Anda di halaman 1dari 11

http://tamrinhayat.blogspot.co.id/2015/04/konsep-dasar-manjemen-kurikulum.

html

KONSEP DASAR MANJEMEN KURIKULUM

KONSEP DASAR MANJEMEN KURIKULUM


DI SUSUN OLEH
TAMRIN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
lmu yang dimiliki oleh seorang manusia itu kuantitas dan kualitasnya berbeda. Ilmu itulah
yang dapat mengangkat derajat dan kehormatan manusia. Ilmu dapat diperoleh dimana saja melalui
proses pembelajaran. Pada proses secara umum lebih menekankan pada pendidikan. Pendidikan itu
terfokus pada interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik dapat
mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan itu dapat berlangsung secara formal seperti
di sekolah atau secara informal seperti pada keluarga, pada masyarakat maupun di lingkungan.
Dewasa ini, ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat. Hal ini juga akan berpengaruh
terhadap kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kurikulum haruslah bisa mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi yang setiap saat selalu berkembang. Pelaksanaan proses
interaksi itu terutama di sekolah dilakukan secara berencana yaitu dengan dibuatnya kurikulum.
Kurikulum adalah hal yang sangat penting dan harus diketahui oleh pendidik maupun calon pendidik.
Dengan pendidik mengetahui kurikulum, maka pelaksanaan pembelajaran disekolah akan
berlangsung dengan baik. Dalam hal ini mengetahui tentang kurikulum saja tidaklah cukup. Pendidik
maupun peserta didik harus memahami tentang konsep dasar kurikulum, cara mengorganisasikan
kurikulum, dan melaksanakan kurikulum, dan mengembangkan kurikulum.
Untuk mengetahui dan memahami lebih lengkap tentang kurikulum maka kami membuat
makalah ini dengan menggabungkan dari berbagai sumber. Diharapkan dengan demikian calon
pendidik atau pendidik dapat lebih memahami tentang apa yang dimaksud dengan kurikulum. Dalam
makalah ini akan dibahas tentang konsep dasar manajemen kurikulum.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji
adalah tentang bagaimana konsep dasar manajemen kurikulum?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah Untuk mengetahui konsep yang digunakan dalam
manajemen kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Kurikulum
Manajemenkurikulum berasal dari dua katayaitu manajemen dan kurikulum
keduanya memiliki pengertian yang berbeda.
1. Definisi manajemen
Sebelum menguraikan teori manajemen kurikulum, sebaiknyakita mengetahui
terlebih dahulu tentang definisi Manajemen Manajemen merupakan suatu proses sosial yang
direncanakan untukmenjamin kerjasama, partisipasi, intervensi dan keterlibatan orang
laindalam mencapai sasaran tertentu, yang telah ditetapkan dengan efektif.[1]
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan
melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri.
Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang di miliki oleh sekolah atau
organisasi yang di antaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin dan pemasaran
yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses[2].

Menurut Sergiovanni dan kawan-kawan yang terdapatdalam buku Ibrahim


Bafadhal, mengatakan bahwa manajemen sebagaiprocess of working with and through others
to accomplish organizational goals efficiently. (manajemen sebagai proses
kerjamelalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien).[3]Selain itu
dalam manajemen meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengerahan (leading), dan pengawasan(controlling).Hal ini terlihat bahwa
dengan manajemen sesuatu
akan mudah diatur dan belajar bagaimana mendayagunakan sekelompok orang dan
fasilitas yang ada untuk dilibatkan dalam suatu tujuan tertentu.
Manajemen adalah proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya
organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan
efisien. Manajemen diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh
Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara
sistematik berusaha memahami mengapa dan bagimana orang bekerja sama. Dikatakan
sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan
mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen
dilandasi oleh keahllian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional
dituntun oleh suatu kode etik[4].

Dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan pendayagunaan


beberapa Sumber Daya Manusia dari suatu institusiyang pelaksanaannya
didukung oleh sarana prasarana yang ada. Pelaksanaannya tidak lepas pada
perencanaan, pengorganisasian,pengarahan serta evaluasi atau flash back terhadap semua
kegiatan yang telah dilakukan.
2. Definisi manajemen menurut para ahli
Menurut Hasibuan, manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Stoner, seperti yang dikutip Fachruddin mendefinisikan manajemen sebagai
suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi pekerjaan organisasi
dan untuk menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan
organisasi yang dinyatakan dengan jelas.[5]

Gordon menyatakan bahwa manajemen merupakan metode yang digunakan


administrator untuk melakukan tugas-tugas tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Menurut
Mary Parker Follet, manajemen adalah sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui
orang-orang (The art getting things done through people). Ricky W. Griffin mendefinisikan
manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Harold
Koontz & ODonnel dalam bukunya yang berjudul Principles of Management
mengemukakan, manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang
dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain.[6]
3. Definisi kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu 5. Kurikulum adalah program
pendidikan (sekolah) bagi siswa berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan
berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai
dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Ada beberapa pendapat tentang definisi kurikulum, diantaranya:

