Anda di halaman 1dari 9

Sumber : 12Psychosis and Schizophrenia.

Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls Essential


Psychopharmacology. 3rd Edition.Mei 2016 Page 26. (Patofisiologi)

Ketidakseimbangan yang terjadi pada


neurotransmiter juga diidentifikasi sebagai

penyebab skizofrenia. Ketidakseimbangan

terjadi antara lain pada dopamin yang

mengalami peningkatan dalam aktivitasnya.


Gambar 4. Jalur mesolimbik dopamin pada otak
Selain itu, terjadi juga penurunan pada yang menyebabkan gejala positif.12
Sumber : 12Psychosis and Schizophrenia.
serotonin, norepinefrin, dan asam amio
Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls

gamma-aminobutyric acid (GABA) yang Essential Psychopharmacology. 3rd Edition. Page


27.
pada akhirnya juga mengakibatkan

peningkatkan dopaminergik. Neuroanatomi b. Jalur Mesokortikal: berproyeksi dari

dari jalur neuronal dopamin pada otak dapat daerah tegmental ventral ke korteks

menjelaskan gejala-gejala skizofrenia. prefrontal. Berfungsi pada insight,

penilaian, kesadaran sosial, menahan

diri, dan aktifitas kognisi. Hipofungsi

pada jalur mesokortikal akan

menyebabkan gangguan berupa gejala

Gambar 3. Terdapat 5 (lima) jalur dopamin pada otak.12 negatif dan kognitif pada skizofrenia.
12
Sumber : Psychosis and Schizophrenia.
Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls Jalur mesokortikal terdiri dari mediasi
Essential Psychopharmacology. 3rd Edition. Page 26.
gejala kognitif (dorsolateral prefrontal
Terdapat lima jalur dopamin dalam otak,
cortex / DLPFC ) dan gejala afektif
yaitu :12
(ventromedial prefrontal cortex /
a. Jalur Mesolimbik: berproyeksi dari
VMPFC) skizofrenia.12
area midbrain ventral tegmental ke

batang otak menuju nucleus akumbens

di ventral striatum. Jalur ini memiliki

fungsi berhubungan dengan memori,

indera pembau, efek viseral automatis,

dan perilaku emosional. Hiperaktivitas

pada jalur mesolimbik akan

menyebabkan gangguan berupa gejala Gambar 5. Jalur mesokortical dopamin pada otak
12

positif seperti waham dan halusinasi ;

1
Sumber : 12Psychosis and Schizophrenia. Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls Essential
Psychopharmacology. 3rd Edition. Mei 2016 Page 26. (Patofisiologi)

Sumber : 12Psychosis and Schizophrenia. endokrin, menimbulkan rasa lapar,


Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls
Essential Psychopharmacology. 3rd Edition. Page haus, fungsi metabolisme, kontrol
29.
temperatur, pencernaan, gairah seksual,

c. Jalur Nigrostriatal: sistem dan ritme sirkardian. Obat- obat

nigrostriatal mengandung sekitar 80% antipsikotik mempunyai efek samping

dari dopamin otak. Jalur ini berproyeksi pada fungsi ini dimana terdapat

dari substansia nigra ke basal ganglia gangguan endokrin.

atau striatum (kauda dan putamen).

Jalur ini berfungsi menginervasi sistem

motorik dan ekstrapiramidal. Dopamin

pada jalur nigrostriatal berhubungan Gambar 7. Jalur tuberoinfundibular dopamin


pada otak.12
dengan efek neurologis
Sumber : 12 Psychosis and Schizophrenia.
Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls
(Ekstrapiramidal / EPS) yang Essential Psychopharmacology. 3rd Edition. Page
32.
disebabkan oleh obat-obatan

antipsikotik tipikal / APG-I (Dopamin


e. Jalur Thalamus : Jalur kelima berasal
D2 antagonis).
dari berbagai tempat, termasuk

periaqueductal gray, ventral

mesencephalon, hypothalamus nukleus,

nukleus parabrachial lateral, yang

berproyeksi ke thalamus. Namun,


Gambar 6. Jalur nigrostriatal dopamin pada
otak.12 fungsinya masih belum diketahui.12
Sumber : 12Psychosis and Schizophrenia.
Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls Rumusan yang paling sederhana untuk
Essential Psychopharmacology. 3rd Edition. Page
32. mengungkapkan patofisiologi dari

skizofrenia adalah hipotesa dopamin.


