Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERALATAN

LIFE SUPPORT & LIVE SAVING DASAR

Disusun Oleh:
M. Ikhsan Faisal
NIM. ETE10150019

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK


POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN
TAHUN AKADEMIK 2016 / 2017
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERALATAN
LIFE SUPPORT & LIVE SAVING DASAR

1
Disusun Oleh:

M. Ikhsan Faisal

NIM: ETE10150019

Pada Tanggal: 05 Oktober 2016 s/d 14 Desember 2016

Menyetujui Menyetujui
Ketua Program Studi D-III Pembimbing Praktikum
Teknik Elektromedik Peralatan Life Support &
Live Saving Dasar

Muhammad Akbar Hariyono, Riesky Dwi Utomo, S.T


ST NIK. 1130816037
NIK. 1130915025

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah penyusunan laporan praktikum ini dapat diselsaikan
tepat pada waktunya.

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester. Bahwa
mahasiswa yang bersangkutan telah mengikuti Praktikum Peralatan Life Support
dan Live Saving Dasar, Sebagai salah satu program perkuliahan di Program Studi
D3 Teknik Elektromedik Politeknik Unggulan Kalimantan.

Penyusun mengucapkan trimakasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang


telah membantu dalam penysunan laporan ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan
demi tercapainya hasil yang lebih baik. Akhir kata, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi yang memerlukan.

Banjarmasin, Januari 2017

M. Ikhsan Faisal

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................ 2
DAFTAR ISI.......................................................................................... 3
UNIT I ................................................................................................... 4
UNIT II................................................................................................... 11
UNIT III ................................................................................................ 20
UNIT IV.................................................................................................. 31
UNIT V................................................................................................... 50
UNIT VI ................................................................................................. 57

UNIT I
INFANT WARMER

1.1 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mampu mengetahui cara kerja infant warmer.
2. Mahasiswa mampu memahami rangkaian infant warmer.

1.2 Alat dan Bahan Praktikum


1. Saklar (MCB)
2. Kontaktor
3. Terminal Block

4. 3 buah bohlam lampu 5 watt

5. Kabel merah dan hitam secukupnya

6. 3 buah fitting lampu

7. Steker listrik

8. Obeng plus dan obeng min

3
9. Tang potong dan tang kupas

1.3 Dasar Teori

A. Alat dan Bahan yang Digunakan

1. Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk
memutuskan jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi
saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran
listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat.

2. Kontaktor
Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetic
yaitu kontak bekerja apabila kumparan diberi energi. The National
Manufacture Assosiation (NEMA) mendefinisikan kontaktor
magnetis sebagai alat yang digerakan secara magnetis untuk
menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak seperti
relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan membuka
rangkaian daya listrik tanpa merusak. Beban-beban tersebut
meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor, dan motor
listrik. Adapun peralatan elektromekanis jenis kontaktor magnet.
Prinsip Kerja
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally
Open (NO) dan beberapa Normally Close (NC). Pada saat satu
kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor
bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu
ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam
keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan
yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik
kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja.

4
Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah
salahsatu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah
dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka
gambar prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar
berikut :

Gambar 3.1. Prinsip Kerja Kontaktor


Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh
magnet seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan
b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet akan menarik
jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan
dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus
dipasangkan dapat tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan
searah (DC), tergantung dari bagaimana magnet tersebut
dirancangkan. Untuk beberapa keperluan digunakan juga kumparan
arus (bukan tegangan), akan tetapi dari segi produksi lebih disukai
kumparan tegangan Karena besarnya tegangan umumnya sudah
dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai
tertentu.

3. Terminal Block
Terminal Block adalah Suatu tempat berhentinya arus listrik
sementara, yang akan dihubungkan ke komponen yang
lain/komponen outgoing.

4. Bohlam lampu
Bola lampu, atau lebih dikenal dengan lampu pijar (bohlam)
adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran
arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan

5
menghasilkan foton. Kaca yang menyelubungi filamen panas
tersebut menghalangi oksigen di udara berhubungan dengannya,
sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi.

5. Kabel
Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik.
Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor.

6. Fitting Lampu
Fitting adalah sebuah tempat untuk menaruh sebuah lampu
bohlam, yang berbentuk bulat dengan lubang di tengahnya yang
digunakan untuk menaruh bohlam.

7. Steker Listrik
Steker adalah dua buah colokan berbahan logam yang
dipasang pada ujung kabel listrik yang berfungsi untuk
menghubungkan peralatan listrik dengan aliran listrik. Steker
ditancapkan pada lubang stop lontak sehingga peralatan listrik
tersebut dapat digunakan.

8. Obeng Plus dan Obeng Minus


Untuk obeng min biasanya bentuk nya pipih makanya disebut
obeng min, yang mana fungsinya untuk membuka baut yang
berbentuk min dan bisa juga di gunakan untuk mencongkel sesuatu
yang sulit di buka karena bentuknya yang pipih.
Untuk obeng plus ini unik karena bentuknya seperti
kembang, dan fungsinya untuk melepas atau mengencangkan baut
atau skrup yang berbentuk seperti kembang.

9. Tang Potong dan Tang Kupas

6
Tang potong adalah sebuah alat yang berguna untuk
memotong kabel. Tang kupas adalah sebuah alat yang berguna
untuk mengupas kabel.

1.4 Langkah Langkah Praktikum


1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
2. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar.

3. Konsultasi pada dosen atau asisten dosen mengenai rangkaian yang


dirangkai.

4. Jika sudah benar. Jalankan rangakaian sesuai yang diperintahkan


dosen atau asisten dosen.

5. Mengamati rangkaian yang dijalankan.

1.5 Hasil Praktikum


1. Kondisi Awal

Gambar 6.1. Kondisi Awal Rangkaian Infant Warmer

7
Dapat di lihat pada rangkaian tersebut Kondisi awal dimana semua
MCB masih off sehingga mempenagruhi lampu (indikator) 1, 2 dan 3
tidak menyala hal ini di karenakan kontaktor tidak bekerja atau off
saat semua MCB off, dengan permisalan Kontaktor 1 = Power Supply,
Kontaktor 2 = Keypad, Kontaktor 3 = Pengatur suhu dan timer
(buzzer).