Menurut Oemar Hamalik, istilah kurikulum berasal dari bahasa latin,


yakni Curriculae yang artinya jarak yangharus ditempuh oleh seorang
pelari. Definisi kurikulum yaitujangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa
yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.[7]
Menurut Rusman, bahwa kurikulum adalah seperangkat rencanadan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.[8]
Menurut Ragan, bahwa kurikulum merupakan seluruh program dan kehidupan dalam
sekolah, yakni segalapengalaman anak ada pada
tanggung jawab sekolah. Selain itukurikulum tidak hanya meliputi bahan
pelajaran tetapihubungan sosial antara guru dan murid, metode mengajar, serta cara
mengevaluasi.[9]
Menurut Hilda Taba, bahwa kurikulum sebagai rencana belajar (a curriculum is a
plan for learning).Rencana belajar biasanya berisi tujuan, materi atau isi, strategi
pembelajaran dan evaluasi.[10]
Menurut Harold B. Alberty, kurikulum merupakan semuakegiatan yang diberikan kepada
siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the
students by the school).[11]
Menurut Ibrahim Bafadhal, bahwa kurikulum merupakan keseluruhan program pengala
man belajar yang dipersiapkanuntuk peserta didik. Pada
latar kanak kanak, kurikulumdisebut dengan istilah Program Kegiatan Belajar (PKB).[12]
Dari berbagai defenisi diatas dapat dibuat sintesa bahwa kurikulum adalah suatu
rencana, suatu program yang diharapkan, atau tentang kebutuhan yang diperlukan selama
studi berlangsung. Kurikulum mengacu pada suatu rencana tertulis yang menguraikan apa
yang akan dipelajari para siswa. Kurikulum juga merupakan suatu metode dan pengetahuan
yang ditentukan yang dapat dikomunikasikan. Kurikulum harus dapat diwujudkan dalam
kelas riil, misalnya yang berbasis pada pengalaman para siswa di bawah bimbingan para
guru. Kurikulum menjadi rencana yang dibuat untuk memandu pelajaran di ddalam sekolah
tersebut, yang pad aumumnya dalam bentuk dokumen yang retrievable serta aktualisasi
semua rencana tersebut di dalam kelas.
4. Definisi manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum ialah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang
kooperatif, komprehenshif, sistemik, dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan
kurikulum. Otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola
kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran
dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional
yang telah ditetapkan[13].
Manajemen Kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar
pencapaian tujuan pembelajaran dengan dititik beratkan pada usaha, meningkatkan kualitas
interaksi belajar mengajar. Manajemen Kurikulum adalah proses kerjasama dalam
pengolahan kurikulum agar berguna bagi lembaga untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
Manajemen Kurikulum merupakan suatu sistem kurikulum yang berorientasi pada
produktivitas dimana kurikulum tersebut beriorientasi pada peserta didik, kurikulum dibuat
sebagaimana dapat membuat peserta didik dapat mencapai tujuan hasil belajar.
Manajemen Kurikulum adalah pemberdayaan dan pendayagunaan manusia, materi,
uang, informasi, dan rekayasa untuk dapat mengantarkan anak didik menjadi kompeten
dalam berbagai kehidupan yang dipelajarinya.
Manajemen Kurikulum adalah upaya untuk mengurus, mengatur, dan mengelola
perangkat mata pelajaran yang akan diajarkan pada lembaga pendidikan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Keterlibatan masyarakat dalam menajemen kurikulum di maksudkan agar dapat
memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga
pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam
mengdentifikasikan kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas
kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan
sumber dan hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pada pemerintah.
B. Ruang lingkup manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Lingkup Manajemen Kurikulum meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan
pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan
merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/ kompetensi dasar) dengan
kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut
merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan di
mana sekolah itu berada[14].

