belum merupakan jaminan tersisip oleh gen
yang diintroduksi sebelum dilakukan pengujian molekuler. Beberapa optimasi dalam sterilisasi,
teknik infeksi, peningkatan jumlah eksplan yang ditransformasi dan jumlah sampel yang diuji
perlu dilakukan untuk peningkatan efisiensi transformasi.

Kata kunci : Transformasi genetik, Agrobacterium tumefaciens, tanaman transgenik.

ABSTRACT

ARIEF PAMBUDI. Agrobacterium tumefaciens-mediated Transformation Techniques in Several


Plants. Supervised by MIFTAHUDIN and TETTY CHAIDAMSARI.
Genetic transformation is a process to introduce foreign gene from one organism to other
organisms. This process is a site directed mutagenesis that can improve a good character without
changing the existing characters. The use of Agrobacterium tumefaciens as a vector in genetic
transformation has several advantages compared to other transformation techniques. It is a simple
method, does not need special equipment, and produces high transformation efficiency in
transfering a single copy of insert gene. This research is a comparative genetic transformation
among several plants that have different characters. They are mangosteen as an apomixis plant,
tobacco as a model plant, orchid as a monocotyledon plant, and coffee as a dicotyledon plant. The
transformation were conducted in a same method and continued with regeneration step in
antibiotic selectable medium. Gene insert confirmation using Polimerase Chain Reaction (PCR)
technique showed that only tobacco the expected gene insert. The result suggested that the plant
ability to grow in selective medium was not guaranteed as a transgenic plant before being
confirmed using molecular assay approach. Some optimation in explants sterilization, infection
techniques, number of transformed explants and tested transformed samples are required to be
increases to achieve high transformation efficiency.

Keyword : Agrobacterium tumefaciens-mediated transformation, transgenic plant.


3

TEKNIK TRANSFORMASI GENETIK BEBERAPA TANAMAN


MENGGUNAKAN Agrobacterium tumefaciens

ARIEF PAMBUDI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
4

Judul : Teknik Transformasi Genetik beberapa Tanaman Menggunakan


Agrobacterium tumefaciens
Nama : Arief Pambudi
NIM : G34104067

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Dr. Ir. Miftahudin, M.Si) (Dr. Tetty Chaidamsari, M.Si)


NIP. 131 851 281 NIK. 110 400 241

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Institut Pertanian Bogor

Dr. drh. Hasim, DEA


NIP. 131 578 806

Tanggal lulus :
5

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah yang diberikan oleh
Allah SWT kepada penulis sehingga karya ilmiah yang berjudul Teknik Transformasi Genetik
beberapa Tanaman Menggunakan Agrobacterium tumefaciens dapat diselesaikan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Miftahudin, M.Si dan Dr. Tetty
Chaidamsari M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan dukungan, bantuan, pengarahan,
dan bimbingan kepada penulis selama pelaksanaan penelitian. Juga kepada Dr. Anja Meryandini
M.Si selaku dosen penguji yang banyak memberikan masukan dalam penulisan dan perbaikan
karya ilmiah ini.
Terima kasih juga kepada Mbak Herti, Mbak Nina, Mas Topan, Mbak Riana, Mbak Retno,
dan Bu Dewi atas bantuan teknisnya, Winda, Kusnandar, Syamsul, Ruth, teman-teman di lab
BMRG dan Fistum, David, Yanti, Amie, Icha, Resti, Arlyn, Andik, Puspita, Uci, keluarga besar
Lab BMRG, Lab Fistum, kontrakan Delapan, teman-teman Biologi angkatan 41, para praktikan,
dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Tidak lupa ucapan terima kasih kepada
Papa, Mama, Annis, Ipul, Han, dan seluruh keluarga yang selalu memberi dukungan, kasih sayang,
doa, dan dorongan semangat yang tiada henti untuk menjadikan penulis lebih baik.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2009

Arief Pambudi
6

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 14 April 1987 dari pasangan Bapak
Sumarmadji dan Ibu Susiana. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Tahun 1998
penulis lulus dari SDN Malabar 1 Bogor, tahun 2001 lulus dari SMPN 2 Lubuk Pakam, kemudian
melanjutkan ke SMAN 1 Medan. Tahun 2004 lulus dari SMAN 1 Medan dan di tahun yang sama
penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB).
Selama studi di IPB, penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Biologi (Himabio) sebagai Staf
Bioworld 2006/2007 dan ketua divisi Biosains tahun 2007/2008. Penulis pernah menjadi asisten
praktikum Biologi Dasar, Fisiologi Tumbuhan Dasar, Sistematika Tumbuhan Berpembuluh, dan
pengajar biologi bimbingan belajar dan tutorial mahasiswa Be Expert.
Penulis melakukan praktek lapang pada tahun 2007 di PT. Bridgestone Sumatra Rubber
Estate dengan judul Sistem Pengusahaan Tanaman Karet (Hevea brasiliensis). Penulis juga pernah
menjadi finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional XX di Lampung dengan tulisannya
yang berjudul Analisis kandungan senyawa golongan flavonoid Selaginella yang berpotensi
sebagai antioksidan.
7

DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................................... viii

PENDAHULUAN................................................................................................................................1
Latar Belakang.................................................................................................................................1
Tujuan ..............................................................................................................................................1

BAHAN DAN METODE ....................................................................................................................1


Waktu dan Tempat ..........................................................................................................................1
Bahan dan Alat ................................................................................................................................1
Metode .............................................................................................................................................2
Kultur bakteri A. tumefaciens.....................................................................................................2
Transformasi genetik dan regenerasi ........................................................................................2
Isolasi DNA Total .......................................................................................................................2
Uji kuantitatif dan kualitatif DNA..............................................................................................2
Uji Insersi dengan PCR..............................................................................................................2

HASIL ..................................................................................................................................................3
Transformasi dan regenerasi ...........................................................................................................3
Manggis ......................................................................................................................................3
Tembakau....................................................................................................................................4
Anggrek.......................................................................................................................................4
Kopi.............................................................................................................................................4
Isolasi DNA dan uji insersi dengan PCR........................................................................................4