1.6 Analisa
Pada praktikum kali ini dapat dianalisa bahwasannya rangkaian
tersebut merupakan rangkain infant warmer yang memisalkan lampu
sebagai indikator dari sebuah rangkaian tersebut.
Pada percobaan tersebut praktikkan menggunakan 3 buah kontaktor
dimana kontaktor 1 sebagai power supply, kontaktor 2 sebagai keypad dan
kontaktor 3 pengatur suhu dan timer.
Pengaktifan infant warmer dalam rangkaian tersebut dapat di
lakukan ketika kontaktor 1 sebagai power supply di on kan (dapat di
katakan sebagai power), dimana kontaktor 1 yang sebagai power supply di
on kan dapat dikatakan pula sebagai power (on/off) pada sewaktu on maka
kontaktor 3 dapat di on kan, kemudian di kontaktor 3 menyetting suhu dan
timer, pada saat sebelum memasuki rangkaian 3 bahwa terdapat
thermostat (sensor suhu) yg digunakan untuk mengetahui apakah suhu
sesuai dengan inputan yang di inginkan. Pada kontaktor 2 sebagai keypad
yang berfungsi untuk memberikan inputan suhu yang diinginkan. Misalnya
kita memberikan inputan suhu yg diinginkan maka heater akan memanas
sesuai dengan suhu yang diinginkan dan sebelumnya kita juga harus
mengatur timer misalnya 30 menit ketika heater telah aktif secara otomatis
timer juga akan aktif dan mulai menghitung waktu pemanasnya, apabila
waktu yg kita setting telah habis maka thermostat akan mati dan buzzer
akan berbunyi.

1.7 Kesimpulan

8
Pada dasarnya saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan
pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC
sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup
dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka.
Pada praktikum kali ini adalah percobaan prinsip kerja dari infant
warmer dengan menggunakan 3 kontaktor, 3 MCB, 3 lampu yang di
gunakan sebagai indikator dan buzzer sebagai penanda berakhirnya
kerjadari suatu infant warmer tersebut.
Praktikum kali ini mengibaratkah 3 buah kontaktor dimana kontaktor
1 sebagai power supply, kontaktor 2 sebagai keypad dan kontaktor 3
sebagai pengatur suhu dan timer.

1.8 Daftar Pustaka


Academia. 2015. Infant Warmer. http://www.academia. edu/6688717
/InfantWarmer. Diakses tanggal 12 Oktober 2016.
Elektromedik. 2014. Infant Warmer. http://elektromedik. blogspot.
co.id/2012/11/infant-warmer.html. Diakses tanggal 12 Oktober 2016
Estetika, Pelatiham. Infant Warmer atau Infant Incubator.
http://pelatihanestetika.com/infant-warmer-atau-infant-incubator.html.
Diakses tanggal 12 Oktober 2016.

9
1.9 Lampiran

Gambar 9.1. Rangkain Akhir Dari Simulasi Rangkaian Infant Warmer

10
UNIT II
STIMULASI INFANT WARMER MENGGUNAKAN THERMOSTAT

2.1 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mampu mengetahui cara kerja infant warmer menggunakan
thermostat.
2. Mahasiswa mampu membuat skematik dari stimulasi infant warmer
menggunakan thermostat.

2.2 Alat dan Bahan Praktikum


1. Saklar (MCB)
2. Kontaktor
3. 2 buah bohlam lampu 5 watt
4. Kabel merah dan hitam secukupnya
5. 2 buah fitting lampu

11
6. Steker listrik
7. Obeng plus dan obeng min
8. Tang potong dan tang kupas
9. Thermostat
10. Solder (sebagai Heater)

2.3 Dasar Teori

A. Alat dan bahan yang digunakan

1. Saklar

Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk


memutuskan jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi
saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran
listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat.

2. Kontaktor
Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetic
yaitu kontak bekerja apabila kumparan diberi energi. The National
Manufacture Assosiation (NEMA) mendefinisikan kontaktor
magnetis sebagai alat yang digerakan secara magnetis untuk
menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak seperti
relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan membuka
rangkaian daya listrik tanpa merusak. Beban-beban tersebut
meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor, dan motor
listrik. Adapun peralatan elektromekanis jenis kontaktor magnet.
PrinsipKerja

12
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally
Open (NO) dan beberapa Normally Close (NC). Pada saat satu
kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor
bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu
ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam
keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan
yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik
kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja.
Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah
salahsatu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah
dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik.
Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh
magnet seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan
b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet akan menarik
jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan
dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus
dipasangkan dapat tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan
searah (DC), tergantung dari bagaimana magnet tersebut
dirancangkan. Untuk beberapa keperluan digunakan juga
kumparan arus (bukan tegangan), akan tetapi dari segi produksi
lebih disukai kumparan tegangan Karena besarnya tegangan
umumnya sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan
alat pemakai tertentu.

3. Bohlam lampu
Bola lampu, atau lebih dikenal dengan lampu pijar (bohlam)
adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran
arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan
menghasilkan foton. Kaca yang menyelubungi filamen panas
tersebut menghalangi oksigen di udara berhubungan dengannya,
sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi.

13
4. Kabel
Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik.
Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor.

5. Fitting Lampu
Fitting adalah sebuah tempat untuk menaruh sebuah lampu
bohlam, yang berbentuk bulat dengan lubang di tengahnya yang
digunakan untuk menaruh bohlam.

6. Steker Listrik
Steker adalah dua buah colokan berbahan logam yang
dipasang pada ujung kabel listrik yang berfungsi untuk
menghubungkan peralatan listrik dengan aliran listrik. Steker
ditancapkan pada lubang stop lontak sehingga peralatan listrik
tersebut dapat digunakan.

7. Obeng Plus dan Obeng Minus


Untuk obeng min biasanya bentuk nya pipih makanya disebut
obeng min, yang mana fungsinya untuk membuka baut yang
berbentuk min dan bisa juga di gunakan untuk mencongkel sesuatu
yang sulit di buka karena bentuknya yang pipih.
Untuk obeng plus ini unik karena bentuknya seperti
kembang, dan fungsinya untuk melepas atau mengencangkan baut
atau skrup yang berbentuk seperti kembang.