Studi manajemen kurikulum adalah bagian integral dari studi kurikulum. Pokok
kegiatan utama studi manajemen kurikulum adalah meliputi bidang perencanaan dan
pengembangan, pelaksanaan, dan perbaikan kurikulum. Studi manajemen pengembangan
kurikulum pada dasarnya eratkaitan dengan studi administrasi pendidikan, dimana fungsi
supervise telah tercangkup di dalamnya.
Beberapa ruang lingkup studi yang dikembangkan[15], yaitu:
1. Manajemen perencanaan dan pengembangan kurikulum, di dalam manajemen ini akan
dipelajari masalah perencanaan kurikulum dan pengembangan selanjutnya penting
mandapatperhatian, karena terkait erat dengan faktor-faktor mandasar, peran berbagai pihak
dan metedologi pengembangan itu sendiri, sehingga merupakan suatu proses keseluruhan
kegiatan dan pengembangan kurikulum
2. Manajemen pelaksanaan kurikulum. Bidang ini mempelajari sebab erat kaitannya dengan
keterlaksanaan kurikulum disekolah atau lembaga pendidikan dan latihan. Peran
administrator (kepala sekolah) dan guru mendapat sorotan lebih tajam, dalam artian
asministratif.
3. Supervise pelaksanaan kurikulum. Bidang ini membahas lebih mendasar dan meluas, sebagai
erat kaitannya dengan upaya pembinaan dan pengembangan kemampuan personal sekolah,
yang mendapat tanggung jawab dalam proses pelaksanaan kurikulum, dan dengan cara
bagaimanamereka seharusnya dipersiapkan agar mampu bertindak sebagai supervisor.
4. Pemantauan dan penilaian kurikulum. Peranan dan fungsinya sangat penting dalam rangka
pengembangan, pelaksanaan, supervisi dan perbaikan kurikulum.
5. Perbaikan kurikulum. Bidang ini harusnya mendapatkan perhatian yang lebih oleh sebab erat
kaitannya dengan upaya membina relevansi pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan
sejalan dengan perkembangan masyarakat secara menyeluruh, yang ada akhirnya dengan
dikembangkan suatu kurikulum yang lebih baik.
6. Desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum, perlu dikaji secara lebih lanjut
berkaitan dengan desentralisasi pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah.
7. Masalah ketenagaan dalam pengembangan kurikulum serta model kepemimpinan yang serasi
pada konteks masyarakat yang berkembang dinamis dewasa ini.

C. Prinsip Manajemen Kurikulum


Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen
kurikulum,yaitu sebagai berikut:[16]
a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang
harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta
didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran
dalam manajemen kurikulum.
b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan demokrasi yang
menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam
melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang di harapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum
perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
d. Efektivitas dan efesiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus
mempertimbangkan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai tujuan kurikulum sehingga
kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya,
tenaga, dan waktu yang relatif singkat.
e. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen
kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum.
D. Fungsi Manajemen Kurikulum
Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efesien, dan optimal
dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun
komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi manajemen kurikulum[17] di antaranya sebagai
berikut:
1. Meningkatkan efesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber
maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan
efektif.
2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapa hasil yang
maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui
kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang
dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik
maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat
memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun
lingkungan sekitar.
4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Pengelolaan kurikulum yang professional, efektif, dan terpadu dapat
memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu
dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan
pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan
implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien karena adanya dukungan kondisi positif
yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan
kurikulum, kurikuum yang dikelola secara profesional akan melibatkan
masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan
dengan cirik khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.

D. Konsep Manajemen Kurikulum


Kurikulum di sekolah merupakan penentu utama kegiatan sekolah. Segala aktivitas
siswa mengacu pada kurikulum yang ada. Berdasarkan hal tersebut kurikulum harus tepat
dirumuskan secara perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum
tersebut. Program pendidikan/kurikuler tersebut, sekolah/ lembaga pendidikan berusaha
mendorong siswa agar berkembang dan tumbuh secara tepat sesuai dengan tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan.
Keterlibatan masyarakatpun ikut andil mengambil bagian penting dalam manajemen
kurikulum dimaksudkan agar dapat memahami, membantu, dan mengontrol implementasi
kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan
pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil
kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pemerintah[18].

Kurikulum yang dirumuskan harus sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa, perkembangan
siswa, tuntutan dan kemajuan masyarakat. Pemahaman tentang konsep dasar manajemen
kurikulum merupakan hal yang penting bagi para kepala sekolah yang kemudian merupakan
modal untuk membuat keputusan dalam implementasi kurikulum yang akan dilakukan oleh
guru[19].

