Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEGIATAN
PEMBELAJA
RAN 2
A. Pengertian Mesin Frais
Mesin frais adalah salahsatu jenis mesin perkakas
yang dapat digunakan untuk mengerjakan suatu
bentuk benda kerja dengan mempergunakan pisau
frais sebagai alat potongnya.
a d
f h
b e
f
d
a
b
c e
g f
d
i
j
Dan tipe mesin frais lain yang banyak digunakan di industri berdasarkan fungsi
penggunaannya, antara lain:
Merupakan mesin frais yang digunakan untuk mengerjakan bentukan yang rumit.
Maka dibuat master / mal yang dipakai sebagai referensi untuk membuat bentukan
yang sama. Mesin ini dilengkapi 2 head mesin yang fungsinya sebagai berikut:
Head yang kedua berfungsi memotong benda kerja sesuai bentukan masternya.
a. Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan guide pada head pertama ke arah
master adalah 1 arah.
DAFTAR PUSTAKA
b. Sistem menuju 1 titik, yaitu tekanan guide tertuju pada satu titik dari master.
Merupakan mesin frais yang digunakan untuk membuat roda gigi / gear dan
sejenisnya (sprocket dll). Alat potong yang digunakan juga spesifik, yaitu membentuk
profil roda gigi (evolvente) dengan ukuran yang presisi
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 2.6Mesin frais hobbing
Mesin frais tusuk/stick biasanya digunakan untuk membuat alur pasak pada
lubang yang berpasangan dengan poros, membuat roda gigi dalam dll.
Merupakan mesin yang digunakan untuk membuat gambar atau tulisan dengan
ukuran yang dapat diatur sesuai keinginan dengan skala tertentu.
Mesin frais CNC merupakan penggangi mesin frais copy dan gravier. Semua
control menggunakan sistem electronic yang komplek (rumit). Dibutuhkan operator
yang ahli dalam menjalankan mesin ini.Harga mesin CNC ini sangat mahal.
1. Kolom/badan mesin
Badan mesin ini adalah berdiri tegak dan kokoh karena ia dipakai sebagai patokan
dan merupakan dudukan dan rumah dari roda gigi. Selain dari itu juga akan jadi
dudukan dari sumbu utama, bahkan untuk jadi dudukan motor dan puli-pulinya itulah
ditempatkan.
Bagian depan yang dikerjakan secara masinal, adalah bebentuk ekor burung tegak
yaitu untuk gerak turun naiknya knee yang membawa sadel dan meja. Pada bagian
sebelah atas kolom ini dipasang sumbu utama/spindel untuk dudukan dan membawa
arbor sebagai pemegang dari pisau frais itu sendiri, sehingga dapat berputar.
Pada bagian atas juga dibuat alur ekor burung mendatar yaitu untuk dudukan
lengan, dan arm ini dapat didorong maju ataupun mundur untuk mencapai kedudukan
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
2. Lengan/Arm
Seperti dikatakan di atas bahwa lengan itu letaknya di bagian paling atas dari
badan mesin dan bawahnya mempunyai bentuk ekor burung yang pas kepada alur ekor
burung pada badan mesin, lengan ini dapat dikunci dan dilepas untuk kebutuhan
tertentu. Pada lengan ini dapat dipasang dukungan arbor (suport arbor) yang
mempunyai alur ekor burung pas kepada lengan tadi dan ia dapat dikunci pada posisi
tertentu, sehingga cocok untuk kebutuhan pekerjaan tertentu.
Pada beberapa jenis mesin, pendukung arbor ini jumlahnya ada yang satu ada
yang dua buah untuk lebih kokohnya dukungan terhadap arbor.
Meja ini letaknya adalah di atas sadel, bentuknya segiempat panjang dan
mempunyai alur-alur T yang berfungsi untuk penempatan baut dan mur T yang berfungsi
sebagai pengikat.Untuk jenis mesin tetentu meja ini dapat diatur 0 samapai 45 derajat,
miring ke kiri atau ke kanan.
Pergerakan ke kiri atau ke kanan dari meja ini dengan bantuan memutar sumbu
transportir yang mempunyai kisar tertentu, yaitu ada yang 5 atau 6 mm ada juga yang
berukuran inchi. Apabila perlu meja ini dapat dikunci kepada sadel dan untuk
pengefraisan dengan pemakanan menurun/Climb milling, maka pada meja mesin ini
dipasang backlash eliminator untuk menahan loncatan dari meja karena pemakanan.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 2.10 Meja mesin Frais
Sadel ini bentuknya persegi artinya mempunyai ukuran lebar sama dengan ukuran
panjangnya, dan sadel ini mempunyai alur ekor burung yang pas kepada lutut ,
sehingga sadel ini dapat bergerak mundur maju searah dan sejajar dengan gerakan
lengan tadi, jadi sadel ini gerakannya tidak bisa kearah kiri atau kearah kanan, artinya
hanya dua arah saja yaitu mundur maju dan sadel ini dapat dikunci kepada lutut apabila
diperlukan.
Di bagian atas dari sadel ini dibuat alur T melingkar 360 derajat, dengan tujuan
untuk membautkan meja kepada sadel agar kokoh, dan alur bentuk melingkar ini yang
memungkinkan meja diputar beberapa derajat menurut kebutuhan tertentu. Dan
penunjukan besarnya derajat terdapat pada permukaan sadel itu sendiri.Di atas
permukaan sadel itu juga dipasang handel pembalik arah gerakan otomatis dari meja.
sadel
Gambar 2.11 Sadel Mesin Frais
5. Lutut/Knee
Lutut ini adalah mempunyai dua alur ekor burung yang saling tegak lurus, yaitu
satu alur dipaskan kepada kolom dan satunya lagi dipaskan kepada sadel itu tadi.