8. Tang Potong dan Tang Kupas


Tang potong adalah sebuah alat yang berguna untuk
memotong kabel. Tang kupas adalah sebuah alat yang berguna
untuk mengupas kabel.

14
9. Thermostat
Pada bagian sensor thermostat berisi cairan yang akan
memuai jika di beri panas. Pemuaian ini di manfaatkan untuk
mendorong suatu plat kontaktor. Plat kontaktor dapat diatur
tekanannya dengan memutar sebuah knob.

10. Solder (Sebagai Heater)

Solder adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi


energi panas. Sedangkan Heater adalah suatu komponen yang dapat
merubah energi listrik menjadi energi panas. Teori dasarnya adalah
apabila arus listrik yang besar di alirkan melalui penampang
penghantar dengan lilitan yang sangat kecil, maka penghantar
tersebut menjadi panas kerena benturan electron yang sangat cepat
dan terpusat pada penampang penghantar kecil.

2.4 Langkah Langkah Praktikum


1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
2. Membuat stimulasi infant warmer menggunakan thermostat.
3. Mengamati rangkaian yang dijalankan.
4. Konsultasi pada dosen atau asisten dosen mengenai pengamatan yang
di lakukan.
5. Buat skematik dari percobaan tersebut.

15
6. Konsultasikan kembali dengan dosen skematik yang sudah di buat.

2.5 Analisa
Pada praktikum kali ini dapat dianalisa bahwasannya pada hasil
skematik stimulasi infant warmer menggunakan thermostat pada hasil
Pada analisa kali bahwasanya lampu 1 sebagai indikator suhu, dan
lampu 2 sebagai indikator heater.
Pada saat steker sudah diberi arus dan MCB di on kan maka lampu 1
(indikator suhu) yang menyala dan lampu 2 mati (indikator heater),
kemudian atur di thermostat untuk seberapa waktu yang diperlukan dalam
menghantarkan panas, kemudian heater (soulder) memberikan energi
panas kepada thermostat, ketika thermostat sudah mencapai suhunya maka
lampu 1 akan mati dan lampu 2 akan menyala, ketika lampu 1 mati
bertanda bahwa thermostat sudah mencapai suhu yang telah diatur
sebelumnya yang diikuti menyalanya lampu 2.

2.6 Kesimpulan
Pada praktikum ini bahwasannya praktikum yang dilakukan adalah
stimulasi infant warmer menggunakan thermostat, dengan menggunakan
komponen seperti steker listrik, kontaktor, thermostat, solder (sebagai
heater, dan indikator yang menggunakan lampu.
Dalam prosesnya pada bagian sensor thermostat berisi cairan yang
akan memuai jika di beri panas. Pemuaian ini di manfaatkan untuk
mendorong suatu plat kontaktor. Plat kontaktor dapat diatur tekanannya
dengan memutar sebuah knob. Sedangkan heater adalah suatu komponen
yang dapat merubah energi listrik menjadi energi panas. Sehingga dua
komponen ini sangat penting dalam proses infant warmer.

16
2.7 Daftar Pustaka
Academia. 2015. Infant Warmer. http://www.academia. edu/6688717
/InfantWarmer. Diakses tanggal 26 Oktober 2016.
Elektromedik. 2014. Infant Warmer. http://elektromedik. blogspot.
co.id/2012/11/infant-warmer.html. Diakses tanggal 26 Oktober 2016.

17
Estetika, Pelatiham. Infant Warmer atau Infant Incubator.
http://pelatihanestetika.com/infant-warmer-atau-infant-incubator.html.
Diakses tanggal 26 Oktober 2016.

2.8 Lampiran

18
Gambar 9.1. Hasil Percobaan Stimulasi
Infant Warmer Menggunakan Thermostat

UNIT III
STIMULASI INFANT WARMER MENGGUNAKAN
DIGITAL TEMPERATURE CONTROLER

19
3.1 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengetahui cara kerja infant warmer
menggunakan digital temperature controler.
2. Mahasiswa mampu membuat skematik dari stimulasi infant warmer
menggunakan digital temperature controler.
3. Mahasiswa mampu mengaplikasikan skematik dari stimulasi infant
warmer menggunakan digital temperature controler.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


1. Saklar (MCB)
2. Kontaktor
3. Digital Temperature Controler
4. Bohlam lampu 5 watt
5. Kabel merah dan hitam secukupnya
6. Fitting lampu
7. Steker listrik
8. Obeng plus dan obeng min
9. Tang potong dan tang kupas

3.3 Dasar Teori


A. Alat dan Bahan yang Bigunakan
1. Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk
memutuskan jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi
saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran
listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat.
2. Kontaktor
Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetic
yaitu kontak bekerja apabila kumparan diberi energi. The National
Manufacture Assosiation (NEMA) mendefinisikan kontaktor
magnetis sebagai alat yang digerakan secara magnetis untuk
menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak seperti
relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan membuka
rangkaian daya listrik tanpa merusak. Beban-beban tersebut
meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor, dan motor
listrik. Adapun peralatan elektromekanis jenis kontaktor magnet.

21
PrinsipKerja
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally
Open (NO) dan beberapa Normally Close (NC). Pada saat satu
kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor
bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu
ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam
keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan
yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik
kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja.
Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah
salahsatu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah
dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik.
Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh
magnet seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan
b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet akan menarik
jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan
dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus
dipasangkan dapat tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan
searah (DC), tergantung dari bagaimana magnet tersebut
dirancangkan. Untuk beberapa keperluan digunakan juga
kumparan arus (bukan tegangan).
3. Digital Temperature Controler
Digital Temperature Controller ini adalah alat yang bisa
mengontrol suhu untuk mengendalikan cooler / heater sesuai
dengan settingan yang diinginkan. Sama seperti prinsip kerja
Digital Counter relay, Digital Thermostat ini mempunyai kontak-
kontak NO NC pada output settingnya, serta membutuhkan input
power supply dalam kerjanya.
Besarnya nilai suhu yang diukur ( actual ) akan ditampilkan
pada display yang terdapat pada temperature control lalu
dibandingkan dengan nilai suhu yang diinginkan atau set point.