PEMBAHASAN ..................................................................................................................................5
Transformasi dan regenerasi ...........................................................................................................5
Manggis ......................................................................................................................................5
Tembakau....................................................................................................................................6
Anggrek.......................................................................................................................................6
Kopi.............................................................................................................................................6
Isolasi DNA dan uji insersi dengan PCR........................................................................................7

SIMPULAN..........................................................................................................................................7

SARAN.................................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................................8

LAMPIRAN .........................................................................................................................................9
8

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Primer spesifik yang digunakan dalam uji insersi..........................................................................2
2. Hasil transformasi tembakau setelah 8 minggu..............................................................................4
3. Hasil transformasi anggrek .............................................................................................................4
4. Absorbansi dan konsentrasi DNA total hasil isolasi ......................................................................4

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Sumber eksplan daun tanaman manggis yang diambil dari rumah kaca yang masih
berwarna merah (A), daun in-vitro (B), dan biji (C)....................................................................3
2 Pola pertunasan biji (A, B, C) dan pengkalusan daun manggis (D, E, F)
yang bukan berasal dari luka. .......................................................................................................3
3 Eksplan transformasi daun rumah kaca (A), kontrol transformasi rumah kaca (B), kontrol
negatif rumah kaca (C), transformasi daun in-vitro (D), kontrol transformasi in-vitro (E),
kontrol negatif in-vitro (F) ...........................................................................................................3
4 Persentase kalus manggis hasil transformasi daun asal rumah kaca............................................3
5 Persentase kalus manggis hasil transformasi daun in-vitro.........................................................3
6 Pola pertumbuhan tunas tembakau (tanda panah) berasal dari bekas luka..................................4
7 Planlet tembakau hasil transformasi dengan TcAG (A), kontrol (B), dan TcAP1 (C).................4
8 Planlet kultur in-vitro anggrek hasil transformasi TcAG (A), kontrol (B), dan TcAP1 (C) .......4
9 Planlet kopi hasil transformasi TcAG terlihat menguning (A), kontrol (B), kopi TcAP1 (C).....4
10 Elektroforesis 200 ng DNA hasil isolasi ......................................................................................5
11 Hasil PCR dengan primer TcAG ...................................................................................................5
12 Hasil PCR dengan primer TcAP1 .................................................................................................5
13 Konsep model ABC pada pembentukan organ bunga..................................................................6

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Pembuatan larutan MS (Murashige & Skoog) ............................................................................10
2 Pembuatan buffer SDS.................................................................................................................10
3 Komposisi media LB (Luria Bertani Broth)................................................................................10
4 Komposisi media ko-kultivasi .....................................................................................................10
5 Komposisi media eliminasi..........................................................................................................10
6 Komposisi media seleksi..............................................................................................................11
7 Komposisi MS vitamin ................................................................................................................11
8 Pembuatan larutan antibiotik .......................................................................................................11
9 Peta plasmid pBIN-AG dan pBIN-AP1.......................................................................................11
10 Bagan alur penelitian....................................................................................................................12
9

PENDAHULUAN dapat dilakukan untuk tanaman monokotil


(Slamet-Loedin 1994).
Latar Belakang Penelitian ini merupakan penelitian
transformasi gen terhadap beberapa spesies
Pemuliaan tanaman telah dimulai sejak
tanaman dengan karakteristik yang berbeda
dimulainya peradaban manusia. Secara
dengan menggunakan sistem dan metode yang
konvensional, pemuliaan dapat dilakukan
sama. Hasil penelitian ini diharapkan mampu
dengan berbagai cara seperti seleksi sifat
memberikan informasi baru mengenai teknik
tertentu, persilangan, dan mutasi buatan.
transformasi yang efektif menggunakan
Penemuan gen sebagai substansi penentu sifat,
A. tumefaciens pada berbagai jenis tanaman.
diikuti dengan penemuan teknik isolasi gen,
transfer gen, dan pengekspresiannya pada sel
Tujuan
lain memberikan alternatif baru dalam
pemuliaan melalui bioteknologi (Suwanto Penelitian ini bertujuan untuk mencari
1998). Hal ini memungkinkan penyisipan gen- sistem yang tepat dalam melakukan introduksi
gen penting saja, sedangkan sifat lain yang gen menggunakan A. tumefaciens strain
telah ada diharapkan tidak berubah. AGL0 pada beberapa spesies tanaman yang
Transformasi genetik yang merupakan memiliki karakter berbeda yaitu manggis
proses introduksi gen dari satu organisme ke (tanaman apomiksis), tembakau (tanaman
organisme lain adalah salah satu bentuk dari model), anggrek (kelas monokotil), dan kopi
bioteknologi. Proses transformasi genetik (kelas dikotil).
dapat dilakukan secara langsung (particle
bombardment, penggunaan polietilen-glikol
(PEG), elektroporasi) maupun tidak langsung BAHAN DAN METODE
menggunakan bantuan Agrobacterium
tumefaciens. Waktu dan Tempat
Setiap teknik transformasi memiliki Penelitian dilaksanakan mulai bulan
keunggulan dan kekurangan masing-masing. Februari 2008 hingga November 2008 di
Transformasi secara langsung memiliki Laboratorium Biologi Molekuler dan
keunggulan karena cakupannya yang luas Rekayasa Genetika (BMRG) Balai Penelitian
pada berbagai spesies tanaman, namun gen Bioteknologi Perkebunan Indonesia dan
yang tersisip cenderung dalam jumlah salinan Laboratorium Fisiologi dan Biologi
yang banyak sehingga peluang terjadinya Molekuler Tumbuhan Departemen Biologi,
penyusunan kembali (re-arrangement) gen FMIPA IPB.
lebih tinggi (Hansen & Chilton 1996).
Transformasi tidak langsung meng- Bahan dan Alat
gunakan A. tumefaciens memiliki keunggulan
karena tidak membutuhkan peralatan khusus, Bahan tanaman yang digunakan antara lain
dapat dilakukan dengan peralatan tanaman manggis, kultur in-vitro tembakau,
laboratorium yang sederhana dan sisipan gen kultur in-vitro anggrek, kopi, dan tembakau
tunggal berpeluang lebih tinggi dibanding hasil transformasi. Bakteri untuk transformasi
transformasi langsung, sehingga stabilitas merupakan koleksi Laboratorium BMRG,
ekspresi gen lebih tinggi (Hansen & Chilton yaitu A. tumefaciens strain AGL0 pembawa
1996; Dai et al. 2001; Rahmawati 2006). konstruksi gen Agamous asal kakao (TcAG)
Namun transformasi tidak langsung memiliki dan gen Apetala1 asal kakao (TcAP1). Kultur
kekurangan yaitu sekuen yang ditransfer ke in-vitro menggunakan media Murashige &
genom target bersifat acak, ada kemungkinan Skoog (MS) (Lampiran 1) dengan pemberian
yang ditransfer bukan gen target (Wenck et al. antibiotik kanamisin dan cefotaksim. Isolasi
1997; Gelvin 2003). DNA menggunakan buffer SDS (Lampiran 2).
Secara alami A. tumefaciens hanya dapat Uji insersi menggunakan Polimerase Chain
menginfeksi tanaman dikotil, sehingga pada Reaction (PCR) kit RBC (Real Biotech Corp.,
awalnya transformasi menggunakan A. Taiwan) dengan primer spesifik gen target
tumefaciens hanya terbatas pada tanaman (Tabel 1).
dikotil. Perkembangan penelitian dasar Alat yang digunakan adalah laminar air
mengenai mekanisme infeksi A. tumefaciens flow, skalpel, pinset, alat gelas, shaker
telah memberikan pemahaman baru sehingga incubator, sentrifuse berpendingin, vortex,
beberapa modifikasi metode transformasi tabung mikro, speed vac, spektrofotometer,
102

