MESIN GERINDA
2. Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat bubut,
dan sebagainya.
5. Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan diameter dalam suatu jenis
produk.
6. Saucer Grinding Wheels, Gerinda ini biasa digunakan untuk mengerinda bergelombang dan
gerinda pemotong. Ini menemukan penggunaan yang luas di non-mesin daerah, karena hal ini
filers bertemu digunakan oleh roda piring untuk menjaga bilah gergaji.
7. Diamond Grinding Wheels, Dalam roda berlian berlian industri tetap terikat ke tepi.
Digunakan untuk mengerinda bahan-bahan keras seperti beton, batu permata dll. Sebuah
melihat menggorok dirancang untuk mengiris batu permata seperti bahan keras.
Angka-angka ini di dapat dari proses penyaringan, dimana saringan tersebut memiliki
lubang-lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari banyaknya lubang dalam saringan seluas
1 inchi2 , ukuran lubang dinamakan dengan mesh.
Sebagai contoh:
1. Jika dalam 1 inchi2 terdapat 120 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran
120 mesh atau lebih kecil lagi.
2. Jika dalam 1 inchi terdapat 56 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran
56 mesh atau lebih kecil lagi. Dan jika butiran yang tertahan diatas saringan berarti memiliki
besar butir 1 step lebih tinggi ( ukuran butir yang lebih kecil).
3. Tingkat Kekerasan batu gerinda
Tingkat kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive yang digunakan tetapi
dilihat dari kuatnya bond (perekat) untuk mengikat butiran abrasive dari tekanan tertentu
ketika melakukan proses penggerindaan. Tingkat kekerasan dinyatakan dalam simbol huruf
alfabet. Kekerasan batu gerinda dapat dilihat pada tabel dibawah :
Lunak H,I,J
Sedang L,M,N,O
Keras P,Q,R,S
BAB III
PROSES MESIN GERINDA
A. Definisi Menggerinda
Kemampuan menajamkan alat potong dengan mengasahnya dengan pasir atau batu
telah ditemukan oleh manusia primitif sejak beberapa abad yang lalu. Alat pengikis
digunakan untuk membuat batu gerinda pertama kali pada zaman besi dan pada
perkembangannya dibuat lebih bagus untuk proses penajaman. Di awal tahun 1900-an,
penggerindaan mengalami perkembangan yang sangat cepat seiring dengan kemampuan
manusia membuat butiran abrasive seperti silikon karbida dan aluminium karbida.
Selanjutnya dikembangkan mesin pengasah yang lebih efektif yang disebut mesin gerinda.
Mesin ini dapat mengikis permukaan logam dengan cepat dan mempunyai tingkat akurasi
yang tinggi sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Menggerinda sejatinya merupakan suatu proses pengerjaan mekanik yang
pengerjaanya dengan menggesekkan atau menyentuhkan benda kerja ke batu gerinda yang
sedang berputar secara perlahan dan kontinyu terus-menerus hingga sesuai hasil akhir yang
diinginkan dengan depth of cut sangat kecil.
Alasan mengapa mesin gerinda dapat mengerjakan benda kerja dengan ketelitian
tinggi dikarenakan depth of cut ( DOC ) yang digunakan dapat diatur sekecil mungkin, yaitu
sekitar 2-5 mikron. Sedangkan alas an yang menyebabkan mesin gerinda dapat menghasilkan
permukaan yang sangat halus karena roda gerinda yang digunakan mempunyai sisi potong
yang banyak dengan teknik penyayatannya sedikit demi sedikit ( proses finishing ) sehingga
lebih tepatnya disebut dengan pengkikisan. Sisi potong pada roda gerinda terbentuk oleh
butiran-butiran bahan asah dalam roda gerinda tersebut. Seperti halnya cutter pisau frais
apabila semakin banyak sisi potongnya maka hasil permukaanya semakin halus.
C. Jenis-Jenis Penggerindaan
1. Penggerindaan Kering
Penggerindaan kering merupakan suatu penggerindaan yang pengerjaanya tanpa
menggunakan cairan pendingin. Untuk penggerindaan kering biasanya dipasang alat bantu
penyedot udara sebagai penyaring debu agar tidak beterbangan. Pada penggerindaan kering
biasanya digunakan dalam pengasahan mata bor untuk membuat sudut puncaknya, untuk
mengasah chisel dan untuk mengasah cutter mesin milling. Bisanya hal ini dikarenakan
adanya faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
a. Jenis benda kerja.
b. Jenis proses pengerjaan.
c. Jenis Mesin Gerinda
d. Roda Gerinda ( jenis batu gerinda ).
Beberapa akibat dari penggerindaan kering yaitu :
a. Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih tinggi.
b. Chip atau debu yang dihasilkan akan beterbangan.
c. Batu gerinda lebih awet.
d. Biaya yang diperlukan lebih murah.
2. Penggerindaan Basah
Penggerindaan basah merupakan suatu proses penggerindaan yang mengguanakan
cairan pendingin. Biasanya pada penggerindaan basah digunakan untuk pengasahan pahat
bubut yang tip pahatnya berasal dari bahan karbid. Hal ini dilakukan agar tip pahat karbid
tidak mudah gosong. Pada penggerindaan basah biasanya dipasang alat bantu semacam
penutup pada batu gerinda agar chip yang keluar tidak berceceran kemana-mana. Beberapa
akibat dari penggerindaan kering antara lain :
a. Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih rendah.
b. Chip atau debu yang dihasilkan tidak beterbangan.
c. Batu gerinda cepat habis.
d. Perlu biaya tambahan untuk pendinginnya.
b. Type H
Paduan CuZn 40 , = 118.
Baja kekuatan tinggi > St 70 , = 140.