22
Pada pengaplikasiannya dilapangan temperature control ini
sering di gunakan untuk ngekeep suhu pada suatu mesin misalnya
suhu ruangan pada mesin dryer dibutuhkan stabil pada suhu 120
derajat maka dengan menggunakan temperature control suhu
ruangan akan dijaga pada suhu 120 karena sirkuit heater dan
blowernya dicontrol secara otomatis oleh temperature control pada
saat suhu dibawah settingan maka blower dan heater akan on dan
ketika suhu sudah tercapai maka mereka off begitu seterusnya
sehingga temperature akan tetap stabil pada settingan yang
diperlukan.

4. Bohlam lampu
Bola lampu, atau lebih dikenal dengan lampu pijar (bohlam)
adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran
arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan
menghasilkan foton. Kaca yang menyelubungi filamen panas
tersebut menghalangi oksigen di udara berhubungan dengannya,
sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi.

5. Kabel
Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik.
Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor.

6. Fitting Lampu
Fitting adalah sebuah tempat untuk menaruh sebuah lampu
bohlam, yang berbentuk bulat dengan lubang di tengahnya yang
digunakan untuk menaruh bohlam.

7. Steker Listrik
Steker adalah dua buah colokan berbahan logam yang
dipasang pada ujung kabel listrik yang berfungsi untuk
menghubungkan peralatan listrik dengan aliran listrik. Steker

23
ditancapkan pada lubang stop lontak sehingga peralatan listrik
tersebut dapat digunakan.

8. Obeng Plus dan Obeng Minus


Untuk obeng min biasanya bentuk nya pipih makanya disebut
obeng min, yang mana fungsinya untuk membuka baut yang
berbentuk min dan bisa juga di gunakan untuk mencongkel sesuatu
yang sulit di buka karena bentuknya yang pipih.
Untuk obeng plus ini unik karena bentuknya seperti
kembang, dan fungsinya untuk melepas atau mengencangkan baut
atau skrup yang berbentuk seperti kembang.

9. Tang Potong dan Tang Kupas


Tang potong adalah sebuah alat yang berguna untuk
memotong kabel. Tang kupas adalah sebuah alat yang berguna
untuk mengupas kabel.

3.4 Langkah Langkah Praktikum


1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
2. Membuat stimulasi infant warmer menggunakan digital temperature
controler.
3. Mengamati rangkaian yang dijalankan.
4. Konsultasi pada dosen atau asisten dosen mengenai pengamatan yang
di lakukan.
5. Buat skematik dari percobaan tersebut.
6. Konsultasikan kembali dengan dosen skematik yang sudah di buat.

3.5 Analisa
Pada praktikum kali ini dapat dianalisa bahwasannya pada hasil
skematik stimulasi infant warmer menggunakan Digital Temperature
Controler pada hasil praktikum di atas dengan menggunakan 6 mode yaitu
mode HC, HS, PT, LS, D dan CA dimana dalam penggunaannya sebagai
berikut:
1. Mode HC

24
Pada mode HC ternyata didalamnya memiliki 2 mode lagi yaitu mode
H dan C.
Cara pengaturan mode H sebagai berikut:
HC Set H Set HC Reset Atur Suhu Reset
Pada saat pengaturan suhu menggunakan 370C dimana saat suhu
sampai 370C maka lampu akan mati (awal lampu menyala).
Dengan demikian bahwa mode H yaitu mode dimana lampu
sebagai pemanas (heater) dan bila heater tersebut melebihi suhu acuan
maka Digital Temperature Controler akan mematikan heater.
Cara pengaturan mode C sebagai berikut:
HC Set C Set HC Reset Atur Suhu Reset
0
Pada saat pengaturan suhu menggunakan 30 C dimana saat suhu
sampai 300C maka lampu mati (awal lampu menyala).
Dengan demikian bahwa mode C yaitu mode dimana lampu
sebagai pendingin dan bila sudah dingin sesuai acuan suhu maka
Digital Temperature Controler mematikan lampu.

2. Mode PT
Cara pengaturan mode PT sebagai berikut:
PT Set Atur Suhu Reset
Pada awal settingan suhu mode H yaitu 370C saat menggunakan
mode PT di atur penambahan suhu sebesar 2 0C maka saat suhu
mencapai suhu 390C maka lampu (heater) akan mati yang di atur oleh
Digital Temperature Controler.

3. Mode HS
Cara penggunaan mode HS sebagai berikut:
HS Set Atur Suhu Reset
Pada dasarnya HS ini adalah range untuk batas atas dari mode
HC dimana mode HC tersebut berisi mode H dan C. Saat mode HC
diatur 370C maka mode HS tersebut sebesar 370C sebagai batas atas
dari mode HC.

4. Mode LS
Cara penggunaan mode LS sebagai berikut:
LS Set Atur Suhu Reset
Pada dasarnya LS ini adalah range untuk batas batas dari mode
HC dimana mode HC tersebut berisi mode H dan C. Saat mode HC

25
diatur 300C maka mode HS tersebut sebesar 370C sebagai batas bawah
dari mode HC.

5. Mode D
Cara penggunaan mode D sebagai berikut:
D Set Atur Suhu Reset
Mode D adalah mode tolerensi bawah, ketika suhu D di atur
suhu 20C dan pada mode HC dimana mode C di atur 30 0C maka suhu
tersebut di atur sebesar 320C dengan demikian lampu akan menyala
pada suhu 300C dan mati pada suhu 320C.

6. Mode CA
Cara penggunaan mode CA sebagai berikut:
CA Set Atur Suhu Reset
Mode D adalah mode tolerensi atas, ketika suhu CA di atur suhu
20C dan pada mode HC dimana mode H di atur 370C maka suhu
tersebut di atur sebesar 390C dengan demikian lampu akan menyala
pada suhu 370C dan mati pada suhu 390C.