deep freezer, mesin PCR, pipet mikro, gelap). Lalu eksplan dikeringkan dengan tisu
perangkat elektroforesis, dan gel doc. steril dan ditanam pada media ko-kultivasi
padat (Lampiran 4) yang diberi kertas saring
Tabel 1. Primer spesifik yang digunakan dalam uji insersi
selama 2 hari. Transformasi pada tembakau
Primer Sekuen menggunakan sumber eksplan daun in-vitro.
TcAG-F396 5-CGCATTGCCTATGAAGGATC Prosedur transformasi pada eksplan tembakau,
TcAG-R 5-GGTGACCGTAGCACTTACTCCACCAGA kopi, dan anggrek sama dengan prosedur
TcAP1-F2 5-ATGGGAAGAGGTAGGGTTCA transformasi pada daun manggis.
TcAP1-R2 5-CTTCTCCCATGTAGTGCCTG Eksplan hasil ko-kultivasi kemudian dicuci
dengan media eliminasi (Lampiran 5) hingga
jernih. Eksplan yang telah dikeringkan
kemudian dikultur pada media seleksi
Metode
(Lampiran 6) pada suhu 26 oC kondisi gelap.
Sub-kultur ke media baru dilakukan setiap 4-6
Kultur bakteri A. tumefaciens
minggu sekali dan persentase planlet berkalus
Sebanyak 1 lup suspensi A. tumefaciens diamati tiga minggu sekali selama masa
dari gliserol stok diremajakan pada media percobaan.
Luria Bertani Agar (LA) (Lampiran 3) +
antibiotik kanamisin 25 mg/L dan rifampisin Isolasi DNA Total
25 mg/L. Kemudian diinkubasi selama 18 jam
Isolasi DNA total dilakukan dengan
pada suhu maksimum 28 oC. Pengkayaan
menggunakan buffer SDS (Lampiran 2)
kultur dilakukan dalam media Luria Bertani
menggunakan 100 mg sampel jaringan daun.
Broth (LB) (Lampiran 3) + kanamisin 25
mg/L dan rifampisin 25 mg/L dalam shaker
Uji kuantitatif dan kualitatif DNA
incubator dengan kecepatan 150 rpm, suhu
maksimum 28 oC (kondisi gelap). Hasil DNA total hasil isolasi kemudian diuji
pengkayaan diresuspensi dengan media ko- kuantitatif untuk mengetahui konsentrasinya
kultivasi cair (Lampiran 4) dan diinkubasi dengan mengukur perbandingan serapan pada
pada kondisi yang sama selama 2-3 jam. panjang gelombang 260 nm dan 280 nm.
Konsentrasi DNA yang tinggi digambarkan
Transformasi genetik dan regenerasi dengan nilai serapan tinggi pada panjang
gelombang 260 nm. Kemurnian DNA
Sumber eksplan manggis yang digunakan
dibanding dengan makromolekul lain dapat
dalam transformasi adalah daun manggis asal
dilihat dari perbandingan serapan antara
rumah kaca, daun in-vitro dan biji. Daun asal
260/280 yang berkisar antara 1,8-2,0
rumah kaca yang digunakan sebagai sumber
(Sambrook et al. 1989). Menghitung
eksplan adalah tunas daun dengan lebar 3-3,5
konsentrasi DNA dilakukan dengan
cm yang masih berwarna kemerahan. Daun in-
persamaan :
vitro yang digunakan sebagai sumber eksplan
berasal dari kultur in-vitro yang sudah
memunculkan sepasang daun dengan ukuran Kons (ng/l) = A260nm x k x fp
lebar 1-1,5 cm berwarna hijau kemerahan. A260nm : Serapan pada 260 nm
Eksplan biji manggis didapatkan dengan k : Konstanta konsentrasi (50 untuk DNA)
membersihkan biji dari arilusnya yang fp : Faktor pengenceran
berwarna putih, kemudian direndam dalam
larutan Dithane M45 0,8% yang diberi 500 Uji kualitatif DNA dilakukan dengan
mg/L PVP (polivinilpirolidon). Selanjutnya, teknik elektroforesis gel agarose 1% pada
biji yang telah disterilisasi dipotong melintang tegangan 65V, 40 menit menggunakan 0.5x
menjadi 3-4 potongan sebelum ditanam pada buffer TBE.
media atau ditransformasi.
Transformasi pada eksplan daun manggis Uji Insersi dengan PCR
asal rumah kaca diawali dengan sterilisasi Uji insersi dilakukan untuk mengetahui
permukaan menggunakan alkohol 70% dan integrasi gen insert pada genom tanaman
klorox 1%. Potongan eksplan diinokulasi sampel. PCR dilakukan dengan total volum
dalam suspensi bakteri A. tumefaciens sebesar 15 l yang terdiri atas 100 ng DNA
pembawa gen insert dalam larutan MS cair + template, 1X buffer PCR (+ MgCl2), 0.1 M
acetosiringone 200 mg/L selama 15 menit
dNTPs, 0.2 M masing-masing primer
dalam shaker incubator 75 rpm (kondisi
forward dan reverse, 1.5 unit taq polimerase,
3
11