Lutut ini berbentuk rongga, dan dalam rongga itulah dipasang roda-roda gigi untuk
gerakan otomatis, mundur maju, naik turun dan kiri kanan. Gerakan dari lutut ini hanya
DAFTAR PUSTAKA
dua arah yaitu turun dan naik saja, lutut ini juga dapat dikuncikan kepada kolom, agar
kukuh pada waktu pengefraisan.
Knee/lutut
6. Alas mesin
Alas mesin ini letaknya sama dengan namanya yaitu alas, artinya bagian paling
bawah dari mesin, alas ini berfungsi untuk menumpu seluruh beban yang ada pada
mesin, seperti berat mesin ditambah berat bahan yang dikerjakan dan berat
perlengkapan yang dipakai serta berat dari alas itu sendiri.
Pada alas mesin ini dibuat rongga sebagai bak penampung, yaitu untuk
menampung cairan pendingin. Pompa air untuk mengalirkan cairan pendingin kepada
cutter dan benda kerja, juga dipasang pada alas ini untuk membuat sirkulasi air
pendingin itu tadi.
Selain benda kerja tersebut diatas, ada beberapa bentuk lain dari benda-benda
yang lebih banyak dipakai, bentuk benda ini bergantung kepada bentuk pisaunya dan
gerakan-gerakan yang diberikan kepada benda tersebut dan juga peralatan yang
dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut, di antaranya yaitu:
Untuk menunjang berbagai macam jenis pekerjaan pada mesin frais, mesin ini
dilengkapi beberapa perlengkapan diantaranya:
1. Arbor
Arbor digunakan sebagai dudukan alat potong/pisau (mantel, side and face,
slitting saw dll) yang dipasang pada spindel utama pada posisi mendatar (horisontal).
Gambar 2.14
2. Stub Arbor
Stub arbor digunakan sebagai dudukan alat potong/pisau (Face mill, Shell
endmill dll), yang dipasang pada spindel utama atau tegak. Jadi posisinya dapat
dipasang dalam posisi mendatar (horisontal) atau tegak vertikal. Gambar 2.15.
3. Collet Chuck
Collet chuck digunakan sebagai pengikat alat potong/pisau (End mill, Slot drill
dll), yang dipasang pada spindel utama atau tegak. Jadi posisinya dapat dipasang
dalam posisi mendatar (horisontal) atau tegak vertikal. Gambar 2.16.
Meja putar (Rotary Table) digunakan untuk membagi jarak-jarak lubang, alur,
radius (melingkar) dan bentuk-bentuk segi banyak. (Gambar 2.18).
Kepala pembagi (dividing head) adalah peralatan mesin frais yang digunakan
untuk membentuk segi-segi yang beraturan pada poros benda kerja . Peralatan ini
biasanya dilengkapi dengan plat pembagi yang berfungsi untuk membantu pembagian
yang tidak dapat dilakukan dengan pembagian langsung. (Gambar 2.19).
7. Penjepit/Klem Mesin
Klem Mesin ini digunakan untuk memegang/menjepit benda kerja yang tidak dapat
dijepit pada ragum, yang umumnya benda panjang atau lebar.
Penjepitan langsung benda kerja itu ditaruh di meja mesin frais bila slindris ditaruh
pada alur meja, bila lebih ditempatkan sesuai dengan kemampuan langkah kerja
sehubungan dengan jangkauan pisau frais (cutter).
Berbagai bentuk klem mesin dapat dilihat pada gambar 2.20 berikut ini.
DAFTAR PUSTAKA
Jenis pisau frais mantel, ada beberapa type yang fungsinya berbeda-beda,
diantaranya dapat dilihat pada table 3.1 berikut:
a b
Gambar 3.2. Pisau frais sudut (Single angle cutter dan double angle cutter )
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur ekor burung, pada umumnya sudut
ekor burung yang dapat dibuat besarnya: 30o, 45o dan 60o.
6. Pisau Frais Sisi Gigi Silang (Staggered Tooth Side and Face Cutter).
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pada permukaan benda kerja.
Perbedaann dengan pisau frais sisi adalah, pemakanannya lebih ringan(Gambar 3.6).
a b
Dilihat dari sudut heliknya dan jumlah mata sayatnya, ada beberapa jenis pisau jari
diantaranya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Carbida Tips
a b
Banyak macam-macam nama bentuk pisau frais yang diperuntukan sesuai dengan
profil atau bentuk yang akan di frais. Maka dari itu pada saat memilih pisau frais harus
cermat baik nama maupun bentuknya, sehingga hasil pengefraisan dapat maksimal.
Macam-macam pisau frais diantaranya: 1) Pisau frais mantel (Plane milling cutter),
2) Pisau frais sudut (Angle milling cutter), 3) Pisau frais ekor burung (Dove tail milling
cutter,) 4) Pisau sisi dan muka (Side and face cutter), 5) Pisau frais alur melingkar
(Woodruff keyseat cutter), 6)Pisau Frais sisi gigi silang (Staggered tooth side and face
cutter), 7) Pisau frais radius (bentuk) (Form cutter) 8) Pisau frais alur T (T Slot cutter), 9)
Pisau Frais Jari (Endmill cutter), 10) pisau frais roda gigi (Gear cutter), 11) Pisau frais
muka (Face mill cutter), 12) Pisau frais sisi dan muka (Shell endmil cutter), 13) Pisau
frais bentuk (Form Cutter),14) Pisau frais gergaji (Slitting saw).
Cs = . d . n ( m/menit )
Keterangan:
Cs =Cutting Speed ( m/menit )
d = Diameter Cutter ( mm )
n = Putaran Spindle ( Rpm )
= Konstanta ( 3,14 )
2 Besi tuang 14 21
3 Baja >70 10 14
4 Baja 50-70 14 21
5 Baja 34-50 20 30
8 Plastik 40 - 60
DAFTAR PUSTAKA
Rpm
Contoh:
Diketahui: Baja lunak akan difrais dengan alat potong alat potong 80 mm
dan (CS = 30 m / menit). Hitung kecepatan putaran mesinnya!.