3.6 Kesimpulan
Pada praktikum ini bahwasannya praktikum yang dilakukan adalah
stimulasi infant warmer menggunakan Digital Temperature Controler,
dengan menggunakan komponen seperti steker listrik, kontaktor, Digital
Temperature Controler, lampu (sebagai heater) dll.
Digital Temperature Controller ini adalah alat yang bisa mengontrol
suhu untuk mengendalikan cooler / heater sesuai dengan settingan yang
diinginkan. Besarnya nilai suhu yang diukur ( actual ) akan ditampilkan
pada display yang terdapat pada temperature control lalu dibandingkan
dengan nilai suhu yang diinginkan atau set point. Pada dasarnya Digital
Temperature Controler menggunakan 6 mode yaitu mode HC, HS, PT, LS,
D dan CA.
Pada percobaan kali ini Digital Temperature Controller sangat
penting fungsinya karena sebagai pengatur dari heater yang di pragakan
oleh sebuah lampu yang terhubung dengan kontaktor.

26
3.7 Daftar Pustaka
Academia. 2015. Infant Warmer. http://www.academia. edu/6688717
/InfantWarmer. Diakses tanggal 02 November 2016.
Elektromedik. 2014. Infant Warmer. http://elektromedik. blogspot.
co.id/2012/11/infant-warmer.html. Diakses tanggal 02 November
2016.
Mechanic, Electrik. 2013. Digital Temperatur Controller. http://electric-
mechanic.blogspot.co.id/2013/08/digital-temperature-controller.html.
Diakses tanggal 02 November 2016.

3.8 Lampiran

27
Gambar 9.1. Pengaplikasian dari
stimulasi infant warmer menggunakan digital temperature controler

UNIT IV
PATIENT MONITOR

4.1 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi alat Patient Monitor.
2. Mahasiswa mampu menggunakan alat Patient Monitor.
3. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja Patient Monitor.
4. Mahasiswa mampu membuat blok diagram Patient Monitor.

4.2 Alat dan Bahan Praktikum


1. Alat Patient Monitor IntelliVue MP20.
2. Buku Catatan.

4.3 Dasar Teori


Patient Monitor atau Bedside Monitor merupakan suatu alat
elektromedik yang difungsikan untuk memonitor kondisi fisiologis pasien.
Patient Monitor ialah suatu alat yang digunakan untuk memonitor
vital sign pasien, berupa detak jantung, nadi, tekanan darah, temperature,

28
bentuk pulsa jantung secara terus menerus. Dimana proses monitoring
tersebut dilakukan secara real-time, sehingga dapat diketahui kondisi
fisiologis pasien pada saat itu juga.
Patient Monitor adalah Sebuah alat berbentuk monitor untuk
kepentingan medis atau monitor fisiologis atau tampilan, adalah perangkat
medis elektronik yang digunakan dalam pemantauan medis yang
menampilkan data dipantau, dan mungkin atau mungkin tidak memiliki
kemampuan untuk mengirimkan data pada jaringan pemantauan. Data
fisiologis ditampilkan terus menerus pada layar CRT atau LCD sebagai
saluran data sepanjang sumbu waktu, Mereka bisa disertai dengan readouts
numerik parameter dihitung pada data asli, seperti nilai maksimum,
minimum dan rata-rata, denyut nadi dan frekuensi pernapasan, dan
sebagainya.
IntelliVue MP20 Patient Monitor menyediakan kemampuan
monitoring yang kuat dan pengukuran penting dalam paket kompak untuk
mencocokkan kecepatan dan unik kebutuhan perawatan segera, prosedur
khusus, lingkungan ketajaman lebih rendah, dan mentransfer pasien. User
interface telah didesain ulang untuk meningkatkan visibilitas data pasien,
sehingga lebih mudah untuk digunakan, dan untuk meningkatkan
kompatibilitas dengan perangkat lunak standar.
IntelliVue MP20 Patient Monitor mudah digunakan dan beroperasi
pada platform jaringan melalui koneksi nirkabel atau kabel. Melalui
Philips intuitif Multi-Pengukuran Server dan ekstensi, MP20 memberikan
yang terbaik di kelasnya pengukuran klinis termasuk kapnografi,
konvensional diagnostik EKG 12-lead, non-invasif dan tekanan darah
invasif, respirasi, FAST-SpO2, suhu, BIS, dan cardiac output.

4.4 Langkah Langkah Praktikum


1. Lepaskan penutup debu.
2. Siapkan aksesoris dan pasang sesuai kebutuhan.
3. Hubungkan alat ke terminal listrik (terminal pembumian).
4. Hubungkan alat ke catu daya.
5. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF.

32
6. Set rentang nilai (range) untuk temperature, pulse dan alarm.
7. Perhatikan protap pelayanan.
8. Beritahukan pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan.
9. Hubungkan patient cable, stap dan chest electrode kepasien dan
pastika sudah terhubung dengan baik.
10. Lakukan monitoring.
11. Lakukan pemantauan display terhadap heart rate, ECG wave, pulse,
temperature, saturasi oksigen, dan NiBP.
Setelah pengoperasian selesai matikan alat dengan menekan tombol
ON/OFF :
1. Lepaskan hubungan alat dari catu daya.
2. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian.
3. Lepaskan patient cable, strap, chest electrode dan bersihkan
4. Pastikan bahwa bedside monitor dalam kondisi baik dan siap
difungsikan lagi.
5. Pasang penutup debu.
6. Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula.

4.5 Analisa
Pada analisa kali ini praktikkan akan menganilasa prinsip kerja dari Patien
Monitor IntelliVue MP20.
1. Power Supply Board
Berfungsi:
a. Penyearah dan filter input tegangan AC
b. Penstabil dan menghasilkan tegangan DC untuk semua rangkaian
c. Baterai charger
d. Menghasilkan perintah power fail ke main board
e. Memilih ON/OFF DC power supply dari front panel
f. Mematikan DC power supply, jika terjadi kerusakan pada power
g. LCD Assembly menghasilkan gambar bagi tampilan sinyal-sinyal
hasil pengukuran yang telah diolah dan didapatkan dari main
board.
h. Bacligth tampilan bagi belakang layar dua tegangan anoda (200 v
dan 6 KV), heater current kontrol grid voltage, arus katoda.
i. Main Board fungsinya untuk afirmware programed microcomputer,
system timing, interface, pada rangkaian lainnya seperti display
monitor, spiker front-end dan keyboard, alarm, recorder serta
interface pada keluaran dan mini recorder.