dan ddH2O hingga mencapai volume 15 l.


Program termal yang digunakan sesuai dengan
Chaidamsari et al. (2006b) antara lain 95 oC
selama 5 menit (pra-denaturasi), 95 oC 30
detik (denaturasi), 50 oC 30 detik (penem- A B C
pelan), 70 oC 1.5 menit (pemanjangan), yang
diulang 35 siklus dan diakhiri dengan
pemanasan 70 oC 5 menit. Hasil PCR di-
elektroforesis dengan gel agarose 1% pada D E F
tegangan 75 V selama 40 menit menggunakan Gambar 2 Pola pertunasan biji (A, B, C) dan pengkalusan
0.5x buffer TBE kemudian divisualisasi daun manggis (D, E, F) yang bukan berasal
dengan pewarna etidium bromida diatas UV dari luka.
transluminator.

HASIL
A B C
Transformasi dan regenerasi

Manggis
Sumber eksplan tanaman manggis yang
digunakan dalam kultur in-vitro dan D E F
transformasi dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 3 Eksplan transformasi daun rumah kaca (A),
kontrol transformasi rumah kaca (B), kontrol
negatif rumah kaca (C), transformasi daun in-
vitro (D), kontrol transformasi in-vitro (E),
kontrol negatif in-vitro (F). Garis
menunjukkan ukuran sepanjang 5 mm.

A B C
Gambar 1 Sumber eksplan daun tanaman manggis yang
diambil dari rumah kaca yang masih
berwarna merah (A), daun in-vitro (B), biji
(C).

Kontaminasi kultur in-vitro baik dari


sumber eksplan daun maupun biji sangat
tinggi (74,19% untuk transformasi daun yang
diambil dari rumah kaca, 13,79% untuk
transformasi yang berasal dari daun in-vitro,
dan 72,62% untuk kultur biji). Hal ini salah Gambar 4 Persentase kalus manggis hasil transformasi
satunya disebabkan permukaan eksplan yang daun asal rumah kaca.
tidak halus, kandungan polifenolik serta
mucilage (karbohidrat kompleks) yang tinggi
pada manggis sehingga sterilisasi permukaan
kurang maksimal. Optimasi sterilisasi perlu
dilakukan untuk menurunkan tingkat
kontaminasi dengan cara pengocokan
menggunakan shaker lalu diikuti screening
eksplan asal rumah kaca sebelum dilakukan
transformasi.
Pola pertunasan dan pengkalusan pada
manggis tidak berasal dari bekas luka
(Gambar 2). Hasil transformasi daun manggis
asal rumah kaca dan in-vitro yang Gambar 5 Persentase kalus manggis hasil transformasi
ditransformasi menggunakan gen TcAP1 daun in-vitro.
dapat dilihat pada Gambar 3-5.
4
12

Eksplan manggis yang diamati belum Tabel 3. Hasil transformasi anggrek


mengalami regenerasi membentuk tunas. ,,,
Pertumbuhannya masih sampai tahap kalus
sehingga eksplan belum bisa diambil untuk
pengujian molekuler.

Tembakau
Tingkat keberhasilan transformasi
tembakau dan kultur tembakau hasil
transformasi dengan gen TcAG dan TcAP1
berturut-turut dapat dilihat pada Tabel 2 dan
Gambar 6-7.
Gambar 8 Planlet kultur in-vitro anggrek hasil
Tabel 2. Hasil transformasi tembakau setelah 8 minggu transformasi TcAG (A), kontrol (B), dan
TcAP1 (C).

Kopi
Kultur kopi hasil transformasi dua jenis
gen pengatur pembungaan asal tanaman
kakao, TcAG dan TcAP1 dapat dilihat pada
Gambar 9.

Gambar 6 Pola pertumbuhan tunas tembakau (tanda


panah), berasal dari bekas luka. Garis
menunjukkan ukuran sepanjang 2 cm.
B
Gambar 9 Planlet kopi hasil transformasi TcAG terlihat
menguning (A), kontrol (B), kopi TcAP1
(C).

Isolasi DNA dan uji insersi dengan PCR


A B C
Absorbansi dan konsentrasi DNA hasil
Gambar 7 Planlet tembakau hasil transformasi dengan isolasi disajikan pada Tabel 4. Elektroforesis
TcAG (A), kontrol (B), dan TcAP1 (C). Garis
menunjukkan ukuran sepanjang 2 cm. 200 ng DNA hasil isolasi berdasarkan hasil
spektrofotometri menunjukkan pita dengan
Anggrek intensitas ketebalan yang berbeda (Gambar
10) oleh karena itu, dilakukan penyesuaian
Tingkat keberhasilan transformasi anggrek
perhitungan konsentrasi antara hasil spektro-
dan kultur anggrek hasil transformasi dengan
fotometri dengan hasil elektroforesis.
gen TcAG dan TcAP1 berturut-turut dapat
dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 8.