Jawab:
1000Cs
n
.d
n = 119,42 119 rpm
Hasil perhitungan di atas pada dasarnya sebagai acuan dalam menyetel putaran
mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel di
mesin tersebut.Artinya, putaran mesin aktualnya dipilih dalam tabel pada mesin yang
nilainya paling dekat dengan hasil perhitungan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Untuk menentukan besaran putaran mesin dapat juga menggunakan tabel,
sebagaimana dapat dilihat pada (Tabel 4.2).
Tabel 4.2 Daftar kecepatan potong dan putaran mesin frais per-menit.
DAFTAR PUSTAKA
C.
KecepatanPemakanan (Feeding)
Pada umumnya mesin frais, dipasang tabel kecepatan pemakanan atau feeding
dalam satuan mm/menit. Jadi misalnya pada mesin disetel besar kecepatan
pemakannya 28; artinya kecepatan pemakanan pisau frais sebesar 28 mm/menit.
Makin kecil kecepatan pemakanan pisau frais, kekasarannya makin rendah atau lebih
DAFTAR PUSTAKA
halus. Tabel besar pemakanan pada mesin baru berlaku jika mesin frais tersebut
dijalankan dengan cara/ mode otomatis.
Menghitung kecepatan pemakanan/feeding= F (mm/menit)
F (mm/men) = f (mm/putaran) x n ( put/menit)
Dimana, f adalah bergesernya pisau frais (mm) dalam satu putaran.
Contoh:
Ditentukan n = 600 putaran/menit, f pada tabel ditetapkan 0,22 mm/putaran. Berapa
kecepatan pemakanannya (F mm/menit)!.
Jawab:
F= 0,22 mm/putaran x 600 putaran/men = 132 mm/menit.
Pengertiannya adalah,piasu frais bergeser sejauh 132 mm selama satu menit.
Berdasarkan prinsip kerja mesin frais dan gambar diatas, untuk mencari waktu
pengefraisan dapat dihitung dengan rumus:
L = +a+u
S = s.n
Dimana:
t = jumlah mata sayat alat potong
s = pemakanan tiap mata potong
n = Putaran mesin Rpm
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
= panjang benda kerja
a = kelebihan awal
u = kelebihan akhir
S = pemakanan setiap menit
L = +a+u
S = s.n
Dimana:
t = jumlah mata sayat alat potong
s = pemakanan tiap mata potong
n = Putaran mesin Rpm
DAFTAR PUSTAKA
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
= panjang benda kerja
a = kelebihan awal
u = kelebihan akhir
S = pemakanan setiap menit
Contoh:
1. Bahan ST 41, panjang 250 mm, difrais menggunakan pisau jari dengan mata
sayat 4, S= 0,2 dan n = 400 rpm.
Hitung tm, bila (la) = 30 mm dan (Lu) = 30 mm.
Jawab:
S= s . n
= 0,2 . 400
= 80 mm/ menit
L = + a + u = 250 + 30 + 30 = 310 mm
d 0,3 d (la) la
Benda Kerja
ptg.ptg
luAlat
Alat
Sebagimana pada proses facing, untuk menghitung waktu pengeboran pada mesin
frais pada dasarnya sama dengan rumus untuk mencari waktu pemesinan
pengefraisan rata. Berikut adalah rumus untuk mencari waktu pengeboran pada
mesin bubut.
Dimana:
= kedalaman lubang/tebal benda kerja
L = + 0,3 d (la)
d = mata bor/lubang (mm)
n = putaran mata bor (Rpm)
s = pemakanan (mm/put)
DAFTAR PUSTAKA
Contoh: Diketahui,
= 30 mm
d = 12 mm
s = 0,04 pemakanan mm/put
n = 260 rpm
Hitung waktu pengeboran pada mesin frais(tm)?
Jawab:
= 2,7 menit
2. Latihan
1. Tuliskan rumus kecepatan potong (Cs) dan turunkan menjadi rumus putaran
mesin frais (n)
2. Diketahui: Pisau frais HSS 60, akan digunakan mengefrais baja lunak
dengan Cs = 25 m/menit. Hitung: Kecepatan putaran mesinnya!.
3. Diketahui putaran mesin frais (n)= 400 putaran/menit, f pada tabel dimesin
disetel 0,2 mm/putaran. Berapakecepatan pemakanannya (F mm/menit)!.
4. Diketahui: Bahan ST 41, panjang 200 mm, difrais menggunakan pisau jari
dengan mata sayat 4, s= 0,2 dan n = 600 rpm, (la) = 30 mm dan (Lu) = 30
mm. Hitung waktu pemesinan frais (tm), apabila pemakanan 1 kali jalan!.
5. Diketahui,
= 30 mm
d = 12 mm
s = 0,04 pemakanan mm/put
n = 260 rpm
Hitung waktu pengeboran pada mesin frais (tm)?
3. Rangkuman
1. Menghitung putaran mesin Frais
Rumus untuk menentukan putaran mesin frais adalah:
1000Cs
n
.d
DAFTAR PUSTAKA
2. Menghitung kecepatan pemakanan/feeding= F (mm/menit)
F (mm/men) = f (mm/putaran) x n ( put/menit)
Dimana, f adalah bergesernya pahat (mm) dalam satu putaran
L = + a + u
Dimana:
t = jumlah mata sayat alat potong
s = pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
= panjang benda kerja
a = kelebihan awal
u = kelebihan akhir
S = pemakanan setiap menit
Dimana:
= kedalaman lubang/tebal benda kerja
L = + 0,3 d (la)
d = mata bor (mm)
n = putaran mata bor (rpm)
DAFTAR PUSTAKA
s = pemakanan (mm/put)
B.Materi Pokok 4
Proses Pengefraisan
1. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat mampu melaksanakan proses
pengefraisan:
1) Metode pemotongan
2) System pembagian
3) Teknik pengefraisan
4) Langkah proses frais
1. Pemotongan searah
Yang dimaksud pemotongan searah adalah, pemotongan yang datangnya benda
kerja searah dengan arah putaran cutter. Pada pemotongan ini hasilnya kurang baik
karena meja (benda kerja) cenderung tertarik oleh cutter ( Gambar 5.1)
DAFTAR PUSTAKA
3. Pemotongan Netral
DAFTAR PUSTAKA
Yang dimaksud pemotongan netral adalah, pemotongan yang terjadi apabila
lebar benda kerja yang disayat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran diameter cutter
pada waktu pengefraisan menggunakan face mill atau ujung shell end mill.