33
j. I/O Board (Keypad Board) fungsinya I/O Board adalah untuk
mengaktifkan dan mengetik serta mengisi data-data pasien yang
sedang diperiksa dan memberikan perintah-perintah untuk
melakukan program yang akan dilakukan.
k. Recorder Board berfungsi sebagai alat pencatat sinyal listrik yang
akan di tampilkan di layar LCD.
l. System Interface Board berfungsi sebagai media penghubung ke
perangkat lain seperti ditampilkan menggunakan LAN, Video dll.
m. ECG Out berfungsi sebagai hasil dari proses pengolahan yang
dilakukan oleh Patient Monitor IntelliVue MP20 yang nanti akan di
tampilkan ke LCD sebelumnya akan di kirim terlebih dahulu ke
CPU.

4.6 Kesimpulan
Patient Monitor ialah suatu alat yang digunakan untuk memonitor
vital sign pasien, berupa detak jantung, nadi, tekanan darah, temperature,
bentuk pulsa jantung secara terus menerus. Dimana proses monitoring
tersebut dilakukan secara real-time, sehingga dapat diketahui kondisi
fisiologis pasien pada saat itu juga.
IntelliVue MP20 Patient Monitor memiliki komponen utama berupa
main board yang berfungsi sebagai afirmware programed microcomputer,
system timing, interface, pada rangkaian lainnya seperti display monitor,
spiker front-end dan keyboard, alarm, recorder serta interface pada
keluaran dan mini recorder serta memberikan keluaran ECG hasil dari
pemantauan pasien.
IntelliVue MP20 Patient Monitor dapat melakukan pengukuran klinis
termasuk kapnografi, konvensional diagnostik EKG 12-lead, non-invasif
dan tekanan darah invasif, respirasi, FAST-SpO2, suhu, BIS, dan cardiac
output.

4.7 Daftar Pustaka

34
Catalog. 2010. Patient Monitor IntelliVue MP20. http://www.dremed
com/catalog/product_info.php/cPath/45_82_670/products_id/2281.
Diakses pada 20 November 2016.
Jonas, Alpha. 2013. Benside Monitor. http://aphajonasfc.blogspot.co.id /
2013/11/bedside-monitor_10.html. Diakses pada 20 November 2016.
Kaskus. 2015. Mengenal Benside Monitor. http://www.kaskus.co.id/
hread/5252c90438cb171113000002/mengenal-bedside-monitor/.
Diakses pada 20 November 2016.
Syahputra, Akbar. 2012. Patient Monitor. http://akbarsyahputraatem
blogspot co.id/. Diakses pada 22 November 2016.

4.8 Lampiran

35
Gambar 9.1. Conektor Patient Monitor IntelliVue MP20

UNIT V
INFUSE PUMP

5.1 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi alat Infuse Pump.
2. Mahasiswa mampu menggunakan alat Infuse Pump.
3. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja Infuse Pump.
4. Mahasiswa mampu membuat blok diagram Infuse Pump.

5.2 Alat dan Bahan Praktikum


1. Alat Infuse Pump.
2. Buku Catatan.

5.3 Dasar Teori


Infusion Pump adalah perangkat medis yang digunakan untuk
memberikan cairan kedalam tubuh pasien dalam jumlah besar atau kecil,
dan dapat digunakan untuk memberikan nutrisi atau obat, seperti insulin
atau hormone lainnya, antibiotic, obat kemoterapi, dan penghilang rasa
sakit dengan cara yang terkendali.

36
Ada berbagai jenis infus pump, yang digunakan untuk berbagai
keperluan dan dalam berbagai lingkungan. Pompa infus menanamkan
cairan, obat atau nutrisi ke pasien sistem peredaran darah. Hal ini
umumnya digunakan intravena, meskipun subkutan, arteri dan epidural
infus itu sering digunakan. Pompa infus dapat mengelola cairan dengan
cara yang akan impractically mahal atau tidak dapat diandalkan jika
dilakukan secara manual oleh staf keperawatan. Misalnya mereka dapat
mengelola sesedikit 0,1 mL per suntikan jam (terlalu kecil untuk infus),
suntikan setiap menit, suntikan dengan berulang bolus diminta oleh pasien,
hingga jumlah maksimum per jam (misalnya dalam analgesia yang
dikontrol oleh pasien), atau cairan yang volume bervariasi menurut waktu
hari. Karena mereka juga dapat menghasilkan cukup tinggi tapi terkontrol
tekanan, mereka dapat menginjeksikan sejumlah cairan subkutan (dibawah
kulit), atau epidural (hanya dalam permukaan sistem saraf pusat, sebuah
tulang belakang lokal yang sangat populer anestesi untuk persalinan).
Jenis-jenis Infuse Pump:
1. Infus kontinu biasanya terdiri dari pulsa kecil infus, biasanya antara
500 nanoliters dan 10 mililiter, tergantung pada desain pompa, dengan
tingkat pulsa ini tergantung pada kecepatan infus diprogram.
2. Infus intermiten memiliki "tinggi" laju infus, bergantian dengan tingkat
infus diprogram rendah untuk menjaga kanula terbuka. Timing
diprogram. Mode ini sering digunakan untuk mengelola antibiotik, atau
obat lain yang dapat mengiritasi pembuluh darah.
3. Pasien yang dikendalikan adalah infus on-demand, biasanya dengan
langit-langit diprogram untuk menghindari keracunan. Tingkat
dikendalikan oleh pad tekanan atau tombol yang dapat diaktifkan oleh
pasien. Ini adalah metode pilihan untuk analgesia yang dikontrol oleh
pasien (PCA), yang berulang dosis kecil opioid analgesik yang
disampaikan, dengan perangkat kode untuk menghentikan administrasi
sebelum dosis yang dapat menyebabkan depresi pernafasan berbahaya
tercapai.

51
4. Nutrisi parenteral total biasanya membutuhkan sebuah kurva infus
mirip dengan waktu makan normal. Beberapa pompa menawarkan
mode di mana jumlah dapat ditingkatkan atau dikontrol berdasarkan
waktu hari. Hal ini memungkinkan untuk siklus sirkadian yang
mungkin diperlukan untuk jenis obat tertentu.