Tabel 4. Absorbansi dan konsentrasi DNA total hasil isolasi


No Sampel 260 nm 280 nm 260/280 [ng/ml]
1 Kontrol anggrek 0.032 0.018 1.778 640
2 Anggrek AG 0.026 0.013 2.000 260
3 Anggrek AP1 0.027 0.013 2.077 271
4 Kontrol kopi 0.014 0.022 1.564 208
5 Kopi AG 0.040 0.034 1.176 100
6 Kopi AP1 0.016 0.009 1.778 160
7 Kontrol tembakau 0.038 0.024 1.583 228
8 Tembakau AG 0.049 0.031 1.581 216
9 Tembakau AP1 0.239 0.130 1.838 1793
5
13

menggunakan shaker selama proses sterilisasi


agar sterilisasi efektif. Selain itu, screening
bagi eksplan asal rumah kaca setelah
dilakukan sterilisasi permukaan juga perlu
Gambar 10 Elektroforesis 200 ng DNA hasil isolasi. dilakukan. Hasil screening yang tidak
(Lajur 1-10: anggrek kontrol, anggrek AG,
Anggrek AP1, kopi kontrol, kopi AG, kopi
terkontaminasi yang kemudian digunakan
AP1, tembakau kontrol, tembakau AG, untuk transformasi.
tembakau AP1, DNA ). Kandungan metabolit sekunder diharapkan
dapat mempermudah infeksi oleh
Hasil uji insersi dengan primer TcAG dan A. tumefaciens. Hal ini biasanya terlihat dari
TcAP1 menunjukkan hasil positif hanya pada perubahan eksplan menjadi coklat (browning)
sampel tembakau (Gambar 11-12). setelah dilukai. Namun, hal ini tidak terjadi
pada manggis karena kalus tidak terinduksi
dari bekas luka tersebut. Hal lain yang dapat
diamati setelah proses transformasi adalah
sulitnya mengeliminasi A. tumefaciens karena
A. tumefaciens mengkolonisasi di bagian yang
tidak dilukai yang mempunyai kandungan
Gambar 11 Hasil PCR dengan primer TcAG. Lajur 1- mucilage dan polifenol yang tinggi.
9: marker 100 bp, kontrol negatif, kontrol Hasil penelitian menunjukkan pola
positif, anggrek kontrol, anggrek pembentukan kalus berbeda antara tanaman
transformasi, kopi kontrol, kopi
transformasi, tembakau kontrol, tembakau manggis dan tembakau. Manggis merupakan
transformasi. tanaman apomiksis yang memiliki banyak
embrio (poliembrio) dalam bijinya dan dapat
berkembang tanpa terjadinya fertilisasi
(Eckardt 2003). Hal ini menjadikan biji
manggis merupakan sumber eksplan yang
potensial digunakan dalam perbanyakan
massal tanaman manggis secara in-vitro.
Namun setelah diamati ternyata pola
Gambar 12 Hasil PCR dengan primer TcAP1. Lajur 1- pertunasan yang tidak keluar dari bekas luka
9: marker 100 bp, kontrol negatif, kontrol (Gambar 2) dan letak embrio yang belum
positif, anggrek kontrol, anggrek diketahui secara pasti di dalam biji
transformasi, kopi kontrol, kopi
transformasi, tembakau kontrol, tembakau menyebabkan transformasi dengan
transformasi. A. tumefaciens sulit untuk dilakukan pada biji
manggis. Penggunaan metode particle
bombardment dapat dilakukan sebagai
PEMBAHASAN alternatif dalam proses transformasi gen
karena penembakan partikel DNA secara
Transformasi dan regenerasi langsung pada biji, memungkinkan peluang
terintegrasinya DNA insert pada banyak
Manggis embrio cukup tinggi.
Transformasi menggunakan eksplan daun
Daun rumah kaca yang memenuhi
juga belum efektif dalam perakitan tanaman
persyaratan sebagai sumber eksplan adalah
transgenik. Pengkalusan eksplan daun
daun dengan umur yang tidak terlalu muda
manggis memiliki pola yang sama dengan
dan tidak terlalu tua (berumur sekitar 2 bulan
pola pengkalusan pada biji. Kalus tumbuh dari
sejak tunas muncul) dengan lebar kira-kira 3
dalam, memecah tulang daun. Bukan berasal
cm. Daun yang lebih muda, akan memiliki
dari bekas luka pada mesofil daun yang
tingkat browning yang tinggi, sedang daun
mengalami kontak langsung dengan media
yang lebih tua tingkat browning sudah
seleksi (Gambar 2). Hal ini akan menyulitkan
berkurang, karena produksi metabolit
infeksi oleh A. tumefaciens yang masuk
sekunder/mucilage (karbohidrat kompleks)
melalui luka, sehingga transformasi
juga menurun. Tingginya tingkat kontaminasi
menggunakan sumber eksplan daun juga
manggis, salah satunya disebabkan karena
belum efektif dalam perakitan tanaman
struktur permukaan eksplan yang tidak rata,
transgenik.
sehingga sterilisasi permukaan kurang efektif.
Untuk itu, perlu dilakukan pengocokan
6
14