B. Sistem Pembagian
Di dalam mesin frais atau milling machine, selain mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan pengefraisan rata, menyudut, membelok, mengatur dsb, dapat pula
mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang atau bersudut-sudut.Yang dimaksud
benda kerja yang berbidang-bidang ialah benda kerja yang mempunyai beberapa
bidang atau sudut atau alur beraturan misalnya segi banyak beraturan, batang
beralur, roda gigi, roda gigi cacing, dan sebagainya.
Untuk dapat mengerjakan benda-benda kerja tersebut di atas, mesin frais dileng-
kapi dengan kepala pembagi dan kelengkapannya. Kepala pembagi ini berfungsi
untuk membuat pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang
tadi dalam sekali pencekaman.
Dalam pelaksanaannya, operasi tersebut di atas ada lima (lima) cara, yang
merupakan tingkatan cara pengerjaan, yaitu:
a. Pembagian langsung (direct indexing)
b. Pembagian sederhana (simple indexing)
c. Pembagian sudut (angel indexing)
d. Pembagian differensial (differential indexing)
e. Pembagian sudut differensial (differential angel indexing)
1. Pembagian Langsung
DAFTAR PUSTAKA
Yang dimaksud dengan pembagian langsung adalah, cara mengerjakan benda
kerja dibagi menjadi berbidang-bidang dengan cara pembagian langsung, yang
dilakukan dengan memutar spindel kepala pembagi yang mengacu pada alur-
alur/lubang-lubang pelat pembagi.
alur V
Pelat/piring pembagi dengan alur V pada umumnya memilki jumlah alur yang
genap, diantaranya ada yang beralur 24 dan 60 (Gambar 5.4).
Contoh:
Sebuah benda kerja bulat akan dibuat menjadi 8 (enam) bidang segi beraturan,
dengan kepala pembagi langsung yang pelat pembaginya mempunyai alur 24. Hitung
agar supaya mendapatkan pembagian yang sama.
Jawab:
Jumlah alur V pada pelat pembagi
Jumlah alur=
Jumlah bidang yang akan dibuat
24
Jumlah alur= =3 alur
8
Jadi untuk mengerjakan setiap bidang, maka spindel kepala pembagi (benda
kerja) diputar sebanyak 3 alur, dan pengunci indeks dimasukkan pada alur keempat
bila dihitung dari tempat semula.Atau sebaiknya, pengunci indeks ditempatkan pada
angka yang sesuai dengan pembagian yang dikehendaki.
2. Pembagian Sederhana
Melakukan pembagian dengan kepala pembagi langsung, jumlah pembagian
dan sudut putarnya sangat terbatas. Untuk jumlah pembagian dan sudut putar
banyak, digunakan kepala pembagi universal (Gambar 5.5).
DAFTAR PUSTAKA
Kepala pembagi jenis ini terdiri dari dua bagian utama yaitu, roda gigi cacing dan
ulir cacing.Perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing disebut
ratio.Ratio kepala pembagi pada umumnya 1:40 dan 1:60, akan tetapi yang paling
banyak digunakan adalah yang rationya 1: 40. Artinya, satu putaran roda gigi cacing
memerlukan 40 putaran ulir cacing.
Dalam pelaksanaannya untuk membuat segi-segi nberaturan, kepala pembagi
universal dapat digunakan untuk pembagian langsung.Namun apabila pembagian
tidak dapat dilakukan dengan system pembagian langsung, pembagiannya dapat
dilakukan menggunakan bantuan pelat/piring pembagi (Indexsing plate)(Gambar 5.6),
yang diputar dengan engkol kepala pembagi(Indexs Crank) dan dibatasi dengan
lengan/gunting penepat.
Lengan
penepat
Apabila diketahui perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing
(rationya) = 40: 1 atau i = 40: 1, berarti 40 putaran ulir cacing atau putaran engkol
pembagi, membuat satu putaran roda gigi cacing atau benda kerja. Untuk T
pembagian yang sama dari benda kerja, setiap satu bagian memerlukan:
Ratio 40:1 i
nc= = = Putaran
T T T
Dimana:
nc = putaran indeks
i= angka pemindahan (ratio)
T = pembagian benda kerja
DAFTAR PUSTAKA
Perlu diingat bahwa, apabila pembagian yang dikehendaki lebih dari 40, ulir
cacing diputar kurang dari satu putaran, dan bila pembagian kurang dari 40, ulir
cacing diputar lebih dari satu putaran.
Contoh:
Sebuah benda kerja akan dibuat alur berjumlah 16 bagian yang sama (Gambar 5.7).
Hitung nc , apabila i = 40: 1
i 40 8
nc= = =2 Putaran
T 16 16
Jadi, engkol kepala pembagi diputar dua putaran penuh, ditambah 8 lubang pen
indeks pada piring pembagi yang jumlahnya 16, untuk setiap bagian alur benda kerja.
e. Pasang pisau (cutter) dan ring arbor (kollar) pada arbor (Gambar 5.11a), posisi
pengikatan yang benar dan (Gambar 5.11b), posisi pengikatan yang salah apabila
yang digunakan pisau mantel helik kiri.