Plastik cetakan , batu , = 80.
c. Type W
Aluminium, copper = 140.
Zinc alloys , = 118.
Tuntutan kedua dalam pengasahan twist drill adalah sisi potong yang sama panjang. Ukuran
ini diambil dari ujung pembentuk diameter sampai pada chisel edge. Perbedaan panjang pada sisi potong
akanmengakibatkan munculnya gaya radial pada saat pengeboran sehingga memungkinkan adanya perubahan center lubang
dan ukuran yang dihasilkan. Paduan material pada twist drill memungkinkan adanya kelenturan hal ini dimaksudkan untuk
menghindari kepatahan pada twist drill. Posisi sisi potong terhadap center memang miring maka
memungkinkan sekali munculnya gaya radial tersebut. Gaya radial yang muncul pada
masing-masing sisi potong akan beresultan menjadi gaya aksial apabila besar dan arahnya
tidak sama.
c) Sudut Bebas ( )
Bidang bebas pada twist drill berupa bidang lengkung, sehingga pengukurannya
cukup menyulitkan sehingga ada toleransi yang agak besar untuk itu. Sudut bebas twist drill
diukur dengan cara mencari titik singgung pertama pada punggung dari ujung mata
potongnya. Besarnya clearence yang diminta adalah 10 - 12. Besar kecilnya sudut bebas ini
dipengaruhi oleh laju pemakanan ( feed ), semakin cepat maka dibutuhkan sudut yang besar
pula, dan sebaliknya. Jika kita membesarkan sudut bebasnya perlu diperhitungkan ketegaran
pada twist drill dan kecenderungan twist drill untuk tertancap pada benda kerja dan akhirnya
patah, karena sudut bebas juga berfungsi untuk membatasi laju pemakanan ( secara manual ).
Chisel edge juga merupakan mata potong, Pada pengeboran awal ( predrill ) bagian
ini menghabiskan kira-kira 2/3 gaya potong yang diberikan saat proses pengerjaan, untuk
mengurangi kerugian tersebut maka ditemukan efisiensi maksimal pengeboran dengan chisel edge angle
55. Bagian chisel edge juga bekerja seperti mata potong utamanya saat pengeboran awal ( predrill ), agar tidak terlalu
berat dan mempengaruhi kesentrisannya maka dibentuklah chisel edge angle ( bekerja dalam arah gaya yang berbeda ).
Pada bagian ini mempunyai geometri sudut potong yang buruk dimana sudut garuknya terlalu kecil dan sudut bebas
terlalu besar. Pada beberapa modifikasi untuk mengatasi kondisi tersebut, yang akan dibahas pada bagian
berikutnya.
e) Kesebidangan
Kesebidangan bukan hanya merupakan syarat secara penampilan saja, tetapi akan menyangkut mengenai ketepatan
akan sudut potongnya juga umur pakai mata potongnya. Mengasah secara manual dengan tuntutan sebanyak ini tidaklah
gampang, perlu banyak
latihan agar kemampuan yang kita miliki dapat mencapainya. Sebetulnya
daerah yang harus sebidang adalah daerah yang dekat dengan sisi potong karena hanya
daerah itu yang efektif bekerja.
I. Pertama menggerinda bagian depan batang HSS ini (bagian yang berwarna kuning dari
model diatas). Gunakan batu gerinda kasar.Posisikan pahat agak miring ke kiri 10-15 derajat.
Hal inni akan membuat sudut pembebas,agar tidak semua bagian pahat bersentuhan dengan
benda kerja nantinya.
II. Langkah kedua,kita akan menggerinda sisi potongnya,karena pahat yang kita buat
pahat kanan maka sisi potongnya ada di sebelah kiri(ditunjukkan warna merah pada
model). Prosedur dasarnya adalah sama kecuali bahwa kita memegang alat dengan sisi
sekitar sudut 10 derajat ke roda gerinda.
III. Langkah ketiga,kita akan membuat sudut pembuangan tatal pada sisi atas,pada model
ditunjukkan warna biru. Pada langkah ini,kita harus lebih berhati-hati,jangan sampai bagian
sisi potongnya yaitu pertemuan sisi kiri dan atas, ikut tersapu batu gerinda. Jika terjadi maka
ketinggian sisi potongnya akan berkurang atau lebih rendah dari badan pahat itu
sendiri,masih bisa dipakai memang,namun mungkin akan membutuhkan plat ganjal tambahan
saat menyetel.
IV. Langkah keempat atau terakhir adalah membulatkan ujung sisi potongnya. Untuk
tugas membubut yang normal, ujung sisi potong yang terlalu tajam seperti gambar diatas
tidak akan bertahan lama. Karena itu kita harus membuatnya memiliki radius kecil agar bisa
digunakan dalam pemakanan yang cukup dalam. Kurang lebih bentuknya seperti gambar 4.b.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu mesin gerinda memiliki
beragam jenis sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki. Segala jenis bentuk batu gerinda
memiliki bentuk yang berbeda-beda, hal ini juga dikarenakan mempunyai fungsinya masing-
masing. Pengecekan batu gerinda sebelum digunakan sangatlah penting karena berkaitan
dengan keselamatan kerja dan hasil akhir penggerindaan yang dilakukan. Sebelum
menggerinda tentunya penggunaan alat-alat keselamatan perlu diperhatikan karena chip yang
dihasilkan berupa debu yang sangat halus. Menggerinda merupakan proses pengikisan karena
depth of cutnya kecil hanya sekitar 2-5 mikron. Dalam pengasahan alat potong perlu
diperhatikan dalam pembuatan sudut-sudut potongnya karena hal itu berpengaruh ketika alat
potong tersebut digunakan dalam proses pemesinan.