Eksplan daun manggis mengalami mengalami introduksi gen melalui


regenerasi tidak langsung melalui transformasi genetik.
pembentukan kalus. Hasil penelitian
menunjukkan pembentukan kalus memiliki Anggrek
laju peningkatan yang tinggi pada lima Transformasi anggrek dengan dua gen
minggu pertama (Gambar 5 dan 6). Hal ini pengatur pembungaan kelompok MADS-Box
menjadikan kalus sebagai sumber eksplan asal kakao, TcAG dan TcAP1 menunjukkan
alternatif dalam transformasi pada tanaman perbedaan pertumbuhan dengan planlet
manggis. Sebagai upaya peningkatan efisiensi kontrol. Anggrek yang ditransformasi dengan
infeksi oleh A. tumefaciens, perlu dilakukan gen TcAG memiliki perkembangan yang
optimasi dalam proses infeksi. Beberapa cara terhambat, daun memutih, dan persentase
dan perlakuan fisik yang dapat dilakukan pertunasannya rendah (Tabel 3 dan Gambar
untuk meningkatkan efektivitas transformasi 8A). Berbeda dengan tanaman anggrek yang
menggunakan A. tumefaciens antara lain ditransformasi dengan TcAG, anggrek yang
dengan perlakuan pre-kultur (Venkatachalam ditransformasi dengan TcAP1 memiliki
et al. 2000), pelukaan, penggoresan, atau pertumbuhan lebih cepat dan persentase
pemberian suara ultrasonik (Shrestha et al. pertunasannya lebih tinggi (Tabel 3) namun
2007). Sebagai konfirmasi insersi gen dari menampilkan morfologi abnormal pada saat
hasil transformasi, perlu dilakukan analisis awal perkembangan dengan membentuk
DNA atau RNA. Namun, pertumbuhan kalus struktur mirip sepal, bergantung pada
manggis yang sangat lambat menjadi faktor kekuatan tingkat ekspresinya (Gambar 8C).
pembatas dalam penelitian ini. Kemampuan planlet anggrek hasil
transformasi kedua gen insert untuk tumbuh
Tembakau pada media seleksi dan perubahan morfologi
Berbeda dengan manggis, transformasi pada planlet anggrek menunjukkan bahwa
dan regenerasi pada tanaman tembakau lebih planlet tersebut sudah terinduksi oleh fragmen
banyak diketahui. Selain itu, tembakau juga plasmid ekspresi melalui transformasi.
responsif terhadap introduksi gen asing,
mudah diamati perubahannya, dan cocok Kopi
tumbuh di daerah tropis. Berbeda dengan Transformasi dua gen pembungaan (TcAG
Arabidopsis thaliana yang hanya dapat dan TcAP1) pada eksplan kopi menunjukkan
tumbuh optimum di daerah subtropis. hasil yang hampir sama seperti pada eksplan
Beberapa sifat dan kelebihan ini menyebabkan tembakau dan anggrek (Gambar 9). Berdasar
tembakau banyak digunakan sebagai tanaman atas kemampuannya tumbuh di media seleksi,
model dalam transformasi genetik planlet yang tumbuh diduga membawa
(Chaidamsari et al. 2006a), khususnya di fragmen plasmid.
daerah tropis. Pola pembentukan tunas pada
eksplan juga berbeda dengan pola Regulasi gen-gen pembungaan dan
pengkalusan pada manggis. Tembakau pembentukan organ bunga mengikuti konsep
mengalami regenerasi langsung dan tunas model ABC (Gambar 13). Antara gen kelas A
yang tumbuh berasal dari luka potongan saat (AP1) dan gen kelas C (AG) memiliki regulasi
transformasi (Gambar 6). antagonistik (Putterill et al. 2004). Over
Transformasi dua gen pengatur ekspresi pada gen kelas A akan menekan
pembungaan asal tanaman kakao, Agamous ekspresi gen kelas C, begitu juga sebaliknya.
(TcAG) dan Apetala1 (TcAP1) pada tembakau
sudah menunjukkan perkembangan pada
minggu kedua setelah transformasi. Memasuki
usia 8 minggu, terlihat perubahan per-
tumbuhan pada tanaman yang ditransformasi
dengan gen TcAG, TcAP1, dan kontrol.
Planlet AP1 mengalami pertumbuhan yang
lebih cepat dibandingkan dengan planlet
kontrol dan planlet AG (Gambar 7).
Kemampuan tanaman hasil transformasi untuk
tumbuh pada media seleksi memberi indikasi
bahwa planlet tembakau tersebut telah
Gambar 13 Konsep model ABC pada pembentukan
organ bunga (Putterill et al. 2004).
7
15