DAFTAR PUSTAKA
f. Pasang pendukung arbor (support) pada lengan mesin dengan posisi tidak jauh
dari pisau dan ikat dengan kuat (Gambar 5.12).
g. Selanjutnya pasang ragum pada meja mesin frais pada posisi kurang lebih
ditengah-tengah meja mesin agar mendapatkan area kerja yang maksimal.
h. Lakukan pengecekan kesejajaran ragum. Apabila jenis pekerjaannya tidak dituntut
hasil kesejajaran dengan kepresisian yang tinggi, pengecekan kesejajaran ragum
dapat dilakukan dengan penyiku (Gambar 5.13a). Apabila hasil kesejajarannya
dituntut dengan kepresisian yang tinggi, pengecekan kesejajaran ragum harus
dilakukan dengan dial indicator (Gambar 5.13b).
DAFTAR PUSTAKA
(a) (b)
Gambar 5.13 Pengecekan kesejajaran ragum
i. Pasang benda kerja pada ragum dengan diganjal paralel pad di bawahnya
(Gambar 5.14a) .Untuk mendapatkan pemasangan benda kerja agar dapat
duduk pada paralel dengan baik, sebelum ragum dikencangkan dengan kuat,
pukul benda dengan keras secara pelan-pelan dengan palu lunak (Gambar
5.14b).
(a) (b)
Gambar 5.14 Pemasangan benda kerja pada ragum
k. Atur putaran dan feeding mesin sesuai dengan perhitungan atau melihat table
kecepatan potong mesin frais.
l. Selanjutnya, lakukan pemakanan dengan arah putaran searah jarum jam bila
pisau yang digunakan arah mata sayatnya helik kiri (Gambar 5.15).
Pemakanannya dapat dilakukan secara manual maupun otomatis.
2. Pemotongan Rata
Sejajar dan Siku Arah Tegak(Vertical)
Untuk mengefrais bidang rata dapat digunakan shell endmill cutter (Gambar
5.171) dengan cara yang sama, tetapi menggunakan mesin frais tegak. Namun, untuk
mesin frais universal dapat juga digunakan untuk mengefrais rata pada sisi benda
kerja, yaitu stub arbor dipasang langsung pada spindel mesin.
Gambar 5.17 Proses pengefraisan bidang rata dengan shell endmill cutter
Apabila bidang permukaannya lebih lebar, diperlukan memasang cutter pada arbor
yang panjang dengan pendukung (Gambar 5.19).
4. Pengefraisan Alur
a. Pengefraisan Alur V Menggunakan pisau Sudut
Pemotongan bidang miring atau sudut juga dapat dibua t dengan pisau
sudut.Gambar 5.20 menunjukan hasil pengefraisan menggunakan pisau dua sudut 45
DAFTAR PUSTAKA
dan prosesnya dapat dilihat pada Gambar 5.21.
3. Latihan
1. Teori
DAFTAR PUSTAKA
a. Jelaskan pengertian dari pemotongan searah, berlawanan arah dan netral.
b. Sebuah benda kerja akan dibuat alur berjumlah 16 bagian yang sama, Hitung
nc , apabila i = 40: 1
2. Praktek
LATIHAN MENGEFRAIS SEJAJAR, SIKU, MIRING, ALUR DAN MENGEBOR
a. Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar mampu:
1) Mengoperasikan mesin frais sesuai SOP
2) Memilih alat-alat potong sesuai kebutuhan
3) Memasang alat potong sesuai ketentuan
4) Mengefrais sejajar, siku, miring, alur dan mengebor sesuai ketentuan
b. Peralatan
1) Mesin frais dan perlengkapanya 5) Kikir halus 10
2) Senter bor BS 3 6) Contersing
3) Shell endmill 40 mm 7) Mistar sorong
4) Bor diamter 9,5 mm 8) Remer 10
c. Bahan
Baja lunak MS 22 x 22 x 85 mm
d. Keselamatan Kerja
1) Periksa alat-alat sebelum digunakan
2) Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah
digunakan
3) Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
4) Operasikan mesin sesuai SOP
5) Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
6) Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja
dinilaikan
e. Langkah Kerja
1) Pelajari gambar kerja atau lembaran kerja
2) Siapkan peralatan yang diperlukan dan berikut benda kerjanya
3) Atur putaran mesin dan feeding sesuai ketentuan
DAFTAR PUSTAKA
4) Pasang ragum pada meja mesin, dalam hal ini ragum harus benar-benar
kuat dan sejajar dengan meja mesin. Selanjutnya pasang benda kerja
pada ragum dengan possisi benda sedikit nonjol keluar dari sisi mulut
ragum
5) Pasang alat potong pada spindel mesin
6) Laksanakan pengefraisan bidang A1, dan bidang A2 hingga mencapai
ukuran 18 mm. Serta lanjutkan megefrais bidang C1 sebagai dasar
mencapai panjang 81 mm
7) Ganti posisi benda kerja untuk persiapan pengefraisan bidang B, dalam
hal ini pemasangan benda kerja sedikit menonjol keluar dari sisi mulut
ragum. Selanjutnya laksanakan pengefraisan bidang B1dan B2, dan
lanjutkan megefrais bidang C2 hingga mencapai panjang 81 mm
8) Selanjutnya miringkan benda kerja sebesar 30 , selanjutnya laksanakan
pengefraisan bidang D
9) Atur kembali pemasangan benda kerja secara tegak, dan selanjutnya
laksanakan pengefraisan cemper 1,5x45
10)Setelah selesai atur kembali pemasangan benda kerja secara mendatar,
dan selanjutnya laksanakan membuat lubang 10 h7 dengan dimulai
membuat lubang senter bor terlebih dahulu serta jangan lupa salah satu
ujungnya di camper
11) Ganti posisi benda kerja,dan selqanjutnya buat lubang 5. dan jangan
lupa kedua ujung lubang camper
12)Selanjutnya lepas benda kerja, dan lakukan pengikiran pada bagian-
bagian bidang yangn tajam
13)Chek kembali semua ukuran yang telah dikerjakan
14)Nilaikan benda kerja kepada pembimbing.
