Anda di halaman 1dari 43
Menimbang: a. bahwa imunisasi sebagai salah satu upaya preventif yang dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh dan sesuai standar untuk dapat memutus mata rantai penularan penyakit sehingga Mengingat MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1626/MENKES/SK/XIl/2005 TENTANG PEDOMAN PEMANTAUAN DAN PENANGGULANGAN KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, berdampak pada peningkatan kesehatan masyarakat b. bahwa dengan meningkatnya cakupan imunisasi pada pelaksanaan imunisasi, maka kemungkinan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIP!) akan meningkat sehingga perlu dilakukan langkah-langkah penanggulangan KIP! agar kualitas program imunisasi tetap terjaga; ©. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana pada huruf a dan b di atas, periu ditetapkan Pedoman Pemantauan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dengan Keputusan Menteri Kesehatan; 4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235); 5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); Menetapkan Kesatu Kedua Ketiga 10, 1 12. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447); Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3781); Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1116/Menkes/SK/VIIN/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/SK/X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu: MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN PEMANTAUAN DAN PENANGGULANGAN KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) Pedoman Pemantauan dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua merupakan acuan bagi semua tenaga kesehatan dan atau tenaga lainnya yang telah mengikuti pelatihan dalam melaksanakan Pemantauan dan Penanggulangan KIPI MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Keempat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 2 Desember 2005 MENTERI KESEHATAN, ttd Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP(K)

Anda mungkin juga menyukai