Informasi lain yang diketahui dari tanaman rekombinasi secara acak (Gelvin 2003) dan
model Arabidopsis adalah bahwa regulasi memiliki peluang yang sama pada sistem
pada kelompok MADS-Box memiliki jaringan vektor biner (Wenck et al. 1997).
regulasi yang tidak searah. Over ekspresi Informasi bahwa bagian backbone plasmid
salah satu kelas gen dapat menginduksi Ti biner dapat ditransfer pada genom tanaman
beberapa dan atau sekaligus menghambat pertama kali dilaporkan oleh Martineau et al.
ekspresi gen kelas lainnya. (1994). Penelitian transformasi yang di-
Selain menekan gen kelas C, transformasi lakukan oleh Ramanathan & Veluthambi
dan over ekspresi gen AP1 juga dapat (1995) pada tanaman tembakau juga
menginduksi gen induk pembungaan, LFY. menunjukkan insert yang terintegrasi pada
Terekspresinya gen LFY akan menginduksi genom tembakau adalah gen penyandi resisten
kembali gen dari semua kelas, termasuk kelas kanamisin (nptII) yang terdapat pada daerah
C yang semula ditekan (Jack 2004). Ekspresi backbone plasmid biner. Begitu pula
fenotipe akan terlihat seperti bunga yang penelitian yang dilakukan oleh Kononov et al.
normal namun berbeda pada tingkat (1997) yang menunjukkan bahwa daerah
pertumbuhannya. Terekspresinya gen LFY backbone terdapat pada genom tanaman yang
karena induksi oleh AP1 akan memacu ditransformasi dan mencapai 75% dari total
pertumbuhan tanaman lebih cepat dari tanaman yang ditransformasi. Mekanisme
tanaman normal. tertransfernya daerah backbone merupakan
konsekuensi alami dari mekanisme kerja
Isolasi DNA dan uji insersi dengan PCR protein VirD2 dalam mentransfer DNA
Isolasi DNA dan uji insersi dilakukan (Kononov et al. 1997), karena selain mengikat
sebagai konfirmasi hasil transformasi, apakah kovalen pada ujung 5 T-DNA, VirD2 juga
planlet sudah terinsersi oleh gen target atau dapat mengikat kovalen pada ujung 5 utas
tidak, walaupun sudah dapat tumbuh di media non-T-DNA (Durrenberger et al. 1989).
seleksi. Hasil uji insersi dengan primer gen Dengan demikian, kemampuan hidup
insert menunjukkan bahwa tanaman putatif kultur hasil transformasi pada media seleksi
transgenik anggrek dan kopi yang diuji tidak belum dapat dijadikan indikator suatu
terinsersi oleh gen AG dan AP1, sedangkan tanaman merupakan tanaman transgenik
tanaman tembakau terinsersi. Hal ini pembawa suatu gen insert sebelum dilakukan
ditunjukkan dengan munculnya amplikon pengujian molekuler.
sebesar 315 bp (gen AG) dan 349 bp (gen
AP1) pada sampel tanaman tembakau tetapi SIMPULAN
tidak munculnya amplikon pada sampel
anggrek dan kopi (Gambar 11-12). Kejadian Transformasi dengan A. tumefaciens pada
seperti ini wajar terjadi, karena efisiensi manggis menggunakan sumber eksplan biji
transformasi memiliki persentase yang kecil. dan daun sulit dilakukan tanpa optimasi teknik
Pengujian hanya dapat dilakukan pada satu transformasi terlebih dahulu karena pola
tanaman tiap perlakuan karena keterbatasan pertumbuhan kalus tidak berasal dari luka.
sampel. Kalus atau embrio somatik berpotensi
Kemampuan tanaman anggrek dan kopi digunakan sebagai sumber eksplan dalam
untuk hidup di media seleksi menunjukkan transformasi manggis melihat pertumbuhan-
tanaman ini sudah mengalami transformasi. nya yang cepat pada awal perkembangan.
Namun tertransformasinya tanaman tersebut Transformasi dengan A. tumefaciens pada
tidak dapat dipastikan oleh T-DNA yang tembakau dapat dilakukan dengan baik dan
membawa gen insert atau backbone (tulang perubahannya mudah diamati. Pengujian
punggung) plasmid Ti, yaitu daerah plasmid insersi pada anggrek dan kopi hasil
Ti diluar batas right border (RB) dan left transformasi yang diduga membawa gen insert
border (LB) T-DNA (daerah non T-DNA). memberikan hasil negatif karena keterbatasan
Kedua fragmen (T-DNA dan tulang jumlah sampel yang diujikan, mengingat
punggung) dalam konstruksi plasmid Ti yang efisiensi transformasi memiliki persentase
digunakan dalam transformasi sama-sama yang rendah.
mengandung marker antibiotik nptII, yaitu Kemampuan tanaman hidup pada media
gen penyandi resisten kanamisin. Bagian seleksi, belum merupakan jaminan tanaman
fragmen dari plasmid Ti yang mana yang akan tersebut tersisipi oleh gen asing yang
terintegrasi pada kromosom tanaman tidak diintroduksi sebelum dilakukan beberapa uji
dapat dipastikan karena merupakan molekuler.
8
16

SARAN Jack T. 2004. Molecular and genetic


mechanisms of floral control. Plant Cell
Penggunaan shaker selama proses 16: S1-S17.
sterilisasi permukaan serta screening eksplan Kononov ME, Bassuner B, Gelvin SB. 1997.
asal rumah kaca perlu dilakukan untuk Integration of T-DNA binary vector
menekan tingkat kontaminasi. Biji manggis backbone sequences into the tobacco
lebih memungkinkan ditransformasi dengan genome: evidence for multiple complex
particle bombardment karena sifatnya yang patterns of integration. Plant J 11(5): 945-
poliembrio. Perlu penelitian lebih lanjut 947.
mengenai struktur anatomi biji manggis dan Martineau B, Voelker TA, Sanders RA. 1994.
letak embrionya agar transformasi tepat On defining T-DNA. Plant Cell 6: 1032-
sasaran. Optimasi teknik dalam transformasi 1033.
manggis dapat dilakukan dengan perlakuan Putterill J, Laurie R, Macknight R. 2004. Its
fisik, optimasi waktu inokulasi dan ko- time to flower: the genetic control of
kultivasi. Peningkatan efisiensi transformasi flowering time. BioEssays 26: 1-11.
dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah Rahmawati S. 2006. Status perkembangan
eksplan yang ditransformasi. Pengujian perbaikan sifat genetik padi menggunakan
molekuler perlu dilakukan pada jumlah transformasi Agrobacterium. J.
sampel yang lebih banyak agar lebih mewakili Agrobiogen. 2(1): 36-44.
populasi yang diamati. Ramanathan V, Veluthambi K. 1995. Transfer
of non-T-DNA portions of Agrobacterium
DAFTAR PUSTAKA tumefaciens Ti plasmid pTiA6 from the
left terminus of TL-DNA. Plant. Mol. Biol
Chaidamsari T, Samanhudi, Budiani A, 28: 1149-1154.
Poerwanto R, Santoso D. 2006a. Ekspresi Sambrook J, Fritsch EF, Maniatis T. 1989,
fenotipe gen APETALA1 kakao (TcAP1) Nolan C, editor. Molecular Cloning, A
pada eksplan tembakau. Menara Laboratory Manual. New York: Cold
Perkebunan 74(1): 1-9. Spring Harbor Laboratory.
Chaidamsari T, Samanhudi, Sugiarti H, Shrestha BR, Chin DP, Tokuhara K, Mii M.
Santoso D, Angenent GC, Maagd RA de. 2007. Efficient production of transgenic
2006b. Isolation and characterization of an plantls of Vanda through sonication-
AGAMOUS homologue from cocoa. Plant assisted Agrobacterium-mediated trans-
Sci. 170: 368-975. formation of protocorm-like bodies. Plant
Dai S, Zheng P, Marmey P, Zhang S, Tian W, Biotech. 24 : 429-434.
Chen S, Beachy RN, Fauquet C. 2001. Slamet-Loedin IH. 1994. Transformasi
Comperative analysis of transgenic rice genetik pada tanaman: Beberapa teknik
plants obtained by Agrobacterium- dan aspek penting. Hayati 1(2): 66-67.
mediated transformation and particle Suwanto A. 1998. Bioteknologi molekuler:
bombardment. Mol. Breed. 7: 25-33. Mengoptimalkan manfaat keanekaragaman
Durrenberger F, Crameri A, Honh B, hayati melalui teknologi DNA rekom-
Koukolikova-Nicola Z. 1989. Covalently binan. Hayati 5: 25-28.
bound VirD2 protein of Agrobacterium Venkatachalam P, Geetha N, Khandelwal A,
tumefaciens protects the T-DNA from Shaila MS, Sita GL. 2000. Agrobacterium-
exonucleolytic degradation. Proc. Natl. mediated genetic transformation and
Acad. Sci .USA 86: 9154-9158. regeneration of transgenic plants from
Eckardt NA. 2003. Pattern of gene expression cotyledon explants of groundnut (Arachis
in apomixis. Plant Cell 15: 1499-1501. hypogaea L) via somatic embryogenesis.
Gelvin SB. 2003. Agrobacterium-mediated Curr. Sci. 78(9): 1130-1136.
plant transformation: the biology behind Wenck A, Czako M, Kanevski I, Marton L.
the gene-jockeying tool. Microbiol. Mol. 1997. Frequent collinear long transfer of
Biol. Rev. 67(1): 16-37. DNA inclusive of the whole binary
Hansen G, Chilton MD. 1996. Agrolistic vector during Agrobacterium-mediated
transformation of plant cells : Integrated of transformation. Plant Mol. Biol. 34: 913-
T-strands generated in planta. Proc. Natl. 922.
Acad. Sci. USA 93: 14978-14983.
17