Manajemen Kurikulum membicarakan pengorganisasian sumber-sumber yang ada di


sekolah sehingga kegiatan manajemen kurikulum ini dapat dilakukan dengan efektif dan
efisien. Perkembangan kurikulum di Republik Indonesia sampai saat ini telah melahirkan
Undang-Undang nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 tentang Badan Standar Pendidikan Nasional, disusul dengan
Permendiknas 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, kemudian disusul dengan Permendiknas 23
tentang Standar Kompetensi Kelulusan dan Undang-Undang nomor 24 tentang Pelaksanaan
Permendiknas Nomor 22 dan 23.
Pembakuan Undang-Undang dan Permendiknas itu menjadi kekuatan hukum bagi
penyelenggara pendidikan untuk menata kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia sehingga dengan demikian undang-undang dan peraturan menteri pendidikan
nasional itu perlu dibaca dan dipahami.
Untuk menyusun kurikulum Nasional, tentu ada lembaga yang diberi tugas dan
tanggung jawab untuk merancang atau mengembangkan kurikulum yang akan digunakan
secara nasional. Di Indonesia lembaga itu dikenal sebagai pusat kurikulum, yang berada di
bawah badan penelitian dan pengembangan pendidikan nasional (Balitbang Diknas). Di
Negara lain tentu saja ada lembaga seperti itu. Ada beberapa pemangku kepentingan yang
menurut David G. Amstrong biasanya di libatkan dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
a. Curiculum specialist (spesialis kurikulum, ahli kurikulum)
b. Teacher/instructors (guru/instruktur)
c. Learners (peserta didik)
d. Principals/corporate unit supervisors (kepala sekolah/unit pengawas)
e. Central office administrators/corporate administrators (administrator kantor
pusat/administrator perusahaan)
f. Special expert (ahli khusus)
g. Lay public representation (perwakilan masyarakat umum)[20]
Pengembangan kurikulum, sebagaimana dikemukakan adalah proses kompleks yang
terdiri dari berbagai kegiatan mengakses kebutuhan, mengidentifikasi harapan hasil belajar,
dan mempersiapkan proses pembelajaran untuk mengharapkan outcome hasil belajar. Tak
kalah pentingnya adalah menyesuaikan program pembelajaran dengan budaya, social, dan
berbagai kebutuhan orang-orang yang untuk merekalah kurikulum tersebut disipakan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manajemen adalah proses dimana adanya suatu kegiatan untuk mencapai atau mewujudkan
tujuan tertentu yang telah ditetapkan secara bersama didalam organisasi.
2. Kurikulum adalah susunan satu rangkaian kegiatan yang didalamnya mengandung rencana
belajar siswa, sebagai pengalaman belajar siswa yang diperoleh dari sekolah saat didalam
kelas maupun diluar sekolah.
3. Manajemen Kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk mewujudkan pencapaian
tujuan pengajaran juga meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Manajemen
kurikulum di sekolah ataupun didunia pendidikan sangat diperlukan guna untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
4. Ruang lingkup manajemn kurikulum/ Pokok kegiatan utama studi manajemen kurikulum
adalah meliputi bidang perencanaan, dan pengembangan, pelaksanaan, dan perbaikan
kurikulum.
5. Manajemen kurikulum terdapat lima prinsip untuk mengimplementasikan yaitu
Produktivitas, demokratisasi, Kooperatif, efektivitas dan efesiensi, dan mengarahkan visi,
misi, dan tujuan.
6. Fungsi manajemen berfungsi agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum
berjalan lebih efektif, efesien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar,
pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum.
7. Kurikulum di sekolah merupakan penentu utama kegiatan sekolah. Segala aktivitas siswa
mengacu pada kurikulum yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. 2009. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hamalik, Oemar, 2003, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers


Eliadian. Pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen
kurikulum, dalam http://eliadian.blogspot.com, 20:26/14.03.2015.

Nasution, 2003, Asas Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara.


Noor Rohinan M., MA, The Hidden curriculum (membangun karakter melalui kegiatan
ekstrakurikuler), Yogyakarta:Insan Madani, 2012
Munir, 2008, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: Alfabeta.

[1] Iwa Sukiswa, Dasar Dasar Umum Manajemen Pendidikan, (Bandung:TARSITO, 1986), h. 13
[2] Eliadiana, pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen
kurikulum,http://eliadian.blogspot.com, 20:26/13.04.2015.
[3] Ibrahim Bafadhal, Dasar Dasar Manajemen & Supervisi TamanKanak Kanak, (Jakarta: B
umi Akasara, 2006), h. 4
[4] Nanang Fattah, Landasan manajemen pendidikan (Bandung: Remaja rosdakarya, 2009), hlm.1
[5] Ibid, hal.3
[6] Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm3
[7] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.16.
[8] Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 3
[9] Nasution, Asas Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 7
[10] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung:Alfabeta, 2008), h. 28.
[11] Rusman, Manajemen , h. 3
[12] Ibrahim Bafadhal, Dasar., h. 67
[13] Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm.3
[14] Rusman, op.cit., hlm.4.
[15] Oemar Hamalik, manajemen pengembangan kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm21
[16] Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm4
[17] Ibid, hlm.5
[18] Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm4
[19] Eliadian, pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen
kurikulum,http://eliadian.blogspot.com, 20:26/13.04.2015.
[20] Rohinan M. Noor, MA, The Hidden curriculum (membangun karakter melalui kegiatan
ekstrakurikuler), Yogyakarta:Insan Madani, 2012, hal-8

Anda mungkin juga menyukai