15)Bersihkan mesin dan lingkungan kerja
16)Bersihkan peralatan yang digunakan, selanjutnya kembalikan kepada
petugas toolman
Catatan:
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan sesuai
prosedur.
3. Gambar Kerja
DAFTAR PUSTAKA
4. Rangkuman
Metode pemotongan pada proses pengefraisan ada tiga diantaranya:
pemotongan searah, berlawanan arah dan netral.
Yang dimaksud dengan pembagian langsung adalah, cara mengerjakan benda
kerja dibagi menjadi berbidang-bidang dengan cara pembagian langsung, yang
DAFTAR PUSTAKA
dilakukan dengan memutar spindel kepala pembagi yang mengacu pada alur-
alur/lubang-lubang pelat pembagi.
Ada lima cara, yang merupakan tingkatan cara pengerjaan, yaitu:
a. Pembagian langsung (direct indexing)
b. Pembagian sederhana (simple indexing)
c. Pembagian sudut (angel indexing)
d. Pembagian differensial (differential indexing)
e. Pembagian sudut differensial (differential angel indexing)
C.Materi Pokok 5
Roda Gigi
DAFTAR PUSTAKA
1. Indikator Keberhasilan
b. Dicetak
Roda gigi dibuat dengan cara dituang/dicor, kemudian baru difinising dengan
proses pemesinan atau secara manual (sesuai kebutuhan).
c. Diroll.
Pembuatan roda gigi dengan cara diroll dibuat dengan cara semacam proses
kartel (knoerling). Sebagai pengerjaan akhir (finishing) dapat dilakukan dengan:
digerinda, l aping a p a bila dikehendaki.
Pemilihan/penetapan cara pembuatan roda gigi dengan mempertimbangkan
berbagai faktor, diantaranya:
Jenis mesin yang tersedia
Kompetensi operator
Ketelitian yang dikehendaki
Kekuatan roda gigi yang dikehendaki
Jumlah roda gigi yang dikehendaki
Kecepatan produksi yang dikehendaki
Cost/biaya
DAFTAR PUSTAKA
cp . D } over {z sedang; D= {z
Dp
z } Cp = {} over {Dp} . m =
Dp
z
.
Dp
cp=
2) Tipe stocking
Pada gigi pemotong mempunyai alur yang selang-seling (Gambar 6.3). Beram
(tatal) akan terbuang melalui alur-alur. Karena alurnya berselangseling, maka pada
benda kerja tidak akan pernah terjadi garis-garis. Cutter tipe ini digunakan untuk
pengefraisan pengasaran pada roda gigi dengan profil besar (modul = 2,5 12).
Untuk penyelesaian (finishing) digunakan cutter tipe plain.
Pisau frais yang digunakan untuk pemotongan roda gigi menurut system
diameter pitch, juga mempunyai 8 buah cutter (satu set). Misal roda gigi dengan
jumlah 12 gigi, maka cutter terdiri dari nomor 8.
Catatan:
Untuk mendapatkan hasil pemotongan yang baik, matikan mesin (putaran cutter)
bila akan menarik kembali benda kerja. Hal ini dilakukan agar cutter tidak merusak
permukaan gigi yang baru saja dipotong.
DAFTAR PUSTAKA
I. Pengefraisan/pemotongan roda gigi
1. Pengefraisan/pemotongan roda gigi sistem modul
Untuk memotong roda gigi lurus pada mesin frais dapat dilakukan dengan cara
berikut ini:
Pelajari gambar kerja (Gambar 6.6), misalnya diketahui sebuah roda gigi lurus dengan
z = 30 gigi, dan modulnya (m) 1,5.
f) Prosedur pemotongan
Untuk memotong gigi rack lurus pada mesin frais dapat dilakukan dengan cara
berikut ini:
1) Pelajari gambar kerja (Gambar 6.11), misalnya diketahui Sebuah gigi rack
lurus dengan panjang (L )= 71mm, danmodulnya (m) 1,5.
3. Latihan
1. Teori
a. Sebuah benda kerja akan dibuat alur berjumlah 16 bagian yang sama, Hitung
nc , apabila i = 40: 1
b. Diketahui sebuah roda gigi lurus dengan z= 30 gigi, dan modulnya (m) 2. Hitung
ukuran-ukuran roda gigi yang belum diletahui.
c. Diketahui sebuah gigi rack lurus dengan panjang (L )= 72 mm, dan modulnya (m)
2. Hitung ukuran-ukuran gigi rack yang belum diketahui.
2. Praktek
a) Latihan Mengefrais Roda Gigi
DAFTAR PUSTAKA
1) Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar mampu:
Mengefrais roda gigi sesuai SOP
2) Peralatan
Mesin frais dan perlengkapanya
Mandril
Pisau Modul 2
Mistar sorong
3) Bahan
Baja lunak MS 65 mm
4) Keselamatan Kerja
Periksa alat-alat sebelum digunakan
Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah
digunakan
Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
Operasikan mesin sesuai SOP
Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja
dinilaikan
5) Langkah Kerja
Pelajari gambar kerja atau lembaran kerja
Siapkan peralatan yang diperlukan dan berikut benda kerjanya
Atur putaran mesin dan feeding sesuai ketentuan
Pasang kepala pembagi pada meja mesin, dalam hal ini r harus benar-
benar kuat dan sejajar dengan meja mesin.