d. Jalur Tuberoinfundibular: organisasi
Hipotesa ini secara sederhana menyatakan
dalam hipotalamus dan
bahwa skizofrenia disebabkan karena terlalu
memproyeksikan pada anterior glandula
banyaknya aktivitas dopaminergik. Hipotesis
pituitari. Fungsi dopamin disini
ini disokong dari hasil observasi pada
mengambil andil dalam fungsi
beberapa obat antipsikotik yang digunakan
untuk mengobati skizofrenia dimana Pasien yang mengalami gejala-gejala

berhubungan dengan kemampuannya skizofrenia akut harus dirawat di rumah

menghambat dopamin (D2) reseptor. sakit.6 Perawatan di rumah sakit

menurunkan stress pada pasien dan

membantu mereka menyusun aktivitas

harian mereka. Lamanya perawatan di

rumah sakit tergantung pada keparahan


Gambar 8. Hipotesis dopamin pada skizofrenia.12
Sumber : 12Psychosis and Schizophrenia. Antipsychotics and
penyakit pasien dan tersedianya fasilitas
Mood Stabilizers : Stahls Essential Psychopharmacology. 3rd
Edition. Page 34. pengobatan rawat jalan.4 Rawat inap

diindikasikan terutama untuk :1,3

PENATALAKSANAAN 1. Tujuan diagnostik

Penatalaksanaan harus dilakukan 2. Stabilisasi pengobatan

sesegera mungkin setelah didiagnosis, 3. Keamanan pasien karena adanya ide

sebagaimana terbukti bahwa waktu yang bunuh diri atau pembunuhan, maupun

panjang antara onset gejala dan mengancam lingkungan sekitar

penatalaksanaan yang efektif, dapat 4. Untuk perilaku yang sangat kacau

berdampak lebih buruk (kemunduran atau tidak pada tempatnya, termasuk,

mental).2,9 Pasien skizofrenia mungkin tidak ketidakmampuan mengurus

sembuh sempurna, tetapi dengan pengobatan kebutuhan dasar, seperti pangan,

dan bimbingan yang baik, penderita dapat sandang dan papan

ditolong untuk dapat berfungsi terus, bekerja 5. Tidak adanya dukungan dan motivasi

sederhana di rumah atau pun di luar rumah.9 sembuh dari keluarga maupun

Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada lingkungan

pasien skizofrenia paranoid dapat berupa 6. Timbulnya efek samping obat yang

penatalaksanaan non-farmakologis dan membahayakan jiwa

farmakologis.
Membangun hubungan yang efektif
PENATALAKSANAAN NON-
antara pasien dan sistem pendukung
FARMAKOLOGIS
Rawat Inap / Hospitalisasi komunitas merupakan tujuan utama

rawat inap.3 Rawat inap dan layanan

rehabilitasi
masyarakat juga bertujuan untuk Terapi kerja adalah baik sekali untuk

memaksimalkan kemandirian pasien mendorong penderita bergaul lagi dengan

(contohnya dengan melatih keterampilan orang lain, penderita lain, perawat dan

hidup sehari-hari), karena pada pasien dokter.9 Hal ini dimaksudkan agar pasien

dengan gejala sisa (contohnya gejala tidak mengasingkan diri dan terapi ini

negatif dan kognitif) mungkin tidak sangat penting dalam menjaga

dapat hidup mandiri.2 Setelah keluar dari kepercayaan diri dan kualitas hidupnya.2

rumah sakit, pasien tersebut perlu di Penting sekali untuk menjaga

follow-up teratur oleh ahli psikiatri.6 komunikasi yang baik dengan pasien dan

keluarga.1
Terapi Psikologis (Psikoterapi) dan

Dukungan Sosial (Sosioterapi)