LAMPIRAN
10
18

Lampiran 1. Pembuatan larutan MS (Murashige & Skoog)

Kode Stok Vol pemakaian stok Konsentrasi akhir


Senyawa
Stok mg/L mg/250 ml per liter MS (ml) (mg/L)
A NH4OH 82500 20 1650
B KNO3 95000 20 1900
C CaCl2 . 2H2O 22000 5 440
H3BO3 310 6,2
KH2PO4 8500 170
D CoCl2 . 6H2O 1,3 5 0,025
Na2MoO4 . 2H2O 12,5 0,25
KI 41,5 0,83
MgSO4 . 7H2O 18500 370
MnSO4 . 4H2O 752,7 22,3
E 5
ZnSO4 . 7H2O 430 8,6
CuSO4 . 5H2O 1,3 0,025
Na2- EDTA 1,86 37,2
F 5
FeSO4 . 7H2O 1,39 27,8

Lampiran 2. Pembuatan buffer SDS

Komposisi Larutan stok Konsentrasi akhir


SDS (% b/v) 10 2
Glisin (M) 1 0,1
NaCl (M) 5 0,05
EDTA pH 8 (M) 0,5 0,01

Lampiran 3. Komposisi media LB (Luria Bertani Broth)

Komposisi Konsentrasi akhir (g/L)


Tripton 10
Yeast Extract 5
NaCl 5
Bacto Agar 15 (untuk LA)
pH diatur sampai 7,2 dengan larutan KOH 1N dan 0,1N.

Lampiran 4. Komposisi media ko-kultivasi

Komposisi Konsentrasi akhir


Larutan MS
Gula pasir (g/L) 30
Agar (g/L) 8 (hanya untuk media padat)
BAP (M) 2,2 (untuk daun) 22,2 (untuk biji)
TDZ (M) 2,27 (hanya untuk eksplan daun)
PVP (M) 1,39
Acetosiringone (mg/L) 200
pH diatur sampai 5,7-5,8 dengan larutan KOH 1N dan 0,1N.

Lampiran 5. Komposisi media eliminasi

Komposisi Konsentrasi akhir


Larutan MS
Gula pasir (g/L) 30
Agar (g/L) 8 (hanya untuk media padat)
BAP (M) 2,2 (untuk daun) 22,2 (untuk biji)
TDZ (M) 2,27 (hanya untuk eksplan daun)
PVP (M) 1,39
Cefotaksim (mg/L) 250
pH diatur sampai 5,7-5,8 dengan larutan KOH 1N dan 0,1N.
11
19

Lampiran 6. Komposisi media seleksi

Komposisi Konsentrasi akhir


Larutan MS
Gula pasir (g/L) 30
Agar (g/L) 8 (hanya untuk media padat)
BAP (M) 2,2 (untuk daun) 22,2 (untuk biji)
TDZ (M) 2,27 (hanya untuk eksplan daun)
PVP (M) 1,39
Cefotaksim (mg/L) 250
Kanamisin (mg/L) 25
pH diatur sampai 5,7-5,8 dengan larutan KOH 1N dan 0,1N.

Lampiran 7. Komposisi MS vitamin

Senyawa mg/L g/100 ml


Myo-inositol 100 1
Thiamine 10 0,1
Nicotinic acid 1 0,01
Pyridoxine-HCl 1 0,01

Lampiran 8. Pembuatan larutan antibiotik

Senyawa Konsentrasi Stok (mg/L) Pelarut g/ml


Kanamisin 100000 Air 0,1
Cefotaksim 250000 Air 0,25
Rifampisin 25000 Air 0,025
Acetosiringone 250000 DMSO + Etanol absolut 0,25

Lampiran 9. Peta plasmid pBIN-AG dan pBIN-AP1


12
20

Lampiran 10. Bagan alur penelitian

A. tumefaciens AGL0 dengan


konstruk
pBIN-AP1 dan pBIN-AG

Eksplan daun manggis dan


tembakau

Ko-kultivasi

Media eliminasi dan seleksi

Planlet putatif transgenik Planlet putatif transgenik


manggis dan tembakau anggrek dan kopi

Isolasi DNA

Uji insersi (PCR)

Tanaman Transgenik

Anda mungkin juga menyukai