5.4 Langkah Langkah Praktikum


1. Hubungkan alat ke listrik AC dan nyalakan pompa.
2. Tekan tombol power pada panel kontrol.
3. Masukkan set IV botol, isi cairan ke set IV dan udara pembersih dari
tabung.
4. Buka pintu alat, jumlah IV set tabung yang bagian lebih rendah dari
ruang, melalui semua alur lurus,tekan penjepit untuk melepaskan dan
jumlah tabung didalamnnya menutup pintu.
5. Matikan semua lampu didaerah mengkhawatirkan ,jika permukaan
sensor gelembung dan bersihkan tabung dengan air suling untuk
melepaskan alarm.
6. Untuk menambah atau mengurangi volume infus dan debit aliran
dengan kenop.
7. Tekan tombol Start untuk memulai infus.
8. Bila ada alarm , ikuti indikasi di daerah mengkhawatirkan . setelah
merilis alarm anda bisa restart infussion.
9. Bila menggunakan merk baru set IV atau ada masalah lakukan
kalibrasi,untuk lebih jelas lihat manual penggunaan.

5.5 Analisa
Pada analisa kali ini praktikkan akan menganilasa prinsip kerja Infuse
Pump:
1. Prinsip Kerja Alat
Pada saat alat di ON kan maka arus listrik akan masuk ke PSA,
selain itu alat ini juga menggunakan baterai sebagai sumber cadangan.
Yang kemudian akan menyupalai arus pada mikrokontroller dimana
microkontroler berfungsi sebagai pengendali seluruh rangkaian.
kemudian setting kecepatan tetesan infus dalam berapa satuan detik,
menit maupun jam yang akan ditampilkan pada display. kemudian
tekan start maka alat akan mulai bekerja. Motor akan bergerak

52
memutar peristaltic fingers yang membuat cairan infus mengalir, pada
selang infus diletakan sensor tekanan dan sensor gelembung udara,
dimana sensor gelembung udara berfungsi untuk medeteksi adanya
gelembung udara yang masuk pada selang, jika terdapat gelembung
udara maka sensor akan mendeteksi dan akan memerintahkan clamp
tertutup/tersumbat sehingga gelembung tidak masuk kedalam tubuh
pasien. Buzzer berfungsi sebagai indikator peringatan, jika cairan infus
telah habis, eror pada alat dan terjadi sumbatan pada selang infus maka
buzzer akan berbunyi.

2. Perawatan Alat
a. Pastikkan tidak ada kerusakkan pada alat dan komponen.
b. Hubungi teknisi untuk melakukkan pengecekkan alat secara
berkala.
c. Cek batteray setiap 6 bulan sekali.
d. Charge batteray sampai penuh selama lebih dari 8 jam dengan
menghubungkan alat dengan power AC.
e. Jika alat tidak dapat terhubung dengan power AC, cek fuse pada
alat.

3. Troubleshooting dan Cara Mengatasinya


Masalah Penyebab Perbaikan
Occlusion alarm Adanya sumbatan Lepas selang infus dan
pada selang infus bersihkan sumbatannya
Infus tidak dapat Adanya kerusakkan Cek motor penggerak
menetes pada actuator actuator jika perlu
diganti
Tabel 6.1. Data Troubleshootimg Infuse Pump

5.6 Kesimpulan
Infusion Pump adalah perangkat medis yang digunakan untuk
memberikan cairan kedalam tubuh pasien dalam jumlah besar atau kecil,
dan dapat digunakan untuk memberikan nutrisi atau obat, seperti insulin
atau hormone lainnya, antibiotic, obat kemoterapi, dan penghilang rasa
sakit dengan cara yang terkendali.

53
Pada praktikum kali ini dapat menegtahui bagian-bagian alat infuse
pump seperti botol penampung cairan, didalam botol penampung cairan
terdapat seperti slang penghubung ke pasien, pengatur laju aliran, jarum
penusuk ke kulit pasien kemudian ada komponen alat infuse pump didalam
alat tersebut seperti alarm control, pump sistem, sensor tetesan, kontrol
gelembung udara, pengatur jumlah tetesan dan display system.

5.7 Daftar Pustaka


Anugrah. 2010. Infuse Pump. http://amedevice.blogspot.co.id
2010/06/infusion-pump.html. Diakses Pada 20 Desember 2016.
Rasyanto, 2013. Infus Pump. http://rasyanto.blogspot.co.id/p/infus-
pump.html. Diakses Pada 20 Desember 2016.

54
Soeprijanto, Jdoko. 2015. Pengertian infus Pump. http://djokosoeprijanto
blogspot.co.id/2015/04/pengertian-infusion-pump.html. Diakses Pada
20 Desember 2016.

5.8 Lampiran

55
Gambar 9.1. Batterai Alat Infuse Pump Merk TOP Infusion Pump

UNIT VI
SYRINGE PUMP

56
6.1 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi alat Sringe Pump.
2. Mahasiswa mampu menggunakan alat Sringe Pump.
3. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja Sringe Pump.
4. Mahasiswa mampu membuat blok diagram Sringe Pump.