PENATALAKSANAAN
Terapi yang dapat membantu FARMAKOLOGIS

penderita skizofrenia adalah psikoterapi Pemberian obat-obat anti-psikosis

suportif individual atau kelompok, serta Pemberian obat anti-psikosis pada

bimbingan yang praktis dengan maksud pasien skizofrenia (sindrom psikosis

mengembalikan penderita ke fungsional) merupakan penatalaksanaan

yang utama. Pengobatan anti-psikosis


masyarakat.9 Terapi perilaku kognitif

(cognitive behavioural therapy, CBT) diperkenalkan awal tahun 1950-an.3

seringkali bermanfaat dalam membantu Pemilihan jenis obat anti-psikosis

pasien mengatasi waham dan halusinasi mempertimbangkan gejala psikosis yang

yang menetap. Tujuannya adalah untuk dominan (fase akut atau kronis) dan efek

mengurangi penderitaan dan samping obat.8,9 Fase akut biasanya

ketidakmampuan, dan tidak secara ditandai oleh gejala psikotik (yang baru

langsung menghilangkan gejala. Terapi dialami atau yang kambuh) yang perlu

keluarga dapat membantu mereka segera diatasi.

megurangi ekspresi emosi yang Obat anti-psikosis tidak bersifat

berlebihan dan terbukti efektif mencegah menyembuhkan, namun bersifat

kekambuhan.2 pengobatan simtomatik.13 Obat anti-

psikosis efektif mengobati gejala

positif pada episode akut (misalnya

halusinasi, waham, fenomena passivity)


dan mencegah kekambuhan.2,9 Obat-obat Sumber : 11Antipsychotic Agents.

ini hanya mengatasi gejala gangguan dan Stahls Essential Psychopharmacology.


4th Edition.
3
tidak menyembuhkan skizofrenia.
http://stahlonline.cambridge.org/essentia
Pengobatan dapat diberikan secara oral, l_4th_chapter.jsf
Mekanisme kerja obat anti-psikosis
intramuscular, atau dengan injeksi depot
berkaitan dengan aktivitas neurotransmitter
jangka panjang.2
dopamine yang meningkat (Hiperaktivitas
Untuk pasien yang baru pertama kali
sistem dopaminergik sentral).8 Pada
mengalami episode skizofrenia,
umumnya, pemberian obat anti-psikosis
pemberian obat harus diupayakan agar
sebaiknya dipertahankan selama 3 bulan
tidak terlalu memberikan efek samping,
sampai 1 tahun, setelah semua gejala
karena pengalaman yang buruk dengan
psikosis mereda sama sekali. Efek obat anti-
pengobatan akan mengurangi
psikosis secara relatif berlangsung lama,
ketaatanberobatan (compliance) atau
sampai beberapa hari setelah dosis terakhir
kesetiaberobatan (adherence).

Dianjurkan untuk menggunakan masih mempunyai efek klinis.8 Obat anti-

antipsikosis atipikal atau antipsikosis psikosis dibagi dalam dua kelompok,

tipikal, tetapi dengan dosis yang rendah.9 berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu:3,4,7

1. Dopamine Receptor Antagonist (DRA)

atau anti-psikosis generasi I (APG-I)

Obat APG-I disebut juga obat anti-

psikosis konvensional atau tipikal.

Kebanyakan antipsikosis golongan tipikal

mempunyai afinitas tinggi dalam mem-

blokade atau menghambat pengikatan

Gambar 9. Sifat obat antipsikotik dopamin pada reseptor pasca-sinaptik


konvensional adalah kemampuan mereka
neuron di otak, khususnya di sistem limbik
untuk memblokir reseptor dopamin D2
khususnya di jalur dopamin mesolimbik. dan sistem ekstrapiramidal (Dopamine D2

Sehingga akan mengurangi receptor antagonist), hal inilah yang


hiperaktivitas pada jalur dopamin
diperkirakan menyebabkan reaksi
mesolimbik dan mengurangi gejala
ekstrapiramidal yang kuat.13 Oleh karena
positif.
kinerja obat APG-I, maka obat ini lebih Tabel 2. Sediaan Obat Anti-psikosis

efektif untuk gejala positif, contohnya Generasi I dan Dosis Anjuran (yang
beredar di Indonesia menurut MIMS Vol.
gangguan asosiasi pikiran (inkoherensi), isi
7, 2006).8
pikir yang tidak wajar (waham), gangguan Sumber : 8Obat Anti-psikosis. Penggunaan