Selanjutnya pasang benda kerja pada cekam kepala pembagi dengan
ditahan ujungnya dengan senter tetap
Pasang alat potong pada spindel mesin
Seting pisau pada tengah-tengah senter benda kerja
Seting kedalaman pemakanan (h)
DAFTAR PUSTAKA
Atur posisi piring pembagi untuk jumlah gigi Z: 30
Laksanakan pengefraisan roda gigi hingga selesai.
Selanjutnya lepas benda kerja, dan lakukan pengikiran pada bagian-
bagian bidang yangn tajam
Chek kembali semua ukuran yang telah dikerjakan
Nilaikan benda kerja kepada pembimbing.
Bersihkan mesin dan lingkungan kerja
Bersihkan peralatan yang digunakan, selanjutnya kembalikan kepada
petugas toolman
Catatan:
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan sesuai
standar prosedur operasi.
6) Gambar Kerja
M: 2
Z: 30
7) Lembar Penilaian
LEMBAR PENILAIAN Kode:
DAFTAR PUSTAKA
RODA LURUS Mulai tgl:
Dicapai:
Waktu
Standard:
Nilai Keterangan
SUB KOMPONEN Maks Yang
dicapai
LANGKAH -. Bobot langkah kerja: 10%
KERJA/PROSES: -. Bobot Hasil proses; 90%^
Prosedur kerja 25
Sikap kerja 25
Penggunaan alat 25
Keselamatan kerja 25
Sub Total 100
UKURAN:
Diameter Luar gigi 15
15
Dia meter luabang 20
Panjang 16 8
Kedalaman alur spie 6
Lebar alur spie 6
Kedalaman gigi 12
Kesepusatan gigi 10
Kesimetrisan gigi 10
Cahmper 1x45 4
Sub total 86
Kehalusan lubang N7 2
Kehalusan bibang (3
6
bidang) N7
Kehalusan gigi 2
Penyelesaian/finising 4
Sub total 14
TOTAL 100 Nilai hasil Nilai akhir:
persentase:
2) Peralatan
Mesin frais dan perlengkapanya
Pisau Modul 2
Palu
Paralel
Mistar sorong
3) Bahan
Baja lunak MS 32 x 76 mm
4) Keselamatan Kerja
Periksa alat-alat sebelum digunakan
Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah
digunakan
Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
Operasikan mesin sesuai SOP
Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja
dinilaikan
5) Langkah Kerja
Pelajari gambar kerja atau lembaran kerja
Siapkan peralatan yang diperlukan dan berikut benda kerjanya
Atur putaran mesin dan feeding sesuai ketentuan
Pasang ragum pada meja mesin, dalam hal ini ragum harus benar- benar
kuat
dan sejajar dengan meja mesin. Selanjutnya pasang benda kerja pada
ragum.
Pasang alat potong pada spindel mesin
Seting pisau dari sisi benda kerja agar menadaptkan sisa gigi yang sama
DAFTAR PUSTAKA
Seting Nonius untuk mendapatkan jarak gigi yang sama (X)
Seting kedalaman pemakanan (h)
Laksanakan pengefraisan rodbatang gigi rack hingga selesai.
Selanjutnya lepas benda kerja, dan lakukan pengikiran pada bagian-
bagian bidang yangn tajam
Chek kembali semua ukuran yang telah dikerjakan
Nilaikan benda kerja kepada pembimbing.
Bersihkan mesin dan lingkungan kerja
Bersihkan peralatan yang digunakan, selanjutnya kembalikan kepada
petugas toolman
Catatan:
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan sesuaii
standar prosedur operasi.
6) Gambar Kerja
M: 2
L: 72
7
2
7) Lembar Penilaian
DAFTAR PUSTAKA
Kode:
LEMBAR PENILAIAN Mulai tgl:
BATANG GIGI RACK LURUS Dicapai:
Waktu
Standard:
Nilai
SUB KOMPONEN Maks Yang Keterangan
dicapai
LANGKAH KERJA/PROSES: -. Bobot langkah kerja: 10%
-. Bobot Hasil proses; 90%^
Prosedur kerja 25
Sikap kerja 25
Penggunaan alat 25
Keselamatan kerja 25
Sub Total 100
UKURAN:
Panjang 72 7
Tinggi 28 7
Lebar 7
Tinggi 14 6
Lebar 12 6
Jarak 45 6
Jarak 8 5
Kedalaman 7 4
Dia.12 4
Dia. 7 4
Kedalaman gigi 10
Kesamaan sisa gigi 8
Jarak gigi 8
Kesimetrisan lubang bor 4
Sub total 86
Kehalusan lubang bor N7 2
Kehalusan bibang (8 bidang)
8
N7
Kehalusan gigi 2
Penyelesaian/finising 2
Sub total 14
TOTAL 100 Nilai hasil Nilai akhir:
persentase:
4. Rangkuman
DAFTAR PUSTAKA
1. Sistem Pembagian
Yang dimaksud dengan pembagian langsung adalah, cara mengerjakan benda
kerja dibagi menjadi berbidang-bidang dengan cara pembagian langsung, yang
dilakukan dengan memutar spindel kepala pembagi yang mengacu pada alur-
alur/lubang-lubang pelat pembagi.
Ada lima cara, yang merupakan tingkatan cara pengerjaan, yaitu:
a. Pembagian langsung (direct indexing)
b. Pembagian sederhana (simple indexing)
c. Pembagian sudut (angel indexing)
d. Pembagian differensial (differential indexing)
e. Pembagian sudut differensial (differential angel indexing)
Dalam melakukan pemotongan pada mesin frais, gunakan alat potong sesuai
dengan bentuk yang ingin dicapai. Sedangkan untuk mencapai efisiensi dan hasil
yang maksima, diperlukan langkah-langkah sistematis yang perlu dipertimbangkan
sebelum mengoperasikan mesin frais.