6.2 Alat dan Bahan Praktikum


1. Alat Sringe Pump.
2. Buku Catatan.

6.3 Dasar Teori


Alat syringe pump merupakan suatu alat yang di gunakan untuk
memberikan cairan atau obat kepada kedealam tubuh pasien dalam jangka
waktu tertentu secara teratur. Secara khusus alat ini mentitik beratkan atau
memfokuskan pada jumlah cairan yang diamasukan kedalam tubuh pasien,
dengan satuan mililiter per jam (ml/h).
Alat ini menggunakan motor dc sebagai tenaga pendorong syringe
yang berisi cairan atau obat yang akan dimasukan kedalam tubuh pasien.
Alat ini menggunakan sistem elektronik mikroprosesor yang berfungsi
dalam pengontrolan dalam pemberian jumlah cairan ke tubuh pasien,
sensor dan alarm. Dalam sistem Mekanik yaitu dengan gerakan motor
sebagai tenaga pendorong.
Pada dasarnya pada syringe pump terdiri dari beberapa rangkaian
yaitu rangkaian pengatur laju motor (pendeteksi rpm), rangkaian
komparator, dan rangkaian sinyal referensi. Motor akan berputar untuk
menggerakkan spuit merespon sinyal yang diberikan oleh rangkaian
pengendali motor, tetapi putaran motor itu sendiri tidak stabil sehingga
perubahan-perubahan itu akan dideteksi oleh rangkaian pendeteksi rpm.
Sinyal yang didapat dari pendeteksi rpm akan dibandingkan dengan sinyal
referensi, dimana hasil dari perbandingan tersebut akan meredakan
ketidakstabilan motor. Motor akan mengurangi lajunya jika perputarannya
terlalu cepat dan sebaliknya akan menambah kecepatan jika perputarannya
terlalu pelan sehingga didapatkan putaran motor yang stabil.
Syringe pump didesain agar mempunyai ketepatan yang tinggi dan mudah

57
untuk digunakan. Syringe pump dikendalikan dengan mikro computer/
mikro kontrolir dan dilengkapi dengan system alarm yang menyeluruh.
Fungsi alat Sringe Pump:
1. Memasukan cairan atau obat ke tubuh pasien dengan tingkat akurasi
yang tinggi.
2. Untuk mencegah periode kadar obat atau cairan yang dimasukan,
dimana Tingkat obat di dalam darah terlalu tinggi atau terlalu rendah.
3. Menghindari penggunaan tablet yang dikarenakan pasien yang
mengalami kesulitan dalam meminum tablet.

6.4 Langkah Langkah Praktikum


1. Masukkan kabel power ke stop kontak
2. Tekan tombol power ON
3. Masukkan syring kemudian jepit dengan slederhook
4. Setting flowrate, delivery limit, volume delivered dengan cara
menekan tombol yang tersedia pada display
5. Tekan tombol START,syring pump bekerja otomatis
6. Lampu indicator operasi akan menyala hijau
7. Jika syring berhenti beroperasi lampu akan padam, dan alarm akan
berbunyi
8. Jika terjadi alarm lampu merah akan menyala
9. Jika ingin melakukan penambahan volume secara cepat tekan tombol
STOP kemudian tekan tombol PURGING
10. Setelah selesai beroperasi tekan tombol OFF
11. Lepaskan kabel power dari stop kontak
6.5 Analisa
Pada analisa kali ini praktikkan akan menganilasa prinsip kerja Syringe
Pump.
1. Sistem Kerja Blok Diagram
a) Pada saat tombol power di tekan ON maka alat mendapat supply
dari rangkaian power supply untuk menghidupkan microkontroler
yang berfungsi untuk kecepatan pelaksanaan dan instruksi
persiklus rangkaian setting.
b) Rangkaian setting berfungsi untuk mengatur jumlah yang akan
dikeluarkan dalam ml/jam. Output dihubungkan ke display yang
berfungsi untuk menampilkan hitungan jumlah (ml/jam) sesuai
dengan pemberian operator yang di proses oleh micro.

58
c) Sensor berfungsi bila mana ada indikasi gangguan pada tempat
syringe atau ada tekanan sumbatan di dalam selang dan alarm
berfungsi menandakan bunyi bila mana output dari sensor ada
indikasi atau gangguan yang diproses oleh micro.
d) Motor Driver sebagai tenaga utama pendorong syringe yang berisi
cairan. Berupa motor DC. Bekerja dengan kecepatan delivery rate
sesuai dengan penyettingan awal yang dilakukan dan dapat
dipercepat dengan menekan push button pada setting alat
e) Alarm sebagai keamanan. Akan berbunyi apabila cairan pada
syring akan habis.
f) Display pada syringe sebagai indikator penyettingan dari kecepatan
motor dalam mendorong cairan pada syringe yang diatur terlebih
dahulu.

2. Perawatan dan Perbaikan


Perawatan berkala sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali,
jika terdapat kerusakkan pada alat hentikkan penggunaan alat dan
hubungi teknisi alat untuk memperbaiki.
a. Pastikkan tidak ada kerusakkan pada alat dan komponen
b. Hubungi teknisi untuk melakukkan pengecekkan alat secara
berkala
c. Cek batteray setiap 6 bulan sekali
d. Charge batteray sampai penuh selama lebih dari 8 jam dengan
menghubungkan alat dengan power AC.
e. Jika alat tidak dapat terhubung dengan power AC, cek fuse
pada alat.

6.6 Kesimpulan
Pada dasarnya pada syringe pump terdiri dari beberapa rangkaian
yaitu rangkaian pengatur laju motor (pendeteksi rpm), rangkaian

59
komparator, dan rangkaian sinyal referensi. Motor akan berputar untuk
menggerakkan spuit merespon sinyal yang diberikan oleh rangkaian
pengendali motor, tetapi putaran motor itu sendiri tidak stabil sehingga
perubahan-perubahan itu akan dideteksi oleh rangkaian pendeteksi rpm.
Sinyal yang didapat dari pendeteksi rpm akan dibandingkan dengan sinyal
referensi, dimana hasil dari perbandingan tersebut akan meredakan
ketidakstabilan motor. Motor akan mengurangi lajunya jika perputarannya
terlalu cepat dan sebaliknya akan menambah kecepatan jika perputarannya
terlalu pelan sehingga didapatkan putaran motor yang stabil.

6.7 Daftar Pustaka


Intramedika, Sahati. 2012. Syringe Pump. http://sahatiintramedika.
blogspot.co.id/2012/11/syringe-pump.html. Diakses pada 14
Desember 2016.
Soeprijanto, Djoko. 2015. Syringe Pump. http://djokosoeprijanto.
blogspot.co.id/2015/04/alat-syringe-pump.html. Diakses pada 14
Desember 2016.
Sofie, Mohamad. 2014. Syringe Pump. http://mohamadsofie.
blogspot.co.id/2014/08/syringe-pump.html. Diakses pada 14
Desember 2016.

60
6.8 Lampiran

Gambar 9.1. Tampak Depan Alat Syringe Pump Merek Injectomat Agilia

61

Anda mungkin juga menyukai