persepsi (halusinasi) dibandingkan untuk Klinis Obat Psikotropik (Psychotropic


Medication). Edisi 3. Hal 14.
terapi gejala negatif.1,8,10 Obat antipsikosis

tipikal (APG-I) memiliki dua kekurangan Sebagian besar antagonis reseptor

utama, yaitu : dopamin dapat diberikan dalam satu

a. Hanya sejumlah kecil pasien dosis oral harian ketika orang tersebut

berada dalam kondisi yang stabil dan


(kemungkinan 25 persen) yang cukup
telah menyesuaikan dengan efek
tertolong untuk mendapatkan kembali

jumlah fungsi mental yang cukup normal samping apa pun.10 Prototip kelompok

b. Antagonis reseptor dopamine disertai dengan efek obat APG-I adalah klorpromazin (CPZ),

merugikan yang mengganggu dan serius. Efek hal ini dikarenakan obat ini sampai

menganggu yang paling utama adalah akatisia sekarang masih tetap digunakan sebagai

dan gejala mirip parkinsonisme berupa rigiditas antipsikosis, karena ketersediannya dan

dan tremor. harganya murah.13

Obat CPZ merupakan golongan

Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjurkan derivate phenothiazine yang
Chlorpromazine Chlorpromazine Tab. 25 - 100 mg 150 - 600 mg/hari
Promactil Tab. 100 mg mempengaruhi ganglia basal, sehingga
Meprosetil Tab. 100 mg
Cepezet Tab. 100 mg
Perphenazine Perphenazine Tab. 4 mg menimbulkan gejala parkinsonisme (efek
Trilafon Tab 2 - 4 - 8 mg
Trifluoperazine Stelazine Tab. 1 - 5 mg 10 - 15 mg/hari
Fluphenazine Anatensol Tab. 2,5 - 5 mg 10 - 15 mg/hari esktrapiramidal / EPS).13 Semua obat
Thioridazine Melleril Tab. 50 - 100 mg 150 - 300 mg/hari
Haloperidol Haloperidol Tab. 0,5 - 1,5 mg 5 - 15 mg/hari
Dores Tab. 1,5 mg APG-I dapat menimbulkan efek samping
Serenace Tab. 0,5 - 1,5 mg
Haldol Tab. 2 - 5 mg EPS (ekstrapiramidal), seperti distonia
Govotil Tab. 2 - 5 mg
Lodomer Tab 2 - 5 mg
Pimozide Orap Forte Tab. 4 mg 2 - 4 mg/hari akut, akathisia, sindrom Parkinson

(tremor, bradikinesia, rigiditas).8 EFek

samping ini dibagi menjadi efek akut,

yaitu efek yang terjadi pada hari-hari

atau minggu-minggu awal pertama

pemberian obat, sedangkan efek kronik

yaitu efek
yang terjadi setelah berbulan-bulan atau halusinasi, inkoherensi) maupun gejala

bertahun-tahun menggunakan obat.7 Oleh negatif (afek tumpul, proses pikir lambat,

karena itu, setiap pemberian obat APG-I, apatis, menarik diri).1,8

maka harus disertakan obat


Nama Nama Sediaan Dosis
Generik Dagang Anjurkan
trihexyphenidyl 2 mg selama 2 minggu
Sulpride Dogmatil Tab. 200 mg 300 - 600
Forte mg/hari
sebagai obat antidotum. Clozapine Clorazil Tab. 25 - 100 25 - 100
mg mg/hari
Sizoril Tab. 25 - 100
mg
Olanzapine Zyprexa Tab. 5 - 10 mg 10 - 20 mg/hari
2. Serotonin-dopamine Antagonist (SDA)
Quetiapine Seroquel Tab. 25 - 100 50 - 400
atau anti-psikosis generasi II (APG-II) mg mg/hari
Zotepine Lodopin Tab. 25 - 50 mg 75 - 100
mg/hari
Risperidone Risperidone Tab 1 - 2 - 3 mg 2 - 6 mg/hari
Pada tahun 1990, ditemukan klozapin
Risperidal Tab. 1 - 2 - 3 mg
yang dikenal sebagai generasi pertama Neripros Tab. 1 - 2 - 3 mg

Persidal Tab. 1 - 2 - 3 mg
antipsikotik golongan atipikal. Disebut
Rizodal Tab. 1 - 2 - 3 mg
atipikal karena golongan obat ini sedikit Zofredal Tab. 1 - 2 - 3 mg