2. Roda Gigi
Secara teknis proses pembuatan roda gigi dapat dilakukan dengan dengan
berbagai cara, diantaranya:
a . Proses pemotongan.
Pembuatan roda gigi dengan cara ini dapat dilakukan melalui proses
DAFTAR PUSTAKA
pemesinan yaitu:
Milling (pengefraisan)
Shaping (penyekrapan)
Planing (penyerutan)
Hobbing (pergeseran)
Dari keempat cara diatas yang paling standard dan presisi adalah dengan proses
pemesinan Hobbing.
b. Dicetak.
Roda gigi dibuat dengan cara dituang/dicor, kemudian baru difinising dengan
proses pemesinan atau secara manual (sesuai kebutuhan).
c. Diroll.
Pembuatan roda gigi dengan cara diroll dibuat dengan cara semacam proses
kartel (knoerling). Sebagai pengerjaan akhir (finishing) dapat dilakukan dengan:
digerinda, laping apabila dikehendaki.
Pemilihan/penetapan cara pembuatan roda gigi dengan mempertimbangkan
berbagai faktor, diantaranya:
Jenis mesin yang tersedia
Kompetensi operator
Ketelitian yang dikehendaki
Kekuatan roda gigi yang dikehendaki
Jumlah roda gigi yang dikehendaki
Kecepatan produksi yang dikehendaki
Cost/biaya
cp . D } over {z sedang; D= {z
Dp
z } Cp = {} over {Dp} . m =
Dp
z
.
Dp
cp=
maka m= {1} over {Dp} atau m= {25,4} over {Dp}
40
40:1, Maka: Nc=
z
BAB
PENUTUP
3
B.Implikasi
DAFTAR PUSTAKA
Apabila peserta diklat mengerjakan soal-soal latihan dalam bahan ajar
Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin frais nilainya kurang 80%, peserta diklat harus
mendalami kembali materi bahan ajar ini.
Indikator hasil pembelajaran peserta Diklat,adalah dapat mengembangkan
belajar secara optimal.Selanjutnya peserta diklat mampu melakukan pekerjaan
dengan mesin fraissesuai dengan standar operasi prosedur.
C.Tindak lanjut
Peserta diklat mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam
melakukan pekerjaan dengan mesin frais didaerahnya masing-masing sebagai modal
dsar dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru kejuruan mata pelajaran mesin
perkakas.
KUNCI JAWABAN
Jawab:
1. Cara kerja mesin frais yaitu: pisau frais berputar pada arbor/ stub arbor
sedangkan beda kerja dijepit pada ragum/ meja bergerak memanjang
(longitudinal), melintang (cross) atau naik.
2. Memanjang (longitudinal), melintang (cross) atau naik turun
3. Mesin frais hobbing
4. Mesin frais universal
5. Mesin frais gravier
Jawab:
1. Face mill cutter hanya memiliki mata sayat pada ujungnya sedangkan shell end
mill cutter selain pada ujungnya juga body-nya (untuk penyayatan samping)
2. Mesin frais tegak
3. Type H (keras), type N (normal), type W (lunak)
4. Pisau frais concave
5. Untuk membuat alur tipis, memotong.
Evaluasi Materi Pokok 3
1. Jelaskan yang dimaksud dengan feeding!
2. Pisau jari HSS 10 akan digunakan untuk membuat alur memanjang pada baja
lunak (Cs 25) berapa kecepatan putaran mesin?
DAFTAR PUSTAKA
3. Sebuah bahan baja lunak (Cs = 25) dengan ukuran 40 x 40 x 80 akan difrais
dengan shell end mill cutter 50, bahan tersebut dijadikan ukuran 39 x 39 x 80
(difrais 4 bidang masing-masing satu kali jalan) dengan kecepatan pemakanan/
feeding (s) =0,2 berapa lama waktu pemesinan, bila (la) = 5 dan (lu) = 30.
4. Diketahui,
a. = 20 mm
b. d = 20 mm
c. s = 0,04 pemakanan mm/put
d. n = 360 rpm
e. Hitung waktu pengeboran pada mesin frais (tm)?
Jawab:
1. Feeding ialah besar/tebal pemakanan/ penyayatan dalam satu putaran pisau atau
dalam satu putaran pisau berapa mm meja bergeser
1000 . Cs
2. n =
.d
1000 x 25
=
3.14 x 10
=796 rpm
3. Diketahui:
l = 80, la = 5, lu = 30, s = 0,2, Cs = 25
Tm =?
1000 . Cs 1000 x 25
n= n= = 159 dibulatkan n = 160 rpm
.d 3.14 x 50
L = l + la + lu = 80 + 5 + 30 = 115 mm
S = s x n = 0,2 x 160 = 32 mm/menit
L mm 115 mm
tm = = = 3,6 menit untuk satu bidang
s mm /menit 32 mm /menit
jadi Tm = 4 x 3,6 = 14,4 menit
0,3 x 20+20
4. = =1,8 menit
0,04 x 360
Jawab:
1. Pembagian langsung, pembagian sederhana, pembagian diperensial.
2. Supaya arbor tidak lentur yang berakibat pengefraisan bergelombang, bahkan bisa
mengakibatkan arbor bengkok
3. Pisau tidak akan menyayat yang bisa mengakibatkan kerusakan pada pisau dan
benda kerja
4. Supaya tidak terjadi panas yang berlebihan pada pisau friais yang mengakibatkan
pisau cepat tumpul
5. Untuk menghidari backless dari ulir transmisi yang mengakibatkan benda kerja
bergelombang.
Jawab:
1. Diameter luar (Dl)
Dl = Dt + (2 x M)
Dt = Z x M
= 24 x 1,5
= 36
Dl = 36 + (2x1,5)
Dl = 39
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 2.
LAMPIRAN 3.
DAFTAR PUSTAKA
http://andryanto86.wordpress.com/artikel/jenis-jenis-mesin-milling/ 12-12-12