Aripiprazole Abilify Tab. 10 - 15 mg 10 - 15 mg/hari


menyebabkan reaksi ekstrapiramidal

(EPS = extrapyramidal symptom).13 Obat

APG-II disebut juga obat anti-psikosis Tabel 3. Sediaan Obat Anti-psikosis


Generasi II dan Dosis Anjuran (yang
baru atau atipikal. Standar emas terbaru
beredar di Indonesia menurut MIMS Vol. 7,
untuk pemberian obat anti-psikosis bagi 2006).8
pasien skizofrenia adalah APG-II. Obat Sumber : 8Obat Anti-psikosis.
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik
APG-II memiliki efek samping
(Psychotropic Medication). Edisi 3. Hal 14-
neurologis yang lebih sedikit 15.
dibandingkan dengan antagonis reseptor

dopamin dan efektif terhadap kisaran


Apabila pada pasien skizofrenia,
gejala psikotik yang lebih luas.10 gejala negatif (afek tumpul, penarikan
Mekanisme kerja obat anti-psikosis diri, isi pikir miskin) lebih menonjol dari
atipikal adalah berafinitas terhadap gejala positif (waham, halusinasi, bicara
Dopamine D2 Receptors (sama seperti kacau), maka obat anti-psikosis atipikal
APG-I) dan juga berafinitas terhadap
perlu dipertimbangkan.8
Serotonin 5 HT2 Receptors

(Serotonin- dopamine antagonist),

sehingga efektif terhadap gejala

positif (waham,
PROGNOSIS Pasien skizofrenik laki-laki dan wanita

Dahulu, bila diagnosis skizofrenia telah dibuat, sama- sama mungkin untuk melakukan

maka ini berarti bahwa sudah tidak ada harapan lagi bunuh diri.

bagi orang yang bersangkutan, bahwa Prognosis Baik Prognosis Buruk


kepribadiannya selalu akan menuju ke kemunduran
Onset lambat Onset muda
9
mental (deteriorasi mental). Sekarang dengan
Faktor pencetus Tidak ada faktor
pengobatan modern, ternyata bila penderita itu
yang jelas pencetus
datang berobat dalam tahun pertama setelah
Onset akut Onset tidak jelas
serangan pertama, maka kira-kira sepertiga dari
Riwayat sosial, Riwayat sosial,
mereka akan sembuh sama sekali (full remission
seksual, dan seksual, dan
atau recovery). Sepertiga yang lain dapat pekerjaan pekerjaan
dikembalikan ke masyarakat walaupun masih pramorbid yang pramorbid yang
baik buruk
didapati cacat sedikit yang mereka masih harus

sering diperiksa dan diobati selanjutnya (social Gejala gangguan Perilaku menarik
mood (terutama diri, autistik
recovery).9
gangguan
Skizofrenia bersifat kronis dan membutuhkan depresif)

waktu yang lama untuk menghilangkan gejala.1,7 Menikah dan telah Tidak menikah,
berkeluarga bercerai, atau
Sekitar 90% dengan episode psikotik pertama, sehat
janda/duda
dalam waktu satu tahun, 80% mengalami episode
Riwayat keluarga Riwayat keluarga
selanjutnya dalam lima tahun, dan 10% meninggal
gangguan mood skizofrenia
2
karena bunuh diri. Kira-kira 50 persen dari semua (tidak ada keluarga

pasien dengan skizofrenia mencoba bunuh diri yang menderita


skizofrenia)
sekurang satu kali selama hidupnya, dan 10
Sistem pendukung Sistem pendukung
sampai 15 persen pasien skizofrenik meninggal yang baik yang buruk untuk

karena bunuh diri selama periode follow-up 20 (terutama dari kesembuhan


keluarga) untuk pasien
tahun.4
kesembuhan
pasien
Gejala positif Gejala negatif

Jenis kelamin Tanda dan gejala


perempuan neurologis
Riwayat trauma
perinatal

Tidak ada remisi


dalam tiga tahun

Sering timbul
relaps

Riwayat
penyerangan

Tabel 4. Menunjukkan Prognosis Baik dan


Buruk dalam Skizofrenia.3
Sumber : 3Skizofrenia. Kaplan & Sadock -
Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Hal 156.

Anda mungkin juga menyukai